Anda di halaman 1dari 28

Mata Kuliah Dasar Umum

Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu:
Eka Nopriyanti, S.Pd.

PERTEMUAN 2:
PENERAPAN EYD PADA PENULISAN KATA DAN
PEMAKAIAN TANDA BACA
PENULISAN KATA
 Kata Dasar
 Kata Berimbuhan
 Bentuk Ulang
 Gabungan Kata
 Pemenggalan Kata
 Kata Depan
 Partikel
 Singkatan dan Akronim
 Angka dan Bilangan
 Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya
 Kata si dan sang
KATA DASAR
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Kantor pajak penuh sesak.
Saya pergi.
Buku itu sangat tebal.
KATA BERIMBUHAN
Imbuhan/afiksasi (awalan/prefiks, sisipan/infiks, akhiran/sufiks, serta awalan dan
akhiran/konfiks) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
berjalan
gemetar
lukisan
kemajuan
Termasuk imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti –isme, -man, -wan, atau –wi
ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
sukuisme
seniman
kamerawan
gerejawi
KATA BERIMBUHAN
Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Misalnya:

adibusana dwiwarna narapidana semiprofesional


aerodinamika ekabahasa nonkolaborasi subbagian
antarkota ektrakurikuler paripurna swadaya
antibiotik infrastruktur pascasarjana telewicara
awahama inkonvensional pramusaji transmigrasi
bikarbonat kontraindikasi prasejarah tunakarya
biokimia kosponsor proaktif tritunggal
dekameter mancanegara purnawirawan tansuara
demoralisasi multilateral saptakrida ultramodern
KATA BERIMBUHAN
Bentuk terikat yang diikuti kata berawalan kapital atau singkatan yang berupa huruf
kapital ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-)
Misalnya:
non-Indonesia
pro-Barat
pra-UN
anti-PKI
Bentuk maha (mengacu nama/sifat Tuhan) jika diikuti kata turunan ditulis terpisah
dan jika diikuti kata dasar (selain kata esa) ditulis serangkai.
Misalnya:
Maha Pengasih
Maha Esa
Mahabesar
BENTUK ULANG
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Misalnya:
anak-anak (bentuk ulang sempurna)
berjalan-jalan (bentuk ulang berimbuhan)
lauk-pauk (bentuk ulang berubah bunyi)
Bentuk ulang dari gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertama.
Misalnya:
surat kabar = surat-surat kabar
kapal barang = kapal-kapal barang
kereta api cepat = kereta-kereta api cepat
Bentuk ulang yang diberi huruf kapital pada nama lembaga, dokumen, judul buku, majalah
hanya bentuk ulang sempurna.
Ia menyajikan makalah “Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata”.
Slogan “Terus-menerus Ramah-tamah” dikampanyekan gubernur baru itu.
GABUNGAN KATA
Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah.
Misalnya:
duta besar
kambing hitam
rumah sakit
orang tua
cendera mata
mata acara
Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah arti ditulis dengan tanda hubung (-).
Misalnya:
anak-istri pejabat (anak dan istri dari pejabat)
anak istri-pejabat (anak dari istri pejabat)
ibu-bapak kami (ibu dan bapak kami)
ibu bapak-kami (ibu dari bapak kami)
GABUNGAN KATA

Gabungan kata yang mendapat awalan atau


akhiran (saja) ditulis terpisah, sementara yang
mendapat awalan dan akhiran ditulis serangkai.
Misalnya:
menganak sungai
sebar luaskan
bertanggung jawab
pertanggungjawaban
GABUNGAN KATA
Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai.
Misalnya:

apalagi kacamata radioaktif


bagaimana kasatmata saptamarga
barangkali kilometer saputangan
beasiswa manasuka saripati
belasungkawa matahari sediakala
bilamana olahraga segitiga
bumiputra padahal sukacita
darmabakti peribahasa sukarela
dukacita perilaku syahbandar
hulubalang puspawarna wiraswasta
PEMENGGALAN KATA
 Kata dasar
Pemenggalan di antara kedua huruf vokal jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan.
bu-ah ma-in ni-at sa-at
Huruf diftong (ai, au, ei, oi) tidak dipenggal.
pan-dai au-ra sur-vei am-boi
Pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan jika di tengah kata terdapat huruf konsonan
(termasuk gabungan huruf konsonan) di antara dua huruf vokal.
ba-pak de-ngan mu-sya-wa-rah
Pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan jika di tengah kata dasar terdapat dua
huruf konsonan.
Ap-ril man-di sang-gup makh-luk
Pemenggalan dilakukan di antara huruf konsonan pertama dan kedua jika di tengah kata dasar
terdapat tiga huruf konsonan atau lebih (masing-masing melambangkan satu bunyi)
ul-tra in-stru-men ben-trok in-fra
*gabungan huruf konsonan melambangkan satu bunyi tidak dipenggal
PEMENGGALAN KATA
 Kata turunan
Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya di antara bentuk dasar dan unsur
pembentuknya.
mem-pertanggungjawabkan
memper-tanggungjawabkan
mempertanggung-jawabkan
mempertanggungjawab-kan
Pemenggalan kata turunan yang bentuk dasarnya mengalami perubahan dilakukan
seperti pada kata dasar.
me-ngon-sum-si pe-ngon-sum-si
me-nu-tup pe-nu-tup
me-nya-pu pe-nya-pu
me-ma-kai pe-ma-kai
PEMENGGALAN KATA
 Kata turunan
Pemenggalan kata bersisipan dilakukan seperti pada kata dasar.
ge-lem-bung bukan g-el-em-bung
ge-mu-ruh bukan g-em-u-ruh
ge-ri-gi bukan g-er-i-gi
si-nam-bung bukan s-in-am-bung
te-lun-juk bukan t-el-un-juk
Pemenggalan kata yang menyebabkan muncul satu huruf di awal atau akhir baris tidak dilakukan.
Misalnya:
Beberapa pendapat mengenai masalah itu
telah disampaikan. (bukan)
Beberapa pendapat mengenai masalah i-
tu telah disampaikan. (atau)
Beberapa pendapat mengenai masalah it-
u telah disampaikan.
PEMENGGALAN KATA
Kata terdiri atas dua unsur atau lebih (salah satu unsurnya dapat bergabung dengan unsur
lain), pemenggalan dilakukan di antara unsur-unsur itu. Tiap unsur gabungan itu dipenggal
seperti pada kata dasar.
biografi, bio-grafi, bi-o-gra-fi
fotokopi, foto-kopi, fo-to-ko-pi
Nama orang yang terdiri atas dua unsur atau lebih pada akhir baris dipenggal di antara
unsur-unsurnya.
Lagu “Indonesia Raya” digubah oleh Wage
Rudolf Supratman
Singkatan nama diri atau gelar yang terdiri atas dua huruf atau lebih tidak dipenggal.
Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.Ng. Rangga Warsita.
bukan
Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.
Ng. Rangga Warsita
KATA DEPAN
Kata depan di (menyatakan tempat atau arah), ke, dan dari, ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinya.
*khusus kata depan di- (apabila sebagai imbuhan ditulis serangkai dengan kata
yang mengikutinya).
Misalnya:
Di mana dia sekarang?
Ke mana ia pergi?
Ia berada di barat. (menyatakan arah)
Kain itu disimpan (imbuhan) di dalam (kata depan) lemari.
Dia pergi ke sawah.
Ia berasal dari Pulau Bali.
Cincin itu terbuat dari emas.
PARTIKEL
 Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Bacalah buku ini!
Siapakah gerangan dia?
Apatah gunanya bersedih?
 Partiel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya (kecuali
kata hubung).
Apa pun permasalahannya, dia dapat mengatasinya.
Meskipun hujan turun, ia tetap pergi.
 Partikel per ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Harga kain itu Rp50.000,00 per meter.
SINGKATAN DAN AKRONIM
 Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti tanda
titik pada setiap unsur singkatan itu.
A. H. Nasution
H. Hamid
Sdr. Bayu
Kol. Darmawati
 Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti tanda titik di akhir.
dll. dkk. dst. dsb. sbb. tsb. hlm. ybs. yth. ttd. sda.
 Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai dalam surat-
menyurat diikuti tanda titik di setiap hurufnya.
a.n. d.a. u.b. u.p. s.d.
SINGKATAN DAN AKRONIM
 Singkatan yang terdiri atas huruf awal nama (lembaga
pemerintahan dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan
atau organisasi, serta dokumen resmi) ditulis kapital tanpa titik.
NKRI, UI, PBB, WHO, PGRI, KUHP
 Singkatan yang terdiri atas hurud awal seriap kata yang bukan
nama diri ditulis kapital tanpa titik.
PT, MAN, SD, KTP, SIM, NIP
 Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan,
dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Cu, cm, kVA, l, kg, Rp
SINGKATAN DAN AKRONIM
 Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata
ditulis kapital tanpa titik.
BIN, LIPI, LAN, PASI
 Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau
gabungan huruf dan suku kata ditulis kapital pada huruf
pertama.
Bulog, Kowani, Kalteng, Suramadu
 Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal
dan suku kata atau gabungan suku kata ditulis huruf kecil.
iptek, pemilu, puskesmas, rudal, tilang.
ANGKA DAN BILANGAN
 Angka Arab: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
 Angka Romawi: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D (500), M (1000)

 Bilangan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf kecuali dipakai berurutan dalam

perincian.
Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.
Koleksi perpustakaan itu lebih dari satu juta buku.
Kendaraan yang datang terdiri atas 50 bus, 100 minibus, dan 250 sedan.
 Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.

Lima puluh siswa teladan mendapat beasiswa.


(bukan)
50 siswa teladan mendapat beasiswa.
*Apabila bilangan pada awal kalimat lebih dari dua kata maka susunan kalimatnya diubah.
250 orang peserta diundang panitia. (kalimat awal)
Dua ratus lima puluh orang peserta diundang panitia. (diubah menjadi huruf)
Panitia mengundang 250 orang peserta. (kalimat diubah)
ANGKA DAN BILANGAN
 Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan huruf agar mudah
dibaca.
Dia mendapatkan pinjaman sebesar 550 miliar rupiah.
 Angka dipakai untuk menyatakan ukuran panjang, berat, luas, isi, waktu, dan nilai uang.

0,5 sentimeter
5 kilogram
4 hektare
10 liter
1 jam 20 menit
Rp5.000,00
 Angka dipakai untuk menomori alamat, bagian karangan, dan ayat kitab suci.

Jalan Pasteur II No.21 atau Jalan Pasteur II/21


Bab X, Pasal 5, halaman 252
Surah Yasin: 9
ANGKA DAN BILANGAN
 Penulisan bilangan dengan huruf.
 Bilangan utuh
dua belas (12)
 Bilangan pecahan
setengah atau seperdua (1/2)
tiga dua pertiga (3 2/3)
 Penulisan bilangan tingkat.
abad XX atau abad ke-20 atau abad kedua puluh
 Penulisan angka yang berakhiran –an.

lima lembar uang 5.000-an (lima lembar uang lima ribuan)


 Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus dalam peraturan perundang-
undangan, akta, dan kuitansi.
Telah diterima uang sebanyak Rp2.950.000,00 (dua juta sembilan ratus lima
puluh ribu rupiah) untuk pembayaran satu unit televisi.
ANGKA DAN BILANGAN
 Penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan
diikuti huruf.
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50
(sembilan ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).
 Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis

dengan huruf.
Kelapadua
Simpanglima
Rajaampat
Tigaraksa
KATA GANTI KU-, KAU-, -KU, -MU, DAN -NYA
 Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan
kata yang mengikutinya.
Rumah itu telah kujual.
Majalah ini boleh kaubaca.
 Kata ganti –ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai
dengan kata yang mendahuluinya.
Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di
perpustakaan.
KATA SI DAN SANG
 Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
surat itu dikembalikan kepada si pengirim.
ibu itu menghadiahi sang suami sepatu.
 Huruf awal sang ditulis kapital jika menyatakan unsur nama
Tuhan dan si ditulis kapital jika menyatakan julukan orang.
Kita harus berserah diri kepada Sang Pencipta.
Di depan Si Petarung sedang berdiri.
PEMAKAIAN TANDA BACA
1. Tanda Titik (.)
2. Tanda Koma (,)
3. Tanda Titik Koma (;)
4. Tanda Titik Dua (:)
5. Tanda Hubung (-)
6. Tanda Pisah (─)
7. Tanda Tanya (?)
8. Tanda Seru (!)
9. Tanda Elipsis (...)
10. Tanda Petik (“...”)
11. Tanda Petik Tunggal (‘...’)
12. Tanda Kurung ((...))
13. Tanda Kurung Siku ([...])
14. Tanda Garis Miring (/)
15. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
DAFTAR PUSTAKA
 Gantamitreka dan Shokha. 2016. Kesalahan
Berbahasa: Penggunaan EYD. Solo: Genta Smart
Publisher.
PENUGASAN KELOMPOK
 Setiap kelompok mencari materi tentang lima
pemakaian tanda baca yang sudah ditentukan
sebelumnya, sertakan contoh dari setiap
pemakaian tanda baca tersebut, dan cari artikel
tentang kebidanan (dari blog) lalu temukan tanda
baca apa saja yang dipakai. Jika ada kesalahan
penggunaan tanda baca berikan penjelasan
perbaikannya.

Anda mungkin juga menyukai