PERTAMBANGAN
4
Industri Pertambangan (baca PPI 06)
d. pada industri minyak bumi seringkali dilakukan penambangan minyak mentah yang
ekonomis lebih dari satu kali. Pada akhir penambangan tahap awal, biasanya masih
banyak cadangan minyak yang mungkin tersisa. Metode sekunder atau pemulihan
yang ditingkatkan (enhanced oil recovery) sering diterapkan untuk mendapatkan
tambahan myak dan gas alam yang tersisa. Umumnya sebagian besar dari minyak
masih tersisa pada akhir operasi/kegiatan produksi setelah penambangan awal.
e. perbedaan nyata antara industri pertambangan minyak bumi, gas bumi, panas bumi,
mineral dan batubara berhubungan dengan kebutuhan permukaan/luasan tanah
untuk fasilitas pengolahan dan infrastrukturnya. Secara relatif luas permukaan yang
diperlukan untuk operasi sumur minyak atau gas lebih kecil/sedikit dibandingkan
industri penambangan mineral. Suatu kegiatan penambangan mineral sering
memerlukan area tanah yang lebi luas untuk penimbunan dan pembuangan dari
mineral sisa (waste) dan lapisan penutup tanah.
f. minyak mentah, gas alam dan produk minyak bumi umumnya tidak diangkut langsung
ke pasar atau konsumen, tetapi disalurkan melalui pipa. Sebaliknya, suatu produk
tambang mineral umumnya diangkut ke pasar melaui kereta api atau truk, sehingga
menimbulkan perbedaan biaya awal dan dampak
5
SPI Terkait Penilaian Pertambangan
SPI 300 - Penilaian Real Properti
SPI 310 - Penilaian Mesin dan Peralatan
SPI 320 - Penilaian Aset Takberwujud (PB)
SPI 330 - Penilaian Bisnis (PB)
PPI 02 - Penilaian Hak Sewa
PPI 06 - Penilaian Properti Industri Pertambangan
PPI 07 - Penilaian Personal Properti
PPI 08 - Pendekatan Biaya untuk Aset Berwujud
PPI 09 - Analisis Discounted Cash Flow
6
Karakateristik Aset Prtambangan
Aset pertambangan memiliki karakeristik yang berbeda dengan aset komersial lainnya. Ciri-ciri
asset pertambangan antara lain sebagai berikut:
Memiliki lahan yang relatif luas sesuai dengan Surat Ijin Pertambangan Daerah (SIPD),
Kuasa Pertambangan (Ijin Usaha Pertambangan, IUP), Kontrak Karya (KK), dan Perjanjian
(cth: perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara (PKP2B)) yang dimiliki
Memiliki pola integrasi dalam pengolaan aset
Memiliki keterbatasan produksi sesuai jumlah cadangan terukur
emiliki umur tambang dengan jangka waktu tertentu
Sangat tergantung pada faktor pendukung, iklim, cuaca dan syarat penambangan lainnya
Sangat dipengaruhi oleh jenis bagan galian yang terdapat dalam cadangan
Mengalami proses produksi/pemurnian lanjutan dari produk bahan galian yang dihasilkan
Tanah dimana bahan galian berada tidak termasuk dalam penilaian, sedangkan tanah
dimana tempatproses pengolahan dilakukan bahan galian/stockpile dihitung sebagai aset
pertambangan.
Harus dilakukan reklamasi dan penutupan tambang pada saat penambangan tidak
beroperasi
7
Definisi Pertambangan
1. Bahan galian adalah unsur kimia, mineral, batuan dan bijih, termasuk batubara, gambut, bitumen
padat, air tanah, panas bumi, mineral radioaktif yang terjadi secara alamiah dan mempunyai nilai
ekonomis.
2. Pengelolaan bahan galian adalah kegiatan yang meliputi inventarisasi, pemanfaatan dan konservasi
bahan galian.
3. Sumber daya adalah endapan bahan galian yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata
dengan keyakinan geologi tertentu dapat berubah menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian
kelayakan tambang dan memenuhi kriteria layak tambang.
4. Cadangan adalah endapan bahan galian yang telah diketahui ukuran, bentuk, sebaran, kualitas dan
kuantitasnya dan secara ekonomis, teknis, hukum, lingkungan dan sosial dapat ditambang pada saat
perhitungan dilakukan.
5. Keyakinan geologi adalah tingkat keyakinan mengenai endapan mineral yang meliputi ukuran,
bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitasnya sesuai dengan tahap eksplorasinya.
6. Titik pengamatan adalah lokasi dimana dilakukan pengamatan, pengambilan percontoh,
pengeboran, pengukuran, dan/atau lokasi pengambilan data pengawasan eksplorasi.
7. Konservasi bahan galian adalah upaya pengelolaan bahan galian untuk mendapatkan manfaat yang
optimal dan berkelanjutan bagi kepentingan rakyat secara luas.
8. Layak tambang adalah keadaan yang menunjukkan bahwa berdasarkan faktor-faktor dalam studi
kelayakan tambang telah memungkinkan endapan mineral dapat ditambang secara ekono
8
Definisi Pertambangan
9. Belum layak tambang adalah keadaan yang menunjukkan bahwa salah satu atau beberapa faktor dalam
studi kelayakan tambang belum mendukung dilakukannya penambangan. Bila faktor tersebut telah
mendukungnya maka sumber daya mineral dapat berubah menjadi cadangan.
10. Studi kelayakan tambang (Mine feasibility study) adalah pengkajian mengenai aspek teknik dan prospek
ekonomis dari suatu proyek penambangan dan merupakan dasar untuk keputusan investasi. Kajian ini
merupakan dokumen yang memenuhi syarat dan dapat diterima untuk keperluan analisa bank/lembaga
keuangan lainnya dalam kaitannya dengan pelaksanaan investasi atau pembiayaan proyek. Studi ini
meliputi pemeriksaan seluruh informasi geologi berdasarkan laporan eksplorasi dan faktor-factor
ekonomi, penambangan, pengolahan, pemasaran hukum/perundang-undangan, lingkungan, sosial serta
faktor lain yang terkait.
11. Kadar batas terambil atau Cut off Grade (CoG) adalah kadar batas rata-rata terendah dari blok cadangan
bahan galian yang apabila ditambang masih bernilai ekonomis.
12. Nisbah Pengupasan atau Stripping ratio (SR) adalah perbandingan antara tonase cadangan bahan galian
dengan volume materiallain (sumber daya dan atau waste) yang harus digali dan dipindahkan untuk dapat
menambang cadangan tersebut.
13. Bahan galian kadar marginal adalah bahan galian yang mempunyai kadar di sekitar CoG, sehingga dapat
merupakan cadangan atau sumber daya, tergantung pada kondisi teknologi, nilai dan harga saat itu.
14. Bahan galian kadar rendah adalah bahan galian sumber daya yang telah diketahui dimensi dan
kualitasnya dengan keyakinan geologi tertentu, namun kualitas tersebut masih di bawah CoG.
15. Bahan galian lain adalah endapan bahan galian yang berada di lokasi penambangan namun bukan
termasuk bahan galian yang diusahakan
9
Definisi Pertambangan
16. Mineral ikutan adalah mineral selain mineral utama yang diusahakan menurut genesanya terjadi
secara bersama- sama dengan mineral utama
17. Cadangan tersisa (remaining reserve) adalah cadangan bahan galian yang tertinggal pada saat
penambangan diakhiri.
18. Perolehan tambang (mining recovery) adalah perbandingan antara produksi tambang dengan
jumlah cadangan layak tambang dinyatakan dalam persen.
19. Perolehan (recovery) pengangkutan adalah perbandingan antara jumlah bahan galian hasil
pengangkutan dengan jumlah bahan galian.yang harus diangkut.
20. Perolehan (recovery) pengolahan/pemurnian adalah perbandingan antara jumlah produksi
pengolahan/pemurnian dengan jumlah produksi tambang yang masuk dalam proses
pengolahan/pemurnian.
21. Produk sampingan (by product) adalah produksi pertambangan selain produksi utama
pertambangan yang merupakan hasil sampingan dari proses pengolahan dari produksi utama
pertambangan.
22. Tailing adalah bagian dari hasil proses pengolahan bahan galian yang tidak dikehendaki karena
sudah tidak mengandung mineral berharga lagi.
23. Izin Usaha Pertambangan Umum adalah kegiatan usaha pertambangan berupa : Izin Usaha
Pertambangan, Perjanjian Usaha Pertambangan, dan Izin Pertambangan Rakyat
10
Definisi Pertambangan
24. Instansi yang berwenang/pemerintah adalah Pemerintah pusat dan atau Pemerintah Daerah
dengan kewenangan sesuai yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. Tahun 2000.
25. Reklamasi (reclamation) adalah upaya untuk mengembalikan fungsi lingkungan hidup di
bekas daerah pertambangan menjadi daerah yang berdaya guna.
26. Percontohan (sample) adalah bagian kecil material yang diambil dengan cara tertentu yang
dapat dianggap mewakili material tersebut secara keseluruhan.
27. Peta eksplorasi adalah peta hasil penyelidikan geologi yang dilakukan untuk
mengindentifikasi, menentukan lokasi, ukuran, bentuk, letak, sebaran, kuantitas dan kualitas
suatu endapan bahan galian untuk kemudian dapat dilakukan analisis/kajian kemungkinan
dilakukannya penambangan.
28. Peta eksploitasi (peta aktivitas penambangan) adalah peta penambangan endapan bahan
galian dari kulit bumi secara ekonomis dengan menggunakan sistem penambangan tertentu.
29. Bahan baku (Raw material) adalah bahan yang akan diolah menjadi produk yang
bermanfaat.
30. Free on Board (FOB) adalah istilah dalam pemasaran produksi, bahwa produsen/penjual
yang menanggung semua ongkos/biaya sampai di atas kapal pengangkut.
11
Proses Penilaian
A. REVIEW PENUGASAN B. PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS PENDAHULUAN
• Dokumen kontrak Aspek Teknik
• Tujuan penugasan 1) Kajian geologi dan eksplorasi
• Ruang lingkup penilaian 2) Kajian geoteknik
• Definisi Nilai 3) Kajian hidrogeologi
• Tanggal Penilaian 4) Sistim penambangan
• Batasan dan asumsi 5) Sistim pengolahan dan pemurnian
6) Sistem pengangkutan
7) Nisbah Pengupasan (SR)
8) Kadar Batas Rata-rata Terendah (COG)
9) Ketebalan Batas Rata-rata Terambil
Aspek Ekonomi
10) Infra struktur
11) Tenaga kerja
12) Harga komoditas bahan galian dan persaingan
13) Jenis produk sampingan dan produk akhir
14) Nilai dan
12
Proses Penilaian B. PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS PENDAHULUAN
Aspek Teknik
A. REVIEW PENUGASAN 1) Kajian geologi dan eksplorasi
• Dokumen kontrak 2) Kajian geoteknik
• Tujuan penugasan 3) Kajian hidrogeologi
• Ruang lingkup penilaian 4) Sistim penambangan
• Definisi Nilai 5) Sistim pengolahan dan pemurnian
• Tanggal Penilaian 6) Sistem pengangkutan
• Batasan dan asumsi 7) Nisbah Pengupasan (SR)
8) Kadar Batas Rata-rata Terendah (COG)
9) Ketebalan Batas Rata-rata Terambil
Aspek Ekonomi
10) Infra struktur
11) Tenaga kerja
12) Harga komoditas bahan galian dan persaingan
13) Jenis produk sampingan dan produk akhir
14) Nilai dan
E. REKONSILIASI NILAI
F. LAPORAN PENILAIAN
14
Pendekatan Penilaian
Pendekatan Penilaian yang dipakai tergantung pada tahapan dan kelompok mana aset
pertambangan dimaksud
Secara umum penilaian pertambangan terbagi menjadi:
Aset Cadangan terdiri dari:
Tahap Penyelidikan dan Eksplorasi Pendekatan Biaya dan Pendekatan Data Pasar
Tahap Pengembangan Pendekatan Pendapatan dan Pendekatan Data Pasar
Tahap Produksi Pendekatan Pendapatan dan Pendekatan Data Pasar
Aset Non Cadangan
Tanah Pendekatan Data Pasar
Bangunan, Sarana Pelengkap Pendekatan Biaya
Dermaga Pendekatan Biaya
Mesin dan Peralatan Pendekatan Biaya
Kapal (vessel) Pendekatan Biaya dan Pendekatan Data Pasar
Tongkang Pendekatan Biaya dan Pendekatan Data Pasar
Alat Berat Pendekatan Biaya dan Pendekatan Data Pasar
Kendaraan Bermotor Pendekatan Data Pasar
Inventaris Kantor Pendekatan Data Pasar
15
Pertimbangan Dalam Penilaian Pertambangan
1. Pemenuhan atas definisi Nilai Pasar atau nilai lainnya
2. Hak/kepentingan properti pertambangan/SDA dapat terpisah dari hak/kepentingan atas
tanah permukaan dan bagaimana hal ini berpengaruh terhadap penambangan SDA
3. Pemahaman atas kontrak penambangan SDA berikut segala hak dan kewajiban yang
melekat pada pemegang hak, jangka waktu serta pelaksanaan kontrak pada tanggal
penilaian
4. Bentuk ketergantugan atas laporan yang dihasilkan Pakar Teknis dan verifikasi yang
dilakukan
5. Dalam penilaian hak atas tanah permukaan, penilaian harus mempertimbangkan HBU
dan dan potensi realisasinya
6. Adanya nilai sisa (apabila ada) setelah kontrak berakhir
7. Aspek kunci penilaian pertambangan SDA adalah bahwa hak/kepentingan properti dan
hak terkait yang dinilai harus diidentifikasikan dengan baik
8. Dalam beberapa situasi, penilaian pasar terhadap properti pertambangan sebagai Real
Properti harus berdasarkan analisa HBU properti tersebut, dimana pertimbangan
penggunaan properti untuk aspek non pertambangan untuk memaksimalkan manfaat
ekonomisnya
16
Pendekatan Penilaian Pertambangan Menurut PPI 06
1. Apabila satu atau lebih pendekatan penilaian dipilih untuk
diterapkan diantara lainnya, maka alasan pemilihan pendekatan
harus dinyatakan
2. Penggunaan pendekatan dan metode penilaian yang sesuai
tergantung pada tahapan eksplorasi atau pengembangan properti
pertambangan
3. Tahapan yang berbeda dari eksplorasi dan pengembangan
memiliki tingkat resiko yang berbeda, yakni resiko kegiatan
produksi yang terjadi sesekali atau berkesinambungan.
Pendekatan penilaian untuk berbagai jenis penggolongan properti
pertambangan terbagi menjadi :
17
Pendekatan Penilaian Pertambangan Menurut PPI 06
Pendekatan Properti Eksplorasi Properti Sumber Properti Properti Produksi
Penilaian Daya Pengembamgan
Pasar Ya Ya Ya Ya
18
Kompetensi
1. Untuk mengembangkan penilaian atas suatu aset
pertambangan, penilai haruslah memiliki kemampuan/
kompetensi yang relevan dengan aset atau hak yang dinilai atau
menggunakan tenaga ahli yang memadai
2. Untuk menghasilkan penilaian yang dapat diandalkan dan
akurat, penilai mebutuhkan pelatihan khusus atau bantuan
tenaga ahli yang memiliki akreditasi geologi atau
pertambangan; atau yang disebut Competent Person sesuai
peraturan yang berlaku
3. Penilai menggunakan Kajian Teknis, data, atau opini yang
diperoleh dari competent person, perlu melakukan verifikasi
bahwa data-data tersebut dibuat oleh tenaga ahli yang memiliki
kualifikasi, kredibilitas dan kompeten
19
Pertimbangan Khusus
1. Setiap deposit properti pembangnan adalah unik, sehingga perbandingan langsung dengan
transaksi sejenis seringkali sulit/tidak sesuai. Bagaimanapun, analisa penjualan merupakan alat
penilaian yang penting, perlunya penyesuaian penjualan atau rasio dapat diterapkan untuk
tujuan perbandingan tidak langsung. Analisis penjualan dan analisa pasar lainnya dapat
menghasilkan faktor pasar seperti tingkat diskonto pasar, faktor resiko atau factor
ketidakpastian yang bisa digunakan dalam penedekatan pendapatan
2. Dalam laporan yang menghasilkan estmasi Nilai Pasar, analisa penilaian harus berdasarkan
bukti pasar, ekspektasi dan persepsi pasar dari pelaku pasar terhadap properti yang dinilai
3. Metode paling umum dipakai dalam industri pertambangan dengan pendekatan pendapatan
adalah Analisa Nilai Bersih Masa Kini (NPV)/ Analisa Arus Kas Terdiskonto (DCF).
4. Data penting yang digunakan dalam penilaian sedapat mungkin diverifikasi keakuratannya
secara wajar, termasuk data teknis dan laporan tenaga ahli kompeten dan informasi tentang
transaksi properti sejenis.
5. Apabila terdapat lebih dari satu estimasi kuantitas dan kualitas dari cadangan pertambangan
yang dinilai, maka Penilai harus menentukan estimasi yang dianggap paling wajar untuk
diungkapkan dan dibahas dan estimasi yang digunakan dijelaskan lasannya.
6. Penilai seharusnya mempertimbangkan dan membuat rujukan pada hal yang berdampak
signifikan terhadap penilaian
20
Pendekatan Pendaapatan dengan DCF
1. Menghitung Pendapatan Bersih tahunan dari proyeksi produksi penambangan
21
Pendekatan Pendaapatan dengan DCF
c. Biaya pengolahan atau pemurnian/ekstraksi:
• Biaya pengolahan, termasuk bahan kimia (jika ada)
• Biaya tenaga kerja langsung
• Biaya Bahan bakar dan pelumas
• Biaya pemasaran
• Biaya umum dan administrasi
• Biaya perawatan: alat berat, mesin dan pelaratan, dermaga, aset operasional
lainnya, infrastruktur
• Biaya pencadangan: alat berat, mesin dan pelaratan, dermaga, aset operasional
lainnya, infrastruktur
• Biaya pemuatan dari stokpile ke Kapal/vessel:
• Biaya pemuatan ke tongkang (barge loading)
• Biaya pengangkutan dengan tongkang (barging)
• Biaya bongkar muat ( steve doring ) di vessel
• Biaya analisis laboratorium di tongkang atau di vessel (khusus batubara
22
Pendekatan Pendaapatan dengan DCF
d. Biaya royalty
e. Biaya retribusi
f. Biaya Pajak bumi dan bangunan
g. Biaya asuransi
h. Keuntungan penambang yang wajar
23
Office 18, 3rd Floor Unit E
Jalan TB Simatupang Kav. 18
Jakarta Selatan
T. +62 21 7949079
F. +62 21 7949081
E. info@mappi.or.id
www.mappi.or.id