Anda di halaman 1dari 16

“Indikator-Indikator Investasi

Jawa Barat”
DISAMPAIKAN OLEH
DENI RUSYANA, S.AP, MSE
KEPALA BIDANG PENGEMBANGAN DAN PROMOSI
DINAS PMPTSP PROVINSI JAWA BARAT
BANDUNG, 16 SEPTEMBER 2021
KONDISI UMUM JAWA BARAT
JAWA BARAT MERUPAKAN
PROVINSI DENGAN JUMLAH PROVINSI DENGAN NILAI
POPULASI PENDUDUK REALISASI INVESTASI
TERTINGGI DI INDONESIA, TERTINGGI DI INDONESIA,
sebesar 48,27 juta jiwa di tahun selama 5 tahun terakhir
2020.
SEBAGIAN BESAR
70,68% PENDUDUK DI JAWA BARAT KAWASAN INDUSTRI DI
TERMASUK DALAM KETEGORI USIA INDONESIA TERLETAK
PRODUKTIF (15-64 TAHUN) DI JAWA BARAT, 28 dari
100 kawasan industri
terletak di Jawa Barat
PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT VS NASIONAL (yoy) WEST JAVA
8
6.33 6.137.07
6 5.66
5.33
5.66
5.09 5.05 5.07
5.56
5.01 5.03 5.07 5.17 5.02
4.88
4 PEREKONOMIAN JAWA BARAT TERUS
MENUNJUKAN ADANYA PERBAIKAN.
2
PERTUMBUHAN EKONOMI DI TW 2 – 2021
0
MENCAPAI 6,03 % (YOY), INVESTASI MENJADI
-0.71

-0.87
FAKTOR PENDORONG PENINGKATAN
-2.07
-2 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT DI TW 2
-2.44
2021.
-4
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Q1-2021 Q2-2021

Jawa Barat Indonesia


INVESTASI DI JAWA BARAT LEBIH EFISIEN
PERBANDINGAN ICOR JAWA BARAT DENGAN BEBERAPA PROVINSI LAINNYA
9.0 INDIKATOR TINGKAT INVESTASI
8.0
MENURUNKAN TINGKAT PENGANGGURAN
Selama 5 tahun terakhir, 1% pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat
7.0
dapat mengurangi 0,92% tingkat pengangguran.

6.0
MENCIPTAKAN LAPANGAN PEKERJAAN
Selama 5 tahun terakhir, 1% pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat
5.0
mampu menyerap 100.000 tenaga kerja.

4.0
2015 2016 2017 2018 2019
MENURUNKAN TINGKAT KEMISKINAN
DKI JAWA BARAT JAWA TENGAH
DIY JAWA TIMUR NASIONAL Selama 5 tahun terakhir, 1% pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat
PERBANDINGAN ICOR JAWA BARAT DENGAN BEBERAPA NEGARA DI KAWASAN mampu mengurangi 33.000 penduduk miskin
ASIA
8.0 7.5 INVESTASI DI JAWA BARAT JUGA DI DUKUNG OLEH
7.0
INFRASTRUKTUR YANG SANGAT BAIK PASAR POTENSIAL YANG SANGAT BESAR
6.0
5.4
Jawa Barat memiliki infrastruktur pendukung Sebagai provinsi dengan jumlah penduduk yang
5.3
4.9 5.1 yang sangat baik seperti jalan tol, bandara, sangat besar, Jawa Barat memiliki pasar
5.0 4.7 4.5 4.6
4.2
pelabuhan, listrik, air, manajemen sampah dan potensial yang sangat tinggi dengan jumlah
4.1 4.0 4.2
4.0 pusat data. penduduk kelas menengah yang terus
3.0 2.9 3.0 meningkat
3.0 2.8
2.4 2.5
SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS RANTAI PASOK YANG EFISIEN
2.0
Tenaga kerja yang berkualitas yang sangat Jawa Barat memiliki sumber daya alam yang
1.0 banyak hal ini didukung oleh lembaga tinggi sangat besar dan didukung pula oleh besarnya
ternama yang berlokasi di Jawa Barat kawasan industri yang menyediakan berbagai
-
Sumber : Analisis ICORFilipina
Malaysia yang dilakukan oleh BPS
Thailand Vietnam China Jawa Barat produk sebagai bahan baku untuk proses
produksi
2017 2018 2019
REALISASI INVESTASI JAWA BARAT SEMESTER 1 - 2021 SECARA NASIONAL

PMA & PMDN PMA PMDN

Jaw
Jawa a Jaw
Jaw a
Bara a Bara
t; Tim
t; Bara ur;
t; 28.1
72.4 44.2 873 23.8
6158 7421 707; 702;
8033 7333 13% 11%
4145 4145
;
; 19%
16% Provinsi Lainnya;
Provinsi Lain-
103.60306; 45% DKI Jakarta; nya; 108.9799;
28.70214; 13% 51%
DKI
DKI Jakarta; Jaka
Provinsi Lainnya; 48.62344; 11% Mal rta;
uku 19.9
230.21246; 52% Utar Ban 213;
a; ten; 9%
21.1 17.1
Sulawesi Tengah; 335; Jawa Tengah; 267;
Riau; 14.70512; 6% 9% 16.1843; 8% 8%
16.07022; 7%
Jawa
Timu
r;
34.7
Ban- 5888  Jawa Barat masih menempati peringkat pertama dengan realisasi investasi tertinggi di Indonesia.
ten; ; 8%
31.4  Nilai realisasi invetasi PMA & PMDN di Semester 1 2021 mencapai Rp72,46 triiliun atau 16% dari
Jawa Tengah;
25.27864; 6% 2302 total realisasi nasional, dengan realisasi PMA sebesar Rp44,27 trilliun dan PMDN Rp28,19 trilliun.
; 7%
 Berdasarkan target dari BKPM, realisasi investasi Provinsi Jawa Barat Januari-Juni 2021 adalah
56,90%
RASIO PENYERAPAN TENAGA KERJA PROVINSI JAWA BARAT
SEMESTER 1 2021
JAN – JUN 2020 JAN – JUN 2021

Rp.57,89 T Rp.72,46 T
Realisasi
Investasi

46.498 58.113
Tenaga
Kerja 5 • Realisasi investasi dan penyerapan tenaga kerja di Jawa Barat pada
Januari – Juni 2021, mengalami kenaikan sebesar 25%. Namun,
kemampuan investasi dalam menyerap tenaga kerja di Januari – Juni
2021 cenderung stabil bila dibandingkan secara yoy.
• Secara triwulanan, penyerapan tenaga kerja di TW 2 2021 lebih baik
803 802 dibandingkan dengan TW 1 2021, naik sangat signifikan sebesar
139,02%. Hal ini memperlihatkan bahwa adanya sinyal optimisme
Penyerapan TK untuk peningkatan investasi dan penyerapan tenaga kerja.
• Pada semester 1 2021, investasi per Rp. 1 T mampu menyerap tenaga
per Rp.1 T kerja sebanyak 802 orang atau hanya turun 1 poin dibandingkan
dengan semester 1 2020.
REALISASI INVESTASI BERDASARKAN SEKTOR DI
SEMESTER 1 TAHUN 2021

SEKTOR TERBESAR REALISASI PMA SEKTOR TERBESAR REALISASI PMA SEKTOR TERBESAR REALISASI PMDN
& PMDN SM 1 -2021 SM 1 - 2021 SM 1 - 2021

PERUMAHAN, KAWASAN 23,47% INDUSTRI KENDARAAN 27,70%


PERUMAHAN, KAWASAN 50,47%
INDUSTRI & BERMOTOR & ALAT
INDUSTRI &
PERKANTORAN TRANSPOTASI LAIN
PERKANTORAN

INDUSTRI KENDARAAN 16,94% TRANSPORTASI, GUDANG 17,69%


BERMOTOR & ALAT KONSTRUKSI 17,56%
& KOMUNIKASI
TRANSPORTASI LAIN

INDUSTRI MAKANAN 12,23% INDUSTRI KERTAS & 8,66%


TRANSPORTASI, GUDANG 11,19% PERCETAKAN
& KOMUNIKASI

INDUSTRI KIMIA & 5,69%


INDUSTRI MAKANAN 8,56% LISTRIK, GAS DAN AIR 8,95% FARMASI

PERUMAHAN, KAWASAN
KONSTRUKSI 6,85% INDUSTRI & INDUSTRI KARET & 4,61%
6,29%
PERKANTORAN PLASTIK
REALISASI INVESTASI BERDASARKAN KAB/KOTA DI JAWA BARAT SM 1 - 2021

TOP 10 PERUSAHAAN PMDN DENGAN REALISASI


TERTINGGI DI SEMESTER 1 - 2021

1. MAHKOTA PERMATA PERDANA 6. SENTUL CITY


RP 5,485 TRILIUN RP 789,116 MILIAR

2. JASAMARGA JAPEK SELATAN 7. LIPPO CIKARANG


RP 3,747 TRILIUN RP 754,904 MILIAR

3. PINDO DELI PULP AND PAPER MILLS 8. JASA SEMESTA UTAMA


RP 1,622 TRILIUN RP 724,189 MILIAR

4. POLLUX ADITAMA KENCANA 9. GRAHA BUMI HIJAU


RP 1,402 TRILIUN RP 691,283 MILIAR

5. TIRTA FRESINDO JAYA 10. PERTAMINA (PERSERO)


 Realisasi PMA dan PMDN di Jawa Barat pada semester 1 – 2021 masih RP 1,331 TRILIUN RP 629,518 MILIAR
didominasi berada di Kab. Bekasi (32,16%), Kab. Karawang (19,10%) dan Kota
Bandung (11,06%)
 Sementara realisasi investasi di Jawa Barat bagian selatan masih sangat rendah
Kab. Cianjur (1,24%), Kab. Garut (0,60%) dan Kab. Sukabumi (0,40%)

Sumber: Berdasarkan data LKPM, Dinas PMPTSP Prov. Jabar


TARGET INVESTASI JAWA BARAT BERDASARKAN BKPM
2021 TARGET REALISASI DARI BKPM-RI TAHUN 2020
No Lokasi Target % Target
Nilai % Target Nasional 2020
1 Jawa Barat 127,34  
2 Kabupaten Bandung 3,44 2,70
3
4
Kabupaten Bandung Barat
Kabupaten Bekasi
2,09
48,14
1,64
37,80
817,2 Triliun
5 Kabupaten Bogor 8,95 7,03
6 Kabupaten Ciamis 0,01 0,01
7
8
Kabupaten Cianjur
Kabupaten Cirebon
0,90
5,31
0,71
4,17 99 Triliun
9 Kabupaten Garut 0,92 0,72
10 Kabupaten Indramayu 0,54 0,42 Target Jawa Barat 2020
11 Kabupaten Karawang 23,85 18,73
12 Kabupaten Kuningan 0,08 0,06 (12,11% dari Target Nasional)
13 Kabupaten Majalengka 2,46 1,93
14 Kabupaten Pangandaran 0,01 0,01
15 Kabupaten Purwakarta 5,89 4,63
16 Kabupaten Subang 2,18 1,71
17 Kabupaten Sukabumi 1,05 0,82
18 Kabupaten Sumedang 1,83 1,44 TARGET REALISASI DARI BKPM-RI TAHUN 2021
19 Kabupaten Tasikmalaya 0,06 0,05
20 Kota Bandung 6,18 4,85
8
Target Nasional 2021
21 Kota Banjar - -
22 Kota Bekasi 5,83 4,58
23 Kota Bogor 2,83 2,22 874,60 Triliun
24 Kota Cimahi 0,87 0,68
25 Kota Cirebon 0,25 0,20
26 Kota Depok 3,60 2,83
27 Kota Sukabumi 0,03 0,02 127,34 Triliun
28 Kota Tasikmalaya 0,05 0,04
Target Jawa Barat 2021
(14,56% dari Target Nasional)
PERAN INVESTASI DALAM PEMBANGUNAN
JAWA BARAT

Rumus Pendapatan Nasional Dengan pendekatan pengeluaran


(Keynesian Consumtion Model)
Y = Pertumbuhan Ekonomi
C = Konsumsi Masayarakat
Y = C + I + G + (n - x) I = Investasi (PMTB)
G = Pengeluaran Pemerintah
N = Ekspor
X = Impor
VARIABEL/ PARAMETER KLASIFIKASI
POTENSI DAN PELUANG INVESTASI

Brown Book
• Data Green Book
ditambah dengan :
Green Book
• Aspek Teknis
• Data Blue Book (Proses)
ditambah dengan • Aspek Pasar
Blue Book
data daya dukung
• Nama Potensi • Aspek Pemasaran
investasi, meliputi
• Jenis Potensi (Public/ Ketersediaan : • Aspek Lokasi
Private) • Listrik, Air, Gas, • Aspek Manajemen
• Bidang Urusan/ Keamanan, prasarana • Aspek Penilaian
Sektor (Jalan, Pelabuhan, Kelayakan Usaha
• Lokasi Bandara, KA), IPAL, (R/C Ratio, B/C
• Geografis Kawasan Industri Ratio, BEP, NPV,
• Demografis dan Insentif/ IRR, Payback
Kemudahan Period)
• Sesuai dengan
• Aspek Politik,
Dokumen
Ekonomi dan Sosial
RPJMD/RTRW/Grad
• Aspek Lingkungan
Design
Industri
• Aspek Yuridis
• Aspek Lingkungan
DEFINISI VARIBEL/ DATA
Blue Book
1 Nama Proyek Nama proyek
2 Deskripsi Gambaran Singkat Proyek
3 Lokasi Desa, Kecamatan, Kabkot
4 Sektor Primer/Sekunder/Tersier)
6 Bidang Usaha Nama Bidang Usaha Sesuai Klasifikasi BPS
7 Estimasi Kebutuhan Investasi Perkiraan biaya untuk melakukan investasi
8 Produk Jenis produk yang akan dihasilkan
9 Luas Lahan Perkiraan kebutuhan yang diperlukan
10 Status Lahan Status kepemilikan lahan saat ini
11 Produksi per Tahun Estimasi kapasitas produksi yang akan dihasilkan
atau kapasitas produksi saat ini
12 Status Pengelolaan Saat Ini* Pemerintah/ Perusahaan/ Perorangan
13 Pola/ Skema Investasi B to B, B to G, G to G (PPP, BOT, Contrak,
Leasing. Dll)
14 Kesesuaian/  
Green Book
Ketersediaan Regulasi
RPJMDKesesuaian antara proyek dengan rencana pembangunan daerah
a
RTRWKesesuaian antara proyek dengan rencana tata ruang daerah
b
c PTSPKetersedian pelayanan terpadu satu pintu
Insentif dan KemudahanInsentif dan kemudahan yang diberikan pemerintah (perizinan, pajak, pembangunan struktur)
d
5 Basis Sektor Basis Ekonomi/ Non Basis > Sesuai dengan keunggulan bidang usaha wilayah
  Tingkat Potensi Investasi  
15 Ketersediaan  
Infrastruktur
a ListrikSumber, Kapasitas, Ketersediaan dan Biaya Listrik
b GasSumber, Kapasitas, Ketersediaan dan Biaya Gas
c AirSumber, Kapasitas, Ketersediaan dan Biaya Air Baku
d JalanKetersediaan, Status dan Kualitas Jalan, dan Jarak terhadap Jalan Arteri Primer/ Negara/ Toll.
e PelabuhanKetersediaan, Kelas dan Kapasitas Pelabuhan, Jarak Loksasi ke Pelabuhan
f Stasiun KAKetersediaan dan Tipe Stasiun , Jarak Loksasi ke Stasiun
g IPALKetersediaan, Pengelolaan dan Kapasitas IPAL
h Kawasan IndustriKetersediaan, Kapasitas Tersedia dan Biaya Kawasan Industri
16 Tingkat Potensi Tinggi/Sedang/Rendah, Mengentahui tingkat potensi dari proyek-proyek diusulkan apakah
(Volume, Growth, merupakan proyek dengan dengan kategori potensi unggulan atau tidak
Quality, Economic
Value, Lokasi, Persepsi,
Pasar)
17 Tingkat Peluang Tinggi/Sedang/Rendah, Mengentahui tingkat peluang dari proyek-proyek diusulkan apakah
merupakan proyek dengan dengan kategori potensi unggulan atau tidak.
18 Aspek Teknis (Proses) Alur proses produksi atau teknis pembangunan proyek Brown Book
19 Aspek Pasar Struktur Pasar Produk yang dihasilkan atau peta persaingan produsen, apakah produk dari
proyek itu berada di pasar persaingan sempurna, monopoli, bipoli, monopsoni dll.
20 Aspek Pemasaran  
a PricePerkiraan Harga produk yang akan dihasilkan dan harga produk saat ini
b PlaceLokasi produksi dan lokasi target pemasaran atau target negara/ daerah calon investor
c PromotionMerumuskan strategi promosi yang tepat sesuai dengan proyek atau produk yang ditawarkan
21 Aspek Manajemen Untuk melihat sitem atau pola manajemen yang pas dengan proyek yang akan dilaksanakan
Aspek Kelayakan  
22
Usaha
a Retturn to Cost Ratio perbandingan antara penerimaan penjualan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan selama
(R/C Ratio) proses produksi hingga menghasilkan produk. Investasi akan menguntungkan jika nilai R/C >
1
b Benefit to Cost Ratio perbandingan antara tingkat keuntungan yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan.
(B/C Ratio) Investasi akan memberikan manfaat jika nilai B/C Ratio > 0
c Break Event Point Merupakan titik impas usaha, dari nilai BEP dapat diketahui pada tingkat produksi dan harga
(BEP) produk tidak memberikan keuntungan dan tidak pula mengalami kerugian
d Net Present Value Merupakan nilai dari usaha yang diperoleh berdasarkan selisih antara cash flow yang
(NPV) dihasilkan terhadap investasi yang dikeluarkan. Jika NPV > 0 (nol) maka usaha layak
(feasible) untuk dilaksanakan, tetapi jika NPV < 0 (nol) maka usaha tidak layak dilaksanakan.
NPV = 0 (nol) maka usaha berada dalam keadaan BEP dalam bentuk present value
e Internal Rate of Return Merupakan tingkat discount rate yang menghasilkan NPV = 0. Jika hasil perhitungan IRR >
(IRR) discount factor, maka dapat dikatakan investasi yang akan dilakukan layak untuk dilakukan.
Jika sama dengan discount factor, dikatakan investasi yang ditanamkan akan balik modal,
sedangkan jika IRR < discount factor maka investasi yang ditanamkan tidak layak
f Pay Back PeriodDiartikan sebagai jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan melalui
keuntungan yang diperoleh dari suatu usaha
23 Aspek Politik, Ekonomi Kondisi dan kestabilan politik, ekonomi dan sosial pada lokasi proyek
dan Sosial
24 Aspek Lingkungan Mengukur posisioning proyek yang dilihat dari 1. Ancaman pendatang baru , Kekuatan tawar-
Industri menawar pembeli, Kekuatan tawar-menawar pemasok dan 4. Rivalitas diantara pesaing
PROJECT READY TO OFFER

WANA WISATA CIATER

Ciater, Subang District,


LOCATION
West Java

INVESTMETN VALUE Rp. 1.3 Trillion

TOTAL AREA 445 Hektar

MODE TO OFFER -

PROJECT OWNER PT. Jaswita

PROJECT DESCRIPTION
BUSINESS PLAN Join Venture (JV)
Wana Wisata Ciater merupakan Aset milik PTPN VIII yang berpotensi untuk dikembangkan
adalah di bidang Pariwisata (Agrotourism & Ecotourism). Pariwisata yang akan dikembangkan
WACC :
PROJECT DETAIL berupa kawasan yang meliputi gedung, infrastruktur, Hospitality, dan lain-lain.
IRR : 18,46 %
NPV : Rp. 687 Bilion
Payback Periode : 5 Years

Anda mungkin juga menyukai