Anda di halaman 1dari 19

KEMENTERIAN KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN TRANSFER KE
DAERAH DAN DANA DESA

Evaluasi Tahun 2016, Tantangan Tahun 2017 &


Perencanaan Tahun 2018

DISAMPAIKAN DIREKTUR JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN


DALAM SOSIALISASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA TAHUN
2017

JAKARTA, 2 Maret 2017


OUTLINE

DESENTRALISASI FISKAL
TUJUAN, PENINGKATAN ANGGARAN & REFOCUSING POSTUR TKDD

EVALUASI PELAKSANAAN TKDD


APBNP TAHUN 2016

KEBIJAKAN DAN TANTANGAN TKDD


APBN 2017

PERENCANAAN TKDD
APBN 2018

KEMENTERIAN KEUANGAN 2
Desentralisasi diwujudkan melalui penyerahan kewenangan disertai
dengan penyerahan sumber-sumber pendanaan

491 508
Pasal 18, Bab VI UUD 1945:
Negara Kesatuan RI dibagi atas daerah provinsi & daerah 341
294
provinsi dibagi atas kab & kota, masing-masing mempunyai
pemda. Pemerintah provinsi, kabupaten,& kota mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi 26 30 33 34
dan tugas pembantuan.
1998 2000 2010 2015
Prov. Kab./Kota

 Pasca Krisis Ekonomi 1997/1998, terjadi perubahan fundamental


dalam berbagai aspek kehidupan bangsa, termasuk Tata
Pemerintahan di Indonesia.
 Pelaksanaan amanat UU No. 22 dan 25 Tahun 1999, dikenal dengan Pemerintahan HKPD
istilah big bang, menandai era baru tata pemerintahan di Indonesia Daerah
yakni dengan memperkuat pelaksanaan otonomi daerah dan
desentralisasi. UU No. 22/1999 UU No. 25/1999
 Desentralisasi memberikan konsekuensi pada pola:
UU No. 32/2004 UU No. 33/2004
 Hubungan kewenangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah
dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah. UU No. 23/2014 RUU HKPD
 Hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah diatur
dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan Undang-
Undang.
Coverage HKPD
 Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah
Money follows function  Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah
Desentralisasi Kewenangan (otonomi) disertai dengan Desentralisasi Kab./Kota
Fiskal, Pemerintah Daerah diberikan kewenangan untuk mengelola  Antar Pemerintah Daerah
sumber pendanaan (revenue) dan pengelolaan belanjanya  Pemerintah Daerah dengan Lembaga Lainnya
(expenditure)
KEMENTERIAN KEUANGAN 3
Peningkatan kualitas perimbangan keuangan pusat dan daerah perlu
diikuti perbaikan kualitas belanja di daerah

Total TKDD 513,3  Kebijakan dan Alokasi Transfer ke


573,7 623,1 710,9 764,9 Daerah dan Dana Desa sebagai salah
Belanja K/L582.9 577.2 732.1 677.6 763.6 satu instrument penting desentralisasi
fiskal berperan strategis untuk:
900
 Perbaikan pelayanan dasar publik
800
yang lebih berkualitas.
60  Penurunan kesenjangan antar daerah.
700
46.7
600 20.8  Pengentasan kemiskinan.
0  Peningkatan kesejahteraan
500 0
masyarakat.
400
664.2 704.9
300
573.7 602.3
513.3
200
 Sejak era Kabinet Kerja, Alokasi
100 TKDD dalam APBN mengalami
0 peningkatan yang signifikan, sehingga
2013 2014 2015 2016 2017 volumenya lebih besar dibandingkan
LKPP LKPP LKPP Realisasi APBN dengan belanja KL: bukti penguatan
desentralisasi dan implementasi
Transfer ke Daerah Dana Desa Nawacita ke 3: “Membangun
Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa
dalam kerangka negara kesatuan”

KEMENTERIAN KEUANGAN 4
Evaluasi Pelaksanaan APBN 2016 (1):
Pengendalian Belanja dalam APBNP 2016

 Target pendapatan terlalu optimis (over target) Solusi:


 Implikasi: anggaran belanja membengkak/terlalu besar  Revisi target penerimaan perpajakan
(melampaui kapasitas fiskal) over spending  Pengendalian belanja pusat dan daerah
 Pelebaran defisit secara terkendali
Implikasi
 Dengan adanya over target pendapatan dan over spending, dapat
berpengaruh thd besarnya defisit yang melebar
 Perlu penyesuaian untuk mengamankan pelaksanaan APBNP TA
2016
KEMENTERIAN KEUANGAN 5
Evaluasi Pelaksanaan APBN 2016 (2):
Pengendalian Belanja TKDD dalam APBNP 2016

Langkah Pengamanan APBNP 2016


TANTANGAN
1. Pemulihan ekonomi global yang  Optimalisasi Peningkatan Penerimaan
lambat
Perpajakan
2. Penurunan Harga Komoditas
Utama
 Pengendalian Belanja Negara
3. Risiko pasar finansial yang
meningkat • Penghematan Belanja K/L Rp114,7 T
• Penghematan Belanja TKDD Rp72,9 T
 Penghematan alamiah
o DBH 4,2 T
o DAK Fisik 6,0 T
o DAK Nonfisik 23,8 T
DAMPAK o Dana Desa 2,8 T
 Penundaan
1. Shortfall penerimaaan o DAU 19,4 T
perpajakan o DBH Pajak 16,7 T

2. Menyebabkan APBN mengalami  Menjaga Defisit prognosis APBNP 2016 tetap


pelebaran defisit dibawah 3,0% thd PDB
 Realisasi APBNP 2016:
• Defisit Rp305,4 T
• Rasio Defisit : PDB (2,46)%

KEMENTERIAN KEUANGAN 6
Evaluasi Pelaksanaan APBN 2016 (3):
Realisasi Sementara APBN 2016

Realisasi tahun 2016 terhadap realisasi tahun 2015: Penundaan DAU tidak jadi dilaksanakan dan
• secara nominal lebih tinggi Rp87,2 T (13,99%) seluruh DAU yang semula sebagian ditunda
• secara persentase (91,5%) lebih rendah 2,3% terutama berkaitan sudah ditransfer pada bulan Desember 2016
dengan:
 Lebih rendahnya realisasi DBH Rp18,5 T dari pagu APBN-P
2016 (Penundaan Tw. IV Rp11,5 T dan penghematan alamiah Rp7 Bebarapa kebijakan untuk pelaksanaan TA 2017
T), berdasarkan evaluasi tahun 2016:
 Lebih rendahnya realisasi Dana Transfer Khusus Rp47,1 T dari  DAK Fisik: carry over sebagian penyaluran TA
pagu APBN-P 2016, terutama karena: 2016
• Penghematan alamiah DAK Non Fisik Rp32,5 T,
• Penyerapan DAK Fisik yang belum optimal Rp14,6T.  DBH: Penyelesaian Kurang Bayar

Realisasi mencapai Rp710,9 T, lebih tinggi dari  DAU: Penghitungan beban pengalihan urusan
realisasi belanja K/L Rp680,8 T konkuren dari Kab./Kota ke Provinsi dan dari
Provinsi ke Pusat
KEMENTERIAN KEUANGAN 7
Evaluasi Pelaksanaan APBN 2016 (4): Dana Desa

REALISASI PENYALURAN PENGGUNAAN


1.8% 0.0%
6.8%
3.6%
28,1 triliun Penyelenggaraan
Tahap I pemerintahan
27,9 triliun; 99,2% Pembangunan
Pemberdayaan
masyarakat
18,8 triliun Tahap I + II = Pembinaan
Tahap II Rp 46,6T dari ke-
18,7 triliun; 99,5% 46,9T masyarakatan
Tak terduga
Pagu Realisasi
(99,4%)
87.7%

EVALUASI PENYALURAN EVALUASI PENGGUNAAN


 Kendala penyaluran DD dari RKUN ke RKUD:
• Peraturan Bupati/Walikota ttg tata cara penghitungan DD setiap  Penggunaan Dana Desa di luar bidang prioritas.
Desa belum sesuai dengan ketentuan.  Pengeluaran Dana Desa tidak didukung dengan bukti yang
• Laporan realisasi penyaluran dan laporan konsolidasi memadai.
penggunaan belum disampaikan atau disampaikan secara  Pekerjaan yang diutamakan secara swakelola dengan
terpisah. memberdayakan masyarakat setempat dan bahan baku
• Sebagian daerah mengajukan penyaluran tahap II pada bulan lokal, dikerjakan seluruhnya oleh pihak ketiga/penyedia
terakhir tahun anggaran, mengakibatkan menumpuknya jasa.
permintaan penyaluran.  Pemungutan dan penyetoran pajak tidak sesuai.
 Desa belum mengenal mekanisme uang persediaan,
 Kendala penyaluran DD dari RKUD ke RKD: sehingga dana yang telah disalurkan ke RKDesa, ditarik
• APBDesa belum/terlambat ditetapkan dan disimpan di luar RKDesa.
• Perubahan regulasi  Belanja di luar yang telah dianggarkan dalam APBDesa.
• Dokumen perencanaan belum ada
• Laporan penggunaan belum dibuat
• Pergantian kepala desa

KEMENTERIAN KEUANGAN 8
Kebijakan Transfer ke Daerah dan Dana Desa APBN 2017 (1):
Dana Perimbangan

Dana Transfer Umum ditingkatkan dan didorong seoptimal mungkin untuk peningkatan kualitas layanan
publik

DANA BAGI HASIL (DBH) DANA ALOKASI UMUM (DAU)


Tujuan Tujuan
mengatasi ketimpangan fiskal vertikal, dengan fokus alokasi kepada mengatasi ketimpangan fiskal horizontal
daerah penghasil.
Alokasi 2017 Rp410,8 T
Alokasi 2017 Rp92,8 T
naik Rp2,3 T dari Rp 90,5 pada realisasi APBNP 2016 naik Rp25,4 T dari Rp385,4T dari realisasi APBNP 2016

Kebijakan Kebijakan
 Perluasan diskresi penggunaan DBH CHT, Dana Reboisasi dan 0,5%  Alokasi telah memperhitungkan pengalihan urusan
Tambahan DBH SDA Migas agar penggunaan dana lebih optimal dan pendidikan SMA/SMK dan urusan lainnya dari kab./kota ke
mengurangi SiLPA. provinsi.
 Percepatan penyelesaian kurang bayar DBH sesuai kemampuan  Formulasi 2017 memberikan afirmasi kepada daerah
keuangan negara  masih terdapat sisa kurang bayar dan penundaan kepulauan dengan meningkatkan bobot luas wilayah laut,
Tw IV 2016 sebesar Rp14,5 T yang perlu diusulkan dalam RAPBNP yaitu:
2017 • untuk provinsi naik dari 40% menjadi 45%
• untuk kab/kota naik dari 45% menjadi 50%.
 Alokasi DAU Kab/kota tahun 2017 tidak turun dibandingkan
Untuk meningkatkan kualitas belanja dan mendorong tahun 2016.
pembangunan ekonomi, minimal 25% Dana Transfer  Pagu DAU nasional dalam APBN tidak bersifat final atau
Umum (DBH + DAU) digunakan untuk belanja dapat berubah sesuai perubahan PDN neto  implikasi:
infrastruktur layanan dasar publik yang berorientasi daerah harus menyusun strategi penyesuaian dalam APBDP
pada pengurangan kemiskinan dan pembangunan 2017
ekonomi

KEMENTERIAN KEUANGAN 9
Kebijakan Transfer ke Daerah dan Dana Desa APBN 2017 (2):
DAK Fisik dan DAK Nonfisik
Alokasi dan Penyaluran Dana Transfer Khusus Berbasis Kinerja Pelaksanaan

DANA ALOKASI KHUSUS FISIK (DAK Fisik) DANA ALOKASI KHUSUS NONFISIK
Tujuan (DAK Nonfisik)
mengatasi ketimpangan penyediaan infrastruktur layanan publik
Tujuan
mendukung operasional penyelenggaraan layanan
Alokasi 2017 Rp58,3 T publik
turun Rp16,9 T dari realisasi APBNP 2016 sebesar Rp75,2 T
Alokasi 2017 Rp115,1 T
Kebijakan
naik Rp 8,4 T dari realisasi APBNP 2016 sebesar
 berdasarkan usulan daerah dan diselaraskan dg prioritas nasional dengan Rp89,3 T
afirmasi untuk daerah tertinggal, perbatasan, kepulauan, dan transmigrasi.
 Sinkronisasi rencana kegiatan DAK Fisik antar bidang/subbidang, Kebijakan
antardaerah, dan antara DAK dengan pendanaan lainnya, dengan  Alokasi disesuaikan dengan kebutuhan riil di
mengoptimalkan peran Provinsi. daerah, berdasarkan jumlah sasaran yang
 Petunjuk teknis ditetapkan dalam Perpres dan dapat berlaku lebih dari satu dibutuhkan untuk mencapai SPM, terutama di
tahun. bidang pendidikan dan kesehatan
 Penyaluran berbasis kinerja penyerapan dan pelaksanaan fisik, dan  Juga diarahkan untuk meningkatkan kapasitas
disalurkan melalui KPPN setempat guna efisiensi dan meningkatkan koperasi dan usaha kecil dan menengah, serta
governance: menjamin keberlanjutan dan keamanan Sistem
 Sinergi DJPK dan DJPB  perubahan peraturan (Revisi PMK 48 jo 187 Administrasi Kependudukan (SAK) terpadu
PMK.07/2016) serta pembuatan aplikasi penyaluran
 Permintaan penyaluran dan verifikasi kepada unit yg terdekat dg daerah
(governance lebih terjaga)

KEMENTERIAN KEUANGAN 10
Kebijakan Transfer ke Daerah dan Dana Desa APBN 2017 (3):
Dana Insentif Daerah dan Dana Desa

DANA INSENTIF DAERAH DANA DESA


Tujuan Tujuan
Memberikan rewards kepada daerah yang berkinerja baik
mendorong pertumbuhan ekonomi:
dalam:
• Menjaga tingkat konsumsi Rumah Tangga
 kesehatan fiskal & pengelolaan keuangan daerah.
 pelayanan dasar publik. • Peningkatan konektivitas melalui pembangunan infrastruktur utk
 ekonomi dan kesejahteraan mendorong stabilitas harga dan distribusi yang merata.

Alokasi 2017 Rp7,5 T Alokasi 2017 Rp60,0 T


• naik Rp 2,5 T dari realisasi APBNP 2016 sebesar Rp5 T naik Rp13,4 T dari realisasi APBNP 2016 sebesar Rp46,6 T
• daerah penerima DID sebanyak 317 daerah: 21 provinsi,
232 kabupaten 64 kota
Kebijakan
 Prioritas penggunaan:
Evaluasi DID 2017 • membiayai pembangunan
 Jumlah penerima DID naik dari 271 menjadi 317, Jumlah • pemberdayaan masyarakat
daerah yang lulus passing grade naik dari 109 menjadi  Pelaksanaan diutamakan melalui:
121; • Swakelola dengan menyerap tenaga kerja setempat dan
 Jumlah daerah penerima AM naik dari 228 menjadi 279, kegiatan yang mendorong masyarakat produktif secara
Jumlah daerah penerima AM dan AK naik dari 66 ekonomi
menjadi 83.
 Kab/Kota diwajibkan menganggarkan Alokasi Dana Desa (ADD)
sekurangnya 10% dari Dana Perimbangan setelah dikurangi DAK
(Pasal 72 UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa).

KEMENTERIAN KEUANGAN 11
Time Schedule Transisi Penyaluran Melalui KPPN

JAN JAN FEB JAN - MARET


FEB - APRIL
MINGGU 3 MINGGU MINGGU MARET MARET
3-4 1-4

PENYIAPA SOSIALISASI
PENYIAPAN N KEPADA
PENYUSUNA REGULASI: PENYUSUN PERANGKA SELURUH
PENYUSUNA PENYALURA
N POKJA REVISI PMK AN SOP T KPPN &
N PROSES N
DJPK & DJPB 187/2016 LINK (APLIKASI) PEMDA
BISNIS TRIWULAN I

1. PELAKSANAAN PENYALURAN MELALUI KPPN DITARGETKAN MULAI BULAN


APRIL 2017 (TRIWULAN 1)
2. PERLU MEMPERHITUNGKAN MASA TRANSISI:
• PERALIHAN KPA DARI DJPK KE DJPB
• PERALIHAN DIPA, PPSPM, PPSPP, DAN PPK

KEMENTERIAN KEUANGAN 12
Pengendalian Belanja APBD
Paling lambat tgl 20 bulan
berikutnya, Pemda wajib
menyampaikan:

1
Perkiraan belanja operasi & belanja DAU/DBH salurkan Uang kas dan/atau simpanan
modal bulanan untuk 12 bulan tepat jumlah pemda di bank jumlahnya
tidak wajar*)
Tepat Waktu
2

Laporan posisi kas bulanan


Terlambat
DAU/DBH disalurkan
DAU/DBH tunda dalam bentuk nontunai
3 max 50% (SBN)

Ringkasan realisasi APBD


bulanan

Keterangan:
*) Posisi Kas Tidak wajar adalah selisih lebih posisi kas dan
setara kas setelah dikurangi dengan belanja operasi dan
30% belanja modal 3 bulan berikutnya, serta rasionya
terhadap penerimaan DAU mencapai di atas 100%.

KEMENTERIAN KEUANGAN 13
Pokok-Pokok Kebijakan Transfer ke Daerah dan Dana
Desa 2018
• Pengalokasian DBH tetap berdasarkan prinsip by origin
DTU • Penyempurnaan Formula DAU dengan memperhitungkan pengalihan kewenangan antar tingkat pemerintahan.
• Penyempurnaan formulasi penghitungan PDN Neto
• Afirmasi kepada daerah kepulauan, tertinggal, dan perbatasan
• Penyempurnaan formulasi kebutuhan fiskal daerah (IKK sebagai faktor pengali) dalam penghitungan alokasi DAU
• Pemantauan penggunaan DTU untuk belanja infrastruktur layanan publik

• Penyempurnaan Jenis & Bidang DAK Fisik sesuai prinsip money follow program, berbasis proposal, serta sinkronisasi
DTK DAK dg belanja K/L
• Penguatan peran Propinsi dalam sinkronisasi usulan DAK Fisik daerah
• peningkatan kualitas DAK Nonfisik melalui penerapan performance based & pemantauan penggunaan

• Penyederhanaan dan penajaman kriteria pengalokasian DID


DID • Penilaian kinerja melalui pengelompokan/ klastering berdasarkan antara lain :
 Kinerja tata kelola keuangan daerah
 Kinerja pelayanan publik
 Kinerja pengentasan kemiskinan

Dana • Kebijakan penggunaan untuk mengatasi kemiskinan & kesenjangan, serta kesejahteraan masyarakat desa
• Penggunaan fokus pada program/kegiatan dengan daya ungkit tinggi dan berdampak langsung thd:

Desa  pertumbuhan ekonomi,


 peningkatan lapangan kerja,
 pengurangan kemiskinan di desa,
• Penyaluran berdasarkan kinerja pelaksanaan.

KEMENTERIAN KEUANGAN 14
Rancangan Jenis dan Bidang
DAK Fisik Tahun 2018
RANCANGAN BIDANG DAK
DAK REGULER DAK AFIRMASI DAK PENUGASAN
Tujuan Penyediaan pelayanan dasar sesuai UU Percepatan pembangunan Mendukung Pencapaian Prioritas Nasional
23/ 2014 dengan target pemenuhan infrastruktur dan pelayanan dasar Tahun 2018 yang menjadi kewenangan
Standar Pelayanan Minimal dan pada Lokasi Prioritas yang termasuk Daerah, lingkup kegiatan spesifik serta lokasi
ketersediaan sarana dan prasarana kategori daerah perbatasan, prioritas tertentu.
untuk pencapaian Program Presiden kepulauan, tertinggal, dan
Ekonomi Berkeadilan transmigrasi (Area/Spatial Based).

Bidang 1. Pendidikan 1. Kesehatan (Puskesmas) 1. Pendidikan (SMK)


2. Kesehatan dan KB 2. Perumahan dan Permukiman 2. Kesehatan (RS Rujukan & RS Pratama)
3. Air Minum 3. Transportasi 3. Air Minum
4. Sanitasi 4. Pendidikan 4. Sanitasi
5. Perumahan dan Permukiman 5. Air Minum 5. Jalan
6. Pasar 6. Sanitasi 6. Irigasi
7. IKM 8. Pertanian 7. Pasar
8. Pertanian 8. Energi Skala Kecil
9. Kelautan dan Perikanan 9. Lingkungan Hidup dan Kehutanan

10. Pariwisata
11. Jalan

KEMENTERIAN KEUANGAN 15
UPAYA PENINGKATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Sesuai arahan Menteri Keuangan untuk meningkatkan pengetahuan dan koordinasi terkait
pengelolaan hubungan keuangan pusat dan daerah....

BIMTEK
PENGELOLAAN Internship Secondment
KEUANGAN DAERAH
Secondment ke Pemda & KPPN
Tujuan Internship Pemda
• menciptakan kesetaraan pemahaman dan • Meningkatkan pengetahuan pengelolaan
keterampilan para pengelola keuangan • Meningkatkan pengetahuan pengelolaan keuangan daerah dan HKPD
daerah di seluruh Indonesia untuk keuangan daerah
• Meningkatkan pengetahuan tentang
mendukung harmonisasi HKPD • Meningkatkan pengetahuan potensi PDRD
peningkatan potensi PDRD implementasi pada
Pemda

Internship Kanwil DJPB


Target/Sasaran:
• Peningkatan Kesehatan Keuangan • Meningkatkan koordinasi dalam bidang:
Daerah di 200 daerah  Pemantauan penerimaan dana transfer & Secondment ke Kanwil DJPB
hibah • Meningkatkan koordinasi dalam bidang:
Modul:  Pemantauan laporan realisasi penggunaan
 Pemantauan penerimaan dana
• Analisis Potensi Pajak dana transfer dari Kepala Daerah ke DJPK
transfer dan hibah
• Penilaian, Pemeriksaan, dan  Fasilitasi penyampaian informasi keuangan
 Pemantauan laporan realisasi
penagihan Pajak Daerah) daerah melalui sistem elektronik
penggunaan dana transfer dari
• Perencanaan dan Penganggaran  Bimbingan Teknis Pengelolaan Keuangan
Kepala Daerah kepada DJPK
• Pengelolaan Daerah
 Fasilitasi penyampaian informasi
• Belanja Daerah • Meningkatkan Sinergi yang baik DJPK & DJPB
keuangan daerah melalui sistem
• Penatausahaan Perbendaharaan elektronik
Daerah  Bimbingan Teknis Pengelolaan
• Akuntansi Berbasis Akrual Keuangan Daerah
• Pengelolaan Barang Milik Daerah • Meningkatkan Sinergi yang baik antara
DJPK dan DJPBN

KEMENTERIAN KEUANGAN 16
Rancangan Undang-Undang Hubungan Keuangan Pusat & Daerah:
OUTLINE
Pengaturan yang lebih komprehensif mengikuti peningkatan kompleksitas hubungan keuangan antar
berbagai level pemerintahan

 Kerjasama dengan pihak ketiga;


 Kerja sama dengan lembaga atau pemda LN;
 Pinjaman kepada BUMD;
 Hibah kepada lembaga nonpemerintah/BUMD;
 Subsidi kepada BUMD; dan
 Penyertaan modal kepada BUMD.

Daerah dg LNP
& BUMD

Desentralisasi Pendapatan:
 Pengelolaan PAD
 TKDD
 Pinjaman Daerah  Pendanaan tugas pembantuan;
 Bagi hasil pajak provinsi;
Desentralisasi Belanja:  Hibah antar pemerintah;
 Belanja sesuai prioritas daerah Prov dg
 Belanja yg ditentukan Pemerintah Pusat Hubungan  Pinjaman antar pemerintah;
Kab/Kota  Pelaksanaan Dana Otsus & DK DIY;
penggunaannya & Daerah Keuangan  Sinkronisasi usulan DAK Fisik;
 Evaluasi APBD kab./kota.

 Pendanaan kerja sama Antar Daerah


 Hibah antar Daerah
 Pinjaman antar Daerah
 Bantuan keuangan
KEMENTERIAN KEUANGAN 17
Rancangan Undang-Undang Hubungan Keuangan Pusat & Daerah:
Perubahan Substansial dalam rangka terciptanya HKPD yang lebih berkualitas

Pengaturan pengelolaan keuangan daerah


Optimalisasi peran DAU sebagai equalization yang adil, transparan, & akuntabel:
grant dengan:  Pengaturan penggunaan DTU setidaknya 25%
 menghilangkan Alokasi Dasar, dengan masa transisi. untuk belanja infrastruktur
 Konversi penyaluran DTU bagi daerah yg
 mengukur Kapasitas Fiskal dengan pendekatan
memiliki kas dan/atau simpanan dalam jumlah
potensi.
tidak wajar.
 mengukur Kebutuhan Fiskal dengan memperkirakan
kebutuhan sektoral.
 menggunakan cluster provinsi & kab/kota. Mendorong penggunaan pinjaman daerah
Rp Rp
sbg sumber pendanaan:
 Pembentukan lembaga pembiayaan yang
Reformulasi DAK utk menjaga prioritas Rp Rp mendapat penugasan khusus (LPPI)
nasional & keseimbangan layanan publik  Pengaturan mengenai Obligasi Daerah Syariah
antar daerah:
 pendekatan proposal based.
 pendekatan lokasi prioritas. Monev untuk menjaga kualitas belanja
 pendekatan unit cost.
daerah
 sinkronisasi & harmonisasi dg Belanja K/L &
 Perluasan objek monev meliputi keseluruhan
Daerah.
siklus administrasi pemerintahan, mulai dari
Mekanisme penyaluran DAK & Dana perencanaan sampai dengan pemantauan
Desa yang berbasis kinerja: outcome.
 kinerja output  Hasil monev menjadi dasar kebijakan TKDD
 kinerja penyerapan tahun berikutnya.

Pengaturan DID sebagai bentuk reward


 Memberikan insentif bagi daerah yang
berkinerja baik berdasarkan kriteria tertentu

KEMENTERIAN KEUANGAN 18
Terima Kasih

KEMENTERIAN KEUANGAN 19

Anda mungkin juga menyukai