Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

BAYI DENGAN HIPETERMI

YAYU SARTIKA
“Advanced Innovation, Advanced You”
PENGERTIAN HIPETERMI

Hipertermi adalah keadaan suhu tubuh meningkat melebihi suhu normal yaitu suhu tubuh mencapai sekitar 37,8°C per oral atau
38,8°C per rectal secara terus menerus disertai kulit panas dan kering serta abnormalitas sistem saraf pusat seperti delirium,
kejang, atau koma yang disebabkan oleh atau dipengaruhi oleh panas eksternal (lingkungan) atau internal (metabolik).

Hypertermia pada bayi adalah peningkatan suhu tubuh bayi lebih dari37,5 ºC.
ETIOLOGI

Disebabkan oleh infeksi, suhu lingkungan yang terlalu panas atau campuran dari gangguan infeksi
dan suhu lingkungan yang terlalu panas. Keadaan ini terjadi bila bayi diletakkan di dekat api atau
ruangan yang berudara panas.Selain itu, dapat pula disebabkan gangguan otak atau akibat bahan
toksik yang dapat mempengaruhi pusat pengaturan
TANDA DAN GEJALA

1. Suhu tubuh bayi >37,5 ºC (panas)


2. Tanda dehidrasi
3. Kulit memerah
4. Malas minum
5. Frekuensi nafas lebih dari 60x/menit
6. Denyut jantung lebih dari 160 x/menit
7. Letargi
8. Kedinginan,lemas
9. Bisa disertai kejang

RS BUNDA 4
KLASIFIKASI HIPETERMI

1. Hipertermia yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas :


•Hipertermia maligna
Hipertermia maligna biasanya dipicu oleh obat-obatan anesthesia
•Exercise-Induced hyperthermia (EIH)
Hipertermia jenis ini dapat terjadi pada anak besar/remaja yang melakukan aktivitas fisik intensif dan lama pada suhu cuaca yang panas
•Endocrine Hyperthermia (EH)
Hipertermia ini disebabkan karena kelainan endokrin

RS BUNDA 5
KLASIFIKASI HIPETERMI

2. Hipertermia yang disebabkan oleh penurunan pelepasan panas


 – Hipertermia neonatal
Peningkatan suhu tubuh secara cepat pada hari kedua dan ketiga kehidupan bisa disebabkan oleh:
•Dehidrasi
•Overheating
•Trauma lahir
•Heat stroke
•Haemorrhargic Shock and Encephalopathy (HSE)
•Sudden Infant Death Syndrome (SIDS)

RS BUNDA 6
FASE-FASE TERJADINYA HIPETERMI

Fase I : Awal
•Peningkatan denyut jantung
•Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan
•Kulit pucat dan dingin karena vasokonstriksi
•Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokonstriksi
•Rambut kulit berdiri
•Pengeluaran keringat berlebih
•Peningkatan suhu tubuh
 

RS BUNDA 7
LANJUT

Fase II : Proses Demam


•Kulit terasa hangat / panas
•Peningkatan nadi & laju pernapasan
•Dehidrasi ringan sampai berat
•Proses menggigil lenyap
•Mengantuk , kejang akibat iritasi sel saraf
•Mulut kering
•Bayi Tidak mau minum
•Lemas

Fase III : Pemulihan


•Kulit tampak merah dan hangat
•Berkeringat
•Menggigil ringan
•Kemungkinan mengalami dehidrasi

RS BUNDA 8
PENATALAKSANAAN

 
•Letakkan bayi di ruangan dengan suhu lingkungan normal (25 ºC-28 ºC)
•Lepaskan sebagian atau seluruh pakaian bayi bila perlu
•Perikasa suhu aksila setiap jam sampai tercapai suhu dalam batas normal
•Bila suhu sangat tinggi (lebih dari 39 ºC), bayi dikompres atau dimandikan selama 10-15 menit dalam suhu air 4 ºC,
lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Jangan menggunakan air dingin atau air yang suhunya lebih rendah dari 4 ºC dibawah suhu bayi
• Memastikan bayi mendapat cairan adekuat

•Berikan antibiotik agar tidak terjadi terjadi infeksi


•Cari tanda sepsis
•Setelah keadaan bayi normal :
 –Lakukan perawatan lanjutan
 –Pantau bayi selama 12 jamberikutnya, periksa suhu setiap 3 jam

RS BUNDA 9
PENCEGAHAN TERHADAP HIPETERMI

 
1. Kesehatan lingkungan.
2. Penyediaan air minum yang memenuhi syarat.
3. Pembuangan kotoran manusia pada tempatnya.
4. Pemberantasan lalat.
5. Pembuangan sampah pada tempatnya.
6. Pendidikan kesehatan pada masyarakat.
7. Pemberian imunisasi lengkap kepada bayi.
8. Makan makana yang bersih dan sehat 9. Jangan biasakan anak jajan diluar
 

RS BUNDA 10
PATHWAY HIPETERMI
HIPETERMI

Resiko Inflamasi Peningkatan suhu tubuh Gangguan rasa


Infeksi nyaman nyaman

Menekan system Resiko ketidak


susunan saraf pusat seimbangan cairan

Sakit pada otot/ sendi Perlekatan kurang Kurang pengetahuan


baik

Nyeri akut Menyusui tidak


Defisit Nutrisi
efektif

RS BUNDA 11
KASUS

Seorang ibu melahirkan anak pertama yang bernama By. S, jenis kelamin perempuan melalui persalinan SC
dengan BBL 2.955 gram, PB 49 cm, BB saat ini 2.660 gram (sudah turun 10% dari BB lahir), TTV bayi : nadi 170
x/mnt, RR 69 x/mnt, suhu : 38,5 derajat celcius, orang tua bayi mengatakan bayinya rewel sudah dari 2 hari yang
lalu , asinya sedikit dan kurang, bayinya juga susah untuk menyusui, dan suhu bayi sebelum dibawa ke rs suhunya
38,7 derajat celcius, bayi cenderung tidur, bayinya tidak mau menyusui.
Membrane mukosa bayi tampak pucat, reflek hisap lemah, BAK jarang ,bayi menangis pada saat di susui, bayi
tampak rewel, bayi menolak untuk mengisap, skala nyeri 5 (menggunakan skala cries), Frekuensi BAK bayi hanya
4x dalam 24 jam
DATA FOKUS ASUHAN KEPERAWATAN

Data subjektif Data objektif


- orang tua bayi mengatakan bayinya rewel sudah dari 2 - bayi tampak rewel
hari yang lalu - TTV : nadi : 170 x/mnt, RR : 69 x/mnt, suhu : 38,5 derajat
-orang tua bayi mengatakan bayinya tidak mau menyusui celcius
dan asinya kurang - Bayi tampak malas menyusui
- orang tua bayi mengatakan bayinya susah untuk - Bayi tampak sulit tidur
menyusui - Bayi tidak mampu melekat pada payudara ibu
- orang tua bayi mengatakan suhu bayi sebelum dibawa -BAK bayi kurang dari 8x dalam 24 jam
ke rs suhunya 38,7 derajat celcius - Frekuensi BAK bayi 4x dalam 24 jam
  - Bayi mengisap tidak terus menerus
- Bayi menangis saat disusui
- Bayi rewel dan menangis dalam jam-jam pertama setelah
menyusui
- Menolak untuk mengisap
- BB lahir : 2.955 gram, BB hari ke 5 : 2.659 gram ( turun 10
% dari BB lahir)
- Membrane mukosa pucat
- Reflek hisap lemah
-Reflek menelan lemah
- Skla nyeri 5 (menggunakan skala cries)
- kulit bayi teraba hangat
DIAGNOSIS KEPERAWATAN HIPETERMI

1. Hipetermia b.d Dehidrasi


(D.0130)
Luaran : Termoregulasi (L.14134)

-Takikardi menurun
- Takipnea menurun
- Suhu tubuh membaik
- Suhu kulit membaik

RS BUNDA 14
DIAGNOSIS KEPERAWATAN HIPETERMI

1. Hipetermia b.d Dehidrasi (D.0130)

Intervensi : Manajemen Hipetermia ( I.15506)

-Identifikasi orang tua bayi penyebab hipetermia (miss, dehidrasi)


- Monitor suhu tubuh
- Monitor keluaran urine
- Berikan cairan oral
-Anjurkan tirah baring

RS BUNDA 15
DIAGNOSIS KEPERAWATAN HIPETERMI

2. Nyeri akut b.d Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi) (D.0077)

Luaran : Tingkat nyeri (L.08066)

-Meringis menurun
-Gelisah menurun
-Kesulitan tidur menurun
-Frekuensi nadi membaik
-Pola napas membaik
-Nafsu makan (asi) membaik

RS BUNDA 16
DIAGNOSIS KEPERAWATAN HIPETERMI

2. Nyeri akut b.d Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi) (D.0077)

Intervensi : Manajemen Nyeri ( I.08238)

-  Indentifikasi orang tua bayi tentang lokasi, karakteristik, durasi, fekuensi, kualitas,intensitas nyeri
- Indentifikasi orang tua bayi tentang faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Identifikasi orang tua bayi tentang pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
- Indentifikasi orang tua bayi tentang pengaruh nyeri pada kualitas hidup
-Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri ( misal : suhu ruanangan)
- Menjelaskan orang tua bayi tentang penyebab, dan pemicu nyeri
- Menganjurkan orang tua bayi memonitor nyeri secara mandiri

RS BUNDA 17
DIAGNOSIS KEPERAWATAN HIPETERMI

3. Menyusui tidak efektif b.d ketidakadekuatan reflek hisap bayi


(D.0029)

Luaran : Status menyusui ( L.03029)

-Perkekatan bayi pada payudara ibu meningkat


- Kemampuan ibu memposisikan bayi dengan benar meningkat
- Berat badan bayi meningkat
- Bayi tidur setelah menyusui meningkat
- intake bayi meningkat
- Bayi rewel menurun
- Bayi menangis setelah menyusui menurun
 

RS BUNDA 18
IMPLEMENTASI
DIAGNOSA KEPERAWATAN
KEPERAWATAN HIPETERMI
HIPETERMI

3. Menyusui tidak efektif b.d ketidakadekuatan reflek hisap bayi


(D.0029)

Intervensi : Edukasi Menyusui ( I.12393)

-Identifikasi orang tua bayi tentang kesiapan dan kemampuan menerima informasi
- Identifikasi orang tua bayi tentang tujuan atau keinginan menyusui
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempetan orang tua bayi untuk bertanya
- Dukung orang tua bayi untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam menyusui
- Libatkan sistem pendukung : suami, keluarga, tenaga kesehatan, dan masyarakat
- Berikan orang tua tua bayi konseling menyusui
- Jelaskan orang tua manfaat menyusui bagi ibu dan bayi
- Ajarkan orang tua bayi 4 (empat ) posisi menyusui dan perlekatan dengan benar
- Ajarkan orang tua bayi cara perawatan payudara postpartum ( mis memerah asi, pijat payudara,
pijat oksitosin)
RS BUNDA 19
DIAGNOSIS KEPERAWATAN HIPETERMI

4. Defisit Nutrisi b.d Peningkatan kebutuhan metabolisme ( D.0007)

Luaran : Status Nutrisi ( L.03031)

-Porsi makanan (asi) yang diminum meningkat


- Kekuatan reflek hisap meningkat
- Kekuatan feflek menelan meningkat
- Nafsu makanan (asi) membaik
- Berat badan membaik
- Frekuensi makan (asi) membaik
 

RS BUNDA 20
DIAGNOSIS KEPERAWATAN HIPETERMI

4. Defisit Nutrisi b.d Peningkatan kebutuhan metabolisme ( D.0007)

Intervensi : Manajemen Nutrisi ( I.03119)

-Identifikasi orang tua bayi tentang status nutrisi


- Identifikasi orang tua bayi tentang alergi dan itoleransi makanan ( makanan yang ibu makan)
- Monitor asupan makanan (asi)
- Monitor Berat Badan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan
ibu jika perlu

RS BUNDA 21
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
HIPETERMI
DX 1. Hipetermi
Observasi :
- Mengukur TTV bayi
Hasil : TTV : nadi 160 x/mnt, RR : 58 x/mnt, suhu : 36,8 derajat celcius
- Mengobservasi keadaan bayi
Hasil : suhu bayi sudah turun, dan bayi sudah mau menyusu
- Mengobservasi frekuensi urine
Hasil : ibu mengatakan bayi sudah BAK 3x selama 6 jam

Terapetik :
- Mengajarkan cara pemberian asi perah
Hasil : ibu sudah mengerti cara pemberian asi perah

Edukasi :
• Mengajarkan orang tua bayi untuk menyusui bayi atau mberikan asi perah tiap 2-3 jam sekali
Hasil : ibu sudah mengerti yang di edukasikan

RS BUNDA 22
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
HIPETERMI
DX 2. Nyeri akut
Observasi :
•Mengukur TTV bayi
Hasil : TTV : nadi 160 x/mnt, RR : 58 x/mnt, suhu : 36,8 derajat celcius
•Mengidentifikasi orang tua bayi tentang lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dan intensitas nyeri
Hasil : bayi sudah tampak tidak rewel, dan sudah bisa tampak tidur nyenyak setelah diberiakn asi

Terapetik :
- Mengajarkan ibu cara mengetahui skala nyeri pada bayi
dengan menggunakan skala nyeri cries
Hasil : ibu sudah mengetatui caranya dan skala nyeri bayi
sudah berkurang menjadi skla nyeri 2
Edukasi :
• Mengajarkan orang tua bayi cara menenangkan bayi
Hasil : ibu sudah tau cara menenangkan bayi
RS BUNDA 23
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
HIPETERMI
DX. 3. Menyusui tidak efektif

Observasi :
- Mengidentifikasi orang tua bayi keinginan menyusui
Hasil : orang tua bayi tampak antusias

Terapetik :
- Mendukung ibu meningkatkan kepercayaan diri dalam menyusui
Hasil : ibu tampak percaya diri menyusui bayinya setelah menerima edukasi

Edukasi :
- Mengajarkan orang tua bayi cara posisi menyusui yang benar dan cara pijat payudara dan pompa asi
Hasil : ibu sudah bisa mempraktekan cara posisi menyusui yang benar
- Menjelaskan orang tua bayi manfaat menyusui bagi ibu dan bayi
Hasil : ibu mengatakan, BB bayi menjadi meningkat, bayi tidak rewel

RS BUNDA 24
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
HIPETERMI

DX. 4. Defisit Nutrisi

Observasi :
- Mengidentifikasi orang tua bayi tentang status nutrisi pada bayi
Hasil : ibu mengatakan reflek hisap sudah mulai kuat, minum sudah muali mau
- Mengukur Berat badan
Hasil : BB (2.709 gram) naik 50 gram dari BB datang
- Monitor asupan minum bayi
Hasil : bayi sudah mau menyusui, bayi mampu menghabiskan asi perah 30-40 cc
-Monitor frekuensi jumlah BAK bayi
Hasil : BAK bayi sudah lebih dari 8x per 24 jam

Edukasi :
-Menganjurkan orang tua bayi menonitor jumlah frekuensi urine
Hasil : ibu mengatakan jumlah frekuensi BAK bayi sudah lebih dari 8x per 24 jam

RS BUNDA 25
THANK YOU!
“Advanced Innovation, Advanced You”

Contact us:

Jl. Teuku Cik Ditiro No. 21


+62 21 3192 3344
+62 21 3192 2005
www.bunda.co.id

Anda mungkin juga menyukai