FAILURE MODE AND

EFFECT ANALYSIS
Oktomi Wijaya, S.K.M., M.Sc
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pelatihan ini
peserta mampu:
• Mampu memahami proses
manajemen risiko
• Mampu memahami konsep
FMEA
• Memahami langkah pembuatan
FMEA
Mengapa FMEA ?
• Bagaimana kita dapat mencegah masalah agar tidak terjadi lagi di
waktu yang akan datang?
• Bagaimana kita dapat meminimalkan risiko dari potensi kegagalan?
• Bagaimana kita dapat menghasilkan suatu produk yang bebas error?
• Bagaimana kita dapat mengurangi biaya?
• Bagaimana kita bisa meningkatkan keselamatan di tempat kerja?
Apa itu FMEA
• FMEA adalah suatu metode sistematis untuk mengidentifikasi dan
mencegah masalah proses dan produk sebelum terjadi.
• FMEA fokus pada pencegahan kecacatan, meningkatkan keselamatan
dan meningkatkan kepuasan konsumen.
• FMEA dilakukan pada tahapan pengembangan suatu proses dan
desain produk.
Apa tujuan FMEA?
• Tujuan utama dari FMEA adalah MENCEGAH timbulnya masalah pada
suatu proses dan produk sebelum terjadi.
• FMEA digunakan baik pada tahapan desain maupun proses
manufaktur.
• FMEA secara substansial mengurangi biaya dengan mengidentifikasi
perbaikan proses dan produk pada tahapan awal pengembangan
dimana perubahan masih relatif mudah untuk dilakukan dan belum
menimbulkan biaya besar.
Keuntungan FMEA
Kontribusi untuk meningkatkan desain terhadap produk dan proses
• Higher reliability
• Better quality
• Increase safety
Kontribusi untuk cost saving
• Menurunkan waktu pengembangan dan biaya redesain
• Menurunkan biaya jaminan
• Menurunkan limbah
Kontribusi terhadap perbaikan berkelanjutan
Potensi Aplikasi
• Product
• Equipment
• Process
Failure Mode
• Segala sesuatu kejadian yang dapat menyebabkan kegagalan fungsi.
• Suatu cara untuk mengidentifikasi kegagalan, efeknya, dan risiko
dalam suatu proses atau produk dan mengeliminasi atau mengurangi
risiko tersebut.
Contoh Failure Mode
• Mesin mati
• Rem rusak
• Mesin impeller macet
Compressor Failure Modes
• Discharge pressure low
• Air leakage
• Leaking valves
• Defect gauge
Failure Mode
• Sebuah produk yang sederhana saja memiliki
potensi kegagalan.
• Sebagai contoh mesin pembuat kopi.
• Beberapa kemungkinan yang dapat membuat kopi
gagal
• Elemen pemanas tidak memanaskan air dengan
temperature cukup untuk membuat kopi.
• Pompa tidak memompa air kedalam filter basket.
• Pembuat kopi tidak langsung nyala secara otomatis .
• Kopi yang digunakan tidak cukup atau terlalu banyak.
Failure Mode
• Tujuan utama adalah 100 % kepuasan konsumen
• Kegagalan tidak terbatas pada kegagalan produk.
• Akan tetapi kegagalan juga dapat terjadi akibat kesalahan (user)
• Kemungkinan kesalahan yang dilakukan konsumen pun harus
dimasukkan dalam FMEA.
• Segala sesuatu dapat dilakukan untuk memastikan produk bekerja
dengan baik, termasuk bagaimana pengguna menggunakannya.
Failure Effects Description
Local effect
• The failure effect as it applies to the item under analysis
• Ex water pump stop
Next higher effect
• The failure effect as it applies at the next higher indenture level
• Ex. Water system pressure drop down
End-Effect
• The failure effect at the highest indenture level or total system.
• Ex. System stop.
FMEA Team
• Team terdiri dari 4-6 orang (manufaktur, maintenance, desain,
engineering, material, technical service)
• Team leader bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan proses sbb:
 Menentukan dan memfasilitasi rapat
Memastikan tim memiliki ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan.
Memastikan kemajuan untuk menyelesaikan proses FMEA
Peran team leader lebih kepada fasilitator dari pada pengambil
keputusan.
Langkah melakukan FMEA
1) Tinjau ulang proses/produk
2) Pecah peralatan menjadi sub system
3) Menentukan mode kegagalan (failure mode)
4) Menentukan akibat (effect)
5) Menentukan tingkat risiko
6) Rekomendasi
7) Menghitung nilai sisa risiko
Langkah 1. Tinjau ulang proses atau produk
• jika berupa produk, lihat dan operasikan produk tersebut.
• Jika berupa proses, tinjau semua proses.
Langkah 1. Tinjau ulang proses atau produk
• Tentukan peralatan yang akan dianalisis.
• Suatu mobil memiliki berbagai sistem: sistem bahan bakar, sistem
pengapian, sistem hidrolik, sistem pengereman, sistem kerangka,
sistem kelistrikan, dll.
• Sistem bahan bakar dapat diuraikan menjadi beberapa sub sistem;
tangki bahan bakar, pipa saluran bahan bakar, saringan bahan bakar,
karburator, dll.
Langkah 2. Pecah sistem ke dalam komponen
dan sub komponen
• Misalnya water system.
• Komponen water system adalah
pompa.
• Motor pump adalah sub
komponen dari pompa.
• Motor pump dapat dipecah lagi
menjadi motor bearing dan motor
shaft
Langkah 3. Brainstorming Potensi Kegagalan
• Apa saja kegagalan yang dapat terjadi pada setiap sub sistem?
• Misalnya kegagalan pada impeller.
Langkah 3. Brainstorming Potensi Kegagalan
Aturan brainstorming
• Jangan judgemental atau mengkritik ide yang ditawarkan
• Mendorong ide kreatif
• Tujuan menampung ide sebanyak-banyaknya dan mengevaluasi ide
belakangan.
• List ide yang ada
Langkah 3. Brainstorming Potensi Kegagalan
Langkah 4. Menentukan Akibat
• Analisis apa efek yang dapat timbul akibat kegagalan tersebut.
• Mode kegagalan dapat menyebabkan 1 akibat.
• Mode kegagalan dapat menyebabkan beberapa akibat (effect).
• Misalnya impeller patah akan mengakibatkan cairan tidak bisa
mengalir, pompa gagal, dan menimbulkan panas atau gesekan yang
bisa berakhir dengan kebakaran.
Langkah 4. Menentukan Efek
•
Langkah 5 Menentukan Tingkat Risiko
• Analisis level risiko yang dapat terjadi dengan mempertimbangkan
kemungkinan, keparahan dan deteksinya.
• Risk= severity x occurrence x detection
Langkah 5 Menentukan Tingkat Risiko
Langkah 5 Menentukan Tingkat Risiko
Kriteria Rangking Keparahan
Rangking Kemungkinan
Rangking Kemungkinan
Rangking Kemungkinan
Rangking Deteksi
Rangking Deteksi
Rangking Deteksi
Rangking Deteksi
Menghitung Risiko (RPN)
Risk Priority Number= Severity x Occurrence x Detection
Menghitung Risiko (RPN)
Step 6. Rekomendasi
Step 7. Menghitung Risiko Sisa
• Setelah dilakukan rekomendasi perbaikan, hitung risiko sisa.
• Nilai RPN seharusnya bisa berkurang 50 % dari nilai risiko awal.
Contoh