Anda di halaman 1dari 18

SI

I SA
L
SIA
SO

PENERAPAN PPKM DALAM


MENDUKUNG KEBIJAKAN
PEMBELAJARAN TATAP MUKA
TERBATAS YANG AMAN

CABANG DINAS PENDIDIKAN


WILAYAH 1
DAMPAK SOSIAL NEGATIF YANG BERPOTENSI TERJADI PADA SISWA JIKA PEMBATSAN
SEKOLAH TATAP MUKA DILAKSANAKAN DALAM WAKTU YANG PANJANG

1. Risiko putus sekolah dikarenakan anak “terpaksa” bekerja untuk membantu keuangan keluarga di
tengah krisis pandemi COVID-19;

2. Perbedaan akses dan kualitas selama pembelajaran jarak jauh dapat mengakibatkan kesenjangan
capaian belajar, terutama untuk anak dari sosioekonomi berbeda;

3. Tanpa sekolah, banyak anak yang terjebak di kekerasan rumah tanpa terdeteksi oleh guru;

4. Banyak orang tua yang tidak bisa melihat peranan sekolah dalam proses belajar mengajar apabila
proses pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka;

5. Studi menemukan bahwa pembelajaran di kelas menghasilkan pencapaian akademik yang lebih baik
saat dibandingkan dengan Pembelajaran Jarak Jauh;

6. Ketika anak tidak lagi datang ke sekolah, terdapat peningkatan resiko untuk pernikahan dini, eksploitasi
anak terutama perempuan, dan kehamilan remaja.
KEBIJAKAN PEMBELAJARAN DI MASA PANDEMI
COVID-19

Penyesuaian Keputusan
Kementeria Bersama (SKB) 4 Menteri
Kementerian Kementeria Kementeria Tanggal 21 tentang tentang Panduan
n
n Dalam Desember
Pendidikan Kesehatan n Penyelenggaraan Pembelajaran
Negeri 2021
dan Agama di Masa Pandemi Coronavirus
Kebudayaan
Disease 2019 (Covid-19)
POIN PENGATURAN DALAM SKB 4 MENTERI

1. Setelah pendidik dan tenaga kependidikan di satuan pendidikan divaksinasi COVID-19 secara lengkap,
1 pemerintah pusat, pemerintah daerah, kanwil, atau kantor Kemenag mewajibkan satuan pendidikan
untuk menyediakan layanan:
a. pembelajaran tatap muka terbatas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan
b. pembelajaran jarak jauh

1. Penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi COVID-19 dilakukan berdasarkan level


2 Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang ditetapkan pemerintah dan capaian
vaksinasi pendidik, tenaga kependidikan, dan warga masyarakat lanjut usia.

2. Satuan Pendidikan yang berada pada daerah khusus berdasarkan kondisi geografis sesuai dengan
3 Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 160/P/2021 tentang Daerah
Khusus Berdasarkan Kondisi Geografis dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka secara penuh
dengan kapasitas peserta didik 100% (seratus persen).

3. Setiap satuan pendidikan pada daerah khusus paling sedikit 50% (lima puluh persen) pendidik
dan
4 tenaga kependidikannya telah divaksin COVID-19 pada akhir Januari 2022.
LANJUTAN 1
Pemerintah pusat, pemerintah daerah, kantor wilayah Kementerian Agama provinsi, kantor Kementerian
Agama kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya mewajibkan seluruh satuan pendidikan anak usia
5 dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi di wilayahnya untuk melaksanakan
pembelajaran tatap muka terbatas paling lambat semester genap tahun ajaran dan tahun akademik
2021/2022.

Orang tua/wali peserta didik dapat tetap memilih pembelajaran tatap muka terbatas atau pembelajaran
6 jarak jauh bagi anaknya sampai semester gasal tahun ajaran 2021/2022 berakhir.

Pemerintah pusat dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya wajib melakukan pengawasan
7 dan evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan pembelajaran.

Dalam hal berdasarkan hasil pengawasan dan evaluasi terdapat:


a. Kepala satuan pendidikan yang terbukti melakukan pelanggaran protokol kesehatan pada saat
8 pembelajaran tatap muka terbatas berlangsung; dan/atau
b. Pendidik dan tenaga kependidikan yang telah ditetapkan sebagai sasaran penerima vaksin Covid-19
tetapi menolak divaksin Covid-19.
Pemerintah pusat, pemerintah daerah, kantor wilayah Kementerian Agama provinsi, kantor Kementerian
Agama kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya dapat memeberikan sanksi berdasarkan ketentuan
peraturan perundangan.
LANJUTAN 2

Dalam hal terdapat kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat untuk mencegah
9 dan mengendalikan penyebaran COVID-19 pada suatu wilayah tertentu, maka
pembelajaran tatap muka terbatas wajib disesuaikan dengan kebijakan dimaksud.

Ketentuan mengenai panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi COVID-


10 19 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan
Bersama ini.

Dalam menyelenggarakan pembelajaran di masa pandemi COVID-19, Pemerintah Daerah


11 harus mengacu pada ketentuan dalam Keputusan Bersama ini dan tidak diperkenankan
menambahkan pengaturan atau persyaratan penyelenggaraan pembelajaran.
INMENDAGRI No. 01Tahun 2022 tentang PPKM Level
INMENDAGRI No. 01 Tahun 2022 tentang 3, Level 2, dan Level 1 serta Mengoptimalkan Posko
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 3, Penanganan Covid-19 di Tingkat Desa dan Kelurahan
Level 2, Dan Level 1 Corona Virus Disease 2019 Di untuk Pengendalian Penyebaran Covid-19 di Wilayah
Wilayah Jawa Dan Bali Sumatera, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku,
Dan Papua

Mulai berlaku 24 desember s.d 3 Januari 2022

Kab dan Kota PPKM Level 2 dan Level 1 dilakukan dengan menerapkan pengaturan
Kab dan Kota PPKM Level 3 PPKM dengan kriteria zonasi untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (Sekolah,
pelaksanaan pembelajaran di satuan Perguruan Tinggi, Akademi, Tempat Pendidikan/Pelatihan) dengan ketentuan sebagai
pendidikan dapat dilakukan melalui berikut :
pembelajaran tatap muka terbatas a. untuk wilayah yang berada dalam Zona Hijau dan Zona Kuning, melaksanakan
dan/atau pembelajaran jarak jauh kegiatan belajar mengajar sesuai dengan pengaturan teknis dari Kemendikbud-Ristek
berdasarkan KB Mendikbud-Ristek, dengan penerapan prokes secara lebih ketat; dan
Menag, Menkes dan Mendagri No. b. untuk wilayah yang berada dalam Zona Oranye, melaksanakan pembelajaran di satuan
05/KB/202l, No. 1347 Tahun 2021, No. pendidikan dapat dilakukan melalui pembelajaran tatap muka terbatas dan/atau
HK.01.08/MENKES/6678/2021, No. pembelajaran jarak jauh berdasarkan KB Mendikbud-Ristek, Menag, Menkes dan
443- Mendagri No. 05/KB/202l, No. 1347 Tahun 2021, No. HK.01.08/MENKES/6678/2021, No.
5847 Tahun 2021 tentang Panduan 443-5847 Tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa
Penyelenggaraan Pembelajaran di Pandemi Covid-19
Masa Pandemi Covid-19 c. untuk wilayah yang berada dalam Zona Merah, melaksanakan pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar di satuan pendidikan dilakukan melalui pembelajaran
jarak jauh;
DUKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI TERHADAP IMPLEMENTASI
SKB 4 MENTERI

1. Bersama Kementerian terkait secara intensif melakukan pembinaan umum dan teknis sesuai kewenangan
untuk meningkatkan dan menguatkan kapasitas Pemda dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan
dimasa pandemi Covid19 sesuai dengan perubahan SKB 4 Menteri;
2. Menguatkan peran Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat (GWPP) dalam melakukan pembinaan umum
dan pembinaan teknis terhadap daerah kabupaten/kota terkait pembelajaran pendidikan dimasa pandemi
Covid-19;
3. Mendorong para kepala daerah baik Gubernur, Bupati dan Walikota maupun para pimpinan perangkat daerah
untuk melaksanakan kewajiban sesuai dengan kewenangannya dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan
yang aman dimasa pandemi Covid-19;
4. Memastikan adanya sinkronisasi pusat dan daerah baik dari aspek perencanaan, implementasi kebijakan dan
pengendalian serta evaluasi pelaksanaan pembelajaran pendidikan yang aman dimasa pandemi Covid-19;
5. Mendorong kepala daerah untuk menyediakan dukungan APBD dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan
yang aman dimasa pandemi Covid-19;
6. Mendorong para kepala daerah untuk dapat bersinergi dan dapat mendukung Kementerian Agama dalam
pelaksanaan pembelajaran pendidikan yang aman dimasa pandemi Covid-19 untuk mencapai pemenuhan
layanan pendidikan bagi semua warga negara (anak usia pendidikan) di daerah.
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH DALAM
IMPLEMENTASI SKB 4 MENTERI

1. Pemerintah Daerah melalui fasilitasi dinas pendidikan baik provinsi/kabupaten/kota sesuai kewenangan perlu
melakukan sosialisasi dan simulasi didaerahnya masing-masing agar seluruh pemangku kepentingan dapat
dipastikan memahami dan siap melakukan PTM sesuai dengan perubahan SKB 4 Menteri ini;
2. Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota sesuai kewenangannya memastikan bahwa seluruh kepala satuan
pendidikan mengisi daftar periksa dalam laman Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) Kemendikbud dan
Education Management Information System (EMIS) Kemenag untuk menentukan kesiapan satuan pendidikan
dan bersama perangkat daerah terkait lainnya serta Satgas Covid-19 daerah untuk kesiapan wilayahnya dan
tidak memperbolehkan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan bagi satuan pendidikan yang belum
memenuhi semua daftar periksa atau satuan pendidikan yang sudah memenuhi daftar periksa namun kepala
satuan pendidikan menyatakan belum siap;
3. Pemerintah Daerah provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya wajib menutup kembali
pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan dan melakukan Belajar Dari Rumah (BDR) secara bertahap
apabila ditemukan kasus konfirmasi positif di satuan Pendidikan;
4. Bupati/Walikota menguatkan peran kecamatan sebagai perangkat daerah kab/kota dan desa/kelurahan agar
dapat membantu meyiapkan satuan pendidikan dan wilayahnya dalam melakukan PTM;
LANJUTAN
5. Kebijakan daerah untuk pelaksanaan …
pembelajaran pendidikan di masa pandemi Covid-19 wajib
mempedomani perubahan SKB 4 Menteri. Hal ini sesuai dengan amanah UU No 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah pasal 17 ayat 2 bahwa daerah dalam menetapkan kebijakan daerah wajib berpedoman
pada NSPK yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Bila tidak sesuai, pemerintah pusat membatalkan
kebijakan tersebut;
6. Pemerintah Daerah (Kepala Daerah) sesuai dengan UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah pasal
76 ayat 1 huruf b dilarang membuat kebijakan yang merugikan kepentingan umum dan meresahkan
sekelompok masyarakat atau mendiskriminasikan warga negara dan atau golongan masyarakat lain yang
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan;
7. Gubernur dan Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya agar dalam menjalankan kewajibannya untuk
melaksanakan urusan wajib pelayanan dasar bidang pendidikan sebagai upaya pemenuhan SPM di masa
pandemic Covid-19 tetap berpedoman pada perubahan SKB 4 Menteri dengan tetap memprioritaskan kualitas,
keamanan dan keselamatan warga pendidikan;
8. Pemerintah Daerah dalam melaksanakan implementasi SKB agar dapat bersinergi dengan kantor wilayah
agama provinsi dan kabupaten/kota serta selalu berkordinasi dengan satuan tugas penanganan Covid-19 di
daerah.;
9. Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya dapat memberikan ijin kepada satuan Pendidikan untuk
melakukan pembelajaran tatap muka di luar lingkungan satuan Pendidikan dengan tetap menerapkan protokol
kesehatan apabila pembelajaran tatap muka belum dapat dilaksanakan di satuan Pendidikan.
Mewujudkan Pembelajaran Tatap Muka Aman dari COVID19

1 Input Proses 3
Output 4 Outcome
2

Kesiapan pembukaan PTM Disiplin prokes Hasil Skrining Warga Surveilans warga satuan
terbatas Satuan Pendidikan pendidikan
 Pembentukan Satgas • Pengawasan dan  Aplikasi PeduliLindungi  Tidak klaster satuan
COVID19 Satuan Pendidikan penegakan disiplin untuk skrining masuk pendidikan
 Ketersediaan sarana sanitasi perilaku warga pengunjung/ tamu  Apabila ada kasus baru
dan kebersihan Satuan Pendidikan  Notifikasi WhatsApp ke diidentifikasi dan di-
 Ketersediaan fasilitas dan pengunjung PIC satuan pendidikan contain (ditahan tidak
kesehatan terhadap protokol untuk skrining masuk menyebar)
 Pemetaan warga satuan kesehatan warga internal (pendidik,  Kontak erat dari kasus
pendidikan dengan komorbid • Pengamatan gejala tenaga kependidikan, baru dilacak dan
 Vaksinasi warga Satuan • Pelaporan hasil peserta didik) dites
Pendidikan pengawasan

• Dashboard Kesiapan Belajar


• Pengawasan rutin oleh
Kemendikbudristek &
Satgas COVID19 Satpen  Rekap hasil skrining QR Surveilans warga satuan
Kemenag:
& Tim UKS/M, Code PL (Hijau, pendidikan (pendidik, tenaga
https://
pelaporan via apk Kuning, Merah, Hitam) kependidikan, peserta
sekolah.data.kemdikbud.go.id didik)*
Survey PTM*  Rekap Notifikasi WA (nama
/ kesiapanbelajar/data • Asesmen berkala/acak • Active case finding
• Cakupan vaksinasi warga warga SP yang KK/ KE)*
oleh eksternal (Disdik, • Passive case finding
satuan pendidikan
Kemenag, Dinkes/ PKM)*
11
Aspek penguatan masuk dalam revisi SKB4M
Kebijakan Pengaturan Kriteria Sekolah dalam SKB4M
Mulai Januari 2022, semua satuan pendidikan pada level 1, 2 dan 3 PPKM wajib PTM terbatas, pemerintah daerah tidak boleh melarang
PTM terbatas bagi yang memenuhi kriteria dan tidak boleh menambahkan kriteria yang lebih berat. Berikut kriteria dimaksud:

Kriteria
Kapasitas Durasi Kapasitas peserta didik dan durasi PTM
Vaksinasi PTM Frekuensi (Jam
Kat Vaksinas dosis 2 berdasarkan cakupan vaksinasi dosis 2
Kondisi tebatas pelajaran)
i dosis 2 lansia di tk pendidik dan tenaga kependidikan (tiap satuan
ego
Daerah
PTK kab/kota pendidikan) dan lansia (tiap kab/kota), kecuali
ri ketentuan khusus sesuai Kepmendikbud 160/p/
full hari 2021
A > 80%* > 50% 100% maks 6 jam

PPKM Level sekolah


B 1-2 50-79% 40-50% 50% full hari maks 6 jam Orangtua/wali peserta didik dapat memilih PTM
sekolah terbatas atau PJJ utk semester 1 TA
2021/2022, sedangkan semester 2 TA
full hari 2021/2022 (Januari 2022) semua WAJIB
C < 50% < 40% 50% maks 4 jam
mengikuti PTM terbatas.
sekolah
D > 40% > 10% 50% full hari maks 4 jam
PPKM Level 3 sekolah
PJJ Satuan pendidik yg terbukti melanggar
E prokes diberikan sanksi dan dibina oleh
< 40% < 10% Penuh - -
satgas COVID-19 atau TP UKS
PJJ
F PPKM Level 4
- - Penuh - -

K Daerah 100% full hari maks 6 jam


Khusus/3T - -
Pengaturan Penghentian PTM Terbatas Jika Ada
Temuan Kasus Konfirmasi Covid-19
SKB Empat Menteri baru

• Penghentian sementara PTM di satuan pendidikan sekurang-kurangnya 14x24 jam apabila


1 terjadi:
1. Klaster penularan Covid-19 di satuan pendidikan tersebut
2. Angka positivity rate hasil ACF diatas 5%
3. Warga satuan pendidikan yang masuk dalam notifikasi kasus hitam diatas 5%

• Apabila setelah dilakukan surveilans, bukan merupakan klaster PTM terbatas atau angka
positivity dibawah 5%, PTM terbatas hanya dihentikan pada kelompok belajar yang
terdapat kasus konfirmasi dan/atau kontak erat Covid-19 selama 5x24 jam.
2
Kebijakan Tentang Vaksinasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK)
SKB Empat Menteri baru

1 Cakupan vaksinasi PTK mempengaruhi jumlah kapasitas peserta didik yang mengikuti PTM
terbatas pada PPKM level 1 dan level 2, dan level 3.

2 PTK yang belum divaksinasi mengajar secara PJJ

3 PTK yang menolak divaksinasi padahal vaksin tersedia dan memenuhi syarat divaksinasi,
dapat diberikan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan, dan yakni Peraturan Presiden
Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020.

4 Meskipun bukan syarat mengikuti PTM terbatas, orang tua/wali diimbau mendorong anaknya
yang sudah memenuhi syarat untuk divaksinasi.
Pemantauan dan Evaluasi PTM Terbatas
SKB Empat Menteri baru

1 Yang dipantau:
a) Kesiapan PTM terbatas sesuai daftar periksa.
b) Kasus suspek (gejala Covid-19) dan komorbid.
c) Tingkat kepatuhan institusi dan warga satuan pendidikan terhadap protokol Kesehatan.
d) Status vaksin warga satuan pendidikan.
e) Kasus konfirmasi dan kontak erat Covid-19.
2 Penggunaan teknologi untuk pemantauan & evaluasi PTM terbatas:
a) Integrasi DAPODIK/EMIS dengan PeduliLindungi.
▪ Notifikasi positif Covid-19 atau kontak erat melalui WhatsApp kepada sekolah & pemda.
▪ Melihat status kondisi sekolah pada laman https://sekolahaman.kemkes.go.id/ dan https://
madrasahaman.kemkes.go.id/; dan
▪ Penggunaan QRCode PeduliLindungi untuk pengunjung dan tamu

b) Integrasi dengan aplikasi Bersatu Lawan Covid untuk pemantauan tingkat kepatuhan protokol kesehatan
Covid-19 di satuan pendidikan
c) Evaluasi dan Validasi PTM berdasarkan data daftar periksa.

3 Surveilans Epidemiologis bagi satuan pendidikan yang sudah melaksanakan PTM terbatas
Penerapan Protokol Kesehatan dan
Perilaku Wajib di Satuan Pendidikan
Sebelum Sebelum Selesai Setelah Sampai
berangkat masuk gerbang KBM di rumah
sekolah

Selama di Selama Perjalanan


KBM pulang
perjalanan

Menghindari
Membatasi Menghindari
Pakai masker CTPS Jaga Jarak makan
mobilisasi
bersama
Kerumunan

+ VAKSINASI + TRACING, TEST & TREATMEN


 Pelaksanaan PTM Terbatas melibatkan banyak pihak,
mulai dari sektor pendidikan, kesehatan, serta
Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/kota
sehingga memerlukan kerjasama yang erat
 PTM yang aman terlaksana dengan penerapan
PENUTUP protokol Kesehatan oleh masing-masing individu
maupun satuan pendidikan sehingga diperlukan
kepatuhan terhadap prokes secara ketat.
 Percepatan vaksinasi yang sedang digencarkan oleh
Pemerintah dalam upaya menekan penyebaran Covid-19
perlu adanya kerjasama dari semua pihak pihak terkait.
Ter im a Kasih
14

Anda mungkin juga menyukai