Anda di halaman 1dari 38

TERMOREGULASI

pada NEONATUS

Dr. Bugis Mardina Lubis, Mked(Ped), SpA(K)

1
Pendahuluan

MASALAH YANG SIGNIFIKAN PADA


NEONATUS, KHUSUSNYA PADA BAYI
BBLR DAN PREMATUR

KONTRIBUSI TERHADAP RISIKO


MORBIDITAS DAN MORTALITAS

2
Penyebab

• Rasio permukaan tubuh dibanding berat


badan lebih besar
• Lemak subkutan sedikit dengan kapasitas
insulator (penyekat panas) yang lebih kecil
• Persediaan lemak coklat belum berkembang
(bayi prematur)

3
Otak Bayi Prematur

4
Termoregulasi
DEFINISI
Suhu neonatus normal: 36,5 – 37,5 ºC.
Hipotermia: suhu tubuh di bawah 36,5 ºC.
Hipertermia: suhu tubuh di atas 37,5 ºC.
Lingkungan suhu netral (NTE):
Kondisi/suhu lingkungan dimana suhu
tubuh normal dengan pengeluaran kalori
dan konsumsi oksigen yang minimal.

5
Mekanisme Termoregulasi

Termoregulasi adalah keseimbangan


antara kehilangan panas dan produksi
panas tubuh.
◦ Tujuan utamanya adalah mengendalikan
lingkungan untuk mempertahankan
lingkungan suhu netral dan meminimalkan
pengeluaran energi.

6
Mekanisme Termoregulasi (lanjutan ...)

Produksi panas
 Pada saat lahir, suhu tubuh turun
seketika diikuti dengan stres dingin.
Produksi panas terjadi akibat pelepasan
norepinefrin yang menyebabkan
metabolisme simpanan lemak coklat dan
konsumsi oksigen dan glukosa.

7
Mekanisme Termoregulasi (lanjutan ...)

Catatan: Karena neonatus tidak


menggigil, mereka harus
mengandalkan termogenesis tanpa
menggigil atau kimiawi untuk
memproduksi panas..

8
Mekanisme Termoregulasi (lanjutan ...)

Kehilangan panas
Pada neonatus, kehilangan panas
sangat besar sehingga melebihi
kemampuan untuk memproduksi
panas dan menjaga keseimbangan.

9
Metode kehilangan panas
Evaporasi
 Kehilangan panas ke udara ruangan melalui
kulit yang basah atau selaput mukosa.
Konduksi
 Terjadi jika bayi diletakkan pada permukaan
yang dingin dan padat.
Radiasi
 Terjadi jika panas berpindah dari bayi ke
benda padat lainnya tanpa melalui kontak
langsung.
Konveksi
 Kehilangan panas dari kulit bayi ke udara
yang bergerak.

10
Mekanisme hilangnya panas

11
Metode kehilangan panas (lanjutan ...)
 Semua metode tersebut dapat menjadi
masalah di bagian ruang bayi di rumah sakit.
Jika udara sangat panas, bayi akan
mengumpulkan panas terutama melalui
radiasi dan konveksi.
 Catatan: Neonatus sakit/prematur tidak
mempunyai kemampuan untuk meningkatkan
suhu tubuhnya dengan cara meningkatkan
laju metabolik. Selain itu, simpanan lemak
coklat dan subkutan lebih sedikit dibandingkan
dengan neonatus cukup bulan.

12
Pemeriksaan Suhu

• Pemeriksaan suhu aksiler selama 5 menit

• Pemeriksaan suhu rektal tidak dianjurkan 13


14
Hipotermia
Hipotermia: suhu tubuh di bawah 36,5 ºC
Faktor risiko :
 Lingkungan yang dingin
 Asuhan neonatus yang tidak tepat
segera setelah lahir misalnya
pengeringan tubuh tidak memadai,
baju tidak memadai, dan dipisahkan
dari ibu.

15
Faktor Risiko Hipotermia (lanjutan ...)

Prosedur penghangatan tidak


memadai (sebelum dan selama
perjalanan).
Neonatus yang sakit dan stres.

16
Tanda Dan Gejala Hipotermia

Pengukuran suhu pada neonatus


mungkin tidak dapat mendeteksi
secara dini adanya stres dingin,
karena neonatus akan menggunakan
simpanan energi lebih dahulu untuk
mempertahankan suhu tubuhnya.

17
Tanda Dan Gejala Hipotermia (lanjutan ...)

Tanda awal hipotermia


Kaki teraba dingin.
Kemampuan mengisap rendah atau
tidak bisa menyusu.
Letargi dan menangis lemah.
Perubahan warna kulit dari pucat dan
sianosis menjadi kutis marmorata atau
pletora.
Takipnea dan takikardia.

18
Tanda Dan Gejala Hipotermia (lanjutan ...)
Saat hipotermia menetap, tanda
berikut berlanjut:
◦ Letargi
◦ Apnea dan bradikardia
◦ Risiko tinggi untuk terjadinya hipoglikemia,
asidosis metabolik, sesak nafas, dan faktor
pembekuan yang abnormal (DIC,
perdarahan intraventrikel, perdarahan
paru).

19
Hipertermia
Hipertermia: suhu tubuh di atas 37.5 ºC
 Faktor risiko:
◦ Suhu lingkungan
◦ Dehidrasi
◦ Perdarahan Intrakranial
◦ Infeksi
 Catatan: Inkubator harus dipantau ketat
terhadap terjadinya suhu terlalu tinggi atau
terlalu rendah yang tidak benar.

20
Tanda dan gejala Hipertermia

Kulit hangat terlihat kemerahan


atau merah muda pada awalnya
dan kemudian terlihat pucat.
Berkeringat; ketidakmampuan
neonatus untuk mengeluarkan
keringat mungkin merupakan
sebagian besar dari masalah yang
terjadi.

21
Tanda dan gejala Hipertermia (lanjutan ...)

Pola yang mirip dengan hipotermia


mungkin terjadi jika masalah
berlanjut: meningkatnya laju
metabolik, iritabel/rewel, takikardia,
dan takipnea.
Dehidrasi, perdarahan intrakranial,
heat stroke, dan kematian.

22
Klasifikasi berat ringan
hipotermia/hipertermia
Temuan*
Anamnesis Pemeriksaan Klasifikasi

- Bayi terpapar suhu - Suhu Tubuh 32 oC- Hipotermia sedang


lingkungan yang 36,4oC
rendah - Gangguan napas
- Waktu timbulnya - Denyut jantung
kurang dari 2 hari kurang dari 100
kali/menit
- Malas minum
- Letargi
- Bayi terpapar suhu - Suhu tubuh < 32 oC Hipotermia berat
lingkungan yang - Tanda hipotermia
rendah sedang
- Waktu timbulnya - Kulit teraba keras
kurang dari 2 hari - Napas pelan dan 23
dalam
Klasifikasi berat ringan
hipotermia/hipertermia
lanj…
- Tidak terpapar dengan - Suhu tubuh berfluktuasi antara Suhu tubuh tidak stabil
dingin atau panas 36 oC – 39 oC meskipun berada di (pertimbangkan dugaan
yang berlebihan suhu lingkungan yang stabil sepsis)
- Fluktuasi terjadi sesudah periode
suhu stabil

- Bayi berada - Suhu tubuh > 37, 5 oC Hipertermia


dilingkungan yang - Tanda dehidrasi (elastisitas kulit
sangat panas, turun, mata dan ubun-ubun besar
terpapar sinar cekung, lidah dan membran
matahari, berada di mukosa kering)
dalam inkubator, atau - Malas minum
di bawah pemancar - Frekuensi napas > 60 kali. Menit
panas. - Denyut jantung > 160 kali/ menit
- Letargi
- Iritabel

*Diagnosis pada kolom sebelah kanan tidak dapat ditegakkan apabila temuan yang dicetak tebal tidak
dijumpai pada bayi. Adanya temuan yang dicetak tebal, juga tidak menjamin diagnosis tegak. Diganosis
ditegakkan hanya bila didapat temuan yang dicetak miring. Temuan lain yang dicetak tegak merupakan
penunjang yang dapat membantu menegakkan diagnosis, tetapi bila tidak dijumpai tidak dapat digunakan
untuk menyingkirkan diagnosis.
24

Buku Panduan Manajemen Bayi Bayi Baru Lahir (Depkes, 2004)


Pengendalian suhu
di Unit Perawatan Neonatus

Di ruang bersalin


◦ Berikan lingkungan hangat yaitu lingkungan
yang bebas dari aliran udara yang bertiup.
◦ Keringkan bayi segera.
◦ Kontak kulit dengan kulit bersama ibu secara
langsung dapat berfungsi sebagai sumber
panas. Selimuti ibu dengan bayinya sekaligus
atau tutupi dengan kain.

25
Di Ruang bersalin

26
Pengendalian suhu
di Unit Perawatan Neonatus
(lanjutan ...)

Di ruang bersalin (lanj.)


◦ Gunakan radiant warmer pada saat lahir
untuk semua neonatus dari ibu yang
mempunyai faktor risiko atau menunjukkan
tanda stres intrapartum atau nilai Apgar
rendah.
◦ Gunakan topi bayi, jika ada, untuk menutupi
bagian kepala.

27
Penggunaan Radiant Warmer

 Bayi tidak menggunakan pakaian, kecuali popok,


dan diletakkan tepat dibawah penghangat di dalam
radiant warmer.
 Probe pengukur suhu diletakkan rata di kulit
neonatus, biasanya di bagian kanan perut.
 Suhu servo diatur 36,5°C.
 Suhu diukur setiap 30 menit atau sesuai instruksi
dokter untuk menentukan bahwa suhu neonatus
berada pada kisaran yang tepat.

28
Perawatan dalam inkubator

Pastikan bahwa semua petugas


yang terlibat dalam perawatan ini
mampu menggunakan inkubator
dengan benar, memantau suhu
bayi, dan menyesuaikan suhu
inkubator untuk mempertahankan
lingkungan suhu netral (NTE).

29
Perawatan dalam inkubator

Inkubator memerlukan pasokan


listrik yang tidak terputus, petugas
terlatih untuk pemeliharaan dan
perbaikan, serta ketersediaan suku
cadang untuk perbaikan.

30
Perawatan dalam inkubator (lanjutan ...)

 Perhatikan lokasi inkubator di ruang bayi.


Inkubator harus jauh dari jendela yang
tidak bisa ditutup rapat. Suhu ruangan
harus tepat dan tiupan angin minimal.
 Catatan: Jika inkubator terkena sinar
matahari langsung atau lampu fototerapi
digunakan, pemantauan suhu neonatus
dan penyesuaian suhu inkubator perlu
sering dilakukan untuk mencegah
pemanasan yang berlebihan.

31
Perawatan dalam inkubator (lanjutan ...)

Jika neonatus memerlukan


perawatan dalam inkubator, penting
untuk menganjurkan orang tua bayi
berkunjung dan memeluknya
sesering mungkin, dan
memanfaatkan kontak kulit dengan
kulit agar suhunya stabil.

32
Selama perawatan dalam inkubator (lanjutan ...)
Suhu neonatus harus dipantau secara
berkala, setiap 4 jam atau sesuai
instruksi dokter untuk mempertahankan
suhu tubuh 36,5 – 37,5°C.
Lubang jendela inkubator sedapat
mungkin harus digunakan saat
melakukan perawatan neonatus, dan
tidak dengan membuka pintu inkubator
yang lebih besar.

33
Suhu inkubator
BERAT LAHIR SUHU INKUBATOR (OC) MENURUT UMUR
35oC 34 oC 33 oC 32 oC
<1500 g 1-10 hari 11 hari-3 3-5 minggu >5 minggu
minggu

1500-2000 g 1-10 hari 11 hari - 4 >4 minggu


minggu

2100 – 2500 g 1-2 hari 3 hari – 3 >3 minggu


minggu

>2500 g 1-2 hari > 2 hari

34
Buku Panduan Manajemen Bayi Bayi Baru Lahir (Depkes, 2004)
Perawatan Metode Kanguru

• Menghangatkan/mempertahankan bayi
pada suhu normal
• Memperlancar ASI/ Menfasilitasi menyusui
• Meningkatkan durasi menyusui
• Meningkatkan BABY BONDING

35
Perawatan Metode Kanguru

36
Remember !
Warm chain

• WARM DELIVERY ROOM • BATHING POSTPONED


(>25°C) • APPROPRIATE CLOTHING
• WARM RESCUSITATION • MOTHER & BABY
• IMMEDIATE DRYING TOGETHER
• SKIN-TO SKIN CONTACT • WARM TRANSPORTATION
• BREASTFEEDING • PROFESSIONAL ALERT

37
38

Anda mungkin juga menyukai