Anda di halaman 1dari 49

Surveilans Kesehatan Pemasyarakatan

(Evi)ana Hapsari Dewi, MPH

“Penguatan Kapasitas Penyelenggaraan Layanan Kesehatan Pemasyarakatan Sesuai Standar


bagi 20 UPT Pemasyarakatan Percontohan”

Yogyakarta, 14 Juli 2022


Situasi Pencatatan dan Pelaporan Penyakit di UPT
Pemasyarakatan
n=350 UPT Pemasyarakatan
(28 UPT Pemasyarakatan Percontohan Penyelenggaraan Layanan Kesehatan & 322 UPT Pemasyarakatan Non Percontohan)
A. Situasi Pelayanan Kesehatan di UPT Pemasyarakatan

Jenis Layanan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan UPT Jumlah Kunjungan Pasien di 350 UPT
Pemasyarakatan Pemasyarakatan Selama Tiga Tahun Terakhir

100.0% Jumlah
Jenis Layanan
2019 2020 2021
71.4%
57.1% Gawat Darurat 6.612 7.408 6.342

Rawat Jalan 532.907 589.219 407.709

Rawat Inap 10.678 10.351 7.065


Unit Gawat Darurat Unit Rawat Jalan Unit Rawat Inap

 894 tenaga tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan di 350 UPT yang secara kumulatif memiliki jumlah
warga binaan dan tahanan sebanyak 189.071 orang.
 19% UPT melaporkan tidak memiliki tenaga kesehatan baik dokter, perawat, bidan atau tenaga kesehatan lain.
 25% UPT hanya memiliki ruang pelayanan dalam bentuk ruang periksa atau ruang tindakan.
Pemeriksaan Kesehatan Awal

100.0% 97.5% 100.0%


96.4%
92.0%
82.1% 83.9%
78.6%
68.9%
59.3% 60.7%
54.7%

Swab Antigen Pemeriksaan Fisik Skrining HIV Skrining TB Skrining Hepatitis Skrining Narkoba
COVID-19

Pilot Umum
Penegakan Diagnosis Berdasarkan Hasil
Penegakan Diagnosis Dalam Pemeriksaan Kesehatan Laboratorium

96.4% 95.7% 100.0%


95.0%

60.7% 57.1%
46.9%
34.2%

Berdasarkan sindrom/gejala Berdasarkan hasil laboratorium Penyakit Menular Penyakit Tidak Menular

Pilot Umum Pilot Umum

Status Kesehatan Warga Binaan Pemasyarakatan

Morbiditas Mortalitas

• Penyakit Menular • Penyakit Menular: 32%


ISPA (60%), penyakit kulit (39,3%), serta penyakit menular lain (0,7%). • Penyakit Tidak Menular: 40%
• Penyakit Tidak Menular • Tidak dilaporkan penyebabnya: 28%
Pernafasan (31%), pencernaan (27%), hipertensi (14%), serta gigi dan
mulut (13%).
B. Sistem Pencatatan Pelayanan Kesehatan di UPT Pemasyarakatan

Identifikasi Sumber Infeksi Pada Penyakit Menular Pencatatan Faktor Risiko


82.14% Pilot Umum
87.9%
85.7%

76.9%
81.99% 75.0%

Pilot Umum Penyakit Menular Penyakit Tidak Menular

Penggunaan Kode Penyakit Sebagai Rujukan Pencatatan Penyakit

Pilot Umum
64.3% 72.0%

17.9% 25.0% 19.3%


6.5% 0.0% 5.3%
ICD-10 Konsil Kedokteran Indonesia Keswat Tidak memakai kode (tulis
langsung penyakitnya)
Ketersediaan Pedoman atau Petunjuk Teknis
Prosedur Pencatatan Penyakit
Pencatatan dan Pelaporan Penyakit

10.6%
Kartu berobat sudah diisi melalui program database (sistem informasi)
21.4%
75.00%

3.7%
Kartu berobat langsung dicatat di dalam file MS Excell setiap hari dan direkap dalam file MS Excell setiap periode pelaporan 47.20%
7.1%

25.2%
Dicatat dalam kartu berobat/pelayanan kesehatan dan direkap melalui format Excell setiap periode pelaporan tertentu (harian, mingguan, bulanan).
28.6%
Pilot Umum

60.6%
Dicatat dalam kartu berobat, kemudian dicatat/direkap dalam buku bantu baru kemudian dimasukkan ke dalam file MS Excell untuk pelaporannya.
42.9%

Umum Pilot
Data yang Wajib Dikumpulkan (Minimal) Pemilahan Data

50.0% 39.3%
Data demografi
41.3% Faktor Risiko
53.1%

78.6%
Klasifikasi kasus (suspek, probable, terkonfirmasi)
67.7% 53.6%
Usia
42.9%
53.6%
Faktor risiko
43.5%
53.6%
Jenis Kelamin
75.0% 40.7%
Hasil pengobatan
70.2%

89.3%
10.7% Periode Pelaporan
Tidak ada data wajib individual yang dicatat atau dilaporkan 73.9%
14.3%

Umum Pilot Umum Pilot


C. Jenis Laporan Pelayanan Kesehatan
77.6%
Laporan bulanan data kesakitan per penyakit 85.7%
72.7%
Laporan bulanan Layanan TB 78.6%
68.0%
Laporan bulanan data kesakitan kumulatif 82.1%
61.5%
Laporan bulanan Penanganan COVID-19 78.6%
61.2%
Laporan bulanan Layanan HIV 64.3%
59.9%
Laporan bulanan pemakaian dan lembar permintaan obat-obatan 85.7%
59.9%
Laporan harian layanan 57.1%
51.2%
Laporan triwulan rawat jalan, rawat inap dan angka kematian 57.1%
45.0%
Laporan bulanan kegiatan poliklinik 50.0%
30.7%
Laporan kejadian luar biasa (1 x 24 jam) 32.1%
10.6%
Laporan mingguan data kesakitan per penyakit 14.3%
8.7%
Laporan mingguan data kesakitan kumulatif 14.3%
8.7%
Laporan mingguan data kesakitan kumulatif 14.3%

Umum Pilot
Frekuensi Pelaporan Bentuk Laporan

85.7% 85.1%

100.0%
97.8%

64.3%
57.1%

32.1%
39.3% 29.5%

26.1%
17.9%16.1% 14.3%
7.1%
4.0%
0.0%
Harian Mingguan Bulanan Triwulan Tahunan Grafik Narasi Tabel

Pilot Umum Pilot Umum


Pemanfaatan Laporan

Perencanaan kebutuhan obat dan perlengkapan habis pakai 100.0%


90.4%

Menentukan kebutuhan dan penjadwalan tenaga kesehatan 53.6%


41.9%

Perencanaan tahunan layanan 60.7%


43.8%

Pengembangan jejaring rujukan layanan dengan pihak lain 60.7%


43.8%

Menentukan kebutuhan ruangan 35.7%


30.4%

Mempersiapkan kesiapsiagaan layanan 60.7%


52.2%

Tidak pernah digunakan 0.0%


4.7%

Umum Pilot
Pemasangan Tabel atau Grafik Situasi Umpan Balik dari Kanwil Terhadap
Kesehatan di Area UPT Pemasyarakatan Laporan

54.3%

42.86%
40.37%

28.57%
25.00% 23.91%
20.81%
14.91%
28.6%
3.57%
21.4%
17.9% 17.9% eh n .. tin
14.3% 15.2% rol ora se ru
13.4% e lap u tin ak
10.2% em n ar tid
m ka ar ra
6.8% ah iri
m ec ca
rn , s e
pe
en
g
Y
a a ,s
ak m Y
T id m
Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah belu
a
jik
Pilot Umum a,
Y

Pilot Umum
D. Petugas R & R di Fasilitas Kesehatan UPT Pemasyarakatan

Jika tidak ada petugas khusus, Penanggung


Petugas Khusus Pengelola Data
Jawab Pengelolaan Data
Pilot Umum
50.0%
43.8%
39.3%

14.3%
10.9%
7.1% 5.0% 5.3%
0.0%
ter at M
) ng
ok ra
w K pi
47.5%
D Pe r,S tam
e u
otek ata
p n
n,a h ata
a e
(b
id kes
n n-
lai no
n ga
hata ena
se T
Pilot Umum ke
ga
na
Te
Pelatihan Petugas Pencatatan dan Pelaporan Penyelenggara Pelatihan
67.4%
35.7% 35.7% 35.7%
39.3%
25.0% 25.0%
10.2% 16.5% 10.7%5.9%

20.8%
18.0%
14.3% 14.9%
9.6%

Ditjen Pe- Kanwil Hukum Kementerian Dinas Kesehatan


Pilot Umum masyarakatan dan HAM Kesehatan Kesehatan

Pilot Umum

Kebutuhan Pengelola Data

Pilot Umum
56.5%
46.4%
28.3% 32.1%
21.4%
5.9% 9.3%
0.0%
E. Prioritas Penyakit Dalam Surveilans Kesehatan di UPT
Pemasyarakatan
Penyakit Menular (11 Penyakit) Penyakit Tidak Menular (14)

Umum Pilot Umum Pilot

89.4% Pernapasan 77.33%


HIV 100.0% 82.14%
97.8% Diabetes Melitus 69.88%
TB 78.57%
100.0%
Hipertensi 78.57%
65.2% 78.57%
Skabies 71.4%
Gangguan Jiwa 57.76%
74.8% 67.86%
Hepatitis 71.4%
Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah 67.70%
64.29%
70.5%
ISPA 67.9% 60.87%
Stroke 50.00%
50.0%
IMS 67.9% Pencernaan 61.49%
50.00%
59.0% Gigi 42.86%
Diare 50.0% 46.43%
48.4% Kanker 34.47%
DBD 46.4% 39.29%
Gagal Ginjal 41.30%
27.6% 39.29%
Lepra 25.0%
Chiroses Hepatitius 31.99%
41.6% 28.57%
Malaria 21.4%
Cacat Tubuh 21.43%
17.86%
COVID-19 20.50%
Pendengaran 17.86%
Napza
E. Pengembangan Sistem Surveilans Kesehatan di UPT Pemasyarakatan

Apakah layak mengembangkan sistem surveilans kesehatan di UPT Pemasyarakatan

96.89%

92.86%

Pilot Umum
Persiapan Kebutuhan Dukungan Teknis

Umum Pilot Umum Pilot

91.61%
Pelatihan surveilans bagi tenaga kesehatan 89.3%
92.86% Pelatihan berkala
91.9%
90.37%
Ketersediaan SOP atau pedoman teknis surveilans penyakit
89.29%
82.1%
76.40% Pendampingan/mentoring
Ketersediaan sistem informasi yang mendukung 78.9%
82.14%

69.88%
Menyederhanakan proses pencatatan dan pelaporan yang saat ini dilakukan 67.9%
92.86% Monitoring
62.7%
68.94%
Terintegrasi dengan Sistem Database Pemasyarakatan (SDP)
75.00%
78.6%
66.46% Asistensi jika terjadi kesulitan (trouble shooting)
SK pelaksanaan sistem surveilans dari Ditjen Pas, Kanwil dan Kalapas/KaRutan 64.0%
75.00%
Kemungkinan Manfaat Kemungkinan Hambatan

Umum Pilot Umum Pilot

94.7% 96.4%
Penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi warga binaan
96.4% Terbatasnya tenaga klinik
92.9%

66.8%
Penting dilakukan karena klinik merupakan fasilitas kesehatan
75.0% 53.6%
Prioritas pekerjaan
57.5%
1.6%
Tidak tahu penting atau tidaknya surveilans bagi lapas/rutan
0.0%
53.6%
Ketersediaan infra struktur (computer/laptop, internet)
1.6% 53.7%
Tidak penting dilakukan karena akan membebani tugas tenaga kesehatan
0.0%

42.9%
1.2% Keterbatasan rujukan kerjasama layanan dengan pihak luar Lapas/rutan
Tidak penting dilakukan karena sudah cukup dengan pencatatan dan pendataan saat ini 41.3%
0.0%
Surveilans Kesehatan Pemasyarakatan

Kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus


terhadap data dan informasi dari warga binaan pemasyarakatan
(WBP) tentang kejadian atau kasus penyakit menular (PM) dan
tidak menular (PTM) yang ada dan berbagai faktor risiko yang
mungkin memengaruhi kejadian penyakit menular atau tidak
menular di lingkungan pemasyarakatan.
Dasar Hukum
Surveilans Kesehatan Pemasyarakatan

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.HH- 01.IN.04.03 Tahun 2011
tentang Pengelolaan dan Pelayanan Informasi dan Dokumentasi pada Direktorat Jenderal Pemasyarakatan,
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM dan Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan;

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. M.HH.02.UM.06.04 Tahun 2011
tentang Pedoman Pelayanan Kesehatan di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;

Peraturan Menteri Hukum Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja (ORTA) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; dan

Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor Pas-36.OT.01.03 Tahun 2021 Tentang Penetapan Rutan, Lapas, dan LPKA Percontohan
Penyelenggaraan Layanan Kesehatan Bagi Tahanan dan Warga Binaan Pemasyarakatan.
Tujuan
Surveilans Kesehatan Pemasyarakatan

Mendeteksi faktor risiko dan kejadian PM dan PTM, serta permasalahan kesehatan lainnya
1 yang terjadi di UPT Pemasyarakatan.

Melakukan pemantauan terhadap kecenderungan penyakit dari waktu ke waktu berdasarkan


2 karakteristik dari WBP.

Menyediakan data dan informasi untuk pengembangan program dan kebijakan pelayanan
3 kesehatan di UPT Pemasyarakatan.

Memantau perkembangan pelaksanaan pelayanan dan kinerja fasilitas pelayanan kesehatan di


4 UPT Pemasyarakatan.

Memperkirakan dampak penyebaran penyakit di UPT Pemasyarakatan.


5
Manfaat Surveilans Kesehatan Pemasyarakatan

Di tingkat UPT Pemasyarakatan


• Dasar perencanaan agar layanan kesehatan dapat lebih terarah dan terukur;
• Pemantauan penyakit dan evaluasi layanan kesehatan berbasis bukti;
• Permasalahan kesehatan dapat ditindak lanjut secara dini.

Di tingkat Kanwil dan Pusat


• Dasar untuk pengembangan kebijakan agar lebih terarah dan terukur;
• Evaluasi layanan kesehatan berbasis bukti;
• Program pengendalian penyakit dan layanan kesehatan untuk UPT Pemasyarakatan lebih tepat.
SURVEILANS KESEHATAN PEMASYARAKATAN akan membantu proses
pengambilan keputusan atau kebijakan di Direktorat Pemasyarakatan berbasis
BUKTI

Mekanisme Surveilans Kesehatan Pemasyarakatan dan Pengambilan


Keputusan
Kegiatan Surveilans Kesehatan Pemasyarakatan

1. Pengumpulan Data 2. Pengolahan Data 3. Analisis Data 4. Diseminasi Informasi


• Pengumpulan data dilakukan • Diinput dan diolah menggunakan • Dianalisis secara deskriptif dan • Hasil analisis berupa dashboard,
dengan cara aktif dan pasif Fitur Watkesrehab - SDP disajikan dalam variabel laporan berkala atau forum
• Sumber data dari Klinik UPT epidemiologi yang tepat (rate, pertemuan dengan pimpinan atau
Pemasyarakatan rasio dan proporsi) pemangku kepentingan lain
• Penerimaan
• Pengobatan/Perawatan
• Skrining
Sasaran dan Prioritas Penyakit Surveilans Kesehatan
Pemasyarakatan
• Difokuskan pada surveilans No Penyakit Menular Penyakit Tidak Menular
1 TB Gangguan Pernapasan
penyakit menular dan tidak
2 HIV Hipertensi
menular yang dilaksanakan secara 3 Hepatitis Diabetes Melitus
terpadu. 4 Skabies Gangguan Jiwa (Kesehatan
Jiwa)
• Surveilans terpadu penyakit 5 ISPA (karena Infeksi) Jantung
6 IMS Pencernaan
menular dan tidak menular ini
7 Diare Stroke
dilakukan: 8 DBD Kesehatan Gigi
• meningkatkan efisiensi 9 Lepra Gagal Ginjal
penyelenggaran 10 Malaria Kanker
11 COVID-19 Chiroses Hepatitius
• jumlah warga binaan yang terbatas
12   Pendengaran
13   Disabilitas
14   Ketergantungan Napza
Jenis Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan Pemasyarakatan

Surveilans Kesehatan Pemasyarakatan Berbasis Indikator/Faktor Risiko:


• Jenis penyelenggaraan surveilans ini dilakukan untuk melihat perilaku atau situasi yang menempatkan
seseorang dapat mengalami kesakitan yang diakibatkan oleh suatu penyakit, baik penyakit menular (PM)
maupun penyakit tidak menular (PTM).

Surveilans Kesehatan Pemasyarakatan Berbasis Kasus/Kejadian:


• Jenis surveilans ini dilakukan secara terus menerus (rutin) di Klinik UPT Pemasyarakatan terkait dengan penyakit
menular atau tidak menular yang ditemukan pada warga binaan pemasyarakatan selama masa penahanan.
Indikator Surveilans Kesehatan Pemasyarakatan Berbasis Faktor Risiko

Faktor Risiko Individu


• apakah WBP secara individual memiliki risiko terpapar PM atau PTM?

Proporsi Faktor Risiko


• Proporsi antara WBP yang memiliki faktor risiko dibandingkan dengan WBP yang diskrining
fakor risikonya baik PM maupun PTM.

Cakupan Skrining
• Proporsi WBP yang telah diskrining faktor risiko PM atau PTM dibandingkan dengan jumlah
WBP yang ada di UPT Pemasyarakatan tersebut.
Alur Surveilans Kesehatan Pemasyarakatan Berbasis Indikator/Faktor Risiko - PM

Penyakit Menular

Sumber Data:

1. BAP Kesehatan
Dicatat pada Form BAP
(TB, HIV, Hepatitis, Kesehatan
COVID-19)

Dimasukkan ke dalam Fitur


Watkesrehab-SDP oleh Petugas
yang Bertanggungjawab

2. Pemeriksaan
Kesehatan di Klinik UPT
Pemasyarakatan
Alur Surveilans Kesehatan Pemasyarakatan Berbasis Indikator/Faktor Risiko - PTM

Penyakit Tidak Menular


Sumber Data:
1. Pemeriksaan
Kesehatan di Klinik UPT
Pemasyarakatan

2. BAP Kesehatan Dimasukkan ke dalam Fitur


Dicatat pada Form BAP
(Ketergantungan Napza, Kesehatan
Watkesrehab-SDP oleh Petugas
Kesehatan Jiwa) yang Bertanggungjawab

3. Skrining PTM secara


Dicatat pada Form Kertas
aktif (Posbindu PTM, POSBINDU PTM
jika ada)
Indikator Surveilans Kesehatan Pemasyarakatan Berbasis
Kasus/Kejadian

Proporsi Kasus Rata-rata Kunjungan Cakupan Layanan

• Indikator ini dapat • Proporsi kunjungan rata-rata • Proporsi kasus yang ditemukan
menunjukkan proporsi kasus pasien PTM atau PM ke faskes dibandingkan dengan estimasi
penyakit tertentu (PM atau UPT Pemasyarakatan untuk kasus sebuah penyakit tertentu
PTM) jika dibandingkan dengan melakukan di UPT Pemasyarakatan.
total kasus yang ditangani oleh perawatan/pengobatan. Ini bisa • Dengan melakukan analisis ini
UPT Pemasyarakatan selama menunjukkan tingkat bisa diketahui target atau
jangka waktu tertentu. kepatuhan pasien di dalam capaian dari layanan kesehatan
perawatan. yang ada di UPT
• Proporsi ini diperoleh dari Pemasyarakatan.
jumlah kunjungan pasien
dengan penyakit tertentu
dibandingkan dengan jumlah
kasus penyakit tersebut dalam
periode waktu tertentu.
Alur Surveilans Kesehatan Pemasyarakatan Berbasis Kasus/Kejadian

Penyakit Menular

Sumber Data:
Dimasukkan ke dalam Fitur
Pemeriksaan Kesehatan di Dicatat pada Kartu Berobat
Watkesrehab-SDP oleh Petugas
Klinik UPT Pemasyarakatan Pasien
yang Bertanggungjawab

Penyakit Tidak Menular

Sumber Data:
Dimasukkan ke dalam Fitur
Pemeriksaan Kesehatan di Dicatat pada Kartu Berobat
Watkesrehab-SDP oleh Petugas
Klinik UPT Pemasyarakatan Pasien
yang Bertanggungjawab
Pencatatan dan Pelaporan
Surveilans Kesehatan Pemasyarakatan
UPT Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Ditjen Pemasyarakatan

• Petugas klinik melakukan • Mengakses data melalui dashboard • Mengakses data melalui dashboard
pengumpulan data faktor risiko PM Sistem Surveilans Kesehatan Sistem Surveilans Kesehatan
dan PTM melalui Sistem Pemasyarakatan dari UPT Pemasyarakatan dari UPT
Surveilans Kesehatan Pemasyarakatan yang ada di Pemasyarakatan hingga Kanwil
Pemasyarakatan. wilayahnya, berupa rekapitulasi berupa rekapitulasi proporsi faktor
• Petugas klinik melakukan proporsi faktor risiko atau rekap risiko atau rekap data kasus PM
pengumpulan data kasus PM dan data kasus PM atau PTM, cakupan atau PTM, cakupan penemuan
PTM melalui Fitur Watkesrehab- penemuan kasus atau layanan kasus atau layanan kesehatan.
SDP. kesehatan. • Memberikan umpan balik kepada
• Membuat pelaporan rekap faktor • Memberikan umpan balik kepada Petugas Kanwil Kemenkumham.
risiko atau data kasus PM dan PTM Petugas Klinik di UPT
dengan memanfaatkan dashboard Pemasyarakatan.
Sistem Surveilans Kesehatan
Pemasyarakatan atau eksport data
ke MS. Excell.
• Laporan ditujukan kepada Kepala
UPT Pemasyarakatan atau Kanwil.
Alur Pelaporan Data Surveilans Kesehatan Pemasyarakatan
Ditje n Pemasyarakatan

Kanwil

UPT Pemasyarakatan

Data Surveila ns Kesehatan Berba sis Data Surveila ns Kesehatan Berba sis
Fa ktor Risiko/ Indikator Kasus/ Kejadian

Pe nya kit Tida k Pe nya kit Tida k


Pe nya kit Me nular Pe nya kit Me nular
Me nular Me nular

Sistem Informasi
Watkesreha b
Pengorganisasian Surveilans Kesehatan
Pemasyarakatan
SURVEILANS KESEHATAN PEMASYARAKATAN
SDP Fitur WATKESREHAB

INPUT DATA KLINIK DATA SURVEILANS KESEHATAN INDIKATOR SURVEILANS KESEHATAN

PM Surveilans Faktor Risiko - PM 1. Faktor Risiko Individu


Skrining 2. Proporsi Faktor Risiko
PTM Surveilans Faktor Risiko - PTM 3. Cakupan Skrining

DASHBOARD
LAPORAN  EXPORT KE MS. EXCELL
DATA MENTAH

Individu  MR Individual

PM Surveilans Kasus - PM
Diagnosis 1. Proporsi Kasus
Pengobatan 2. Rata-rata kunjungan
Perawatan PTM Surveilans Kasus - PTM 3. Cakupan layanan
Monitoring dan Evaluasi Surveilans Kesehatan Pemasyarakatan

Monitoring Evaluasi

dilaksanakan secara berkala untuk mendapatkan informasi dilaksanakan untuk mengukur hasil dari Surveilans
atau mengukur indikator kinerja kegiatan. Kesehatan Pemasyarakatan dalam periode waktu tertentu.

dilaksanakan sebagai bagian dalam pelaksanaan Evaluasi perlu melibat peran dan kontribusi Surveilans
Surveilans Kesehatan Pemasyarakatan yang sedang Kesehatan Pemasyarakatan terhadap suatu perubahan
berjalan. dan hasil program kesehatan.

mengawal agar tahapan pencapaian tujuan kegiatan


Perlu dilakukan secara objektif.
sesuai target yang telah ditetapkan.

bila ditemukan hal yang tidak sesuai rencana, maka dapat


dilakukan koreksi dan perbaikan pada waktu yang tepat.
Pengorganisasian Surveilans Kesehatan Pemasyarakatan –
Tingkat UPT Pemasyarakatan

jika ada/akan diselenggarakan

1. Mempersiapkan dan 2. Melakukan sosialisasi 4. Mendampingi dan


melengkapi sarana untuk tentang Posbindu PTM kepada 3. Memilih dan melatih warga memberikan supervisi dalam
pelaksanaan Surveilans warga binaan sebagai upaya binaan sebagai kader Posbindu pelaksanaan Posbindu PTM,
Kesehatan Pemasyarakatan untuk promosi dan pencegahan PTM. termasuk pencatatan
(PM & PTM). penyakit tidak menular. kegiatannya.

7 Melakukan konsultasi dengan


5. Melaksanakan pengumpulan 6. Memahami sistem Surveilans Pimpinan UPT Pemasyarakatan 8. Melaporkan kepada Kepala
data, baik untuk Surveilans Kesehatan Pemasyarakatan (PM & terkait permasalahan yang UPT Pemasyarakatan dan
PTM) mulai dari mengisi data,
Kesehatan Pemasyarakatan membaca dashboard dan ekspor mungkin muncul dalam Kanwil tentang pelaksanaan
(PM & PTM) berbasis faktor data sebagai bentuk laporan ke penyelenggaraan Surveilans Surveilans Kesehatan
risiko atau kasus. tingkat yang lebih tinggi. Kesehatan Pemasyarakatan Pemasyarakatan (PM & PTM).
(PM & PTM).
Pengorganisasian Surveilans Kesehatan Pemasyarakatan –
Tingkat Kanwil

2. Pelatihan bagi Petugas


3. Bimbingan teknis selama
1. Sosialisasi tentang Surveilans Kesehatan UPT Pemasyarakatan
penyelenggaraan Surveilans
Kesehatan kepada UPT untuk penyelenggaraan
Kesehatan Pemasyarakatan di
Pemasyarakatan di wilayahnya. Surveilans Kesehatan
wilayah kerjanya.
Pemasyarakatan.

6. Merekomendasikan kebijakan
5. Memberikan masukan atas
4. Monitoring pelaksanaan pengendalian penyakit di
laporan dari UPT
Surveilans Kesehatan wilayah kerjanya yang
Pemasyarakatan berdasarkan
Pemasyarakatan yang berada di didasarkan hasil analisis dan
laporan capaian indikator yang
wilayah kerjanya. intepretasi data Surveilans
telah ditetapkan.
Kesehatan Pemasyarakatan.
Pengorganisasian Surveilans Kesehatan Pemasyarakatan –
Tingkat Ditjenpas
3. Mengembangkan
4. Melakukan sosialisasi
1. Menyusun regulasi 2. Mobilisasi sumber daya materi pelatihan bagi UPT
tentang Surveilans
teknis Pelaksanaan untuk pelaksanaan Pemasyarakatan untuk
Kesehatan
Surveilans Kesehatan Surveilans Kesehatan pelaksanaan Surveilans
Pemasyarakatan kepada
Pemasyarakatan. Pemasyarakatan. Kesehatan
seluruh Kanwil.
Pemasyarakatan.

5. Mendukung Kanwil 6. Menyediakan bimbingan 7. Melakukan evaluasi 8. Memberikan masukan


untuk melaksanakan teknis kepada Kanwil dan
pelaksanaan Surveilans kepada Kanwil berdasarkan
pelatihan bagi Petugas UPT Pemasyarakatan selama
penyelenggaraan Surveilans Kesehatan laporan capaian indikator
Kesehatan di UPT yang telah ditetapkan.
Kesehatan Pemasyarakatan. Pemasyarakatan.
Pemasyarakatan.

9. Mengembangkan
kebijakan pengendalian
penyakit berdasarkan hasil
analisis dan intepretasi data
Surveilans Kesehatan
Pemasyarakatan.
Pelatihan
Peserta:

• pelatihan ini adalah 40 UPT Pemasyarakatan dari seluruh Indonesia


yang menjadi percontohan pelaksanaan sistem surveilans ini.
• Dibagi dalam 2 (dua) angkatan. Untuk tiap-tiap angkatan akan
melibatkan sebanyak 20 tenaga kesehatan dari 20 UPT
Materi pokok :

1. Surveilans Kesehatan sebagai salah satu bentuk kegiatan


epidemiologi untuk pengendalian Penyakit .
2. Penerapan Surveilans Kesehatan di Lingkungan UPT
Pemasyarakatan.
3. Pengoperasian Aplikasi Sistem Surveilans Kesehatan
Pemasyarakatan Dalam Fitur Watkesrehab – SDP.
4. Pengelolaan Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan Pemasyarakatan
Pendekatan pelatihan:

• Pemaparan substansi dan pendalaman


• Pemaparan Instruksional penyelenggaraan surveilans per tahapan
• Simulasi penggunaan sistem SKP berbasis Watkesrehab
• Pendampingan dalam melatih ketrampilan pengelolaan data elektronik
• Diskusi kelompok untuk berbagi pengalaman dalam pengelolaa data
elektronik.
Isu pokok dalam pembahasan

• Penegakan Diagnosis: • Field Isian Keluhan, Keterangan,


• Nomor Rekam Medis: Diagnosis Penyakit:
• Nomor Induk Kependudukan (NIK): • Versi Offline Fitur Watkesrehab-SDP:
• Konsistensi Peserta Pelatihan SKP: • Field Isian Nama Pengawal:
• Surveilans Kesehatan • Asal/Kepemilikan Obat:
Pemasyarakatan yang akan datang. • Kategori Pasien:
• Otomatisasi Field Isian Hasil • Form Rujukan Balik:
Skrining Kesehatan Jiwa:
• Otomatisasi Field Isian Hasil
Skrining PM dan PTM:
Evaluasi

Rata-rata Skor
3.7 3.6

2.2 2.3

Pre-Test Post-Test Pre-Test Post-Test


Angkatan I Angkatan II
RTL

• Tahap Persiapan
• memastikan kesiapan dari sistem aplikasi yang akan digunakan untuk input
data..
• Tahap Pelaksanaan
• Uji coba surveilans kesehatan pemasyarakatan direncanakan untuk dimulai
pada bulan Juli 2022.
• melakukan input data penyakit/rekam medis yang ada di klinik untuk periode
Juni – Juli 2022 ke dalam fitur Watkesrehab – SDP, serta data hasil skrining
penyakit menular dan penyakit tidak menular.
• pemantauan secara online terkait dengan proses input data..
• melakukan pencatatan dan dokumentasi jika terjadi error selama input data.
RTL

• Tahap Analisis dan Intepretasi • Tahap Evaluasi


Data • review hasil uji coba dengan
• pelatihan analisis dan intepretasi
data (Agustus 2022) untuk 40 UPT • feasibility assessment untuk
• pertemuan dengan melibatkan melihat kelayakan dan kesiapan
Kanwil Kementerian Hukum dan penerapan surveilans.
Hak Asasi Manusia, serta pejabat • Menyusun rekomendasi
struktural Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan untuk sosialisasi perbaikan sistem SKP
sistem surveilans kesehatan
pemasyarakatan.
Terimakasih!

Anda mungkin juga menyukai