Anda di halaman 1dari 22

LATSAR

MITIGASI BENCANA PANTAI SELATAN DAN SAR


KABUPATEN BANYUWANGI
19-20 FEBRUARI 2022

ONE MUHAMMADIYAH ONE RESPONSE

Rosi Hendrawan, M.T (copy Materi by Arif Jamali Muis)


INDONESIA
One Muhammadiyah one response
Satu muhammadiyah satu respon dimana dalam penanggulangan
bencana ,respon yg dilakukan muhammadiyah itu melibatkan semua unsur
SDM Muhammadiyah dalam satu system komando visi,misi

Bahwa MDMC  tidak berdiri sendiri tetapi melibatkan semua lembaga ortom
Muhammadiyah sehingga dibentuklah suatu sistem yang disebut dengan One
Muhammadiyah One Response (OMOR) agar semua bisa bekerjasama dalam
satu sistem dan tidak terjadi sistem yang tumpang tindih.

Rawan Bencana.......!!!!
Semangat Pergerakan Muhammadiyah

Bantuan Tanggap Darurat Bencana yang


Terorganisasikan merupakan kegiatan yang telah
mentradisi lama dalam gerak Persyarikatan
Muhammadiyah, melalui majelis yang bernama
Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO) pada tahun
1917 Muhammadiyah sudah mengirimkan tim
bantuannya kepada warga terdampak letusan gunung
Kelud.
(Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia: 1900-1942, 1996)
Berdasarkan buku Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting PP Muh
Berdasarkan buku Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting PP Muh
Muhammadiyah dan Penanggulangan Bencana

Menurut Indeks Risiko Bencana tahun 2013 (BNPB), ada 205 juta jiwa penduduk Indonesia terpapar risiko tinggi bencana. Warga
sejumlah itu tinggal di 388 Kabupaten/Kota atau 80 % dari keseluruhan jumlah Kabupaten, sedangkan 109 Kabupaten/Kota yang
mempunyai kelas risiko sedang.

Sebaran daerah berisiko tinggi tersebut di atas bertempatan dengan sebaran jaringan dan sistem pelayanan publik yang dibentuk
Muhammadiyah di seluruh wilayah Indonesia. Pada tahun 2012 tercatat Muhammadiyah memiliki pengurus di 429 Kabupaten dari
476 Kabupaten yang ada di Indonesia, atau setara dengan 90 persen Kabupaten di Indonesia. Sementara di tingkat Kecamatan,
organisasi Muhammadiyah telah membentuk Pengurus di 3.366 Kecamatan dari 6.039 kecamatan yang ada di seluruh Indonesia,
atau 55 persen dari jumlah kecamatan di Indonesia (LPCR, 2012). Ditambah 3.979 buah Taman Kanak-kanak, 940 buah Sekolah
Dasar, 1.332 MI/MD, 2.134 SMP/MTs, 979 SMA/MA , 36 Universitas, 72 Sekolah Tinggi, 54 Akademi, 30 buah Rumah Sakit
Umum, 13 RS Bersalin dan puluhan klinik

Kondisi obyektif diatas bisa diartikan dalam dua makna: (1) jaringan Muhammadiyah siap digerakkan untuk
menguatkan sistem penanggulangan bencana di seluruh daerah atau (2) jaringan Muhammadiyah juga menjadi bagian
yang terancam bencana di seluruh daerah di Indonesia.
Bencana !!!

Bencana, apapun bentuknya, sesungguhnya merupakan bentuk kasih


sayang Allah kepada manusia. Berbagai peristiwa yang menimpa
manusia pada hakikatnya merupakan ujian dan cobaan atas
keimanan dan perilaku yang telah dilakukan oleh manusia. Sistem
keimanan yang diajarkan dalam Islam bertumpu pada keyakinan bahwa
Allah merupakan Zat Yang Maha Rahmah (kasih dan sayang).
Q.S Al – An’am (6) : 54), Q.S Al Nahl (16) : 30
Fikih Kebencanaan, BRM 03/2015-2020/ Januari 2018 M hal 43
Apa Itu Bencana ?

 Gangguan serius yang disebabkan baik oleh faktor alam maupun faktor manusia, yang
bisa melumpuhkan fungsi – fungsi masyarakat yang dibangun untuk menopang
keberlangsungan hidup, melindungi aset-aset, kelestarian lingkungan, dan menjamin
martabat manusia, sebagai bagian dari perintah agama.
 Lumpuhnya fungsi ini karena terjadinya kerugian dari sisi manusia, materi, ekonomi,
atau lingkungan yang meluas dan melampaui batas kemampuan komunitas atas
masyarakat yang terkena dampak untuk mengatasi dan menggunakan sumberdaya
sendiri.

Fikih Kebencanaan, BRM 03/2015-2020/ Januari 2018 M hal 15


Apa itu bencana ?

Gunung Meletus, Gempa Bumi, Jadi bencana ketika kita tidak Risiko bertambah ketika
Tsunami adalah peristiwa alam mengenal alam, kurang efektif kita tidak siap membangun
biasa yang sudah ada sejak beradaptasi, kurang tepat
manusia belum ada di bumi sistem pertolongan pertama
melakukan estimasi/perkiraan (tanggap darurat) utk
Banjir, kekeringan, puting risiko, kurang siap
pemenuhan kebutuhan
beliung, .... Ada yang sudah mengantisipasi kondisi
terjadi sebelum manusia ada di terburuk.
dasar+ REHABILITASI
bumi + akibat ulah manusia.

Kebakaran, Banjir Lumpur , Bencana berulang bila kita


Asap, kegagalan teknologi ... Menjadi parah dampaknya tidak tepat melakukan
Terjadi karena kesalahan manusia ketika masyarakat yang jadi rehabilitasi hingga akar
dalam menerapkan ilmu korban miskin, pendidikan masalahnya (Permukiman
pengetahuan dan teknologinya.
rendah, organisasi lokal tidak terlalu dekat, rumah
terbangun, jamaah lemah, /sekolah/RS/Masjid tidak tahan
korupsi . gempa, gaya hidup)
Sinergi dalam Penanggulangan Bencana

Upaya Penanggulangan Bencana, baik itu tanggap darurat bencana,


pemulihan pasca bencana, maupun mencegah dan membangun
kesiapsiagaan bencana tidak bisa dikerjakan sendiri oleh satu
sektorpun di Indonesia. Pemerintah, Masyarakat, dan Dunia Usaha harus
bersinergi.

Di Internal Muhammadiyah, LPB atau dikenal sebagai MDMC tidak


mungkin bergerak sendiri dalam upaya penanggulangan bencana, wajib
dan harus berkoordinasi, berkolaborasi dan bersinergi dengan Majelisl/
Lembaga/ Amal Usaha yang ada di Muhammadiyah.
Sinergi Gerakan di Muhammadiyah

 Muhammadiyah didirikan untuk menggerakkan pengalaman ajaran


Islam. Ajaran Islam dalam benak Kyai Dahlan adalah : memahami
Islam, yang kemudian bisa meningkatkan kesejahteraan manusia. Dua
hal yang menonjol dalam semangat awal Kyai Dahlan adalah
pemahaman aqidah dan pengamalan kemanusiaan.
 Kalau
dilihat dari sejarah pendirian majelis di Muhammadiyah, adalah
memperkuat pelaksanaan program.
 Amal Usaha adalah unit kegiatan yang didirikan untuk melaksanakan
tugas majelis yang bersifat khusus dan terus menerus. Sebagaimana
Majelis, AUM juga mengalami dinamika dalam perjalanannya.
KOORDINASI PROGRAM PENANGGULANGAN BENCANA Muhammadiyah

Aisyiyah Lembaga Hubungan


IMM Majelis
& Kerjasama
Dikdasmen
Internasional TSPM
Perguruan Majelis Pustaka
Bank Majelis Tabligh Majelis
Tinggi & Informasi
Majelis
Pendidikan
Rumah
Mengapa program
Kader Lingkungan Hidup
Lembaga Majelis Tarjih Sakit
Sekolah Hikmah &

Penanggulangan
Kebijakan Majelis Pembina
Publik Majelis
Kesehatan Pemberdayaan
Majelis Dikti Umum

Bencana
Masyarakat
IPM
Lembaga
Pembina &

Muhammadiyah
Lembaga Seni
Majelis PEMUDA
Pengawas Budaya & Olah
Pelayanan Sosial MUH/KOKAM
Keuangan Raga

Harus Bekerjasama ?
Majelis Ekonomi dan
Kewirausahaan
HW Majelis Hukum Lembaga
Panti
& HAM Pengembangan Asuhan
Majelis Wakaf dan Cabang dan Ranting
Nasyiah
Kehartabendaan
One Muhammadiyah One Response

Komunitas Terlatih

Rencana Darurat

Kesiapsiagaan
Tanggap
Relawan Terlatih Darurat
Mengantisipasi
Bencana

RELAWAN
STANDARISASI KOMPETENSI Posko/
(Relawan, Koordinator Operasi, Manajemen Posko) ICS

Pengalaman tanggap darurat pelajaran untuk pelatihan kesiapsiagaan


Prinsip Keadilan dalam Bantuan Darurat

Bantuan bencana tidak boleh asal diberikan, namun


memerlukan standar - standar, harus dilakukan
dengan bertanggungjawab, terukur dan dan tetap
menerapkan prinsip – prinsip pemberdayaan.

Dijelaskan dalam Fikih Kebencanaan Muhammadiyah,


upaya tersebut diatas merupakan pengamalan ajaran Islam,
yaitu mengupayakan tegaknya keadilan. (Q.S an Nahll (16) : 90)
Penjabaran Prinsip – prinsip bantuan darurat ini dijelaskan cukup detail dalam Fikih Kebencanaan,
Halaman 123 – 130.
One Muhammadiyah One Response

 Sumberdaya Muhammadiyah harus digunakan untuk kegiatan tanggap


darurat bencana dengan teratur, karena akan menentukan cakupan
sektor kegiatan, lamanya durasi kegiatan dan jumlah warga terdampak
yang terlayani
 Setiap unsur relawan Muhammadiyah harus membantu keteraturan
response, tidak bisa semua diturunkan di hari pertama bencana,
tergantung kebutuhan hasil kajian tim kaji cepat
 Pada dasarnya kegiatan Tanggap Darurat Bencana menjadi tanggung
jawab Pimpinan Muhammadiyah setempat, MDMC menjadi pelaksana
koordinasi, pergerakan potensi dari luar daerah menjadi wewenang
MDMC Pusat/Wilayah
One Muhammadiyah One Response

 Turunnya relawan dari berbagai unsur Relawan Muhammaddiyah


tidak berarti melebur semua identitas relawan, identitas
Pemuda,IMM,Tapak suci,NA,HW, KOKAM masih bisa digunakan
bila diperlukan, dan pimpinanya masuk dalam Sistem Komando Posko
 Perlu adanya Latihan Gabungan Relawan Muhammadiyah secara
berkala di daerah, sehingga akan didapatkan kesepakatan pembagian
peran antar unsur relawan. Tupoksi relawan dalam tanggap darurat
bencana di satu daerah bisa disepakati dalam Latihan Gabungan. Misal
: Keamanan Pengungsian, Dapur Umum, Pimpinan Pengungsian, Kaji
Cepat dll tergantung kesepakatan dan potensi di daerah.
One Muhammadiyah One Response

 Muhammadiyah menerapkan istilah POS KOORDINASI Muhammadiyah , dan POS


Layanan Muhammadiyah. Karena istilah Pos Komando hanya boleh digunakan oleh
Pemerintah/Pemerintah Daerah
 Keberhasilan OMOR tergantung juga dengan kompetensi relawan. Sistem pelatihan
relawan Muhammadiyah telah dibuat oleh Divisi Diklat MDMC, modul – modul,
fasilitator, instruktur telah siap digunakan.
 Khusus untuk SAR , MDMC telah membentuk Sekolah SAR Muhammadiyah,
lengkap dengan kurikulum pelatihan dan instrukturnya.
 Muhammadiyah juga telah memiliki Tempat Uji Kompetensi Relawan, sehingga
relawan tersertifikasi (bersertifikat), khususnya untuk relawan yang beroperasi di
zona berbahaya dan berkaitan dengan penyelamatan nyawa dan kebutuhan darurat
warga terdampak. Lokasi di PKU Muh Gamping – Yogyakarta. Diakui BNPB dan
ASEAN.
Kewajiban Membangun Sistem Tanggap Darurat

“Perlunya Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, Pimpinan


Daerah Muhammadiyah dan Lembaga Penanggulangan
Bencana di bawah koordinasinya untuk membangun sistem
penanganan tanggap darurat bencana dengan menggunakan
panduan tanggap darurat yang telah dibuat, membuat pelatihan
– pelatihan peningkatan kompetensi penanganan tanggap
darurat dengan modul dan tim fasilitator yang telah dibentuk
oleh LPB PP Muhammadiyah dan mengikuti koordinasi
penanganan tanggap darurat melalui aplikasi WA dengan
nomor khusus Tanggap Darurat pada : 08112530146”

Buku Laporan Lembaga PP Muhammadiyah Pada Tanwir 2017 di Ambon


Goal : Masyarakat Tangguh

 Ketangguhan masyarakat menghadapi bencana berarti juga


ketangguhan masyarakat untuk mempertahankan hasil dari proses
dakwah dan pembangunan peradaban yang telah terjadi bertahun –
tahun, bahkan berabad – abad.
 Bencana boleh terjadi, kondisi darurat boleh saja tidak terhindarkan,
namun bila ketangguhan sudah mejadi bagian melekat dari system
dakwah masyarakat, maka kerugian fisik maupun sosial, dan juga
aqidah, bisa terhindarkan atau terkurangi.

Fikih Kebencanaan, BRM 03/2015-2020/ Januari 2018 M hal 114


Terima kasih

SALAM TANGGUH

Anda mungkin juga menyukai