Anda di halaman 1dari 53

Menjelaskan pembagian cairan dalam tubuh

Menjelaskan komponen yang mengisi cairan dalam tubuh

Menjelaskan mekanisme perpindahan cairan beserta


komponennya

Menjelaskan pengaturan keseimbangan elektrolit

Menjelaskan pentingnya pengaturan pH

Menjelaskan mekanisme pengaturan pH

Menjelaskan pemeliharaan keseimbangan pH


Menyebutkan gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan
pH

Cairan merupakan komponen terbesar dalam


tubuh
Bervariasi berdasarkan usia, jenis kelamin
dan lemak tubuh
Fungsi

Transportasi
Nutrisi, oksigen, mediator kimia, sel-sel imun,
metabolit
Tempat aktivitas reaksi kimia

Tubuh menjaga keseimbangan jumlah air


maupun komposisi komponennya melalui
proses homeostasis

ICF
Mengisi 2/3 dari total cairan tubuh
Kaya akan ion kalium dan fosfat, protein
ECF
Mengisi 1/3 dari total cairan tubuh
Kaya akan ion natrium dan klorida
Terdiri atas :
Interstitiel
bagian dari ECF
Mengisi ruang antarsel

Intravaskuler
bagian dari ECF
Mengisi pembuluh darah (vena dan arteri) dan limfatik

Transeluler
Sebagian kecil dari ECF
Mengisi ruang bebas pada rongga tubuh (pleura, CSF)

Protein plasma
Mempengaruhi tekanan onkotik plasma yang
mempertahankan/menarik cairan
Sebagai pembawa/transporter
Terutama diperankan oleh albumin dan globulin
Seimbang dengan ion natrium
Elektrolit
Terutama diperankan oleh :
Natrium, kalium, kalsium, magnesium, klorida, fosfat dan
bikarbonat

Mempengaruhi dan dipengaruhi pH


Mempengaruhi keseimbangan cairan
Fasilitasi aktivitas reaksi enzimatik
Transmisi aktivitas neuromuskuler

Lebih banyak di ECF


Kadar normal plasma 135 145 mEq/L
Mempengaruhi distribusi air
Berperan pada pengaturan osmolalitas
ECF
Berperan pada pengaturan
keseimbangan asam-basa
Sebagai neurotransmitter aktifitas
saraf dan sel otot

Lebih banyak ditemukan intraseluler


Kadar normal plasma 3,5 5,5 mEq/L
Berperan sebagai buffer sel

Terminologi
Solvent = pelarut
Solut = zat terlarut
Membran permeabel
Membran yang dapat dilewati oleh semua zat secara bebas

Membran permeabel selektif


Membran yang hanya dapat dilewati oleh zat-zat tertentu saja

Membran semipermeabel
Membran yang dapat dilewati oleh beberapa macam zat secara bebas

Membran impermeabel
Membran tidak dapat dilewati oleh zat secara bebas

Osmolalitas
Besarnya konsentrasi zat dalam larutan

Tekanan osmotik
Tekanan untuk menarik cairan ke dalam ruang

Tekanan hidrostatik
Tekanan untuk mendorong cairan keluar ruang

Difusi
Perpindahan molekul terlarut melalui

membran permeabel dari larutan


konsentrasi tinggi ke larutan konsentrasi
rendah

Osmosis
Perpindahan cairan melalui membran

permeabel selektif dari dari larutan


konsentrasi rendah ke larutan konsentrasi
tinggi

Difusi fasilitasi
Zat berpindah dari konsentrasi tinggi ke

konsentrasi rendah
Membutuhkan carier/protein pembawa
Perpindahan zat terjadi lebih cepat

Transpor aktif
Zat berpindah dari konsentrasi rendah ke

konsentrasi tinggi
Membutuhkan energi (ATP)
Memerlukan enzim tertentu (ATPase)
Memerlukan carier/protein pembawa

Arah perpindahan cairan ditentukan oleh :


Tekanan hidrostatik pada kedua ruang yang

dipisahkan oleh membran


Tekanan osmotik atau onkotik pada kedua
ruang yang dipisahkan oleh membran
Apabila tekanan hidrostatik dalam ruang lebih
besar daripada tekanan osmotik maka cairan
akan keluar (difusi)
ApaBila tekanan osmotik dalam ruang lebih
besar daripada tekanan hidrostatik maka cairan
akan berpindah ke dalam (osmosis)

OSMOLALITAS :
Definisi
Ukuran kemampuan larutan membuat tekanan osmotik
sehingga mempengaruhi arah pergerakan cairan
Diukur dari jumlah partikel aktif osmotik (zat yang
mempengaruhi konsentrasi larutan) per kilogram air
Osmolalitas plasma : 280-300 mOsm/kg
Osmolalitas plasma terutama dipertahankan oleh

protein plasma (albumin)

Isotonik : 275-295 mOsm/kg


Hipotonik : < 270 mOsm/kg
Hipertonik : > 300 mOsm/kg

Osmolalitas ECF terutama ditentukan oleh natrium

Sifat cairan dalam tubuh manusia :

ISOTONIK
Larutan yang memiliki tekanan osmotik sama dengan tekanan osmotik
plasma
Secara umum tidak mengakibatkan perpindahan cairan yang cepat
Misal : infus NaCl 0.9%, glucose 5%
Terapi dengan larutan isotonik berfungsi untuk mengatasi kekurangan
cairan tubuh (dehidrasi, syok)

HIPOTONIK

Larutan yang memiliki tekanan osmotik lebih rendah dibandingkan


tekanan osmotik plasma
Cairan akan cepat berpindah keluar dari larutan ini
Misal : infus NaCL 0.45%
Tidak diberikan sebagai terapi utama karena mudah mengakibatkan
tubuh menjadi bengkak

HIPERTONIK
Larutan yang memiliki tekanan osmotik lebih tinggi dibandingkan
tekanan osmotik plasma
Cairan akan cepat berpindah menuju larutan ini
Misal : infus Manitol
Diberikan sebagai terapi untuk menghilangkan bengkak/edema dalam
tubuh (jika berlebihan tubuh dapat mengalami dehidrasi

Keseimbangan cairan
Jumlah air yang masuk kedalam tubuh tiap

hari sama dengan jumlah air yang keluar

Keseimbangan elektrolit
Jumlah ion yang masuk kedalam tubuh tiap

hari sama dengan jumlah ion yang keluar

Tidak ada reseptor yang memonitor perubahan konsentrasi


cairan dan elektrolit
Merupakan respon terhadap perubahan ECF
Regulasi dibantu oleh sistem neuroendokrin dengan
mekanisme umpan balik
Mekanisme homeostasis

Upaya untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

dalam tubuh
Merupakan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran
cairan/zat

Jika pemasukan meningkat maka tubuh berusaha mengeluarkan (melalui


kulit, saluran kencing dan saluran cerna)
Jika pemasukan menurun maka tubuh berusaha mempertahankannya
agar tidak dikeluarkan
Jika terjadi kegagalan maka terjadi gangguan keseimbangan cairan
elektrolit terganggu

Masuk > keluar


Cairan = bengkak atau pada elektrolit = peningkatan kadar elektrolit
darah
Masuk < keluar
Cairan = dehidrasi atau pada elektrolit penurunan kadar elektrolit darah

Dipertahankan berdasarkan konsentrasi zat dalam kompartemen

tubuh

Jika ICF lebih hipertonik dari ECF cairan berpindah menuju ICF
Jika ICF lebih hipotonik dari ECF cairan berpindah menuju ECF

Masuk

Keluar

Intake air minum

Kulit (keringat) 600

1500 cc
Intake air dalam
makanan 800 cc
Air sisa hasil
metabolisme tubuh
300 cc

cc
Saluran napas (udara
ekspirasi) 300 cc
Saluran cerna (feses)
200 cc
Saluran kemih (urin)
1500 cc

Total 2600 cc

Total 2600 cc

Respon saraf

Respon iskemik

Reseptor peka terhadap keadaan iskemik


Memberikan stimulus pada SSP
Efek

Refleks baroreseptor

Reseptor peka terhadap tekanan hidrostatik pembuluh darah


Terletak pada aorta
Memberikan stimulus pada SSP
Efek

Penurunan ECF
Penurunan laju filtrasi ginjal

Respon hormon

Penurunan volume ECF


Konstriksi pembuluh darah
Penurunan laju filtrasi ginjal

ADH
Aldosteron
ANP

Respon neurolimbik

Rangsang haus

Antidiuretic hormone (ADH)

Dihasilkan oleh kelenjar hipofisis


Berfungsi untuk pemekatan urin
Disekresi sebagai respon osmolaritas
Disekresi sebagai respon vollume cairan
Mengatur reabsorbsi air di ginjal
Stimulasi penahanan air dan pusat haus

Aldosteron

Dihasilkan oleh ginjal


Berfungsi untuk pemekatan urin
Mengatur absorbsi ion Na+ dan pembuangan ion K+ di ginjal

Natriuretic peptides

Dihasilkan oleh jantung


Mengurangi rasa haus dan hambat pelepasan ADH dan
aldosterone

Haus
Merupakan kesadaran/ hasrat untuk

memperoleh air
Merupakan faktor utama pemenuhan
kebutuhan masukan air
Diawali oleh osmoreseptor di hypothalamus
yang di stimulasi oleh peningkatan tekanan
osmotik cairan tubuh.
Juga distimulasi oleh penurunan volume ECF

Kecepatan uptake natrium lewat saluran


cerna secara langsung sebanding dengan
intake
Kelebihan ion Na dikeluarkan melalui urin dan

keringat

Keseimbangan natrium merupakan hasil dari


penambahan maupun pengurangan ECF
Variasi yang besar dikoreksi tubuh melalui

mekanisme homeostasis

Terlalu rendah, sekresi ADH / aldosterone


Hasil akhir : Na dipertahankan dalam tubuh oleh ginjal

Terlalu tinggi, sekresi ANP


Hasil akhir : Na dikeluarkan melalui urin oleh ginjal

Konsentrasi ion Potassium dalam ECF


rendah
Tidak diatur seketat ion sodium
Retensi Potassium terjadi ketika pH
darah turun
Ekskresi Ion Potassium meningkat pada:
Peningkatan konsentrasinya di ECF
Sekresi Aldosterone
Kenaikan pH darah

Kalsium

Cadangan tulang
Absorbsi di saluran

cerna
Kehilangan lewat
ginjal

Magnesium
Direabsorbsi oleh

ginjal untuk
mengurangi
kehilangan lewat urin

Phosfat
Direabsorbsi oleh

ginjal sebagai respon


terhadap kalsitriol

Chloride
Diabsorbsi di saluran

cerna sebagai
penyeimbang
kehilangan lewat
urine dan keringat

Cairan dapat bergeser antar kompartemen


Sejumlah cairan dalam kompartemen intravaskuler
dapat berpindah ke kompartemen interstitiel
Disebabkan oleh :
Peningkatan tekanan hidrostatik intravaskuler
Sumbatan pembuluh darah
Kehamilan
Gagal hati menekan pembuluh darah porta
Sumbatan saluran limfatik
Penyakit filariasis

Penurunan tekanan osmotik intravaskuler


Penurunan albumin plasma
Produksi menurun akibat gagal hati
Pengeluaran meningkat pada gagal ginjal

Peningkatan permeabilitas membran (dinding vaskuler)


Trauma
Radang
Proses infeksi

Usia
Kadar lemak tubuh
Lingkungan
Gaya hidup

pH normal ECF berkisar antara 7.35 dan


7.45
Apabila kadar plasma < 7.35 (acidemia),

disebut acidosis
Apabila kadar plasma > 7.45 (alkalemia),
disebut alkalosis
pH abnormal dapat mempengaruhi seluruh
fungsi homeostasis tubuh
Koma, gagal jantung, sirkulasi kolaps

Tubuh terus-menerus dimasuki


asam/basa melalui absorpsi makanan
dan katabolisme sel

Asam dan basa kuat : terdisosiasi


sempurna dalam larutan
HCl H+ + Cl NaOH Na+ + OH-

Asam dan basa lemah : terdisosiasi


sebagian dalam larutan
H2CO3 H+ + HCO3-

Asam karbonat : penting dalam perubahan pH di ECF


CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3 Terdapat hubungan terbalik antara konsentrasi CO2

dan pH plasma

Asam sulfat (H2SO4) dan Asam Fosfat (H3PO4)


Dihasilkan dari katabolisme asam amino

Asam Organik
Produk sampingan metabolisme : asam laktat, benda

keton

PLAY

Animation: Relationship Between PCO2 and Plasma pH


Figure 27.6

Buffer : substansi kimia yang mampu mengurangi perubahan


pH dalam larutan akibat penambahan asam atau basa

Sistem Buffer : terdiri dari asam lemah dan basa lemah

Terdapat 3 sistem buffer utama dalam tubuh :


Sistem buffer protein
Buffer asam amino
Buffer hemoglonin
Buffer protein plasma

Sistem buffer karbonat-bikarbonat

Sistem buffer fosfat


Buffer pH di ICF dan urin

Figure 27.7

Kemampuan asam amino dalam merespon perubahan


pH dengan cara menerima atau melepaskan H+
pH naik : gugus karboksil berperan sebagai asam lemah

melepas H+
pH turun : gugus amino berperan sebagai basa lemah

menerima H+

Figure 27.8

Eritrosit mengabsorpsi CO2 dari plasma dan diubah menjadi H2CO3

H2CO3 segera mengalami disosiasi menjadi H+ dan HCO 3-

Figure 27.9a,
b

H2PO4- H+ + HPO4-

Sistem buffer
Kompensasi Pulmo dan Renal
Respiratory rate
Sekresi atau absorpsi H+
Menyediakan buffer

Perubahan respiratoty rate respon


perubahan PCO2
PCO2 respiratory rate pH
PCO2 respiratory rate pH
CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3-

Respon terhadap asidosis :


Sekresi H+
Aktivitas buffer di tubulus
Ekskresi CO2
Reabsorpsi NaHCO3

Respon terhadap alkalosis :


sekresi H+
sekresi HCO3-

Figure
27.10a, b

Figure
27.11a

Figure
27.11b

Kegagalan kompensasi buffer, respirasi dan


renal
Respiratori :
Abnormalitas konsentrasi CO2 di ECF
Asidosis respiratorik : PCO2
Alkalosis respiratorik : PCO2

Metabolik :
Abnormalitas konsentrasi HCO3- di ECF
Asidosis metabolik
Alkalosis metabolik

Tortora : Principles of Anatomy &


Physiology
Huether : Understanding
Pathophysiology
Harrisons : Internal Medicine
: Atlas Berwarna Patofisiologi

Anda mungkin juga menyukai