Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Dalam rangka mewujudkan Auditor yang andal,


profesional, dan dapat menerapkan aturan Jabatan
Fungsional Auditor (JFA) secara benar, mutlak
diperlukan pemahaman akan aturan JFA guna
menjamin kelancaran pelaksanaan tugas, serta
perolehan angka kredit, sehingga mendorong Auditor
untuk lebih produktif berdasarkan sistem karier dan
prestasi kerja.
Buku Saku Aturan Jabatan Fungsional Auditor
(JFA) ini merupakan rangkuman hal-hal penting dari
Permenpan 220 Tahun 2008 tentang Jabatan
Fu ngsional Au ditor dan Angka Kreditnya,
diharapkan menjadi panduan yang
memahami aturan JFA, mencakup definisi
singkat Auditor,
dalam
bagaimana caranya untuk menjadi Auditor dan
persyaratannya, jenjang jabatan dan pangkat auditor,
kegiatan yang dinilai angka kreditnya, organisasi dan
tata kerja, kenaikan jabatan dan pangkat, alih
jabatan, pembebasan sementara dari jabatan Auditor,
pengangkatan kembali menjadi Auditor,
pemberhentian dari jabatan Auditor, serta upaya
peningkatan kompetensi Auditor.
Akhirnya, semoga bu ku saku ini
membantu dalam memahami dapat JFA
cepat dan mudah. aturan secara

Palu, Oktober 2015


Kepala
Perwakilan,

Achdiman Kartadimadja
NIP 19581010 198803 1 001
Buku Saku Jabatan Fungsional
Auditor

JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR (JFA)


Merupakan salah satu jenis jabatan fungsional, yang
berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional
bidang pengawasan di lingkungan Aparat Fungsional
Intern Pemerintah (APIP).
Jabatan Fungsional Auditor merupakan jabatan karier,
yang hanya dapat diduduki oleh seseorang yang telah
Au ditor dalam
berstatus Pegawaimelaksanakan
Negeri Sipil (PNS).
tugasnya bertanggung
jawab kepada pimpinan instansi pengawasan yang
bersangkutan, sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
DASAR HUKUM
Dasar hukum yang mengatur tentang Jabatan
Fungsional Auditor (JFA) antara lain:
1. Permenpan Nomor: PER/220/M.PAN/7/2008 tentang
Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya;
2. Peraturan Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN
Nomor: PER-1310/K/JF/2008 dan Nomor 24 Tahun
2008 tentang Juklak Jabatan Fungsional Auditor dan
Angka Kreditnya;
3. Perka BPKP Nomor: PER-707/K/JF/2009 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Penilaian Angka Kredit
Auditor.
4. Perka BPKP Nomor : PER-708/K/JF/2009 tentang
Penilaian dan Penetapan Angka Kredit Auditor.
5. Perka BPKP Nomor : PER-709/K/JF/2009 tentang
Pelaksanaan Pengangkatan, Kenaikan Jabatan/
Pangkat, Pembebasan Sementara, Pengangkatan
Kembali, dan Pemberhentian Dalam dan Dari
Jabatan Fungsional Auditor.

1
Buku Saku Jabatan Fungsional
Auditor
PENGERTIAN
1. Auditor merupakan jabatan yang mempunyai ruang
lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang
untuk melakukan pengawasan intern pada instansi
pemerintah, lembaga dan/atau pihak lain yang di
dalamnya terdapat kepentingan Negara, sesuai
dengan perundang-undangan, yang diduduki oleh
PNS dengan hak dan kewajiban yang diberikan
secara penuh oleh pejabat yang berwenang.
2. Angka Kredit adalah satuan nilai dari tiap butir
kegiatan dan/atau akumulasi kegiatan yang harus
diperoleh Auditor, yang merupakan penilaian
prestasi kerja sebagai salah satu syarat untuk
pengangkatan, kenaikan jabatan, dan/atau pangkat.
3. Tim Penilai Angka Kredit Auditor adalah Tim yang
dibentuk dan ditetapkan oleh Pejabat Yang
Berwenang Menetapkan Angka Kredit, yang bertugas
untuk memberikan pertimbangan dan menilai
prestasi kerja Auditor.
4. Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis,
dan evaluasi yang dilakukan secara independen,
objektif, dan profesional berdasarkan standar audit,
untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas,
efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi
pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah.
5. Instansi Pembina Jabatan Fungsional Auditor adalah
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunann
(BPKP), dengan tugas pokok melakukan pembinaan
atas JFA, sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.

2
Buku Saku Jabatan Fungsional
Auditor
PENGANGKATAN SEBAGAI AUDITOR
Pengangkatan sebagai Auditor dapat melalui:
1. Pengangkatan Pertama, yaitu pengangkatan bagi
PNS untuk mengisi lowongan formasi Auditor dari
Calon Pegawai Negeri Sipil.
2. Pengangkatan Perpindahan, yaitu pengangkatan
bagi PNS dari jabatan lain ke dalam jabatan
fungsional Auditor.
3. Pengangkatan Dengan Perlakuan Khusus, yaitu
pengangkatan menjadi Auditor dengan cara
Inpassing, dalam rangka mengisi kekurangan jumlah
auditor, setelah terlebih dulu mendapat persetujuan
dari Badan Kepegawaian Negara.
Persyaratan Untuk Pengangkatan Pertama
PNS yang diangkat pertama kali dalam jabatan Auditor
Terampil harus memenuhi:
a. Berijazah paling rendah D III atau sederajat, sesuai
dengan kualifikasi yang ditentukan.
b. Pangkat paling rendah Pengatur, golongan ruang
II c.
c. Setiap u nsu r penilaian prestasi pekerjaan
paling kurang bernilai “baik” dalam satu tahun
terakhir.
PNS yang diangkat pertama kali dalam jabatan Auditor
Ahli harus memenuhi:
a. Berijazah paling rendah Sarjana (S1)/ Diploma IV
atau sederajat, sesuai dengan kualifikasi yang telah
ditentukan.
b. Pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang
III a.
c. Setiap u nsu r penilaian prestasi pekerjaan
paling kurang bernilai “baik” dalam satu tahun
terakhir.
Buku Saku Jabatan Fungsional Auditor

PNS yang diangkat dalam jabatan Auditor Terampil atau


Ahli tersebut di atas, paling lama tiga tahun setelah
diangkat, harus sudah lulus sertifikasi jabatan auditor.
Prosedur Pengangkatan Pertama
1 . Pejabat Pengelola Kepegawaian atau Inspektur
Daerah mengajukan surat usulan pengangkatan
PNS ke dalam jabatan Auditor kepada Kepala BPKP
u.p. Kepala Pusbin JFA, disertai dengan berkas
pendukung yang dipersyaratkan.
2. Pusbin JFA akan meneliti dokumen yang diajukan
dan apabila telah lengkap, Kepala BPKP akan
menerbitkan surat persetujuan teknis untuk
disampaikan kepada Kepala Daerah.
3. Berdasarkan Persetujuan Teknis dari Kepala BPKP,
Kepala Daerah akan mengangkat PNS sebagai
Auditor.
4. Selanjutnya, Kepala Inspektorat Daerah sebagai
Pejabat Yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit
akan menerbitkan Penetapan Angka Kredit Awal
(PAK Awal) berdasarkan besarnya angka kredit
dalam Surat Persetujuan Teknis.

Persyaratan Untuk Pengangkatan Perpindahan


PNS yang diangkat dari jabatan lain ke dalam jabatan
Auditor Terampil harus memenuhi:
a. Berijazah paling rendah D III atau sederajat, sesuai
dengan kualifikasi yang telah ditentukan.
b.Pangkat paling rendah Pengatur, golongan ruang II c.
c. S etiap u nsu r penilaian prestasi pekerjaan paling
kurang bernilai “baik” dalam satu tahun
terakhir.
d. Usia paling tinggi 50 tahun.

4
Buku Saku Jabatan Fungsional Auditor

e. Telah lulus sertifikasi jabatan Auditor Terampil.

PNS yang diangkat dari jabatan lain ke dalam jabatan


Auditor Ahli harus memenuhi:
a. Berijazah paling rendah Sarjana (S1)/ Diploma IV
atau sederajat, sesuai dengan kualifikasi yang
ditentukan.
b. Pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang
III a.
c. Setiap u nsu r penilaian prestasi pekerjaan
paling kurang bernilai “baik” dalam satu tahun
terakhir.
d. Usia paling tinggi 50 tahun.
e. Telah lulus sertifikasi jabatan Auditor Ahli.
Prosedur Pengangkatan Perpindahan
1 . Pejabat Pengelola Kepegawaian atau Inspektur Daerah
mengajukan surat usulan pengangkatan PNS ke
dalam jabatan Auditor kepada Kepala BPKP
u.p. Kepala Pusbin JFA, disertai dengan berkas
pendukung yang dipersyaratkan.
2. Pusbin JFA akan meneliti dokumen yang diajukan
dan apabila telah lengkap, Kepala BPKP akan
menerbitkan surat persetujuan teknis untuk
disampaikan kepada Kepala Daerah.
3. Berdasarkan Persetujuan Teknis dari Kepala BPKP,
Kepala Daerah akan mengangkat PNS sebagai
Auditor.
4. Selanjutnya, Kepala Inspektorat Daerah sebagai
Pejabat Yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit
akan menerbitkan Penetapan Angka Kredit Awal (PAK
Awal) berdasarkan besarnya angka kredit dalam
Surat Persetujuan Teknis.

5
Buku Saku Jabatan Fungsional Auditor

Persyaratan Untuk Pengangkatan Dengan Perlakuan


Khusus:
PNS yang diangkat sebagai Auditor dengan Perlakuan
Khusus harus memenuhi:
a. Berijazah paling rendah Sarjana (S1)/ Diploma IV
atau sederajat, sesuai dengan kualifikasi yang telah
ditentukan.
b. Pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang
III a.
c. Setiap unsur penilaian prestasi pekerjaan paling
kurang bernilai “baik” dalam satu tahun terakhir.
d. Usia paling tinggi 50 tahun.
e. Telah lulus sertifikasi jabatan Auditor Ahli.
Prosedur Pengangkatan Dengan Perlakuan Khusus
1 . Pejabat Pengelola Kepegawaian atau Inspektur Daerah
mengajukan surat usulan pengangkatan PNS ke
dalam jabatan Auditor kepada Kepala BPKP
u.p. Kepala Pusbin JFA, disertai dengan berkas
pendukung yang dipersyaratkan.
2. Pusbin JFA akan meneliti dokumen yang diajukan
dan apabila telah lengkap, Kepala BPKP akan
menerbitkan surat persetujuan teknis untuk
disampaikan kepada Kepala Daerah.
3. Berdasarkan Persetujuan Teknis dari Kepala BPKP,
Kepala Daerah akan mengangkat PNS sebagai
Auditor.
4. Selanjutnya, Kepala Inspektorat Daerah sebagai
Pejabat Yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit
akan menerbitkan Penetapan Angka Kredit Awal (PAK
Awal) berdasarkan besarnya angka kredit dalam
Surat Persetujuan Teknis.

6
Buku Saku Jabatan Fungsional
Auditor

Auditor Terampil yang memperoleh ijazah Sarjana


(S1)/Diploma IV dapat diangkat dalam jabatan Auditor
Ahli, apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Tersedia formasi untuk jabatan Auditor Ahli.
b. Ijazah yang dimiliki sesu ai dengan ku alifikasi
yang ditentukan untuk jabatan Auditor Ahli.
c. Telah memiliki Sertifikasi Alih Jabatan dari Auditor
Terampil ke Auditor Ahli.
d. Memenuhi jumlah angka kredit kumulatif
yang ditentukan.
JENJANG JABATAN DAN PANGKAT
Jabatan Fungsional Auditor terdiri atas:
1. Auditor Terampil
2. Auditor Ahli

Jenjang jabatan Auditor Terampil, yang paling


dari rendah sampai yang paling tinggi,
yaitu:
a. Auditor Pelaksana
b. Auditor Pelaksana Lanjutan
c. Auditor Penyelia
Jenjang jabatan Auditor Ahli, dari yang paling rendah
sampai yang paling tinggi, yaitu:
a. Auditor Pertama
b. Auditor Muda
c. Auditor Madya
d. Auditor Utama.

Jenjang pangkat Auditor Terampil, dari yang


paling rendah sampai yang paling tinggi, yaitu:

7
Buku Saku Jabatan Fungsional Auditor

a. Auditor Pelaksana
1) Pengatur, golongan II c, dan
2) Pengatur Tingkat I, golongan II d.
b. Auditor Pelaksana Lanjutan
1) Penata Muda, golongan III a, dan
2) Penata Muda Tingkat I, golongan III b.
c. Auditor Penyelia
1) Penata, golongan III c, dan
2) Penata Tingkat I, golongan III d.
Jenjang pangkat Auditor Ahli. dari yang paling rendah
sampai yang paling tinggi, yaitu:
d. Auditor Pertama
1) Penata Muda, golongan III a, dan
2) Penata Muda Tingkat I, golongan III b.
e. Auditor Muda
1) Penata, golongan III c, dan
2) Penata Tingkat I, golongan III d.
f. Auditor Madya
1) Pembina, golongan IV a
2) Pembina Tingkat I, golongan IV b, dan
3) Pembina Utama Muda, golongan IV c.
c. Auditor Utama
1) Pembina Utama Madya, golongan IV d, dan
2) Pembina Utama, golongan IV e.
Dalam hal penugasan Auditor berbentuk Tim Mandiri,
susunan tim adalah sebagai berikut:
a. Pengendali Mutu
b. Pengendali Teknis
8
Buku Saku Jabatan Fungsional
Auditor

c. Ketua Tim; dan


d. Anggota YANG
KEGIATAN Tim. DINILAI ANGKA KREDITNYA
Kegiatan yang dinilai u ntu k memperoleh angka
kredit terdiri atas:
I. PENDIDIKAN SEKOLAH
II. ANGKA KREDIT PENJENJANGAN
A. UTAMA
1. Pendidikan dan Pelatihan
2. Pengawasan;
3. Pengembangan Profesi.
B. PENUNJANG

III.PENDIDIKAN SEKOLAH, mencakup:


1. Kegiatan mengikuti pendidikan
formal dan memperoleh ijazah.
2. Peningkatan ijazah.

IV.ANGKA KREDIT PENJENJANGAN


A. UTAMA
1. Pendidikan dan Pelatihan
a. Diklat Pembentukan Auditor
Ahli/Terampil
b. Diklat Alih Jabatan
c. Diklat Pimpinan
d. Diklat Pra Jabatan

2. Pengawasan
a. Teknis pengawasan
- Audit Kinerja

9
Buku Saku Jabatan Fungsional Auditor

- Audit Aspek Keuangan Tertentu


- Audit Tujuan Tertentu
- Audit Khusus/Investigasi/TPK
b. Perencanaan
c. Evaluasi
d. Reviu
e. Pemantauan
f. Pengawasan lainnya
3. Pengembangan Profesi
a. Karya Tulis/ Ilmiah
b. Terjemahan/
Menyadur
c. Peran serta dalam
bidang keilmuan:
- Studi Banding
- Workshop/
Konggres/
Konferensi
- Pelatihan Di
kantor Sendiri
(PKS)
- Diklat
Penjenjangan
Auditor
- Gelar profesi
d. Peran serta
pengembangan
profesi:
- Menyu su n/ memu takhirkan/
sosialisasi Kode etik/Standar Audit
- Penerbitan buku/buletin/
jurnal/ majalah
Buku Saku Jabatan Fungsional Auditor

3. Piagam Penghargaan/Tanda Jasa


4. Pengajar/Instruktur Diklat
5. Diklat Teknis S u bstantif
Penu njang Pengawasan
6. Kepanitiaan di bidang pengawasan
7. Anggota Organisasi Profesi
8. Gelar Kehormatan Akademis
9. Gelar Kesarjanaan lainnya.

Kriteria penilaian angka kredit


Kriteria penilaian angka kredit diatur sebagai
berikut:
a. Angka kredit pendidikan sekolah dihitung
berdasarkan ijazah yang diperoleh;
b. Angka kredit diklat dihitung berdasarkan jumlah jam
diklat atau satuan hasil;
c. Angka kredit pengawasan dihitung dengan cara
mengalikan realisasi jam produktif dan/atau jam
lembur penugasan dengan satuan angka kredit;
d. Angka kredit pengembangan profesi dihitung
berdasarkan jumlah satuan hasil atau jumlah jam
diklat dikalikan dengan satuan angka kredit;
e. Angka kredit Pelatihan Di kantor Sendiri (PKS)
dihitung per kegiatan PKS yang dilaksanakan,
dengan lama minimal 3 jam atau dalam satu hari
dimungkinkan 2 kali PKS;
f. Angka kredit penunjang dihitung berdasarkan
jumlah satuan hasil atau jumlah jam diklat dikalikan
dengan satuan angka kredit.
Besarnya angka kredit per jenjang jabatan
Au ditor adalah sebagai berikut:

11
Buku Saku Jabatan Fungsional
Auditor

No. Jenjang Jabatan Angka Kredit per jam


I Auditor Terampil
1 . Auditor Pelaksana 0,004
2. Auditor Pelaksana 0,010
Lanjutan
3. Auditor Penyelia 0,020

II Auditor Ahli
1. Auditor Pertama 0,010
2. Auditor Muda 0,020
3. Auditor Madya 0,030
4. Auditor Utama 0,040

TUGAS LIMPAH
Seorang Au ditor dapat melaksanakan tugas
limpah, yang dibedakan atas:
1 . Tugas Limpah atas, yaitu penu gasan yang
Ke dilaksanakan oleh Au ditor yang
berada dalam jenjang jabatan di
bawahnya untuk melaksanakan tugas pada
jenjang di atasnya, karena dianggap
mampu oleh pimpinan APIP
Daerah. Contoh: seorang Auditor Pertama,
golongan IIIb senior, dapat ditugaskan sebagai
Ketua Tim Audit. Kepada ybs. akan
diberikan angka kredit sebesar: 80% dari tarif angka
kredit Auditor Muda atau 80% x 0,02 = 0,016. Contoh
lain: seorang Auditor
Muda, golongan IIId senior, dapat ditugaskan
sebagai Pengendali Teknis. Kepada ybs. akan
diberikan angka kredit sebesar 80% dari tarif angka
kredit Auditor Madya atau 80% x 0,03 = 0,24.
Buku Saku Jabatan Fungsional
Auditor

2. Tugas Limpah Ke bawah, yaitu


penu gasan yang dilaksanakan oleh
Au ditor yang berada
dalam jenjang jabatan di
atasnya u ntuk melaksanakan
tugas pada jenjang di bawahnya, karena dianggap
tidak mampu oleh pimpinan APIP
Daerah. Contoh: seorang Au ditor Mu da,
golongan IIIc, ditugaskan sebagai
Anggota Tim
Au dit. Kepada
ORGANISASI ybs. akan
DAN TATA diberikan
KERJA angka kredit
PENILAIAN
ANGKAsebesar 100% dari tarif angka kredit Auditor
Pertama
KREDIT
Organisasi atau 100%
penilaian x 0,01
angka kredit Auditor mencakup:
= 0,01.
1. Pejabat Pengusul Angka Kredit, yaitu pejabat yang
bertugas menandatangani usulan penetapan angka
kredit Auditor untuk disampaikan kepada Pejabat
Yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit. Untuk di
lingkungan Inspektorat Daerah, Pejabat Pengusul
adalah Sekretaris Inspektorat.
2. Pejabat Yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit,
yaitu pejabat yang menandatangani Penetapan Angka
Kredit (PAK) Auditor. Untuk di lingkungan Inspektorat
Daerah, Pejabat Yang Berwenang Menetapkan Angka
Kredit adalah Inspektur.
3. Tim Penilai Angka Kredit, yaitu Tim yang dibentuk dan
ditetapkan Pejabat Yang Berwenang Menetapkan
Angka Kredit, yang bertugas untuk memberikan
pertimbangan dan menilai prestasi kerja Auditor, yang
dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh Sekretariat
Tim Penilai.

13
Buku Saku Jabatan Fungsional Auditor

4. Sekretariat Tim Penilai Angka Kredit, yaitu


Sekretariat yang membantu Pejabat Yang Berwenang
Menetapkan Angka Kredit dan Tim Penilai dalam
bidang administrasi penilaian angka kredit.

Pejabat Pengusul mempunyai tugas:


a. Menerima Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit
(DUPAK) Auditor, yang dilampiri Surat Pernyataan
Melaksanakan Kegiatan (SPMK), yang disetujui oleh
Atasan Langsung Auditor, dan dokumen pendukung
lainnya.
b. Meneliti kelengkapan DUPAK.
c. Menandatangani DUPAK dan menyampaikan kepada
Pejabat Yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit,
melalui Sekretariat Tim Penilai.

Tim Penilai Angka Kredit bertugas membantu


Inspektur sebagai Pejabat Yang Berwenang Menetapkan
Angka Kredit, untuk melakukan peniaian angka kredit
Auditor, dengan fungsi:
a. Meneliti kelengkapan dan kebenaran berkas angka
kredit yang diajukan oleh Auditor.
b. Melaksanakan penilaian setiap DUPAK.
c. Menandatangani Berita Acara (BA) Penilaian Angka
Kredit.
d. Menyampaikan berkas dan hasil penilaian kepada
Sekretariat Tim Penilai.
e. Menyampaikan laporan pelaksanaan penilaian angka
kredit Semesteran kepada Inspektur, dengan
tembusan kepada Kepala Pusat Pembinaan Jabatan
Fungsional Auditor (Pusbin JFA) BPKP.

14
Buku Saku Jabatan Fungsional
Auditor

Penyampaian Penetapan Angka Kredit (PAK)


PAK yang telah ditandatangani oleh Pejabat Yang
Berwenang Menetapkan Angka Kredit, selanjutnya oleh
Sekretariat Tim Penilai disampaikan untuk Asli PAK
kepada Kepala BKN. Adapun tembusan PAK
disampaikan kepada:
a. Pimpinan Unit Kerja Auditor yang bersangkutan;
b. Kepala Pusbin JFA BPKP;
c. Kepala Perwakilan BPKP setempat;
d. Sekretaris Tim Penilai;
e. Auditor yang bersangkutan;
f. Arsip.

Evaluasi Oleh Instansi Pembina JFA


BPKP selaku Instansi Pembina JFA dapat melakukan
evaluasi atas penilaian dan penetapan angka kredit yang
dilakukan Tim Penilai. Apabila setelah evaluasi
ditemukan adanya kesalahan dan/atau kekeliruan,
maka akan dilakukan hal-hal sebagai berikut:
g. Memberikan rekomendasi peninjauan/ koreksi PAK.
h. Berdasarkan rekomendasi hasil evaluasi oleh
Instansi Pembina, maka Pejabat Yang Berwenang
Menetapkan Angka Kredit berkewajiban untuk
mengoreksi PAK Auditor.
i. Koreksi atas PAK dilakukan pada PAK periode
d. berikutnya.
Apabila koreksi PAK mempengaru hi
jabatan/pangkat, kenaikan maka diadakan
perhitu ngan kembali perbaikan dan
sesu ai dengan peratu ran
perundang-undangan.

15
Buku Saku Jabatan Fungsional
Auditor
KENAIKAN JABATAN DAN PANGKAT
Kenaikan jabatan dan pangkat harus mempertimbangkan
jumlah dan komposisi angka kredit, sertifikasi jabatan
auditor, nilai DP3/ SKP, ketersediaan formasi,
pertimbangan objektif lainnya dan pejabat
dari berwenang. yang
Kenaikan jabatan harus memenuhi syarat berikut:
a. Paling singkat telah 1 (satu) tahun dalam jabatan
terakhir.
b. Memenuhi jumlah angka kredit kumulatif dan
komposisi angka kredit penjenjangan yang ditentukan,
termasuk kecukupan perolehan angka kredit (delta)
subsunsur pengembangan profesi selama masa
kepangkatan terakhir dalam jabatannya.
c. Telah memiliki sertifikat lulus jabatan Auditor sesuai
dengan jenjang jabatan yang akan didudukinya, yaitu:
1) Sertifikat Auditor Muda untuk diangkat dalam
jabatan Auditor Muda;
2) Sertifikat Auditor Madya untuk diangkat dalam
jabatan Auditor Madya;
3) Sertifikat Auditor Utama untuk diangkat dalam
jabatan Auditor Utama.
d. Setiap unsur penilaian prestasi kerja dalam DP3/ SKP
paling kurang bernilai Baik dalam 1 (satu) tahun
terakhir.
e. Kenaikan jabatan memperhatikan ketersediaan formasi
dan memperhitungkan perbandingan antara jumlah
Auditor dengan beban kerja yang ada pada unit kerja
yang bersangkutan.
Besarnya angka kredit per jenjang Jabatan/Pangkat dan
delta untuk kenaikan Jabatan/Pangkat adalah sebagai
berikut:

16
Buku Saku Jabatan Fungsional Auditor

Delta Naik Pangkat


No. Jabatan/Pangkat Angka
Pengembangan
Kredit Kumulatif
Profesi
I Auditor Terampil
1 . A Pelaksana (IIc) 60 20 1
2. A Pelaksana (IId) 80 20 1
3. A Pelaksana
100 50 2
Lanjutan (IIIa)
4. A Pelaksana
150 50 2
Lanjutan (IIIb)
5. A Penyelia (IIIc) 200 100 4
6. A Penyelia (IIId) 300

II Auditor Ahli
1. A. Pertama (IIIa) 100 50 3
2. A. Pertama (IIIb) 150 50 3
3. A. Muda (IIIc) 200 100 8
4. A. Muda (IIId) 300 100 8
5. A. Madya (IVa) 400 150 15
6. A. Madya (IVb) 550 150 15
7. A. Madya (IVc) 700 150 30
8. A. Utama (IVd) 850 300 30
9. A. Utama(IVe) 1050

Kenaikan pangkat dalam jabatan Auditor terdiri atas:


1. Kenaikan pangkat dalam jenjang jabatan yang sama;
2. Kenaikan pangkat untuk jenjang jabatan yang
lebih tinggi.
Kenaikan pangkat dalam jenjang jabatan yang sama harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Paling singkat telah 2 (dua) tahun dalam
pangkat terakhir.

17
Buku Saku Jabatan Fungsional Auditor

b. Memenuhi jumlah angka kredit kumulatif dan


komposisi angka kredit penjenjangan yang ditentukan,
termasuk kecukupan perolehan angka kredit (delta)
subsunsur pengembangan profesi selama masa
kepangkatan terakhir dalam jabatannya.
c. Telah memiliki sertifikat lulus jabatan Auditor untuk
jenjang jabatan yang sedang diduduki.
d. Setiap unsur penilaian prestasi kerja dalam DP3/ SKP
paling kurang bernilai Baik dalam 1 (satu) tahun
terakhir.
Kenaikan pangkat dalam jenjang jabatan setingkat lebih
tinggi harus memenuhi syarat sebagai berikut:
e. Paling singkat telah 2 (dua) tahun dalam pangkat
terakhir.
f. Memenuhi jumlah angka kredit kumulatif dan
komposisi angka kredit penjenjangan yang ditentukan,
termasuk kecukupan perolehan angka kredit (delta)
subsunsur pengembangan profesi selama masa
kepangkatan terakhir dalam jabatannya.
c. Telah memiliki sertifikat lulus jabatan Auditor untuk
jenjang jabatan yang akan didudukinya.
d. Setiap unsur penilaian prestasi kerja dalam DP3/ SKP
paling kurang bernilai Baik dalam 1 (satu) tahun
terakhir.
e. Kenaikan jabatannya telah ditetapkan oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
ALIH JABATAN
Auditor Terampil yang memperoleh ijazah S1/DIV dapat
diangkat dalam jabatan Auditor Ahli apabila tersedia
formasi untuk jabatan Auditor Ahli dan memenuhi
persyaratan sebagai berikut:

18
Buku Saku Jabatan Fungsional
Auditor

a. Ijazah yang dimiliki sesuai dengan kualifikasi


pendidikan yang ditentukan untuk jabataan Auditor
Ahli.
b. Telah lulus sertifikasi Auditor Pertama atau Auditor
Muda.
c. Memenuhi jumlah angka kredit kumulatif yang
ditentukan untuk jabatan Auditor Pertama, pangkat
Penata Muda, golongan ruang IIIa.
Jenjang Alih Jabatan, dibedakan sebagai berikut:
d. Auditor Pelaksana dan Auditor Pelaksana Lanjutan
yang memenuhi persyaratan alih jabatan ke Auditor
Ahli diangkat dalam jabatan Auditor Pertama.
e. Auditor Penyelia yang memenuhi persyaratan alih
jabatan ke Auditor Ahli dapat:
1) Diangkat dalam jenjang jabatan Auditor Pertama,
atau
2) Diangkat dalam jenjang jabatan Auditor Muda,
setelah mendapatkan sertifikat lulus Auditor
Muda, serta memenuhi jumlah dan komposisi angka
kredit, serta memenuhi persyaratan kenaikan
jabatan lainnya.
PEMBEBASAN SEMENTARA DARI JABATAN AUDITOR
Seorang Auditor dapat dibebaskan sementara dari jabatan
Auditor apabila:
1 . Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak menduduki
jabatan/pangkat terakhir, tidak dapat mengumpulkan
angka kredit minimal yang ditentukan untuk kenaikan
pangkat setingkat lebih tinggi di jabatannya, termasuk
kecukupan perolehan angka kredit (delta)
subunsur
pengembangan profesi selama masa kepangkatan terakhir
dalam jabatannya.

19
Buku Saku Jabatan Fungsional Auditor

Jangka waktu 5 (tahun) dihitung sejak tanggal jabatan


Auditor terakhir ditetapkan, kecuali:
a. Bagi Auditor yang pangkatnya setingkat lebih tinggi
dari pangkat awal di jabatannya, maka terhitung
sejak tanggal yang bersangkutan menduduki
pangkat terakhir.
b. Bagi Auditor yang jabatannya tidak sesuai dengan
pangkat yang didudukinya, maka terhitung sejak
periode PAK terakhir yang telah mencukupi angka
kredit untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi
di jabatannya ditetapkan.
c. Bagi Auditor yang diangkat kembali dalam
jabatannya setelah mengalami pembebasan
sementara, maka terhitung sejak tanggal
pengangkatan kembali dalam jabatan Auditor.
2. Karena sebab-sebab lain, yaitu:
a. Dijatuhi hukuman disiplin PNS dengan
tingkat Sedang atau
Berat, berupa penurunan pangkat
berdasarkan PP 53 Tahun 2010.
b. Diberhentikan sementara sebagai PNS.
c. Ditugaskan secara penuh di luar jabatan Auditor,
Misalnya dipromosi sebagai Pejabat
Struktural atau dimutasi ke unit kerja lain.
d. Menjalani Cuti Di luar Tanggungan
Negara, kecuali untuk persalinan
keempat, dst.
e. Menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan,
kecuali Auditor yang masih melaksanakan tugas
pokok sehari-hari.

Auditor yang dibebaskan sementara dari jabatan Auditor,


diberhentikan pembayaran tunjangan jabatannya pada
bulan berikutnya, kecuali Auditor yang menjalani tugas
Buku Saku Jabatan Fungsional
Auditor

belajar lebih dari 6 (enam) bulan, baru diberhentikan pada


bulan ketujuh (berdasarkan Perka BKN Nomor 39 Tahun
2007).
PENGANGKATAN KEMBALI SEBAGAI AUDITOR
Seorang Auditor yang dibebaskan sementara dari jabatan
Auditor dapat diangkat kembali sebagai Auditor apabila:
1. Dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun sejak
dibebaskan sementara telah mengumpulkan angka
kredit yang diwajibkan.
2. Untuk yang dibebaskan sementara karena sebab- sebab
lainnya, yaitu:
a. Dijatuhi hukumana disiplin berupa penurunan
pangkat, cuti di luar tanggungan Negara, dapat
diangkat kembali apabila telah selesai menjalani
pembebasan sementaraya.
b. Diberhentikan sementara sebagai PNS, dapat
diangkat kembali apabila berdasarkan Keputusan
Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
yang tetap dinyatakan tidak bersalah.
c. Ditugaskan secara penuh di luar jabatan Auditor,
dapat diangkat kembali dengan syarat berusia
paling tinggi 54 tahun, dan setelah mendapat
persetujuan teknis dari Kepala BPKP.
d. Menjalani cuti di luar tanggungan Negara, kecuali
persalinan keempat dst., dapat diangkat kembali
apabila tersedia formasi.
e. Menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam), bulan,
dapat diangkat kembali apabila telah selesai
menjalani tugas belajar, yang dibuktikan dengan
perolehan ijazah.

2
1
Buku Saku Jabatan Fungsional
Auditor
PEMBERHENTIAN DARI JABATAN AUDITOR
Seorang Auditor dapat diberhentikan dari jabatan sebagai
Auditor apabila:
1. Dalam waktu 3 (tiga) tahun setelah diangkat jadi
Auditor ternyata tidak lulus sertifikasi jabatan
Auditor, sebagaimana dimaksud dalam pasal 27
ayat (3) Permenpan 220 Tahun 2008.
2. Dalam waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan
sementara dari jabatan Auditor karena tidak dapat
mengumpulkan angka kredit minimal untuk
kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi,
sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 1 ayat (1)
sampai dengan (8) Permenpan 220 Tahun 2008.
3. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat dan telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, kecuali
hukuman disiplin berat berupa penurunan pangkat.

PENINGKATAN KOMPETENSI AUDITOR


Pegawai yang telah diangkat menjadi Auditor, perlu
dibekali dengan kompetensi yang memadai agar dapat
melaksanakan tugas pengawasan secara profesional.
Dalam rangka peningkatan kompetensi Auditor pada
APIP Daerah, Inspektur Daerah dapat mengirimkan
Auditor untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan
(diklat) yang diselenggarakan oleh Pusdiklatwas BPKP.
Jenis diklat yang diselenggarakan oleh
Pusdiklatwas BPKP terdiri atas:
1. Diklat Fungsional (Sertifikasi Auditor)
2. Diklat Teknis Substansi
Diklat Fungsional (Sertifikasi Auditor) terdiri atas:
a. Diklat Pembentukan Auditor, mencakup:

22
Buku Saku Jabatan Fungsional Auditor

1) Diklat Pembentukan Auditor Terampil


2) Diklat Pembentukan Auditor Ahli
3) Diklat Alih Jabatan (Dari Terampil menjadi Ahli)
b. Diklat Penjenjangan Ahli, mencakup:
4) Diklat Penjenjangan Auditor Muda
5) Diklat Penjenjangan Auditor
Madya
6) Diklat Penjenjangan Auditor
Utama
Diklat Teknis Substansi terdiri atas:
a. Diklat Teknis Pengawasan,
mencakup:
1) Diklat Audit Investigatif
2) Diklat Audit Pengadaan Barang
dan Jasa
3) Diklat Audit Kinerja Pemda
4) Diklat Audit Berbasis Risiko
5) Diklat Audit BLU Daerah
6) Diklat Reviu atas Laporan
Keuangan Pemda
7) Diklat Penyu su nan Laporan Keu angan
Pemda Berbasis Akrual,
8) Diklat Pengelolaaan Keuangan Daerah, dll.
b. Diklat Teknis Penunjang Pengawasan, mencakup:
1) Diklat Penyusunan Kertas Kerja Audit
2) Diklat Penulisan Laporan Hasil Audit yang
Efektif
3) Diklat Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional
Auditor
4) Diklat Manajemen Pengawasan
5) Diklat Pengadaan Barang dan Jasa, dll.

Prosedur pendaftaran untuk menjadi peserta Diklat


Fungsional (Sertifikasi Auditor) adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan kalender diklat yang diterbitkan oleh
Buku Saku Jabatan Fungsional Auditor

auditor kepada Kepala Pusbin JFA BPKP, dengan


tembusan kepada Kepala Pusdiklatwas BPKP dan
Kepala Perwakilan BPKP setempat.
b. Pusbin JFA akan mencatat dan melakukan verifikasi
atas usulan yang masuk dan mengurutkan sesuai
dengan usulan yang masuk terlebih dulu.
c. Selanjutnya, Kepala Pusbin JFA akan menerbitkan
surat penetapan peserta diklat, dan disampaikan
kepada Kapusdiklatwas BPKP, untuk dilengkapi
dengan persyaratan administrasi yang harus
dipenuhi oleh peserta diklat, sebelum disampaikan
kepada pimpinan APIP Daerah.
d. Sebelum menyampaikan pemberitahuan penetapan
peserta diklat, terlebih dulu dilakukan konfirmasi
kepada pimpinan APIP Daerah untuk memastikan
bahwa pegawainya dapat mengikuti diklat.
Prosedur pendaftaran untuk menjadi peserta Diklat
Teknis Substansi adalah sebagai berikut:
e. Berdasarkan kalender diklat yang diterbitkan oleh
Pusdiklatwas BPKP setiap awal tahun, Pimpinan APIP
Daerah mengajukan surat berisi nama-nama pegawai
yang diusulkan untuk mengikuti diklat teknis
substansi kepada Kepala Pusdiklatwas BPKP, dengan
tembusan kepada Kepala Pusbin JFA BPKP dan
Kepala Perwakilan BPKP setempat.
b. Pusdiklatwas BPKP akan mencatat dan melakukan
verifikasi atas usulan yang masuk dan mengurutkan
sesuai dengan usulan yang masuk terlebih dulu.
c. Selanjutnya, Kepala Pusdiklatwas akan menerbitkan
surat penetapan peserta diklat, dengan terlebih dulu
melakukan konfirmasi kepada pimpinan APIP Daerah
untuk memastikan bahwa pegawainya dapat
mengikuti diklat.

24

Anda mungkin juga menyukai