Anda di halaman 1dari 9

Sejarah Perkembangan Bidan

pada Masa Reformasi di


Indonesia
Kelompok 5:

• Melisa Pebri Rahayu


(2240704004)
• Rani Ning Setia
(2240704009)

Lokal A1
Pengantar
Di era reformasi, hukum memegang peranan penting dalam berbagai
bidang kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Untuk mencapai
kesehatan yang optimal bagi semua yang menjadi bagian dari
kesejahteraan, diperlukan bantuan hukum untuk melaksanakan kegiatan
yang berhubungan dengan kesehatan.
Perubahan konsep penyelenggaraan pembangunan kesehatan tidak
dapat dipungkiri. Pada awalnya, promosi kesehatan didasarkan pada upaya
untuk mengobati penyakit dan memulihkan kesehatan, tetapi kemudian
bergeser ke inisiatif kesehatan komprehensif yang berpusat pada
pencegahan penyakit dan promosi kesehatan
Pengertian
Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti dan
menyelesaikan program pendidikan kebidanan yang
diakui di negaranya dan memenuhi syarat untuk
didaftarkan atau memiliki izin yang sah sebagai bidan.
Bidan memiliki tugas penting dalam memberikan
pelayanan, konsultasi, dan pendidikan kesehatan, tidak
hanya pada seorang wanita, tetapi juga termasuk keluarga
dan komunitasnya.
Masa reformasi ditandai dengan pengunduran diri
presiden kedua, Soeharto, pada Kamis 21 Mei 1998
pukul 09.00 WIB di Istana Merdeka. Reformasi
adalah transformasi tatanan kehidupan yang lama
menjadi tatanan kehidupan yang baru
Masa Reformasi
Pada masa Reformasi atau era otonomi daerah, pelayanan berubah ke arah
desentralisasi. Konsep desentralisasi ini membawa perubahan baru pada
praktik pelayanan publik. Desentralisasi kesehatan adalah penyerahan
kewenangan atau kewenangan di bidang kesehatan dari pemerintah pusat
kepada pemerintah daerah. Desentralisasi bidang kesehatan memastikan
bahwa pemerintah daerah memiliki kesempatan untuk menentukan sendiri
kegiatan program kesehatan yang akan dilaksanakan,
Desentralisasi bidang kesehatan memiliki dampak positif dan
negatif, terutama pada program-program seperti kematian ibu
(AKI) dan kematian bayi (AKB). Dampak negatif mengacu
pada beberapa faktor.
(1) Orientasi birokrasi di mana kepentingan kekuasaan tetap
lebih penting daripada kepentingan publik.
(2) Tidak adanya kesamaan antara pemerintah dan masyarakat
untuk mencapai kepentingan bersama
Kesimpulan
Desentralisasi pelayanan kesehatan bertujuan untuk menyatukan akses pelayanan
kesehatan di Indonesia dan meningkatkan kondisi kesehatan masyarakat. Salah satu
komponen kesehatan masyarakat yang terpenting adalah kesehatan ibu dan anak
(KIA). Namun, kematian ibu, bayi, dan neonatus yang diukur dengan indikator
terkait KIA seperti kematian ibu, kematian bayi, kematian neonatal, kematian
balita, gizi buruk (stunting) dan kesehatan vaksinasi masih menjadi perhatian besar.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa desentralisasi tidak terlalu efektif dalam
meningkatkan kesehatan ibu dan anak di Indonesia
Thank you for listening!

Don't hesitate to ask any questions!

Anda mungkin juga menyukai