I. PENDAHULUAN
A. Umum/Latar Belakang
Sejak pertengahan bulan Maret 2020, proses pembelajaran dalam masa
pandemi COVID-19 untuk wilayah zona kuning, oranye, dan merah selama ini
dilaksanakan dengan pola Belajar dari Rumah (BDR) melalui kegiatan
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan segala kekurangannya. Berdasarkan
hasil evaluasi pemerintah terdapat kebutuhan pembelajaran tatap muka dari
peserta didik yang tidak terpenuhi dengan pembelajaran jarak jauh. kemudian
berdasarkan hal tersebut, pembelajaran tatap muka dapat diperluas sampai
dengan zona kuning yang memiliki tingkat resiko penularan rendah
berdasarkan hasil pemetaan satuan gugus tugas nasional penanganan Covid-
19.
Berdasarkan hasil kajian dan evaluasi tersebut, Kemendikbud
mengeluarkan kebijakan bahwa wilayah di zona kuning dan zona hijau dapat
melaksanakan proses pembelajaran tatap muka terbatas melalui terbitnya
Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama,
Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
03/KB/2020 Nomor 612 tahun 2020, Nomor HK.01.08/Menkes/502/2020
Nomor 119/4536/Sj Tentang Perubahan atas Keputusan Bersama Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia dan tentang Panduan Penyelenggaraan
Pembelajaran pada tahun ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021
di masa pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Pembelajaran tatap
muka di satuan pendidikan yang berada di daerah zona hijau dan kuning harus
dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat dan termonitor dengan
membudayakan pola hidup bersih dan sehat dalam rangka pencegahan dan
pengendalian Covid-19 dengan menggunakan berbagai prosedur.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas dalam kondisi
khusus ini berkaitan dengan status Kabupaten Ciamis yang masuk wilayah
penyebaran zona kuning menurut gugus tugas Covid-19. Oleh karena itu, perlu
kiranya untuk mempersiapkan pembelajaran secara tatap muka terbatas.
Persiapan-persiapan ini dilakukan oleh semua komponen mulai dari Dinas
Pendidikan, Satuan Pendidikan, peserta didik, orang tua, serta beberapa pihak
terkait lainnya.
Untuk melaksanakan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan satuan
pendidikan tatap muka terbatas pada kondisi khusus, perlu kiranya disusun
prosedur operasional pendaftaran sekolah untuk kegiatan belajar tatap muka
terbatas pada kondisi khusus. Prosedur operasional ini berisi tentang dasar
hukum, pengertian, tujuan, pelaksana tatap muka, dan hak dan kewajiban
satuan pendidikan.
1
B. Landasan Hukum
Beberapa dasar kegiatan yaitu sebagai berikut:
1. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2020 tentang
Peningkatan disiplin dan penegakan hukum protokol kesehatan dalam
pencegahan dan pengendalian Corona Virus Desease 2019;
2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 8 Tahun 2020 tentang Petunjuk
Teknis Bantuan Operasional Sekolah Reguler;
3. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan, Menteri
Agama, Menteri Kesehatan Dan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 03/KB/2020, Nomor 612 Tahun 2020, Nomor
HK.01.08/Menkes/502/2020, Nomor 119/4536/SJ tentang Perubahan
Atas Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan, Menteri
Agama, Menteri Kesehatan Dan Menteri Dalam Negeri Nomor
01/KB/2020, Nomor 516 Tahun 2020, Nomor
HK.03.01/Menkes/363/2020, Nomor 440-882 Tahun 2020 tentang
Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020/2021
dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19 Disease
2019 (Covid-19);
4. Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanan
Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19
Disease 2019 (COVID-19);
5. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 719/P/2020 tanggal 4 Agustus 2020 tentang Pedoman
Kurikulum Pada Satuan Pendidikan Dalam Kondisi Khusus;
6. Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kemdikbud Nomor 15 Tahun 2020
tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah dalam Masa
Darurat Penyebaran Covid-19 Disease 2019 (COVID-19);
C. Tujuan
Tujuan penyusunan standar operasional prosedur adalah untuk
mempersiapkan panduan tata laksana kegiatan pembelajaran tatap muka
dalam kondisi khusus pada satuan pendidikan mulai dari pendaftaran
satuan pendidikan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis, verifikasi
persiapan pembelajaran, dan pelaksanaan pembelajaran tatap agar
pelaksanaan pembelajaran pada kondisi khusus dapat memperhatikan
kesehatan dan keselamatan peserta didik, tenaga kependidikan, keluarga
dan masyarakat yang menjadi prioritas utama dalam menetapkan kebijakan
pembelajaran.
II. PENGERTIAN
Dalam Prosedur Operasional Standar (POS) ini yang dimaksud dengan:
1. Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal
pada setiap jenjang dan jenis pendidikan;
2
2. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu;
3. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada satuan lingkungan belajar;
4. Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang,
dan jenis pendidikan tertentu;
5. Pendidikan Dasar adalah jenjang pendidikan pada jalur pendidikan formal
yang melandasi jenjang pendidikan menengah, yang diselenggarakan pada
satuan pendidikan berbentuk Sekolah Dasar bentuk lain yang sederajat
serta menjadi satu kesatuan kelanjutan pendidikan pada satuan pendidikan
yang berbentuk Sekolah Menengah Pertama dan atau bentuk lain yang
sederajat;
6. Kondisi Khusus adalah suatu keadaan bencana yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah;
7. Pemerintah Daerah adalah penyelenggara pemerintahan daerah menurut
asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-
luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945.
3
3) informasi status pembukaan kembali satuan pendidikan.
e. memberikan peningkatan kapasitas kepada pengawas sekolah, kepala
satuan pendidikan, dan pendidik mengenai penerapan protokol
kesehatan, dukungan psikososial, pemanfaatan teknologi informasi
dalam pembelajaran, mekanisme pelaporan, dengan tetap menerapkan
protokol kesehatan;
f. melakukan simulasi pembelajaran tatap muka apabila diperlukan untuk
melihat kesiapan satuan pendidikan dalam melaksanakan pembelajaran
tatap muka.
Pada saat satuan pendidikan sudah dibuka, kepala dinas pendidikan sesuai
kewenangannya bertanggung jawab untuk:
a. melaporkan perkembangan pelaksanaan pembelajaran di satuan
pendidikan kepada kepala daerah dan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan melalui Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP)
sesuai kewenangannya melalui Kepala Dinas Pendidikan kabupaten
Ciamis;
b. bersama dengan satuan tugas penangan Covid-19 setempat melakukan
evaluasi pembukaan satuan pendidikan; dan
c. wajib menutup kembali satuan pendidikan yang sudah dibuka apabila
ditemukan kasus konfirmasi positif di satuan pendidikan dan atau
lingkungan;
d. apabila dalam satuan pendidikan ditemukan kasus konfirmasi positif,
pembelajaran dilakukan secara daring atau luring.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh Dinas Pendidikan dalam
pembukaan pembelajaran secara tatap muka di sekolah dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut ini:
a. Melalui forum diskusi yang dipimpin oleh Kepala Dinas Pendidikan yang
dihadiri oleh Sekretaris Dinas, Kepala Bidang PAUD, SD dan SMP serta
para Kasi Kurikulum dan Penilaian, MKPS/KKPS, MKKS/K3S,
mendiskusikan persiapan penyelenggaraan pembelajaran tatap muka di
sekolah dalam kondisi khusus;
b. Dinas Pendidikan membuat pengumuman atau pemberitahuan kepada
seluruh kepala satuan pendidikan di Pemerintah Daerah Kabupaten
Ciamis mengenai persiapan pelaksanaan pembelajaran tatap muka;
c. Kepala satuan pendidikan membuat permohonan untuk membuka
pembelajaran tatap muka pada kondisi khusus melalui Kepala Dinas
Pendidikan;
d. Pihak Dinas Pendidikan menginventarisir sekolah-sekolah yang
mengajukan pembelajaran tatap muka berdasarkan surat permohonan
dari satuan pendidikan;
e. Dinas Pendidikan membuat instrumen survey untuk dibagikan kepala
satuan pendidikan melalui aplikasi format elektronik yang disediakan
oleh Dinas Pendidikan;
f. Format tersebut berupa pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan yang
harus diisi oleh pihak satuan pendidikan sebagai syarat kesediaan
satuan pendidikan untuk tatap muka (lampiran);
g. Data yang telah diisi akan dikumpulkan dan diolah sebagai laporan
untuk Kepala Dinas Pendidikan;
4
h. Melalui surat tugas yang diberikan oleh Kepala Dinas Pendidikan, tim
akan memverifikasi satuan pendidikan yang siap melaksnakan
pembelajaran tatap muka;
i. Dinas Pendidikan dan lembaga lain yang terkait akan melakukan
verifikasi kesiapan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan pada
kondisi khusus;
j. Dinas Pendidikan akan membuat laporan jumlah satuan pendidikan
yang siap dan belum siap melaksanakan pembelajaran tatap muka;
k. Dinas Pendidikan akan melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan
pembelajaran tatap muka;
l. Dinas Pendidikan berhak menutup kembali satuan pendidikan yang
melaksanakan kegiatan pembelajaran tatap muka apabila di satuan
pendidikan tersebut dinyatakan ada yang terpapar covid menurut gugus
tugas covid.
2. Satuan Pendidikan
a. Kepala satuan pendidikan, bertanggung jawab dalam:
1) mengisi daftar periksa kesiapan pembelajaran tatap muka satuan
pendidikan melalui laman DAPODIK bagi satuan pendidikan.
Daftar periksa kesiapan satuan pendidikan meliputi:
a) ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan, paling sedikit
memiliki:
i) toilet bersih;
ii) sarana Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan air
mengalir menggunakan sabun atau cairan pembersih
tangan (hansanitizer); dan
iii) disinfektan.
b) mampu mengakses fasilitas pelayanan kesehatan, seperti
Puskesmas, klinik, rumah sakit, dan lainnya;
c) kesiapan menerapkan area wajib masker kain atau masker
tembus pandang bagi yang memiliki peserta didik disabilitas
rungu;
d) memiliki thermogun;
e) pemetaan warga satuan pendidikan yang tidak boleh
melakukan kegiatan di satuan pendidikan;
i) memiliki kondisi medis comorbid yang tidak terkontrol;
ii) tidak memiliki akses transportasi yang memungkinkan
penerapan jaga jarak;
iii) memiliki riwayat perjalanan dari ZONA ORANYE dan
MERAH dan belum menyelesaikan isolasi mandari selama
14 hari;
iv) memiliki riwayat kontak dengan orang terkonfirmasi positif
Covid-19 dan belum menyelesaikan isolasi mandiri selama
14 (empat belas) hari;
f) membuat kesepakatan bersama komite sekolah dengan tetap
menerapkan protokol kesehatan, terkait kesiapan melakukan
pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan.
5
2) Membentuk satuan tugas dan dapat melibatkan orang tua/wali
peserta didik dan masyarakat sekitar dengan komposisi sebagai
berikut:
a) tim pembelajaran, psikososial, dan tata ruang;
b) tim kesehatan, kebersihan, dan keamanan; dan
c) tim pelatihan dan humas
3) Membuat rencana kegiatan dan anggaran satuan pendidikan
(RKAS) terkait pendanaan kegiatan sosialisasi, peningkatan
kapasitas, dan pengadaan sarana prasarana sanitasi, kebersihan,
dan kesehatan satuan pendidikan.
4) Menginformasikan kepada dinas pendidikan jika ada warga satuan
pendidikan di wilayah kerjanya terkonfirmasi positif COVID-19
b. Dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka, satuan pendidikan
harus mempersiapkan:
1) Kurikulum
a) Pelaksanaan kurikulum pada kondisi khusus harus
memperhatikan capaian kompetensi pada Kurikulum,
kebermaknaan, dan kebermanfaatan pembelajaran untuk
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah termasuk pada
pendidikan khusus dan program pendidikan kesetaraan;
b) Satuan Pendidikan pada Kondisi Khusus dalam pelaksanaan
pembelajaran dapat mengacu pada kurikulum nasional untuk
PAUD, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah yang
berbentuk sekolah menengah atas dengan kompetensi inti dan
kompetensi dasar yang disederhanakan untuk Kondisi Khusus
yang ditetapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan dan Perbukuan;
c) Satuan Pendidikan dalam kondisi khusus tidak diwajibkan
untuk menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk
kenaikan kelas atau kelulusan
2) Pembelajaran
3) Asesmen
4) Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana satuan pendidikan harus mendukung
untuk pencegahan penyebaran virus corona. penyediaan sarana
dan prasarana tersebut harus sesuai dengan protokol kesehatan
yang dihimbau oleh gugus tugas.
6
b. Hak dan Kewajiban Satuan Pendidikan
1) Hak Satuan Pendidikan
a) Setiap satuan pendidikan memiliki hak untuk
menyelenggarakan pelaksanaan pembelajaran tatap muka
pada kondisi khusus;
b) Satuan pendidikan berhak mengizinkan peserta didik yang
belajar pada kondisi khusus untuk mendapatkan haknya
belajar tatap muka atas ijin dari orang tua atau walinya;
c) Peserta didik yang belajar melalui tatap muka, jika
memungkinkan dapat diantar oleh orang tua atau wali ketika
berangkat maupun pulang dari sekolah.
2) Kewajiban Satuan Pendidikan
a) Membuat pernyataan atas kesiapan orang tua siswa
kesediaannya untuk menyekolahkan kembali anak-anaknya
secara tatap muka;
b) Membuat prosentase jumlah peserta didik yang telah siap
melaksanakan pembelajaran tatap muka atas ijin orang tuanya
atau wali;
c) Melaporkan kesiapan pembelajaran melalui link yang
disediakan oleh pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis;
d) Menyediakan segala sarana dan prasarana sekolah
berdasarkan protokol kesehatan yang berlaku dalam
pencegahan penyebaran Covid-19;
e) Mempersiapkan kurikulum satuan pendidikan dalam kondisi
khusus;
f) Mempersiapkan pendidik dan tenaga kependidikan untuk
melaksanakan pembelajaran tatap muka;
g) Mempersiapkan peserta didik yang dapat mengikuti
pelaksanaan kegiatan pembelajaran tatap muka;
h) Merencanakan pengeluaran dana BOS untuk pembelian dan
perbaikan sarana dan prasarana sanitasi dan pencegahan
penyebaran Covid-19.
c. Untuk satuan-satuan pendidikan yang mempunyai peserta didik
banyak dan dengan fasilitas lengkap di satuan pendidikannya,
memiliki hak untuk menentukan prosedur mandiri dengan
mempertimbangkan protokol kesehatan yang berlaku;
d. Dalam halnya menentukan prosedur sendiri tersebut pada point c,
satuan pendidikan harus memiliki Prosedur Operasional Standar
(POS) yang berlaku dan harus diketahui oleh Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten Ciamis yang sebelumnya harus diverifikasi terlebih dahulu
oleh Pengawas Pembinanya.
7
1. Protokol Persiapan
No Jenis Kegiatan Deskripsi
1 Pembentukan Tim • Menerbitkan SK Satuan Tugas Percepatan
Gugus Tugas Covid-19 Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 tingkat
Sekolah sekolah.
2 Pembuatan Protokol • Menyusun Protokol tentang Adaptasi Kebiasaan
Adaptasi Kebiasaan Baru di lingkungan sekolah disesuaikan dengan
Baru di lingkungan situasi dan kondisi di sekolah :
sekolah - Protokol kesehatan Sarana dan Prasarana
- Protokol kesehatan Kegiatan Pembelajaran
- Protokol kesehatan Peningkatan Kompetensi
Guru
- Protokol kesehatan Pengendalian Kesehatan
- Protokol kesehatan Evaluasi dan Tindak Lanjut
- dsb.
3 Sarana dan Prasarana • Menyiapkan media sosialisasi pencegahan Covid-
Sekolah Pencegahan 19 melalui spanduk/x-banner yang dipasang di
Covid-19 depan sekolah dan tempat tempat umum di
lingkungan sekolah
• Menyediakan alat pengukur suhu (thermo gun)
untuk melakukan proses skrining kesehatan
sebelum memasuki lingkungan sekolah
• Menyediakan satu ruang isolasi
• Menyediakan wastafel/tempat cuci tangan
lengkap dengan sabun/hand sanitizer di sekitar
pintu gerbang masuk sekolah, di depan kelas dan
ditempat-tempat strategis lainnya sesuai
kebutuhan.
• Menyediakan dan melakukan penyemprotan
disinfektan untuk membersihkan sarana sekolah,
laboratorium, ruang ibadah secara periodik.
• Mengatur jarak bangku di dalam kelas, dengan
jarak minimal 1,5 meter antara peserta didik.
• Tidak menggunakan peralatan ibadah secara
umum/bersama.
• Membuat pengaturan lalu lintas warga sekolah.
4 Penyusunan Penyusunan kurikulum pada satuan pendidikan
Kurikulum mengacu pada :
• Fleksibilitas untuk menentukan kurikulum yang
sesuai dengan kebutuhan pembelajaran peserta
didik.
• Kurikulum nasional pendidikan dasar dengan
kompetensi inti dan kompetensi dasar yang
disederhanakan untuk kondisi khusus yang di
tetapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan dan perbukuan; atau
• Melakukan penyederhanaan kurikulum secara
mandiri.
8
No Jenis Kegiatan Deskripsi
• Satuan pendidikan dalam kondisi khusus tidak
diwajibkan untuk menuntaskan seluruh capaian
kurikulum untuk kenaikan kelas atau kelulusan.
• Mengutamakan kesehatan dan keselamatan warga
satuan pendidikan
5 Sistem Pengelolaan • Pembelajaran dilaksanakan secara blended
KBM learning (tatap muka dan non tatap muka melalui
tugas mandiri)
• Pembelajaran tatap muka di kelas atau
laboratorium diprioritaskan untuk mencapai
kompetensi dasar keterampilan.
• Pembelajaran non tatap muka dilaksanakan
menggunakan tugas mandiri dengan Pjbl (Project
Based Learning).
• Pengelolaan KBM di kelas memperhatikan
protokol pencegahan penularan Covid-19
sehingga diperlukan penyesuaian seperti jadwal
pembelajaran
• Pengaturan shift/sesi per kelas/tingkat diatur per
hari, contoh :
Sesi ke 1 hanya kelas 7A shift 1
Sesi ke 2 hanya kelas 7A shift 2
dan seterusnya..
• Durasi pembelajaran per sesi maksimal 4 jam
pelajaran
• jumlah peserta didik per ruangan berjumlah
maksimal 16 orang
• jarak antar peserta didik diatur 1,5 meter.
• Tugas mandiri dapat dikemas/disajikan dalam
model pembelajaran kolaboratif atau tematik.
6 Pembelajaran • Pembelajaran dalam Kondisi Khusus tetap
dilaksanakan berdasarkan prinsip:
- aktif yaitu pembelajaran mendorong
keterlibatan penuh Peserta Didik dalam
perkembangan belajarnya, mempelajari
bagaimana dirinya dapat belajar, merefleksikan
pengalaman belajarnya, dan menanamkan pola
pikir bertumbuh;
- relasi sehat antar pihak yang terlibat yaitu
pembelajaran mendorong semua pihak yang
terlibat untuk menaruh pengharapan yang
tinggi terhadap perkembangan belajar Peserta
Didik, menciptakan rasa aman, saling
menghargai, percaya, dan peduli, terlepas dari
keragaman latar belakang Peserta Didik;
- inklusif yaitu pembelajaran yang bebas dari
diskriminasi Suku, Agama, Ras dan Antar
Golongan (SARA), tidak meninggalkan Peserta
Didik manapun, termasuk Peserta Didik
berkebutuhan khusus/penyandang disabilitas,
9
No Jenis Kegiatan Deskripsi
serta memberikan pengembangan ruang untuk
identitas, kemampuan, minat, bakat, serta
kebutuhan Peserta Didik;
- keragaman budaya yaitu pembelajaran
mencerminkan dan merespon keragaman
budaya Indonesia yang menjadikannya sebagai
kekuatan untuk merefleksikan pengalaman
kebhinekaan serta menghargai nilai dan budaya
bangsa;
- berorientasi sosial yaitu mendorong Peserta
Didik untuk memaknai dirinya sebagai bagian
dari lingkungan serta melibatkan keluarga dan
masyarakat;
- berorientasi pada masa depan yaitu
pembelajaran mendorong Peserta Didik untuk
mengeksplorasi isu dan kebutuhan masa depan,
keseimbangan ekologis, sebagai warga dunia
yang bertanggung jawab dan berdaya;
- sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan
Peserta Didik yaitu pembelajaran difokuskan
pada tahapan dan kebutuhannya, berfokus
pada penguasaan kompetensi, berpusat pada
Peserta Didik untuk membangun kepercayaan
dan keberhargaan dirinya; dan
- menyenangkan yaitu pembelajaran mendorong
Peserta Didik untuk senang belajar dan terus
menumbuhkan rasa tertantang bagi dirinya,
sehingga dapat memotivasi diri, aktif dan kreatif,
serta bertanggung jawab pada kesepakatan yang
dibuat bersama.
• Pembelajaran diawali dengan Asesmen Diagnostik.
• Peserta Didik yang perkembangan atau hasil
belajarnya paling tertinggal berdasarkan hasil
Asesmen Diagnostik, diberikan pendampingan
belajar secara afirmatif.
• Pembelajaran dalam Kondisi Khusus dilaksanakan
secara kontekstual dan bermakna dengan
menggunakan berbagai strategi yang sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi Peserta Didik,
Satuan Pendidikan, dan daerah serta memenuhi
prinsip pembelajaran.
• Tidak boleh melaksanakan kegiatan yang
menggunakan alat/fasilitas yang harus dipegang
oleh banyak orang secara bergantian dalam waktu
yang singkat/tidak memungkinkan penerapan jaga
jarak
7 Asesmen • Asesmen dalam Kondisi Khusus tetap
dilaksanakan berdasarkan prinsip:
- valid yaitu Asesmen menghasilkan informasi
yang sahih mengenai pencapaian Peserta
Didik;
10
No Jenis Kegiatan Deskripsi
- reliabel yaitu Asesmen menghasilkan informasi
yang konsisten dan dapat dipercaya tentang
pencapaian Peserta Didik;
- adil yaitu Asesmen yang dilaksanakan tidak
merugikan Peserta Didik tertentu;
- fleksibel yaitu Asesmen yang dilaksanakan
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Peserta
Didik dan Satuan Pendidikan;
- otentik yaitu Asesmen yang terfokus pada
capaian belajar Peserta Didik dalam konteks
penyelesaian masalah dalam kehidupan
sehari-hari;
- terintegrasi yaitu Asesmen dilaksanakan
sebagai bagian integral dari pembelajaran
sehingga menghasilkan umpan balik yang
berguna untuk memperbaiki proses dan hasil
belajar Peserta Didik.
• Hasil asesmen digunakan oleh pendidik, Peserta
Didik, dan orang tua/wali sebagai umpan balik
dalam perbaikan pembelajaran.
8 Peningkatan • Melaksanakan pelatihan guru dalam bidang:
kompetensi guru - Pjbl (Project Based Learning).
- Pemanfaatan IT
- Penyusunan bahan ajar/modul pembelajaran
- Strategi pembelajaran kolaboratif
9 Sosialisasi Adaptasi • Menyiapkan materi sosialisasi protokol
Kebiasaan Baru ke Adaptasi Kebiasaan Baru Sekolah
warga sekolah • Menyusun jadwal sosialisasi protokol Adaptasi
Kebiasaan Baru Sekolah
• Melaksanakan sosialisasi protokol Adaptasi
Kebiasaan Baru Sekolah
10 Koordinasi dengan • Melaksanakan kerjasama dengan komite sekolah
berbagai pihak • Melaksanakan kerja sama dengan lingkungan
RT, RW, Kelurahan dan Kecamatan
• Melaksanakan kerja sama dengan puskesmas
dan rumah sakit
11 Pengalokasian Dana • Penyusunan bahan ajar/modul pembelajaran
dari BOS dan Komite
• Pelatihan kompetensi guru
Sekolah
• Penyediaan sarana dan prasarana Covid-19
11
2. Protokol Pelaksanaan
No Jenis Kegiatan Deskripsi
1 Berangkat Sekolah • Sebelum berangkat ke sekolah, orang tua
memastikan bahwa peserta didik dalam kondisi
sehat (suhu badan normal, tidak batuk, pilek,
gangguan kulit, mata, muntah, diare, tidak selera
makan atau keluhan lain). Hal ini berlaku pula
bagi Guru dan Tenaga Kependidikan.
• Membawa bekal makanan dan minuman dari
rumah.
• Pakaian seragam dan atribut sekolah (PSAS) yang
dikenakan dalam kondisi bersih.
• Wajib mengenakan masker, membawa masker
cadangan, hand sanitizer.
• Wajib membawa perlengkapan pribadi.
• Jika menggunakan kendaraan umum, tetap
menerapkan prinsip jaga jarak.
• Dari rumah langsung menuju ke sekolah (tidak
mampir- mampir)
• Pengantar dan Penjemput berhenti di lokasi yang
ditentukan dan di luar sekolah, serta dilarang
menunggu atau berkerumun selama mengantar
atau menjemput
Masuk lingkungan • Seluruh warga sekolah wajib menggunakan masker
sekolah • Melakukan skrining kesehatan menggunakan
thermo gun.
• Larangan masuk ke lingkungan sekolah bagi
seluruh warga sekolah maupun tamu sekolah jika
memiliki gejala demam/nyeri
tenggorokan/batuk/pilek/sesak nafas.
• Seluruh peserta didik, guru, dan tenaga
kependidikan dengan suhu badan normal di
bawah 37,30C diperbolehkan masuk ke
lingkungan sekolah.
• Peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan
dengan suhu badan di atas 37,30C ditempatkan di
ruang isolasi dan berkoordinasi dengan orang
tua/keluarga.
• Setelah lolos skrining seluruh warga sekolah
diwajibkan untuk mencuci tangan menggunakan
sabun/hand sanitizer.
• Pada kondisi tertentu jika terjadi hal-hal terkait
pencegahan penularan COVID-19 maka wajib
melaporkannya kepada tim gugus COVID-19
sekolah.
12
No Jenis Kegiatan Deskripsi
3 Pembelajaran di • Sebelum masuk kelas cuci tangan menggunakan
kelas/laboratorium sabun/hand Sanitizer yang telah disediakan.
• Peserta didik dan guru wajib memakai masker.
• Peserta didik tidak perlu cium tangan guru
cukup ucapkan salam/salam covid 19.
• Disarankan pintu kelas dibuka oleh guru.
• Peserta didik menempati tempat duduk di kelas di
atur 1 (satu) kursi untuk 1 (satu) orang/menjaga
jarak duduk antar peserta didik minimal 1,5
meter.
• Jika terdapat peserta didik yang kurang/tidak
sehat lebih baik diistirahatkan di
UKS/dipulangkan dan dicatat.
• Guru selalu mengingatkan perlunya
melaksanakan protokol kesehatan dalam kegiatan
pembelajaran.
• Selama pembelajaran, guru tidak terlalu banyak
bergerak/mobilitasnya di batasi dan disarankan
memakai face shield.
• Selama pembelajaran, antar guru dan peserta
didik, antara peserta didik dan peserta didik selalu
menjaga jarak sesuai protokol kesehatan;
• Peserta didik/guru tidak diperbolehkan saling
meminjamkan alat tulis/perlengkapan sekolah.
• Sebelum dan sesudah menggunakan alat dalam
pembelajaran senantiasa dibersihkan dengan
handsanitizer/cuci tangan dengan sabun.
• Selama pembelajaran pendidik selalu mengontrol
kondisi kesehatan peserta didiknya.
• Melakukan penyemprotan disinfektan di kelas
secara berkala.
13
No Jenis Kegiatan Deskripsi
5 Pelayanan • Petugas layanan perpustakaan menggunakan
perpustakaan/ masker, sarung tangan dan disarankan
tempat ibadah menggunakan pelindung wajah/face shield.
• Setiap pengunjung wajib menggunakan masker.
• Pengunjung diarahkan untuk mencuci tangan
dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer
sebelum dilayani.
• Melakukan penyemprotan disinfektan di sekitar
area perpustakaan secara berkala.
6 Pelayanan tata usaha • Petugas pelayanan administrasi tata usaha yang
langsung berinteraksi dengan stakeholder (peserta
didik/orang tua peserta didik) memakai APD di
antaranya: masker, sarung tangan, dan
disarankan menggunakan face shield (pelindung
wajah)
• Petugas pelayanan administrasi tata usaha
sebelum memberikan pelayanan, terlebih dahulu
melakukan penyemprotan disinfektan di sekitar
lingkungan kerjanya.
• Jika terjadi kepadatan jumlah pengunjung TU,
maka diberlakukan sistem antrian dengan
mempersilahkan pengunjung menunggu di kursi
tamu/ruang tunggu.
• Petugas pelayanan administrasi tata usaha hanya
melayani 1 (satu) orang saja yang berada di depan
meja pelayanan sesuai antrian.
7 Pelayanan UKS • Petugas UKS memakai APD di antaranya masker,
sarung tangan, dan disarankan menggunakan
face shield (pelindung wajah)
• Setelah memperoleh pertolongan pertama pasien
UKS disarankan segera pulang.
• Melakukan penyemprotan disinfektan di area
sekitar UKS secara berkala.
8 Pelayanan Bimbingan • Guru bimbingan dan konseling dijadwalkan
Konseling bertatap muka dengan peserta didik di ruangan
BP/BK atau di kelas atau pun secara daring untuk
memberikan layanan kelompok berkenaan dengan
pembelajaran selama pandemi.
• Guru bimbingan dan konseling yang langsung
berinteraksi dengan stakeholder (peserta
didik/orang tua peserta didik) memakai APD
diantaranya : masker, sarung tangan, dan
disarankan menggunakan face shield (pelindung
wajah)
• Guru bimbingan dan konseling sebelum
memberikan pelayanan, terlebih dahulu
melakukan penyemprotan disinfektan di sekitar
lingkungan kerjanya.
• Setelah memperoleh layanan konseling individu
peserta didik disarankan segera kembali ke kelas.
14
No Jenis Kegiatan Deskripsi
• Melakukan penyemprotan disinfektan kembali di
area sekitar lingkungan kerjanya secara berkala.
9. Keadaan darurat • Koordinasi dengan satgas Covid-19 di tingkat
daerah(kab/kota dan provinsi)
3. Protokol Evaluasi
No Jenis Kegiatan Deskripsi
1 Instrumen monitoring • Menyiapkan instrumen monitoring evaluasi
dan pelaksanaan adaptasi kebiasaan baru di
evaluasi sekolah lingkungan sekolah
2 Pelaksanaan • Membuat jadwal pelaksanaan dan petugas
monitoring dan evaluasi adaptasi kebiasaan baru
evaluasi • Melaksanakan monitoring dan evaluasi sekolah
• Menganalisis data hasil monitoring dan evaluasi
sekolah
3 Tindak lanjut • Membuat rekomendasi hasil monitoring dan
monitoring evaluasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka
dan evaluasi terbatas di sekolah
15
• Tamu eksternal wajib menyampaikan kepentingannya kepada
satuan pengaman sekolah dan/atau petugas piket guru serta
dipersilakan untuk menunggu di Lobby/ruang tunggu tamu
16
di motor masing-masing.
d. Guru sebelum masuk ke ruang guru wajib mencuci tangan
menggunakan sabun/Hand Sanitizer.
e. Masuk ke ruang guru melalui jalur/pintu masuk.
f. Keluar dari ruang guru melalui jalur/pintu keluar.
g. Guru menempati kursi dan meja masing-masing setelah terlebih
dahulu menyemprotkan disinfektan/membersihkan kursi/meja.
h. Guru menjaga jarak saat berada di ruang guru dan saat
berkomunikasi dengan guru lain.
i. Hindari mengundang Peserta Didik ke ruang guru baik sendiri-
sendiri maupun berkelompok.
j. Guru yang sudah selesai mengajar dan tidak ada kepentingan
lainnya dipersilahkan pulang ke rumah.
17
d. Tidak diperkenankan saling menukar makanan dan minuman,
untuk menghindari kontaminasi yang berdambak kurang baik bagi
kesehatan
e. Diupayakan makanan dan minuman yang di bawa adalah yang
menyehatan sebagai usaha untuk menjaga kesehatan dan daya
imunitas tubuh.
f. Pastikan sebelum makan dan minum senantiasa mencuci tangan
dengan sabun/ Hand Sanitizer dan berdoa
18
1) Untuk Guru/Karyawan :
a) Mencatat data guru/karyawan tersebut.
b) Diarahkan untuk segera memeriksakan diri ke rumah sakit
rujukan COVID-19 dan melakukan isolasi mandiri
c) Melaporkan hal tersebut kepada Pimpinan serta Tim P3
COVID-19 Tingkat Kota/lembaga terkait
2) Untuk Peserta Didik :
a) Mencatat data Peserta Didik
b) Melaporkan kejadian tersebut kepada Tim P3 COVID-19
Tingkat Kabupaten/lembaga terkait untuk dilakukan
penjemputan dan pemeriksaan lebih lanjut
c) Menghubungi orang tua yang bersangkutan
e. Tim P3 COVID-19 Sekolah setempat melakukan penyemprotan
disinfektan pada ruangan dan area yang telah dilalui oleh Warga
Sekolah terduga terikfeksi COVID-19
f. Apabila terjadi sesuatu hal diluar dugaan ternyata ditemukan
suspect COVID-19 di lingkungan sekolah pada saat pelaksanaan
PPDB/KBM berlangsung, maka KBM/kegiatan lainnya dihentikan
untuk jangka waktu 14 hari serta dilakukan penyemprotan
disinfektan di seluruh area sekolah.
19
k. Menyiapkan dukungan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dan tenaga
kesehatan;
l. Menyiapkan kotak sampah khusus untuk pembuangan masker
bekas, dan memusnahkannya segera setiap hari;
m. Membuat jadwal pembelajaran dengan menggunakan sistem shift
dengan durasi jam belajar paling lama 3,5 jam tanpa istirahat dan
dilanjutkan dengan shift berikutnya. (Bagi sekolah yang ruang
kelasnya mencukupi dapat melakukan pembelajaran tanpa shift
dengan protokol kesehatan dan tanpa ada waktu istirahat);
n. Untuk kegiatan upacara bendera, olahraga, dan ekstrakurikuler
sementara waktu di tiadakan.
20
g. Tidak melakukan kegiatan bergerombol di dalam ruangan maupun di
luar ruangan;
b. Ruang belajar dan kantor dengan tempat duduk yang berjarak 1,5 m
c. Menyediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir, sabun
cuci tangan, hand sanitizer bagi siswa, guru dan karyawan
d. Memiliki thermo gun yang jumlahnya cukup memadai serta petugas
pengecekan
e. Memiliki / meyediakan cadangan masker
21
f. Memiliki cadangan cairan disinfekstan yang cukup
g. Memiliki ruangan UKS dan perlengkapannya serta petugas kesehatan
h. Memiliki WC yang representatif dan higienis
i. Memiliki kotak sampah khusus untuk pembuangan masker bekas
j. Memiliki akses fasilitas kesehatan / pelayanan kesehatan ( satgas
Covid-19 kabupaten atan puskesmas terdekat atau RSUD Ciamis)
k. Memasang rambu-rambu/ spanduk/ peringatan banner terkait
protokol kesehatan
ALOKASI WAKTU
NO MATA PELAJARAN KELAS
1 2 3 4 5 6
Kelompok A
1 PABP 4 4 4 4 4 4
2 PPKn 3 3 3 3 3 3
3 B. Indonesia 6 6 6 3 3 3
4 Matematika 5 5 5 3 3 3
5 IPA - - - 3 3 3
6 IPS - - - 3 3 3
Kelompok B
7 SBdP 2 2 2 2 2 2
8 PJOK 2 2 2 2 2 2
Jumlah 22 22 22 23 23 23
Muatan Lokal
9 B. Sunda 2 2 2 1 1 1
10 B. Inggris
11 Karawitan
Jumlah 24 24 24 24 24 24
22
3) Contoh Model Shifting Harian
Shift harian dilakukan dengan pembelajaran 1 kelompok belajar
sehari penuh apabila memungkinkan dengan memperhatikan
prinsif berkeadilan. Adapun contoh jadwal dalam pembagian 2
kelompok sebagai berikut :
Minggu ke 1
Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu
Klp. A Klp. B Klp. A Klp. B Klp. A Klp. B
Minggu Ke 2
Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu
Klp. B Klp. A Klp. B Klp. A Klp. B Klp. A
Siswa yang tidak pada moda tatap muka mereka belajar melalui
jaringan dengan model Whats App Group atau Intranet.
23
b. Contoh Struktur Kurikulum SMP Pada Masa Kondisi Khusus
1) Struktur Kurikulum
Alternatif 1.
Jumlah Jam/
minggu/Kelas Waktu
Komponen
(menit)
VII VIII IX
KELOMPOK A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 1 1 1 40
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 1 1 1 40
3. Bahasa Indonesia 1 1 1 40
4. Matematika 1 1 1 40
5. Ilmu Pengetahuan Alam 1 1 1 40
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 1 1 1 40
7. Bahasa Inggris 1 1 1 40
KELOMPOK B
8. Seni Budaya 1 1 1 40
9. Pend Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 1 1 1 40
10. Prakarya / TIK 1 1 1 40
11. Bahasa Sunda 1 1 1 40
Jumlah Jam Per Minggu 11 11 11
Alternatif 2
Jumlah Jam/
minggu/Kelas Waktu
Komponen
(menit)
VII VIII IX
KELOMPOK A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 1 1 1 30
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 1 1 1 30
3. Bahasa Indonesia 2 2 2 30
4. Matematika 2 2 2 30
5. Ilmu Pengetahuan Alam 2 2 2 30
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 2 2 2 30
7. Bahasa Inggris 2 2 2 30
KELOMPOK B
8. Seni Budaya 1 1 1 30
9. Pend Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 1 1 1 30
10. Prakarya / TIK 1 1 1 30
11. Bahasa Sunda 1 1 1 30
Jumlah Jam Per Minggu 16 16 16
24
2) Jadwal Pelajaran
Alternatif 1
Jam ke Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
Shift 1
1 07.00-07.40 Tugas
2 07.40-08.20 mandiri
3 08.20-09.00 terstruktur
Shift 2
1 10.00-10.40 Tugas
2 10.40-11.20 mandiri
3 11.20-12.00 terstruktur
Keterangan: Bimbingan dan konseling masuk kelas selama 1 JP
Alternatif 2
Jam ke Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
Shift 1
1 07.00-07.30 Tugas
2 07.30-08.00 mandiri
3 08.00-09.30 terstruktur
4 09.30-10.00
Shift 2
1 10.00-10.30 Tugas
2 10.30-11.00 mandiri
3 11.00-11.30 terstruktur
4 11.30-12.00
Keterangan: Bimbingan dan konseling tidak masuk kelas
IV. PENUTUP
Demikian Prosedur Operasional Standar disusun, sebagai bahan acuan Satuan
Pendidikan dalam proses pelaksanaan pendaftaran, verifikasi dan pelaksanaan
pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan pada Kondisi Khusus Tahun
Pelajaran 2020/2021 Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis.
25