Anda di halaman 1dari 22

• perspektif-perspektif dasar Rational-

Comprehensive, Garbage-Can, dan


Mixed-Scanning yang banyak
digunakan dalam kajian kebijakan
publik
• Masing masing perspektif analisa dan si
analis diasumsikan mengambil posisi
tertentu terhadap obyek kebijakan yang
dikajinya.
• Perspektif rational-comprehensive mewakili
perspektif yang mengasumsikan bahwa
analisis kebijakan harus bersifat obyektif dan
analis harus mengambil jarak dan bersikap
netral dari obyek kebijakan yang dikajinya.

• Analisis yang obyektif ditentukan dari sejauh


mana analisis tersebut dilakukan sesuai
dengan kaidah teknokratis dan prosedur yang
ada. Karena itu, perspektif ini juga disebut
perspektif Teknokratis-Administratif.
• Sementara, Garbage-Can kita asumsikan
sebagai perspektif yang mewakili
asumsisubyektivitas analisis dan keterlibatan
kepentingan analis dengan obyek kebijakan
yang dikajinya adalah sebuah keniscayaan.

• Tarik menarik kepentingan dalam proses


kebijakaan juga menjadi sebuah
keniscayaan yang lain, karena ada beragam
aktor yang terlibat dalam proses kebijakan
• Proses kebijakan tidak selalu didasari
oleh suatu tujuan yang jelas dan
terdefinisi dengan baik, tetapi bisa
juga didasari untuk menemukan
kompromi di antara berbagai
kepentingan yang terlibat.
• Mixed-Scanning mewakili perspektif
yang melihat bahwa proses kebijakan
merupakan proses yang meliputi
dimensi teknis-administratif dan
politis, serta mencari cara yang paling
tepat untuk memadukan keduanya
• Dalam perspektif ini, proses kebijakan dilihat
sebagai proses untuk mengidentifikasi
berbagai alternatif yang berpotensi
menghasilkan di antara berbagai kepentingan
yang terlibat dalam proses kebijakan,
dilanjutkan dengan menentukan alternatif
mana yang dianggap paling rasional dan
efektif.
• Di kutub teknokratis – administratif, analisis
kebijakan diklaim sebagai kegiatan memilah-
milah dan mengukur suatu kebijakan untuk
menghasilkan informasi dan pengetahuan yang
sifatnya obyektif.
• Di sini, diasumsikan bahwa analisis dan
pengetahuan yang dihasilkannya bersifat
obyektif, bebas nilai, dan tidak melayani
kepentingan apapun.
• Tarik-menarik kepentingan politik,
yang sangat kental mewarnai proses
kebijakan, dianggap sebagai distorsi
bagi upaya analisis; yang
• sayangnya; kemudian cenderung
diabaikan dalam kebanyakan analisis
yang dilakukan dengan perspektif ini.
• Di kutub politis, konflik kepentingan
dalam proses kebijakan dipandang
sebagai sebuah keniscayaan,
termasuk dalam analisis yang
menyertai proses tersebut.
• Tentunya ini membuat analisis yang
dilakukan menjadi tidak obyektif dari
perspektif teknokratis-administratif
• Analisis yang dihasilkan bisa jadi muncul
bukan sekedar sebagai pengetahuan yang
bebas nilai atau tidak memihak, tetapi
ditujukan agar bisa menjadi argumen untuk
mempengaruhi kebijakan yang dihasilkan agar
menguntungkan bagi kepentingan tertentu.
• Paradigma subyektivis melihat bahwa
analisis kebijakan, niscaya, berlangsung
dalam sebuah konteks relasi berbagai
aktor kebijakan yang memiliki kepentingan
yang beragam.
• Sebagai konsekuensinya, proses
kebijakan maupun analisa kebijakan tidak
steril dari relasi kepentingan tersebut.
• Analisis yang dilakukan, mau tidak mau,
akan dihinggapi oleh subyektivitas. Karena
itu, analisis di sini dilakukan bukan untuk
menghasilkan suatu pengetahuan yang
obyektif, namun lebih diarahkan untuk
membangun inter-subyektivitas atau
kesepahaman di antara relasi kepentingan
terkait dengan kebijakan yang dianalisis.
• Bagaimanakah posisi si analis?
• Haruskah atas nama obyektivitas, si analis
tetap berpura-pura berdiri dalam menara
obyektivitas, dengan resiko besarnya
potensi resistensi terhadap kesimpulan
analisanya?
• Ataukah, dengan mengorbankan
obyektivitas, si analis harus mengakui
posisi subyektifnya, dengan resiko dicap
tidak ilmiah?
• Kontras antara analisis yang mengacu
pada obyektivisme dan inter-subyektivis-
me
Matriks Perbedaan Analisis Sebagai Kegiatan yang
Obyektif dan Analisis Sebagai Kegiatan yang
Subyektif.
ANALISIS SEBAGAI ANALISIS SEBAGAI
KEGIATAN YANG KEGIATAN YANG
OBYEKTIF SUBYEKTIF
Asumsi tentang posisi Analis merasa berada di Analis merasa menjadi
analisis dengan realitas luar bagian
yang dianalisis realita yang dianalisis dari realitas yang dianalisis
Tipe analisis Analisis terhadap kebijakan Analisis untuk kebijakan

Tipikal analis Ilmuwan, komentator, Politisi, policy maker,


wartawan teknokrat
Peran yang dijalankan Memproduksi pengetahuan Memproduksi kebijakan
Analis tentang kebijakan

Output yang diharapkan Pengetahuan, teori, serta Basis informasi untuk


penyempurnaan metode pembuatan kebijakan,
analisis tawaran rumusan kebijakan
kebijakan, orientasi tertentu
pemerintah
B. Kontroversi Analisa untuk
Kebijakan dan Analisa
terhadap Kebijakan:

Perdebatan Seputar
Obyektivitas Analis
• Dalam praktek analisa kebijakan, ketegangan
antara dua kutub ini muncul dalam
ketegangan antara dua corak analisa, yaitu
– ‘analisa untuk kebijakan’ dan
– ‘analisa terhadap kebijakan’.
• Secara sederhana, ‘analisa untuk kebijakan’
adalah analisa yang ditujukan untuk
memproduksi suatu produk yang secara
spesifik menjadi bagian dari proses kebijakan
tertentu
• Sementara, ‘analisis terhadap kebijakan’ lebih
ditujukan untuk memproduksi ‘pengetahuan’
tentang proses kebijakan.
• Pengetahuan yang dihasilkan di sini bisa
diambil dari suatu kebijakan tertentu secara
spesifik, yang kemudian diabstraksikan
menjadi bagian dari pengetahuan tentang
kebijakan secara umum.
• Sebetulnya kedua corak analisa itu lebih bersifat
saling melengkapi (komplementer) daripada bersifat
saling menggantikan, atau substitutif.
• Hubungan kedua corak analisa itu bisa dicermati
dalam Bagan …… Hubungan Antara Analisis untuk
Kebijakan dan Analisis terhadap Kebijakan.
• Dalam bagan tersebut, Hogwood dan Gunn memakai
istilah policy studies untuk analisa terhadap kebijakan,
dan policy analysis bagi analisis untuk kebijakan
Hubungan Antara Analisis Untuk Kebijakan
Dan Analisis Terhadap Kebijakan

KAJIAN ISI KAJIAN KAJIAN EVALUASI INFORMASI Advokasi Advokasi

kEBIJAKAN PROSES OUTPUT KEBIJAKAN Untuk Kebijakan kebijakan

KEBIJAKAN KEBIJAKAN Pembuat

kebijakan Analis Aktor politik

sebagai sebagai

aktor politik anlis

kebijakan

STUDI KEBIJAKAN ANALISIS KEBIJAKAN


Pengetahuan tentag Kebiojakan dan Pengetahuan Untuk Proses Kebijakan
Proses Kebijakan

Anda mungkin juga menyukai