INDUSTRI

PERSAINGAN MURNI
FIRM DAN INDUSTRI

Firm: satuan bisnis yang menghasilkan dan

menjual satu jenis barang tertentu.
Industri: sejumlah firm yang saling bersaing.
Produk mereka saling menggantikan, baik dengan
penggantian yang sempurna maupun tidak.

Firm = seller = producer

Industry = market
PENGGOLONGAN INDUSTRI

Produk
Jumlah Homogen Terdeferensiasi
firm

Persaingan murni Persaingan monopolistik

Banyak (pure competition) (monopolistic competition) Persaingan
(competition)
Oligopoli
Sedikit (Oligopoly)
-
Monopoli Monopoli
Satu (Monopoly) (monopoly)
-
Persaingan Persaingan tidak sempurna
sempurna (perfect (imperfect competition)
competition)
CIRI INDUSTRI PERSAINGAN MURNI

1. Banyak produsen (dan banyak pembeli)

2. Produk homogen
3. Free entry, free exit  tidak ada entry barrier

4. Perfect information.

Tidak ada preferensi konsumen

Contoh!
INDUSTRI DAN FIRM DALAM PERSAINGAN MURNI

Industri Firm
Rp

S
harga

P P D

0 0
Q

output output
Di dalam industri persaingan murni, firm harus menjual barang dagangannya pada
harga konstan P, berapapun jumlah output yang dijualnya.
TOTAL REVENUE

Total revenue (TR) adalah besarnya penerimaan

produsen dari menjual sejumlah output.

TR = PQ TR
Oleh karena harga konstan
(misalkan sebesar a), maka

TR = aQ TR

yakni sebuah fungsi linier.

Oleh karenanya, fungsi
TR berbentuk sebuah
garis lurus yang dimulai 0 Q
dari titik nol.
TOTAL REVENUE

Contoh
P Q TR
TR
1200 0 0 40000 -
TR
1200 4 4800 35000 -
1200 8 9600 30000 -
1200 12 14400 25000 -
20000 -
1200 16 19200
15000 -
1200 20 24000 10000 -
1200 24 28800 5000 -
1200 28 33600 0 Q
4 8 12 16 20 24 28 32
1200 32 38400
AVERAGE REVENUE

Average revenue (AR) menunjukkan besarnya

revenue rata-rata, yakni TR per unit output.

Dengan demikian:

Padahal TR = P x Q

Oleh karena itu, P = AR

KURVA AVERAGE REVENUE

Kurva D (demand) juga disebut kurva AR (average revenue)

Rp

P D

Rp

0 Q

P AR

0 Q
MARGINAL REVENUE (1)

Marginal revenue (MR) adalah tambahan total

revenue karena bertambahnya penjualan
output sebanyak satu unit.

TR (Rp)
TR
Hitunglah MR
19200

14400

0 Q
12 16
MARGINAL REVENUE (2)

Contoh
P = AR Q TR MR
MR
1200 0 0 XXX
1200 4 4800 1200
1200 8 9600 1200
1200 - MR
1200 12 14400 1200
1200 16 19200 1200
1200 20 24000 1200 0 Q
4 8 12 16 20 24 28 32
1200 24 28800 1200
1200 28 33600 1200 Di dalam industri
1200 32 38400 1200 persaingan murni,
AR = MR !!
KURVA MARGINAL REVENUE

Rp
Lihatlah

P AR

Rp

0 Q

P AR = MR

0 Q
LABA TOTAL

TC 0 < Q < 0A  TC > TR  rugi (loss)

TR
TR dan TC

Q = 0A  TC = TR  laba nol

0A < Q < 0B  TC < TR  laba

supernormal (supernormal profit) atau
laba abnormal (abnormal profit)

0 Q Q = 0B  TC = TR  laba nol
A B
Q > 0B  TC > TR  rugi (loss)
KESEIMBANGAN FIRM
Laba maksimum didapat ketika TR
dan TC terpisah paling jauh satu-
TC sama-lain.

TR Itu terjadi ketika kedua kurve itu

TR dan TC
F
sejajar. Yakni ketika garis singgung
D kurve TC sejajar dengan kurve TR.
G E
Itu terjadi di titik E, pada tingkat
output OM. Pada tingkat output
inilah firm mencapai keseimbangan
0 Q (equilibrium of the firm).
M

Pada tingkat output OM itu, TR = Rp MF (= Rp OD),

dan
TC = Rp ME (= Rp OG).
Sehingga laba total p = TR – TC
= Rp EF (= Rp GD).
Tingkat laba itu disebut total maximum supernormal profit, dan tingkat output
OM itu disebut the most profitable output atau the profit maximizing output.
LABA RATA-RATA

AR dan AC (Rp)
0 < Q < 0A  AC > AR  rugi (loss)

Q = 0A  AC = AR  laba nol

AC 0A < Q < 0B  AC < AR  laba

supernormal (supernormal profit) atau
P AR = MR
laba abnormal (abnormal profit)

Q = 0B  AC = AR  laba nol

0 Q Q > 0B  AC > AR  rugi (loss)

A B
LABA RATA-RATA (Ap)

Laba maksimum dicapai ketika

MR = MC di titik L (bukan K).
TR dan TC (Rp)
MC Titik L itu disebut titik
AC keseimbangan firm (equilibrium
K L of the firm).
P AR = MR

Pencapaian laba maksimum itu

terjadi pada tingkat output 0M .
0 Q
A M B

Tingkat output 0M disebut the most profitable output (tingkat output yang
paling menguntungkan) atau profit maximizing output (tingkat output yang
memaksimumkan laba).
LABA RATA-RATA (Ap)
Aπ = AR – AC
Pada tingkat output 0M itu,
AR = Rp 0P (= ML)
TR dan TC (Rp) AC = Rp 0E (= MD).
 laba rata-rata (average profit atau
MC Ap) = Rp EP (atau Rp DL).
AC
P L AR = MR Laba total (total profit atau p)
E adalah
T D
1. Ap x Q = Rp EP x 0M = Rp
EPLD.
0 Q 2. TR – TC = Rp 0PLM – Rp
A N M B 0EDM = Rp EPLD.
Lengkapnya, segiempat EPLD itu disebut total maximum supernormal profit.

Firm mencapai efisiensi tertinggi ketika AC minimum pada tingkat output N.

Tingkat output sebesar 0N itu disebut the optimum rate of output, sedangkan
titik terendah AC, yakni titik T, disebut maximum efficiency scale (MES).
CONTOH

Q P TR TC AC MR MC Ap p
10 100 1000 925 92,5 7,5 75
15 100 1500 1250 83,3 100 65 16,7 250
20 100 2000 1650 82,5 100 80 17,5 350
25 100 2500 2150 86,0 100 100 14,0 350
30 100 3000 2750 91,7 100 120 8,3 250
35 100 3500 3425 97,8 100 135 2,2 75

MR = DTR/DQ

MC = DTC/DQ
Ap = P - AC
p = TR - TC
atau
p = Q(Ap)
CONTOH (LANJUTAN)

Q P TR TC AC MR MC Ap p
10 100 1000 925 92,5 7,5 75
15 100 1500 1250 83,3 100 55 16,7 250
20 100 2000 1650 82,5 100 80 17,5 350
25 100 2500 2150 86,0 100 100 14,0 350
30 100 3000 2750 91,7 100 120 8,3 250
35 100 3500 3425 97,8 100 135 2,2 75

1. Kurve Ap dan kurve p sama-sama berbentuk huruf U terbalik.

2. The optimum rate of output atau optimum output adalah 20 satuan.
3. Profit maximizing output adalah sebesar 25 satuan.
4. Profit maximization hanya terjadi pada p, dan tidak pada Ap.
PERSAINGAN
MONOPOLISTIK
ASUMSI

Persaingan monopolistik
1.Produknya terdeferensiasi
(differentiated products)
2. Banyak penjual (many sellers)

Setiap produsen memiliki kekuatan

monopoli (monopoly power) tertentu.

Apa contohnya?
MONOPOLY POWER

Unloyal buyers

Loyal
buyers

Terhadap loyal buyers itu sajalah firm mempunyai monopoly

power, sedangkan mengenai unloyal buyers, firm harus
bersaing dengan firm lain.
Downward sloping to the right demand curve.
Dari situlah muncul istilah monopolistic competition.
KURVE PERMINTAAN

Semakin mirip suatu produk

Rp
dengan produk pesaingnya,
semakin sedikitlah loyal
buyers.

Semakin lemah monopoly

D3
power.
D2
D1

0 Q Semakin landai kurve

permintaan.
KURVE PERMINTAAN

Rp

‟ •
‟
D = AR

0 Q

MR
TOTAL REVENUE

Oleh karena kurve permintaan

TR miring ke kanan bawah
P = a – bQ

TR = P x Q
TR = aQ –bQ2
TR = aQ –bQ2

Kurve TR berbentuk huruf U

0 Q terbalik,
Q = a / 2b yang sudah kita kenal dengan
baik.
LABA TOTAL

TC
Q < 0A  TR < TC  rugi (loss)
TR dan TC

Q = 0A  TR = TC  laba nol

0A < Q < 0B  TR > TC  laba

TR supernormal (supernormal
profit) atau laba abnormal
(abnormal profit)

0 Q
A B Q = 0B  TR = TC  laba
nol
Q > 0B  TR < TC  rugi (loss)
LABA TOTAL

TC
Laba maksimum dicapai pada
F
D tingkat output 0M, ketika
TR dan TC

kurve TR dan TC sejajar (di

titik F dan G).
E
G
TR
Pada tingkat output 0M itu,
TR = Rp 0D (= Rp MF), dan
TC = Rp 0E (=
Rp MG).
0 Q Laba (supernormal)
M
maksimum itu adalah sebesar
Rp ED (= Rp GF)
LABA RATA-RATA

Rp
Keseimbangan firm terjadi di titik E, yakni pada
TC waktu MR = MC, pada tingkat output sebesar
F 0M satuan.
0M adalah the most profitable output
G atau profit maximizing output.
TR Pada tingkat output 0M itu,
AR = P =Rp 0R (= Rp MS)
0 MK Q
AC = Rp 0N (= Rp MD)
Rp Laba rata-rata (average profit atau Ap)
Ap = AR – AC
MC
= Rp NR (= Rp DS)
S
AC Laba total (total profit atau p)
R
1. p = Ap x Q = RN x 0M
D
N = Rp RNSD
E AR 2. p = TR – TC = 0RSM – 0NDM
0 Q = Rp RSND.
MK
MR Dengan kata lain, Rp GF = Rp RSND.