Anda di halaman 1dari 35

MENYUSUN RENCANA RAWATAN

STEPHANUS SUCIPTO, ICAP I, RC

Disadur dari:
The Colombo Plan Outreach Drop-in Centre Development Program
PENGERTIAN TREATMENT PLAN

Treatment Planning adalah proses dalam terapi, dimana


konselor dan klien secara bersama-sama
 mengidenifikasikan masalah2 yang perlu dicarikan
solusinya
 menetapkan tujuan terapi (goal) jangka pendek dan jangka
panjang
 memutuskan metode treatment yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan terapi
PRINSIP-2 DASAR TP:
 Treatment Plan yang tertulis dalam kontrak dibuat atas dasar
asesmen yang telah dilakukan sebelumnya dan merupakan
hasil negosiasi antara klien dan konselor untuk menjamin
bahwa TP disusun sesuai dengan kebutuhan individual klien.
 Perumusan masalah, goal dan strategi yang hendak ditempuh
dituliskan secara spesifik, mudah dipahami oleh klien dan
dinyatakan dalam kata kerja yang konkrit (dapat terukur).
 Perumusan masalah mencakup semua hal yang dibutuhkan
klien, seperti yang sudah diidentifikasikan sebelumnya.
 Penetapan goal terapi harus merujuk pada masalah yang sudah
diidentifikasi sebelumnya ; bisa meliputi satu atau beberapa
tujuan (goal jangka pendek) yang secara khusus ditetapkan
untuk mengatasi/mengurangi masalah klien.
 Goal harus dinyatakan dalam kata kerja agar klien dan
konselor dapat mengamati progres treatment.
 Strategi dalam TP secara spesifik menghubungkan antara
masalah dengan goal. Perlu disebutkan secara jelas metode
pelayanan yang akan diberikan, siapa yang akan memberikan,
dimana pelayanan dapat diperoleh dan frekuensi pelayanan.
 TP merupakan proses yang dinamis, kontrak yang telah dibuat
pada awal treatment perlu dievaluasi secara berkala dan bila
perlu dimodifikasi.
PREVIEW ASSESSMENT
• Bagaimana biasanya Anda
merumuskan sebuah
rencana rawatan maupun
manajemen kasus bagi
klien anda?
• Apa output maupun
tanggapan yang didapat
dari klien anda?
LATAR BELAKANG
Rencana rawatan seringkali . . .
• Kurang berarti secara signifikan
• Tidak nyambung dengan hasil asesmen
• Perencanaan sama, nama programnya
saja yang beda
• Berupa kalimat teoritis atau normatif
• Klien tidak dilatih untuk menjalani
• Tidak sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan klien . . .
• Sehingga sering tidak berjalan
Rencana Rawatan seringkali . . .
• Programme-Driven Plans DARIPADA
Individualized Treatment Plans
• Satu ukuran cocok untuk semua jenis orang
RENCANA RAWATAN
IDEALNYA . . .
• Memfasilitasi berbagai macam
pilihan / kebutuhan
• Mencakup aspek Bio-Psiko-
Sosial
• Dirumuskan, didiskusikan dan
disepakati oleh klien
• Juga memfasilitasi
latihan utk menjalankan
rencana tsb
KAPAN RENCANA RAWATAN DIBUAT?
• Ketika individu (klien) masuk dalam layanan
• Ketika berpindah atau meningkat ke layanan
berikutnya
• Secara periodik dan berkesinambungan
dievaluasi dan dikembangkan
LANGKAH-LANGKAH :
A. Lakukan asesmen selengkap mungkin (dasar dari TP)

B. The Joint Commission on Accreditation of Health Care


Organizations (USA) menetapkan :

1. TP diformulasikan atas dasar informasi yang


diperoleh dari asesmen awal (initial
assessment).
2. TP untuk masalah fisik, perilaku dan status emosi
klien harus selesai dibuat dalam waktu 72 jam
pertama sejak klien datang.
C. TP harus bersifat spesifik bagi individu yang bersangkutan,
mengacu pada masalah dan kebutuhan yang dirasakan klien

1. Mencakup kelebihan dan kelemahan klien


2. Sedapat mungkin melibatkan keluarga

D. Klien dan konselor membuat daftar masalah yang signifikan


bagi klien dan menyusunnya berdasarkan skala prioritas.

1. Kecanduan alkohol 6. Pengangguran/drop out


2. Kecanduan narkoba lain 7. Orangtua pecandu
3. Riwayat putus obat 8. Kesulitan mencari teman
4. Pelecehan seksual 9. Kematian orang dekat
5. Kesulitan perkawinan
The treatment plan is “The foundation for success” of the
treatment process.
Lewis et. Al., 1988

Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

• Uraian singkat yang menjelaskan bagaimana klien


sampai membutuhkan treatment.

• Memberikan gambaran singkat status kesehatan fisik dan


emosi klien saat ini.

• Menyertakan keinginan klien secara pribadi, mengenai apa


yang diinginkn dari proses treatment.
• Mengidentifikasi secara spesifik goal jangka pendek.

• Discharge criteria yang berisi daftar langkah-langkah


yang harus dipenuhi untuk terminasi treatment.

• Mencakup uraian singkat mengenai langkah-2 yang


harus dilakukan klien untuk program aftercarenya.

Treatmen Plan meliputi :

a. Perumusan masalah
b. Goal jangka panjang
c. Tujuan jangka pendek
d. Tolok ukur
e. Perkiraan waktu pencapaian
E. Setelah masalah diidentifikasi, klien dan konselor
mendiskusikan tujuan jangka panjang dan jangka
pendek.

contoh
Jangka pendek : abstinensia/program rehabilitasi
/konseling
Jangka panjang : Gaya hidup sehat bebas
narkoba/memiliki teman2 positif/kembali ke
sekolah atau kerja/menghadiri NA

F. Goals harus diformulasikan secara jelas dan konkrit,


meliputi perkiraan tanggal pencapaian goal.
Treatment Plan bisa mencakup 5 sampai 6 area
permasalahan.

Setiap goal bisa dimodifikasi sejalan dengan progres


treatment, dan masing-2 goal perlu ada tolok ukurnya.

The goals become


the heart of the treatment program
G. Mengidentifikasi kebutuhan untuk mendapatkan
pelayanan konseling khusus, meliputi siapa yang
akan melakukan konseling, dan seberapa sering
(dalam hal ini perlu dipertimbangkan rujukan ke
konselor/terapis di luar panti)

H. Untuk setiap area permasalahan harus ada catatan


kemajuan klien. Hal ini untuk merefleksikan bahwa
area tersebut telah cukup mendapatkan perhatian.
Selain itu, semua hambatan dalam pencapaian
goal pada semua area permasalah juga harus
dicatat.

I. Resolution of problem areas specified in the


treatment plan should be documented in the
progress noted and/or on the treatment plan itself.
J. TP harus ditelaah (review) secara teratur (setiap 7-10 hari)
oleh klien dan konselor dan oleh clinical supervisor atau
treatment team..

setidaknya, review dilakukan di-saat-2 kritis seperti


pada fase admisi, transfer, terminasi atau kondisi
penting lainnya.

K. TP harus bersifat fleksibel dan terbuka terhadap


perubahan terutama dalam perumusan
permasalahan, identifikasi kebutuhan (baru) dan
dalam menetapkan goal treatment.
MENGAPA MENGGUNAKAN ASI
• Untuk aplikasi klinis
• Untuk evaluasi
• Prinsip NIDA 3:
“Agar efektif, terapi harus sesuai dengan penggunaan
NAPZA secara individual & berhubungan dgn
masalah medis, psikologis, sosial, pekerjaan &
hukum”

ASI mencakup seluruh aspek tersebut


METODE S M A R T
• Specific
• Measurable
• Achievable
• Realistic
• Time bound
SPECIFIC (SPESIFIK)
• Tajam dan fokus pada tujuan terapi
• Jabarkan secara ditail dan padat
• Arahkan pada istilah perilaku yang spesifik;
Contoh: Menstabilkan dosis penggunaan
metadon melalui kelompok dukungan dan
konseling individu berkala setiap 1x seminggu
untuk 1 bulan pertama . . .
MEASURABLE (TERUKUR)
• Sasaran dan intervensi dapat diukur (Tangible)
• Pencapaian dapat diobservasi
• Indikator kemajuan klien dapat diukur, seperti
adanya: skala penilaian asesmen, laporan
perkembangan klien, indeks perubahan
perilaku, status kesehatan mental, dll
ACHIEVABLE (DAPAT DICAPAI)
• Fokus lebih pada perubahan perilaku bertahap
dibanding pengobatannya
• Identifikasi tercapainya tujuan pada jenis
rawatan yang tersedia dan kondisi klien
• Revisi tujuan bilamana tingkat kebutuhan
rawatan klien berpindah ke tingkat selanjutnya
REALISTIC
• Sesuai dengan kemampuan klien, bukan
konselor/petugas
• Pertimbangkan aspek pendukung, seperti
lingkungan, kondisi fisik, dukungan finansial, dll
• Lebih baik kecil namun bertahap, dibanding
besar namun terkesan dipaksakan
TIME BOUND
• Fokus pada keterbatasan waktu atau tujuan
jangka pendek dan sasarannya
• Nyatakan dengan jelas waktu pelaksanaannya,
kapan dimulai dan target selesainya rencana
(ada timeline)
• Evaluasi berkala kemajuan
PERTIMBANGKAN:

Maintenance

Action

Preparation

Contemplation

Pre-contemplation
Relapse

Tahapan Perubahan Perilaku Klien 25


TINGKAT DAN STRATEGI PERUBAHAN
Para klien bergerak melalui beberapa tingkatan dan
merubah perilaku. Prinsip – prinsip dan proses perubahan
yang berbeda digunakan pada tiap tingkat untuk
mengurangi perlawanan, mendukung perkembangan dan
mencegah relapse.
Enam tingkat perubahan :
 Precontemplation
 Contemplation
 Preparation
 Action
 Maintenance
 Recurrence
PRE-CONTEMPLATION
Belum siap untuk berubah – klien hanya ada sedikit
atau belum ada pemikiran atau keinginan merubah
perilakunya

Strategi :
 Membuat hubungan dan rasa saling
percaya
 Menyatakan kekhawatiran tentang pola
penggunaan zatnya dengan
mengeksplorasi kejadian – kejadian
yang membawa klien ke tempat ini
 Memunculkan persepsi klien terhadap
masalah
 Memberikan informasi faktual tentang
konsekuensi penggunaan zat (positif
atau negatif)
PRE-CONTEMPLATION
 Memberikan masukan
tentang hasil asesmen
 Mendukung orang terdekat
untuk melakukan intervensi
 Memeriksa perbedaan antara
pandangan klien dan orang
lain terhadap masalah yang
ada
 Mengungkapkan
kekhawatiran dan
membiarkan ‘pintu’ tetap
terbuka
CONTEMPLATION
Klien ambivalen terhadap perubahan – resiko
dan keuntungan dari perubahan
dipertimbangkan oleh klien
Strategi:
 Menolong klien agar ‘timbangan’nya lebih berat ke
arah perubahan dengan menggunakan keuntungan
dan kerugian dari penggunaan zat dan perubahan
 Memeriksa nilai – nilai pribadi dari klien terhadap
perilakunya dan perubahan
 Menekankan pilihan, tanggung jawab dan self
efficacy klien terhadap perubahan
 Memunculkan pernyataan yang memotivasi diri
sendiri dan menyatakan keinginan dan komitmen dari
klien
 Merangkumkan pernyataan – pernyataan yang
memotivasi diri sendiri dari klien
PREPARATION
Bersiap – siap untuk membuat
perubahan dan mencoba – coba
dengan membuat rencana aksi.
Strategi :
 Mengklarifikasikan tujuan dan
strategi klien untuk perubahan
 Menawarkan pilihan – pilihan untuk
perubahan atau perawatan
 Menawarkan keahlian atau nasihat
 Membantu klien mendapatkan
dukungan sosial
 Mengeksplorasi harapan dari
perawatan dan peran klien dalamnya
PREPARATION
 Mencari tahu dari klien apa yang
telah membantu dia atau orang
yang ia kenal di masa lalu (dalam
melakukan perubahan)
 Membantu klien untuk
menyelesaikan urusan keuangan,
perawatan anak, kerja, transportasi
dan halangan – halangan lainnya
dari perubahan
 Klien harus mengumumkan secara
publik rencananya untuk berubah
ACTION
Membuat perubahan tersebut – klien menjalankan
rencana dan langkah – langkah perubahannya
Strategi:
 Berhubungan dengan klien dalam perawatan dan
menekankan pentingnya untuk tetap tinggal dalam
perawatan
 Mendukung pandangan yang realistis terhadap perubahan
melalui langkah – langkah kecil
 Mengenali adanya kesulitan dalam awal – awal perubahan
 Membantu klien mengidentifikasi situasi beresiko tinggi
dan menolongnya mengembangkan strategi untuk
mengatasinya
 Membantu klien dalam menemukan pendukung –
pendukung perubahan positif lain
MAINTENANCE
Mempertahankan perubahannya – klien
meneruskan rencana aksi sampai perubahan
telah terintegrasi ke dalam kehidupan klien
Strategi:
 Membantu klien menemukan dan mencoba
kesenangan – kesenangan yang tidak berasal dari
drugs
 Mendukung perubahan gaya hidup
 Membantu klien menggunakan dan melakukan
strategi – strategi coping yang baru untuk
menghindari penggunaan zat kembali
 Mempertahankan hubungan yang mendukung
 Membuat rencana yang dapat dilakukan jika
klien kembali menggunakan zat
 Meninjau ulang tujuan – tujuan jangka panjang
dengan klien
RECURRENCE
Kembali jatuh ke perilaku sebelumnya dan kembali kepada
tingkat perubahan yang telah dilewati sebelumnya
Strategi :
 Membantu klien masuk kembali kedalam siklus perbhana dan
menghargai kemauan untuk mempertimbangkan kembali
perubahan yang positif
 Mengeksplorasi kenyataan terjadinya relapse sebagai kesempatan
untuk pembelajaran
 Membantu klien dalam menemukan strategi untuk coping
 Mempertahankan hubungan yang mendukung
Disadur dari:
The Colombo Plan Outreach Drop-in Centre Development Program

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai