Anda di halaman 1dari 32

SABILULUNGAN RAKSA DESA

“RINTISAN” PENGEMBANGAN BANK SAMPAH TEMATIK


UNTUK MEMPERKUAT KEBIJAKAN PENGELOLAAN
SAMPAH BERBASIS RUMAH TANGGA
Landasan Filosofis

Berbicara permasalahan lingkungan maka sesungguhnya berbicara


tentang Peradaban dan Perilaku Manusia

Penanganan permasalahan lingkungan harus dilakukan terus


menerus, melibatkan banyak pemangku kepentingan, dan berbasis
pendekatan ekosistem

Potensi partisipasi masyarakat merupakan salah satu hal penting dalam


mendukung keberhasilan pengelolaan lingkungan dengan pendekatan
“Individual Basic”
Sampah bagian dari hasil Perilaku Manusia yang harus
dikelola dengan benar

Sampah merupakan tanggung jawab kita bersama sehingga


diperlukan komitmen kita semua untuk mengurangi dan
menangani sampah secara berwawasan lingkungan

Sesungguhnya sampah bukan sumber masalah tetapi sumber


daya lingkungan “Sayangi Sampah Sampah Sayangi Kita”
Landasan Kebijakan
VISI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANDUNG
Tahun 2016 - 2021
Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri, dan Berdaya Saing,
melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik serta sinergi Pembangunan
Perdesaan berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan

Peningkatan Sumber Daya Manusia

Pemantapan Infrastruktur
5 Koridor
Pembangunan Peningkatan Ekonomi yang Berdaya Saing

Ketahanan Pangan

Peningkatan Kualitas Lingkungan


Landasan Program
Program Unggulan Strategis
Sabilulungan Raksa Desa
Rumah Harus Layak Huni dan Sehat

Air Harus Terpelihara,Tersedia dan Higienis

Kakus Harus Bersih dan Layak Pakai

Sampah Harus Terkelola dan Ekonomis

Alam Harus Terjaga dan Lestari


Strategi
“Pelaksanaan Kegiatan Berbasis Sistim Nilai”

KONSERVASI BERBASIS IBADAH DAN KESEJAHTERAAN

PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS RUMAH TANGGA

PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT MELALUI SPIRIT “JAGA


KAMPUNG JAGA LEMBUR”
PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS
RUMAH TANGGA
Sampah Bukan Sumber Masalah
Tapi Sampah Adalah Sumber Daya Lingkungan

Sumber Daya Organik Sumber Daya Energi


Sumber Daya Ekonomi
(Kehidupan) (Biodigester / Listrik)
Sayangi Sampah
Sampah Sayangi Kita
DEKLARASI
KABUPATEN BANDUNG BERSIH SAMPAH TAHUN 2020
6 STRATEGI MENUJU
KABUPATEN BANDUNG BERSIH SAMPAH 2020

Kawasan Pemukiman dan


Perumahan
Bersih Sampah Kawasan Industri
Bersih Sampah
Kabupaten Bandung
Bersih Sampah
2020

Kawasan Perkantoran
Bersih Sampah
Kawasan Pertokoan
Bersih Sampah

Kawasan Pendidikan
Bersih Sampah Sungai dan Saluran Air
Bersih Sampah
INSTRUKSI BUPATI BANDUNG
NOMOR 1 TAHUN 2018
TENTANG SINERGI PEMBANGUNAN PERDESAAN DI KABUPATEN BANDUNG

Angka 2. Mendorong implementasi


kebijakan pengelolaan sampah
berbasis rumah tangga dan
masyarakat dalam rangka
mewujudkan Kabupaten Bandung
Bersih Sampah tahun 2020

Angka 4. Mendukung upaya


konservasi di kawasan hulu dan
sepanjang DAS Citarum, menjaga
kualitas lingkungan hidup,
meningkatkan daya dukung dan daya
tampung, ketahanan air dan
kesehatan melalui Gerakan
SATAPOK dengan penguatan
terbentuknya kampung tematik
MPTS dan 1000 kampung
INSTRUKSI BUPATI BANDUNG
NOMOR 2 TAHUN 2018
TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA AIR DAN PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI PEMBUATAN
LUBANG CERDAS ORGANIK / LUBANG RESAPAN BIOPORI
GERAKAN LCO (Lubang Cerdas Organik)
Adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah
dengan diameter 10-30 cm, kedalaman 80-100 cm atau tidak melebihi Kebijakan Pemerintah Kabupaten Bandung bahwa 1 rumah
kedalaman muka air tanah, kemudian diisi sampah organik untuk terdapat minimal 2 LCO, dengan melihat bahwa komposisi
mendorong terbentuknya biopori (pori berbentuk liang atau sampah rumah tangga Kabupaten Bandung 45 – 60 % berupa
terowongan kecil yang dibentuk oleh aktivitas fauna tanah atau akar sampah organik sehingga diatur dalam Perdes di seluruh Desa
tanaman)
INSTRUKSI BUPATI BANDUNG
NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG
GERAKAN SABILULUNGAN PENGURANGAN PENGGUNAAN
SAMPAH PLASTIK DI KABUPATEN BANDUNG

Mengurangi pemakaian /penggunaan wadah /


kemasan/kantong berbahan plastik yang tidak
ramah lingkungan atau pemakaian sekali pakai

Setiap rapat tidak menggunakan kemasan


yang berbahan plastik/tidak dapat didaur
ulang/sekali pakai

Kantin dan sekolah untuk mengurangi dan/atau


tidak menjual makanan yang berkemasan.
KENAPA HARUS PENGEMBANGAN
BANK SAMPAH TEMATIK ?

MINDSET MASYARAKAT TRAUMATIK


Rintisan Pengembangan Bank Sampah Tematik adalah strategi
program penguatan fungsi bank sampah berbasis 3R yang
mendorong terbangunnya prinsip circular economy dalam
pengelolaan dan pemanfaatan sampah secara terintegrasi dan
terpadu berbasis rumah tangga dan kawasan.
Penguatan tematik antara lain meliputi:
• Pengolahan dan pemanfaatan sampah organik melalui gerakan LCO, komposter
dan atau melalui biokonversi maggot yang terintegrasi dengan budidaya ikan
dan ternak (ayam /bebek/kalkun) serta budidaya tanaman hidroponik /
budidaya tanaman hias serta pengembangan pembibitan/persemaian.
• Pemanfaatan sampah anorganik melalui Bank Sampah dan Teknologi TOSS
(Tempat Olah Sampah Setempat / peyeumisasi) menjadi briket sampah.
Rintisan Pengembangan Bank Sampah Tematik adalah Program edukasi
pengelolaan sapah berbasis rumah tangga/ masyarakat dalam skala kawasan tertentu/
komunal untuk mendorong penguatan pemahaman dan peran aktif masyarakat dalam
pengurangan dan penanganan sampah dengan memperkuat keberadaan serta fungsi
Tempat Pengelolaan Sampah (TPS/TPS 3R).sehingga secara optimal mampu mendukung
pengelolaan sampah sejak dari sumbernya atau paling tidak secara bertahap mampu
mengurangi potensi timbulan sampah yang dibuang ke TPS sekaligus ditujukan untuk
mengubah “mindset” bahwa sampah bukan sumber masalah melainkan sumberdaya
lingkungan serta merubah cara pandang tentang tanggung jawab sebagai sumber
sampah sekaligus sumber solusi dalam pengelolaan sampah.
Penguatan tematik antara lain meliputi:
• Pengolahan dan pemanfaatan sampah organik melalui gerakan LCO, komposter
dan atau melalui biokonversi maggot yang terintegrasi dengan budidaya ikan
dan ternak (ayam /bebek/kalkun) serta budidaya tanaman hidroponik /
budidaya tanaman hias serta pengembangan pembibitan/persemaian.
• Pemanfaatan sampah anorganik melalui Bank Sampah dan Teknologi TOSS
(Tempat Olah Sampah Setempat / peyeumisasi) menjadi briket sampah.
Pusat Edukasi
Pengelolaan Sampah
Jelekong
“PUSPA JELEKONG”
Fasilitas Pengelolaan Sampah Organik melalui Biokonversi
Maggot
Insektarium Lalat BSF
Unit Penetasan Kapasitas 30.000
Kapasitas dapat Ekor Lalat
menampung 15 Kg telur
BSF

Unit Pemrosesan Larva


Unit Penampungan Sampah berupa Mesin Oven
Organik Kapasitas 500 Kg/
Kapasitas 9 ton Sampah Hari
Organik
Unit Pemanfaatan
- Rumah Burung 50 ekor
- 3 Bioflok 300 ekor lele
Unit Pengolahan Sampah
- Peternakan Ayam KBU 200 ekor (Masih
Organik Melalui Maggot dalam Proses Pembangunan)
Kapasitas 9 ton sampah - Peternakan Kalkun sebanyak 45 ekor
organik
- Pemanfaatan kasgot dan Kascing
menjadi media tanam
- dll
Unit Pengolahan Sampah Organik melalui Maggot
(Unit Pembesaran Maggot)
Pemanfaatan Maggot
Pengembangan Ternak Pengembangan Padi
Ayam Petelur / Ayam KUB Organik Berbasis
Kasgot

Pengembangan ternak Rumah Burung


Kalkun

Pengembangan Kolam
Ikan Nila Pakan Maggot

Kolam Bioflok untuk Lele


Siklus Panen Maggot
500-900 telur/cluster
Menetas 3-4 hari

Telur Maggot
Rata rata hidup 7 s.d 14 hari
Unit
Insektarium
Bayi Larva
Lalat Unit
penetasan Hari ke 1 sejak menetas,
ukuran kurang dari 1 mm.
Unit
Sudah tidak bergerak . Diam Pembesaran
rata-rata 7 hari-14 hari.
Pupa
Larva Dewasa
Di mulai hari ke 18/21 hari/ tidak
makan , mulai memanjat dari media
mencari tempat kering Di usia hari ke
Prepupa 19 -21 hari sejak dari
Rata2 7 hari.
menetas /14 hari sejak 5DOL
Produk Online
Ngopi Kancing
Ngolah Kotoran Sapi jadi Cacing dan Kascing

- Jenis Cacing Lumbricus.


INPU T
- Panen Cacing untuk pertama
Kohe dilakukan setelah 3 bulan dan untuk
panen kedua dan seterusnya dapat
dilakukan tiap bulan

Cacing Kascing
5 Ekor /10 Kg Kotoran
Sapi Per Hari

Sampah Organik

Panen 20 Kg cacing 100 Kg setiap Panen


setiap
1 bulan
Benih awal ditanam 40
Kg Cacing
2 Kg sampah organik Setiap Panen 40 kg
Your Logo or Name
Here
Per Cacing dan tersedia
Pemanfaatan Sampah
Anorganik Melalui “TOSS”
Input Sampah Output Operator
An organik
Residu

Sampah anorganik residu dan Briket


sampah organik

Peralatan dan Mesin yang dibutuhkan


- Bak TOSS - Mesin Shaking Shive (Pengayak)
- Mesin Shcreder - Mesin Mixing
- Mesin Crusher - Mesin Briket

Your Logo or Name


Here
Produk

Maggot Puspa Kompos Kompos


Organik dari Organik dari
Kasgot Kascing
1. Pakan Ikan Lorem ipsum dolor sit Lorem ipsum dolor sit
amet, consectetuer amet, consectetuer
2. Pakan Ayam adipiscing elit adipiscing elit
3. Pakan Kucing – Anjing
4. Pakan Reptile
5. Pakan Burung
Pusat 13
EdukasiYPoeunrgeLo
l olgaoanoSraNmapmaheJ
ALU
R

Your Logo or Name 14


Here
HIDUP BERSIH
MULAI DARI
DIRI KITA SENDIRI

H. Dadang M Naser, SH, S.IP, M.Ip


Bupati Bandung
* Kandang kawin ini
dapat menampung 6.000-10.000 lalat

*Seekor lalat betina dapat menghasilkan telur hingga


400-800 buah, dan telur tersebut menetas dalam kurun
waktu empat hari. Satu butir telur beratnya
sekitar 25 µg.
* 10.000 larva Bayi larva dalam sebuah Bak Kotak (40x60x17
cm) memakan 16 kg sampah basah (75% air) selama
14 hari.

Anda mungkin juga menyukai