Anda di halaman 1dari 46

MATEMATIKA EKONOMI - I

REFRESING
MAHASISWA FEB UNDIP 2022
(Tri Wahyu R)
Fungsi
Fungsi adalah himpunan pasangan urut dengan
anggota-anggota pertama pasangan urut yang
dinamakan wilayah (domain) dan anggota-
anggota kedua pasangan urut yang dinamakan
jangkau (range).

Ada 3 cara untuk menunjukkan suatu fungsi yaitu :


a. cara daftar lajur
b. cara penulisan dengan lambang
c. cara grafik
Fungsi (lanjutan)
Ada 2 fungsi yaitu :
a. fungsi linier
contoh : Y = 12 + 6X
b. fungsi non linier
contoh : Y = X2 + X +10
Fungsi Linier

Y=a+bX

Y = variabel tak bebas


X = variabel bebas
a,b = konstanta

Contoh :
Y = 12 + 6 X
Y = 5 + 0,78 X
Kemiringan Suatu Garis Lurus
Kemiringan ditafsirkan sebagai perbandingan langsung antara perubahan
jarak vertikal dengan perubahan jarak horisontal, jika suatu titik
bergerak disepanjang garis tersebut.

y2  y1 y
m  tg  
x2  x1 x

y2  y1 y1  y2

x2  x1 x1  x2

Bahwa kemiringan suatu garis lurus sama, sepanjang garis tersebut.


Persamaan Garis Lurus
Ada beberapa penyelesaian :
a. dengan dua titik
b. dengan titik potong sumbu
c. dengan kemiringan dan titik
d. dengan kemiringan dan titik potong
sumbu
a. Penyelesaian Dengan dua Titik
y  y1
m 
x  x1

y  y1 y 2  y1

x  x1 x2  x1

 y2  y1 
y  y1   x  x1  persamaan.......(1a )
 x2  x1 
Contoh Penyelesaian (a)
Cari persamaan garis yang melalui titik (3,2) dan titik (4,5)

52
y2  ( x  3)
43
y – 2 = 3(x - 3)
y = 3x – 9 + 2
y = 3x – 7
y – 3x + 7 = 0
b. Penyelesaian Dengan Titik Potong Sumbu

Untuk kasus khusus apabila (x1 , y1) adalah titik potong sumbu y, katakanlah
(0,b), dimana b ≠ 0, serta titik (x2 , y2) adalah titk potong sumbu x, katakanlah
(a,0) dimana a ≠ 0, maka persamaan (1a) dapat dituliskan :
b
y b  x  0 
a
y x
1  
b a
x y
 1 persamaan........(1b)
a b
Persamaan (1b) membuktikan bahwa pembentukan suatu persamaan garis lurus
dapat dilakukan dengan menggunakan dua titik potong sumbu, apabila kedua
titk potong tersebut diketahui.
Contoh Penyelesaian (b)
Cari persamaan garis yang mempunyai titik potong sumbu
(0 , -6) dan (4 , 0).
x y
 1
4 6

dengan memperhatikan pembagi persekutuan terkecil 12.

3x – 2y = 12
3x – 2y – 12 = 0
c. Penyelesaian Dengan Kemiringan Dan Titik

Karena kemiringan garis yang tidak vertikal adalah


m = (y2 – y1) / (x2 – x1), maka persamaan (1a)
dapat ditulis kembali
y – y1 = m (x – x1) ………………….. (1c)

Persamaan (1c) menyatakan bahwa bentuk


penyelesaian dengan menggunakan kemiringan
dan satu titik pada umumnya cukup
memuaskan untuk menentukan persamaan
suatu garis, apabila salah satu titik yang terletak
pada garis tersebut serta kemiringannya
diketahui.
Contoh Penyelesaian (c)
Cari persamaan garis yang melalui titik
(2 , 5) dan mempunyai kemiringan 3.

y – y1 = m (x – x1)
y – 5 = 3 (x – 2)
y = 3x – 6 + 5
y = 3x – 1
3x – y – 1 = 0
d. Penyelesaian dengan Kemiringan Dan Titik Potong
Sumbu

Untuk kasus khusus, apabila titik (x1 , y1) adalah


titik potong dengan sumbu y, katakanlah (0 , b),
persamaan (1a) dapat dituliskan sebagai berikut
:
y = mx + b …………………………… (1d)

Persamaan (1d) membuktikan bahwa untuk


penyelesaian dengan menggunakan
kemiringan dan titik potong sumbu, pada
umumnya telah cukup memuaskan untuk
menentukan persamaan suatu garis, apabila titik
potong sumbu y dan kemiringannya diketahui
Contoh Penyelesaian (d)
Cari persamaan garis yang mempunyai titik
potong sumbu y (0, 6) dan kemiringan 4.

b = 6 dan m = 4
y = mx + b
y = 4x + 6
4x – y + 6 = 0
Garis Vertikal
Karena kemiringan garis vertikal tidak terbatas,
rumus-rumus di atas tidak mencukupi untuk
memperoleh persamaan garis vertikal. Suatu
garis vertikal yang melalui titik (x1 , y1)
mempunyai x = x1 .

Contoh : cari persamaan garis vertikal yang


melalui titik (5, -4)
x = x1 = 5
x=5
Garis Horisontal
Karena suatu garis horisontal mempunyai kemiringan nol,
maka persamaannya dapat diperoleh melalui bentuk
penyelesian dengan dua titik, titik dan kemiringan atau
kemiringan dan titik potong sumbu. Suatu garis
horisontal yang melalui titik (x1 , y1) mempunyai
persamaan y = y1 .

Contoh : cari persamaan garis horisontal yang


melalui (-3 , -2)
y = y1 = -2
y = -2
Dua Garis Sejajar, Berpotongan Dan Siku-Siku

Jika dua garis berada di satu bidang, maka keduanya


dapat berpotongan atau sejajar. Garis yang berpotongan
dengan sudut 900, disebut siku-siku. Dua garis disebut
sejajar apabila mempunyai sudut inklinasi yang sama,
dan karenanya mempunyai kemiringan yang sama,
begitu pula sebaliknya. Dua garis siku-siku satu sama
lain jika mempunyai kemiringan yang berlawanan tanda.

Harus dicatat bahwa dua garis yang sejajar (atau tegak


lurus) dengan koordinat sumbu, maka keduanya tegak
lurus satu dengan yang lain. Kemiringan garis yang satu
nol, dan yang lain tidak terbatas.
Contoh
Garis 2x + 6y – 4 = 0 dapat ditulis dalam bentuk y = -1/3 x + 2/3
(a) 4x + 12y – 8 = 0
12y = - 4x + 8
y = - 1/3 x + 2/3 ………. Berimpit dengan y = - 1/3 x + 2/3

(b) -3x + y – 4 = 0
y = 3x + 4 ………….. tegak lurus dengan y = - 1/3 x + 2/3

(c) x + 3y – 9 = 0
3y = -x + 9
y = - 1/3 x + 3 …………. sejajar dengan y = - 1/3 x + 2/3

(d) 2x + y – 4 = 0
y = -2x + 4 ……….. berpotongan dengan y = - 1/3 x + 2/3
Dua Garis Sejajar, Berpotongan Dan Siku-Siku
(lanjutan)

Syarat apakah dua garis itu sejajar ataukah tegak lurus dapat
dinyatakan juga sebagai berikut : Garis
A1 x + B1 y + C1 = 0 dan A2 x + B2 y + C2 = 0

Sejajar bila : A 1 B2 – A 2 B1 = 0
A1 B1 C1
 
Berimpit bila :A2 B2 C2

Tegak lurus bila: A1 A2 + B1 B2 = 0


Contoh
Garis 2x + 6y – 4 = 0 , dimana A1 = 2 , B1 = 6 , C1 = -4

(a) 4x + 12y – 8 = 0 dimana A2 = 4 , B2 = 12 , C2 = -8


A1B2 – A2B1 = (2)(12) – (4)(6) = 0 ……… berimpit dengan y = - 1/3 x + 2/3

(b) -3x + y – 4 = 0
A1B2 – A2B1 = (2)(1) – (-3)(6) = 20 ≠ 0 … tidak sejajar dengan y = - 1/3 x + 2/3
A1A2 + B1 B2 = (2)(-3) + (6)(1) = 0 ……... tegak lurus dengan y = - 1/3 x + 2/3

(c) x + 3y – 9 = 0
A1B2 – A2B1 = (2)(3) – (1)(6) = 0 …….…. sejajar dengan y = - 1/3 x + 2/3

(d) 2x + y – 4 = 0
A1B2 – A2B1 = (2)(1) – (2)(6) = -10 ≠ 0 … tidak sejajar dengan y = - 1/3 x + 2/3
A1A2 + B1 B2 = (2)(2) + (6)(1) = 10 ≠ 0 .... tidak berpotongan tegak lurus, tapi
hanya saling berpotongan dengan
y = - 1/3 x + 2/3
Perpotongan Dua Garis Lurus
Koordinat titik potong dua garis lurus harus memenuhi persamaan
kedua garis tersebut.

Oleh karena itu, titik potong dua garis yang tidak sejajar dapat
diperoleh dengan membuat penyelesaian serentak dari kedua
persamaannya.

Syarat geometris maupun syarat aljabar dari dua garis yang


berpotongan adalah bahwa kedua persamaan itu bebas dan
konsisten. Oleh karena itu mempunyai penyelesaian serentak.

Contoh : A1 x + B1 y + C1 = 0 dan A2 x + B2 y + C2 = 0
dimana A1 ,, B1 , C1 . A2 , B2 dan C2 berupa konstanta, baik
positif maupun negatif.
a. Persamaan Bebas
Suatu persamaan bebas apabila salah satu tidak dapat
diperoleh dari pelipatgandaan persamaan yang lain
dengan menggunakan konstanta yang bukan nol.
Keduanya bebas apabila A1 / A2 = B1 / B2 = C1 / C2 tidak
terpenuhi. Apabila kesamaan tersebut di atas terpenuhi,
maka persamaan tersebut tidak bebas.

Catatan : dua persamaan yang tak bebas adalah identik,


yaitu mempunyai garis yang sama dan grafik yang
sama, apabila setiap titik yang terletak pada satu
persamaan juga terletak pada persamaan yang lain.
a. Persamaan Bebas (lanjutan)
Persamaan :
3x + 5y + 10 = 0 dan 6x + 10y + 20 = 0

adalah tak bebas atau identik, karena


persamaan kedua diperoleh dengan
melipatgandakan persamaan pertama
dengan bilangan 2. keduanya mempunyai
garis lurus yang sama sebagai grafik dari
kedua persamaan itu.
b. Persamaan Konsisten
Dua persamaan disebut konsisten apabila terdapat penyelesaian
simultan. Dikatakan konsisten apabila :
A1 B1 C1 A1 B1
  atau apabila 
A2 B2 C2 A2 B2
Apabila A1 / A2 = B1 / B2 = C1 / C2 , garis-garis tersebut berimpit dan
persamaannnya konsisten sekaligus tidak bebas.
Apabila A1 / A2 ≠ B1 / B2 , garis tersebut mempunyai kemiringan yang
berbeda, dan jadi berpotongan pada satu titik, garis-garis tersebut
konsisten dan bebas.
Dua persamaan linier tidak konsisten, yaitu apabila grafiknya berupa
garis sejajar.
Dalam kasus ini A1 B1 C1
 
A2 B2 C2
Contoh
Persamaan-persamaan :
3x + 5y + 10 = 0 dan 6x + 10y + 15 = 0

3 5 10
 
tidak konsisten (karena6 10 15 ) dan
keduanya tidak dapat diselesaikan secara
simultan.
Grafik keduanya berupa garis sejajar.
(a) Garis tidak konsisten dan bebas
Y
A1 x  B1 y  C1  0

A2 x  B2 y  C2  0

X
A1 B1 C1
 
A2 B2 C2
(b) Garis konsisten dan bebas
Y
A1 x  B1 y  C1  0

A2 x  B2 y  C2  0

A1 B1

A2 B2
(c) Garis konsisten dan tidak bebas
Y

A1 x  B1 y  C1  0

A2 x  B2 y  C2  0

X
A1 B1 C1
 
A2 B2 C2
Alternatif Penyelesaian Suatu Persamaan

Penyelesian dengan menggunakan substitusi


dilakukan dengan mengubah x dalam bentuk y
(alternatifnya mengubah y dalam bentuk x) dari
suatu persamaan, kemudian mensubstitusikannya
pada persamaan yang lain, kemudian diselesaikan.

Dari setiap metode di atas, secara langsung dapat


diselesaikan x dan y dengan metode determinan.
B1C2  B2C1 A2C1  A1C2
x y
A1 B2  A2 B1 dan A1 B2  A2 B1
Contoh
Carilah titik potong garis-garis yang dinyatakan oleh persamaan :
3x – 4y + 6 = 0 dan x – 2y – 3 = 0

(4)(3)  (2)(6) 12  12 24
x    12
(3)(2)  (1)(4) 64 2

(1)(6)  (3)( 3) 69 15


y  
(3)( 2)  (1)(4)  6  4  2

 15 
jawab :   12, 
 2
Persamaan ini konsisten dan bebas serta mempunyai satu penyelesaian
unik pada titik (-12 , - 15/2)
Rumpun Garis
Rumpun kurva atau rumpun garis merupakan suatu konsep
yang penting, baik dalam matematika teoritis maupun dalam
matematika terapan.

Anggota rumpun garis memiliki sifat-sifat geometris seperti


pada umumnya (seperti melalui suatu titik tertentu), tetapi
mempunyai satu sifat yang berbeda dengan yang lain
(misalnya mempunyai kemiringan yang berbeda).

Secara aljabar hal ini berhubungan dengan kenyataan bahwa


persamaan tersebut dalam beberapa hal memiliki sifat
seperti persamaan umum, namun di lain pihak memiliki sifat
persamaan khusus ingat bahwa satu konstanta sebarang
(yakni, tidak dirinci) disebut parameter.
Rumpun Garis (lanjutan)
Persamaan umum untuk garis lurus :
Ax + By + C = 0

Apabila parameter A, B atau C tidak nol, dapat


digunakan pembagi untuk mengubah persamaan
ke satu bentuk yang hanya mengandung dua
parameter.

Bentuk penyelesaian dengan kemiringan dan titik


potong sumbu dan bentuk penyelesaian dengan
dua titik potong sumbu, merupakan dua cara
pengubahannya.
Rumpun Garis (lanjutan)
Dua parameter pokok yang terdapat dalam persamaan garis
lurus itu memberikan dua syarat yang harus berlaku pada
garis.

Untuk setiap syarat geometri itu ada suatu persamaan aljabar


yang menunjukkan nisbah antar parameter tersebut.

Sejumlah perubah gayut yang nilaianya ditentukan oleh


sejumlah perubah bebas yang terkandung dalam
persamaan itu, diikuti dengan dua syarat geometri yang
menentukan jumlah keluarga garis yang dapat diperoleh
dari persamaan itu, yaitu dua rumpun.
Rumpun Garis (lanjutan)
Persamaan umum Ax + By + C = 0 yang mengandung dua
parameter pokok, menyatakan semua garis yang terdapat di
dalam suatu bidang datar.

Bilamana salah satu konstanta itu dinyatakan dengan bilangan


tertentu, misalnya semua garis yang mempunyai kemiringan
tertentu atau semua garis yang melewati titik tertentu,
sedangkan parameter yang lain tidak dikhususkan, maka
satu rumpun garis dinyatakan oleh persamaan tersebut.

Bila keduanya dikhususkan, maka hanya ada satu garis yang


dinyatakan oleh persamaan itu.
Rumpun Garis (lanjutan)
Setiap garis yang melalui titik potong kedua garis itu
mempunyai persamaan :
A1x + B1y + C1 = 0 dan A2x + B2y + C2 = 0

membentuk suatu persamaan


1‫(ג‬A1x + B1y + C1 = 0) + 2‫(ג‬A2x + B2y + C2 = 0)

yang dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier


dua garis. Secara khusus perhatikan nilai 1‫ ג‬dan 2‫ג‬
dari setiap garis tersebut.
Contoh
Tentukan garis yang melalui perpotongan garis x + y – 1 = 0 dan 2x – y + 1 = 0
dan tegak lurus dengan garis x + 3y – 2 = 0

Semua garis yang melalui titik potong garis x + y – 1 = 0 dan 2x – y + 1 = 0


adalah
1‫(ג‬x + y – 1) + 2‫(ג‬2x – y + 1) = 0
atau
x(2‫ג‬2 + 1‫ )ג‬+ y(2‫ ג‬- 1‫ )ג‬- 0 = 2‫ ג‬+ 1‫ג‬

garis tersebut tegak lurus dengan x + 3y – 2 = 0, apabila


(2‫ג‬2 + 1‫ )ג‬. 0 = )2‫ ג‬- 1‫ (ג‬. 3 + 1
40 = 2 ‫ ג‬- 1 ‫ג‬
jika 1 = 1‫ ג‬dan 4 = 2‫ג‬, maka garis yang dibutuhkan adalah
(x + y – 1) + 4 (2x – y + 1) = 0
9x – 3y + 3 = 0
3x – y + 1 = 0
Fungsi Non Linier
Suatu persamaan yang grafiknya tidak berupa garis
lurus disebut tan-linier (nonlinier). Ada beberapa
jenis kurva non linier, semuanya dapat
diklasifikasikan sebagai kurva aljabar atau
transendental.

Suatu polinomial dalam x dan y adalah jumlah suatu


bilangan terbatas dalam bentuk kxrys , dimana k
adalah konstanta dan setiap eksponen r dan s
adalah suatu bilangan bulat positif atau nol.
Fungsi Non Linier (lanjutan)
Derajat dalam bentuk r + s dan derajat polinomial
adalah derajat tertinggi.

Persamaan dalam bentuk fungsi f(x,y)=0, dimana


f(x,y) adalah polinomial dalam x dan y, dinyatakan
sebagai fungsi aljabar.

Grafik yang menyatakan suatu persamaan aljabar


adalah kurva aljabar. Suatu garis lurus adalah
kurva aljabar berderajad satu.
Fungsi Non Linier (lanjutan)
Persamaan dalam x dan y yang bukan persamaan
aljabar disebut persamaan transendental.

Grafik yang menyatakan persamaan transendental


adalah kurva transendental. Termasuk dalam kurva
transendental adalah grafik fungsi trigonometri,
logaritma dan eksponensial.

Kurva yang menyatakan persamaan aljabar


berderajad lebih dari dua dalam x dan y atau
persamaan transendental, disebut sebagai kurva
bersisi banyak bidang.
Fungsi Non Linier (lanjutan)
Suatu persamaan dapat digambarkan secara akurat apabila
sejumlah titik telah dipetakan. Untuk memetakan titik
membutuhkan juga informasi tentang sifat-sifat kurva
tersebut.

Sifat-sifat kurva meliputi :


1. titik potong sumbu
2. simetri
3. luas
4. asimtot
5. faktorisasi
6. kurva riil, kedudukan titik, kedudukan imajiner.
Fungsi Non Linier (lanjutan)
Tekanannya adalah menentukan sifat kurva
dari persamaannya.

Untuk menggambarkan secara akurat dapat


dilakukan dengan membuat lebih banyak titik
dan dengan metode kalkulus diferensial.
Contoh-1
Gambarkan persamaan :
x2 – 4x + y – 12 = 0

*titik potong sumbu : jika y=0, x=-2 & 6


jika x=0, y=12
*simetri : tidak simetri terhadap sumbu-sumbu dan pusat
*luas : nampaknya tidak terbatas
*asimtot : tidak ada
*faktorisasi : tidak berfaktor
*riil, titik, kedudukan imajiner : kurva riil
Gambar contoh-1
y

(0,12)

(-2,0) (6,0)
x

X2 – 4x + y – 12 = 0
Contoh-2
Gambarkan persamaan : xy + x2 = 0
xy + x2 = x(y+x) = 0, grafiknya berupa dua
garis lurus x = 0 dan x + y = 0.

Garis x = 0 berimpit dengan sumbu y

Garis x + y = 0 mempunyai titik potong


sumbu (0,0) dengan kemiringan -1.
Gambar contoh-2
y

X=0

x
x+y=0

xy + x2 = 0
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai