Alyfia Rahmah Putri - 2002350058 - Tugas 1 Dietetika Penyakit Infeksi Dan Defisiensi
Alyfia Rahmah Putri - 2002350058 - Tugas 1 Dietetika Penyakit Infeksi Dan Defisiensi
DAN DEFISIENSI
Dosen Pembimbing
Almira nuraelah, S.Gz., M.Si
Makanan yang diolah dan disajikan dengan aneka ragam bahan makanan, tekstur, rasa dan aroma seperti makanan sehari-hari.
Pola makanan mengacu pada gizi seimbang sehat. dan Angka Susunan Kecukupan makanan Gizi sehari-hari (AKG)
mengandung yang dianjurkan mengacu pada zat gizi seimbang dan AKG yang dianjurkan.
Makanan semipadat makanan dengan tekstur lebih lembut dibandingkan dengan makanan biasa, namun lebih
padat daripada Dapat dibuat dari makanan biasa yang dimasak/dicincang lebih lanjut untuk mengubah teksturnya
sehingga mudah dikunyah, ditelan, dan dicema dibandingkan dengan makanan biasa .
Prinsip:
Adalah makanan semipadat yang mempunyai tektur lebih halur disbanding makanan lunak, tetapi lebih kental dari
makanan cair. Sering diberikan kepada pasien pasca operasi tertentu, pada infeksi akut termasuk saluran cerna.
Bentuk makanan Tujuan diet Syarat diet Indikasi pemberian Gambar makanan
Syarat Diet
Tujuan Diet 1. Makanan diberikan dalam bentuk cair jernih
1. Memberikan makanan dalam diserap bentuk dan cair, yang bening (tembus pandang).
hanya yang sedikit memenuhi meninggalkan kebutuhan 2. Bahan makanan hanya terdiri dari sumber
karbohidrat.
cairan tubuh serta mudah diserap dan sedikit
3. Tidak merangsang saluran cerna dan mudah
meninggalkan residu diserap.
2. Tidak memberatkan kerja hati dan lambung. 4. Sangat rendah sisa (residu).
3. Mencegah dehidrasi dan menghilangkan rasa haus. 5. Diberikan hanya selama 1-2 hari.
6. Porsi kecil dan diberikan sering.
Indikasi Pemberian
Diberikan kepada pasien sebelum dan sesudah operasi tertentu, keadaan mual dan muntah, dan sebagai makanan
tahap awal pasca-perdarahan saluran cerna. Nilai gizinya kurang (0,8 kkal/1 ml), hal ini karena hanya terdiri dari
sumber karbohidrat saja.
Makanan berbentuk tembus pengganti cair pandang pada makanan suhu ruang
MAKANAN CAIR PENUH dengan kandungan serat minimal dan tidak tembus pandang jika diletakan
diwadah atau tempat bening.
Syarat Diet
1. Tidak merangsang saluran pencernaan pasien.
Tujuan Diet
2. Kandungan energi minimal 1 kkal/ml.
2. Meringankan kerja sistem saluran pencernaan. dengan asam lemak rantai sedang (medium chain
triglyceride, MCT), formula dengan protein tinggi
yang terhidrolisis, formula tanpa susu, formula
dengan serat, dan sebagainya.
Indikasi Pemberian makanan
4. Untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral
Diberikan kepada pasien yang mempunyai masalah mengunyah,
dapat diberikan tambahan ferosulfat, vitamin B
menelan atau mencernakan makanan padat, misalnya pada operasi
kompleks, dan vitamin C.
mulut atau tenggorok, dan/atau pada kesadaran menurun. Makanan ini
5. Sebaiknya osmolaritas <400 Osmol/liter.
dapat diberikan melalui oral atau pipa, secara bolus atau drip (tetes).
Makanan yang mempunyai konsistensi kental atau semipadat pada
MAKANAN CAIR KENTAL
suhu kamar dan tidak membutuhkan proses mengunyah dan mudah
ditelan
Memberikan makanan yang tidak memerlukan 1. Mudah ditelan dan tidak merangsang saluran
cerna.
proses mengunyah. mudah ditelan dan mencegah
2. Cukup energi dan protein.
terjadinya aspirasi yang memenuhi kebutuhan gizi
3. Diberikan bertahap menuju makanan lunak.
Indikasi Pemberian
pasien yang tidak mampu mengunyah dan menenlan dan erta untuk mencegah aspirasi seperti pada penyakit
yang disertai peradangan, ulkus peptikum atau gangguaan struktural dan motorik pada rongga mulut.
DAFTAR PUSTAKA
Persatuan Ahli Gizi dan Asosiasi Dietisien Indonesia. (2019). PENUNTUN DIET DAN TERAPI GIZI
EDISI 4. Jakarta. Buku Kedokteran ECG.
Alia Rizli Meidina, Dea Syofiatul R, Lugina Rizky Khaerunisa, Wisal Andiani. (2015). MAKANAN
CAIR atau ENTERAL. Polikteknik Kesehatan Kemenkes RI Bandung.
TERIMA KASIH