Anda di halaman 1dari 37

Ns. Muhammad Khairurrozi, M.

Kes
NIDN. 1328059001
STIKes Bustanul Ulum Langsa

ORGANISASI RUMAH SAKIT


Organisasi Rumah Sakit

 Menurut UU No. 44 Th. 2009 Tentang Rumah


Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat.
 Pengaturan pedoman organisasi Rumah Sakit bertujuan untuk
mewujudkan organisasi Rumah Sakit yang efektif, efisien, dan
akuntabel dalam rangka mencapai visi dan misi Rumah Sakit sesuai
tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dan
tata kelola klinis yang baik (Good Clinical Governance).
 Pengaturan pedoman organisasi Rumah Sakit berlaku bagi seluruh
Rumah Sakit di Indonesia.

PERATURAN PRESIDEN RI NO. 77 TAHUN 2015

TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT


Bagian 1 :
Umum

PASAL 4

(1) Organisasi Rumah Sakit disesuaikan dengan


besarnya kegiatan dan beban kerja Rumah Sakit.

(2) Struktur organisasi Rumah Sakit harus membagi


habis seluruh tugas dan fungsi Rumah Sakit.
Pasal 5

Setiap pimpinan organisasi di lingkungan


Rumah Sakit wajib menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi, simplifikasi, sinkronisasi
dan mekanisasi di dalam lingkungannya masing-
masing serta dengan unit-unit lainnya.
Pasal 6

1) Organisasi Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas:

a. kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit;

b. unsur pelayanan medis;

c. unsur keperawatan;

d. unsur penunjang medis;

e. unsur administrasi umum dan keuangan;

f. komite medis; dan

g. satuan pemeriksaan internal.


2) Unsur organisasi Rumah Sakit selain kepala
Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dapat berupa direktorat, departemen, divisi,
instalasi, unit kerja, komite dan/atau satuan
sesuai dengan kebutuhan dan beban kerja
Rumah Sakit.
3) Unsur organisasi Rumah Sakit sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b sampai
dengan huruf e dapat digabungkan sesuai
kebutuhan, beban kerja, dan/atau klasifikasi
Rumah Sakit.
Bagian Kedua :
Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit

Pasal 7
(1) Kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1)
huruf a adalah pimpinan tertinggi dengan nama
jabatan kepala, direktur utama, atau direktur.
(2) Kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas
memimpin penyelenggaraan Rumah Sakit.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), kepala Rumah Sakit atau
direktur Rumah Sakit menyelenggarakan fungsi:
a. koordinasi pelaksanaan tugas dan fungsi unsur
organisasi;
b. penetapan kebijakan penyelenggaraan Rumah Sakit
sesuai dengan kewenangannya;
c. penyelenggaraan tugas dan fungsi Rumah Sakit;
d. pembinaan, pengawasan, dan pengendalian
pelaksanaan tugas dan fungsi unsur organisasi; dan
e. evaluasi, pencatatan, dan pelaporan.
Bagian Ketiga :
Unsur Pelayanan Medis

Pasal 8

(1) Unsur pelayanan medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6


ayat (1) huruf b merupakan unsur organisasi di bidang
pelayanan medis yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit.

(2) Unsur pelayanan medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dipimpin oleh direktur, wakil direktur, kepala bidang, atau
manajer.
Pasal 9
(1) Unsur pelayanan medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 bertugas
melaksanakan pelayanan medis.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), unsur
pelayanan medis menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana pemberian pelayanan medis;
b. koordinasi dan pelaksanaan pelayanan medis;
c. pelaksanaan kendali mutu, kendali biaya, dan keselamatan pasien di bidang
pelayanan medis; dan
d. pemantauan dan evaluasi pelayanan medis.
(3 ) Unsur pelayanan medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) meliputi pelayanan rawat jalan, rawat inap, dan gawat
darurat.
Bagian Keempat
Unsur Keperawatan

Pasal 10

(1) Unsur keperawatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat

(1) huruf c merupakan unsur organisasi di bidang pelayanan

keperawatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit.

(2) Unsur keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dipimpin oleh direktur, wakil direktur, kepala bidang, atau

manajer.
Pasal 11

(1) Unsur keperawatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 bertugas

melaksanakan pelayanan keperawatan.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), unsur

keperawatan menyelenggarakan fungsi:


a. penyusunan rencana pemberian pelayanan keperawatan;

b. koordinasi dan pelaksanaan pelayanan keperawatan;

c. pelaksanaan kendali mutu, kendali biaya, dan keselamatan pasien di bidang keperawatan;

dan

d. pemantauan dan evaluasi pelayanan keperawatan.


Bagian Kelima
Unsur Penunjang Medis

Pasal 12

(1) Unsur penunjang medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6


ayat (1) huruf d merupakan unsur organisasi di bidang pelayanan
penunjang medis yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit.

(2) Unsur penunjang medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dipimpin oleh direktur, wakil direktur, kepala bidang, atau
manajer.
Pasal 13
(1) Unsur penunjang medis sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 bertugas melaksanakan pelayanan penunjang
medis.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), unsur penunjang medis menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana pemberian pelayanan penunjang medis;
b. koordinasi dan pelaksanaan pelayanan penunjang medis;
c. pelaksanaan kendali mutu, kendali biaya, dan keselamatan pasien
di bidang pelayanan penunjang medis;
d. pengelolaan rekam medis; dan
e. pemantauan dan evaluasi pelayanan penunjang medis.
(3) Rumah Sakit dapat membentuk unsur pelayanan
penunjang non medis sesuai dengan kebutuhan.

(4) Kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit


menetapkan lingkup pelayanan atau bidang
yangmasuk dalam unsur pelayanan penunjang
medis danunsur pelayanan penunjang non medis.
Bagian Keenam
Unsur Administrasi Umum dan Keuangan

Pasal 14

(1) Unsur administrasi umum dan keuangan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 6 ayat (1) huruf e merupakan unsur organisasi di bidang pelayanan

administrasi umum dan keuangan yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit.

(2) Unsur administrasi umum dan keuangan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dipimpin oleh direktur, wakil direktur, kepala bidang, atau

manajer.
Pasal 15

(1) Unsur administrasi umum dan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14

bertugas melaksanakan administrasi umum dan keuangan.

(2) Dalam melaksanakan tugas administrasi umum sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), unsur administrasi umum dan keuangan menyelenggarakan fungsi pengelolaan:

a. ketatausahaan;

b. kerumahtanggaan;

c. pelayanan hukum dan kemitraan;

d. pemasaran;

e. kehumasan;

f. pencatatan, pelaporan, dan evaluasi;

g. penelitian dan pengembangan;

h. sumber daya manusia; dan

i.pendidikan dan pelatihan.


(3) Dalam melaksanakan tugas keuangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), unsur
administrasi umum dan keuangan
menyelenggarakan fungsi:
a. perencanaan anggaran;
b. perbendaharaan dan mobilisasi dana; dan
c. akuntansi.
Pasal 16

Dalam hal diperlukan, penyelenggaraan


fungsi dalam unsur administrasi umum dan
keuangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 15 ayat (2) huruf g, huruf h, dan huruf i
dapat menjadi unsur tersendiri.
Bagian Ketujuh
Komite Medis

Pasal 17

(1) Komite Medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1)


huruf f merupakan unsur organisasi yang mempunyai
tanggung jawab untuk menerapkan tata kelola klinis yang baik
(good clinical governance).

(2) Komite Medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk


oleh dan bertanggung jawab kepada kepala Rumah Sakit atau
direktur Rumah Sakit.
Pasal 18
(1) Komite Medis sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17 bertugas meningkatkan
profesionalisme staf medis yang bekerja di
rumah sakit dengan cara:
a. melakukan kredensial bagi seluruh staf medis yang
akan melakukan pelayanan medis di rumah sakit;
b. memelihara mutu profesi staf medis; dan
c. menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf
medis.
(2) Dalam melaksanakan tugas kredensial sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, Komite Medis
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan dan pengkompilasian daftar kewenangan klinis sesuai
dengan masukan dari kelompok staf medis berdasarkan norma
keprofesian yang berlaku;

b. penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian kompetensi,


kesehatan fisik dan mental, perilaku, dan etika profesi;

c. evaluasi data pendidikan profesional kedokteran atau kedokteran


gigi berkelanjutan;

d. wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis;


e. penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang
adekuat;
f. pelaporan hasil penilaian kredensial dan
menyampaikan rekomendasi kewenangan klinis
kepada komite medik;
g. pelaksanaan proses rekredensial pada saat
berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis
dan adanya permintaan dari komite medik; dan
h. rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan
surat penugasan klinis.
(3) Dalam melaksanakan tugas memelihara mutu profesi staf medis sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf b, Komite Medis menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan audit medis;

b. rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan

berkelanjutan bagi staf medis;

c. rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi

staf medis rumah sakit tersebut; dan

d. rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang

membutuhkan.
(4) Dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin,
etika, dan perilaku profesi staf medis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c, Komite Medis
menyelenggarakan fungsi:
a. pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran;
b.pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan
pelanggaran disiplin;
c.rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di rumah
sakit; dan
d.pemberian nasehat atau pertimbangan dalam
pengambilan keputusan etis pada asuhan medis pasien.
Pasal 19

(1) Selain Komite Medis sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 17, dapat dibentuk komite lain untuk
penyelenggaraan fungsi tertentu di Rumah Sakit sesuai
kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
dan keselamatan pasien.
(2) Komite lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berupa komite:
a. keperawatan;

b. farmasi dan terapi;

c. pencegahan dan pengendalian infeksi;

d. pengendalian resistensi antimikroba;

e. etika dan hukum;

f. koordinasi pendidikan; dan

g. manajemen risiko dan keselamatan pasien.


Pasal 20

Komite Medis dan komite lain sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 17 dan Pasal 19
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Bagian Kedelapan
Satuan Pemeriksaan Internal

Pasal 21

(1) Satuan pemeriksaan internal sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 6 ayat (1) huruf g merupakan unsur organisasi yang
bertugas melaksanakan pemeriksaan audit kinerja internal
rumah sakit.

(2) Satuan pemeriksaan internal sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit.
Pasal 22

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1), satuan
pemeriksaan internal menyelenggarakan
fungsi:
a. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan manajemen risiko di unit
kerja rumah sakit;
b. penilaian terhadap sistem pengendalian, pengelolaan, dan
pemantauan efektifitas dan efisiensi sistem dan prosedur dalam
bidang administrasi pelayanan, serta administrasi umum dan
keuangan;
c. pelaksanaan tugas khusus dalam lingkup pengawasan intern yang
ditugaskan oleh kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit;
d. pemantauan pelaksanaan dan ketepatan pelaksanaan tindak
lanjut atas laporan hasil audit; dan
e. pemberian konsultasi, advokasi, pembimbingan, dan
pendampingan dalam pelaksanaan kegiatan operasional rumah
sakit.
Bagian Kesembilan
Dewan Pengawas Rumah Sakit

Pasal 23

Selain unsur organisasi Rumah Sakit


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat
(1), Rumah Sakit dapat membentuk Dewan
Pengawas Rumah Sakit sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 24

Dewan Pengawas Rumah Sakit sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 23 merupakan unit
nonstruktural yang bersifat independen,
dibentuk, dan bertanggung jawab kepada
pemilik Rumah Sakit.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai