PEMBAHASAN
6
7
d. Biaya pengeboran dan pengolahan sumur eksplorasi, yang dibagi atas jenis
biaya yang berwujud dan tidak berwujud.
e. Biaya pengeboran sumur exploratory type stratigraphic test well (biaya
pengeboran sumur uji stratigrafi) yang terdiri dari biaya pengeboran di daerah
cadangan tidak terbukti (exploratory type) dan di daerah cadangan terbukti
(development type).
Jenis biaya (1) sampai dengan (3) adalah jenis biaya yang sering terjadi
sebelum dimulainya kegiatan pengeboran, atau biasa disebut dengan nama non
drilling exploration cost (biaya eksplorasi pra pengeboran), sedangkan untuk dua
jenis biaya yang terakhir disebut dengan drilling cost (biaya pengeboran).
Peralatan dan Fasilitas Penunjang
Kelompok biaya yang termasuk dalam biaya peralatan dan fasilitas
penunjang ini meliputi beban biaya penyusutan peralatan seismik, bengkel
perbaikan, gudang dan perkantoran, serta beban biaya operasi. Semua beban ini
baik beban penyusutan maupun biaya operasi harus didasarkan atas sistem
alokasi.
Pengeboran Eksplorasi
Pengeboran eksplorasi merupakan tahap akhir dari aktivitas eksplorasi,
karena pengeboran eksplorasi yang dapat membuktikan kepastian letak cadangan.
Terdapat dua kemungkinan dalam pengeboran eksplorasi yaitu apakah proved
reserves sukses artinya cadangan minyak tersebut berisi minyak atau sebaliknya
proved reserves gagal yang artinya cadangan minyak kering. Perlakuan akuntansi
atas sumur eksplorasi tergantung dari penggunaan metode akuntansinya,
sedangkan pengertian biaya sumur termasuk didalamnya peralatan dan
perlengkapan sumur dapat dikategorikan menjadi dua yaitu tangible drilling cost
(TDC) atau equipment dan intangible drilling cost (IDC).
Jurnal pada saat proved reserves telat terbukti berisi minyak dan sumur telah
selesai dikerjakan maka kedua saldo akun wells in progress akan ditransfer
menjadi akun well and related equipment and facilities.
Wells and related equipment and facilities (E&F) - xxx
IDC
Wells and related E&F – L&WE xxx
W/P – IDC xxx
W/P – L&WE xxx
Jurnal pada saat sumur kering maka biaya-biaya yang telah dikapitalisasi ke
wells in progress dihapuskan ke akun dry hole expense.
Dry hole expense (IDC and L&WE) xxx
W/P – IDC xxx
W/P – L&WE xxx
11
Berikut ini contoh kasus mengenai proses pengeboran yang terjadi antara
SKK Migas dengan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) yang mengalami
kegagalan dalam pengeboran.
Dikutip dari berita Liputan 6 tahun 2013 sebagai berikut:
12
“Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegaiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi
(SKK Migas) menyatakan ada dana sebesar US$ 1,6 miliar atau sekitar Rp
15,5 triliun yang tidak dikembalikan ke Kontraktor Kontrak Kerjasama
(KKKS) yang mengalami kegagalan eksplorasi migas. Wakil kepala SKK
Migas Wijanarko Yohanes mengatakan pengembangan sumur migas di
Indonesia sangatlah berisiko. Pasalnya, perusahaan pengembang atau
KKKS harus menanggung biaya sendiri dalam melakukan eksporasi
wilayah kerja migas. Jika eksplorasi migas berhasil maka biaya yang telah
dikeluarkan oleh KKKS akan digantikan oleh negara, namun jika
mengalami kekagagalan maka biaya eksplorasi harus ditanggung KKKS.
"2003-2013 total USD1,6 milar yang tidak dikembalikan, termasuk vendor
jasa pengadaan alat mereka bayar sendiri, tidak ada sepeserpun uang
negara," kata Wijanarko, dalam diskusi kriminalisasi kebijakkan korporasi,
di kawasan bisni Sudirman, Jakarta, Rabu (8/4/2013).
Wijanarko menyebutkan saat ini ada 309 KKKS yang terdaftar di SKK
Migas yang sedang melakukan eksplorasi namun hanay 40 KKKS yang
sudah berproduksi, sedangkan sisanya masih melakukan eskplorasi yang
biayanya ditanggung sendiri. "Artinya mereka bertaruh yang jadi resiko
mereka," ungkapnya. untuk biaya eksplorasi sendri terhitung besar, KKKS
harus mengeluarkan dana US$ 200 juta per hari. "Satu pemboran yang
dilakukan Epson US$ 200 juta atau Rp 2 triliun, tapi itu tidak berhasil, itu
kalau dibikin sekolah bisa banyak," pungkasnya.”
Kaluku-1
Kuma 150 Waxy Oil (MDT)
Aru-1
4 ConocoPhillips Amborip VI 58 Sumur kering
Mutiara
Arafura Sea 103 Sumur kering
Putih-1
5 Talisman Sageri Lempuk-IX 84 Sumur kering
Sumur kering
Bravo Well 103
Sumur kering
Romeo Well 23
Pasang
6 Marathon Technical
Kayu
Romeo B-1 25 Problem
Dari kasus yang yang lain tersebut dapat dilihat bahwa KKKS Migas sudah
berusaha keras dalam melakukan pengeboran Migas di laut. Namun, hasil yang
didapatkan tidak sesuai yang diinginkan. 12 KKKS mengalami kegagalan pengeboran
berupa sumur kering dan permasalahan laminya. Hal tersebut mengakibatkan kerrugian
sebesar Rp. 19 triliun dan kerugian tersebut tidak diganti oleh negara.
15