Anda di halaman 1dari 17

Pelaporan Keuangan

Perusahaan Pertambangan
Mineral, Batubara, Minyak
dan Gas.
Kelompok 1:
1. Tri Oktaviani (142190037)
2. Binsar Alexander (142190043)
3. Adam Cahyadi (142190163)
Aktivitas Pertambangan

Eksplorasi Pengembangan
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Konstruksi Produksi

Untuk menunjang aktivitas tersebut pada tahun 1994 Ikatan


Akuntan Indonesia mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan Nomor 33 Tahun 1994 tentang akuntansi
pertambangan umum.
Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral
Perubahan SAK No 64 Tahun SAK No 29 Tahun
2011 1994

Kegiatan Eksplorasi

SAK No 33 Tahun SAK No 64 Tahun


1994 2011

Pengembangan dan Konstruksi

SAK No 16 & 19

10 Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan


Hidup
SAK No 33 Tahun
2011
(Revisi)
Biaya pengupasan tanah awal diakui sebagai aset (beban
tangguhan), sedangkan biaya pengupasan tanah lanjutan
Aktivitas Pengupasan diakui sebagai beban [par.6] Biaya pengupasan tanah
lanjutan pada dasarnya dibebankan berdasarkan rasio rata-
Lapisan Tanah rata tanahpenutup (average stripping ratio), yaitu
perbandingan antara taksiran kuantitas lapisan
batuan/tanah penutup terhadap taksiran ketebalan bahan
galian (seperti batubara) yang juga dinyatakan dalam
satuan unit kuantitas [par.7]

Dalam hal rasio aktual tanah penutup (yaitu rasio antara


kuantitas tanah/batuan yang dikupas pada periode tertentu
terhadap kuantitas bagian cadangan yang diproduksi
untuk periode yang sama) berbeda jauh dengan rasio rata-
ratanya, apabila rasio aktual lebih besar dari rasio
rataratanya,kelebihan biaya pengupasan diakui sebagai
aset (beban tangguhan). Selanjutnya, aset tersebut akan
dibebankan pada periode ketika rasio aktual jauh lebih
kecil dari rasio rata-ratanya[par.7]
Kegiatan pada
1. Tahap Eksplorasi, yaitu biaya-biaya yang
perusahaan dikeluarkan atas pengeluaran yang dicatat sebesar
pertambangan biaya perolehan (Cost Model) pada tahap
eksplorasi, pengembangan, dan produksi dapat di
kapitalisasi dan hal ini diatur lebih lanjut dalam
IAS 16 mengenai Property, Plant dan Equipment.
2. Tahap Pengembangan dan Produksi, tidak ada
standar akuntansi dalam IFRS yang mengatur
secara spesifik mengenai pengeluaran yang timbul
pada tahap pengembangan dan produksi, namun
perusahaan dapat melaporkannya merujuk pada
IAS 38 yang mengatur tentang Aktiva Tidak
Berwujud karena aset tersebut diklasifikasikan
pada tahap pengembangan dari suatu proyek
internal yang dapat menunjukkan semua hal
berikut ini:
a. Kelayakan teknis penyelesaian aset tak berwujud tersebut sehingga aset tersebut dapat
digunakan atau dijual.
b. Niat untuk menyelesaikan aset tak berwujud tersebut dan menggunakannya atau menjualnya.
c. Kemampuan untuk menggunakan atau menjual aset tak berwujud tersebut.
d. Bagaimana aset tak berwujud akan menghasilakn kemungkinan besar manfaat ekonomi masa
depan. Antara lain entitas mampu menunjukkan adanya pasar bagi keluaran aset tak berwujud
atau pasar atas aset tak berwujud itu sendiri, atau, jika aset tak berwujud itu akan digunakan
secara internal, entitas mampu menunjukkan kegunaan aset tak berwujud tersebut.
e. Tersedianya kecukupan sumber daya teknis, keuangan, dan sumber daya lain untuk
menyelesaikan pengembangan aset tak berwujud dan untuk menggunakan atau menjual aset
tersebut
f. Kemampuan untuk mengukur secara andal pengeluaran yang terkait dengan aset tidak berwujud
selama pengembangannya
PT VALE Indonesia Tbk
Perusahaan Tambang
Mineral
Merupakan perusahan tambang dan
pengolahan nikel terintegrasi yang beroperasi di Blok
Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi
Selatan.
Beroperasi dalam naungan Kontrak Karya yang telah
diamandemen pada 17 Oktober 2014 dan berlaku hingga
28 Desember 2025 dengan luas konsesi seluas 118.017
hektar meliputi Sulawesi Selatan (70.566 hektar),
Sulawesi Tengah (22.699 hektar) dan Sulawesi Tenggara
(24.752 hektar).
PT Vale Indonesia menambang nikel laterit untuk
menghasilkan produk akhir berupa nikel dalam matte.
Rata-rata volume produksi nikel per tahun mencapai
75.000 metrik ton.
Proses Produksi
Pabrik pengolahan berada di Sorowako memiliki tiga
tanur pengering berbahan bakar minyak, lima tanur
pereduksi berbahan bakar minyak, empat tanur listrik, dan
tiga converter Pierce-Smith.
Vale juga telah membangun dan memelihara
infrastruktur pendukung yang mencakup fasilitas
pelabuhan dan jalan untuk mengangkut dan mengapalkan
produk akhir serta terminal bahan bakar minyak di
Mangkasa Point.
Vale juga memiliki dan mengoperasikan tiga fasilitas
pembangkit listrik tenaga air dengan total kapasitas rata-
rata 365 megawatt (MW).
LAPORAN
KEUANGAN
LAPORAN POSISI KEUANGAN
VCL, yang merupakan bagian
dari Vale Base Metals dan
merupakan produsen nikel kedua
terbesar di dunia, saat ini
memiliki 58,73% saham vale,
sementara SMM, salah satu
perusahaan pertambangan dan
peleburan terbesar di Jepang,
memiliki 20,09% saham. Sisanya,
sebesar 21,18% dari saham
tersebut dimiliki oleh pemegang
saham publik dan lainnya.
LAPORAN LABA RUGI
DAN KESIMPULAN
1. ROA=Laba Bersih/total Asset
$82,819/$2,314,658 X 100 % = 3,578023189602956
%
3,6%
2. ROE=Laba bersih/Total Modal
$82,819/$1,578,922 X 100 % = 5,245287607620896
%
5,2%
3. Net Profit Margin=Laba Bersih/Penjualan
$82,819/$764,744 X 100 % = 10,82963710731957 %
10,8 %
PERUSAHAAN
TAMBANG
MINYAK DAN GAS
Akuntansi Minyak dan Gas Bumi mengatur • PSAK No. 29 (revisi 1994) mencakup ruang
akuntansi untuk kegiatan eksplorasi, lingkup yang lebih luas, yaitu mengenai
pengembangan, produksi, pengolahan, perlakuan akuntansi bagi industri minyak dan gas
transportasi, pemasaran dan lain-lain. bumi mulai dari aktivitas eksplorasi,
pada 1 Januari 2012 PSAK No. 29 (revisi pengembangan, produksi, pengolahan,
1994) yang berlandaskan US GAAP dicabut dan transportasi, hingga pemasaran, sedangkan PSAK
diganti dengan PSAK No. 64 (2011): Aktivitas No. 64 (2011) hanya mencakup aktivitas
Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan eksplorasi dan evaluasi saja.
Sumber Daya Mineral yang telah mengadopsi
• PSAK No. 64 mengakui biaya eksplorasi dan
IFRS 6: Exploration for and Evaluation of
Mineral Resources. evaluasi sebagai aset, sedangkan PSAK No. 29
mengakui biaya tersebut sebagai aset dengan
negara sebagai pusat biaya (metode Full Cost)
dan sebagai aset bagi sumur yang memiliki
cadangan terbukti (metode Successful Efforts)
Biaya Eksplorasi
Biaya eksplorasi adalah biaya-biaya yang
dikeluarkan dalam mengidentifikasi daerah yang
PT Medco Energi mungkin memerlukan pemeriksaan lebih lanjut
Internasional Tbk dalam mencari cadangan minyak dan gas dan
melakukan pemeriksaan terhadap daerah tertentu
Merupakan salah satu industri yang yang mungkin mengandung cadangan minyak dan
bergerak dalam bidang perminyakan dan gas, termasuk pengeboran sumur eksplorasi dan
gas bumi. Tahun buku 2012 merupakan eksplorasi-sumur tes stratigrafi.
tahun pertama bagi PT Medco Energi
Internasional Tbk dalam menerapkan
PSAK No. 64 (2011).
Perlakuan akuntansi tersebut akan
diterapkan terhadap biaya eksplorasi dan
biaya evaluasi mulai dari tahap
pengakuan, pengukuran, penyajian, dan
pengungkapan.
1. Biaya-biaya penyelidikan topografi, geologi, dan geofisika,
biaya hak untuk mengolah properti yang terkait dengan
Jenis biaya utama: penyelidikan (topografi, geologi, dan geofisika), gaji dan
biaya-biaya lainnya untuk para ahli geologi, petugas geofisik,
dan biaya-biaya lain yang terkait dengan penyelidikan
tersebut. Biaya-biaya tersebut secara keseluruhan disebut
sebagai biaya geologi dan geofisika (biaya G&G).
2. Biaya untuk mempertahankan undeveloped properties, seperti
delay rentals, biaya pajak, biaya perijinan untuk
mempertahankan kontrak, serta biaya-biaya untuk merawat
dan mencatat lease atau kontrak.
3. Kontribusi dry hole dan bottom hole.
4. Biaya pemboran dan peralatan sumur eksplorasi.
5. Biaya pemboran exploratory type stratigraphic test well
(sumur tes stratigrafi)
PSAK No. 29
Metode SE atau teori multiple asset, yaitu teori yang
beranggapan bahwa kekayaan perusahaan yang tertanam
dalam setiap cadangan bukan sebagai kesatuan aset.
Metode SE hanya mengakui aset apabila aset tersebut
dianggap memiliki nilai manfaat di masa depan, maka
semua biaya eksplorasi, di luar biaya yang dialokasikan
ke sumur-sumur eksplorasi yang memiliki cadangan
terbukti, diperlakukan sebagai beban pada periode
akuntansi yang bersangkutan.

Metode FC berangkat pada teori single asset yang


memandang bahwa seluruh kekayaan perusahaan minyak
dan gas bumi sebagai satu kesatuan aset. Dengan
menerapkan metode FC sebagai dasar penghitungan
biaya eksplorasinya, maka semua biaya eksplorasi
dikapitalisasi sebagai bagian dari aset minyak dan gas
bumi dengan negara sebagai pusat biayanya.
PSAK No. 64

Tujuan PSAK No. 64 adalah untuk menetapkan pelaporan


keuangan atas eksplorasi dan evaluasi pada pertambangan
sumber daya mineral. Fokus dalam PSAK ini adalah biaya
eksplorasi dan evaluasi dalam industri pertambangan sumber
daya mineral.
Biaya yang terjadi atas pengeluaran eksplorasi dan
evaluasi diakui sebagai aset eksplorasi dan evaluasi sebesar
biaya perolehannya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai