Anda di halaman 1dari 67

BATUAN KARBONAT

Mata kuliah: Sedimentologi Karbonat

Fahri Adrian
Teknik Geologi
Universitas Syah Kuala
ISI MATERI

• Pendahuluan
• Komposisi Batuan Karbonat
• Komponen dan Tekstur Batuan Karbonat
• Jenis Batuan Karbonat
• Klasifikasi Batuan Karbonat
• Porositas Batuan Karbonat
PENDAHULUAN

• Batuan sedimen adalah batuan hasil pengendapan baik yang


berasal dari hasil sedimentasi mekanis (hasil rombakan batuan
asal), sedimentasi kimiawi (hasil penguapan larutan) maupun
sedimentasi organik (hasil akumulasi organik).

• Batuan sedimen hasil sedimentasi mekanis terbentuk dalam suatu


siklus sedimentasi yang meliputi pelapukan, erosi, transportasi,
sedimentasi dan diagenesa.

• Proses pelapukan yang terjadi dapat berupa pelapukan fisik


maupun kimia.

• Proses erosi dan transportasi terutama dilakukan oleh media air,


angin atau es.
KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN

• Batuan sedimen sangat banyak jenisnya dan tersebar sangat luas (± 75% dari luas permukaan
bumi) dengan ketebalan beberapa centimeter sampai beberapa kilometer.

• Berdasarkan proses pembentukan, batuan sedimen dapat dikelompokan menjadi 5 yaitu :


1. Batuan Sedimen Detritus (Klastik),
2. Batuan Sedimen Karbonat,
3. Batuan Sedimen Evaporit,
4. Batuan Sedimen Batubara, dan
5. Batuan Sedimen Silika
Golongan batuan sedimen utama serta proses-
proses pembentukannya (Koesoemadinata, 1985).
BATUAN KARBONAT
BATUAN KARBONAT

• Batuan karbonat adalah batuan sedimen yang fraksi karbonatnya (aragonit, kalsit, dolomit,
magnesit, ankerit dan siderit) lebih besar dari fraksi non karbonat (Pettijohn, 1975).

• Batuan karbonat terbentuk oleh proses sedimentasi organik, sedimentasi mekanis, sedimentasi
kimiawi atau kombinasi dari proses-proses tersebut.
KOMPOSISI SEDIMEN KARBONAT
• Aragonit
• Kalsit
• Dolomit
• Magnesit
• Siderit
• Ankesit
KOMPOSISI SEDIMEN KARBONAT

• Aragonit CaCO3 (ortorombik) : hasil


presipitasi langsung dari air laut secara
kimiawi atau berasal dari proses biogenic
(ganggang hijau), bentuk serabut, dan tidak
stabil.
KOMPOSISI SEDIMEN KARBONAT

• Kalsit CaCO3 (heksagonal) : mineral lebih


stabil, berbentuk hablur yaang baik/spar, kalsit
bila diberi alizarin red menjadi merah .
• High-Mg Calcite : kandungan MgCO3 ≥4%,
terbentuk pada daerah yang hangat
• Low-Mg Calcite : kandungan MgCO3 <4%,
terbentuk pada daerah yang dingin
KOMPOSISI SEDIMEN KARBONAT

• Dolomit CaMg(CO3)2 (heksagonal) :


berbentuk belah ketupat, tidak bereaksi
dengan alizarin red, kebanyakan hasil
dolomitisasi dari kalsit .
KOMPOSISI SEDIMEN KARBONAT

• Magnesit MgCO3 (heksagonal) :


biasanya berasosiasi dengan evaporit

• Siderit FeCO3 (heksagonal)

Magnesit
Siderite
• Ankerite Ca(Fe,Mg)(CO3)2
(heksagonal)

Ankerite
KOMPONEN DAN TEKSTUR SEDIMEN
KARBONAT
•Butiran Karbonat
•Matrik
•Semen
KOMPONEN DAN TEKSTUR SEDIMEN
KARBONAT
• Butiran karbonat (carbonate grain)

• Butiran skeletal : fragmen bagian yang keras dari


organisme yang kalkareous dan cangkang yang tidak
pecah seperti moluska, echinoid, ostrakoda, coral,
algae, foraminifera, brachiopoda, dll.
KOMPONEN DAN TEKSTUR SEDIMEN
KARBONAT
• Butiran karbonat (carbonate grain)

• Ooid : butiran karbonat yang berbentuk bulat atau


elipsoid, berukuran 0,2-0,5 mm yang mempunyai
1 atau lebih struktur lamina yang konsentris (dari
aragonit atau kalsit) dan mengelilingi inti partikel
(fragmen cangkang, pelet atau kuarsa).
• Ooid terbentuk karena agitasi (pengayakan) pada
lingkungan laut dangkal (<15 m), arus dasar yang
kuat, salinitas tinggi dan jenuh kalsium
bikarbonat.
KOMPONEN DAN TEKSTUR SEDIMEN
KARBONAT
• Butiran karbonat (carbonate grain)

• Pisoid : butiran karbonat yang berbentuk bulat


atau elipsoid, yang mempunyai struktur
lamina yang konsentris dan mengelilingi inti
partikel (fragmen cangkang, pelet atau kuarsa)
seperti ooid, tetapi berukuran >2 mm bahkan
beberapa puluh mm.
KOMPONEN DAN TEKSTUR SEDIMEN
KARBONAT
• Butiran karbonat (carbonate grain)

• Peloid/pellet : butiran karbonat yang berbentuk bulat, elipsoid atau runcing, tersusun oleh micrite tetapi
tidak punya struktur dalam, berukuran <0,1-0,5 (lanau-pasir halus).
• Peloid berasal dari : sekresi organisme terutama organisme pemakan lumpur karbonat (deposit feeder)
seperti gastropoda atau crustacea, yang disebut faecal pellet; hasil disintegrasi dari ooid atau fragmen
cangkang yang bundar oleh organisme pembor terutama endolithic (boring) algae; dan dari proses abrasi
intraclast sehingga bagian pinggirnya menjadi tumpul dan cenderung berbentuk bulat.
• Pellet cenderung berukuran kecil dan seragam, berbentuk teratur (oval-bundar) dan kandungan bahan
organiknya tinggi. Pellet banyak dijumpai di lingkungan lagoon atau tidal flat (daerah berenergi rendah dan
relatif tenang).
KOMPONEN DAN TEKSTUR SEDIMEN
KARBONAT
• Butiran karbonat (carbonate grain)

• Agregat (lump/grapestone) : kumpulan dari


beberapa macam butiran karbonat yang tersemen
bersama-sama selama sedimentasi (Tucker,
1982).
• Semennya bisa berupa semen mikrokristalin
kalsit/aragonit atau semen zat organik.
• Agregat terbentuk pada lingkungan laut dangkal
dimana energi arus dan gelombang relatif rendah.
KOMPONEN DAN TEKSTUR SEDIMEN
KARBONAT
• Butiran karbonat (carbonate grain)

• Litoklas : butiran karbonat yang berupa


fragmen batuan karbonat
• Intraklas : fragmen batuan karbonat yang
terbentuk lebih awal dan berasal dari
cekungan yang sama (pada seafloor, tidal flat
atau beach rock)
• Ekstraklas : fragmen batuan karbonat dari
umur yang berbeda atau berasal dari
cekungan yang berbeda
JENIS BATUAN KARBONAT
BATUAN KARBONAT

• Dua jenis batuan karbonat yang utama adalah batugamping (limestone) dan dolomite
(dolostone).

• Suatu batuan karbonat disebut batugamping (limestone) bila tersusun oleh kalsit ≥90% dan
disebut dolomite (dolostone) bila tersusun oleh dolomit ≥90% (Boggs, 1987).
BATUAN KARBONAT

• Jenis-jenis batugamping:
1. Batugamping terumbu
2. Batugamping klastik atau kalkarenit
3. Dolostone
4. Batugamping bioklastik
5. Batugamping oolitik
6. Batugamping kristalin
BATUAN KARBONAT

• Batuan karbonat yang terbentuk oleh proses


sedimentasi organik (kumpulan cangkang
moluska, alga, foraminifera, coral, dll) akan
menghasilkan Batugamping Terumbu .

Batugamping Terumbu
BATUAN KARBONAT

• Proses sedimentasi mekanis (hasil


rombakan batuan karbonat yang
terbentuk lebih dahulu) akan
menghasilkan Batugamping Klastik
atau Kalkarenit.

Calcarenite Rock
BATUAN KARBONAT

• Proses sedimentasi kimiawi (dolomitisasi)


akan menghasilkan batugamping yang kaya
Dolomit (Dolostone).

Dolostone
BATUAN KARBONAT

• Proses sedimentasi organik dan mekanis akan


menghasilkan Batugamping Bioklastik.

Bioclastic Limestone
BATUAN KARBONAT

• Proses sedimentasi organik dan kimiawi akan


menghasilkan Batugamping Oolit.
BATUAN KARBONAT

• Proses sedimentasi mekanis dan kimiawi akan


menghasilkan Batugamping Kristalin.
KLASIFIKASI SEDIMEN KARBONAT
•Klasifikasi Grabau (1904)
•Klasifikasi Folk (1962)
•Klasifikasi Dunham (1962)
•Klasifikasi Embry & Klovan (1971)
KLASIFIKASI GRABAU (1904)

• Grabau mengklasifikasikan batugamping berdasarkan ukuran butir menjadi 5 yaitu :


1. Calcirudite : batugamping yang ukuran butirnya lebih besar dari pasir (>2 mm).
2. Calcarenite : batugamping yang ukuran butirnya sama dengan pasir (1/16 - 2 mm).
3. Calcilutite : batugamping yang ukuran butirnya lebih kecil dari pasir (<1/16 mm).
4. Calcipulverite : batugamping hasil presipitasi kimiawi seperti batugamping kristalin.
5. Batugamping organik : batugamping hasil pertumbuhan organisme secara insitu seperti batugamping
terumbu dan stromatolite.
KLASIFIKASI GRABAU (1904)

Calcilutite
Calcirudite Calcarenite
KLASIFIKASI FOLK (1962)

• Berdasarkan perbandingan relatif antara allochem, micrite dan sparite serta jenis allochem yang
dominan, Folk mengklasifikasikan batugamping menjadi 4 yaitu :
1. batugamping tipe I allochemical rocks dengan sparry calcite cement,
2. batugamping tipe II allochemical rocks dengan microcrystalline calcite matrix (allochemical >10%),
3. batugamping tipe III orthochemical rocks (allochemical ≤10%), dan
4. batugamping tipe IV autochthonous reef rocks.

• Batas ukuran butir yang digunakan Folk untuk membedakan antara allochem dan micrite adalah 4
micron (lempung).
KLASIFIKASI FOLK (1962)

Klasifikasi batugamping menurut


Folk (1962)
KLASIFIKASI FOLK (1962)

Micrite Packed biomicrite


Micrite is equivalent to mudstone in the Dunham classification. As the relative
abundance of allochems increase, the type and abundance of the allochem is used
to modify the term micrite.
KLASIFIKASI FOLK (1962)

Biosparite Pelsparite Sparite is equivalent to open


space in the Dunham
classification. As the
relative abundance of
allochems increase, the type
and abundance of the
allochem is used to modify
Biopelsparite the term sparite.
KLASIFIKASI FOLK (1962)

Biolithites are formed by organisms that bind sediment as part of


their growth process.
KLASIFIKASI DUNHAM (1962)

• Dunham mengklasifikasikan batugamping berdasarkan tekstur pengendapan (yaitu derajat


perubahan tekstur pengendapan, komponen asli terikat atau tidak terikat selama proses
pengendapan, tingkat kelimpahan antara butiran dan lumpur karbonat) menjadi 5 yaitu :
• mudstone,
• wackestone,
• packstone,
• grainstone dan
• boundstone,

• sedangkan batugamping yang tidak menunjukan tekstur pengendapan disebut crystalline


carbonate.
KLASIFIKASI DUNHAM (1962)

• Batas ukuran butir yang digunakan Dunham untuk membedakan antara butiran dan lumpur
karbonat adalah 20 micron (lanau kasar).
• Klasifikasi batugamping yang didasarkan pada tekstur pengendapan dapat dihubungkan dengan
fasies terumbu dan tingkat energi yang bekerja sehingga dapat untuk menginterpretasikan
lingkungan pengendapan.
KLASIFIKASI DUNHAM (1962)

Klasifikasi batugamping menurut Dunham (1962)


KLASIFIKASI DUNHAM (1962)

Mudstones are composed of at least 90% carbonate mud. In hand-sample,


it is often extremely difficult to distinguish between mud and cloudy calcite
spar cement.
KLASIFIKASI DUNHAM (1962)

Crinoidal wackstone Fossiliferous wackstone


Wackstones are mud-supported carbonate rocks in which allochems make up more than 10% of
the rock volume but do not come into regular contact with one another. They can appear to
“float” in the matrix.
KLASIFIKASI DUNHAM (1962)

Crinoidal packstone Bivalve/ehinoidal packstone

Packstones are closed-framework, grain-supported carbonate rocks.


KLASIFIKASI DUNHAM (1962)

Oolitic grainstone Gastropodal grainstone

Grainstones are open framework, grain-supported carbonate rocks.


KLASIFIKASI DUNHAM (1962)

Boundstones are carbonate rocks in which components have been bound together
through organic processes.
KLASIFIKASI EMBRY & KLOVAN (1971)

• Embry & Klovan mengklasifikasikan batugamping berdasarkan tekstur pengendapan dan


merupakan pengembangan dari klasifikasi Dunham yaitu dengan menambahkan kolom khusus
pada kolom boundstone, menghapuskan kolom crystalline carbonate dan membedakan
prosentase butiran yang berdiameter ≤2 mm dari butiran yang berdiameter >2 mm, ukuran butir
≥0,03-2 mm dan ukuran lumpur karbonat <0,03 mm.

• Embry & Klovan mengklasifikasikan batugamping menjadi 2 kelompok yaitu batugamping


autochthon dan batugamping allochthon.
KLASIFIKASI EMBRY & KLOVAN (1971)

• Batugamping autochthon adalah batugamping


yang komponen penyusunnya berasal dari
organisme yang saling mengikat selama
pengendapannya.
• Batugamping ini dibagi menjadi 3 yaitu
bafflestone (tersusun oleh biota berbentuk
bercabang), bindstone (tersusun oleh biota
berbentuk mengerak atau lempengan) dan
framestone (tersusun oleh biota berbentuk kubah).
KLASIFIKASI EMBRY & KLOVAN (1971)

• Batugamping allochthon adalah batugamping


yang komponen penyusunnya berasal dari
fragmentasi mekanik, kemudian tertransport
dan diendapkan kembali sebagai partikel padat.
• Batugamping ini dibagi menjadi 6 yaitu :
mudstone, wackestone, packstone, grainstone,
floatstone dan rudstone.
• Klasifikasi Embry & Klovan sangat baik untuk
mempelajari fasies terumbu dan tingkat energi
pengendapan.
KLASIFIKASI EMBRY & KLOVAN (1971)
KLASIFIKASI EMBRY & KLOVAN (1971)

Rudist Rudist
Floatstone Rudstone
Floatstones are packstones in which at Rudstones are grainstones in which at
least 10% of the grains are gravel size. least 10% of the grains are gravel size.
KLASIFIKASI EMBRY & KLOVAN (1971)

Algal
bafflestone

Bafflestones are boundstones in which the binding organism acted as a baffle


(flow barrier).
KLASIFIKASI EMBRY & KLOVAN (1971)

Stromatolitic dolobindstone Modern stromatolites

Bindstones are boundstones formed by encrusting organisms.


KLASIFIKASI EMBRY & KLOVAN (1971)

Coralline framestone Modern reef


KLASIFIKASI EMBRY & KLOVAN (1971)

Crystalline carbonate rocks are those that do not retain their depositional
texture due to diagenetic alteration. A crystalline texture is unusual in
limestones but common in dolostones.
POROSITAS KARBONAT
POROSITAS

• Porositas adalah perbandingan antara volume rongga dengan volume total batuan (dinyatakan
dalam persen).

• Porositas dapat diuji dengan meneteskan cairan (air) ke dalam batuan. Istilah yang dipakai adalah
porositas baik (batuan menyerap air), porositas sedang (diantara baik-buruk), dan porositas
buruk (batuan tidak menyerap air).
POROSITAS

• Macam-macam porositas berdasarkan waktu terbentuknya :

• Porositas Primer : terbentuk pada saat diendapkan-diagenesis awal, contoh interkristalin, intrakristalin,
intergranular, intagranular
• Porositas Sekunder : terbentuk selama diagenesis lanjut mesogenesis-telogenesis, contoh porositas
yang terbentuk akibat retakan/fracturing, pengkerutan/shrinkage, dan pelarutan (butiran, semen,
matriks)
POROSITAS

• Choquete and Pray (1970) mengklasifikasikan porositas batuan karbonat berdasarkan tiga
kelompok yaitu tipe fabric selective, tipe not fabric selective dan tipe fabric selective or not.
Tipe-tipe porositas (Choquete and Pray, 1970)
Intergranular Porosity

Primary intergranular porosity consists of depositional open space between allochems that
tends to decrease with burial through compaction and cementation.
Intragranular (sheltered) Porosity

Primary intragranular porosity consists of depositional open space within allochems that
tends to decrease with burial through compaction and cementation.
Intercrystalline Porosity

Secondary intercrystalline porosity consists of open space between authigenic.


Moldic Porosity

Secondary moldic porosity consists of open space within allochems produced through
dissolution.
Dissolution (vug) Porosity

Secondary dissolution porosity consists of open space within or between allochems


formed by the removal of primary and secondary material.
KESIMPULAN
KESIMPULAN

• Batuan karbonat adalah batuan sedimen yang fraksi karbonatnya (aragonit, kalsit, dolomit, magnesit, ankerit
dan siderit) lebih besar dari fraksi non karbonat (Pettijohn, 1975).

• Butiran karbonat dapat berupa:


1. Butiran skeletal
2. Ooid
3. Pisoid
4. Peloid
5. Agregat / Lump/Grapestone
6. Litoklas
KESIMPULAN

• Jenis-jenis batugamping: • Klasifikasi Batuan Karbonat


1. Batugamping terumbu 1. Klasifikasi Grabau (1904)

2. Batugamping klastik atau kalkarenit 2. Klasifikasi Folk (1962)


3. Klasifikasi Dunham (1962)
3. Dolostone
4. Klasifikasi Embry & Klovan (1971)
4. Batugamping bioklastik
5. Batugamping oolitik
6. Batugamping kristalin • Porositas Batuan Karbonat
1. Intergranular
2. Intragranular
3. Intercrystalline
4. Moldic
5. Dissolution
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai