Anda di halaman 1dari 126

DETERMINAN

Ronny Susetyoko

Matematika 1 1
Definisi
 Asumsikan A adalah suatu matriks bujur
sangkar, fungsi determinan, det(A) adalah
jumlah semua hasil kali dasar bertanda dari A.
atau
 Determinan ordo n ialah suatu skalar yang
terkait dengan sebuah matriks bujur sangkar
A yang berordo n.
 Notasi :
det(A) atau |A| atau |aij|

Matematika 1 2
Contoh

Matematika 1 3
Minor & Kofaktor Determinan
 Jika A adalah suatu matriks bujur
sangkar, maka Minor elemen aij (Mij)
didefinisikan sebagai determinan sub-
matriks yang masih tersisa setelah
baris ke-i dan kolom ke-j dihilangkan
 Kofaktor elemen aij dinyatakan sebagai
kij = (-1)i+j Mij

Matematika 1 4
Menghitung Minor dan Kofaktor

Matematika 1 5
Beda Kofaktor & Minor
 Kofaktor dan minor suatu elemen aij hanya
berbeda tanda. Jika pangkatnya genap maka
kij=mij, sebaliknya jika pangkatnya ganjil maka kij
= -mij. Lebih mudahnya apakah kofaktor bertanda
+ atau – adalah menggunakan ’papan periksa’
sebagai berikut :

Matematika 1 6
Nilai Determinan

a). Aturan Sarrus (n <= 3)

Matematika 1 7
Nilai Determinan

b). Ekspansi Laplace (n >= 3)


Nilai determinan adalah jumlah perkalian
elemen-elemen dari sebarang baris atau
kolom dengan kofaktor-kofaktornya.

Matematika 1 8
Contoh :
 Dari soal sebelumnya,
Ekspansi Laplace baris ke – 1 :

Coba gunakan ekspansi Laplace pada


baris-baris atau kolom-kolom yang lain, kemudian
bandingkan hasilnya!
 Tips : Pilih baris atau kolom yang banyak
mengandung elemen nol.
Matematika 1 9
Sifat-Sifat Determinan
1. det(A) = 0 jika dalam suatu baris/kolom semua
elemennya nol

2. det(A) = det(AT)

Matematika 1 10
Sifat-Sifat Determinan
3). Nilai determinan menjadi k kali bila
dalam satu baris/kolom dikalikan
dengan k (suatu skalar).
Dari soal sifat 2), baris 1 dikalikan dengan 5
menjadi :

Matematika 1 11
Sifat-Sifat Determinan
4. det(A) = 0 jika 2 baris/kolom sebanding.

5. Nilai determinan berubah tanda jika dua


baris/kolom ditukar tempatnya

Matematika 1 12
Sifat-Sifat Determinan
6). Nilai determinan tidak berubah jika baris/kolom
ke – i ditambah k kali baris/kolom ke – j.
Dari soal sifat 6), baris 1 ditambah 3 kali baris 2 :

7). Elemen sebuah baris/kolom memuat 2 buah suku


maka determinan tersebut dapat ditulis sebagai
jumlah determinan.

Matematika 1 13
Teorema
 Jika A adalah matriks segitiga n x n
(segitiga atas, segitiga bawah, atau
diagonal), maka det(A) adalah hasil kali
elemen-elemen diagonal utamanya,
yaitu det(A) = a11a22...ann .
 Catatan
Untuk mempermudah perhitungan nilai
determinan, dapat menggunakan sifat-
sifat tersebut.

Matematika 1 14
Contoh

Matematika 1 15
Sifat-Sifat Lain
 Jika A dan B adalah matriks bujur
sangkar dengan ukuran yang sama,
maka det(AB) = det(A) det(B).
 Suatu matriks bujur sangkar ada
inversnya jika det(A) 0.
 Jika A dapat diinverskan, maka :

Matematika 1 16
Manfaat
 penyelesaian sistem persamaan linier
 menghitung matriks invers
 menentukan karakteristik suatu sistem
linier

Matematika 1 17
Penyelesaian Sistem Persamaan Linier

Matematika 1 18
Sistem Persamaan Linier Berbentuk Ax = x

Banyak aplikasi aljabar linier yang membahas


masalah sistem n persamaan linier dalam n
peubah yang dinyatakan dalam bentuk :
Ax = x
{A matriks bujur sangkar, x vektor, dan  suatu skalar}

Sistem ini merupakan sistem linier homogen


tersamar, karena dapat ditulis ulang sebagai :
Ax = x  Ax – x = 0 atau dengan
menyelipkan matriks identitas dan memfaktor-
kannya :
(A - I )x = 0 *)

Matematika 1 19
Contoh

Matematika 1 20
Yang Menarik?
 Masalah utama yang menarik dalam sistem linier *)
adalah menentukan nilai-nilai di mana sistem tersebut
mempunyai suatu penyelesaian tak-trivial. Nilai  disebut
suatu nilai karakteristik atau nilai eigen dari A. Maka
penyelesaian tak trivial dari *) disebut vektor eigen dari A
yang berpadanan dengan.
 Sistem (A - I )x = 0 mempunyai penyelesaian tak trivial
jika dan hanya jika :
  disebut persamaan karakteristik

 Catatan : eigen value, campuran bahasa Jerman &


Inggris, yang berarti nilai yang tepat atau akar laten atau
akar ciri.

Matematika 1 21
Soal Latihan

Matematika 1 22
Soal Latihan

Matematika 1 23
Soal Latihan

Matematika 1 24
MATRIKS

Matematika 1 25
Definisi
 Himpunan skalar dari bilangan real/
kompleks yang disusun dalam empat
persegi panjang menurut baris/kolom.

Matematika 1 26
Operasi Matriks
 Penjumlahan (syarat : ordo sama)
 Perkalian skalar dengan matriks
 Perkalian matriks
(syarat : jumlah kolom matriks-1 = jumlah
baris matriks-2)

Matematika 1 27
Hukum-Hukum
1. A(B + C) = AB + AC  H. Distributif I
2. (A + B)C = AC + AB  H. Distributif II
3. A(BC) = (AB)C  H. Asosiatif
4. AB BA  general
5. AB = 0  tidak harus A = 0
atau
B = 0 atau A & B nol.
6. Jika AB = AC  belum tentu AB = AC atau
B=C

Matematika 1 28
Jenis-Jenis Matriks
1. Matriks Bujur sangkar (jumlah baris = jumlah kolom)

2. Matriks Diagonal

Matematika 1 29
Jenis-Jenis Matriks

Matematika 1 30
Jenis-Jenis Matriks

Matematika 1 31
Jenis-Jenis Matriks

Matematika 1 32
Jenis-Jenis Matriks

Matematika 1 33
Jenis-Jenis Matriks

Matematika 1 34
Jenis-Jenis Matriks Yang Lain
 Matriks Bidiagonal Atas
 Matriks Bidiagonal Bawah
 Matriks Tridiagonal
 Matriks Hermitian
 Matriks Singular
 dll.

Matematika 1 35
Penyelesaian Sistem Persamaan Linier

 Metode grafis ( maksimum 3 variabel)


 Eliminasi
 Subtitusi
 Determinan
 Eliminasi Gauss
 Gauss-Jordan
 Gauss-Seidel
 Dll.

Matematika 1 36
Operasi Dasar
 Operasi Dasar Persamaan
 Pertukaran tempat dua persamaan
 Perkalian persamaan dengan konstanta bukan nol
 Penjumlahan kelipatan persamaan yang satu ke
persamaan lain
 Operasi Dasar Baris
 Pertukaran tempat dua baris
 Perkalian baris dengan konstanta bukan nol
 Penjumlahan kelipatan baris yang satu dengan yang lain.
 Juga disebut Operasi Baris Elementer (OBE)
Matematika 1 37
Rank (Pangkat) Matriks
 Banyaknya vektor baris yang bebas linier dalam
suatu matriks
 Banyaknya maksimum vektor-vektor kolom yang
bebas linier dalam suatu matriks
 Jika matriks bujur sangkar : ordo minor terbesar
suatu matriks yang determinannya tidak nol.

Matematika 1 38
Kebebasan dan ketidakbebasan linier
 Bebas linier jika p baris mempunyai rank p.
Tidak bebas linier jika rank < p.

Matematika 1 39
Solusi Sistem Persamaan Linier
 Tidak mempunyai solusi jika matriks A dan
matriks augmented A mempunyai rank yang
sama.
 Solusi tunggal, jika rank-nya sama dengan
jumlah variabel ( r = n).
 Jika r < n maka sistem mempunyai solusi tak
berhingga.
 Jika solusi ada maka dapat diselesaikan
dengan Eliminasi Gauss.
Matematika 1 40
Penerapan
 Soal-soal terapan H. Kirrchoff I dan II ( T.
Elektronika)
 Transformasi Linier
 Curve Fititing (Interpolasi & Regresi Linier)
 Markov Chains
 Programa Linier
 Assignment (Penugasan)
 Database
 Analisis Komponen Utama (termasuk Trans.Linier)
 Catt. Lebih detail akan dijelaskan di mata kuliah
Aljabar Matriks.
Matematika 1 41
Eliminasi Gauss
 Eliminasi Gauss merupakan pengembangan
dari dari cara eliminasi, yaitu menghilangkan
atau mengurangi jumlah variabel sehingga
dapat diperoleh nilai dari suatu variable
bebas. Cara eliminasi ini sudah banyak
dikenal. Untuk menggunakan metode
eliminasi Gauss ini, terlebih dahulu bentuk
matrik diubah menjadi augmented matrik .

Matematika 1 42
Augmented Matrix

Matematika 1 43
Matematika 1 44
Matematika 1 45
Matematika 1 46
VEKTOR

Matematika 1 47
Matematika 1 48
Matematika 1 49
Matematika 1 50
Matematika 1 51
Matematika 1 52
Matematika 1 53
Matematika 1 54
BILANGAN KOMPLEKS

Matematika 1 55
Matematika 1 56
Matematika 1 57
Matematika 1 58
Matematika 1 59
Matematika 1 60
Matematika 1 61
Matematika 1 62
Matematika 1 63
Matematika 1 64
Matematika 1 65
Matematika 1 66
FUNGSI

Matematika 1 67
Definisi Fungsi
 Suatu fungsi f dari X ke Y adalah suatu
aturan di mana setiap anggota dari X
menentukan dengan tunggal satu anggota
dari Y.
 Secara matematis :

Matematika 1 68
Pengertian
 X dibawa ke f(x), maka y = f(x) didalam Y
dinamakan peta (image) dari x atau
dinamakan harga fungsi f di x.
 Sebaliknya himpunan x di dalam X yang
petanya adalah y elemen Y dinamakan peta
invers (invers image) dari y, simbol f-1(y).

Matematika 1 69
Catatan
 Fungsi tidak lain adalah pemetaan
(mapping).
 Peta invers mungkin bisa lebih dari satu
elemen.

Matematika 1 70
 Hasil Ganda Kartesis
Himpunan semua pasangan-pasangan
berurutan atau ordered pairs (x,y) dengan x
elemen X dan y elemen Y.
Contoh :
X = {x1,x2} dan Y = {y1, y2,y3}
X x Y = {(x1,y1), (x1,y2), x1,y3)
(x2,y1), (x2,y2), (x2,y3)
(x3,y1), (x3,y2), (x3,y3)}
Matematika 1 71
Komposisi Fungsi

Matematika 1 72
Grafik Fungsi
 Grafik fungsi suatu f
y = f(x)
dari X ke Y ialah
himpunan pasangan- 50

pasangan berurutan (x,


40

30

f(x)) dengan x berjalan

Y
20

pada X (x elemen X) 10

dan f(x) berjalan pada


0
0 10

Y (f(x) elemen Y) X

Matematika 1 73
Variabel Bebas dan Tak Bebas
 Variabel x dalam pasangan berurutan (x,y)
disebut variabel bebas (independent
variable) atau argumen dari f, sedangkan y
dinamakan variabel tak bebas (dependent
variable).
 Dalam pemakaian, domain dari variabel
disajikan dengan interval ( himpunan bagian
dari himpunan real).
 Interval : buka, tutup-buka, buka-tutup, tutup.
Matematika 1 74
Ilustrasi Interval

Matematika 1 75
Contoh

Matematika 1 76
Contoh

Matematika 1 77
Soal-soal

Matematika 1 78
LIMIT & KEKONTINUAN

Matematika 1 79
Pemanasan
3x  2x  1
2

Jika f ( x )  2
x  3x  2
Tentukan :

( A ) xlim
 3
f (x)
(B ) xlim
 1
f ( x)

(C) lim
x2
f ( x)

Matematika 1 80
Definisi
 f(x) dikatakan mempunyai limit L untuk
x  x0, bila setiap bilangan positif h yang
diberikan, dapat ditunjukkan bilangan positif 
sedemikian hingga untuk semua harga x
yang memenuhi 0 < |x – x0| <  berlaku
|f(x) – L| < h.
 Pernyataan 0 < |x – x0| <  berarti untuk
semua x yang memenuhi x0 –  < x < x0 + 
Matematika 1 81
Ilustrasi

Matematika 1 82
Matematika 1 83
Contoh

Matematika 1 84
Kontinuitas

Matematika 1 85
Kontinuitas
 Fungsi f(x) adalah kontinu di titik x = x0 jika
limit kiri dan limit kanan dari f(x) adalah
sama.
 Fungsi f(x) adalah kontinu di titik x = x0, bila
untuk setiap h > 0 dapat dicari bilangan
positif  sedemikian hingga |f(x) – f(x0)| < h
untuk |x – x0| <  atau x0 –  < x < x0 + .

Matematika 1 86
Soal-soal

Matematika 1 87
DIFERENSIAL
(Turunan)

Matematika 1 88
Turunan Fungsi Aljabar

Matematika 1 89
Secara Geometri

Matematika 1 90
Matematika 1 91
Turunan Baku

Matematika 1 92
Matematika 1 93
Fungsi dari Suatu Fungsi

Matematika 1 94
Matematika 1 95
Perkalian & Pembagian

Matematika 1 96
Contoh

Matematika 1 97
Soal-soal

Matematika 1 98
 Bagaimana jika fungsinya lebih dari dua?
 Contoh :
 y = uvw
 y = uv/w
 y = u/vw
 y = tu/vw
 Dll.
di mana t, u, v, w adalah fungsi dalam x.
 Solusi : memakai turunan logaritmik (natural)
Matematika 1 99
Contoh

Matematika 1 100
Soal-soal Terapan

Matematika 1 101
Fungsi Implisit
 Jika y terdefinisi sepenuhnya oleh x maka y
disebut fungsi eksplisit dari x.
 Contoh :
 y = x4 – 3x2 + 1
 Y = 3x2 + cos x
 Kadang tidak dapat/tidak perlu y dipisah
sendiri, maka y disebut fungsi implisit dari x.
 Contoh :
 y = xy + sin y – 2
 x2 + 2xy + 3y2 = 4
Matematika 1 102
Contoh :

Matematika 1 103
Soal-soal Campuran

Matematika 1 104
Titik Balik (maks/Min)
 Macam-macam :
 Titik maksimum
 Titik minimum
 Titik belok
 Titik balik : turunan pertama = nol
 Turunan kedua :
 Negatif  titik maksimum
 Positif  titik minimum
 Nol  titik belok

Matematika 1 105
Ilustrasi
y=f(x)=x^3/3-25*x+6 d2y/dx2=2*x

100 25
80 20
60 15
10
40
5
20
0 dy2

y
0 y
-15 -10 -5 -5 0 5 10 15
-15 -10 -5 -20 0 5 10 15 -10
-40 -15
-60 -20
-80 -25
-100 x

dy/dx=x^2-25

80

60

40

20 dy
y

0
-15 -10 -5 0 5 10 15
-20

-40
x

Matematika 1 106
Soal-soal

Matematika 1 107
Soal cerita

Matematika 1 108
Turunan Parsial
 Misal z = f(x,y) = x2-4xy+y3
 Variabel x dan y merupakan fungsi dari variabel z
 Variabel z bergantung pada variabel x dan y
 Variabel z dipengaruhi oleh variabel x dan y
 Bagaimana perubahan z terhadap x jika y konstan?
z
 2x  4 y
x
 Bagaimana perubahan z terhadap y jika x konstan?
z
 4 x  3 y 2
y
 Bagaimana perubahan z thd y, kemudian thd x
2z   z  
     4 x  3 y 2   4
xy x  y  x
Matematika 1 109
Soal-soal
2 2 3
 Tentukan
w w w d w  w d w
, , , , ,
x y z xy yx xyz
( x 2  4 xy ) 4 xy 2 3
w (x  2
) (3 x  2 yz )
z3 w z
( x 2  4 xy 2 ) 3 yz 3
w
z3
 Tentukan nilai a dan b berdasarkan informasi
data sampel berpasangan (x,y).
n
E   ( y i  a  bx i ) 2
i 1

Matematika 1 110
INTEGRAL

Matematika 1 111
Apa beda sigma & integral?

Matematika 1 112
Integral Baku

Matematika 1 113
Contoh
1 5x
 e dx  5 e  c
5x
 2 sinh xdx  2 cosh x  c
4 7 5
 4 x dx  7 x  c  x dx  5 ln x  c
6

x 1 3
5 2
 5 dx  ln 5  c  x dx   x dx  x  c
x 2 2
3

Matematika 1 114
Fungsi Suatu Fungsi Linier

Matematika 1 115
Integral dalam bentuk
f’(x)/f(x) dan f(x)f’(x)

Matematika 1 116
Soal-soal

Matematika 1 117
Integral Parsial

Matematika 1 118
Contoh

Matematika 1 119
Soal-soal

Matematika 1 120
Integral Dengan Pecahan Parsial

Matematika 1 121
Contoh

Matematika 1 122
Contoh

Matematika 1 123
Soal-soal

Matematika 1 124
Integral Lipat Dua

Matematika 1 125
Contoh Integral Tertentu

Matematika 1 126

Anda mungkin juga menyukai