Anda di halaman 1dari 68

Ekonomi Manajerial

dalam Perekonomian Global

Teori dan Estimasi Produksi


ORGANISASI PRODUKSI

 Input
 Tenaga kerja, Modal, Lahan
 Input Tetap
 Input Berubah
 Jangka Pendek
 Paling tidak ada satu input tetap
 Jangka Panjang
Seluruh input adalah variabel
1. PRODUKSI DENGAN SATU INPUT VARIABEL
(PRODUK TOTAL, RATA-RATA DAN MARGINAL)

Fungsi produksi : adalah suatu fungsi / persamaan yang


menunjukkan hubungan antara tingkat output
dan tingkat penggunaan input-input.
Q = f (X1, X2, X3, …, Xn) Keterangan ;
Q = tingkat produksi (output)
atau X1, X2, X3, …, Xn = berbagai input yang
digunakan
Q = f (K, L, R, T) Keterangan ;
K = stok modal
L = tenaga kerja
R = kekayaan alam
T = teknologi
Sifat fungsi produksi

The Law of Diminishing Returns


(Hukum Hasil Lebih yang Semakin Berkurang)

Menyatakan : bila suatu macam input ditambah


penggunaannya, sedang input-input lain
tetap maka tambahan output yang
dihasilkan dari setiap tambahan satu
unit input yang ditambahkan tadi mula-
mula menaik sampai suatu tingkat
tertentu, tetapi kemudian menurun bila
input tersebut terus ditambah.
PRODUK TOTAL / TOTAL PRODUCT (TP)

adalah : kurva yang menunjukkan tingkat produksi total (Q)


pada berbagai tingkat penggunaan input variabel
(input-input lain tetap)

TP = Q = f (L)
PRODUK MARGINAL / MARGINAL PRODUCT (MP)

adalah : kurva yang menunjukkan tambahan dari Total Produk


yaitu 𝛥 TP atau 𝛥 Q yang disebabkan oleh tambahan 1
unit input variabel.
PRODUK RATA-RATA / AVERAGE PRODUCT (AP)

adalah : kurva yang menunjukkan hasil rata-rata per unit


output variabel pada berbagai tingkat penggunaan
input variabel.
Fungsi Produksi dengan Satu Input Variabel
Gambar 1 : Hubungan TP, MP, dan AP

Hubungan antara ketiga kurva tsb.


dicirikan oleh :
a) Penggunaan input L sampai
pada tingkat dimana TP cekung
ke atas (0 sampai A), maka MP
dan AP menaik.
b) Pada saat TP antara A dan C,
MP menurun.
c) Pada saat TP menurun, maka
MP negatif.
d) Pada saat TP menyinggung titik
origin (B), maka MP = AP
maksimum.
Gambar 2 : Kurva Produksi Total, Rata-rata, dan Marginal

TAHAP I : Titik origin s/d AP maksimum. Produsen tidak akan bekerja pada TAHAP MP > AP.
TAHAP II : Titik AP maksimum s/d MP = 0. Produsen akan bekerja secara rasional.
TAHAP III : MP negatif. Produsen tidak akan bekerja pada TAHAP III (meskipun L tidak dibayar).
Fungsi Produksi dengan Satu Input Variabel

Produk Total, Marginal, Rata-rata, dan Elastisitas Output


Fungsi Produksi dengan Satu Input Variabel
Fungsi Produksi dengan Satu Input Variabel
Penggunaan Input Variabel Secara Optimum

Marginal revenue product

Marginal resources cost


Penggunaan Input Variabel Secara Optimum

Use of Labor is Optimal When L = 3.50


Penggunaan Input Variabel Secara Optimum

Menguntungkan bagi perusahaan untuk memperkerjakan lebih banyak tenaga kerja


sepanjang produk pendapatan marginal dari tenaga kerja (MRPL) melebihi biaya
sumberdaya marginal dari penggunaan tenaga kerja (MRCL), sehingga MRPL = MRCL.
Dengan MRCL = w = $20, jumlah optimum dari tenaga kerja yang digunakan perusahaan
adalah 3,5 unit. Pada 3,5L, MPRL = MRCL = $20, dan total laba perusahaan mencapai
maksimum.
2. PRODUKSI DENGAN DUA INPUT VARIABEL

2.1 Isoquant (Kurva Produksi Sama)

Isoquant : adalah kurva yang menunjukkan berbagai


kemungkinan kombinasi teknis antara dua input
(variabel) yang digunakan oleh produsen untuk
menghasilkan suatu tingkat output tertentu.

Isoquant mempunyai sifat yang serupa dengan Indifference Curve ;


a. Cembung terhadap titik origin
b. Berlereng negatif (turun dari kiri atas ke kanan bawah)
c. Isoquant tidak pernah berpotongan pada berbagai tingkat kombinasi.
Gambar 3 : Kurva Produksi Sama (Isoquant)

Modal

6- A

3- B
IQ3 = 4.000
2- C
IQ2 = 3.000
IQ1 = 2.000
1- C
IQ = 1.000

I I I I Tenaga
0
1 2 3 6 Kerja
2.2 Isocost (Garis Biaya Sama)

Isocost : Menggambarkan kombinasi / gabungan faktor-faktor


produksi yang dapat diperoleh dengan menggunakan
sejumlah biaya tertentu

Gambar 4 : Garis Biaya Sama


Gambar 5 : Minimisasi Biaya Atau Maksimisasi Keuntungan

Modal

20 - TC2

A
TC1
C
14 - T Q
C
E
12 -

P IQ2 = 2.500
8-
D
IQ1 = 2.000
R
B
IQ = 1.500

I I I I Tenaga
0
9 12 21 30 Kerja
Produksi dengan Dua Input Variabel

Isokuan (isoquant) menggambarkan berbagai kombinasi


dari dua input (misalnya, tenaga kerja dan modal) yang bisa
digunakan oleh perusahaan untuk berproduksi pada tingkat
output tertentu.

Wilayah Ekonomi Produksi ; menunjukkan dimana


perusahaan tidak akan beroperasi pada kemiringan
isokuan yang positif karena pada tingkat output yang
sama perusahaan dapat berproduksi dengan
menggunakan modal dan tenaga kerja yang lebih sedikit.
Fungsi Produksi dengan Dua Input
Q = f(L, K)
Fungsi Produksi dengan Dua Input

Tinggi batang
menunjukkan output
maksimum (Q) yang
diproduksi pada setiap
kombinasi dari tenaga
kerja (L) dan modal (K).
Sehingga, puncak dari
seluruh batang-batang
tersebut membentuk
permukaan produksi
(production surface) dari
perusahaan.
Fungsi Produksi dengan Dua Input

Sumbu vertikal mengukur tinggi permukaan atau tingkat maksimum output yang
dihasilkan dari masing-masing kombinasi input seluruhnya.
Output yang dihasilkan bisa memegang modal konstan pada K1, dan meningkatkan
tenaga kerja dari 0 ke L2 unit ditunjukkan oleh tinggi persilangan antara K1AB
(dengan dasar paralel terhadap sumbu tenaga kerja).
Produksi dengan Dua Input Variabel

Sebuah isokuan menggambarkan berbagai kombinasi dua input yang digunakan


oleh perusahaan untuk berproduksi pada berbagai tingkat output tertentu.
Semakin tinggi isokuan berarti semakin tinggi tingkat output.
Produksi dengan Dua Input Variabel

Wilayah Ekonomi Produksi ; menunjukkan dimana perusahaan tidak akan


beroperasi pada kemiringan isokuan yang positif karena pada tingkat output
yang sama perusahaan dapat berproduksi dengan menggunakan modal dan
tenaga kerja yang lebih sedikit.
Produksi dengan Dua Input Variabel

Marginal Rate of Technical Substitution


Produksi dengan Dua Input Variabel

Tingkat marginal dari substitusi teknis (MRTS) di antara R dan S,


MRTS = ½. Sedangkan pada titik R, MRTS = 1.
Produksi dengan Dua Input Variabel

Pada saat isoquan merupakan garis lurus (kemiringan absolut atau MRTS adalah
konstan), input adalah substitusi sempurna. Sedangkan pada panel sebelah kanan,
produksi hanya terjadi dengan 2K/1L, sehingga tenaga kerja dan modal adalah
komplementer sempurna, menambah lebih banyak tenaga kerja atau modal tidak
akan menamnbah output (MPL = MPK = 0)
Kombinasi Optimum Input

Isocost lines menunjukkan berbagai kombinasi


input yang dapat dibeli atau dipekerjakan oleh
perusahaan pada tingkat biaya tertentu.

C  wL  rK C  Total Cost
w  Wage Rate of Labor ( L)
C w
K  L r  Cost of Capital ( K )
r r
Kombinasi Optimum Input
Garis Isocost
Kombinasi Optimum Input

Kombinasi input yang ditunjukkan oleh titik D, E, dan F, dimana isokuan 8Q, 10Q, dan 14Q
bersinggungan dengan garis isocost masing-masing A” B”, AB, dan A’ B’. Dengan menghubungkan
titik asal dengan titik D, E, dan F, kita memperoleh garis ekspansi dari perusahaan. Pada tingkat
kombinasi input yang optimum (titik persinggungan), kemiringan absolut dari isokuan (MRTS =
MPL/MPK) sama dengan kemiringan absolut garis isocost (w/r), sehingga MPL/w = MPK/r.
Kombinasi Optimum Input

Dengan C = $100 dan w = r = $10, kombinasi input optimum untuk memproduksi 10Q adalah 5K dan
5L (ditunjukkan oleh titik E, dimana isokuan 10Q bersinggungan dengan isocost AB). Pada titik E,
rasio K/L = 1. Jika r tetap sebesar $10, tetapi w turun menjadi $5, perusahaan dapat mencapai
isokuan 10Q dengan C = $70. Kombinasi optimum K dan L ditunjukkan oleh titik R dimana isocost
A*B’ bersinggungan dengan isokuan 10Q, dan K/L = 3/8.
Skala Hasil

Adalah derajat sejauhmana output


berubah akibat perubahan tertentu
dalam kuantitas semua input yang
dipakai dalam produksi
Skala Hasil
Fungsi Produksi Q = f(L, K)

Apabila L dan K dikalikan dengan h, maka ;

Q = f(hL, hK)
Jika  = h, output meningkat dalam proporsi yang
sama
Jika  > h, output meningkat dalam proporsi yang
lebih besar
Jika  < h, output meningkat dalam proporsi yang
lebih kecil
Skala Hasil

Diawali dari penggunaan 3L dan 3K dengan produksi sebanyak 100Q (titik A) untuk seluruh panel.
Dengan menggandakan input menjadi 6L dan 6K, panel sebelah kiri menunjukkan bahwa output juga
bertambah dua kali menjadi 200Q (titik B), sehingga diperoleh skala hasil tetap ; panel tengah
menunjukkan bahwa output meningkat menjadi tiga kali lipat (titik C) sehingga diperoleh skala hasil
yang meningkat ; sementara panel sebelah kanan menunjukkan output hanya meningkat menjadi
150Q (titik D), sehingga diperoleh skala hasil yang menurun.
Fungsi Produksi Empiris
Funsi Produksi Cobb-Douglas
Q = AKaLb
Q adalah output, L (tenaga kerja), K (modal), a dan b
adalah angka positif dimana b < 1
 Jika a + b = 1 ; Diperoleh skala hasil tetap
 Jika a + b > 1 ; Diperoleh skala hasil meningkat
 Jika a + b < 1 ; Diperoleh skala hasil menurun

Estimasi dengan analisis regresi


ln Q = ln A + a ln K + b ln L
Funsi Produksi Cobb-Douglas
Kelebihan dari fungsi produksi Cobb-Douglas :
1. Bentuk fungsi produksi Cobb-Douglas bersifat sederhana dan mudah
penerapannya.
2. Fungsi produksi Cobb-Douglas mampu menggambarkan keadaan skala hasil
(return to scale), apakah sedang meningkat, tetap atau menurun.
3. Koefisien-koefisien fungsi produksi Cobb-Douglas secara langsung
menggambarkan elastisitas produksi dari setiap input yang digunakan dan
dipertimbangkan untuk dikaji dalam fungsi produksi Cobb-Douglas itu.
4. Koefisien intersep dari fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan indeks efisiensi
produksi yang secara langsung menggambarkan efisiensi penggunaan input dalam
menghasilkan output dari sistem produksi yang dikaji .

Kekurangan dari fungsi produksi Cobb-Douglas :


1. Spesifikasi variabel yang keliru akan menghasilkan elastisitas produksi yang negatif
atau nilainya terlalu besar atau terlalu kecil.
2. Kesalahan pengukuran variabel ini terletak pada validitas data, apakah data yang
dipakai sudah benar, terlalu ekstrim ke atas atau sebaliknya. Kesalahan pengukuran
ini akan menyebabkan besaran elastisitas menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah.
3. Dalam praktek, faktor manajemen merupakan faktor yang juga penting untuk
meningkatkan produksi, tetapi variabel ini kadang-kadang terlalu sulit diukur dan
dipakai dalam variabel independent dalam pendugaan fungsi produksi Cobb-
Douglas.
Model Solow tidak menjelaskan kemajuan teknologi tapi,
menganggapnya sebagai hal pasti dan menunjukkan bagaimana
interaksinya dengan variabel lain dalam proses pertumbuhan
ekonomi.
Efisiensi tenaga kerja (Efficiency of labor)

Kemajuan teknologi yang


mengoptimalkan-tenaga kerja
(Labor-augmenting technological progress)

Teori pertumbuhan endogen


(Endogenous growth theory)
Untuk memeriksa bagaimana kebijakan publik suatu negara dapat
mempengaruhi tingkat dan pertumbuhan standar kehidupan warga
negara, kita harus menanyakan lima pertanyaan.

1) Apakah sebaiknya masyarakat menabung lebih banyak atau sedikit?


2) Bagaimana kebijakan dapat mempengaruhi tingkat tabungan ?
3) Adakah beberapa tipe investasi yang kebijakan sebaiknya didorong?
4) Apa institusi yang memastikan sumber-sumber daya ekonomi
dimanfaatkan sebaik-baiknya ?
5) Bagaimana kebijakan dapat meningkatkan tingkat kemajuan
teknologi?
Model Solow menyediakan bingkai teoretis di mana di dalamnya
mempertimbangkan isu-isu ersebut.
Untuk memasukkan kemajuan teknologi,
Fungsi Produksi sekarang ditulis sebagai :
Y = F (K, L  E)
L  E mengukur jumlah pekerja.
Ini memasukkan jumlah pekerja L dan efisiensi tiap pekerja, E.

Dinyatakan bahwa output total Y bergantung pada modal K dan


pekerja L  E. Esensi model ini adalah kenaikan E (efisiensi)
analog dengan kenaikan L (jumlah pekerja). Dengan kata lain,
seorang pekerja (jika dua kali lebih produktif)
dapat dianggap sebagai dua pekerja. L  E berlipat ganda dan
perekonomian diuntungkan dari produksi barang dan jasa yang
meningkat.
Kemajuan teknologi menyebabkan E tumbuh pada tingkat g, dan L tumbuh pada tingkat n
jadi jumlah pekerja L  E tumbuh pada tingkat n + g. Sekarang, perubahan persediaan
modal per pekerja :
Dk = i –(d+n +g)k, di mana i sama dengan s f(k).

sf (k) (d + n + g)k
Kondisi Mapan
Catat : k = K/LE dan y=Y/(L  E).
Jadi, y = f(k) sekarang berbeda.
Investasi, Juga, bila g ditambahkan,
sf (k) gk diperlukan untuk menyediakan modal
pada “pekerja efektif” baru
muncul oleh kemajuan teknologi.

k* Modal
per pekerja, k
Penting…
Kemajuan teknologi yang mengoptimalkan-tenaga kerja pada tingkat
g mempengaruhi model pertumbuhan Solow dengan cara yang hampir
sama sebagaimana dilakukan pertumbuhan populasi pada tingkat n.
Sekarang karena k didefinisikan sebagai jumlah modal per pekerja
efektif, kenaikan jumlah pekerja efektif karena kemajuan teknologi
cenderung mengurangi k. Pada kondisi mapan, investasi sf(k)
mengatasi dengan tepat penurunan pada k karena depresiasi,
pertumbuhan populasi, dan kemajuan teknologi.
Modal per pekerja efektif adalah konstan pada kondisi mapan. Karena y = f(k), output
per pekerja efektif juga konstan. Namun efisiensi tiap pekerja aktual tumbuh pada
tingkat g. Jadi, output per pekerja, (Y/L = y  E) juga tumbuh pada tingkat g. Output total
Y = y  (E  L) tumbuh pada tingkat n + g.
Pengenalan kemajuan teknologi juga memodifikasi kriteria untuk Kaidah Emas. Tingkat
modal Kaidah Emas sekarang didefinisikan sebagai kondisi mapan yang memaksimalkan
konsumsi per pekerja efektif. Jadi, kita dapat menunjukkan bahwa konsumsi kondisi-mapan
per pekerja efektif adalah :

c*= f (k*) - (d + n + g) k*

Konsumsi kondisi-mapan dimaksimalkan jika MPK = d + n + g,


disusun ulang, MPK - d = n + g.
Yakni, pada tingkat modal Kaidah Emas, produk marjinal modal neto, MPK - d, sama dengan
tingkat pertumbuhan output total, n + g. Karena perekonomian aktual mengalami baik
pertumbuhan populasi dan kemajuan teknologi, kita harus menggunakan kriteria ini untuk
mengevaluasi apakah perekonomian aktual ini memiliki modal lebih banyak atau sedikit
daripada perekonomian kondisi mapan Kaidah Emas.
Modal per pekerja efektif k = K/(E  L) 0
Output per pekerja efektif y = Y/ (E  L) = f(k) 0
Output per pekerja Y/L = y  E g
Output total Y = y  (E  L) n+g
Sejauh ini kita telah memperkenalkan kemajuan teknologi ke dalam
model Solow untuk menjelaskan pertumbuhan berkelanjutan pada
standar kehidupan.
Mari kita sekarang mendiskusikan apa yang terjadi ketika teori
menemui kenyataan.
Menurut model Solow, kemajuan teknologi menyebabkan nilai banyak
variabel untuk naik bersama-sama pada kondisi mapan.
Sifat ini disebut pertumbuhan berimbang (balanced growth).

Pada kondisi mapan, output per pekerja, Y/L, dan persediaan modal per
pekerja, K/L, keduanya tumbuh pada tingkat g, yang adalah tingkat
kemajuan teknologi. Ini konsisten dengan data AS di mana g bernilai
sekitar 2 persen secara konsisten sejak 50 tahun lalu.

Kemajuan teknologi juga mempengaruhi harga-harga faktor.


Pertumbuhan upah riil pada tingkat kemajuan teknologi, tapi harga sewa
modal riil tetap konstan setiap saat. Lagi, selama 50 tahun terakhir, upah riil telah meningkat 2
persen dan telah meningkat hampir sama dengan
GDP riil. Namun, harga sewa modal riil (pendapatan modal riil dibagi persediaan modal) telah
sekitar sama.
Sifat mengejar ketertinggalan disebut konvergensi.
Jika tidak ada konvergensi, negara yang awalnya miskin
akan tetap miskin.
Model Solow membuat prediksi tentang kapan
konvergensi akan terjadi. Menurut model, apakah dua
perekonomian akan bertemu bergantung pada mengapa
mereka berbeda pada awalnya (yaitu, tingkat tabungan,
tingkat pertumbuhan populasi, dan akumulasi human capital).
Perbedaan pendapatan adalah hasil dari :

1) Faktor-faktor produksi seperti kuantitas modal fisik dan human


capital
2) Efisiensi dalam penggunaan faktor-faktor produksi

Secara sederhana, pekerja di negara miskin tidak memiliki alat dan


keterampilan, atau mereka tidak memanfaatkan alat dan keterampilan-
nya secara optimal.
Dalam model Solow, pertanyaan sentralnya adalah apakah kesenjangan
besar antara kaya dan miskin disebabkan oleh perbedaan akumulasi
modal, atau perbedaan fungsi produksi.
Tingkat tabungan menentukan tingkat modal dan output kondisi-mapan. Suatu tingkat tabungan
tertentu menghasilkan kondisi mapan Kaidah Emas, yang memaksimumkan konsumsi per
pekerja. Mari kita gunakan
Kaidah Emas untuk menganalisis tingkat tabungan AS.

Produk marjinal modal Tingkat pertumbuhan output total


neto dari depresiasi (n + g)
(MPK – d)

Ingat bahwa pada kondisi mapan Kaidah Emas, (MPK – d) = (n + g)


Jika perekonomian beroperasi
dengan modal lebih banyak daripada
kondisi mapan Kaidah Emas,
maka (MPK – d < n + g)

Jumlah modal pada kondisi mapan Kaidah Emas

Jika perekonomian beroperasi


dengan modal lebih sedikit daripada
kondisi mapan Kaidah Emas,
maka (MPK – d > n + g)
Produk marjinal modal Tingkat pertumbuhan
neto setelah depresiasi output total
(MPK – d) (n + g)

Untuk membuat perbandingan ini di perekonomian AS, kita perlu


menaksir tingkat pertumbuhan output (n + g) dan produk marjinal
modal neto (MPK – d). GDP AS tumbuh sekitar 3 persen per tahun,
jadi, n + g = 0.03. Kita dapat menaksir produk marjinal modal neto
dari fakta-fakta berikut :
1) Persediaan modal sekitar 2,5 kali GDP satu tahun, atau k = 2.5y
2) Depresiasi modal sekitar 10 persen GDP, atau dk = 0.1y
3) Pendapatan modal sekitar 30 persen GDP, atau MPK  k = 0.3y

Kita menyelesaikan tingkat depresiasi d dengan


membagi persamaan 2 dengan persamaan 1:
dk/k = (0.1y)/(2.5y)
d = 0.04
Dan kita menyelesaikan produk marjinal modal (MPK)
dengan membagi persamaan 3 dengan persamaan 1:
(MPK  k)/k = (0.3y)/(2.5y)
MPK = 0.12
Jadi, sekitar 4 persen persediaan modal terdepresiasi tiap tahun, dan
produk marjinal modal sekitar 12 persen per tahun. Produk marjinal
modal neto, MPK – d, sekitar 8 persen per tahun.
Kita sekarang dapat melihat bahwa pengembalian modal
(MPK – d = 8 persen per tahun) jauh di atas tingkat pertumbuhan
perekonomian (n + g = 3 persen per tahun).

Ini mengindikasikan bahwa persediaan modal pada perekonomian AS


jauh di bawah tingkat Kaidah Emas. Dengan kata lain, jika AS menabung dan
menginvestasikan bagian yang lebih banyak dari
pendapatannya, ia akan tumbuh lebih cepat dan akhirnya mencapai
kondisi mapan dengan
konsumsi lebih tinggi.
Tabungan masyarakat adalah selisih antara apa yang pemerintah terima dalam pendapatan
pajak dikurangi apa yang dibelanjakannya.

Ketika pengeluaran > pendapatan, terjadi defisit anggran


Ketika pengeluaran < pendapatan, terjadi surplus anggaran 

Tabungan swasta adalah tabungan yang dilakukan rumah tangga


dan perusahaan.
Negara-negara mungkin memiliki berbagai tingkat produktivitas
sebagian karena mereka memiliki berbagai institusi yang mengatur
alokasi sumber daya mereka yang langka.

Sebagai contoh, tradisi legal suatu negara adalah institusi. Contoh


lain adalah kualitas pemerintah sendiri dan tingkat korupsi yang
ada dalam infrastruktur politik.
Model Solow menunjukkan bahwa pertumbuhan berkelanjutan
dalam pendapatan per pekerja harus berasal dari kemajuan teknologi.
Model Solow, namun, menganggap kemajuan teknologi sebagai
variabel eksogen, dan karenanya tidak menjelaskannya.
?

Teori Pertumbuhan Endogen menolak


asumsi dasar Solow tentang perubahan teknologi
eksogen (yang berasal dari luar).
Mulai dengan fungsi produksi sederhana : Y = AK, di mana Y adalah
output, K adalah persediaan modal, dan A adalah konstanta yang
mengukur jumlah output yang dihasilkan tiap unit modal (perhatikan
fungsi produksi ini tidak memiliki pengembalian modal yang kian
menurun). Satu unit modal tambahan menghasilkan A unit output
tambahan berapapun modal yang ada. Ketiadaan pengembalian modal
yang kian menurun ini merupakan perbedaan kunci antara
model pertumbuhan endogen ini dan model Solow.

Kita gambarkan akumulasi modal dengan persamaan yang mirip dengan


yang telah kita gunakan : DK = sY - dK. Persamaan ini menyatakan bahwa perubahan persediaan
modal (DK) sama dengan investasi (sY) dikurangi depresiasi (dK). Kita gabungkan persamaan ini
dengan fungsi produksi,
susun ulang, dan mendapat : DY/Y = DK/K = sA – d.
DY/Y = DK/K = sA - d

Persamaan ini menunjukkan apa yang menentukan tingkat pertumbuhan


output DY/Y. Perhatikan bahwa sepanjang sA > d, pendapatan
perekonomian tumbuh selamanya, bahkan tanpa asumsi kemajuan
teknologi eksogen.

Pada model Solow, tabungan mendorong pertumbuhan sementara, tapi


pengembalian modal yang kian menurun akhirnya mendorong
perekonomian mendekati kondisi mapan di mana pertumbuhan hanya
bergantung pada kemajuan teknologi eksogen.

Sebaliknya, pada model pertumbuhan endogen, tabungan dan investasi


bisa mendorong pertumbuhan yang berkesinambungan.
Penghancuran Kreatif

Schumpeter menyatakan bahwa kemajuan ekonomi berasal dari


proses penghancuran kreatif. Menurut Schumpter, penggerak
kemajuan adalah pengusaha dengan ide untuk produk baru, cara
baru menghasilkan produk lama atau beberapa inovasi lain.
Inovasi dan Daya Saing Internasional
 Product Innovation (Inovasi Produk) ; Pengenalan produk baru atau
yang telah dikembangkan

 Process Innovation (Inovasi Proses) ; Pengenalan proses produksi


baru yang telah dikembangkan
Inovasi dan Daya Saing Internasional
 Product Cycle Model (Model Siklus Produksi) ; Perusahaan yang
memperkenalkan inovasi, sekalipun secara berkala kehilangan pasar
ekspor nya dan bahkan pasar domestiknya karena diambil oleh
perusahaan imitator asing yang bisa membayar upah lebih murah dan
secara umum mengeluarkan biaya yang lebih rendah
 Just-In-Time Production System (Sistem Produksi Tepat Waktu) ;
Didasarkan pada ketersediaan setiap bagian atau komponen pada
model (produksi) sebelumnya yang akan digunakan dalam model
yang baru
Inovasi dan Daya Saing Internasional
 Computer-Aided Design (Desain dengan bantuan komputer) ;
Memungkinkan para teknisi, peneliti dan pengembangan untuk
mendesain produk atau komponen di layar komputer, melakukan
ekperimen secara cepat dengan desain alternatif, dan menguji
keandalannya pada semua di layar komputer
 Computer-Aided Manufacturing (Produksi dengan bantuan
komputer) ; Mengeluarkan instruksi terhadap jaringan dari perangkat
mesin yang diintegrasi untuk memproduksi prototipe produk tersebut
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai