Anda di halaman 1dari 59

DETEKSI DINI DAN

TATALAKSANA
GANGGUAN JIWA
PADA ANAK SEKOLAH
Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya
untuk Indonesia Raya

DINAS KESEHATAN
PROVINSI JAWA TENGAH
2022 1
AGENDA

01 02 03 04 05
Deteksi Dini Alur Rujukan
Deteksi Dini BUSINESS
Masalah Arah Kebijakan Keswa Anak Menggunakan Dan
Kesehatan Jiwa dan Strategi Sekolah SDQ Tatalaksana
dan Napza Terintegrasi
Dengan Uks
KESEHATAN JIWA

Kesehatan Jiwa Adalah Kondisi Dimana Seorang Individu


Dapat Berkembang Secara Fisik, Mental, Spiritual, Dan Sosial
Sehingga Individu Tersebut Menyadari Kemampuan Sendiri,
Dapat Mengatasi Tekanan, Dapat Bekerja Secara Produktif,
Dan Mampu Memberikan Kontribusi Untuk Komunitasnya.

UU No 18 Th 2014 Tentang Kesehatan Jiwa


UU Keswa 18/2014
Sehat Risiko Gangguan

kondisi seorang individu Orang Dengan Masalah Ke- Orang Dengan Gangguan
dapat berkembang secara jiwaan: org yg mempunyai Jiwa : org yg mengalami
fisik, mental, spiritual, masalah fisik, mental, gangguan pikiran, perlaku,
dan sosial, menyadari sosial, pertumbuhan dan dan perasaan yg termani-
kemampuannya, dapat perkembangan dan atau festasi dlm bentuk
mengatasi tekanan, pro- kualitas hidup sehingga sekumpulan gejada dan
duktif, dan mampu mem- memiliki risko mengalamai atau perubahan perilaku
berikan kontribusi untuk gangguan jiwa yang menimbulkan hen-
komunitasnya daya dan penderitaan
01
Masalah Kesehatan
Jiwa dan Napza
Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza
• Prevalensi
DETEKSI DINI
tinggi
MASALAH
• Kesenjangan
KESEHATAN JIWA
pengobatan
DAN NAPZA
tinggi
• Beban global
Perlu Mengupayakan:
Rendahnya: • Interven • Yang sehat
tinggi • Peningkatan
• Pengetahuan • Stigma dan pengetahuan si dini tetap sehat
• Kesadaran diskriminasi • Peningkatan • Yang berisiko
• Pemerat
• Kurangnya akses layanan
• Penerimaan • Penatalaksana aan menjadi sehat
SDM keswa jiwa
masyarakat an yang efektif akses
• Terbatasnya
layanan • Yang gangguan
akses
layanan di jiwa menjadi
• Hak Asasi layanan mandiri dan
Manusia primer produktif
• Tingginya
Biaya
Sehat
KUALITAS
Perawatan HIDUP
Jiwa
MASALAH KESWA ANAK & REMAJA

GANGGUAN MASALAH
PERKEMBANG EMOSI
BUNUH AN DAN
DIRI GANGGUA
ANAK N
PERILAKUCEMAS
JALANA
N DAN
MASALAH DEPRESI
RELASI
INTERPERSON KESEHATAN MASALA
AL &
KESEPIAN
JIWA ANAK & H
REMAJA BELAJAR

DISABILIT KEKERASA
AS N
ADIKSI
GAME ON DAMPAK PERUNDUNG
LINE, AN
ROKOK,
PORNOGR AKOHOL, (BULLYING)
AFI DAN
NAPZA
Masalah Kesehatan Jiwa pada Anak Remaja
Kekerasan pada Anak
Adiksi Internet dan Penyalahgunaan NAPZA

(Siste & Murtani et al, 2020) BNN 2018


Gangguan Mental Emosional, Depresi, dan Bunuh Diri
Proporsi (%) Faktor Risiko terkait Kesehatan
Jiwa pada Pelajar SMP dan SMA
Laki-laki Perempuan

52.9
46.8
39.9 37.7

4.5 6.5

8,07% 4,95% usia 15 10,6% Merasa Kesepian Khawatir Ingin Bunuh Diri
usia 15-24 -24 kematian
tahun tahun akibat PREVALENSI GANGGUAN JIWA RISKESDAS 2018
mengalami mengalami bunuh diri Skizofrenia/ Psikotik (0,25%)
gangguan Depresi terjadi
mental pada usia Depresi (4,4%)
emosional 10-20
Gangguan Mental Emosional (7,7%)
tahun

0.00% 1.00% 2.00% 3.00% 4.00% 5.00% 6.00% 7.00% 8.00% 9.00%

Sumber Riskesdas, 2018, SRS, 2016-2018, GSHS, 2015


Remaja Sehat & Bertanggung Jawab

● Sehat secara fisik (tidak tertular penyakit, tidak menyebabkan kehamilan di usia dini,
tidak menyakiti atau merusak kesehatan orang lain)

● Sehat secara mental (percaya diri, mampu menyampaikan perasaan/pikiran, mampu


berkomunikasi, mampu mengambil keputusan dengan mempertimbangkan resiko
dan siap menerima resikonya)

● Sehat secara sosial (mampu mempertimbangkan nilai-nilai sosial yang ada


disekitarnya dan mampu menyesuaikan diri dengan nilai dan norma yang ada)

Perlu Peningkatan Kemampuan Mengatasi Masalah (Life Skill) melalui


Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS)
02
PROGRAM
KESEHATAN JIWA
ANAK REMAJA
SASARAN Prioritas RPJMN IV
PEMBANGUNAN 2020 - 2024
2020 - 2024

Mewujudkan masyarakat Indonesia


yang mandiri, maju, adil dan makmur
melalui percepatan pembangunan di
berbagai bidang dengan menekankan
terbangunnya struktur perekonomian
yang kokoh berlandaskan keunggulan
kompetitif di berbagai wilayah yang
didukung oleh SDM berkualitas dan
berdaya saing
Kebijakan Kesehatan
Kebijakan KesehatanUsia Sekolah
Usia Sekolah dandan Remaja
Remaja

Gerakan Masyarakat Sehat : Fisik, Psikis, Sosial


Hidup Sehat UU No Pasal 79 : Kesehatan Sekolah
- Kemendikbud : UKS Sesuai Standar
36/2009
di sekolah , KTR, Peningkatan ttg Pasal 8:
Aktifitas Fisik Instruksi Kesehata Upaya promotif di lingkungan lembaga
- Kemenag : UKS sesuai standar di Presiden No n UU No pendidikan
Madrasah dan Pesantren , KTR, 1 / 2017 ttg 18/2014 a. menciptakan suasana belajar-mengajar
Peningkatan Aktifitas Fisik yang kondusif bagi pertumbuhan dan
Gerakan ttg
- Kemenkes : Kampanye Germas dan perkembangan jiwa; dan
dteksi dini Masyarakat PB 4 Kesehata
b. b. keterampilan hidup terkait Kesehatan
- Kemendagri : SE tuntuk pemda Hidup Sehat Menteri n Jiwa Jiwa bagi peserta didik sesuai dengan
entang Germas tahap perkembangannya.
- Pemda : kebijakan Germas, KTR, tahun
Olahraga Komunal
Permenko 2014 ttg PP No 2 / 2018 SPM bagi Kab/Kota
RAN No UKS/M ttg SPM
RAN Kesejahteraan 1/2022 ttg Pernyataan Standar :
Peningkatan Permenkes Pelayanan Kesehatan Bagi Anak
Usekrem No 26 /
Kesejahteraan Usia Pendidikan Dasar
Indikator, target dan kegiatan 2019 ttg
Anak Usia 1. Skrining Kesehatan 1x/thn
Kementerian/Lembaga terkait
peningkatan kesejahteraan usia
Sekolah Dan Juknis SPM 2. Tindak Lanjutnya
Remaja Permenkes Bidang Pelaksana : Puskesmas dan
sekolah dan remaja
No 25 / 2014 Kesehatan Sekolah/Madrasah/Pesantren /Panti, TP
ttg Upaya UKS, Pemerintah daerah
Kesehatan
Anak Upaya Kesehatan Anak
Upaya Kesehatan bagi anak usia
sekolah dan remaja dilaksanakan
minimal melalui UKS dan PKPR
ARAH KEBIJAKAN
1. Terwujudnya masyarakat peduli kesehatan jiwa
2. Terwujudnya Pelayanan Jiwa & NAPZA Yang Komprehensif
3. Terwujudnya Upaya Keswa Dan NAPZA Berbasis Masyarakat

Prioritas Upaya Keswa Napza


1. Peningkatan pengetahuan masyarakat melalui promosi kesehatan jiwa
2. Deteksi dini masalah keswa dan Napza
3. Penanggulangan gangguan mental emosional
4. Penanggulangan depresi
5. Penanggulangan orang dengan gangguan jiwa berat
6. Rehabilitasi medis penyalahguna Napza
STRATEGI
1. Penguatan regulasi Masalah Keswa dan NAPZA;
2. Peningkatan kapasitas dan mutu Sumber Daya Keswa dan NAPZA.
3. Peningkatan promosi kesehatan Keswa dan NAPZA;
4. Advokasi dan Sosialisasi Program P2MKJN;
5. Peningkatan jejaring kemitraan Masalah Keswa dan NAPZA (MKJN) dengan lintas
program dan lintas sektor;
6. Pencegahan dan pengendalian Keswa dan penyalahgunaan NAPZA terintegrasi di
Fasyankes/PKM dalam kerangka JKN;
7. Peningkatan peran serta komunitas, masyarakat, mitra dan multisektor lainnya dalam
pencegahan MKJN;
8. Pencegahan dan Pengendalian Keswa dan penyalahgunaan NAPZA berbasis keluarga,
masyarakat, institusi pendidikan, lingkungan kerja;
9. Pengembangan dan Penguatan Surveilans MKJN dengan optimalisasi IT;
10. Perluasan riset dan inovasi untuk tersedianya data kematian karena bunuh diri dan
penyalahgunaan NAPZA secara berkesinambungan;
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
RENCANA AKSI NASIONAL
Indikator Renstra , Perpres 72 / 2021 dan SPM
Terkait Pelayanan Kesehatan Pada Anak Usia Sekolah dan Remaja
Remaja Target
No. Indikator Komponen Definisi Operasional
2022 2023 2024
1. Persentase Puskesmas Renstra Kemenkes Pembinaan UKS , PKPR , Puskesmas melaksanakan pembinaan ke 70% 80% 90%
yang melaksanakan 2020-2024 Model Sekolah/ Madrasah sekolah minimal mencakup 50% (jumlah
pembinaan ke sekolah Sehat dalam : sekolah SD, SMP, SMA sederajat) di wilayah
4 kali setahun •Pendidikan Kesehatan kerjanya sebanyak 4 kali/ tahun untuk
•Pelayanan Kesehatan mengaktifkan trias UKS (pendidikan
•Pembinaan Lingkungan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan
sekolah pembinaan lingkungan sehat)

2. Persentase Remaja Renstra Kemenkes Pemberian dan konsumsi Remaja Puteri bersekolah di tingkat SMP- 54% 75% 90%
Puteri mengonsumsi 2020-2024 TTD di Sekolah SMP dan SMA atau sederajat mengonsumsi TTD
Tablet Tambah Darah SMA / sederajat (mengandung zat besi setara dengan 60
(TTD) mg besi elemental dan 0,4 mg asam folat)
Perpres secara rutin 1 tablet setiap minggu 45% 50% 58%
72/2021tentang Pencatatan –pelaporan
pemantauan konsumsi minimal 26 tablet dalam setahun
Percepatan
Penurunan Stunting TTD

3 Pelayanan Kesehatan SPM Kab/ Kota Penjaringan kesehatan Setiap anak pada usia pendidikan dasar 100% 100% 100%
Usia Pendidikan Dasar Bidang Kesehatan Pemeriksaan kesehatan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar. Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota wajib melakukan
pelayanan kesehatan sesuai standar pada
anak usia pendidikan dasar di dalam dan
luar satuan pendidikan dasar di wilayah
kerja kabupaten/kota dalam kurun waktu
satu tahun ajaran.
Upaya Promotif Preventif Kesehatan Jiwa Selama Perkembangan
Anak remaja dan dewasa muda merupakan target utama dalam hal
meningkatkan kesehatan jiwa
• Yang sehat tetap sehat
• Yang berisiko menjadi sehat jiwa
• Yang gangguan jiwa menjadi Upaya Promotif
mandiri dan produktif Preventif:
• Konseling pra nikah
• Parenting skill
training
• Social skill training
• Bullying prevention
• Suicide prevention
• Sex Education
• Management stress
• Pencegahan dan
penyalahgunaan
Napza
Upaya Promotif - Preventif Kesehatan Jiwa
• Pendekatan Siklus Kehidupan (Continuum of Care) dan Kelompok Risiko (Population at Risk)
• Deteksi dini keswa
• Terintegrasi pada semua tingkat layanan kesehatan dan kegiatan LP/LS lansia
Lansia • (demensia/ de-
presi, dll)
Dewasa
• Keswa dewasa
• Deteksi dini melalui
Posbindu & Pandu
n • Cegah pasung dan
idupa Pelayanan bagi remaja
a keh Keswa Remaja
repasung
ertam Pelayanan bagi anak SD • Deteksi Dini Keswa Remaja
r i p
a
00 0h Pelayanan bagi balita
• Skrining ASSIST
1 • Posbindu Cerdik di Sekolah
Persalinan, nifas Pelayanan bagi • Life skill remaja
Pemeriksaan & neonatal bayi Deteksi Dini keswa anak usia sekolah
Kehamilan • Pemantauan perkembangan
Pelayanan PUS & WUS • Deteksi Dini Keswa Anak
• Konseling Pranikah • Deteksi Dini Keswa Ibu
• Pola asuh dan tumbuh kembang anak
Hamil • Deteksi dini pd gg perkembangan anak
• Stimulasi Janin dalam Kan-
dungan • Deteksi dini Keswa Bulin, Bufas dan Buteki
Deteksi Dini melalui
UKS
(Penjaringan Anak
23

Sekolah dan
Pemeriksaan Berkala
dengan instrumen SDQ)
03
DETEKSI DINI KESWA ANAK
SEKOLAH TERINTEGRASI
DENGAN UKS
Upaya Pelayanan Kesehatan
Anak Usia Sekolah dan Remaja
 Pelayanan medis
 KIE kesehatan
1. Pelayanan Dalam Gedung  Konseling
 PKHS
PKPR
 Rujukan

2. Pelayanan Luar Gedung


20% Posyandu Remaja
80% di luar sekolah UKBM mendekatkan layanan kesehatan
dilaksanakan dari dan oleh remaja
di sekolah
Pembinaan kesehatan
Usaha Kesehatan Sekolah PPAM Kespro remaja
di Panti/ Lapas
Pelayanan kesehatan reproduksi remaja
Penerapan kegiatan Trias UKS secara kongkrit di Pelayanan kesehatan,KIE kesehatan, pada situasi bencana
keseharian sekolah
Konseling ,PKHS, Rujukan
Sekolah/Madrasah sehat Saka Bakti Husada
Krida Bina Keluarga Sehat memberikan
Peningkatan peran tim pembina UKS (4
kecakapan khusus tentang pembinaan
Kementerian)
Keluarga Sehat kepada remaja/pramuka
penggalang dan pendega
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Meningkakan mutu
pendidikan dan prestasi
belajar peserta didik
dengan meningkatkan
perilaku hidup bersih dan
sehat serta menciptakan
lingkungan pendidikan
yang sehat, sehingga
memungkinkan
pertumbuhan dan
perkembangan yang
harmonis
Usaha Kesehatan Sekolah/ Madrasah
PELAYANAN KESEHATAN
 Penjaringan Kesehatan
 Pemeriksaan Berkala
 Imunisasi (BIAS)
 P3K
 Pemberiat Tablet Tambah Darah (TTD)
 Pemberian obat cacing
Pelayanan
Kesehatan
PEMBINAAN LINGKUNGAN
SEKOLAH SEHAT
•Pemeliharaan sanitasi
PENDIDIKAN KESEHATAN
sekolah
•Literasi kesehatan
•Pengelolaan sampah
•Pembiasaan PHBS
•Perawatan Kebun sekolah
•Pendidikan Gizi TRIAS UKS •Pembinaan kantin sehat
•Peningkatan Aktifitas Fisik Pembinaan
Pendidikan Lingkungan •Pemberantasan sarang
•Pendidikan Kesehatan Kesehatan Sekolah Sehat
nyamuk
Reproduksi
•Penerapan Kawasan sekolah
•Pendidikan Keterampilan
bebas rokok (KTR), NAPZA
Hidup Sehat
(KTN), kekerasan (KTK)
•Pembinaan Kader
•Pencegahan kekerasan dan
Kesehatan Sekolah
pornografi
Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan Berkala pada
Anak Usia Sekolah
Pengisian Kuesioner Pemeriksaan Fisik

1 Riwayat kesehatan 1 Status gizi


2 Riwayat imunisasi 2 Tanda vital (tekanan darah,
frekuensi nadi, frekuensi
pernapasan dan suhu)
3 Gaya hidup (sarapan, jajan, 3 Kebersihan diri
risiko merokok dan minum
minuman beralkohol, NAPZA)
4 Kesehatan intelegensia 4 Kesehatan penglihatan
5 Kesehatan mental emosional 5 Kesehatan pendengaran

6 Kesehatan reproduksi 6 Kesehatan gigi


8 Kebugaran Jasmani
Deteksi Dini Masalah Kesehatan Jiwa
di Sekolah/ Madrasah
Tujuan Deteksi Dini
• Untuk mendeteksi secara dini adanya masalah mental
emosional pada peserta didik  tatalaksana awal
• Membantu guru:
– mengenal tingkat kesulitan dan kekuatan pada anak peserta didik
– mengenal permasalahan emosi yang dihadapi oleh peserta didik
sehingga guru dapat lebih dini memberikan intervensi positif
– memberikan metode pengajaran
– Sebagai bahan tindak lanjut bagi sekolah dalam meningkatkan
kualitas peserta didik sehingga diharapkan prestasi siswa di sekolah
dapat meningkat.
ALUR DETEKSI DINI KESEHATAN JIWA
4-18 tahun > 18 tahun
Gangguan Mental Emosional (GME)
Sehat Risiko Gangguan

Deteksi Dini
dengan SDQ, GME
SRQ, ASSIST

PENGERTIAN
Gangguan mental emosional adalah perubahan dalam pikiran,
perasaan dan perilaku yang dapat mengganggu aktivitas sehari-
hari, tapi tidak dijumpai tanda dan gejala gangguan dalam daya
nilai realita.
KELOMPOK GANGGUAN JIWA YANG PALING BANYAK

• Merasa murung, mudah sedih


• Hilang minat & ketertarikan terhadap aktivitas yang biasanya menyenangkan DEPRESI
• Perasaan mudah lelah, gangguan lambung, sakit kepala, atau keluhan
fisik lain yang berkepanjangan
• Gangguan tidur

•Pikiran, rencana, tindakan menyakiti diri sendiri atau bunuh diri yang MENYAKITI
dimiliki saat ini / riwayat sebelumnya DIRI/USAHA
BUNUH DIRI
• Merasa kuatir atau takut yang berlebihan
• Merasa gelisah atau tidak dapat duduk tenang ANSIETAS
• Mudah berkeringat dingin, berdebar-debar, gemetar, keluhan fisik lain seperti
pusing, mual
• Mengalami ketakutan atau mempunyai pikiran-pikiran tidak masuk akal
(merasa seseorang bermaksud mencelakai, curiga berlebihan, orang-orang
membicarakan dirinya) – (waham) PSIKOSIS
• Melihat bayangan atau suara-suara yang tidak jelas sumbernya (halusinasi)
• Gejala manik (gembira abnormal, terlalu bersemangat, banyak bicara,
mudah tersinggung)
Jenis-jenis Gangguan Mental Anak dan Remaja (DSM-
V)
Gangguan mental pada anak dan remaja:
 Retardasi mental  Perilaku menentang
 Gangguan bahasa  Ggn perpisahan
 Autisme  Mutisme selektif
 Gangguan pemusatan  Gangguan mood
perhatian dan hiperaktif  Gangguan makan (PICA)
 Ggn belajar  Gangguan stres pasca
 Ggn motorik (Sindrom trauma
Tourette)  Penyalahgunaan zat
 Ggn penyesuaian
Gangguan jiwa anak dan remaja
Gangguan jiwa paling sering anak usia 3-17 tahun:
• ADHD : 6.8%
• Obat-obat terlarang (4.7%) (khusus remaja)
• Alkohol (4.2%) (khusus remaja)
• Gangguan Perilaku : 3.5%
• Kecemasan : 3.0%
• Depresi : 2.1%
• Autisme : 1.1%
• Sindrom Tourette : 0.2% (usia 6–17 tahun)
(CDC, 2018)
04
DETEKSI DINI
MENGGUNAKAN SDQ
Pada Anak Remaja Perlu Dilakukan
• Deteksi dini
• Tatalaksana awal dan rujukan
• Peningkatan kemampuan mengatasi masalah
(life skill) - Pendidikan Keterampilan Hidup
Sehat (PKHS)
Upaya Promotif - Preventif Kesehatan Jiwa
• Pendekatan Siklus Kehidupan (Continuum of Care) dan Kelompok Risiko (Population at Risk)
• Deteksi dini keswa
• Terintegrasi pada semua tingkat layanan kesehatan dan kegiatan LP/LS lansia
Lansia • (demensia/ de-
presi, dll)
Dewasa
• Keswa dewasa
• Deteksi dini melalui
Posbindu & Pandu
n • Cegah pasung dan
idupa Pelayanan bagi remaja
a keh Keswa Remaja
repasung
ertam Pelayanan bagi anak SD • Deteksi Dini Keswa Remaja
r i p
a
00 0h Pelayanan bagi balita
• Skrining ASSIST
1 • Posbindu Cerdik di Sekolah
Persalinan, nifas Pelayanan bagi • Life skill remaja
Pemeriksaan & neonatal bayi Deteksi Dini keswa anak usia sekolah
Kehamilan • Pemantauan perkembangan
Pelayanan PUS & WUS • Deteksi Dini Keswa Anak
• Konseling Pranikah • Deteksi Dini Keswa Ibu
• Pola asuh dan tumbuh kembang anak
Hamil • Deteksi dini pd gg perkembangan anak
• Stimulasi Janin dalam Kan-
dungan • Deteksi dini Keswa Bulin, Bufas dan Buteki Deteksi Dini melalui
Penjaringan Anak
Sekolah dan 38
Pemeriksaan Berkala
dengan instrumen SDQ
Strength and Difficulties Questionnaire – SDQ
• Deteksi dini dapat menggunakan kuesioner SDQ yang mudah dilakukan
baik di sekolah maupun komunitas lainnya.
• SDQ adalah kuesioner untuk deteksi dini masalah perilaku dan emosi pada
anak dan remaja berusia 4 – 18 tahun.
• Berisi 25 pernyataan yang terdiri dari :
1) Domain Masalah emosi (5 butir);
2) Domain Masalah perilaku (5 butir);
3) Domain Hiperaktivitas / inatensi (5 butir);
4) Domain Masalah hubungan dengan teman sebaya (5 butir);
5) Domain Perilaku pro-sosial yang mendukung (5 butir).
• Menentukan nilai masing-masing domain dengan menjumlahkan nilai dari
pernyataan domain masalah emosi, masalah tingkah laku, masalah
perilaku hiperaktivitas, masalah dengan teman sebaya dan prososial.
Strength
and
Difficulties

Questionn
aire
(SDQ)
Skorin
g
Skoring
Tidak Agak Benar Kecuali:
benar Benar • Pertanyaan 7 (C2) , 11 (P2), 14 (P3), 21 (H4) dan 25
0 1 2 (H5)
• Skoring terbalik

Total kesulitan Kekuatan


(Total E + C + H + P) (Pr)
Menjumlahkan semua ranah kecuali perilaku prososial

1. Gejala
• Total Emosional (E)
E= E1+E2+E3+E4+E5
5. Perilaku Prososial (Pr)
• Total Prososial (Pr)= Pr1+Pr2+Pr3+Pr4+Pr5
(pertanyaan nomor 3 + 8 + 13 + 16 + 24) (pertanyaan nomor 1 + 4 + 9 + 17 + 20)
2. Masalah
• Total Perilaku (C)
C= C1+C2+C3+C4+C5
(pertanyaan nomor 5 + 7 + 12 + 18 + 22)
3. Hiperaktifitas
• Total (H)
H = H1+H2+H3+H4+H5
(pertanyaan nomor 2 + 10 + 15 + 21 + 25)
4. Masalah
• Total Teman Sebaya (P)
P = P1+P2+P3+P4+P5
(pertanyaan nomor 6 + 11 + 14 + 19 + 23)
Interpretasi
SDQ Bukan alat diagnosis, hanya alat deteksi dini

Normal Garis ambang/ Abnormal


borderline • Masalah perilaku dan
• Memiliki potensi emosi.
 Promosi untuk • Kategori ini menjadi
Kesehatan mengalami perhatian utama.
Jiwa masalah emosi • Harus dilakukan
dan perilaku. pemeriksaan
 Lakukan
• Perlu observasi/ lanjutan lainnya.
skrining setiap evaluasi. • Rekomendasi:
6 bulan. • Rekomendasi: Melakuan
Melakukan perujukan ke
Konseling oleh fasilitas kesehatan
guru karena anak untuk pemeriksaan
memerlukan lebih lanjut.
observasi maupun
05
ALUR RUJUKAN
DAN TATALAKSANA
TATA LAKSANA SKRINING
SDQ KESEHATAN JIWA ANAK REMAJA
Normal Borderline Abnormal

• Konseling oleh guru


Promosi Pemeriksaan lanjutan,
• Rujuk ke Fasyankes
Kesehatan wawancara psikiatrik
• Promosi Kesehatan Jiwa
Jiwa multidisiplin
• Prevensi gangguan jiwa

Tidak ada gangguan Ada diagnosis gangguan


jiwa jiwa

Promosi Kesehatan Jiwa,


Tatalaksana multidisiplin
Prevensi gangguan jiwa
Materi Promosi Kesehatan Jiwa pada Remaja
Normal

Tugas perkembangan usia remaja (identity)


Promosi
Kesehatan Tugas perkembangan usia remaja (aspek perkembangan
Jiwa fisiologis, kognitif, sosial, emosi, moral, spiritualitas dan
kepribadian)

Pengertian sehat jiwa, risiko (ODMK), sakit (ODGJ)


Stimulasi perkembangan
Manajemen stres
Keterampilan Sosial / Life Skill/ PKHS
INTERVENSI MASALAH KESEHATAN JIWA DI SEKOLAH
Gunakan instrument skrining SDQ

Hasil skrining, bermasalah perilaku dan emosi

Pendidik mengajak bicara dan mendengarkan keluh kesah peserta didik dengan sabar
dan penuh perhatian, libatkan juga orangtua peserta didik dan teman-teman di kelas
untuk membantu

Tentukan pokok permasalahannya, dan coba atasi dengan fasilitas dan


kemampuan di sekolah

Apabila ada perubahan, tetap lakukan observasi jika tidak ada


perubahan/sulit diatasi, rujuk ke puskesmas atau rumah sakit terdekat
PELAYANAN KESEHATAN JIWA DI
SEKOLAH/MADRASAH
Peningkatan kesehatan jiwa (Promotif)
• Penyuluhan kesehatan termasuk penyuluhan masalah emosi, perilaku dan
latihan keterampilan sosial

Pencegahan (Preventif)
• Deteksi dini atau penapisan awal kepada seluruh peserta didik dengan cepat
dan bersifat masal

Tatalaksana dan Pemulihan masalah kesehatan jiwa


• Intervensi dini berupa psikoedukasi dan konseling (guru dan teman sebaya)
• Pembinaan dan konseling kepada keluarga
• Bila permasalahan tidak dapat ditangani di sekolah dapat dirujuk ke Puskesmas
atau Rumah sakit
UPAYA MENINGKATKAN KESWA DI SEKOLAH

A. PENINGKATAN HARGA DIRI


B. PENGELOLAAN EMOSI DAN PERILAKU
C. PENYALURAN AGRESIFITAS
D. PELATIHAN KETERAMPILAN SOSIAL LAINNYA
(LIFE SKILLS)
KETERAMPILAN SOSIAL

KETAHANAN MENTAL
KETERAMPILAN SOSIAL

• Perilaku positif dan adaptif yg


memungkinkan individu secara efektif
menghadapi kebutuhan dan tantangan
kehidupan sehari-hari
KONSEP DASAR LIFE SKILLS

PENGERTIAN
Adalah:
• suatu kemampuan menyusun pola pikir dan perilaku
• menjadi serangkaian kegiatan terintegrasi & dpt
diterima oleh lingkungan budaya setempat
• bertujuan interpersonal menuju perilaku hidup sehat
fisik, mental dan sosial
KONSEP DASAR LIFE SKILLS
TUJUAN
• Memberikan pengetahuan dan pemahaman pd remaja
tentang 10 kompetensi sosial
• Menumbuhkan sikap dan kepedulian remaja terhadap
masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan menerapkan
10 kompetensi sosial
• Meningkatkan kemampuan remaja untuk mengatasi
masalah dalam kehidupan sehari-hari secara efektif
melalui penerapan 10 kompetensi sosial
Konsep Dasar

Kesadaran
Mengatasi Diri Empati
Stress
Pengambil
Pengendal an
ian Emosi Keputusan
10 Komponen
Keterampilan Sosial
(Life Skills) Pemecah
Hubungan an
Interpersonal Masalah 

Komunika Berpikir
si Efektif Berpikir Kritis
Kreatif
KONSEP DASAR LIFE SKILLS

 Kekurangan dlm keterampilan sosial dpt


bermanifestasi:
 buruknya hubungan sesama teman sebaya
 isolasi social
 kesulitan menyelesaikan masalah
 perilaku lainnya yg tak sesuai dg usia, budaya setempat
dan derajat intelektual
 Keterampilan sosial yg digunakan pd situasi yg
sesuai disebut kompetensi sosial.
KONSEP DASAR LIFE SKILLS
keterampilan sosial perlu diulang dan dilatihkan berkali-
kali shg menjadi terampil dlm menggunakannya
Remaja berperan aktif mengemukakan perasaan,
pendapat dan pengalaman mereka.
Tidak ada jawaban yang salah atau benar, yang ada
hanya perilaku yang kurang sesuai atau yang lebih
sesuai.
Pelatih berfungsi sbg fasilitator tdk menggurui tp hanya
memfasilitasi agar berjalan lancar. Perlu memahami cara
menjadi fasilitator yg baik
PENUTUP
• Kita harus mencetak siswa yang tidak saja memiliki
keterampilan akademis, tetapi juga memiliki mental yang
tangguh dan kepribadian yang matang  mereka
mampu menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan
• Deteksi dini merupakan upaya pencegahan dengan
menemukan lebih awal adanya masalah kesehatan jiwa
sehingga dapat segera dilakukan intervensi
GENERASI PENERUS BANGSA SEHAT DAN TANGGUH

Anda mungkin juga menyukai