TATALAKSANA
GANGGUAN JIWA
PADA ANAK SEKOLAH
Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya
untuk Indonesia Raya
DINAS KESEHATAN
PROVINSI JAWA TENGAH
2022 1
AGENDA
01 02 03 04 05
Deteksi Dini Alur Rujukan
Deteksi Dini BUSINESS
Masalah Arah Kebijakan Keswa Anak Menggunakan Dan
Kesehatan Jiwa dan Strategi Sekolah SDQ Tatalaksana
dan Napza Terintegrasi
Dengan Uks
KESEHATAN JIWA
kondisi seorang individu Orang Dengan Masalah Ke- Orang Dengan Gangguan
dapat berkembang secara jiwaan: org yg mempunyai Jiwa : org yg mengalami
fisik, mental, spiritual, masalah fisik, mental, gangguan pikiran, perlaku,
dan sosial, menyadari sosial, pertumbuhan dan dan perasaan yg termani-
kemampuannya, dapat perkembangan dan atau festasi dlm bentuk
mengatasi tekanan, pro- kualitas hidup sehingga sekumpulan gejada dan
duktif, dan mampu mem- memiliki risko mengalamai atau perubahan perilaku
berikan kontribusi untuk gangguan jiwa yang menimbulkan hen-
komunitasnya daya dan penderitaan
01
Masalah Kesehatan
Jiwa dan Napza
Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza
• Prevalensi
DETEKSI DINI
tinggi
MASALAH
• Kesenjangan
KESEHATAN JIWA
pengobatan
DAN NAPZA
tinggi
• Beban global
Perlu Mengupayakan:
Rendahnya: • Interven • Yang sehat
tinggi • Peningkatan
• Pengetahuan • Stigma dan pengetahuan si dini tetap sehat
• Kesadaran diskriminasi • Peningkatan • Yang berisiko
• Pemerat
• Kurangnya akses layanan
• Penerimaan • Penatalaksana aan menjadi sehat
SDM keswa jiwa
masyarakat an yang efektif akses
• Terbatasnya
layanan • Yang gangguan
akses
layanan di jiwa menjadi
• Hak Asasi layanan mandiri dan
Manusia primer produktif
• Tingginya
Biaya
Sehat
KUALITAS
Perawatan HIDUP
Jiwa
MASALAH KESWA ANAK & REMAJA
GANGGUAN MASALAH
PERKEMBANG EMOSI
BUNUH AN DAN
DIRI GANGGUA
ANAK N
PERILAKUCEMAS
JALANA
N DAN
MASALAH DEPRESI
RELASI
INTERPERSON KESEHATAN MASALA
AL &
KESEPIAN
JIWA ANAK & H
REMAJA BELAJAR
DISABILIT KEKERASA
AS N
ADIKSI
GAME ON DAMPAK PERUNDUNG
LINE, AN
ROKOK,
PORNOGR AKOHOL, (BULLYING)
AFI DAN
NAPZA
Masalah Kesehatan Jiwa pada Anak Remaja
Kekerasan pada Anak
Adiksi Internet dan Penyalahgunaan NAPZA
52.9
46.8
39.9 37.7
4.5 6.5
8,07% 4,95% usia 15 10,6% Merasa Kesepian Khawatir Ingin Bunuh Diri
usia 15-24 -24 kematian
tahun tahun akibat PREVALENSI GANGGUAN JIWA RISKESDAS 2018
mengalami mengalami bunuh diri Skizofrenia/ Psikotik (0,25%)
gangguan Depresi terjadi
mental pada usia Depresi (4,4%)
emosional 10-20
Gangguan Mental Emosional (7,7%)
tahun
0.00% 1.00% 2.00% 3.00% 4.00% 5.00% 6.00% 7.00% 8.00% 9.00%
● Sehat secara fisik (tidak tertular penyakit, tidak menyebabkan kehamilan di usia dini,
tidak menyakiti atau merusak kesehatan orang lain)
2. Persentase Remaja Renstra Kemenkes Pemberian dan konsumsi Remaja Puteri bersekolah di tingkat SMP- 54% 75% 90%
Puteri mengonsumsi 2020-2024 TTD di Sekolah SMP dan SMA atau sederajat mengonsumsi TTD
Tablet Tambah Darah SMA / sederajat (mengandung zat besi setara dengan 60
(TTD) mg besi elemental dan 0,4 mg asam folat)
Perpres secara rutin 1 tablet setiap minggu 45% 50% 58%
72/2021tentang Pencatatan –pelaporan
pemantauan konsumsi minimal 26 tablet dalam setahun
Percepatan
Penurunan Stunting TTD
3 Pelayanan Kesehatan SPM Kab/ Kota Penjaringan kesehatan Setiap anak pada usia pendidikan dasar 100% 100% 100%
Usia Pendidikan Dasar Bidang Kesehatan Pemeriksaan kesehatan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar. Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota wajib melakukan
pelayanan kesehatan sesuai standar pada
anak usia pendidikan dasar di dalam dan
luar satuan pendidikan dasar di wilayah
kerja kabupaten/kota dalam kurun waktu
satu tahun ajaran.
Upaya Promotif Preventif Kesehatan Jiwa Selama Perkembangan
Anak remaja dan dewasa muda merupakan target utama dalam hal
meningkatkan kesehatan jiwa
• Yang sehat tetap sehat
• Yang berisiko menjadi sehat jiwa
• Yang gangguan jiwa menjadi Upaya Promotif
mandiri dan produktif Preventif:
• Konseling pra nikah
• Parenting skill
training
• Social skill training
• Bullying prevention
• Suicide prevention
• Sex Education
• Management stress
• Pencegahan dan
penyalahgunaan
Napza
Upaya Promotif - Preventif Kesehatan Jiwa
• Pendekatan Siklus Kehidupan (Continuum of Care) dan Kelompok Risiko (Population at Risk)
• Deteksi dini keswa
• Terintegrasi pada semua tingkat layanan kesehatan dan kegiatan LP/LS lansia
Lansia • (demensia/ de-
presi, dll)
Dewasa
• Keswa dewasa
• Deteksi dini melalui
Posbindu & Pandu
n • Cegah pasung dan
idupa Pelayanan bagi remaja
a keh Keswa Remaja
repasung
ertam Pelayanan bagi anak SD • Deteksi Dini Keswa Remaja
r i p
a
00 0h Pelayanan bagi balita
• Skrining ASSIST
1 • Posbindu Cerdik di Sekolah
Persalinan, nifas Pelayanan bagi • Life skill remaja
Pemeriksaan & neonatal bayi Deteksi Dini keswa anak usia sekolah
Kehamilan • Pemantauan perkembangan
Pelayanan PUS & WUS • Deteksi Dini Keswa Anak
• Konseling Pranikah • Deteksi Dini Keswa Ibu
• Pola asuh dan tumbuh kembang anak
Hamil • Deteksi dini pd gg perkembangan anak
• Stimulasi Janin dalam Kan-
dungan • Deteksi dini Keswa Bulin, Bufas dan Buteki
Deteksi Dini melalui
UKS
(Penjaringan Anak
23
Sekolah dan
Pemeriksaan Berkala
dengan instrumen SDQ)
03
DETEKSI DINI KESWA ANAK
SEKOLAH TERINTEGRASI
DENGAN UKS
Upaya Pelayanan Kesehatan
Anak Usia Sekolah dan Remaja
Pelayanan medis
KIE kesehatan
1. Pelayanan Dalam Gedung Konseling
PKHS
PKPR
Rujukan
Deteksi Dini
dengan SDQ, GME
SRQ, ASSIST
PENGERTIAN
Gangguan mental emosional adalah perubahan dalam pikiran,
perasaan dan perilaku yang dapat mengganggu aktivitas sehari-
hari, tapi tidak dijumpai tanda dan gejala gangguan dalam daya
nilai realita.
KELOMPOK GANGGUAN JIWA YANG PALING BANYAK
•Pikiran, rencana, tindakan menyakiti diri sendiri atau bunuh diri yang MENYAKITI
dimiliki saat ini / riwayat sebelumnya DIRI/USAHA
BUNUH DIRI
• Merasa kuatir atau takut yang berlebihan
• Merasa gelisah atau tidak dapat duduk tenang ANSIETAS
• Mudah berkeringat dingin, berdebar-debar, gemetar, keluhan fisik lain seperti
pusing, mual
• Mengalami ketakutan atau mempunyai pikiran-pikiran tidak masuk akal
(merasa seseorang bermaksud mencelakai, curiga berlebihan, orang-orang
membicarakan dirinya) – (waham) PSIKOSIS
• Melihat bayangan atau suara-suara yang tidak jelas sumbernya (halusinasi)
• Gejala manik (gembira abnormal, terlalu bersemangat, banyak bicara,
mudah tersinggung)
Jenis-jenis Gangguan Mental Anak dan Remaja (DSM-
V)
Gangguan mental pada anak dan remaja:
Retardasi mental Perilaku menentang
Gangguan bahasa Ggn perpisahan
Autisme Mutisme selektif
Gangguan pemusatan Gangguan mood
perhatian dan hiperaktif Gangguan makan (PICA)
Ggn belajar Gangguan stres pasca
Ggn motorik (Sindrom trauma
Tourette) Penyalahgunaan zat
Ggn penyesuaian
Gangguan jiwa anak dan remaja
Gangguan jiwa paling sering anak usia 3-17 tahun:
• ADHD : 6.8%
• Obat-obat terlarang (4.7%) (khusus remaja)
• Alkohol (4.2%) (khusus remaja)
• Gangguan Perilaku : 3.5%
• Kecemasan : 3.0%
• Depresi : 2.1%
• Autisme : 1.1%
• Sindrom Tourette : 0.2% (usia 6–17 tahun)
(CDC, 2018)
04
DETEKSI DINI
MENGGUNAKAN SDQ
Pada Anak Remaja Perlu Dilakukan
• Deteksi dini
• Tatalaksana awal dan rujukan
• Peningkatan kemampuan mengatasi masalah
(life skill) - Pendidikan Keterampilan Hidup
Sehat (PKHS)
Upaya Promotif - Preventif Kesehatan Jiwa
• Pendekatan Siklus Kehidupan (Continuum of Care) dan Kelompok Risiko (Population at Risk)
• Deteksi dini keswa
• Terintegrasi pada semua tingkat layanan kesehatan dan kegiatan LP/LS lansia
Lansia • (demensia/ de-
presi, dll)
Dewasa
• Keswa dewasa
• Deteksi dini melalui
Posbindu & Pandu
n • Cegah pasung dan
idupa Pelayanan bagi remaja
a keh Keswa Remaja
repasung
ertam Pelayanan bagi anak SD • Deteksi Dini Keswa Remaja
r i p
a
00 0h Pelayanan bagi balita
• Skrining ASSIST
1 • Posbindu Cerdik di Sekolah
Persalinan, nifas Pelayanan bagi • Life skill remaja
Pemeriksaan & neonatal bayi Deteksi Dini keswa anak usia sekolah
Kehamilan • Pemantauan perkembangan
Pelayanan PUS & WUS • Deteksi Dini Keswa Anak
• Konseling Pranikah • Deteksi Dini Keswa Ibu
• Pola asuh dan tumbuh kembang anak
Hamil • Deteksi dini pd gg perkembangan anak
• Stimulasi Janin dalam Kan-
dungan • Deteksi dini Keswa Bulin, Bufas dan Buteki Deteksi Dini melalui
Penjaringan Anak
Sekolah dan 38
Pemeriksaan Berkala
dengan instrumen SDQ
Strength and Difficulties Questionnaire – SDQ
• Deteksi dini dapat menggunakan kuesioner SDQ yang mudah dilakukan
baik di sekolah maupun komunitas lainnya.
• SDQ adalah kuesioner untuk deteksi dini masalah perilaku dan emosi pada
anak dan remaja berusia 4 – 18 tahun.
• Berisi 25 pernyataan yang terdiri dari :
1) Domain Masalah emosi (5 butir);
2) Domain Masalah perilaku (5 butir);
3) Domain Hiperaktivitas / inatensi (5 butir);
4) Domain Masalah hubungan dengan teman sebaya (5 butir);
5) Domain Perilaku pro-sosial yang mendukung (5 butir).
• Menentukan nilai masing-masing domain dengan menjumlahkan nilai dari
pernyataan domain masalah emosi, masalah tingkah laku, masalah
perilaku hiperaktivitas, masalah dengan teman sebaya dan prososial.
Strength
and
Difficulties
Questionn
aire
(SDQ)
Skorin
g
Skoring
Tidak Agak Benar Kecuali:
benar Benar • Pertanyaan 7 (C2) , 11 (P2), 14 (P3), 21 (H4) dan 25
0 1 2 (H5)
• Skoring terbalik
1. Gejala
• Total Emosional (E)
E= E1+E2+E3+E4+E5
5. Perilaku Prososial (Pr)
• Total Prososial (Pr)= Pr1+Pr2+Pr3+Pr4+Pr5
(pertanyaan nomor 3 + 8 + 13 + 16 + 24) (pertanyaan nomor 1 + 4 + 9 + 17 + 20)
2. Masalah
• Total Perilaku (C)
C= C1+C2+C3+C4+C5
(pertanyaan nomor 5 + 7 + 12 + 18 + 22)
3. Hiperaktifitas
• Total (H)
H = H1+H2+H3+H4+H5
(pertanyaan nomor 2 + 10 + 15 + 21 + 25)
4. Masalah
• Total Teman Sebaya (P)
P = P1+P2+P3+P4+P5
(pertanyaan nomor 6 + 11 + 14 + 19 + 23)
Interpretasi
SDQ Bukan alat diagnosis, hanya alat deteksi dini
Pendidik mengajak bicara dan mendengarkan keluh kesah peserta didik dengan sabar
dan penuh perhatian, libatkan juga orangtua peserta didik dan teman-teman di kelas
untuk membantu
Pencegahan (Preventif)
• Deteksi dini atau penapisan awal kepada seluruh peserta didik dengan cepat
dan bersifat masal
KETAHANAN MENTAL
KETERAMPILAN SOSIAL
PENGERTIAN
Adalah:
• suatu kemampuan menyusun pola pikir dan perilaku
• menjadi serangkaian kegiatan terintegrasi & dpt
diterima oleh lingkungan budaya setempat
• bertujuan interpersonal menuju perilaku hidup sehat
fisik, mental dan sosial
KONSEP DASAR LIFE SKILLS
TUJUAN
• Memberikan pengetahuan dan pemahaman pd remaja
tentang 10 kompetensi sosial
• Menumbuhkan sikap dan kepedulian remaja terhadap
masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan menerapkan
10 kompetensi sosial
• Meningkatkan kemampuan remaja untuk mengatasi
masalah dalam kehidupan sehari-hari secara efektif
melalui penerapan 10 kompetensi sosial
Konsep Dasar
Kesadaran
Mengatasi Diri Empati
Stress
Pengambil
Pengendal an
ian Emosi Keputusan
10 Komponen
Keterampilan Sosial
(Life Skills) Pemecah
Hubungan an
Interpersonal Masalah
Komunika Berpikir
si Efektif Berpikir Kritis
Kreatif
KONSEP DASAR LIFE SKILLS