Anda di halaman 1dari 23

Filtrasi dan Fluida

BAB V
FILTRASI DAN FLUIDA

Kotoran di dalam sistem hidraulik dapat menjadi penyebab awal timbulnya


semua masalah. Dari pengalaman menunjukkan bahwa semua sistem yang
memiliki perawatan yang baik terhadap saringan dan merupakan bagian dari
program perawatan preventif, selalu menunjukkan bahwa komponen sistem
hidraulik memiliki umur yang panjang. Hal ini tidak terlalu ditekankan bahwa
diperlukan program perawatan terhadap penyaringan yang baik.
Penyebab terbesar dari kegagalan sistem hidraulik adalah adanya kotoran di
dalam sistem. Untuk menyatakan bahwa sistem hidraulik bersih dari kotoran
maka fluida yang diterima juga harus bersih, saat dimasukkan kedalam reservoir
dan saat dipompa kedalam rangkaian juga harus bersih.
Terdapatnya suatu kotoran yang dapat dilihat di dalam sistem berarti sistem tidak
bersih, kotoran tersebut dapat dilihat bila berukuran 40 m atau lebih. Sebagian
besar ruang main (clearence) pada komponen hidraulik adalah kurang dari
0,0015 inch, sehingga dengan adanya kotoran yang sangat kecil maka dapat
menggangu kerja sistem hidraulik.

Gambar 5.1 Filter dan Komponen-komponennya


5.1 Fungsi Saringan
Partikel padat sering dihasilkan oleh tegangan mekanik yang tinggi dan bila
partikel tersebut bersirkulasi di dalam rangkaian hidraulik dapat menyebabkan
keausan yang berat pada komponen hidraulik. Dengan adanya keausan
komponen tersebut, maka jumlah partikel padat yang bersirkulasi semakin
bertambah. Kontaminasi dari luar yang masuk ke dalam sistem dapat memulai
atau mempercepat kondisi ini. Reaksi berantai dari terbentuknya dan

Hidraulik halaman - 66
Filtrasi dan Fluida

terakumulasinya partikel padat dapat dikurangi dengan menggunakan saringan


yang baik.
a) Katup Kontrol dan Pompa
Partikel padat yang berukuran lebih kecil dari clearence antara dua permukaan,
contohnya pada spool tidak menyebabkan kerusakan, karena partikel dapat
dengan mudah lewat celah tersebut. Bila gerakan relatif hanya terjadi kadang-
kadang, maka ini berbahaya karena kotoran akan mengendap dan dapat
menyebabkan katup tidak berfungsi.
Partikel yang berukuran kira-kira sama dengan ukuran celah sangat berbahaya
karena partikel tersebut dapat menyebabkan goresan sehingga dapat membuat
komponen mengalami keausan yang berat.
b) Katup Poppet
Partikel dapat terjebak antara katup dan dudukan katup, sehingga dapat
menyebabkan terjadinya kebocoran.
c) Throttel dan Orifice
Kotoran di dalam fluida hidraulik dapat menyumbat lubang orifice sehingga dapat
menghambat aliran dan akhirnya mengurangi ketepatan dari pengatur aliran.
d) Bantalan
Bila menggunakan bantalan jenis powder, kotoran dapat masuk ke dalam pori-
pori sehingga dapat menggores poros. Dan hal ini dapat menyebabkan poros
menjadi panas.
e) Erosi oleh partikel padat
Dengan adanya perbedaan tekanan pada celah, maka partikel padat akan
terdorong lewat celah dengan kecepatan kira-kira sama dengan kecepatan fluida
saat lewat celah. Dengan adanya massa partikel maka partikel tersebut akan
memiliki energi dan bila menumbuk pada permukaan, akan berakibat lepasnya
partikel dari permukaan tersebut, sehingga akan menambah jumlah partikel yang
mengalir di dalam sistem.
Akibat dari partikel padat di dalam sistem adalah :
 dapat memperbesar kebocoran.
 dapat menyebabkan gangguan pada piston atau spool.
 dapat menyebabkan kerusakan komponen hidraulik.
 dapat menyebabkan perubahan karakteristik pengatur.
5.2 Jenis Kontaminasi
Hidraulik halaman - 67
Filtrasi dan Fluida

Kontaminasi dapat dikelompokkan seperti berikut:


a) Partikel padat dan tajam
Kontaminasi jenis ini yang bertanggung jawab terhadap keausan komponen,
partikel padat dan tajam dapat menyebabkan goresan yang dalam dan sangat
berbahaya dibandingkan dengan yang lunak atau partikel yang bulat. Partikel ini
harus disaring.
b) Partikel lunak dan berbentuk seperti agar-agar
Kotoran ini dapat menyumbat celah-celah, sehingga dapat merusakkan
komponen. Sistem penyaringan yang baik dapat mengambil kotoran ini, tetapi
sering menyumbat saringan sehingga akan mengurangi efektivitas saringan.
c) Zat yang larut di dalam Fluida
Kotoran ini tidak menyebabkan keausan pada komponen, akan tetapi dapat
merubah karakteristik pelumas.
Bahan Efek
Carborundum, kerak, karat Menimbulkan kerusakan sangat parah
Baja, besi, kuningan, perunggu, aluminium Menimbulkan kerusakan parah
Fibre, karet dari selang, sisa seal, partikel cat, Menimbulkan kerusakan yang ringan.
hasil oksidasi fluida

5.3 Pengaruh Kontaminasi terhadap keausan komponen


Umumnya partikel padat dapat menyebabkan keausan pada komponen hidraulik,
akan tetapi besarnya keausan yang terjadi tergantung juga pada beberapa
parameter di bawah ini:
 bahan partikel padat
 ukuran partikel padat
 perbandingan antara ukuran partikel dengan celah kerja
 bentuk partikel
 tekanan kerja
 kecepatan aliran
5.4 Sumber Kotoran
a) Kotoran berasal dari Konstruksi
Kotoran dapat masuk ke dalam sistem hidraulik dalam bentuk benda-benda yang
khusus yang dihasilkan dari proses pemasangan komponen pada sistem
hidraulik. Sebagai contoh pada proses pengeboran atau pembuatan ulir di pipa

Hidraulik halaman - 68
Filtrasi dan Fluida

dapat menghasilkan kotoran yang tinggal di dalam sistem. Kotoran ini tidak selalu
dibersihkan oleh pekerja.
Komponen biasanya bersih sesuai dengan yang ditentukan oleh pemakai
komponen tersebut, tetapi waktu antara komponen meninggalkan pabrik dan
waktu komponen dipasang pada instalasi akan terdapat kotoran jika tidak
dikontrol dengan baik selama pengangkutan dan penyimpanannya.
Kotoran juga dapat berada di dalam pipa atau reservoir, ini dihasilkan saat
fabrikasi. Untuk mengurangi terjadinya kotoran saat instalasi, maka sebaiknya
ujung-ujung pipa ditutup dan tetap tertutup sampai pipa, selang siap untuk dirakit.
b) Kotoran dari Tempat Fluida
Fluida yang diterima dalam tangki tidak selalu bersih, walaupun telah dilakukan
tindakan pencegahan dengan baik oleh penjual fluida hidraulik. Sebagian besar
fluida saat diisikan kedalam tangki dilewatkan saringan, tetapi sayangnya tangki
sendiri tidak bersih seperti yang diinginkan oleh pemakai. Kotoran ini harus
dibuang dari fluida dengan menggunakan saringan yang baik sebelum
dimasukan kedalam reservoir. Secara praktis kotoran tersebut disaring dengan
ukuran 10 sampai dengan 20 m.
c) Kotoran dari Udara
Kotoran dapat masuk ke dalam sistem lewat saluran pernapasan (breathing) di
reservoir, hal ini terjadi saat aktuator bergerak, maka ketinggian fluida di dalam
reservoir berubah dan ini yang disebut dengan “Reservoir Breathing”, yaitu udara
akan masuk dan keluar dari reservoir.
Saat udara masuk kedalam reservoir tersebut akan membawa kotoran dan akan
tertinggal di dalam reservoir. Hal ini tidak akan terjadi bila reservoir bertekanan.
d) Kotoran yang masuk (pull-in)
Silinder yang beroperasi pada kondisi kotor, cenderung menarik kotoran ke
dalam silinder setiap kali batang piston bergerak masuk. Meskipun pada ujung
silinder telah dilengkapi dengan seal yang mencegah kotoran masuk terbawa
batang piston kedalam silinder, tetapi masih ada kotoran yang terbawa masuk.
Penggunaan “rod boot” dan “rod scraper” dapat mengurangi jumlah kotoran yang
masuk, tetapi ini bukan penyelesaian akhir masalah yang timbul. Sebaiknya
dipasang saringan pada saluran balik.
e) Kotoran hasil perawatan

Hidraulik halaman - 69
Filtrasi dan Fluida

Setiap kali komponen dilepaskan dari rangkaian atau diperbaiki kotoran dapat
masuk ke dalam sistem.Bila komponen akan dilepas dari rangkaian diperlukan
pembersihan pipa yang masuk kedalam komponen dan juga pembersihan
komponen. Ujung pipa sebaiknya ditutup untuk mencegah masuknya kotoran.
Penggantian komponen sebaiknya dicuci dan dikeringkan dengan udara dan
selanjutnya ditutup. sampai komponen akan dirakit.
f) Kotoran yang dihasilkan
Kotoran ini berasal dari ausnya komponen yang saling bergesekan. Kotoran hasil
proses ini lebih banyak timbul pada sistem yang baru. Kotoran ini dapat diambil
dengan menggunakan saringan pada saluran balik.

5.5 Instruksi Pengoperasian dan Perawatan


a) Batas temperatur untuk saringan hidraulik
Sebagian besar saringan hidraulik secara normal digunakan pada temperatur
operasi antara -10 dan 100o C meskipun temperatur sampai 120o C untuk periode
yang pendek tidak menyebabkan kerusakan. Temperatur operasi yang tinggi
dapat menyebabkan kerusakan elemen saringan dan seal.
b) Interval penggantian elemen yang disarankan
Pada kasus tertentu harus diingat bahwa elemen saringan dapat tersumbat lebih
cepat karena adanya kotoran dalam rangkaian. Sehinggga harus diantisipasi
bagi elemen saringan yang halus, karena waktu perawatannya akan lebih
pendek.
Elemen yang digunakan pada saringan hidraulik sebaiknya diganti dengan
mengikuti interval-interval sebagai berikut:
 bila ada tanda penyumbatan saringan
 sesudah 1000 jam kerja atau 1 tahun
 bila fluida seluruh sistem di ganti.

5.6 Perawatan Saringan Hidraulik


Untuk mencegah kontaminasi selama penyimpanan elemen saringan dilindungi
dengan plastik dan tutup plastik tidak boleh dibuka sampai komponen tersebut
siap dipasang pada rumahnya. Hanya elemen yang terbuat dari kawat atau
logam dapat dibersihkan. Elemen saringan yang terbuat dari “non-woven paper”
atau “non-woven glass fibre” tidak dapat dibersihkan.

Hidraulik halaman - 70
Filtrasi dan Fluida

Prosedur penggantian elemen saringan :


 Bila terdapat tanda penyumbatan saringan, hilangkan tekanan pada
saringan.
 Lepaskan sekrup rumah saringan atau lepaskan tutup, jaga jangan sampai
ulir membuat kotoran. Putar tutup saringan aliran balik sekitar 45o, sehingga
memudahkan untuk mengangkat.
 Lepaskan elemen yang buntu dan periksa kotoran yang berada di
permukaan.
 Sisa fluida di dalam rumah saringan harus dibuang.
 Bersihkan rumah saringan dan periksa seal-nya, ganti bila perlu.
 Olesi ulir dan perapat saringan dengan fluida hidraulik yang bersih.
 Masukkan elemen yang baru, sebelumnya periksa kemampuan filtrasinya.
 Tutup rumah saringan dan jalankan sistem untuk memeriksa kebocoran.

5.7 Throubleshooting pada Fluida Hidraulik


Kondisi fluida hidraulik akan menunjukkan kondisi sistem hidraulik dan kondisi
fluida yang digunakan. Buka reservoir dan lihat bagian dalamnya, rasakan, cium
dan lihat ada busa atau zat yang terapung. Bandingkan kondisi fluida tersebut
dengan fluida yang masih baru. Bila terdapat perbedaan, maka diperlukan
perhatian untuk mencari masalahnya di dalam sistem.
a) Fluida kelihatan seperti susu (milky)
Warna fluida seperti susu dapat disebabkan karena gelembung udara atau
adanya emulsi dari air. Darimana timbulnya air? Masuknya air ke dalam sistem
biasanya karena terjadinya kebocoran pada penukar panas dan dari uap air yang
berasal dari udara yang masuk ke dalam reservoir. Penyebab lainnya adalah
terjebaknya udara dalam fluida. Masuknya udara dapat berasal dari bocornya
saluran pompa atau masuk lewat saluran pernafasan di reservoir.
b) Fluida berbau terbakar
Penyebab terbakarnya fluida hidraulik, biasanya akibat panas dari elemen
pemanas yang berada di dalam reservoir atau adanya kebocoran pada katup
relief, dan keausan pada pompa juga dapat menimbulkan pemanasan pada
fluida.

Hidraulik halaman - 71
Filtrasi dan Fluida

Pemeriksaan secara visual hanya dapat mengestimasi secara kasar kondisi


fluida, seperti warna lebih gelap dibandingkan dengan fluida yang baru,
pengendapan dalam tangki. Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan kebersihan
fluida. Penggantian fluida hidraulik sebaiknya dilakukan segera setelah terjadi
perubahan sifat kimia seperti terbentuknya hasil oksidasi, hilangnya bahan
aditive, perubahan viskositas dan sebagainya.
Fluida hidraulik sebaiknya diganti bila kandungan kontaminasi yang halus
bertambah (mengandung partikel padat yang berukuran lebih kecil dari pada
ukuran saringan).

Hidraulik halaman - 72
Teknik Penyelesaian Masalah

BAB VI
TEKNIK PENYELESAIAN MASALAH (TROUBLESHOOTING)

6.1 Gangguan pada Sistem Hidraulik Baru Terpasang


Dalam proses men-start-up sistem hidraulik, mungkin akan timbul beberapa
gangguan diantaranya:

6.1.1 Penyebab Pompa Bising


Pompa bising yang berlebih, atau yang umum diistilahkan dengan kavitasi
utamanya disebabkan oleh jumlah fluida yang tidak cukup untuk mengisi ruang-
ruang pada pompa. Apa yang menjadi penyebab kavitasi dan bagaimana
menghindarinya diterangkan seperti berikut:
a) Katrid filter atau rumah seal
Jika pada saluran isap terpasang filter, dan katrid filter dipasang dengan salah,
atau seal untuk rumah dipasang dengan salah, akan ada saluran udara yang
memungkinkan udara masuk ke pompa sehingga menyebabkan kavitasi. Jika
filter mempunyai indikator luar, akan memberikan kemungkinan saat
pemasangan terjadi kelupaan untuk memasang O-ring pada poros indikatornya.
Jika O-ring hilang atau bocor, udara masuk ke filter kemudian akan masuk
saluran isap menuju pompa. Jika rumah filter dipasang dengan ulir dan saat
pemasangan terjadi kerusakan pada tersebut maka akan memberikan
kemungkinan juga, udara masuk ke filter.
Periksa filter dan yakinkan bahwa tidak ada kerusakan ulir, periksa O-ring
mempunyai ukuran yang tepat dan dipasang dengan benar.
b) Kebocoran pada pipa
Kebocoran pada pipa saluran isap pompa harus selalu dipertimbangkan. Setiap
sambungan pada pipa, dari saluran isap dari pompa ke reservoir, mempunyai
kelakuan untuk mudah bocor walaupun filternya dipasang dengan baik. Setiap
sambungan pipa akan mungkin terjadi kebocoran sehingga udara akan dapat
masuk ke saluran isap pompa yang akan menyebabkan kavitasi. Merupakan
langkah yang baik untuk memeriksa secara rutin kepada sambungan pipa pada
saluran isap, dan mengencangkannya jika terjadi kelonggaran yang mungkin
disebabkan oleh timbulnya getaran.
c) Viskositas fluida terlalu tinggi

Hidraulik halaman - 73
Teknik Penyelesaian Masalah

Jika viskositas fluida yang dispesifikasikan untuk sistem terlalu tinggi, mungkin
akan menyebabkan terjadinya kavitasi pada pompa oleh karena karasteristik
aliran dari viskositas fluida yang tinggi. Fluida tidak dapat masuk ke ruang pompa
dengan cukup cepat.
d) Temperatur fluida yang terlalu rendah
Jika temperatur fluida terlalu rendah akan terjadi kavitasi pada pompa sampai
dengan fluida cukup panas sehingga viskositasnya turun sampai dengan nilai
viskositas yang tepat. Umumnya pembuat pompa tidak menginginkan pompa
produksinya dijalankan saat viskositas fluida melebihi 4000 SUS pada temperatur
saat menjalankan pompa. Oleh karena itu harus diyakinkan bahwa viskositas
fluida pada reservoir mempunyai nilai yang tepat. Viskositas fluida yang tinggi
akan tidak memungkinkan fluida mengalir kepompa dengan cepat untuk mengisi
ruang-ruang pompa sehingga timbul kavitasi.
Langkah yang baik adalah untuk mencek lembar-lembar data setiap komponen
untuk mengetahui viskositas minimum yang disyaratkan, dan yakinkan bahwa
fluida yang digunakan pada sistem akan mempunyai viskositas yang berada
range viskositas yang disyaratkan dari perubahan temperatur yang terjadi.
e) Kecepatan motor yang salah
Pompa yang berputar melebihi dari kecepatan desain tidak dapat mendapatkan
fluida yang cukup untuk mengisi ruang-ruang pompa sehingga timbul kavitasi,
sehingga harus diyakinkan bahwa kecepatan motor bersesuaian dengan
kecepatan desain pompa. Produsen pompa akan menunjukkan informasi pada
lembaran data komponen range kecepatan setiap pompa yang
direkomendasikan. Jika range kecepatan tersebut dilampaui, maka akan
memperpendek umur pompa.
f) Baut-baut pengencang rumah pompa longgar
Suara bising pada pompa mungkin disebabkan terjadinya kelonggaran baut
pengencang pada rumah pompa akibat terjadinya getaran yang mengakibatkan
mengalirnya udara ke ruang pompa, sehingga terjadi kavitasi. Baut-baut
pengencang rumah pompa harus diikat (dibaut) cukup keras sesuai dengan yang
dianjurkan oleh pembuat pompa pada spesifikasi pompa.

g) Kesalahan saat priming pompa

Hidraulik halaman - 74
Teknik Penyelesaian Masalah

Beberapa pompa, oleh karena desainnya tidak dapat priming sendiri oleh karena
itu diperlukan pengisian pada rumah pompa dengan fluida hidraulik sebelum
sistem hidraulik dijalankan untuk pertama kalinya. Pertama yang perlu dilakukan
setelah mengencangkan baut rumah pompa yaitu mengisikan rumah pompa
dengan fluida hidraulik secukupnya. Dengan cara ini pompa akan diprime secara
sempurna.
h) Mulut saluran isap terlalu tinggi
Pompa mempunyai kemampuan tinggi isap yang tertentu. Jika pompa dipasang
dengan mulut saluran isap yang terlalu tinggi, maka fluida hidraulik tidak dapat
masuk ke pompa sehingga timbul kavitasi. Jika ini terjadi maka pemasangan
pompa perlu disesuaikan dengan data teknik tentang ketinggian mulut saluran
isap sesuai dengan lembar data kemampuan pompa.
i) Saluran isap pompa terlalu kecil
Jika saluran isap pompa terlalu kecil untuk kemampuan pompa yang ada, maka
akan terjadi tidak cukup fluida yang masuk ke pompa, sehingga akan timbul
kavitasi. Saluran isap sebaiknya tidak boleh terlalu kecil dari lubang masuk
pompa. Umumnya, sebaiknya diameter pipa isapnya lebih besar satu ukuran dari
diameter lubang masuk pompa. Sebagai contoh jika diameter lubang pompa
0.5”, maka diameter saluran isapnya 0.75”. Jika diameter lubang masuk pompa
1”, maka diameter saluran isapnya 1.25”.
j) Kesalahan pemasangan seal pada poros
Seal pada poros dipasang untuk menghindari kebocoran luar dari fluida hidraulik
pada pompa. Dalam pemasangannya sering terjadi terbalik. Jika ini terjadi maka
akan memungkinkan udara masuk ke pompa melalui sisi singgung antara seal
dengan poros yang akan menyebabkan kavitasi.
k) Pipa isap terlalu pendek pada reservoir
Sumber lain penyebab kavitasi adalah terjadi pada reservoir. Jika saluran isap ke
pompa tidak tercelup di bawah permukaan fluida hidraulik pada reservoir, maka
akan memungkinkan udara masuk ke pompa yang menyebabkan kavitasi.
Saluran isap harus tercelup cukup dalam walaupun dalam kondisi ketinggian
fluida hidraulik minimum, saluran isap masih cukup tercelup untuk menghidari
terjadinya pusaran yang dapat membawa udara ke sistem. Sebagai perkiraan
umum jarak ujung saluran isap dengan dasar reservoir sebaiknya sebesar 6” dan

Hidraulik halaman - 75
Teknik Penyelesaian Masalah

ujung saluran isap sebaiknya tercelup minimum 6” di bawah permukaaan fluida


saat kondisi minimum.
l) Saluran balik fluida terlalu tinggi
Sumber lain penyebab kavitasi yang terdapat pada reservoir, yaitu saluran balik
fluida dipasang terlalu tinggi. Jika hal ini terjadi, fluida yang kembali akan
menyebabkan penganginan pada reservoir, oleh karena fluida balik akan
melewati udara di atas reservoir membawa udara yang dilaluinya masuk ke
reservoir. Jika reservoir tidak didesain dengan baik, tidak terdapat cukup
penahan (baffle) untuk memberikan kesempatan udara keluar dari fluida, maka
udara ini akan terisap masuk ke pompa sehingga terjadi kavitasi.
Umumnya reservoir yang baik mempunyai total volume 6 sampai dengan 10 kali
kapasitas pompa dalam galon per menit. Jika kapasitas pompa 10 gpm maka
volume total reservoir sebaiknya 60 sampai dengan 100 gallon untuk
memberikan cukup waktu bagi udara yang terbawa aliran balik untuk keluar dari
fluida.
m) Sudu (vane) lengket dalam pompa sudu
Sistem hidraulik yang menggunakan pompa sudu sering mengalami masalah
kavitasi saat start-up jika fluida hidrauliknya tidak cukup bersih. Kotoran dapat
menyebabkan sudu lengket dengan alurnya. Jika sudu-sudu tidak dapat keluar
maksimum hingga menyentuh ring, maka akan terdapat ruang pompa yang lebih
besar dari seharusnya, hal ini akan menyebabkan kavitasi. Cara yang baik
dilakukan untuk menghidari adanya kotoran yang masuk ke pompa yaitu dengan
memasang filter pada reservoir. Sistem tidak boleh dijalankan sebelum yakin
bahwa reservoir dan pemipaannya bersih. Penjadwalan pergantian filter yang
teratur akan mampu membantu mengatasi hal ini.
n) Poros pompa tidak lurus
Sumber penyebab kavitasi yang lain adalah poros pompa dengan poros motor
penggerak tidak lurus (missalignment). Defleksi pompa yang sedikit saja
memungkinkan terganggunya fungsi seal, sehingga memungkinkan udara luar
masuk ke pompa.

6.1.2 Penyebab Tekanan Sistem Rendah


Terjadinya tekanan sistem yang rendah mungkin disebabkan oleh hal-hal berikut:
Hidraulik halaman - 76
Teknik Penyelesaian Masalah

a) Pengaturan katup relief terlalu rendah


Jika pengaturan tekanan pada katup reliefnya terlalu rendah maka tekanan
sistem akan rendah.
Dalam desain sistem hidraulik yang baik, yaitu bila ukuran katup reliefnya tepat,
tekanan sistem sebaiknya tidak boleh melebihi tekanan pengaturan maksimum
katup reliefnya. Jika katup reliefnya terlalu kecil tidak sesuai dengan kapasitas
pompa (gpm), memungkinkan tekanan sistem meningkat melebihi tekanan
pengaturan pada katup reliefnya sehingga akan menyebabkan kerusakan pada
komponen-komponen katup yang terlemah. Jika ini terjadi pada komponen katup
reliefnya maka fluida dari pompa akan beputar-putar melewati katup relief ke
reservoir tanpa meningkatkan tekanan pada sistem sesuai dengan yang
diharapkan.
b) Kesalahan pengaturan kompensator
Jika sistem menggunakan pompa dengan kompensator dan katup relief, serta
pengaturan tekanan pada kompensator terlalu rendah, maka tekanan sistem
akan ditentukan oleh pengaturan kompensatornya (jika katup reliefnya diatur
lebih tinggi dari kompensatornya). Sebaliknya jika katup relief diatur lebih rendah
dari pengaturan kompensatornya, maka pengaturan katup relief akan
menentukan tekanan sistem. Biasanya, katup relief merupakan katup pengaman
untuk melindungi komponen saat terjadi kegagalan fungsi dari kompensator
pompa. Dalam kondisi katup relief diatur lebih rendah dari pengaturan
kompensator, pompa tidak akan pernah bekerja pada mode kompensasi. Jika
tidak terdapat katup relief pada sistem, maka kompensator akan menentukan
tekanan sistem. Kesalahan pengaturan pada kompensator akan menyebabkan
kesalahan pada tekanan sistem. Perlu dicatat bahwa kebanyakan pompa dengan
kompensator tidak diatur sesuai dengan kebutuhan, maka kompensator harus
diatur sesuai dengan kebutuhan.
c) Ketinggian fluida pada reservoir terlalu rendah
Ketinggian fluida yang terlalu rendah akan menyebabkan tekanan sistem rendah.
Pompa tidak selalu mendapatkan cukup fluida untuk mengisi ruang-ruang
pompa, menyebabkan hanya sedikit fluida yang dikeluarkan pompa ke sistem
yang akan menyebabkan penurunan tekananan pada sistem (udara akan ikut
terbawa masuk ke sistem). Pemeriksaan rutin ketinggian fluida pada reservoir

Hidraulik halaman - 77
Teknik Penyelesaian Masalah

akan membantu mengatasi hal ini. Isi reservoir dengan ketinggian normal dengan
fluida hidraulik yang bersih.
d) Kesalahan pemasangan seal poros
Jika terjadi kesalahan pemasangan seal pada poros akan memungkinkan udara
masuk ke pompa yang akan mengakibatkan tekanan sistem turun.
e) Putaran pompa terbalik
Jika pompa berputar dengan arah terbalik, pompa tidak dapat menghasilkan
aliran yang cukup. Pompa harus berputar sesuai dengan desainnya.

6.1.3 Penyebab Aktuator Bergerak Tak Menentu


Sistem hidraulik yang bekerja dengan baik, maka aktuator harus bergerak pada
kecepatan dan tekanan yang tepat untuk mendapatkan gaya dorong atau gaya
putar dan arah gerakan sesuai dengan yang diinginkan. Penyebab-penyebab
terjadinya gerakan aktuator tidak sesuai yang diinginkan diantaranya adalah:
a) Terdapat udara dalam fluida
Udara yang terdapat dalam fluida pada aktuator akan menyebabkan gerakan
aktuator tidak menentu (spongy), hal ini disebabkan fluida berubah
karakteristiknya dari inkompresibel menjadi kompresibel. Semakin banyak udara
dalam fluida maka gerakan aktuator akan semakin tidak menentu.
b) Kesalahan viskositas fluida
Viskositas fluida hidraulik yang dimasukkan ke reservoir harus sesuai dengan
spesifikasi pembuat pompa. Jika viskositas terlalu tinggi, maka kecepatan aliran
fluida akan sangat terpengaruh, dan akan terjadi perlambatan kecepatan
aktuator. Keadaan yang sama akan terjadi saat strat-up, jika temperatur fluida
terlalu rendah akan menyebabkan kenaikan viskositas fluida jauh di atas yang
diperlukan yang akan menimbulkan kavitasi.
c) Kebocoran dalam pada aktuator
Kebocoran dalam pada aktuator, terlepas dari apa penyebabnya, akan
menyebabkan fluida mengalir langsung lewat kebocoran pada aktuator, yang
akan memperlambat gerakan aktuator.
d) Penyumbatan pada filter
Penyumbatan pada filter saluran isap, akan mengakibatkan pengurangan fluida
yang masuk ke pompa, sehingga akan mengakibatkan juga pengurangan fluida
yang masuk ke aktuator sehingga aktuator akan bergerak lambat.
Hidraulik halaman - 78
Teknik Penyelesaian Masalah

e) Kebocoran luar
Kebocoran luar pada salah satu bagian sistem akan menyebabkan kelambanan
gerak dari aktuator, hal ini karena kebutuhan fluida dorong tidak terpenuhi dari
akibat terjadi pengurangan karena terjadinya kebocoran. Pengontrolan secara
rutin terhadap kebocoran luar akan sangat membantu mengatasi gangguan ini.

6.1.4 Penyebab Panas Berlebih pada Sistem


Umumnya setiap sistem hidraulik jika menggunakan resevoir dengan total
volume yang terlalu sedikit, akan mengakibatkan kenaikan temperatur pada
sistem. Hal ini disebakan oleh karena reservoir tidak cukup memberikan waktu
kepada fluida hidraulik unuk melepaskan panas ke udara sekitar. Jika reservoir
didesain dengan ukuran yang kecil, maka harus dilengkapi dengan perangkat
penukar panas, untuk menjaga temperatur dan viskositas fluida dalam range
harga sesuai dengan spesifikasi. Pesawat penukar panas ini dapat berupa
penukar panas dari udara (dari hembusan kipas) ke fluida hidraulik atau dari air
ke fluida hidraulik. Berikut ini kemungkinan penyebab-penyebab panas berlebih
pada sistem.
a) Air pendingin terlalu panas
Air pendingin yang masuk ke pesawat penukar panas harus berada dalam range
temperatur desainnya. Jika temperatur air pendinginnya lebih tinggi dari
temperatur desainnya, maka kemampuan pendinginannya akan berkurang.
Pemeriksaan rutin temperatur masuk pesawat penukar panas akan membantu
mengatasi permasalahan ini.
b) Pesawat penukar panas kotor
Pesawat penukar panas yang kotor atau tersumbat tidak akan mungkin
menghasilkan kapasitas pendinginan yang sama dengan kondisi pesawat
penukar panas yang bersih. Pemasangan pesawat penukar panas bekas pada
sistem hidraulik yang baru sebaiknya tidak dilakukan, atau boleh dilakukan jika
pesawat penukar panas tersebut sudah dibersihkan dengan benar dan sudah
diuji sebelum pemasangan.
c) Kompensator lengket
Pompa yang dilengkapi dengan kompensator, jika kompensatornya lengket pada
posisi tekanan tinggi akan mengakibatkan kenaikan temperatur pada sistem.
d) Perpindahan spool yang tidak sempurna

Hidraulik halaman - 79
Teknik Penyelesaian Masalah

Jika sistem hidraulik menggunakan katup kontrol arah sebagai komponen untuk
proses unloading, dan jika perpindahan spool tidak sempurna, tanpa melihat
penyebabnya, akan meningkatkan temperatur sistem. Hal ini oleh karena
penurunan tekanan pada spool yang terbuka sebagian akan mengalirkan fluida
seakan terjadi kebocoran yang akan meningkatkan temperatur sistem.
e) Katup relief tidak menempati kedudukannya dengan baik
Jika katup relief tidak menempati dudukannya dengan baik, akan timbul
kebocoran dalam yang akan menyebabkan timbulnya kenaikan temperatur
sistem oleh karena adanya aliran kebocoran dari tekanan tinggi ke tekanan
rendah.
f) Kesalahan disain sistem
Jika dalam desain sistem memungkinkan terjadinya piston untuk menggerakkan
ke posisi maksimum apakah dalam gerak maju ataupun mundur, dan diam pada
posisi maksimumnya, sementara fluida terus menerus melewati katup relief,
maka akan terjadi peningkatan temperatur sistem. Desain sistem harus
sedemikian rupa, sehingga pompa pada kondisi aktuator seperti di atas, harus
dalam kondisi tanpa pembebanan.
g) Kebocoran dalam
Jika komponen-komponen sistem telah aus sehingga menimbulkan kebocoran
dalam apakah pada pompa, motor atau aktuator lain maka akan meningkatkan
temperatur sistem. Semakin besar tingkat kebocorannya, maka semakin tinggi
kenaikan temperaturnya.

6.2 Prosedur Mengatasi Gangguan


Seperti telah diterangkan sebelumnya, cukup banyak hal-hal yang menyebabkan
timbulnya gangguan. Berikut ini diterangkan prosedur untuk mengatasi
gangguan-gangguan yang mungkin timbul pada sistem hidraulik yang baru.

Hidraulik halaman - 80
Teknik Penyelesaian Masalah

Prosedur sebelum Start-Up


Ada beberapa hal penting yang perlu dilakukan segera setelah semua komponen
dan pemipaan sistem telah selesai dilakukan.
Hal tersebut adalah:
Langkah 1:
Bersihkan sistem sebelum memasukkan fluida dalam sistem.
Seluruh sistem harus dibersihkan, dibilas, dan disiapkan untuk start-up.
Langkah 2:
Periksa seluruh komponen apakah telah dipasang dengan baik.
Harus diperiksa kebenaran urutan instalasi sistem untuk meyakinkan seluruh
komponen telah terpasang sesuai dengan diagram rangkaiannya, dengan semua
aliran sesuai dengan arah yang benar, dan setiap saluran disambungkan dengan
benar. Tidak boleh dilakukan asumsi bahwa setiap rangkaian yang dilakukan
oleh orang lain selalu benar. Periksa simbul komponen yang dipasang sesuai
dengan diagram. Jika terjadi kesalahan, lakukan pembetulan sebelum melakukan
start-up.
Langkah 3:
Isikan reservoir dengan fluida yang benar.
Segera setelah selesai melakukan langkah 1 dan 2, isi reservoir dengan tinggi
permukaan 1“ di atas permukaan maksimumnya dengan fluida hidraulik yang
benar. Volume fluida 1“ di atas permukaan maksimumnya ditujukan untuk
mengisi pipa dan komponen-komponen sistem hidraulik lainnya. Berikan
perhatian khusus bahwa fluida hidraulik yang dimasukkan adalah benar. Jika
dalam sistem terdapat cupup banyak akumulator, harus diyakinkan bahwa
terdapat cukup ruangan pada reservoir yang diperuntukkan menampung fluida
kembali dari akumulator saat unloading. Saat mengisikan fluida ke reservoir,
sebaiknya disaring melalui filter dengan ukuran 10 micron. Hal ini akan
meyakinkan bahwa fluida yang masuk ke reservoir betul-betul bersih.
Langkah 4:
Lakukan pemeriksaan komponen filter.
Periksa seluruh komponen filter dan terpasang dengan benar. Ini berarti
membuka rumah filter dan periksa komponen filter. Yakinkan terdapat cukup
suku cadang tersedia di tangan untuk komponen-komponen filter. Untuk sistem
yang baru di start-up, filter perlu diganti setelah beroperasi selama 24 jam
Hidraulik halaman - 81
Teknik Penyelesaian Masalah

pertama. Ini untuk meyakinkan fluida akan terbebas dari kontaminan dan kotoran
yang tersisa saat penyaringan dalam pengisian resevoir. Selanjutnya
penggantian filter sesuai dengan kebutuhan.
Langkah 5:
Atur alat pengatur tekanan.
Atur pengaturan tekanan pada katup relief utama, kompensator pompa, dan
semua komponen dengan pengotoran tekanan pada nilai minimumnya. Ini
termasuk squence valve, counter balance valve dan lain-lain. Dengan
pengaturan ini, diyakinkan laju aliran fluida yang maksimum dengan tekan
seminimum mungkin. Ini diasumsikan bahwa semua beban berada langkah
terbawah, jika tidak maka diperlukan untuk mengatur counter balance pada
tekanan maksimumnya untuk menjaga beban tidak jatuh. Setelah tidak terjadi
gangguan, maka dapat dilakukan penyetelan tekanan sesuai dengan nilai
sesungguhnya.
Langkah 6:
Atur pengaturan kecepatan dan katup-katup cushion.
Buka setiap katup cushion pada silinder pada langkah tengahnya, dan atur
pengontrol kecepatan pada langkah tengahnya pula. Dengan melakukan hal ini,
dapat diyakinkan kemampuan aliran sebagiannya. Kemudian semua pengaturan
tersebut diatur sesuai dengan nilai sebenarnya.

6.3 Langkah Mengatasi Gangguan pada Sistem Hidraulik Lama


Untuk menjadi seorang teknisi dalam bidang hidraulik yang berhasil maka teknisi
tersebut harus menguasai beberapa hal antara lain:
 menguasai simbol-simbol standar hidraulik
 konfigurasi komponen
 fungsi komponen
 mengevaluasi informasi
 dapat menganalisa rangkaian kontrol

Hidraulik halaman - 82
Teknik Penyelesaian Masalah

6.3.1 Gangguan pada Sistem


Untuk menyiapkan dalam mencari gangguan pada sistem hidraulik yang lama,
diperlukan beberapa prosedur antara lain:
 mempelajari gambar
 membawa gambar selama bekerja
 bertanya kepada operator
 pengujian sistem

6.3.2 Pemecahan Suatu Kasus


Sistem hidraulik dengan menggunakan katup kontrol secara manual mengalami
gangguan yaitu silinder tidak bekerja (tidak bergerak).
Langkah pemeriksaannya sebagai berikut:
Langkah 1:
Periksalah katup isolasi (2a dan 2b) untuk menyakinkan bahwa kedua katup
pada posisi terbuka penuh. Bila salah satu katup tertutup, maka piston tidak akan
bergerak, karena saluran fluida tertutup. Bila kedua katup telah terbuka penuh,
maka dapat diteruskan pada langkah yang kedua.
Langkah 2:
Periksalah kerja dari katup kontrol.
Operasikan katup kontrol (2c) secara manual, apakah gerakannya telah benar ?
Bila tidak maka mungkin masalahnya ada pada katup ini. Bila katup kontrol dapat
beroperasi dengan baik, maka langkah pemeriksaan dilanjutkan pada langkah
yang ke 3.
Langkah 3:
Periksalah Katup pengontrol aliran (2e dan 2f).
Periksalah apakah katup pengatur aliran posisinya telah benar, mungkin
seseorang telah merubah posisi katup sehingga sistem tidak berfungsi. Beri
tanda posisi salah satu katup pada posisi saat itu, putarlah katup secara penuh
searah jarum jam, hitunglah jumlah putaran.
Bagilah jumlah putaran tersebut dengan dua dan sekarang putarlah katup
dengan arah berlawanan dengan jarum jam sebanyak hasil bagi tersebut. Aturlah
katup yang lainya seperti pada katup yang pertama. Jalankan sistem dan
operasikan katup kontrol pada dua arah, bila piston mau bergerak pada salah
satu arah, sedangkan pada arah yang lain tidak mau bergerak, maka gangguan
Hidraulik halaman - 83
Teknik Penyelesaian Masalah

terdapat pada katup kontrol aliran. Bila setelah katup kontrol aliran diatur dan
ternyata tidak ada pengaruhnya (piston tetap tidak mau bergerak). Maka
pemeriksaan dapat dilanjutkan pada langkah yang ke 4.

2g

2h

2e 2f

2d

2c
DOWN UP
2a 2b

Gambar 6.1 Contoh Sistem Hidraulik Lama

Langkah 4:
Periksa dinding silinder.
Bila terjadi kebocoran pada seal di dalam silinder, maka ini dapat diperiksa
dengan cara merasakan dinding silinder. Periksa seluruh dinding silinder dengan
jari, bila terdapat kebocoran seal maka pada tempat yang bocor permukan
silinder akan panas. Bila tidak terdapat bagian yang panas, maka seal pada
piston kondisinya baik, dan pemeriksaan dapat dilanjutkan pada langkah 5.
Langkah 5:

Hidraulik halaman - 84
Teknik Penyelesaian Masalah

Naikkan tekanan Sistem hidraulik.


Kembali kepada pompa dan reservoir, yakinlah bahwa katup shutt-off dalam
posisi terbuka dan jalankan sistem dan posisi katup kontrol pada posisi netral.
Hal ini menyebabkan seluruh out put pompa akan lewat katup relief. Periksalah
tekanan yang ditunjukan oleh manometer dan catat besarnya tekanan tersebut.
Periksalah pada katalog atau buku petunjuk tentang daerah tekanan kerja
peralatan tersebut. Naikkan tekanan secara perlahan sampai tekanan
maksimumnya, operasikan katup kontrol, bila gangguan gerakan piston karena
kotoran, maka kenaikan tekanan fluida akan mampu untuk menggerakkan piston,
sehingga gangguan tersebut berasal dari kotoran., bersihkan silinder dari
kotoran. Bila langkah ini masih belum menyelesaikan masalah, maka perlu untuk
melakukan pemeriksaan pada langkah yang ke 6.
Langkah 6:
Periksalah kemungkinan penyumbatan aliran
Pada langkah ini diperlukan perhatian yang lebih, khususnya bila ada beban
pada piston. Matikan sistem, gerakkan katup kontrol pada posisi naik dan turun
bergantian beberapa kali tindakan ini akan menghilangkan tekanan pada saluran.
Kendorkan sedikit sambungan selang ke silinder, tampung fluida yang bocor. Bila
fluida yang bocor telah habis, lepaskan selang dari silinder dan pasanglah
sambungan “T” dan lengkapi dengan manometer. Jalankan sistem, gerakan
katup kontrol pada posisi turun, maka fluida akan mengalir dari pompa ke
silinder, bila tidak terdapat penyumbatan di dalam saluran, maka tekanan yang
terbaca pada manometer di dekat silinder besarnya mendekati tekanan di katup
relief. Bila ternyata tekanan yang terbaca nilainya tidak mendekati tekanan pada
katup relief, maka ini menunjukkan tanda adanya penyumbatan di dalam saluran
maupun di dalam katup-katup.
Langkah 7:
Periksalah Kebocoran Silinder.
Matikan sistem, pasanglah manometer ke posisi (2h), letakkan posisi katup
kontrol pada posisi naik, kemudian jalankan sistem, bila seal pada piston bocor
tutuplah katup dan bila piston ada bebannya, maka pada manometer akan
terbaca tekanan. Besarnya tekanan yang terbaca tergantung pada besarnya
beban dan tingkat kebocorannya. Sekarang peganglah ujung selang yang ada di
silinder dan bukalah katup perlahan-lahan, bila seal pada piston jelek, maka
Hidraulik halaman - 85
Teknik Penyelesaian Masalah

fluida akan mengalir lewat katup dengan suatu kecepatan. Bila memang ini
masalahnya gantilah silinder dan atur kembali seluruh katup pada posisi semula.

6.4 Ringkasan Pelacakan Gangguan Pompa dan Perbaikannya


Jenis Gangguan Kemungkinan Penyebab Perbaikan
Kebocoran luar Seal poros sudah aus Jika tidak terdapat tanda kerusakan pada
pada sekitar poros bearing poros pompa, ganti seal poros
pompa pompa sesuai petunjuk pembuat pompa
Pompa tidak Saluran pembuangan tertutup Buka saluran pembuangan
menghasilkan ke-
luaran fluida
Shut-Off Valve pada saluran Periksa valve dan buka sepenuhnya
isap tertutup
Pompa tidak dalam kondisi Keluarkan udara dari pompa melalui
prime pengisian ruang pompa dengan fluida
hidraulik.
Poros pompa berputar pada Harus dibalik secepatnya, untuk
arah yang salah menghindari kerusakan komponen akibat
tidak cukup pelumasan
Ketinggian fluida dalam reservoir Tambahkan fluida hidraulik sesuai dengan
terlalu rendah yang dianjurkan dan periksa pada kedua
sisi tangki yang diberi buffle sehingga
cukup yakin bahwa saluran isap cukup
tercelup
Pipa saluran isap atau filter pada Filter harus dibersihkan atau diganti,
saluran isap tersumbat Kapasitas filter harus paling tidak dua kali
kapasitas maksimum pompa
Kebocoran udara pada saluran Hal ini akan menghalangi priming, atau
isap menyebabkan pompa bising Kencangkan
semua baut pengencang pada saluran
isap
Viskositas fluida terlalu tinggi, Fluida yang lebih encer perlu digunakan
menyulitkan pompa untuk sesuai dengan spesifikasi untuk kondisi
priming temperatur yang ada dan kondisi kerjanya
Panaskan fluida saat start-up dalam cuaca
dingin
Poros atau rotor pompa rusak Ganti dengan spare part yang sesuai
dengan spesifikasi
Pompa tidak Pengaturan tekanan pada katup Atur pengatur tekanan pada katup relief
menghasilkan relief tidak cukup tinggi sesuai dengan tekanan yang diharapkan
cukup tekanan
Katup relief lengket pada posisi Kemungkinan terdapat kotoran pada bola
terbuka pengatur tekanan. Harus dibersihkan dan
diujicoba.
Sirkulasi bebas dari fluida ke Katup kontrol arah mungkin pada posisi
tangki melewati sistem terbuka atau posisi tengah terbuka atau
posisi netral atau mungkin katup pada
saluran baliknya terbuka. Lakukan
pembetulan.
Pompa bersuara Terjadi kebocoran udara pada Tuangkan oli secukupnya pada
bising saluran isap sambungan saluran isap, dengan pada
saat yang sama mendengarkan perubahan
suara pada pompa. Jika terjadi perubahan
suara maka pada sambungan tersebut
terjadi kebocoran udara. Kencangkan
sambungan tersebut secukupnya.
Terjadi kebocoran udara pada Tuangkan oli secukupnya pada poros

Hidraulik halaman - 86
Teknik Penyelesaian Masalah

poros pompa pompa sambil mendengarkan apakah ter-


jadi perubahan suara pada pompa. Jika
terjadi perubahan suara, ganti seal poros
sesuai yang dianjurkan.
Terjadi ketidak lurusan antara Lakukan pelurusan ulang dan ganti seal
poros penggerak dan poros porosnya
pompa
Saluran isap atau filter Pompa harus mendapatkan aliran fluida
tersumbat sebagian masuk dengan bebas, kalau tidak akan
timbul kavitasi. Bersihkan saluran isap dan
filternya
Benda-benda luar (kotoran yang Lepas saluran isap dan pompanya.
tidak diinginkan) masuk ke Lakukan pembersihan.
saluran isap sistem
Terdapat gelembung udara Periksa dengan teliti dan yakinkan bahwa
pada reservoir. mulut saluran kembali ke tangki berada di
bawah permukaan fluida pada reservoir
Ventilasi udara pada tangki Harus dibuka
tersumbat
Pumpa berputar terlalu kencang Periksa putaran maksimum pompa sesuai
dengan spesifikasi
Ukuran filter terlalu kecil Kapasitas filter mungkin hanya cukup saja
jika kondisi filter bersih. Pada kondisi
normal kapasitas filter harus dua kali
kapasitas pompa.

6.5 Ringkasan Gangguan Motor Sudu dan Perbaikannya


Jenis Gangguan Kemungkinan Penyebab Perbaikan
Kebocoran luar Kerusakan seal Ganti seal sesuai dengan spesifikasi.
pada sambungan
Pengencangan baut tidak cukup Kencangkan baut sesuai dengan
spesifikasi
Permukaan rumah yang kasar. Gosok permukaan rumah motor yang
berpasangan hingga rata dan halus, atau
ganti rumah motornya.
Kebocoran di Seal pada poros sudah aus Jika tidak terdapat tanda kerusakan pada
sekitar poros motor. bearing poros pompa, ganti seal poros
motor sesuai petunjuk
Kebocoran luar Kerusakan pada ulir sambungan Bersihkan ulir
pada
sambungan Kerusakan pada O-ring. Ganti.
Terdapat benjolan pada sisi Hilangkan benjolan dengan menggunakan
yang berpasangan. kikir atau peralatan lain
Kehilangan Tekanan masuk rendah Periksa tekanan masuk
kecepatan saat
pembebanan Penyetelan tekanan balik pada Periksa pengaturan tekanan baliknya
saluran keluar terlalu berlebih.
Nok dan ring sudah aus. Ganti.
Temperatur fluida tinggi Gunakan pendingin, peralatan penukar
panas.
Motor gagal mulai Tidak ada cukup torsi Periksa pengaturan tekanan pada katup
berputar relief. Periksa beban lebih yang mungkin
terjadi pada peralatan yang digerakkan
Kebocoran pada motor yang Periksa aliran pada sisi keluar pompa.
berlebih.
Tidak cukup fluida yang Pompa aus, rusak, atau ukuran pompa
diberikan oleh pompa terlalu kecil. Ganti pompa.
Motor terlalu kecil Ganti dengan motor yang lebih besar

Hidraulik halaman - 87
Teknik Penyelesaian Masalah

Poros motor ber Bearing aus Ganti


goyang Beban poros motor terlalu tinggi Problem desain. Konsultasi dengan
perancang.
Kopling terlalu menekan poros Sambungan kopling harus baik dan benar
motor
Bsing yang berlebih Motor aur atau rusak Ganti
Bagian-bagian dalam motor Periksa sudu-sudu, nok ring, jika terjadi
keausan yang berlebih, ganti

Latihan
1. Sebutkan beberapa sumber penyebab yang mengakibatkan pompa bising!
2. Sebutkan beberapa sumber penyebab yang mengakibatkan tekanan sistem
rendah!
3. Sebutkan beberapa sumber penyebab yang mengakibatkan aktuator bergerak
tidak menentu!
4. Sebutkan beberapa sumber penyebab yang mengakibatkan panas berlebih
pada sistem!

Hidraulik halaman - 88

Anda mungkin juga menyukai