Kelompok 1
1. Ella Aulia Putri
2. Fira Siska Aulia
Medan Magnetik
ds x
ds dx
0 ds rˆ
dB I 2
tan
a
x
4
r
r
r̂ a
Besar:
ds x ds rˆ ds rˆ sin
ds dx
dx sin
Arah: 2
B berarah keluar a a
r 2
r
sin sin
dB
2
0 sin
dB I sin dx
r 4 a
3
ds 0 I sin
2 dx
4 a
a dx a
x 2
tan
a tan d sin
x
r a
r̂ a dx 2
d
sin
0 I sin
3
dB 2 dx
ds x 4 a
ds dx 0 I sin a
3
2 2 d 0 I
sin d
4 a sin 4a
I 0 I 0 I
B dB 0 sin d cos 0
180
2
4a 4a 4a
0 I
2a
Hukum Ampère
0I
B.ds B ds 2r (2r ) 0 I
B.ds I
0
Hukum Ampère
B cos I
i
i 0
Hukum Biot-Savart
Note: ds = d𝓁 sin θ
dengan:
θ = sudut antara I d𝓁 dengan ȓ
Hukum Biot-Savart
Persamaan hukum Biot-Savart juga dapat
dinyatakan dalam bentuk lain, yaitu:
0 I sin
B
4 r
2
Penerapan
Hukum
Ampere dan
Hukum Biot-
Savart
Induksi
Induksi
Magnetik
Magnetik
oleh Kawat
pada
Melingkar
Solenoida
Berarus
Induksi
Magnetik Induksi
oleh Kawat Magnetik
Lurus Berarus pada Toroida
Listrik
Kawat Panjang Lurus Berarus
Listrik
Dapat ditentukan dengan
hukum Ampere. Karena B
dan d𝓁 searah maka θ = 0o
sehingga cos θ = 1.
r 0 I 0
B 0 I
2 0 B
2R 2r
B
R
r
Kawat Panjang Berarus Listrik yang
Berjari-jari R
• Bila r < R
2
r2 r2 o( r )
Ar
Ir I I 2I
AR R 2
R 0 I r R 2 oIr
B
2r 2r 2 R 2
dengan:
r = jarak titik di dalam kawat ke titik pusat kawat (m)
Kawat Panjang Berarus Listrik yang
Berjari-jari R
Untuk daerah di permukaan kawat,
• Bila r = R panjang lintasan lingkaran yang
melingkupi arus listrik adalah ∫d𝓁 = 2πR,
0 IR oI sedangkan arus listrik yang dilingkupi
B
2R 2R oleh lintasan tersebut adalah IR = I.
dengan:
r = jarak titik di luar kawat ke dalam titik pusat
kawat (m)
Medan magnet di dalam kawat
berarus I0
a r 2 r 2
r A
I I0 2 I0 2 I0
A R R
0 I r
B ds 2rB I
Circle
0 B
2r
B 0
2R
I
2 0
Penggalan Kawat Berarus
Listrik
Hubungan β dengan α
diperoleh dari segitiga
siku-siku POQ.
β + α = 90o
sin β = sin (90o – α)
sin β = cos α
QR
d QR r.d
r
Sekarang, bandingkan segitiga siku-siku QRS
o QR
sin( 90 )
QS
QS =dl, QR = rdα, dan sin (90o – α) = cos α
rd rd
cos dl
dl cos
Penggalan Kawat Berarus Listrik
Hubungan r dengan α diperoleh dengan menggunakan
perbandingan cos α dalam segitiga siku-siku POQ.
OP
cos
PQ
a a
cos r
r cos
Penggalan Kawat Berarus Listrik
id o id
r 4
o
B 2
o
4 a cos .d
4a 1
cos
i 2 i
[sin ]
2
cos d
o o
4a 1
4a 1
i
[sin 2 sin ]
o
B 1
4a
i
[sin 2 sin( )]
o
B 1
4a
i
B [sin sin ]
o
1 2
4a
Induksi Magnetik oleh Kawat Melingkar
Berarus
I dsin
o
dB 2
4 r
Id
o
( 2
x R
R
) 2
IR
o
dBx 2 2
d
4
3
x R 4 ( x 2 R 2) 2
sehingga:
IR IR
dl
o o
Bp Bx 3 3 ( 2R )
4 ( x 2 R 2) 2
4 ( x 2 R 2) 2
oIR 2
Bp 3
2 (x R )
2 2 2
Induksi Magnetik oleh Kawat Melingkar
Berarus
Dengan demikian, induksi magnet pada titik P dari kawat melingkar
berarus listrik dapat ditentukan dengan persamaan:
R
sin
x2 R2
oI R 2 ( R ) oI R3
Bp 3
2( R ) ( )
3
2( R ) ( x R )
2 2 2 2
x R 2
oI
Bp sin 3
2( R )
Bila induksi magnetik terjadi pada jarak titik yang sangat jauh
dari pusat lingkaran (x >> R)
I R2 o
B p
2 x3
Induksi Magnetik oleh Kawat Melingkar
Berarus
I o
B N
o
2R
Medan magnetik di sekitar kawat
lingkaran berarus
Keterangan:
B = induksi magnetik di pusat
lingkaran
μ = permeabilitas hampa
= 4π x 10-7 Wb/ amp x m
R = jari-jari lingkaran
i = kuat arus listrik
n = jumlah lingkaran kawat
Di sumbu lingkaran, pada titik Q yang
berjarak x dari pusat lingkaran :
r
R
i
x Q
MEDAN MAGNETIK DI SUMBU KAWAT
LINGKARAN BERARUS
Sebuah kawat penghantar berbentuk lingkaran (jari-
jari = a) dialiri arus I maka besarnya induksi
magnetik di sumbu lingkaran P .
Induksi Magnetik pada Solenoida
B.dl NI 0
B.dl B.dl 0 3 B.dl 0
3
B.dl
2
B.dl
1
B.dl
4
B.dl
0 I 2 4
Sehingga persamaan
menjadi
B 0 NI B.dl 0 0 0 NI
0
1
0 NI B dl cos 0 0 NI
B
B 0 NI
Induksi Magnetik pada Solenoida
Nilai induksi magnetik di salah satu ujung solenoida sama dengan
setengah dari nilai induksi magnetik di tengah-tengah solenoida,
yaitu:
1 0 NI
Bu ju n g Bten g a h
2 2
Jika N/𝓁 diganti dengan n, yaitu jumlah lilitan tiap satuan
panjang, maka induksi magnetik oleh solenoida dinyatakan
dengan persamaan-persamaan berikut:
Bten g a h 0 nI dengan:
N = jumlah lilitan pada
0 nI solenoida
Bu ju ng 𝓁 = panjang solenoida (m)
2
Induksi Magnetik pada Toroida
B dcos 0o oI
B (2r ) oI
oI
B
(2r )
Keterangan:
Jika toroida mempunyai N lilitan B = induksi magnetik di
sumbu toroida
0 NI μο= permeabilitas hampa
B atau
2r 0 NI
= 4π x 10-7 Wb/ amp x m
r= jari-jari efektif toroida (m)
B I = kuat arus listrik
𝓁 = keliling toroida (m)
Gaya
Lorentz
FL= B I l sin α
v v
Medan menembus bidang
mv 2 mv
FB qvB Fs qB
FB r r
+
qB mv
v r
m qB
MOMEN GAYA LORENTZ
Kopel gaya Lorentz pada
kumparan akan menyebabkan
rotasi pada sumbunya dan tidak
mengalami translasi karena
resultan gaya sama dengan nol.
F Fcd Fab 0
Rotasi pada kumparan karena momen gaya sesuai dengan persamaan berikut
2 2
( p l ) BI sin
dengan:
NABI sin
Sifat Kemagnetan
Bahan
• Berdasar pada bagaimana bahan bereaksi dengan medan
magnet, dibagi menjadi bahan diamagnetik, paramagnetik,
dan bahan ferromagnetik.
• Bahan diamagnetik adalah bahan yang ditolak oleh medan
magnet, contohnya emas, tembaga, perak, seng, garam
dapur, dll.
• Bahan paramagnetik adalah bahan yang ditarik dengan
gaya yang sangat lemah dalam medan magnet, contohnya
aluminium, magnesium, wolfram, platina, dan kayu.
• Bahan ferromagnetik adalah bahan yang ditarik dengan
kuat dalam medan magnet dan bila bahan ini dalam
medan magnet, maka akan menarik banyak sekali garis-
garis medan magnet.