Anda di halaman 1dari 56

Kompartemen Cairan Tubuh

Cairan Ekstrasel, Cairan Intrasel, Cairan Interstisial dan


Edema

Apen Afgani R dr SpPD-Mkes


Bagian Ilmu Faal
FK UNJANI
Keseimbangan Asupan dan Keluaran Cairan
Selama kondisi Steady state

Asupan Cairan Harian


Dua sumber utama asupan cairan:
Air atau cairan dalam makanan, 2100ml/hari
 Sintesis di tubuh, hasil oksidasi karbohidrat,
200ml/hari
Total 2300 ml
Asupan cairan bervariasi bergantung cuaca,
kebiasaan dan tingkat aktivitas fisik
 
Kehilangan Cairan tubuh Harian
Kehilangan air yang tidak dirasakan (insensible water loss),
 evaporasi tractus respiratorius 300-400ml/hari),
 difusi melalui kulit (300ml/hari)
 Tidak bergantung pada keringat
Tetap terjadi pada orang yang lahir tanpa kelenjar keringat
 Kehilangan diminimalkan oleh lapisan korneum kulit yang
mengandung kolesterol
 Pada luka bakar yang luas meningkat sampai 10 kali (3-5 l/hari)
 Pada cuaca dingin, tekanan atmosfir mendekati 0, kehilangan air
lebih besar, menyebabkan perasaan kering pada mulut (tekanan
uap air di tratus resipiratorius 47 mmHg)
Kehilangan air lewat keringat
normal 100ml/hari
Pada cuaca panas/aktivitas berat, 1-2 l/jam
 
Kehilangan air lewat feces
100ml/hari
Meningkat sampai beberapa liter pada diare berat
 
Kehilangan air melalui ginjal
Cara terpenting mempertahankan keseimbangan asupan dan
keluaran
Bisa ½ L/hari pada dehidrasi, 20L/hari bila minum banyak
Kompartemen Cairan Tubuh
Distribusi cairan :
Cairan extrasel (14L/20% BB): 1. Cairan interstisian (3/4)
2. Plasma darah (1/4)
Cairan intrasel: 28L/40% BB
Cairan transeluler: cairan sinovial, peritoneum
perikardium, intraokuler
serebrospinal (1-2L)
60% BB (70kg) sekitar 42L
Berubah bergantung umur, jenis kelamin, derajat obesitas
Berangsur-angsur turun, berhubungan dgn usia karena peningkatan
lemak tubuh
Wanita mempunyai lebih sedikit cairan karena lemak tubuh lebih
Kompartemen Cairan Tubuh
Ringkasan pengaturan
cairan tubuh
Volume darah
7% BB atau 5L
60% plasma, 40% sel darah merah (bergantung jenis
kelamin, BB)
Hematokrit (packed rel cell volume), fraksi sel darah
merah hasil sentrifuge
Tidak semua dapat dimampatkan, 3-4% terjebak, 96% dari
hematokrit sebenarnya
Hematokrit 96% dari sebenarnya, Laki-laki 0,4, perempuan
0,36
Anemia, hematokrit turun menjadi 0,1
Polisitemia , hematokrit naik menjadi 0,65
Komposisi Cairan Intra dan Ekstrasel

Komposisi ion plasma serupa Cairan ekstra sel:Na, Cl,


dgn Interstisial karena bicarbonat
membran kapiler yg sangat
permeabel Cairan intrasel:K, Ca,
Perbedaan paling utama, Mg, fosfat dan asam
konsentrasi protein plasma organik
lebih tinggi
Efek donan: konsentrasi ion
bermuatan (+) lebih besar
dalam plasma karena protein
plasma bermuatan negatif
Konstitusi Cairan intra dan Ekstrasel
Konstitusi Cairan intra dan Ekstrasel
Penentuan Volume kompartemen Cairan
tubuh yang spesifik
Pengukuran cairan tubuh Total
Pengukuran volume cairan ekstrasel
Perhitungan volume intrasel
Pengukuran volume plasma
Pengukuran volume cairan interstisial
Pengukuran volume darah
Pengukuran Volume Cairan di Berbagai
kompartemen
Berdasarkan prinsip kekekalan
massa
Massa zat total yg telah
tersebar dalam komp cairan
sama dgn massa total yg
disuntikan
VB = VA X []A / []B
Syarat:
- indikator tersebar merata
- indikator hanya tersebar pada
kompartemen yg diukur
- indikator tidak di
metabolisme/ diekskresi
Pengaturan Pertukaran Cairan dan
Keseimbangan Osmotik anta intra dan
Ekstrasel
Prisnsip dasar osmosis dan tekanan osmosis
Osmosis: difusi netto cairan yang menyeberangi
membran permeabel selektif dari tempat yang
konsentrasi airnya tinggi ke tempat yng konsentrasi
airnya rendah
Semakin tinggi konsentrasi zat terlarut dalam suatu
larutan semakin rendah konsentrasi airnya
Cairan berdifusi dari daerah dengan konsentrasi zat
terlarut yang rendah ke daerah dengan konsentrasi zat
terlarut yang tinggi
Jika NaCl 3% ditambahkan ke dalam cairan ekstrasel,
air cepat berdifusi dari sel menuju ekstrasel sampai
konsentrasi air pada kedua sisi membran sama
Jika NaCl dikeluarkan dari extrasel ,air akan berdifusi
ke dalam sel
Hubungan antara Mol dan osmol
Osmol (osm): Jumlah total partikel dalam suatu larutan
1 osmol = 1 mol (6,02 X 10. 23), 1 mol glukosa/L =
1osm/L
Osmolalitas: konsentrasi osmol suatu larutan/Kg air
Osmolaritas: osmol/L air
Osmosis air yang melewati mebran dapat dihambat
Tekanan osmotik: besar tekanan yang dibutuhkan
untuk mencegah osmosis
Hubungan Tekanan Osmotik dan Osmolaritas
Tekanan osmotik suatu larutan berbanding langsung
terhadap konsentrasi partikel yang aktif
 ∏ = CRT, C= konsentrasi zat terlarut (osmol/L)
R = konstanta gas ideal
T = suhu dalam Kelvin (273+ suhu dalam celcius)
(hukum Van’tHoff )
1mOsm/l = 19,3 mmHg
Contoh NaCl 0,9% mempunyai tekanan osmotik 5944 mmHg
0,9 gr/100 ml (9dr/L),BM NaCL 58,5 gr/mol
9/58,5=0,154mol/L x2= 0,308osm/L
308 mosm/Lx19,3= 5944mmHg
Keseimbangan osmotik dipertahankan antara
cairan intra sel dan ekstrasel
Cairan isotonik, hipotonik dan hipertonik
Merujuk pada dapat-tidaknya suatu larutan
menyebabkan perubahan volume sel
Larutan isotonik
konsentrasi air dalam cairan intrasel dan ekstrasel
sama sehingga zat terlarut tidak dapat masuk atau ke
luar sel,
Sel tidak mengkerut maupun membengkak→ NaCl
0,9%, D5%
Larutan hipotonik
Larutan yang mempunyai konsentrasi zat terlarut impermeabel
lebih rendah
Air akan berdifusi ke dalam sel yang akan mngenserkan cairan
intraseluler dan memekatkan ekstraseluler, NaCl <0,9%

Larutan hipertonik
Larutan yang mempunyai konsentrasi zat terlarut impermeabel
lebih tinggi.
Air akan mengalir keluar dari sel menuju ekstraselular, NaCl
>0,9%
Efek perbedaan konsentrasi zat terlarut
tehapap volume sel
Efek penambahan larutan salin ke cairan
ekstrasel
Efek Penambahan Larutan Salin ke Cairan
ekstrasel
Penambahan larutan isotonik:
osmolaritas tidak berubah
tidak ada osmosis melalui membran sel
Efeknya peningkatan volume ekstrasel
Penambahan larutan hipertonik
osmolaritas ekstrasel meningkat
Osmosis air keluar sel menuju ekstrasel
Efeknya peningkatan volume ekstrasel
Penambahan larutan hipotonik
Osmolaritas akan menurun
Air bergerak ke dalam sel
Efeknya volume intrasellebih banyak
Cairan isosmotik, hiperosmotik,
hipoosmotik
Kekentalan larutan bergantung pada konsenttrasi zat
terlarut impermeabel, beberapa zat terlarut dapat
menembus membran sel
Cairan isosmotik
Larutan dengan osmolaritas yang sama dengan sel,
tanpa memperhatikan zat terlarut tersebut dapat
menembus atau tidak
Cairan hiperosmotik, hipoosmotik
Larutan yang mempunyai osmolaritas lebih tinggi atau
lebih rendah dibandingkan dengan cairan ekstrasel
normal tanpa memperhatikan kemampuan zat terlarut
menembus membran sel
Perhitungan Pergeseran Cairan dan
Osmolaritas setelan Infus NaCl 3%
Kondisi Awal
Volume Konsentrasi Total
( Liter) (mOsm/L) (mOsm)

Cairan Ekstrasel 14 280 3920


Cairan Intrasel 28 280 7840
Total Cairan 42 280 11760
Tubuh
Perhitungan Pergeseran Cairan dan
Osmolaritas setelah Infus Salin Hipertonik
Kondisi Awal
2 L, NaCl 3% (3 gr/100 ml/30 gr/L)
BM NaCL 58,5 g/mol, 0,513 mol/L (2L, 1,026 mol)
→2051mOsm
Efek seketika Penambahan 2 L
NaCl 3%
Volume Konsentrasi Total
( Liter) (mOsm/L) (mOsm)
Cairan Ekstrasel 16 373 5971
Cairan Intrasel 28 280 7840
Total Cairan 44 Tak ada 13811
Tubuh keseimbangan
Efek Penambahan 2 L NaCl 3% Setelah
Keseimbangan Osmotik
Volume Konsentrasi Total
( Liter) (mOsm/L) (mOsm)
Cairan Ekstrasel 19,02 313,9 5,971
Cairan Intrasel 24,98 313,9 7,840
Total Cairan 44,0 313,9 13,811
Tubuh
Volume dan osmolalitas cairan ekstra -
intrasel pada keadaan abnormal
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan perubahan
volume cairan:
- minum air
- dehidrasi
- infus iv
- kehilangan lewat GIT
- kehilangan lewat keringat, ginjal yg abnormal
Prinsip-prinsip dasar
1. Air bergerak cepat melintasi membran sel karenanya
osmolaritas cairan intrasel dan ekstrasel tetap hampir
sama satu sama lain, kecuali beberapa menit setelah
perubahan salah satu kompartemen
2. Membran sel hampir sepenuhnya impermeabel
terhadap banyak zat terlarut, karenanya jumlah
osmol dalam cairan ekstrasel atau intrasel umumnya
tetap konstan
Glukosa dan larutan lain untuk nutrisi
Larutan glukosa digunakan secara luas, larutan asam
amino dan lemak yang dihomogenisasi lebih sedikit
digunakan
Bila larutan diberikan, konsentrasi zat yang aktif
secara osmotik biasanya disesuaikan hampir mendekati
isotonisitas atau larutan diberikan perlahan-lahan
sehingga tidak mengganggu keseimbangan osmotik
cairan tubuh
Setelah glukosa atau zat nutrisi dimetabolisme sering
terdapat kelebihan air, ginjal mengeksresikan cairan ini
Kelainan klinis Pengaturan Volume cairan
Hiponatremia dan Hipernatremia
Hiponatremia: bila konsentrasi natrium plasma dalam
tubuh turun dibawah nilai normal (<135mE/L)
Hipernatremia: bila konsentrasi natrium plasma dalam
tubuh meningkat di atas normal (>145mE/L)
Penyebab Hipo-Hipernatremia
Abnormalitas Penyebab Konsentasi Vol cairan Vol cairan
Na ekstrasel intrasel
Dehidrasi Insuf adrenal, ↓ ↓ ↑
hipoosmotik diuretik
Overhidrasi Kelebihan ↓ ↑ ↑
hipoosmotik ADH, tumor
bronkogenik
Dehidrasi Diabetes ↑ ↓ ↓
hiperosmotik insipidus,
keringat
berlebihan
Overhidrasi Penyakit ↑ ↑ ↓
hiperosmotik cushing,aldost
eronisme
primer
Edema: Kelebihan Cairan dalam Jaringan
Sebagian besar terjadi pada kompartemen ekstrasel
Sebagian melibatkan kompartemen cairan intrasel
Edema Intrasel
1. Depresi sistem metabolisme jaringan
2. Tidak adanya nutrisi sel yang adekuat
 Pompa ion membran sel menjadi tertekan, ion Na
tidak dapat dipompa ke luar sel→ osmosis air ke
dalam sel
 Peradangan mempunyai efek langsung pada
membran sel, meningkatkan permeabilitas membran
Edema ekstrasel
1. Kebocoran abnormal cairan plasma ke ruang
interstisial dengan melintasi kapiler
2. Kegagalan sistem limfatik untuk mengembalikan
cairan dari interstisial ke dalam darah
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan
filtrasi kapiler
Filtrasi = Kf X (Pc - Pif - ∏c - ∏if )
Kf = koef filtrasi kapuler
Pc = tekanan hidrostatik kapiler
Pif = tekanan hidrostatik intertisial
∏c - ∏if = tekanan osmotik koloid kapiler dan interstisial
Peningkatan kecepatan filtrasi
- peningkatan koef filtrasi kapiler
- peningkatan tekanan hidrostatik kapiler
- penurunan tekanan osmotik koloid plasma
Penyebab edema ekstrasel
Peningkatan tekanan kapiler
A. Retensi garam dan air di ginjal
gagal ginjal akut dan kronik
kelebihan mineralkortikoid
B. Tekanan vena yang tinggi dan kontriksi vena
1. gagal jantung
2. obstruksi vena
3. Kegagalan pompa vena : paralisis otot
imobilisasi
kegagalan katup vena
c. Penurunan resistensi arteriol
1. panas tubuh yang berlebihan
2. insuf saraf simpatis
3. obat-obat vasodilator
II. Penurunan protein plasma
1. sundroma nefrotik
2. luka bakar
3. penyakit hati (cirosis)
4. malnutrisi protein
III. Peningkatan permeabilitas kapiler
1. toksin, infeksi bakteri
2. iskemia lama
3. Def vitamin (C)
IV. Hambatan alir balik limfe
a. Kanker
b. Pembedahan
c. infeksi (nematoda, cacing)
d. Kelainan atau tidak ada limfe kongenital
Faktor pengaman mencegah edema
1. Komplians interstisium yg rendah, cairan interstisial
dalam kisaran tekanan negatif
2. Kemampuan aliran limfe untuk meningkatkan 10-50
kali lipat
3. Penurunan konsentrasi protein interstisial
Peranan gel interstisial dalam mencegah
akumulasi cairan di interstisial
Peranan gel interstisial dalam mencegah akumulasi cairan
pada jaringan normal dengan tekanan interstisial negatif
hampir semua cairan dalam bentuk gel
Cairan terikat dalam jalinan proteoglikan sehingga tidak ada
ruang cairan bebas (hambatan brush pile )
Bila tekanan meningkat sampai kisaran positif, jaringan
bersifat lemah sehingga akan ada akumulasi cairan
Cairan ekstrasel yang berakumulasi adalah cairan bebas,
mendororong brush pile hingga terpisah→ pitting edema
 Nonpitting edema terjadi bila sel-sel jaringan membengkak
menggantikan interstisial/interstisial menggumpal oleh fibrinogen
Peranan filamen proteoglikan sebagai pengatur jarak untuk sel
Filamen proteoglikan bersama serabut kolagen bertindak
sebagai pengatur jarak antar sel
Nutrien dan ion tidak dapat berdifusi dengan mudah
Filamen proteoglikan mencegah agar cairan tidak mudah
mengalir melalui ruang jaringan
Bila tidak ada filamen ini gerakan sederhana menyebabkan
cairan mengalir dai atas ke bawah
Bila terjadi edema pada kaki, dapat dikurangi dengan
meninggikan kaki
95% cairan dapat berdifusi dengan mudah tidak terganggu oleh
filamen
Peningkatan aliran limfe sebagai faktor pengaman
Fungsi utama: mengembalikan cairan dan protein yg
telah disaring dari kapiler de dalam ibterstisial kembali
ke sirkulasi
Tanpa pengembalian protein edema interstisial akan
terjadi
Aliran limfe dapat meningkat 10-50 kali
Pengeluaran protein cairan interstisial sebagai faktor
pengaman
Protein di dorong keluar dari cairan interstisial
bersamaan dengan peningkatan aliran limfe
Protein yang di bawa lebih besar dari yang difiltrasi
Penurunan protein cairan interstisial akan menurunkan
filtrasi netto yg melintasi kapiler
Cairan dalam rongga potensial tubuh
Contoh: rongga pleura, rongga perikardium, rongga
peritoneal, rongga sinovia
Cairan bertukar antara kapiler dan rongga potensial
Pembuluh limfe mengeluarkan protein dari rongga
potensial
Efusi: cairan edema pada rongga potensial
Sumber
Guyton AC.TextBook of medical physiology
Ganong W.F Buku ajar fisiologi kedokteran Ed 24
Rodney A.R.George T. Medical Physiology
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai