Anda di halaman 1dari 5

EDITING DARI PERKA BKN NOMOR 1 TAHUN 2013

A. Pejabat Penilai dan Atasan Pejabat Penilai

1. Pejabat Penilai wajib melakukan penilaian prestasi kerja terhadap setiap PNS di
lingkungan unit kerjanya.
2. Pejabat Penilai yang tidak melaksanakan penilaian prestasi kerja sebagaimana
dimaksud pada angka 1 dijatuhi hukuman disiplin sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai disiplin PNS.
3. Pejabat pembina kepegawaian sebagai Pejabat Penilai danlatau atasan Pejabat
Penilai yang tertinggi di lingkungan unit kerja masing-masing.
4. Pejabat Penilai Yang Akan Mengakhiri Masa Jabatan/Pindah Unit Kerja.

Pejabat Penilai yang akan mengakhiri masa jabatan/pindah unit kerja wajib terlebih
dahulu membuat catatan penilaian perilaku kerja bawahannya, paling lama I (satu)
bulan sebelum pejabat penilai yang bersangkutan mengakhiri masa
jabatannya/pindah unit kerja dan diserahkan kepada pejabat penggantinya atau
atasan langsungnya sebagai bahan pertimbangan penilaian.

A. Pelaksanaan Penilaian
1. Nilai kinerja pegawai dinyatakan dengan angka dan sebutan sebagai berikut :

No. IKD Huruf Mutu Predikat


1. 3.50 ≤ IKD < A Sangat Baik
4.00
2. 3,00 ≤ IKD < B Baik
3.50
3. 2,50 ≤ IKD < C Cukup
3,00
4. 1,00 ≤ IKD < D Kurang
2,50

2. Penilaian kinerja pegawai dilaksanakan oleh Pejabat Penilai sekali dalam 1 (satu)
tahun.
3. Penilaian kinerja dilakukan setiap akhir tahun akademik yaitu pada bulan Agustus
Januari tahun akademik berikutnya
4. Penilaian kinerja pegawai dilakukan dengan cara menggabungkan antara 5
unsur kinerja dengan bobot masing-masing menggunakan formulir sebagaimana
tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Pedoman ini.
5. Rekomendasi. Berdasarkan hasil penilaian prestasi kerja maka pejabat penilai
dapat memberikan rekomendasi kepada pejabat yang secara fungsional
bertanggung jawab di bidang kepegawaian sebagai bahan pembinaan karier
terhadap PNS yang dinilai, misalnya: a. untuk peningkatan kemampuan dengan
mengikutsertakan diklat teknis seperti diklat komputer, kenaikan pangkat,
pensiun, kehumasan, sekretaris, dan sebagainya; b. untuk menambah wawasan
pengetahuan dalam bidang pekerjaan perlu penyegaran ke unit kerja lain (rotasi),
dan sebagainya; dan c. untuk kebutuhan pengembangan perlu peningkatan
pendidikan dan peningkatan karier (promosi), dan sebagainya.
6. Dalam hal PNS yang dinilai tidak menandatangani hasil penilaian prestasi kerja,
maka hasil penilaian prestasi keda ditetapkan oleh Atasan Pejabat Penilai.
7. Dalam hal Pejabat Penilai tidak menandatangani hasil penilaian prestasi kerja,
maka hasil penilaian prestasi kerja ditetapkan oleh Atasan Pejabat Penilai.
8. Dalam hal PNS yang dinilai dan Pejabat Penilai tidak menandatangani hasil
penilaian prestasi kerja, maka hasil penilaian prestasi kerja ditetapkan oleh
Atasan Pejabat Penilai.
9. Pejabat Penilai wajib menyampaikan hasil penilaian prestasi kerja kepada Atasan
Pejabat Penilai paling lama 14 (empat belas) hari kalender sejak tanggal
diterimanya penilaian prestasi kerja.
10. Hasil penilaian prestasi kerja mulai berlaku sesudah ada pengesahan dari Atasan
Pejabat Penilai.

A. Keberatan Hasil Penilaian

1. PNS yang dinilai yang merasa keberatan atas nilai sebagaimana tertuang dalam
formulir penilaian prestasi kerja, baik secara keseluruhan maupun sebagian,
dapat mengajukan keberatan secara tertulis disertai dengan alasan-alasannya
kepada Atasan Pejabat Penilai secara hierarki paling lama 14 (empat belas) hari
kalender sejak diterima hasil penilaian prestasi keqa tersebut.
2. Dalam hal PNS yang dinilai keberatan atas hasil penilaian, maka PNS yang
dinilai harus membubuhkan tandatangan pada tempat yang telah disediakan dan
sesudah itu mengembalikan formulir penilaian prestasi kerja tersebut kepada
Pejabat Penilai paling lama 14 (empat belas) hari kalender terhitung mulai PNS
yang dinilai menerima formulir penilaian prestasi kerja.
3. Keberatan yang diajukan melebihi batas waktu 14 (empat belas) hari kalender
tidak dapat dipertimbangkan lagi.
4. Pejabat Penilai setelah menerima keberatan dari PNS yang dinilai, wajib
membuat tanggapan secara tertulis atas keberatan PNS yang dinilai.Tanggapan
tersebut dituliskan dalam formulir penilaian prestasi kerja pada kolom yang telah
disediakan.
5. Pejabat Penilai setelah memberikan tanggapan wajib menyampaikan kepada
Atasan Pejabat Penilai paling lama 14 (empat belas) hari kalender terhitung
mulai Pejabat Penilai menerima keberatan.
6. Atasan Pejabat Penilai berdasarkan keberatan yang diajukan Pejabat Penilai
wajib memeriksa dengan seksama hasil penilaian prestasi kerja yang
disampaikan kepadanya.
7. Terhadap keberatan yang diajukan oleh PNS yang dinilai, Atasan Pejabat Penilai
meminta penjelasan kepada Pejabat Penilai dan PNS yang dinilai.
8. Berdasarkan penjelasan dari PNS dan Pejabat Penilai, Atasan Pejabat Penilai
wajib menetapkan hasil penilaian prestasi kerja dan bersifat final.
9. Dalam hal terdapat alasan-alasan yang cukup, Atasan Pejabat Penilai dapat
melakukan perubahan nilai prestasi kerja PNS.
A. Penyampaian Formulir IKD
1. Formulir Penilaian prestasi kerja yang dibuat dan telah ditandatangani oleh
Pejabat Penilai diberikan secara langsung kepada PNS yang dinilai oleh Pejabat
Penilai.
2. Apabila tempat bekerja antara Pejabat Penilai dengan PNS yang dinilai
berjauhan, maka formulir penilaian prestasi keda tersebut dikirimkan pada PNS
yang dinilai.
3. PNS yang dinilai wajib mencantumkan tanggal penerimaan formulir penilaian
prestasi kerja yang diberikanldikirimkan kepadanya pada ruangan yang telah
disediakan.
4. Apabila PNS yang dinilai, menyetujui atas penilaian terhadap dirinya
sebagaimana tertuang dalam formulir penilaian prestasi kerja, maka yang
bersangkutan membutuhkan tanda tangan pada tempat yang disediakan dan
sesudah itu mengembalikan formulir penilaian prestasi kerja tersebut kepada
Pejabat Penilai paling lambat 14 (empat belas) hari kalender terhitung mulai yang
bersangkutan menerima formulir penilaian prestasi kerja.
5. Formulir penilaian prestasi kerja yang telah dibubuhi tanda tangan oleh PNS
yang dinilai, dikirimkan oleh Pejabat Penilai kepada Atasan Pejabat Penilai dalam
waktu yang sesingkat mungkin untuk mendapatkan pengesahan.
6. Dalam hal seorang PNS pindah unit organisasi tetapi masih tetap dalam instansi
yang sama, maka formulir penilaian prestasi kerja tetap disimpan oleh pejabat
yang bertanggung jawab di bidang kepegawaian.
7. Dalam hal seorang PNS pindah dari instansi yang satu kepada instansi yang lain,
maka formulir penilaian prestasi kerja dikirimkan oleh pimpinan instansi lama
kepada pimpinan instansi baru.

A. Penyimpanan Penilaian Prestasi Kerja PNS


1. Penilaian prestasi kerja disimpan dan dipelihara dengan baik oleh pejabat yang
secara fungsional bertanggung jawab di bidang kepegawaian.
2. Penilaian prestasi kerja disimpan selama 3 (tiga) tahun. Misalnya formulir
penilaian prestasi kerja yang dibuat pada akhir tahun :
a. 2014 disimpan sampai dengan akhir tahun 2017;
b. 2017 disimpan sampai dengan akhir tahun 2020;
c. dan seterusnya.
3. Penilaian prestasi kerja yang telah lebih dari 3 (tiga) tahun tidak digunakan lagi.
4. Penilaian prestasi kerja bagi PNS :
a. Yang berpangkat Pembina Utama Muda golongan ruang IV / c ke atas dibuat
dalam 2 (dua) rangkap yaitu :
1) 1 (satu) rangkap untuk arsip instansi yang bersangkutan ;
2) 1 (satu) rangkap dikirimkan kepada Kepala Bagian Kepegawaian
Negara.
b. Yang berpangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV / b ke bawah dibuat
1 (satu) rangkap.
5. Penilaian prestasi kerja dapat dibuat melebihi jumlah rangkap sebagai tersebut
diatas sesuai dengan ketentuan Pimpinan Lembaga Negara, Menteri, Jaksa
Agung, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Ketua Lembaga Non
Struktural, Sekretaris Kabinet, Gubernur Lemhanas, Ketua Komisi, Gubernur,
dan Bupati/Walikota.
A. Ketentuan Lain - lain
1. PNS yang tidak menyusun SKP dijatuhi hukuman disiplin sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai disiplin
PNS.
2. Ketentuan dalam kewajiban menyusun SKP berlaku juga bagi Calon PNS.
3. SKP bagi Calon PNS disusun dan disetujui oleh Pejabat Penilai sejak yang
bersangkutan secara definitif ditempatkan dalam suatu unit kerja sesuai dengan
Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas.
4. Penilaian prestasi kerja bagi PNS yang diperbantukan/dipekerjakan pada
Pemerintah Daerah Provinsi / Kabupaten / Kota atau instansi pemerintah lainnya
dilakukan oleh Pejabat Penilai dimana yang bersangkutan bekerja. Dengan
demikian, PNS yang bersangkutan tetap menyusun SKP dan pada akhir tahun
dinilai SKP dan perilaku kerjanya.
5. Dalam hal atasan langsung selaku Pejabat Penilai lowong atau belum terisi,
maka pejabat penilainya adalah pejabat yang lebih tinggi secara hierarki.
6. Dalam hal atasan Pejabat Penilai lowong atau belum terisi, maka atasan pejabat
penilainya adalah atasan pejabat yang lebih tinggi secara hierarki.
7. Dalam hal atasan langsung selaku Pejabat Penilai dan atasan Pejabat Penilai
lowong atau belum terisi, maka Pejabat Penilai dan atasan Pejabat Penilai
adalah pejabat yang lebih tinggi secara hierarki.
8. Dalam hal Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah kosong, dan terdapat
penjabat Kepala Daerah, maka penjabat tersebut adalah Pejabat Penilai dan /
atau Atasan Pejabat Penilai yang tertinggi dalam lingkungannya masing-masing.
9. Apabila pimpinan instansi atau Pejabat Pembina Kepegawaian lowong, maka
penilaian prestasi kerja dilakukan sebagai berikut :
a. Dalam hal pimpinan instansi atau Pejabat Pembina Kepegawaian kosong
atau belum terisi tetapi terdapat jabatan Wakil Menteri, Wakil Ketua Lembaga
Pemerintahan Non Kementerian, Wakil Pimpinan Kesekretariatan Lembaga
Negara, Wakil Gubernur, dan Wakil Bupati/Walikota, maka pejabat tersebut
adalah Pejabat Penilai dan / atau Atasan Penilai yang tertinggi dalam
lingkungannya masing-masing.
b. Dalam hal tidak terdapat jabatan wakil pada instansi tersebut sebagaimana
dimaksud pada huruf a, dan ditunjuk Pejabat Pelaksana Tugas (Plt) untuk
melaksanakan tugas-tugas sebagai pimpinan instansi, maka Pejabat
Pelaksana Tugas (Plt) tersebut adalah Pejabat Penilai dan / atau Atasan
Pejabat Penilai yang tertinggi dalam lingkungannya masing-masing.
10. Untuk kelancaran penilai prestasi kerja PNS, Pejabat Pembina Kepegawaian
dalam melakukan perpindahan pegawai harus memperhatikan jangka waktu
penyusunan dan penilaian SKP.
11. Daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP-3) PNS masih digunakan sebagai
persyaratan kenaikan pangkat periode April/Oktober 2014 dan / atau 2015,
kenaikan gaji berkala, serta pengangkatan dalam jabatan.
12. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian negara ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan, yang mulai dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2014.
A. Penutup
1. Apabila dalam pelaksanaan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara ini
dijumpai kesulitan, agar ditanyakan kepada Kepala Badan Kepegawaian
Negara atau pejabat lain yang ditunjuk.
2. Demikian untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

KEPALA

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

Ttd.

EKO SUTRISNO

Salinan sesuai dengan aslinya


BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
Direktur Peraturan Perundang – undangan,

English Nainggolan

Anda mungkin juga menyukai