Anda di halaman 1dari 18

STARTING AND REVERSING SYSTEM

ON MARINE DIESEL ENGINE

1. Dedy Tarigan
Kelompok 2 2. Denny Cahyo
3. Dicky Eka
ATT II Angkatan 54 4. Edi Suranta S
5. Edy Supriadi
Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran 6. Faisal Arifin

(STIP) Jakarta 7. Frans N


8. Ganda Halomoan
9. Guntur Susanto
10. Hendro M
11. Heri Setiawan
12. Indra Saputra
13. Jusuf Juni Randa
14. Mario S
SISTIM PEMBILASAN MESIN DIESEL 2-TACK (Air Scavanging
System)

Gas pembakaran (Combustion gas) setelah melakukan langkah usaha,


maka gas bekas tersebut harus segera dibersihkan dengan udara bersih
dan selanjutnya silinder mesin harus diisi dengan udara “murni” untuk
menhasilkan pembakaran berikutnya yang sempurna. Gas bekas
(Exhaust gas) yang masih berada didalam silinder mesin tersebut secara
teoritis apabila pembakaran sempurna, sudah tidak mengandung
Oxygen (O2) dan harus segera dibersihkan dengan menggunakan udara
bersih, sekaligus untuk mengisi udara “murni” kedalam silinder
tersebut.

Pada Mesin Diesel 2-tack, cara pembersihan gas-gas bekas tersebut


terkenal dengan sebutan sistim pembilasan, dimana beberapa model
Mesin Diesel menggunakan sistim yang berbeda-beda dan masing-
masing sistim mempunyai kelebihannya dan kelemahannya.
TUJUAN SISTIM PEMBILASAN
1. Membersihkan gas-gas bekas didalam silinder mesin, setelah Gas
pembakaran bekerja melakukan langkah usaha.
2. Mengisi sepenuhnya silinder mesin dengan udara “murni” yang
banyak mengandung Oxygen untuk menghasilkan pembakaran yang
sempurna (tiga unsur api: Oxygen, bahan bakar dan panas).
3. Meningkatkan daya atau tenaga mesin, dengan jumlah dan berat
udara yang cukup, sehingga Tenaga mesin akan meningkat.
4. Memberikan bantuan pendinginan sesaat pada Torak, Pegas torak,
Silinder liner, Kepala silinder dan komponen-komponen didalamnya.
5. Membantu dorongan tekanan gas bekas, agar cepat keluar dari silinder
mesin dan masih dimanfaatkan untuk menjalankan pesawat Exhaust
gas Turbo Charger.
6. Mengurangi suhu gas buang yang keluar dari mesin, agar tidak terlalu
tinggi, persyaratan suhu Gas buang yang keluar dari cerobong asap
tidak boleh melebihi suhu 200º Celcius, Regulation ISGOTT
(International Safety Guide Oil Tanker and Terminal)
•  
SISTIM PEMBILASAN
 

• Semua sistim pembilasan hanya terjadi pada Mesin Diesel 2-tack


saja dan dimulai pada saat Torak berada ± 10 % sebelum TMB
sampai ± 10 % langkah torak sesudah di TMB, walaupun pada saat
± 20 % sebelum TMB sampai ± 20% langkah torak sesudah di TMB
lubang-lubang Gas buang sudah terbuka. Udara pembilas yang
dihasilkan dari sumber Blower yang umumnya digerakkan oleh
Exhaust gas Turbo Charger (Mesin Diesel MAN type buatan
dibawah tahun 1965 masih menggunakan penggerak Torak udara
bilas), mempunyai tekanan udara antara 1 ~ 2 kg/cmº dan jumlah
udara sesuai dengan kondisi mesin, dan hasil putaran mesin per
menit.
• Sistim pembilasan udara pada Mesin Diesel 2-tack ini ada beberapa
cara, namun yang paling terkenal dan umum dipergunakan pada
Mesin penggerak utama kapal, adalah :

1 Sistim Pembilasan Membalik (Loop Type


Man)
2 Sistim Pembilasan Memutar Round Type Sulze
3 Sistim Pembilasan Melintang Cross Type Stork
4 Sistim Pembilasan Memanjang Uniflow Type B &
W

Sistim pembilasan Mesin 2-tack tersebut diatas, menunjukkan adanya


beberapa sistim yang memiliki keunggulan dan keuntungan, sebagai
contoh gambar Mesin penggerak utama dengan pembilasan memanjang
dibawah ini.
SISTIM PEMBILASAN MEMBALIK (Loop Scavanging)

Sistim dimana udara pembilas dialirkan melalui lubang-lubang yang terletak pada salah
satu sisi/dinding daripada Silinder liner dengan sudut agak mendatar, sehingga udara
pembilas akan menyapu/mendorong gas buang yang berada didalam silinder mulai dari
atas permukaan Torak. Selanjutnya udara pembilas naik keatas dan kembali keluar
melalui lubang-lubang gas buang yang posisinya lebih tinggi (± 20 % langkah torak)
daripada lubang udara pembilas tersebut (± 10 %.langkah torak).
Karena letak lubang-lubang keluar gas buang terletak pada satu sisi dengan lubang-
lubang masuk udara bilas, maka gerakan udara pembilas yang masuk kedalam silinder
bergerak membalik arah kembali ke sisi yang sama, sehingga sistim pembilasan ini
disebut Sistim pembilasan membalik. Setelah Torak bergerak naik keatas melewati ± 10
% langkah torak sesudah TMB, maka proses pembilasan udara bersih sudah selesai
namun masih dilanjutkan dengan tekanan Torak bergerak keatas dari ± 10 % sampai
dengan
± 20 % sesudah TMB untuk membilas sisa-sisa gas buang sampai lubang-lubang gas
buang tersebut tertutup sepenuhnya.
Selanjutnya Torak bergerak keatas dengan memampatkan udara bersih (murni) atau
yang populer disebut langkah Kompresi, dimana udara bersih tersebut dipadatkan
sehingga menghasilkan tekanan yang tinggi dan suhu yang tinggi untuk proses
pembakaran pada saat Torak mendekati TMA.
SISTIM PEMBILASAN MEMUTAR (Round Scavanging)

Sistim pembilasan memutar mempunyai cara kerja yang hampir sama


dengan sistim pembilasan membalik, perbedaannya adalah lubang-lubang
keluarnya gas buang terletak pada posisi berseberangan dengan lubang-
lubang masuk udara bilas. Karena letak lubang-lubang keluar gas buang
terletak pada sisi yang berseberangan dengan lubang-lubang masuk udara
bilas, maka gerakan udara pembilas yang masuk kedalam silinder, setelah
berputar dibagian atas silinder kemudian bergerak keluar kearah sisi

yang berlawanan arah masuk udara bilas, sehingga sistim pembilasan ini
disebut Sistim pembilasan memutar.
Proses bekerjanya udara pembilas pada langkah-langkah torak adalah sama
dengan Sistim pembilasan pembalik yaitu lubanglubang Udara bilas terbuka
± 10 % sebelum TMB dan tertutup ± 10 % sesudah TMB, demikian juga
lubang-lubang gas buang terbuka pada saat ± 20 % sebelum TMB dan
tertutup ± 20 % sesudah TMB. Perbedaannya dan keuntungannya adalah
karena lubang-lubang udara pembilas dan lubang-lubang keluar gas buang
terletak “berseberangan” , maka jumlah masing-masing lubang tersebut
hampir 2 (dua) kalinya jumlah lubang Sistim pembilasan memutar. Sehingga
jumlah udara bilas yang masuk akan lebih banyak dan menghasilkan proses
pembilasan yang lebih baik (sempurna).
SISTIM PEMBILASAN MELINTANG (Cross Scavanging)

Sistim pembilasan melintang mempunyai cara kerja yang hampir sama


dengan sistim pembilasan memutar, perbedaannya adalah pada sudut-
sudut lubang-lubang masuk udara bilas dan lubanglubang keluarnya
gas buang, mempunyai sudut yang lebih mendatar sehingga gerakan
udara bilas langsung bergerak sepenuhnya masuk kedalam silinder dan
langsung keluar dengan kecepatan yang lebih tinggi dan jumlah udara
yang lebih besar.

Gambar No. 04-01, 02Silinder Liner Mesin Diesel Penggerak Utama


SULZER 2-Tack, 20.200 HP. sistim pembilasan melintang.
 
Letak lubang-lubang lubang-lubang masuk udara bilas dan lubang-lubang
keluar gas buang terletak pada sisi yang berseberangan, sama dengan sistim
pembilasan memutar, maka gerakan udara pembilas yang masuk kedalam
silinder langsung bergerak menyeberang keluar kearah sisi yang berlawanan
arah masuknya udara bilas, sehingga sistim pembilasan ini disebut Sistim
pembilasan melintang.
Proses bekerjanya udara pembilas pada langkah-langkah torak adalah sama
dengan Sistim pembilasan memutar yaitu lubang-lubang Udara bilas terbuka
± 10 % sebelum TMB dan tertutup ± 10 % sesudah TMB, demikian juga
lubang-lubang gas buang terbuka pada saat ± 20 % sebelum TMB dan tertutup
± 20 % sesudah TMB.
Perbedaannya dan keuntungannya adalah untuk menghindari kemungkinan
terjebaknya “sisa-sisa gas buang yang tertinggal dibagan atas silindar,karena
adanya gerakan berputarnya udara pembilas, sedangkan “kecepatan waktu
pembilasan” sangat singkat sekali, maka diperlukan jumlah udara yang cukup
besar untuk sekaligus membilas / mendorong seluruh gas buang keluar tanpa
harus “berputar-putar” didalam silinder.
Kerugiannya adalah memerlukan Pompa Udara bilas yang lebih besar (Air
scavanging Blower & Exhaust gas Turbo Charger) dan tentunya Air Cooler /
Inter Cooler yang lebih besar, sehingga memerlukan tempat yang lebih luas
dan biaya yang lebih besar daripada Sistim pembilasan memutar.
SISTIM PEMBILASAN MEMANJANG (Uniflow Scavanging)

Sistim Pembilasan Memanjang adalah satu-satunya sistim yang berbeda dengan


ketiga sistim tersebut diatas, sistim pembilasan memanjang adalah sistim kombinasi
pengembangan yang lebih modern dengan mengambil/memanfaatkan keuntungan-
keuntungan Mesin Diesel 4-tack dan Mesin Diesel 2-tack, yaitu :

 Sistim masuknya udara pembilas,


Sistim Mesin Diesel 2-tack pembilasan memanjang, adalah dengan
memanfaatkan seluruh sisi-keliling bagian bawah Silinder (Cylinder Liner)
dibuat lubang-lubang masuk udara bilas, sehingga jumlah udara bilas yang
masuk kedalam silinder dapat sebesar-besarnya hampir 2 (dua) kali lipat dari
ketiga sistim pembilasan lainnya.
Hal ini sangat penting dengan penambahan jumlah udara (Oxygen) yang
masuk kedalam silinder, berarti dapat meningkatkan perbandingan jumlah
Bahan bakar minyak (Hydrocarbon) yang disemprotkan / dikabutkan untuk
pembakaran didalam silinder mesin, sehingga akan mengahasilkan tenaga
yang jauh lebih besar dengan tanpa memperbesar Constanta Engine Body
(diameter silinder, torak, langkah torak, pengabut dan lainnya).
 Sistim keluarnya gas buang,
Sistim ini menggunakan sistim bekerjanya Mesin Diesel 4-tack, yaitu dengan
menggunakan/dipasang katup buang (Exhaust Valve) pada bagian atas Cylinder liner yaitu
pada bagian Cylinder head, sehingga Sistim pembilasan ini mendorong dan membersihkan
Gas buang didalam silinder ini hampir dapat dikatakan sangat sempurna,karena:
1. Jumlah udara pembilas yang sangat besar, merupakan suatu kekuatan dan keuntungan
sehingga akan lebih mudah mendesak gas buang yang berada didalam silinder sampai
bersih dan langsung diganti udara bersih dalam waktu sangat singkat.
2. Gerakan jumlah udara pembilas yang searah dengan keluarnya gas buang, dari bawah
langsung keatas dan bersamaan dengan gerakan Torak keatas merupakan suatu proses
pembilasan yang sangat sempurna bila dibandingkan dengan ketiga sistim yang
sebelumnya. Dapat dikatakan proses pembilasan yang tidak mendapatkan “hambatan”,
sehingga udara bersih (murni) langsung menggantikan kedudukan gas buang tersebut.
3. Penambahan tekanan dan jumlah udara pembilas yang menyatu dengan Gas buang
keluar silinder, sangat bermanfaat dalam menunjang pertambahan kecepatan putaran
Exhaust gas Turbo Charger, sehingga hasilnya juga akan meningkatkan jumlah udara
pembilas untuk mesin tersebut.
4. Sistim pembilasan memanjang ini merupakan suatu hasil pengembangan yang sangat
maju dalam dunia Mesin Diesel pada era tahun Enampuluhan dimana Mesin Diesel 2-
tack menggunakan Rocker Arm seperti halnya Mesin Diesel 4-tack. Pada dasa warsa
berikutnya yaitu pada tahun Tujuhpuluhan penggunaan Rocker Arm diganti denga
Sistim Hydraulic Actuator yang lebih modern.
MESIN DIESEL 2-TACK PEMBILASAN MEMANJANG

Keterangan :
1. Rocker arm 9Engine Frame
2. Springs of exhaust valve
3. Exhaust manifold
4. Exhaust valve
5. Camshaft
6. Piston ring
7. Piston
8. Piston rod
9. Engine Frame Cylinder liner
10. Air scavanging holes
11. Air scavanging chambe
12. Cross head
Gambar No. 04-03, Mesin Penggerak 13. Connecting rod
Utama Burmeister & Wain 2-Tack, 8.300
HP. dengan sistim pembilasan memanjang.
14. Releave safety
15. Releave safety
16. Crank case door.
Keuntungannya.
 
1. Penambahan jumlah udara yang diperkirakan mencapai 2 (dua) kali
lipat lebih besar dari sistim lainnya.
2. Kecepatan membilas dan membersihkan gas buang dengan sempurna,
sehingga sepenuhnya udara murni yang dikompresi untuk
pembakaran.
3. Penambahan tenaga untuk Exhaust gas Turbo charger, sehingga juga
akan menghasilkan udara pembilas yang cukup besar.
4. Memberikan sistim pendinginan pada silinder, torak, pegas torak dan
komponen-komponen yang berada didalam silinder, sehingga akan
lebih terawat.
5. Menurunkan cukup banyak suhu gas buang, sehingga ikut menjaga
perawatan katup-buang tersebut.
6. Pada dimensi Mesin Diesel dengan ukuran yang sama, Mesin Diesel
dengan sistim pembilasan memanjang mempunyai tenaga jauh lebih
besar bila dibandingkan dengan sistim lainnya.
7. Pengalaman penulis berulang kali pada Mesin Diesel Pembilasan
memanjang, yaitu pada Mesin Diesel Burmeister & Wind (B&W)
sebagai Mesin Penggerak Utama kapal, sangat memuaskan.
• Kerugian-kerugiannyanya.

1.  Adanya penambahan Katup Buang dan perawatannya.


2. Adanya penambahan Rocker Arm atau yang terkini adalah dengan
Hydraulic Actuator System,
3. Kerugian-kerugian kecil lainnya yang masih dapat diganti dengan
adanya penambahan tenaga yang jauh lebih besar bila dibandingkan
dengan ketiga sistim pembilasan yang lainnya.
1. Membalik   2. Memutar   3. Melintang   4. Memanjang
(Loop), Type (Round), (Cross), (Uniflow),
MAN Type STORK Type B&W, FIAT,
SULZER BOLNES,
DOXFORD

Gambar No: 04-04, Sistim Pembilasan Mesin Diesel 2-Tack


Keterangan :

1. Pembilasan membalik, udara pembilas masuk dari sisi kiri bawah


dan mendorong gas bekas berputar arah masuk kembali ke sisi kiri
bagian atas.
2. Pembilasan memutar, udara pembilas masuk dari arah kiri dengan
arah agak mendatar dan mendorong gas bekas kearah seberang
lubang gas buang.
3. Pembilasan melintang, hampir sama dengan sistim pembilasan
memutar, perbedaannya pada sudut lubang udara bilas masuk dan
lubang gas buang.
4. Pembilasan memanjang, udara bilas masuk dari sekeliling bawah
silinder dan gas bekas didorong torak keluar /keatas melalui lubang
pembuangan.
Pada Mesin Diesel, pembakaran yang terjadi didalam silinder mesin dikarenakan adanya
percampuran bahan bakar yang sudah dikabutkan dengan udara yang sudah di kompresi
sehingga mencapai tekanan dan suhu (panas) yang tinggi. Bahan bakar yang dipakai adalah
jenis bahan bakar minyak untuk perkapalan yaitu:
Marine Fuel Oil (MFO); Marine Diesel Fuel (MDF); Marine Diesel Oil (MDO); Marine Gas Oil
(MGO) dan jenis lainnya yang sifatnya sama. Sedangkan sifat-sifatnya yang umum adalah
karena bahan bakar minyak untuk perkapalan termasuk bahan bakar minyak (berat, hitam)
yang lebih kental dan pekat bila dibandingkan dengan bahan bakar minyak yang dipakai
didarat yaitu bahan bakar minyak (ringan, putih/jernih), maka bahan bakar minyak untuk
perkapalan mempunyai Titik nyala (Flash point) yang cukup tinggi dan memenuhi persyaratan
diatas suhu 43º Celcius.

Bandingkan dengan Premium (bensin) dengan titik nyala dibawah 43º Celcius, sedangkan
Marine Fuel Oil (MFO) dengan titik nyala 130º Celcius. Dalam hal pemakaian bahan bakar
minyak di kapal-kapal Niaga dan secara khusus kapal Tanker, maka bahan bakar Premium
tidak diijinkan dipergunakan diatas kapal Tanker (Regulation: International Oil Tanker and
Terminal).

Memperhatikan kerugian-kerugian Panas yang telah dihasilkan oleh Pembakaran didalam


slinder mesin dan pada akhirnya Panas yang effektif mendorong atau memutar poros-engkol,
hanyalah tinggal +/- 40% saja. Kondisi tersebut akan lebih memprihatinkan apabila ternyata
hasil pembakaran didalam silinder mesinpun tidak sampai maksimum, yang berarti tenaga
Mesin penggerak utama akan sangat menurun.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai