Anda di halaman 1dari 24

SOAL DAN PEMBAHASAN

TOPIK: MASA ANTARA

Bd. Novita Br Ginting Munthe, SST., M.Keb


1

Seorang perempuan, umur 43 tahun datang ke puskesmas mengeluh haid tidak teratur
sejak 7 bulan yang lalu. Hasil anamnesis: banyak keluar keringat pada malam hari,
sering merasa panas di area wajah, dan khawatir dengan kondisinya. Hasil
pemeriksaan: TD 120/80 mmHg, N 82 x/menit, P 20 x/menit, S 36,8˚C.
Informasi awal apakah yang paling tepat pada kasus tersebut ?
a. Penyebab keluhan
b. Upaya pencegahan
c. Penanganan keluhan
d. Komplikasi dari keluhan
e. Gejala lain yang akan timbul
Jawaban: A. Penyebab keluhan
Keywords: perempuan umur 43 tahun, keluhan haid tidak teratur sejak 7 bulan yang lalu.
banyak keluar keringat pada malam hari, sering merasa panas di area wajah, dan khawatir
dengan kondisinya
 Merupakan infomasi awal yang dilakukan dengan menerangkan kepada ibu bahwa gejala
yang dialami ibu merupakan perubahan fisiologi normal yang akan dialami oleh wanita
premenopasue dan hal itu terjadi karena penurunan kadar esterogen dalam tubuh wanita
premenopause, sehingga dengan memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang
dialami Ibu tersebut dapat mengurangi kecemasan ataupun kekhawatiran Ibu.
 Upaya pencegahan: Pada masa pramenopause, wanita akan mengalami
menstruasi mulai tidak teratur, hot flashes, kekeringan vagina. Maka tidak perlu
dilakukan pencegahan karena wanita akan mengalami tahapan ini menuju masa
menopause
 Penangan keluhan: Hal ini dibutuhkan apabila sudah mengarah ke patologis,
sedangkan pada kasus keluhan ibu tidak perlu penanganan yang lebih khusus.
 Komplikasi dari keluhan: Tidak perlu memberikan informasi tentang komplikasi
keluhan karena keluhan ibu masih batas normal
 Gejala lain yang akan timbul: Tidak perlu karena dalam hal ini kita menyelesaikan
masalah yang ada
2

Seorang perempuan umur 38 tahun, P5A0, datang ke PMB mengatakan tidak ingin
hamil lagi. Hasil anamnesis: usia anak kecil 4 bulan. Tidak menyusu secara eksklusif.
Suaminya tidak mendukung mengikuti program KB karena sebelumnya pernah gagal
menggunakan kontrasepsi pil. Hasil pemeriksaan: TD 130/90 mmHg, N 78 x/menit, P 22
x/menit, S 36˚C, ada varises di kaki kiri dan kanan.
Konseling apakah yang tepat pada kasus tersebut?
a. Indikasi alat kontrasepsi
b. Pilihan kontrasepsi efektif
c. Efektifitas alat kontrasepsi
d. Kontraindikasi alat kontrasepsi
e. Mekanisme kerja alat kontarasepsi
Jawaban: B. Pilihan kontrasepsi efektif
Keywords: perempuan, 38 tahun, P5A0, tidak ingin hamil lagi, usia anak kecil 4
bulan, tidak menyusu secara eksklusif. Suaminya tidak mendukung mengikuti
program KB karena sebelumnya pernah gagal menggunakan kontrasepsi pil. Hasil
pemeriksaan: TD 130/90 mmHg, ada varises di kaki kiri dan kanan.

 Pilihan kontrasepsi efektif sangat penting bagi pasangan akseptor KB, sesuai
dengan keadaan kesehatan pasangan.
 Indikasi alat kontrasepsi: Konseling ini diberikan bagi pasangan yag tidak
mengetahui indikasi Alat kontrasepsi
 Efektifitas alat kontrasepsi: Hal ini perlu dijelaskan kepada pasangan yang ingin
akseptor Kb
 Kontraindikasi alat kontrasepsi: Ini dijelaskan pada saat awal konseling
 Mekanisme kerja alat kontrasepsi: dijelaskan pada saat awal konseling
3

Seorang perempuan umur 36 tahun P3A0, nifas 1 minggu, datang ke PMB dengan
keluhan keluar darah banyak dari kemaluan lebih dari 5 pembalut sehari. Hasil
anamnesis: riwayat persalinan spontan. Hasil pemeriksaan: KU lemah, tampak pucat,
TD 100/70 mmHg, N 78 x/menit, P 20 x/menit, S 38,3C, kontraksi uterus lemah, TFU
pertengahan simpisi pusat, tampak pengeluaran gumpalan darah keluar dari vagina.
Penyebab apakah yang paling mungkin pada kasus tersebut?
a. Haematoma
b. Atonia uteri
c. Sisa plasenta
d. Inversio uteri
e. Trombositopenia
Jawaban: C. Sisa Plasenta
Keywords: perempuan, 36 tahun, nifas 1 minggu, dengan keluhan keluar darah
banyak dari kemaluan lebih dari 5 pembalut sehari, KU lemah, tampak pucat, TD
100/60 mmHg, N 88 x/menit, P 26 x/menit, S 38,3 C
̊ , kontraksi uterus lemah, TFU
pertengahan simpisi pusat, tampak pengeluaran gumpalan darah keluar dari vagina.
 Sisa plasenta atau rest plasenta merupakan tertinggalnya bagian palsenta dalam
rongga Rahim yang dapat menimbulkan perdarahan post partum dini atau post
partum lambat yang biasanya terjadi dalam 6 hari sampai 10 hari pasca persalinan
Tanda dan gejala adalah: Terjadinya perdarahan, uterus tidak berkontraaksi dan
tinggi fundus tidak berkurang, keadaan umum lemah, peningkatan denyut nadi,
tekanan darah menurun, dan pernapasam cepat
 Haematoma: Kondisi adanya kumpulan darah yang tidak normal di luar pembuluh
darah yang dapat ditandai dengan munculnya benjolan atau kulit menjadi berwarna
merah keunguan. Sedangkan hematoma postpartum merupakan penggumpalan
darah timbul dari perdarahan luka yang berhubungan episiotomy
 Atonia uteri: Kondisi dimana myometrium tidak dapat berkontraski segera setelah
melahirkan. Atonia uteri terjadi jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 15 detik
setealh dilakukan massase fundus uteri segera setelah lahirnya plasenta
 Inversio uteri: Keadaan dimana lapisan dalam uterus (endometrium) turun dan
keluar lewat ostium dalam uterus yang bersifat inkomplit dna komplit
 Tombositopenia: Kondisi saat jumlah keping darah (trombosit) rendah atau di
bawah normal
4

Seorang perempuan umur 25 tahun, melahirkan anak kedua 8 hari yang lalu dengan
pertolongan dukun bayi. Hasil anamnesis: persalinan spontan dengan perdarahan
sedikit. Hasil pemeriksaan: TD 120/80 mmHg, S37,7C, TFU 2 jari di bawah pusat,
lokea berwarna kecoklatan berbau, kandung kemih tidak teraba, dan perineum utuh.
Diagnosa apakah yang paling mungkin pada kasus tersebut?
a. Sub involusi uterus
b. Infeksi Purperalis
c. Febris puerperalis
d. Locheostatis
e. Endometritis
Jawaban: A. Sub involusi uterus
Keywords: Seorang perempuan, 25 tahun, melahirkan anak kedua 8 hari yang lalu
dengan pertolongan dukun bayi, persalinan spontan dengan perdarahan sedikit,
S37,7˚C, TFU 2 jari di bawah pusat, lokea berwarna kecoklatan berbau, kandung kemih
tidak teraba.

 Kondisi dimana setelah ibu melahirkan, Rahim tidak kembali ke ukuran normal
dan keluarnya lochea dari vagina dalam waktu yang panjnag, demam, kram perut
dan uterus masih teraba walaupun sudah lama masa nifas
 Infeksi puerperalis: infeksi bakteri pada traktus genitalia, terjadi sesudah
melahirkan ditandai dengan kenaikan suhu 38 ˚C atau lebih selama 3 hari dalam 20
hari pertama pasca persalinan
 Febris puerperalis: Infeksi bakteri yang menyerang saluran reproduksi perempuan
setelah terjadinya kelahiran atau pasca keguguran. Gejala ini ditandai dengan
demam yang lebih tinggi, sakit perut, keluar cairan vagina yang berbau tidak sedap
 Locheostatis: lochea yang tidak lancar keluarnya
 Endometritis: infeksi atau peradangan pada dinding Rahim yang disebabkan oleh
infeksi yang ditandai dengan perdarahan atau keputihan yang abnormal,
ketidkanyamana saat BAK. Mengalami demam, rasa sakit saat berhubungan
seksual, nyeri dibagian perut bawah atau daerah panggul
5

Seorang perempuan umur 30 tahun, P2A0, datang ke PMB karena lupa minum pil KB 2
hari berturut-turut. Hasil anamnesis: khawatir hamil karena baru berhubungan seksual
tadi malam, riwayat haid teratur setiap bulannya. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD
120/80 mmHg, P 20 x/menit, N 72x/menit, S 36 ˚C.
Anjuran apakah yang paling tepat untuk mengatasi masalah tersebut?
a. Melanjutkan minum pil KB seperti biasa
b. Membuat catatan pribadi sebagai pengingat
c. Meminta bantuan suami mengingatkan
d. Meminum 2 pil KB sekaligus
e. Anjurkan penggunaan kondom sampai datang haid
Jawaban: D. Meminum 2 pil KB sekaligus
Keywords: Seorang perempuan 30 tahun, P2A0, lupa minum pil KB 2 hari berturut-
turut, khawatir hamil karena baru berhubungan seksual tadi malam, riwayat haid
teratur setiap bulannya.

 Bila lupa minum 1 pil (Hari 1-21), segera minum pil setelah ingat boleh minum 2 pil
pada hari yg sama. Tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain. Bila
lupa 2 PIL atau lebih (hari 1-21) sebaiknya minum 2 pil setiap hari sampai sesuai
jadwal yg ditetapkan.
 Melanjutkan minum pil KB seperti biasa: Jika lupa meminum satu kali pil KB dan
pergantian paket pil berikutnya
 Membuat catatan pribadi sebagai pengingat: Cara agar tidak lupa meminum pil
KB
 Meminta bantuan suami mengingatkan: Cara agar pasangan wanita tidka lupa
meminum
 Anjurkan penggunaan kondom sampai datang haid: Jika wanita lupa meminum
2 pil atau lebih
6

Seorang perempuan, umur 23 tahun, datang ke PMB bersama suami untuk konsultasi
penundaan kehamilan 1-2 tahun. Hasil anamnesis: pernikahan 2 bulan yang lalu, HPHT
1 minggu yang lalu, menstruasi teratur selama 5-6 hari, tidak nyeri, tidak ada riwayat
baik penyakit menurun, menular, dan kronis. Hasil pemeriksaan: KU baik, kesadaran
CM, TD 110/70 mmHg, N 72 x/menit, S 36 ˚C, P 20 x/menit.
Informasi apakah yang tepat diberikan pada kasus tersebut?
a. Penghitungan masa subur
b. Perencanaan kehamilan
c. Perencanaan keluarga
d. Metode Kontrasepsi
e. Pola nutrisi
Jawaban: D. Metode Kontrasepsi
Keywords: Seorang perempuan, 23 tahun, bersama suami untuk konsultasi
penundaan kehamilan 1-2 tahun, pernikahan 2 bulan yang lalu, HPHT 1 minggu yang
lalu, menstruasi teratur selama 5-6 hari, tidak nyeri, tidak ada riwayat baik penyakit
menurun, menular, dan kronis.

 Keluarga datang berkonsultasi dalam penundaan kehamilan 1-2 tahun, jadi sebagai
bidan harus memberikan metode kontrasepsi yang tepat bagi pasangan
 Penghitungan masa subur: Bagi pasangan yang menggunakan kontrasepsi alami
tanpa menggunakan Kontrasepsi hormonal, dengan memperhatikan lendir serviks
 Perencanaan kehamilan: Bagi pasangan yang sudah lama tidak hamil
 Perencanaan Keluarga: Kesepakatan bersama anatar pasangan suami istri untuk
mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah keluarga
 Pola Nutrisi: Bagi wanita yang memprogramkan kehamilan dengan meneghitung
IMT pada wanita apakah IMTnya kurus dan gemuk, anemia
7

Seorang perempuan, umur 46 tahun, datang ke puskesmes dengan keluhan bercak


darah setelah melakukan hubungan seksual. Hasil anamnesis: ibu mengalami
keputihan seperti susu dan berbau sejak 4 minggu yang lalu. Hasil pemeriksaan: TD
120/80 mmHg, N 86 x/menit, S 37,9˚C, P 22 x/menit. Hasil spekulo: tampak erosi
porsion dan keluar cairan putih.
Tindakan apakah yang paling tepat sesuai pada kasus tersebut?
a. memberikan obat
b. memberikan antibiotik oral
c. mengajarkan personal hygine
d. merujuk ke puskesmes PONED
e. menggunakan kondom saat berhubungan
Jawaban: D. Merujuk ke puskesmas PONED
Keywords: perempuan, umur 46 tahun, datang ke puskesmes dengan keluhan
bercak darah setelah melakukan hubungan seksual, ibu mengalami keputihan seperti
susu dan berbau sejak 4 minggu yang lalu, S 37,9˚C, tampak erosi porsion dan
keluar cairan putih.
Puskesmas PONED adalah puskesmas rawat inap yang memiliki kemampuan
serta fasilitas PONED siap 24 jam untuk memberikan pelayanan terhadap ibu hamil,
bersalin, dan nifas serta kegawatdaruratan bayi baru lahir dengan komplikasi baik
yang datang sendiri atau atas rujukan kader di masyarakat, bidan desa, puskesmas,
dan melakukan rujukam ke RS PONEK pada kasus di atas yang tidak mampu
ditangani
 Memberikan obat: merupakan wewenang dokter
 Memberikan antibiotik oral: merupakan wewenang oleh dokter
 Mengajarkan personal hygine: dilakukan jika ibu mengalami keputihan fisiologi
sehingga menyebabkan rasa gatal pada vagina
 Menggunakan kondom saat berhubungan: Bagi pasangan yang menderita
penyakit HIV-AIDS
“Bersemangatlah dalam mempelajari sesuatu yang
bermanfaat“
Bill
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai