Anda di halaman 1dari 13

DIETETIKA PENYAKIT INFEKSI

DAN DEFISIENSI

Review Materi Diet Berdasarkan


Konsistensi Makanan

Dosen Pembimbing
Almira nuraelah, S.Gz., M.Si

Oleh: Alyfia Rahmah Putri-2020350058

Universitas Sahid Jakarta 2022


MAKANAN BIASA

Makanan yang diolah dan disajikan dengan aneka ragam bahan makanan, tekstur, rasa dan aroma seperti makanan sehari-hari.
Pola makanan mengacu pada gizi seimbang sehat. dan Angka Susunan Kecukupan makanan Gizi sehari-hari (AKG)
mengandung yang dianjurkan mengacu pada zat gizi seimbang dan AKG yang dianjurkan.

PRINSIP MAKANAN BIASA:

1. Energi, protein, lemak sesuai kebutuhan.


2. Cukup mengandung vitamin dan mineral serta cairan dan serat.
3. Bahan makanan bervariasi mendekati makanan sehari-hari.
Bentuk makanan Tujuan diet Syarat diet Indikasi Gambar makanan
pemberian
1. Energi sesuai kebutuhan.
2. Protein 10-15% dari kebutuhan Makanan utama
Padat, seperti Memberikan makanan Ibu melahirkan, Ibu
energi total.
untuk mencukupi 3. Lemak 10-25% dari kebutuhan menyusui, pasca
makanan sehari-hari energi total.
bedah kecil yang
kebutuhan zat gizi 4. Karbohidrat 60-75% dari
kebutuhan energi total. tidak berhubungan
pasien mencegah dan 5. Vitamin dan mineral sesuai dengan dengan saluran
mengurangi kerusakan Angka Kecukupan Gizi yang
pencernaan
organ tubuh serta
dianjurkan.
6.Cairan sesuai dengan angka
Selingan
kecukupan gizi yang dianjurkan 1,5-2
untuk mempercepat
liter per hari.
proses penyembuhan 7. Serat sesuai dengan angka
kecukupan gizi yang dianjurkan.
penyakit. 8. Makanan tidak merangsang
saluran cerna.
9. Makanan diberikan dalam porsi 3
kali makanan lengkap dan 2-3 kali
makanan selingan sesuai daya terima
pasien. Jika asupan makanan kurang
dapat dikombinasikan dengan
makanan cair.
MAKANAN LUNAK

Makanan semipadat makanan dengan tekstur lebih lembut dibandingkan dengan makanan biasa, namun lebih
padat daripada Dapat dibuat dari makanan biasa yang dimasak/dicincang lebih lanjut untuk mengubah teksturnya
sehingga mudah dikunyah, ditelan, dan dicema dibandingkan dengan makanan biasa .

Prinsip:

1.Dapat memenuhi kebutuhan gizi pasien.

2.Tidak merangsang saluran cerna.


Bentuk makanan Tujuan diet Syarat diet Indikasi pemberian Gambar makanan

Memberikan makanan 1. Energi, protein dan zat gizi •


Penyakit gangguan Makanan Utama
Semipadat lain cukup sesuai dengan
yang sesuai dengan saluran cerna
kebutuhan pasien.
kemampuan pasien • Infeksi yg disertai
untuk mengunyah, 2. Makanan diberikan dalam demam
porsi sedang, dengan
menelan dan mencerna • Luka di rongga mulut
frekuensi makan 3 kak
makanannya, dalam makan lengkap dan 2-3 kali • Post op setelah
upaya memenuhi makanan selingan makanan cair/saring
Selingan
kebutuhan gizi. • Pasien dengan
3. Makanan mudah cerna,
tidak menimbulkan gas, kesulitan
rendah serat dan tidak mengunyah dan
mengandung bumbu yang
menelah
tajam.

4. Cukup cairan, antara 1500-


2000 ml per hari
MAKANAN SARING

Adalah makanan semipadat yang mempunyai tektur lebih halur disbanding makanan lunak, tetapi lebih kental dari
makanan cair. Sering diberikan kepada pasien pasca operasi tertentu, pada infeksi akut termasuk saluran cerna.

Prinsip Makanan Saring :

1. Hanya diberikan untuk jangka waktu singkat, terutama


untuk pasien dengan kebutuhan gizi lebih dari 1500 Kkal.

2. Tidak merangsang saluran cerna.

3. Pengolahan dengan diblender atau disaring.


Bentuk makanan Tujuan diet Syarat diet Indikasi pemberian Gambar makanan

Semipadat 1. Memberikan makanan 1. Diberikan dalam waktu 1-


Pasien pasca op
semi padat yang 3 hari, karena tidak dapat •
mengandung nilai gizi memenuhi kebutuhan gizi
mendekati kebutuhan terutama energi dan tertentu
gizi pasien. tiamin.
• Infeksi saluran
2. iberikan dalam porsi kecil
2. Sebagai proses adaptasi dan frekuensi sering cerna
dari makanan cair yaitu 6-7 kali.
menjadi makanan • Kesulitan menelan
dengan tekstur yang 3. Rendah serat, tidak dan mengunyah
lebih padat atau menimbulkan gas.
makanan lunak.
4. Bumbu tidak merangsang.
MAKANAN CAIR
Adalah makanan yang mempunyai konsistensi cair dengan komposisi zat gizi yang sederhana sehingga lengkap
yang diberikan melalui rongga mulut ke saluran gastrointestinal melalui slang/tube atau stoma (lubang).

Bentuk makanan Tujuan diet Syarat diet Indikasi pemberian Gambar makanan

Cair Memberikan makanan


1. Mudah ditelan serta
tidak merangsang Pasien yang mengalami
dalam bentuk cair saluran cerna. ganggaun mengunyah,
untuk memenuhi 2. Diberikan bertahap kesadaran, menelan,
menuju ke makanan
kebutuhan zat gizi saring atau lunak. suhu tinggi, dan
pasien dengan tidak 3. Porsi diberikan kecil
pencernaan rasa mual,
memberatkan kerja dan sering (tiap 2-3 muntah, makanan
jam).
saluran cerna, mudah pasca-perdarahan
4. Osmolaritas sama
diserap, sedikit dengan cairan tubuh, karena adanya
meninggalkan sisa yaitu 350-400 mOsmL. penurun-saluran cerna,
(residu), dan mencegah 5. Lainnya sesuai dengan serta pra dan pasca-
penyakit.
dehidrasi. bedah.
Makanan yang disajikan dalam bentuk cairan jernih pada suhu ruang dengan kandungan
MAKANAN CAIR JERNIH sisa (residu) minimal dan tembus pandang jika diletakkan dalam tempat bening.
 

Syarat Diet
Tujuan Diet 1. Makanan diberikan dalam bentuk cair jernih
1. Memberikan makanan dalam diserap bentuk dan cair, yang bening (tembus pandang).
hanya yang sedikit memenuhi meninggalkan kebutuhan 2. Bahan makanan hanya terdiri dari sumber
karbohidrat.
cairan tubuh serta mudah diserap dan sedikit
3. Tidak merangsang saluran cerna dan mudah
meninggalkan residu diserap.
2. Tidak memberatkan kerja hati dan lambung. 4. Sangat rendah sisa (residu).
3. Mencegah dehidrasi dan menghilangkan rasa haus. 5. Diberikan hanya selama 1-2 hari.
6. Porsi kecil dan diberikan sering.

Indikasi Pemberian
Diberikan kepada pasien sebelum dan sesudah operasi tertentu, keadaan mual dan muntah, dan sebagai makanan
tahap awal pasca-perdarahan saluran cerna. Nilai gizinya kurang (0,8 kkal/1 ml), hal ini karena hanya terdiri dari
sumber karbohidrat saja.
Makanan berbentuk tembus pengganti cair pandang pada makanan suhu ruang
MAKANAN CAIR PENUH dengan kandungan serat minimal dan tidak tembus pandang jika diletakan
diwadah atau tempat bening.

Syarat Diet
1. Tidak merangsang saluran pencernaan pasien.
Tujuan Diet
2. Kandungan energi minimal 1 kkal/ml.

3. Berdasarkan masalah pasien, dapat diberikan


1. Memberikan makanan dalam bentuk cair yang
memenuhi kebutuhan gizi. formula rendah atau bebas laktosa, formula

2. Meringankan kerja sistem saluran pencernaan. dengan asam lemak rantai sedang (medium chain
triglyceride, MCT), formula dengan protein tinggi
yang terhidrolisis, formula tanpa susu, formula
dengan serat, dan sebagainya.
Indikasi Pemberian makanan
4. Untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral
Diberikan kepada pasien yang mempunyai masalah mengunyah,
dapat diberikan tambahan ferosulfat, vitamin B
menelan atau mencernakan makanan padat, misalnya pada operasi
kompleks, dan vitamin C.
mulut atau tenggorok, dan/atau pada kesadaran menurun. Makanan ini
5. Sebaiknya osmolaritas <400 Osmol/liter.
dapat diberikan melalui oral atau pipa, secara bolus atau drip (tetes).
Makanan yang mempunyai konsistensi kental atau semipadat pada
MAKANAN CAIR KENTAL
suhu kamar dan tidak membutuhkan proses mengunyah dan mudah
ditelan

Tujuan Diet Syarat Diet

Memberikan makanan yang tidak memerlukan 1. Mudah ditelan dan tidak merangsang saluran
cerna.
proses mengunyah. mudah ditelan dan mencegah
2. Cukup energi dan protein.
terjadinya aspirasi yang memenuhi kebutuhan gizi
3. Diberikan bertahap menuju makanan lunak.

4. Porsi diberikan kecil, tapi sering tiap 2-3 jam.

Indikasi Pemberian
pasien yang tidak mampu mengunyah dan menenlan dan erta untuk mencegah aspirasi seperti pada penyakit
yang disertai peradangan, ulkus peptikum atau gangguaan struktural dan motorik pada rongga mulut.
DAFTAR PUSTAKA

Persatuan Ahli Gizi dan Asosiasi Dietisien Indonesia. (2019). PENUNTUN DIET DAN TERAPI GIZI
EDISI 4. Jakarta. Buku Kedokteran ECG.

Alia Rizli Meidina, Dea Syofiatul R, Lugina Rizky Khaerunisa, Wisal Andiani. (2015). MAKANAN
CAIR atau ENTERAL. Polikteknik Kesehatan Kemenkes RI Bandung.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai