Anda di halaman 1dari 16

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebersihan udara terhadap lingkungan berperan sangat penting untuk proses
kehidupan mahkluk hidup, udara yang segar akan memberikan dampak yang baik
bagi sistem pernapasan mahkluk hidup, saat ini di Negara Indonesia untuk
kualitas udaranya masih kurang baik karena jumlah pemakai kendaraan di
Indonesia yang begitu banyak, yang bisa menyebabkan atau menghasilkan polusi
udara tercemar gas buang kendaraan.
Selain jumlah pengguna kendaraan bermotor di Indonesia yang sangat
banyak, kondisi jalan atau medan yang dilewati juga kurang baik, masih banyak
jalan raya di Indonesia yang mengalami kerusakan, seperti jalan berlubang dan
jalan yang berdebu karena tidak atau belum di aspal dan berbagai macam
kerusakan jalan lainya, dengan kondisi jalan atau medan yang berdebu maka akan
berdampak tidak baik pada mesin atau komponen pada sepeda motor, seperti filter
yang akan cepat kotor, kualitas udara yang masuk kedalam karburator dan ruang
bakar juga tidak bersih, hal ini akan mengakibatkan peforma mesin pada sepeda
motor akan menurun dan tidak optimal.
Untuk mengatasi kualitas udara karena kondisi jalan yang berdebu, maka
udara yang akan masuk ke dalam karburator dan ruang bakar harus di olah
terlebih dahulu agar partikulat debu yang memiliki massa yang lebih berat tidak
ikut masuk ke dalam karburator dan ruang bakar, untuk mengolah udara yang
telah bercampur dengan debu yang akan masuk ke dalam karburator dan ruang
bakar maka pada bagian input pada karburator harus diberi alat tambahan selain
filter udara, yaitu alat pemisah partikulat Cyclone Separator.
Cyclone Separator ini adalah alat yang berfungsi sebagai pemisah partikulat
debu dan gas berdasarkan berat massa jenis dan ukuran, dimana partikulat yang
bermassa jenis lebih besar akan jatuh kebawah dan udara yang bermassa jenis
lebih kecil akan naik keatas dengan menggunakan prinsip gaya sentrifugal dan
tekanan rendah karena adanya gerak berputar, dengan pemasangan Cyclone

Separator pada karburator diharapkan partikel debu yang memiliki massa jenis
lebih berat tidak ikut masuk bersama udara kedalam karburator dan ruang bakar
agar kinerja mesin bisa lebih optimal dan pemakain filter udara dan karburator
tidak cepat kotor.
Pada penelitian ini penulis bertujuan untuk meniliti bagaimana unjuk kerja
mesin pada motor 110cc apabila pada karburator dipasang filter udara standard
tanpa Cyclone Separator dan pemasangan filter udara dengan penambahan
Cyclone Separator dengan variasi rpm mesin yang telah ditentukan. dan dari
penilitian ini bisa diambil kesimpulan bagaimana unjuk kerja mesin apabila pada
karburator dipasang filter udara udara standard tanpa Cyclone Separator dan
pemasangan filter udara dengan penambahan Cyclone Separator dengan variasi
rpm mesin yang telah ditentukan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaiamana pengaruh pemasangan filter standard tanpa Cyclone Separator
pada karburator terhadap unjuk kerja mesin sepeda motor 110cc?
2. Bagaimana pengaruh pemasangan filter standard dengan penambahan
Cyclone Separator pada karburator terhadap unjuk kerja mesin sepeda
motor 110cc?
1.3 Tujuan
1. Untuk Menjaga kondisi filter udara agar tidak cepat kotor pada saat atau
selama kendaraan beroperasi.
2. Untuk mencegah debu yang memiliki massa jenis partikulat lebih berat agar
tidak masuk kedelam karburator dan ruang bakar bersamaan dengan udara.
3. Untuk mengetahui unjuk kerja mesin sepeda motor 110cc dengan
pemasangan Cyclone separator pada filter udara dan karburator.

1.4 Manfaat
1. Pemakaian filter udara bisa lebih awet dan tidak cepat kotor.
2. Udara yang masuk ke ruang bakar melalui karburator dan filter udara bisa
lebih bersih.

3. Dapat mengetahui unjuk kerja mesin sepeda motor 110cc dengan


pemasangan Cyclone separator pada filter udara dan karburator.
1.5 Batasan Masalah
1. Tidak membahas desain Cyclone Separator.
2. Tidak menghitung AFR (Air Feul Ratio).
3. Tidak menghitung jumlah aliran udara yang masuk kedalam ruang bakar.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Filter Udara

Filter adalah spare parts atau komponen pada mesin yang penting, berfungsi
sebagai penyaring kotoran, debu, dan partikel lainnya yang masuk dalam aliran
sistem. Sistem yang ada adalah sistem pelumasan, sistem pembakaran (pada
engine), sistem hidrolik, dll. Fungsi utama filter udara adalah untuk menyaring
udara yang akan masuk ke ruang bakar (digunakan untuk proses pembakaran).
Udara yang mengandung banyak partikel, jika tidak dibersihkan akan
mengakibatkan kerusakan yang serius pada komponen mesin sepeda motor.
Filter udara telah dirancang untuk menyaring kotoran dengan ukuran
tertentu sehingga memang harus secara berkala diganti karena pori-pori kertas
filter akan semakin banyak yang tersumbat seiring dengan umur atau waktu
pemakaian filter udara tersebut. Filter udara terdiri dari 2 bagian yaitu bagian
dalam (inner) dan bagian luar (outer). Bagian dalam dari filter (inner) tidak boleh
dibersihkan sedangkan bagian luar (outer) dapat dibersihkan secara berkala (setiap
interval 250 hm, dengan maksimal 6 kali pembersihan dan setelah itu ganti baru).
Lingkungan kerja unit sangat mempengaruhi cepat atau lambat
tersumbatnya pori pori yang ada pada filter udara. Untuk unit yang beroperasi di
daerah berdebu tentunya perlu lebih sering membersihkan filter udara ini.
2.2 Cyclone Separator
Cyclone Separator adalah alat yang terdiri dari sebuah silinder vertikal yang
ujung bagian bawahnya berbentuk kerucut, dengan pemasuk yang merupakan
garis singgung ( tangensial ) pada bagian atasnya, sedang lubang keluar untuk
debu-debunya terletak diujung kerucut bagian bawah. Udara masuk yang
mengandung debu mengalir dalam lintasan spiral mengelingi silinder kebawah
bagian siklon yang berbentuk silinder. Gaya sentrifugal yang timbul didalam
vortex cenderung menggerakan partikel secara radial kearah dinding, dan partikel
yang sampai kedinding itu meluncur kebawah kedalam kerucut sehingga dapat
dikumpulkan. Cyclone separator pada dasarnya adalah peranti pengenap dimana
gaya sentrifugal yang kuat, yang bekerja secara radial, digunakan sebagai
pengganti gaya grvitasi yang relatif lemah.
Dalam aplikasi kehidupan sehari-hari cyclone dapat dipergunakan sebagai
berikut:

o
o
o
o

Menyisihkan partikel relatif besar (> 20m).


Sering digunakan sebagai precleaner untuk alat pengendali yang lebih baik.
Lebih efisien memisahkan partikulat dari pada settling chamber.
Penyisihan lebih dari 80%, tergantung dari diameter partikel yang akan
disisihkan, volume gas dan ukuran unit.
Cyclone dapat didesain atau dibuat dengan berbagai cara. Desain yang

umum adalah cyclone dengan inlet tangensial. Jenis cyclone ini mempunyai empat
bagian, yaitu inlet, body, sistem pembuangan debu, dan outlet.
1. Inlet merupakan bagian dimana gas dan partikulat masuk. Jalannya gas dan
partikulat ini dalam arah lurus dan kemudian berubah menjadi gerakan
berputar pada dinding. Inlet berada pada bagian pinggir dari cyclone. Hal ini
bertujuan agar agar terjadi vortex dalam cyclone.
2. Body, Efisiensi pemisahan partikel dari cyclone tergantung dari ukuran atau
dimensi cyclone. Pembuatan cyclone ditentukan oleh debit gas yang
memasuki cyclone dan efisiensi yang diinginkan. Dimensi yang paling
penting adalah diameter partikel.
3. Sistem Pembuangan Debu, Partikulat yang terkumpul harus dibuang dari
cyclone atau akan menghambat kinerja cyclone. Terdapat sejumlah metoda
yang dapat digunakan untuk membuang partikel terkumpul baik secara
periodik ataupun secara kontinu. Manual slide gate pada bagian bawah cone
dapat digunakan untuk pembuangan debu secara periodik, sedangkan rotary
valve dapat digunakan untuk pembuangan debu secara kontinu.
4. Outlet merupakan bagian dimana udara bersih keluar. Udara bersih ini didapat
dari udara dan partikel didalam siklon. Umumnya, pada outlet ini juga
terdapat partikel yang keluar. Hal ini disebabkan karena efisiensi pemisahan
partikel yang hanya sekitar 90%.
2.2.1 Mekanisme Kerja Cyclone Separator
Pada prinsipnya, terdapat dua gaya mekanisme yang mempengaruhi
pengumpulan debu, yaitu gaya sentrifugal dan gaya gravitasi. Kumpulan gas dan
partikel ditekan ke bawah secara spiral karena bentuk dari cyclone. Gaya
sentrifugal dan gaya inersia menyebabkan partikel terlempar ke arah luar,
membentur dinding dan kemudian bergerak turun ke dasar cyclone. Gerakan
spiral aliran gas berkembang sejalan dengan masuknya gas. Gas bergerak
sepanjang dinding cyclone, berputar beberapa kali secara spiral dan bergerak

kebawah, seperti gerakan dari topan tornado. Saat gas mencapai dasar cyclone,
gerakan akan berputar kearah berlawanan dan menuju ke pusat tabung lalu
bergerak keatas. Pada bagian silinder dari cyclone, partikulat akan terbawa oleh
dinding, dengan kata lain partikel bergerak kearah dinding dengan gerakan yang
dilakukan oleh gaya sentrifugal. Pada bagian cone, bentuk menyempit
memberikan kesempatan terjadinya kecepatan rotasi yang cukup untuk
mempertahankan gerakan partikel pada dinding. Hal ini dapat mencegah
terjadinya gerakan partikel kembali memasuki aliran gas. Partikel yang jatuh
kedasar akan terkumpul dan dapat dibersihkan secara periodik.

2.2.2

Gambar 1. Aliran gas tangential cyclone


Eksperimen Perhitungan Cyclone Separator
Untuk menghitung efisiensi cyclone perlu diketahui Critical size dan cut

size particles. Critical size dan cut size particles.dapat didefinisikan sebagai :
o Cricitical size (dp), ukuran partikel terkecil yang dapat disisihkan dengan
efisiensi 100%.
o Cut size (dc), ukuran partikel terkecil yang dapat disisihkan dengan efisiensi
50%, dimana cut size diameter tergantung dari sifat gas dan partikel, ukuran
cyclone dan kondisi operasi.
Cut size dapat dicari dengan menggunakan rumus:

dc =

9 Bc
2 N t V i ( p )

1
2

Dengan:
dc

= Cut Size

Bc

= Lebar Inlet

Nt

= Jumlah aliran putaran gas (biasanya 5)

Vi

= Kecepatan masuk

= Densitas partikel
= Densitas gas

Efisiensi pengumpulan cyclone dapat digunakan persamaan:

j=

1
D
1+ pc
d pj

( )

Dengan:

j = efisiensi untuk partikel berukuran j


dpj = diameter partkel j

Pressure Drop adalah perbedaan tekanan dalam system cyclone, pressure drop:
o Dinyatakan dalam p
o Umumnya untuk cyclone antara 1-7 inch (2,54 17,78Cm)
o Untuk menghitung pessure drop dapat meggunakan persamaan:

p=

Dengan:
p = Pressure Drop
Q = Debit Inlet
De = Diameter gas outlet
Bc = Lebar Inlet
Hc = Tinggi Inlet
Lc = Tinggu Silinder
Dc = Diameter Cyclone
Zc = Tinggi Cone

0.0072 Q2
L 1 Z
D2e B c H c c 3 c
D c Dc

( )( )

1
3

Gambar 2. Dimensi perbandingan ukuran cyclone separator


2.3 Motor Bakar
Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin penggerak yang banyak
dipakai dengan memanfaatkan energi kalor dari proses pembakaran menjadi
energi mekanik. Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin kalor yang proses
pembakarannya terjadi dalam motor bakar itu sendiri sehingga gas pembakaran
yang terjadi sekaligus sebagai fluida kerjanya. Mesin yang bekerja dengan cara
seperti tersebut disebut mesin pembakaran dalam, contoh dari mesin pembakaran
dalam ini adalah motor bakar torak dan sistem turbin gas, selanjutnya jenis motor

bakar torak sendiri terdiri dari dua bagian utama yaitu, mesin bensin atau biasa
dikenal dengan mesin otto dan motor diesel.
Adapun mesin kalor yang cara memperoleh energi dengan proses
pembakaran di luar disebut mesin pembakaran luar. Sebagai contoh mesin uap,
dimana energi kalor diperoleh dari pembakaran luar, kemudian dipindahkan ke
fluida kerja melalui dinding pemisah.
Keuntungan dari mesin pembakaran dalam dibandingkan dengan mesin
pembakaran luar adalah kontruksinya lebih sederhana, tidak memerlukan fluida
kerja yang banyak dan efesiensi totalnya lebih tinggi. Sedangkan mesin
pembakaran luar keuntungannya adalah bahan bakar yang digunakan lebih
beragam, mulai dari bahan bakar padat sampai bahan-bakar gas, sehingga mesin
pembakaran luar banyak dipakai untuk keluaran daya yang besar dengan bahan
bakar murah. Pembangkit tenaga listrik banyak menggunakan mesin uap. Untuk
kendaran transpot mesin uap tidak banyak dipakai dengan pertimbangan
kontruksinya yang besar dan memerlukan fluida kerja yang banyak.
2.3.1 Motor Bensin
Motor bensin (spark Ignition) adalah suatu tipe mesin pembakaran dalam
(Internal Combustion Engine) yang dapat mengubah energi panas dari bahan
bakar menjadi energi mekanik berupa daya poros pada putaran poros engkol.
Energi panas diperoleh dari pembakaran bahan bakar dengan udara yang terjadi
pada ruang bakar (Combustion Chamber) dengan bantuan bunga api yang berasal
dari percikan busi untuk menghasilkan gas pembakaran.
Berdasarkan siklus kerjanya motor bensin dibedakan menjadi dua jenis yaitu
motor bensin dua langkah dan motor bensin empat langkah. Motor bensin dua
langkah adalah motor bensin yang memerlukan dua kali langkah torak, satu kali
putaran poros engkol untuk menghasilkan satu kali daya (usaha). Sedangkan
motor bensin empat langkah adalah motor bensin yang memerlukan empat kali
langkah torak, dua kali putaran poros engkol untuk menghasilkan satu kali daya
(usaha).

2.3.2

Prinsip Kerja Motor Bensin 4 Tak (4 Langkah)

Motor bensin empat langkah memerlukan empat kali langkah torak atau dua
kali putaran poros engkol untuk menyelesaikan satu siklus kerja. Keempat
langkah tersebut adalah : langkah isap, langkah kompresi, langkah kerja dan
langkah pembuangan.

Gambar 2. Cara Kerja Motor Bensin 4 Langkah


2.3.3

Siklus Otto
Siklus Otto pada mesin bensin disebut juga dengan siklus volume konstan,

dimana pembakaran terjadi pada saat volume konstan. Pada mesin bensin dengan
siklus Otto dikenal dua jenis mesin, yaitu mesin 4 langkah (four stroke) dan 2
langkah (two stroke).

Gambar 2.3.3 Siklus Otto Diagram (P-V)


Mesin 4 langkah mempunyai empat pergerakan piston yaitu :
1. Langkah Hisap
Pada langkah hisap (0-1), campuran udara yang telah tercampur pada
karburator di hisap kedalam silinder ( ruang bakar ), hal ini akan disebabkan
tekanan didalam silinder lebih rendah dari tekanan udara luar. Pada saat yang
torak bergerak turun dari titik mati atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB) yang
akan menyebabkan kehampaan (VACUM) di dalam silinder. Maka dengan
demikian campuran udara dan bahan bakar (bensin) akan terhisap ke dalam
silinder. Selama langkah torak ini, katup hisap dan buang dalam posisi tertutup.
2. Langkah Kompresi
Pada langkah kompresi (1-2), campuran bahan bakar dan udara yang berada
di dalam silinder dimampatkan oleh torak, dimana torak bergerak dari TMB ke
TMA dan kedua katup hisap dan buang tertutup, sedangkan busi memercikan
bunga api dan bahan bakar mulai terbakar dan mengakibatkan terjadinya proses
pemasukan panas pada langkah 2-3.
3. Langkah Usaha (Ekspansi)
Pada langkah ekspansi (3-4), campuran udara dan bahan bakar yang dihisap
telah terbakar. Selama pembakaran, sejumla energi dibebaskan, sehingga suhu dan
tekanan didalam silinder akan meningkat. Setelah mencapai TMA, piston akan
didorong oleh gas bertekan tinggi menuju TMB. Tenaga mekanis ini diteruskan ke

poros engkol, saat sebelum mencapai TMB, katun buang terbuka, gas hasil
pembakaran mengalir keluar dan tekanan dalam silinder turun dengan cepat.
4. Langkah Pembuangan
Pada langkah pembuangan (4-1), torak terdorong ke bawah menuju TMB
dan naik kembali ke TMA untuk mendorong gas-gas yang telah terbakar didalm
silinder, selama langkah ini katup buang terbuka dan katup hisap tertutup.
2.3.4 Parameter Unjuk Kerja Motor Bakar
Pertimbangan pengujian suatu mesin ditentukan oleh unjuk kerja mesin.
Unjuk kerja menjadi penting karena berkaitan dengan tujuan penggunaan
mesin. Beberapa parameter unjuk kerja suatu motor pembakaran dalam
adalah sebagai berikut:
1. Torsi
2. Daya efektif motor
2.3.4.1 Torsi
Torsi merupakan ukuran kemampuan mesin untuk menghasilkan putaran.
Dalam penelitian ini, torsi merupakan perkalian gaya inersia dengan putaran
(rpm), karena alat ini bekerja dengan sistem roller untuk mendeteksi gaya terakhir
yang mampu diberikan oleh mesin. Dengan inersi dan percepatan yang dikenakan
pada roller, maka dapat ditentukan torsi dan daya yang bekerja pada roller
tersebut. Dalam prakteknya, torsi dari mesin antara lain berguna untuk mengatasi
hambatan sewaktu kendaraan terperosok atau untuk mempercepat laju kendaraan
(melakukan akselerasi).
2.3.4.1 Daya efektif Motor
Daya efektif motor adalah besarnya kerja motor atau ukuran kemampuan
dari suatu mesin untuk menghasilkan daya yang diberikan oleh poros engkol
selama waktu tertentu.
T 2 n
Ne=bhp=

Dimana:
= faktor konversi
kgm/detik
= 75x60
hp

atau 550x60s

ftlb/detik
hp

atau

746x60

Nm/detik
hp

karena dalam pengujian didapatkan faktor satuan yang digunakan kg dan m,


sehingga jika diaplikasikan ke dalam rumus maka menjadi:
Ne=

T 2 n
60 75

T 2 n
4500

T n
( HP )
716,2

Keterangan:

Ne = daya efektif
T

= torsi

= putaran poros (rpm)

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Pelaksanaan penelitian dilakukan selama 3 bulan, mulai bulan Desember
2015 Februari 2016. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Mesin Otomotif Politeknik Negeri Jember.
3.2 Alat dan Bahan
o Alat:
1. Dyno Test
2. Cyclone Separator
o Bahan:
1. Sepeda motor 110cc
3.3 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengkaji torsi dan daya pada mesin sepeda
motor 110cc, dengan filter udara standard tanpa cyclone separator dan dengan
penambahan / pemasangan cyclone separator pada filter yang terpasang pada
karburator, dengan variasi putaran mesin (rpm). Berikut adalah bentuk diagram
alir penelitian yang dilakukan:

3.4 Pembuatan Alat Cyclone Separator


3.5 Pengujian Sepeda Motor Dengan Menggunakan Dynotest
3.6 Tabel Pengamatan

Anda mungkin juga menyukai