Anda di halaman 1dari 114

LAPORAN PEREKONOMIAN

PROVINSI JAWA TENGAH

NOVEMBER 2021
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya
”Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Tengah November 2021” dapat dipublikasikan. Buku
ini menyajikan berbagai informasi mengenai perkembangan beberapa indikator
perekonomian daerah khususnya bidang moneter, perbankan, sistem pembayaran, dan
keuangan daerah, yang selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan internal Bank Indonesia
juga sebagai bahan informasi bagi pihak eksternal.

Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan
data dan informasi yang diperlukan bagi penyusunan buku ini. Harapan kami, hubungan kerja
sama yang baik selama ini dapat terus berlanjut dan ditingkatkan lagi pada masa yang akan
datang. Kami juga mengharapkan masukan dari berbagai pihak guna lebih meningkatkan
kualitas buku kajian ini sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi pihak-
pihak yang berkepentingan.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkah dan karunia-Nya serta
kemudahan kepada kita semua dalam upaya menyumbangkan pemikiran dalam
pengembangan ekonomi regional khususnya dan pengembangan ekonomi nasional pada
umumnya.

Semarang, November 2021


KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI JAWA TENGAH

Ttd

Pribadi Santoso
Direktur Eksekutif

iii
Daftar Isi

BAB I
PERKEMBANGAN
EKONOMI MAKRO
REGIONAL
Kata Pengantar iii 1.1 Perkembangan Ekonomi Makro Regional 2
Daftar Isi iv Triwulan III 2021
Daftar Grak vii 1.1.1 Perkembangan Ekonomi Sisi Pengeluaran 3
Daftar Tabel xii 1.1.2 Perkembangan Ekonomi Sisi Lapangan 12
Tabel Indikator xiv
Ringkasan Eksekutif xx

BAB II
KEUANGAN PEMERINTAH
SUPLEMEN
Kebijakan Relaksasi Fiskal Mendorong Peningkatan 21 2.1. Gambaran Umum Keuangan Pemerintah Di 26
Konsumsi Rumah Tangga Pada Produk Otomotif dan Jawa Tengah
Properti di Jawa Tengah 2.2. APBD Provinsi Jawa Tengah 26
Kinerja Industri Alas Kaki Mendorong Pemulihan 24 2.2.1. Anggaran Pendapatan dan Belanja APBD 26
Ekonomi Jawa Tengah Provinsi Jawa Tengah
2.2.2. Realisasi APBD Provinsi Jawa Tengah 27
Triwulan III 2021
2.3. APBD 35 Kabupaten/kota Di Jawa Tengah 30
2.4. APBN DI Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 31
2.4.1. Anggaran APBN di Provinsi Jawa Tengah 31
Tahun 2021
2.4.2. Realisasi APBN di Provinsi Jawa Tengah 32
Triwulan III Tahun 2021

iv
LAPORAN PEREKONOMIAN
PROVINSI JAWA TENGAH
NOVEMBER 2021

BAB III
BAB V
PERKEMBANGAN PENYELENGGARAAN
INFLASI DAERAH SISTEM PEMBAYARAN DAN
PENGELOLAAN UANG RUPIAH
3.1. Perkembangan Inasi Provinsi Jawa Tengah 36 5.1. Perkembangan Sistem Pembayaran Di Jawa 66
Triwulan III 2021 Tengah
3.2. Inasi Kota – Kota Di Provinsi Jawa Tengah 39 5.1.1. Transaksi Sistem Kliring Nasional Bank 66
3.3. Tracking Dan Proyeksi Inasi 43 Indonesia (SKNBI)
3.4. Program Pengendalian Inasi Daerah 44 5.1.2. Transaksi Bank Indonesia Real Time Gross 66
Settlement (BI-RTGS)
5.1.3. Transaksi Alat Pembayaran Menggunakan 67
BAB IV Kartu (APMK)
5.1.4. Perkembangan Pengelolaan Uang Rupiah 68
STABILITAS KEUANGAN DAERAH,
5.2. Upaya Menjaga Kelancaran Sistem 68
PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN
Pembayaran
DAN UMKM
5.2.1. Penyediaan Uang Rupiah 68
4.1. Perkembangan Kinerja Perbankan Jawa 50 5.2.2. Penanganan Uang Palsu 69
Tengah 5.3. Perkembangan Transaksi Penukaran Valuta 69
4.2 Perkembangan Kinerja Perbankan Secara 53 Asing
Spasial 5.4. Perkembangan Elektronikasi dan Keuangan 70
4.3. Perkembangan Sektor Korporasi Jawa 54 Inklusif
Tengah
4.4. Perkembangan Sektor Rumah Tangga Jawa 55
Tengah
4.5. Ketahanan Sistem Keuangan Daerah Di 57
Jawa Tengah
4.6. Perkembangan Pembiayaan UMKM Di Jawa 57
Tengah

v
LAPORAN PEREKONOMIAN
PROVINSI JAWA TENGAH
NOVEMBER 2021

BAB VI
KETENAGAKERJAAN
DAN KESEJAHTERAAN
6.1. Ketenagakerjaan 74
6.1.1. Perkembangan Ketenagakerjaan Di Jawa Tengah 74
6.1.2. Tingkat Pengangguran Terbuka Di Jawa Tengah 77
6.2. Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Pedesaan 77
6.2.1. Nilai Tukar Petani 77
6.3. Tingkat Kemiskinan 78
6.4. Pemerataan Kesejahteraan Penduduk 79

BAB VII
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
7.1. Kondisi Perekonomian Global 84
7.2. Prospek Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Tahun 84
2021
7.2.1. Prospek Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Sisi 85
Pengeluaran
7.2.2. Prospek Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Sisi 86
Lapangan Usaha
7.3. Prospek Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Tahun 87
2022
7.3.1. Prospek Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Sisi 87
Pengeluaran
7.3.1. Prospek Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Sisi 88
Pengeluaran
7.4. Prospek Inasi Triwulan IV 2021 Dan Keseluruhan 88
Tahun 2021

vi
Gra k

Grak 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah 2 Grak 1.19 Perkembangan SBT Realisasi Investasi (SKDU) 7
Grak 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah, Jawa, 2 dan Pertumbuhan PDRB Investasi
dan Nasional Grak 1.20 Perkembangan SBT Realisasi Investasi 7
Grak 1.3 Struktur Perekonomian Kawasan Jawa 2 Berdasarkan Sektor Usaha (hasil SKDU)
berdasarkan Provinsi Grak 1.21 Realisasi Penanaman Modal Asing dan Dalam 8
Grak 1.4 Pertumbuhan Tahunan Kredit Perbankan dan 3 Negeri
Pertumbuhan Ekonomi Grak 1.22 Pertumbuhan PDRB Investasi, PDRB Konstruksi, 8
Grak 1.5 Pertumbuhan Tahunan Outow Uang Kartal, 3 dan Konsumsi Semen
Rata-Rata Perputaran Kliring Harian, dan Pertumbuhan Grak 1.23 Pertumbuhan Kredit Investasi dan Suku Bunga 8
Ekonomi Kredit Investasi
Grak 1.6 Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga 4 Grak 1.24 Pertumbuhan PDRB Ekspor Luar Negeri 8
Grak 1.7 Perkembangan Inasi dan Pertumbuhan 4 Grak 1.25 Pertumbuhan Ekspor Luar Negeri Jawa Tengah 8
Konsumsi Rumah Tangga per Jenis Komoditas
Grak 1.8 Pergerakan Masyarakat di Pusat Perbelanjaan 5 Grak 1.26 Komposisi Ekspor Luar Negeri Nonmigas 9
Grak 1.9 Pergerakan Masyarakat di Perkantoran dan 5 Berdasarkan Komoditas
Rumah Grak 1.27 Pertumbuhan Nilai Ekspor Alas Kaki 9
Grak 1.10 Indeks Keyakinan Konsumen 5 Grak 1.28 Pertumbuhan Volume Ekspor Alas Kaki 9
Grak 1.11 Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini 5 Grak 1.29 Pertumbuhan Nilai Ekspor Kayu 9
Grak 1.12 Perkembangan Kredit Konsumsi, DPK 6 Grak 1.30 Pertumbuhan Volume Ekspor Kayu 9
Perorangan, dan Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga Grak 1.31 Pertumbuhan Nilai Ekspor TPT 10
Grak 1.13 Perkembangan Kredit Konsumsi berdasarkan 6 Grak 1.32 Pertumbuhan Volume Ekspor TPT 10
Jenis Konsumsi Grak 1.33 Struktur Ekspor Nonmigas Berdasarkan Negara 10
Grak 1.14 Pertumbuhan Konsumsi LNPRT 6 Tujuan
Grak 1.15 Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah 6 Grak 1.34 Pertumbuhan Ekspor Nonmigas Berdasarkan 10
Grak 1.16 Pertumbuhan Realisasi Belanja Pemerintah 7 Negara Tujuan
Provinsi Jawa Tengah Grak 1.35 Pertumbuhan PDRB Impor Luar Negeri 10
Grak 1.17 Pertumbuhan Giro Pemerintah dan PDRB 7 Grak 1.36 Perkembangan Impor Jawa Tengah 11
Konsumsi Pemerintah Grak 1.37 Pertumbuhan Impor Migas dan Nonmigas Jawa 11
Grak 1.18 Pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap 7 Tengah
Bruto

vii
Gra k

Grak 1.38 Struktur Impor Nonmigas Jawa Tengah 11 Grak 1.54 SBT Kegiatan Usaha, Likert Scale 16
Berdasarkan Jenis Pengeluaran Penjualan Domestik, dan Pertumbuhan PDRB Industri
Grak 1.39 Perkembangan Nilai Impor Provinsi Jawa 11 Pengolahan
Tengah Berdasarkan Jenis Pengeluaran Grak 1.55 Perkembangan Kapasitas Produksi 16
Grak 1.40 Pertumbuhan Nilai Impor Berdasarkan 11 Terpakai Subsektor Industri Pengolahan (Hasil SKDU)
Jenis Penggunaan Grak 1.56 Pertumbuhan PDRB Perdagangan Besar- 17
Grak 1.41 Pertumbuhan Nilai Impor Berdasarkan 11 Eceran dan Reparasi Mobil-Sepeda Motor
Komoditas Grak 1.57 SBT Kegiatan Usaha, Likert Scale 17
Grak 1.42 Pertumbuhan Impor Provinsi Jawa Tengah 12 Penjualan Domestik, Pertumbuhan PDRB Perdagangan
Berdasarkan Negara Asal Grak 1.58 Indeks Penjualan Riil (Hasil SPE) dan 17
Grak 1.43 Pangsa Negara Asal Impor Jawa Tengah 12 Pertumbuhan Kredit Perdagangan
Grak 1.44 Perkembangan Nilai Impor Provinsi Jawa 12 Grak 1.59 IPR Perdagangan Eceran berdasarkan 17
Tengah Berdasarkan Negara Asal Kelompok Komoditas
Grak 1.45 Pertumbuhan PDRB Net Ekspor 12 Grak 1.60 Pertumbuhan PDRB Konstruksi 18
Antardaerah Grak 1.61 SBT Kegiatan Usaha, SBT Kegiatan 18
Grak 1.46 Indeks Penjualan Riil 12 Investasi Bangunan, dan Pertumbuhan Konsumsi
Grak 1.47 Pertumbuhan PDRB Pertanian, Kehutanan, 15 Semen
dan Perikanan Grak 1.62 PDRB Sektor Infokom (yoy dan qtq) 18
Grak 1.48 Curah Hujan di Jawa Tengah 15 Grak 1.63 PDRB Sektor Transportasi (yoy dan qtq) 18
Grak 1.49 Perkembangan Luas Tanam dan Panen 15 Grak 1.64 Pertumbuhan Kredit Infokom dan Mobility 18
Padi di Jawa Tengah Index
Grak 1.50 Pertumbuhan Luas Tanam dan Luas Panen 15 Grak 1.65 PDRB Sektor Akomodasi Mamin (yoy dan 19
Padi di Jawa Tengah qtq)
Grak 1.51 Perkembangan Hasil Produksi Padi di Jawa 15 Grak 1.66 Tingkat Penghunian Kamar 19
Tengah Grak 1.67 PDRB Sektor Administrasi (yoy dan qtq) 19
Grak 1.52 Perkembangan SBT Realisasi Kegiatan 15 Grak 1.68 Mobility Index di Perkantoran 19
Usaha (SKDU) dan Pertumbuhan PDRB Pertanian Grak 1.69 Pertumbuhan PDRB Jasa Pendidikan; Jasa 19
Grak 1.53 Pertumbuhan PDRB Industri Pengolahan 16 Keuangan; dan Jasa Kesehatan

viii
LAPORAN PEREKONOMIAN
PROVINSI JAWA TENGAH
NOVEMBER 2021

Grak 1.70 SBT Kegiatan Usaha Jasa Pendidikan; Jasa 19 Grak 3.5 Perkembangan Andil Inasi Tahunan – Kelompok 39
Keuangan; dan Jasa Kesehatan Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya
Grak 3.6 Inasi Tahunan Triwulan II 2021 pada Seluruh 39
Grak 2.1 Proporsi Anggaran Belanja Pemerintah di 26 Kota Pantauan di Jawa Tengah
Provinsi Jawa Tengah Grak 3.7 Perkembangan Inasi Tahunan Kota Pantauan di 39
Grak 2.2 Perkembangan Anggaran Belanja Pemerintah di 26 Jawa Tengah
Provinsi Jawa Tengah
Grak 2.3 APBD Provinsi Jawa Tengah T.A. 2020 dan T.A. 27 Grak 4.1 Perkembangan Indikator Perbankan Jawa Tengah 50
2021 Grak 4.2 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Perbankan 50
Grak 2.4 Realisasi APBD Provinsi Jawa Tengah Triwulan 27 di Pulau Jawa
III 2020 dan Triwulan III 2021 Grak 4.3 Perkembangan Pertumbuhan DPK Perbankan 50
Grak 2.5 Realisasi Pendapatan Daerah Triwulan III (2019- 27 Grak 4.4 Perkembangan Rasio Loan to Deposit Ratio 50
2021) (LDR) Perbankan Jawa Tengah
Grak 2.6 Realisasi Belanja Daerah Triwulan III (2019- 27 Grak 4.5 Pangsa Kredit Perbankan Jawa Tengah 51
2021) Berdasarkan Jenis Penggunaan
Grak 2.7 Kontribusi Pos Pendapatan Daerah Triwulan III 28 Grak 4.6 Pangsa Kredit Perbankan Jawa Tengah 51
2021 Berdasarkan Lapangan Usaha
Grak 2.8 Perbandingan Pos Pendapatan Daerah Triwulan 28 Grak 4.7 Perkembangan DPK Perbankan Umum Jawa 52
III 2020 dan Triwulan III 2021 Tengah
Grak 2.9 Kontribusi Pos Belanja Daerah Triwulan III 2021 30 Grak 4.8 Perkembangan Pertumbuhan Deposito 52
Grak 2.10 Perbandingan Pos Belanja Daerah Triwulan III 30 Perbankan di Jawa Tengah Berdasarkan Kelompok Nilai
2020 dan Triwulan III 2021 Grak 4.9 Andil Pertumbuhan Deposito Perbankan di Jawa 52
Tengah Berdasarkan Kelompok Nilai
Grak 3.1 Perkembangan Inasi Jawa Tengah dan Nasional 36 Grak 4.10 Perkembangan Pertumbuhan Tabungan di Jawa 53
Grak 3.2 Perkembangan Inasi Tahunan Provinsi di 36 Tengah Berdasarkan Kelompok Nilai
Kawasan Jawa Grak 4.11 Andil Pertumbuhan Tabungan Perbankan di 53
Grak 3.3 Perkembangan Andil Inasi Tahunan – Kelompok 37 Jawa Tengah Berdasarkan Kelompok Nilai
Makanan, Minuman, dan Tembakau Grak 4.12 Perkembangan Pertumbuhan Giro Perbankan di 53
Grak 3.4 Perkembangan Andil Inasi Tahunan – Kelompok 38 Jawa Tengah Berdasarkan Kelompok Nilai
Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

ix
Gra k

Grak 4.13 Andil Pertumbuhan Giro Perbankan di 00 Grak 4.27 Perkembangan Dana Pihak Ketiga 00
Jawa Tengah Berdasarkan Kelompok Nilai Perseorangan Jawa Tengah Berdasarkan
Grak 4.14 Pangsa Penyaluran Kabupaten/Kota di Komponennya
Jawa Tengah Grak 4.28 Perkembangan Penyaluran Kredit UMKM
Grak 4.15 Pertumbuhan Penyaluran Kredit Perbankan di Jawa Tengah
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Grak 4.29 Share Kredit UMKM terhadap Total Kredit
Grak 4.16 Pangsa Penghimpunan DPK di Jawa Tengah
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Grak 4.30 Perkembangan Pangsa Kredit UMKM
Grak 4.17 Pertumbuhan Penghimpunan DPK Sektoral
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Grak 4.31 Pertumbuhan Kredit UMKM secara
Grak 4.18 Perkembangan Kredit Korporasi Sektoral
Berdasarkan Sektor Grak 4.32 Perkembangan Suku Bunga Kredit dan
Grak 4.19 Pangsa Penghimpunan DPK DPK Perbankan
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Grak 4.33 Proporsi Penyaluran Kredit UMKM terbesar
Grak 4.20 Indeks Penghasilan & Ketersediaan Tenaga di Kabupaten/Kota di Jawa Tengah
Kerja Saat Ini Grak 4.34 Pertumbuhan Penyaluran Kredit UMKM 5
Grak 4.21 Ekspektasi Penghasilan dan Ketersediaan besar Kabupaten/Kota di Jawa Tengah
Lapangan Kerja 6 bulan y.a.d. Grak 4.35 Pertumbuhan Kredit UMKM Spasial
Grak 4.22 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Rumah Kabupaten/Kota di Jawa Timur
Tangga Jawa Tengah
Grak 4.23 Perkembangan Andil Kredit Rumah Tangga Grak 5.1 Perkembangan Kliring di Jawa Tengah
Jawa Tengah Grak 5.2 Pertumbuhan Tahunan Rata-Rata Perputaran
Grak 4.24 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Kliring dan SBT SKDU
Kendaraan Bermotor di Jawa Tengah Grak 5.3 Perkembangan Rata-Rata Penarikan Cek dan
Grak 4.25 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Bilyet Giro Kosong Harian di Jawa Tengah
Pemilikan Rumah di Jawa Tengah Grak 5.4 Perkembangan Nominal RTGS di Jawa
Grak 4.26 Perkembangan Pertumbuhan DPK, Tengah
Perseorangan, dan Bukan Perseorangan Jawa Tengah

x
LAPORAN PEREKONOMIAN
PROVINSI JAWA TENGAH
NOVEMBER 2021

Grak 5.5 Perkembangan Volume RTGS di Jawa Tengah 00 Grak 6.1 Indeks Kondisi Ketenagakerjaan dan 00
Grak 5.6 Porsi Penggunaan Transaksi Kartu Kredit di Penghasilan Saat ini
Jawa Tengah Grak 6.2 Indeks Kondisi Ketenagakerjaan, Penghasilan,
Grak 5.7 Perkembangan Nominal Transaksi Kartu dan Kegiatan Usaha 6 bulan yang Akan Datang
Kredit di Jawa Tengah Grak 6.3 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin
Grak 5.8 Perkembangan Nominal Transaksi Online Jawa Tengah dibandingkan nasional
Menggunakan Kartu Kredit di Jawa Tengah Grak 6.4 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin
Grak 5.9 Perkembangan Nominal Transaksi Belanja Jawa Tengah
Menggunakan Kartu Kredit di Jawa Tengah Grak 6.5 Perkembangan Koesien Gini Jawa Tengah
Grak 5.10 Porsi Penggunaan Transaksi Kartu Debit di dan Nasional
Jawa Tengah Grak 6.6 Perbandingan Ketimpangan Jawa Tengah dan
Grak 5.11 Perkembangan Nominal Transaksi Kartu Nasional berdasarkan daerah
Debit di Jawa Tengah
Grak 5.12 Perkembangan Nominal Transaksi Tunai Grak 7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah
Menggunakan Kartu Debit di Jawa Tengah
Grak 5.13 Perkembangan Nominal Transaksi Belanja
Menggunakan Kartu Debit di Jawa Tengah
Grak 5.14 Penarikan dan Setoran Uang Kartal melalui
Bank Indonesia di Jawa Tengah
Grak 5.15 Perkembangan Penarikan dan Pemusnahan
Uang Tidak Layak Edar
Grak 5.16 Persentase Temuan Uang Palsu
Grak 5.17 Transaksi Penukaran Valuta Asing
Grak 5.18 Pangsa Valuta Asing yang ditukarkan melalui
KUPVA BB di Jateng
Grak 5.19 Perkembangan QRIS di Jawa Tengah
Grak 5.20 Perkembangan QRIS di Jawa Tengah Secara
Spasial

xi
Tabel

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Kawasan 2 Tabel 3.1 Tabel Komoditas Utama Penyumbang 36
Jawa (%, yoy) Inasi Bulanan
Tabel 1.2 PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHB menurut 3 Tabel 3.2 Tabel Komoditas Utama Penyumbang 36
Pengeluaran (Rp Miliar) Deasi Bulanan
Tabel 1.3 PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHK 2010 4 Tabel 3.3 Tabel Inasi Tahunan Kota Jawa Tengah 37
menurut Pengeluaran (Rp Miliar) Tabel 3.4 Perkembangan Inasi Tahunan Jawa 37
Tabel 1.4 Pertumbuhan Tahunan PDRB Provinsi Jawa 4 Tengah Berdasarkan Kelompok
Tengah menurut Pengeluaran (%, YOY) Tabel 3.5 Perkembangan Inasi Tahunan Komoditas 38
Tabel 1.5 PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHB 2010 13 Utama – Kelompok Makanan, Minuan, dan Tembakau
menurut Lapangan Usaha (Rp Miliar) Tabel 3.6 Perkembangan Inasi Tahunan Komoditas 38
Tabel 1.6 PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHK 2010 13 Utama – Kelompok Pendidikan
menurut Lapangan Usaha (Rp Miliar) Tabel 3.7 Perkembangan Inasi Tahunan Komoditas 39
Tabel 1.7 Pertumbuhan Tahunan PDRB Provinsi Jawa 14 Utama – Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa
Tengah menurut Lapangan Usaha (%, YOY) Lainnya
Tabel 3.8 Perkembangan Inasi Tahunan Kota 40
Tabel 2.1 Perubahan APBD Provinsi Jawa Tengah 26 Semarang Berdasarkan Kelompok
Tahun 2021 Tabel 3.9 Perkembangan Inasi Tahunan Kota 40
Tabel 2.2 Realisasi APBD Jawa Tengah Triwulan III 27 Surakarta Berdasarkan Kelompok
2021 (Rp miliar) Tabel 3.10 Perkembangan Inasi Tahunan Kota Tegal 41
Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan Triwulan III 2020 dan 28 Berdasarkan Kelompok
Triwulan III 2021 Tabel 3.11 Perkembangan Inasi Tahunan Kota 41
Tabel 2.4 Realisasi Belanja Triwulan III 2020 dan 29 Kudus Berdasarkan Kelompok
Triwulan III 2021 Tabel 3.12 Perkembangan Inasi Tahunan Kota 42
Tabel 2.5 Pagu dan Realisasi Pendapatan 35 30 Cilacap Berdasarkan Kelompok
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tabel 3.13 Perkembangan Inasi Tahunan Kota 42
Tabel 2.6 Pagu dan Realisasi Belanja 35 31 Purwokerto Berdasarkan Kelompok
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah
Tabel 2.7 Realisasi APBN Provinsi Jawa Tengah 32 Tabel 4.1 Pengelompokkan Kredit Berdasarkan Nilai 52
Triwulan III 2021

xii
LAPORAN PEREKONOMIAN
PROVINSI JAWA TENGAH
NOVEMBER 2021

Tabel 6.1. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis 74


Kegiatan Utama (juta orang)
Tabel 6.2. Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang 74
Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, (juta orang)
Tabel 6.3. Jumlah Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas Yang 75
Bekerja Menurut Status Pekerjaan, Febrauri 2016 – Agustus
2021 (juta orang)
Tabel 6.4. Jumlah Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas Yang 76
Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja (juta orang)
Tabel 6.5. Jumlah Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas Yang 76
Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan (juta
orang)
Tabel 6.6. NTP Jawa Tengah dan Komponen Penyusunnya 77
Tabel 6.7. NTP Jawa Tengah per Subsektor 77
Tabel 6.8. Indeks yang Diterima berdasarkan Subsektor 78
Tabel 6.9. Indeks yang Dibayar berdasarkan Subsektor 78
Tabel 6.10 Garis Kemiskinan Jawa Tengah 79
Tabel 6.11 Perbandingan Koesien Gini Provinsi Peers 80

Tabel 7.1 Indikator Perekonomian Global 84


Tabel 7.2 Harga Perdagangan Dunia dalam US Dollars Tabel 84
Tabel 7.3 Outlook Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penggunaan 85
Tabel 7.4 Outlook Pertumbuhan Ekonomi Sisi Lapangan 86
Usaha
Tabel 7.5 Proyeksi Inasi 89

xiii
Laporan Perekonomian
xiv PROVINSI JAWA TENGAH

Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Jawa Tengah

A. PDRB & Infasi


2019 2020 2021
INDIKATOR 2019 2020
II III IV I II III IV I II III

Ekonomi Makro Regional *)

Produk Domestik Regional Bruto (%, yoy) 5,52 5,63 5,33 5,40 2,65 -5,91 -3,79 -3,34 -2,65 -0,84 5,72 2,56

Berdasarkan Sektor

-Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,65 -1,58 1,54 1,35 -4,73 0,94 6,61 7,56 2,48 13,57 -5,37 -6,12

-Pertambangan dan Penggalian 3,14 2,46 2,04 3,36 4,99 -4,74 0,52 -3,79 -0,80 -4,19 5,50 13,23

-Industri Pengolahan 4,53 6,75 5,26 5,18 3,01 -4,41 -7,10 -6,10 -3,74 -3,72 2,91 2,62

-Pengadaan Listrik dan Gas 4,81 4,83 6,05 5,48 4,60 -1,29 3,88 0,10 1,79 4,72 4,19 4,80

-Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 5,27 4,61 4,94 4,34 3,04 1,15 2,19 2,79 2,29 4,27 4,79 8,13

-Konstruksi 3,45 5,55 5,43 4,95 1,08 -5,85 -5,62 -4,40 -3,76 0,83 8,95 12,91

-Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi Mobil-Sepeda Motor 6,53 6,56 4,05 5,97 3,28 -10,33 -5,59 -2,27 -3,80 -0,56 12,71 6,52

-Transportasi dan Pergudangan 8,32 8,27 7,56 8,49 3,03 -62,95 -37,68 -33,53 -33,15 -31,04 85,43 -0,99

-Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9,30 10,24 10,77 9,07 3,98 -19,52 -7,34 -8,62 -7,98 -4,57 20,80 1,81

-Informasi dan Komunikasi 12,41 11,52 10,49 11,62 11,27 18,79 17,65 14,82 15,65 9,87 1,79 2,47

-Jasa Keuangan dan Asuransi 0,18 4,47 6,70 3,51 8,93 1,50 0,32 -2,33 2,03 -3,68 4,76 2,12

-Real Estate 6,26 6,22 5,38 5,53 3,82 -2,85 -1,07 -0,90 -0,28 -0,05 3,49 1,15

-Jasa Perusahaan 9,66 13,53 10,24 10,54 5,35 -17,47 -10,66 -5,36 -7,19 -4,65 14,35 3,05

-Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4,68 4,16 3,07 3,71 1,56 -1,35 -0,58 -4,50 -1,31 -2,05 9,87 -8,10

-Jasa Pendidikan 7,19 6,82 8,96 7,59 4,56 -0,76 -1,86 -2,48 -0,24 -1,32 2,31 0,29

-Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,89 5,11 5,12 6,72 7,99 7,12 8,43 9,19 8,19 0,25 0,65 -0,98

-Jasa lainnya 9,99 9,32 7,19 9,02 4,93 -18,70 -8,80 -8,81 -8,01 -9,88 10,45 -2,51

Berdasarkan Permintaan

-Konsumsi Rumah Tangga 5,16 4,18 4,36 4,62 3,46 -4,75 -1,89 -2,38 -1,42 -1,89 4,68 1,84

-Konsumsi LNPRT 13,64 8,23 8,15 10,90 -1,88 -5,41 -1,63 -2,88 -2,98 0,13 5,47 6,28

-Konsumsi Pemerintah 6,51 7,01 0,39 4,04 2,89 -7,14 -0,23 -8,41 -4,30 0,01 7,93 -7,30

-PMTB 4,17 5,54 2,98 4,85 0,16 -11,94 -10,06 -5,64 -6,98 -0,77 10,11 6,72

-Ekspor Luar Negeri -2,08 17,87 -0,04 5,10 5,02 -9,13 -16,68 -8,89 -7,90 8,41 -52,93 -48,71

-Impor Luar Negeri -10,16 -16,60 -4,24 -6,70 1,16 -28,96 -16,61 -25,61 -17,65 -2,18 28,12 27,64

-Net Ekspor Antardaerah -4,14 -33,70 13,82 -6,59 -0,93 -34,89 -15,00 -45,42 -23,13 7,40 69,77 24,89

-Perubahan Inventori -15,58 -15,40 -13,78 -11,21 13,89 75,43 89,62 -54,11 86,70 -60,92 90,34 22,92
*MULAI TAHUN 20120 PERHITUNGAN IHK MENGGUNAKAN SBH 2018
SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH
Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH xv

2019 2020 2021


INDIKATOR 2019 2020
II III IV I II III IV I II III

2.360 2.245 2.652

873 798 950

1.946 2.045 1.776

1.366 1.436 1.292

106,01 106,05 106,00

105,45 105,48 104,26

105,76 105,61 104,01

106,32 106,40 104,89

106,31 106,28 105,16

105,23 105,29 103,77

104,69 104,75 103,25

1,47 1,25 1,28

1,51 1,02 -0,13

1,93 1,73 0,01

1,37 1,21 -0,14

1,68 1,06 0,02

1,37 1,33 -0,03

1,61 1,03 -0,12


*MULAI TAHUN 20120 PERHITUNGAN IHK MENGGUNAKAN SBH 2018
SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH
Laporan Perekonomian
xvi PROVINSI JAWA TENGAH

B. Perbankan dan Sistem Pembayaran


2019 2020 2021
INDIKATOR 2019 2020
I II III IV I II III IV I II III

Perbankan **)

Dana Pihak Ketiga (Rp Triliun) 288,89 305,82 309,81 305,63 305,63 310,74 324,09 343,89 341,04 341,04 345,44 354.44 357.39

-Giro 38,28 41,57 40,19 38,81 38,81 40,75 45,25 46,79 42,20 42,20 47,56 48.24 51.89

-Tabungan 148,23 154,72 159,31 168,29 168,29 166,91 172,11 180,39 188,90 188,90 185,60 193.95 197.19

-Deposito 102,37 109,54 110,30 98,53 98,53 103,08 106,72 116,71 109,93 109,93 112,28 112.25 108.25

Kredit (Rp Triliun) 282,12 287,54 293,08 299,05 299,05 300,57 295,46 301,06 304,35 304,35 307,07 309.96 312.44

-Modal Kerja 151,16 154,93 157,80 160,87 160,87 160,80 157,68 162,59 165,99 165,99 168,15 169.91 173.49

-Investasi 47,05 47,82 48,80 50,44 50,44 51,22 49,84 49,42 48,17 48,17 48,69 49.06 46.98

-Konsumsi 83,91 84,79 86,47 87,74 87,74 88,55 87,94 89,04 90,20 90,20 90,18 90.99 91.97

Loan to Deposit ratio (%) 97,66 94,02 94,60 97,85 97,85 96,73 91,17 87,54 89,24 89,24 88,88 87.45 87.43

NPL Gross (%) 2,48 2,38 2,88 4,17 4,17 4,80 5,20 4,97 4,63 4,63 4,96 4.97 5.55

**DATA PERBANKAN MERUPAKAN DATA BANK UMUM YANG ADA DI JAWA TENGAH (LOKASI BANK PELAPOR)

C. Sistem Pembayaran
2019 2020 2021
SISTEM PEMBAYARAN 2019 2020
I II III IV I II III IV I II III

Transaksi Kliring

- Rata-rata Harian Nominal Transaksi (Rp Miliar) 574 621 594 621 2.410 636 568 579 683 616 639 617 601

- Rata-rata Harian Volume Transaksi (Lembar) 14.214 15.172 14.159 15.370 58.915 15.077 14.033 14.058 17.114 15.070 14.602 14.899 14.088

Transaksi Kas (Rp Triliun)

-Inflow 21,90 28,54 21,02 17,62 89,08 24,38 23,60 19,76 17,13 60,50 50,73 24,51 8,87

-Outflow 11,04 18,61 14,63 19,86 64,14 12,44 21,01 17,10 21,79 59,91 12,33 24,46 9,36
RINGKASAN
EKSEKUTIF
Laporan Perekonomian
xx PROVINSI JAWA TENGAH

Pertumbuhan Ekonomi
Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan III 2021 tumbuh 2,56%
(yoy), melambat dibanding triwulan sebelumnya (5,72%; yoy).
Perlambatan ekonomi tersebut terutama disebabkan oleh
pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat
dan PPKM berbasis level sejalan dengan meningkatnya kasus
varian Delta Covid-19 pada Juli-Agustus 2021.

Dari sisi permintaan, seluruh komponen utama produk domestik


regional bruto (PDRB) pertumbuhannya melambat dibandingkan
triwulan sebelumnya. Perlambatan pertumbuhan utamanya
bersumber dari konsumsi pemerintah yang mengalami kontraksi
sebesar -7,30% (yoy). Kondisi tersebut didorong oleh penurunan
belanja pegawai, belanja barang, dan adanya realokasi belanja untuk
akselerasi program pemulihan ekonomi nasional, termasuk
penanganan Covid-19. Konsumsi rumah tangga sebagai kontributor
terbesar perekonomian juga melambat dari triwulan sebelumnya,
disebabkan oleh faktor kebijakan PPKM darurat yang diberlakukan
pemerintah mulai awal Juli. Sementara itu, sumber pertumbuhan
ekonomi Jawa Tengah yang terbesar pada triwulan III 2021 adalah
investasi. Kinerja investasi tersebut didorong oleh percepatan
p e m b a n g u n a n p ro y e k s t ra t e g i s n a s i o n a l d i a n t a ra n y a ,
pembangunan KRL Solo-Jogja, Pembangkit Listrik Tenaga
Bayu/Angin (PLTB) di Kabupaten Tegal, tol Semarang-Demak, tol
Jogja-Bawen dan mulainya pembangunan beberapa pabrik di
kawasan industri Batang. Seiring dengan itu, kinerja ekspor luar
negeri masih tumbuh tinggi meski lebih rendah dari triwulan
sebelumnya. Ekspor non migas pada triwulan III 2021 tumbuh
32,75% (yoy), terutama didorong oleh ekspor alas kaki, akibat
peningkatan permintaan dari negara mitra dagang dan pelimpahan
order dari Vietnam seiring pembatasan mobilitas di negara tersebut.
Namun demikian, pertumbuhan ekspor tersebut juga berimplikasi
pada peningkatan impor non migas khususnya impor bahan baku
sebesar 36,3% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya
sebesar 32,1% (yoy).

Dari sisi lapangan usaha, seluruh lapangan usaha utama


mengalami perlambatan pertumbuhan. Lapangan usaha pertanian
bahkan mencatatkan kontraksi sebesar 6,12% (yoy), lebih dalam
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar -5,37% (yoy). Kondisi ini
bersumber dari penurunan produksi tanaman pangan dan
hortikultura sejalan dengan penurunan luas panen. Lapangan usaha
industri pengolahan dan perdagangan juga mencatatkan
perlambatan pertumbuhan seiring dengan menurunnya kapasitas
usaha sebagai implikasi dari penerapan PPKM darurat. Sementara
itu, sumber pertumbuhan terbesar dari sisi lapangan usaha berasal
dari sektor konstruksi yang tumbuh sebesar 12,91% (yoy). Hal ini
didorong oleh berlanjutnya proyek infrastruktur pemerintah dan
investasi pihak swasta berupa pembangunan pabrik baru.
Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH xxi

Ke depan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah diperkirakan pusat dalam rangka penganggulangan dampak pandemi
kembali menguat. Hal ini tercermin dari berbagai indikator COVID-19.
seperti Prompt Manufacturing Index (PMI) dan perkembangan
indeks penjualan ritel yang terus menunjukkan perbaikan. Sejalan dengan peningkatan pagu anggaran, realisasi APBN di

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah 2021 diproyeksikan lebih Provinsi Jawa Tengah sampai dengan triwulan III 2021 juga

baik dibandingkan dengan 2020 seiring dengan perluasan mengalami peningkatan, sejalan dengan upaya percepatan

implementasi vaksin, menurunnya kasus Covid-19, dan pemulihan ekonomi nasional. Meningkatnya realisasi belanja

meningkatnya permintaan global serta domestik. Kinerja positif APBN didorong oleh pengerjaan proyek-proyek strategis

ekspor dan investasi diperkirakan mampu mendorong nasional (PSN) tahun 2020 yang sempat tertunda di Jawa

pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah lebih lanjut. Membaiknya Tengah antara lain antara lain tol Solo-Jogja, KRL Solo-Jogja,

perekonomian negara tujuan ekspor Jawa Tengah seperti AS, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin (PLTB) oleh Akuo

Tiongkok, dan Eropa, berdampak positif terhadap industri di Energy, Kawasan Industri Batang, dan tol Semarang-Demak.

Jawa Tengah. Kinerja investasi diperkirakan juga meningkat


yang ditopang oleh investasi pemerintah dan swasta. Peran Perkembangan Inflasi Daerah
stimulus fiskal dan meningkatnya penyerapan anggaran Inflasi Jawa Tengah sebesar 1,28% (yoy) pada triwulan III 2021,
berkontribusi positif dalam menyangga pemulihan ekonomi. lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar
1,25% (yoy). Peningkatan tekanan inflasi pada triwulan ini

Keuangan Pemerintah terutama disebabkan oleh Kelompok Makanan, Minuman dan


Tembakau, serta Kelompok Pendidikan. Inflasi kelompok
Keuangan Pemerintah di Jawa Tengah didominasi oleh APBD makanan utamanya didorong oleh kenaikan harga komoditas
Kabupaten/Kota (pangsa 48%), APBN (pangsa 36%), dan APBD bawang merah dan daging ayam ras. Meningkatnya harga
Provinsi Jawa Tengah (pangsa 16%). Pada tahun 2021, seluruh bawang merah seiring dengan terbatasnya pasokan pertanian
pagu anggaran pendapatan dan belanja mengalami dan hortikultura pascamusim panen raya pada triwulan
peningkatan dibandingkan tahun 2020 seiring dengan sebelumnya. Sementara kenaikan harga daging ayam ras
optimisme terhadap kondisi ekonomi yang diperkirakan akan didorong oleh meningkatnya biaya produksi akibat peningkatan
lebih baik pada tahun 2021. harga pakan ternak. Secara spasial, inflasi tertinggi terjadi di
Kota Surakarta (1,89%; yoy), dan terendah di Kota Tegal (1,02%;
Realisasi anggaran pendapatan di 35 Kabupaten/Kota di Jawa
yoy).
Tengah sampai dengan triwulan laporan lebih baik daripada
periode yang sama tahun lalu. Peningkatan ini terutama Pada triwulan IV 2021, inflasi Jawa Tengah diperkirakan
didorong oleh peningkatan realisasi dana perimbangan yang meningkat secara moderat. Meningkatnya inflasi tersebut
merupakan sumber pendapatan utama kabupaten/kota di Jawa diperkirakan bersumber dari Kelompok Makanan, Minuman, dan
Tengah. Hal ini dikarenakan masih rendahnya derajat otonomi Tembakau, khususnya pada beberapa komoditas bahan
fiskal (DOF) kabupaten/kota di Jawa Tengah. Sementara itu, makanan seiring potensi gangguan produksi akibat dimulainya
realisasi anggaran belanja sampai dengan triwulan laporan juga musim tanam. Selain itu, adanya hari raya keagamaan dan tahun
menunjukkan peningkatan. Hal ini terutama didorong oleh baru diperkirakan meningkatkan permintaan sehingga
peningkatan belanja operasi dan belanja transfer, seiring dengan mendorong kenaikan inflasi.
adanya pelonggaran level PPKM di sejumlah daerah dan
dimulainya pengerjaan proyek yang sempat tertunda pada awal
Stabilitas Keuangan Daerah,
Pengembangan Akses Keuangan,
tahun 2021.

Anggaran belanja APBN di Provinsi Jawa Tengah dianggarkan dan UMKM


untuk memenuhi tiga fungsi utama yaitu pelayanan umum Stabilitas sistem keuangan Jawa Tengah pada triwulan III
(31,8%), ekonomi (19,9%), dan pendidikan (15,8%). Hal ini sejalan 2021 relatif melambat dibandingkan triwulan II tahun 2021.
dengan fokus kebijakan fiskal tahun 2021. Anggaran belanja Kinerja perbankan secara umum pada triwulan III 2021
APBN tahun 2021 mengalami peningkatan yang utamanya melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Beberapa
bersumber dari belanja ekonomi, seiring dengan berlanjutnya indikator perbankan di Jawa Tengah yaitu penghimpunan Dana
Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari pemerintah Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Loan (NPL), dan aset
Laporan Perekonomian
xxii PROVINSI JAWA TENGAH

mengalami perlambatan kinerja, sementara penyaluran kredit Sementara itu, transaksi sistem pembayaran menggunakan BI-
mulai meningkat. Kinerja pembiayaan sektor utama mengalami RTGS mulai meningkat, yaitu sebesar Rp223 triliun, atau
perlambatan terutama pada sektor konstruksi dan industri tumbuh 33,9% (yoy). Perbaikan tersebut, diindikasikan didorong
pengolahan. Selanjutnya, kinerja kredit sektor rumah tangga oleh membaiknya aktivitas ekonomi pada lapangan usaha
masih relatif stabil yang utamanya didorong oleh Kredit industri pengolahan karena peningkatan permintaan global dan
Perumahan Rakyat (KPR). realisasi proyek strategis nasional.

Di sisi lain, pertumbuhan DPK masih melambat utamanya Perkembangan elektronifikasi dan digitalisasi meningkat,
disebabkan oleh kinerja deposito yang menurun dengan tercermin dari peningkatan merchant yang telah memiliki dan
signifikan. Penerapan PPKM level 3-4 di beberapa daerah di menggunakan QRIS. Pada akhir triwulan III 2021 terdapat
Jawa Tengah memberikan dampak terhadap produktivitas 927.715 merchant di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki QRIS
industri dan tingkat penghasilan dari masyarakat. atau tumbuh 121,1% (yoy). Pertumbuhan signifikan tersebut
sejalan dengan upaya Bank Indonesia untuk mendorong
Lebih lanjut, kinerja Pertumbuhan kredit UMKM pada triwulan III elektronifikasi di masyarakat sehingga dapat tercipta transaksi
2021 melambat, khususnya pada kredit investasi UMKM dan ekonomi yang aman, cepat dan efisien.
melambatnya pertumbuhan kredit modal kerja UMKM.
Perlambatan terjadi pada kelompok mikro dan menengah, Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
sedangkan kelompok kecil tumbuh lebih tinggi. Hal ini
Merujuk rilis Badan Pusat Statistik yang memotret kondisi
mengindikasikan bahwa UMKM yang berskala mikro belum
ketenagakerjaan pada Agustus 2021 jumlah penduduk usia
beraktivitas secara optimal seiring masih berlangsungnya
kerja di Jawa Tengah sebesar 27,3 juta orang, atau meningkat
kebijakan pembatasan ekonomi dan terbatasnya konsumsi
0,89% (yoy). Namun demikian, mulai meningkatnya permintaan
rumah tangga.
luar negeri yang mendorong peningkatan kapasitas usaha
berdampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja di Jawa
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Tengah. Angka pengangguran turun dari 6,48% (Agustus 2020)
dan Pengelolaan Uang Rupiah menjadi 5,95% (Agustus 2021)

Secara umum, perkembangan indikator sistem pembayaran di Pada triwulan III 2021 kondisi tenaga kerja di Jawa Tengah
Jawa Tengah pada triwulan III 2021 melambat, baik pada mulai membaik. Berdasarkan Survei Konsumen Bank Indonesia,
transaksi tunai maupun non tunai. Penyelesaian transaksi ritel di kondisi ketenagakerjaan di Jawa Tengah pada triwulan III 2021
Jawa Tengah yang diproses melalui SKNBI pada triwulan III memang masih berada pada level pesimis, yang ditunjukkan
2021 mencapai Rp36 triliun, atau turun 4,02% (yoy). Menurunnya indeks ketersediaan lapangan kerja yang berada pada 53,86.
pertumbuhan nominal kliring tersebut sejalan dengan Namun demikian, kondisi ini jauh lebih baik dibandingkan tahun
terbatasnya aktivitas masyarakat dan korporasi akibat lalu dengan nilai indeks yang hanya berada pada kisaran 31,27.
peningkatan kasus covid-19 dan penerapan PPKM sejak awal Hal serupa juga terjadi pada indeks penghasilan yang membaik
triwulan III 2021. dari nilai indeks 64,16 menjadi 76,08 pada triwulan III 2021.

Transaksi pembayaran menggunakan kartu debit dan kartu Nilai Tukar Petani (NTP) pada September 2021 tercatat sebesar
kredit juga melambat. Penggunaan kartu debit dan kredit yang 100,95 atau mengalami perbaikan dibandingkan Juni 2021,
mayoritas untuk transaksi melalui electronic data capture (EDC), yang tercatat sebesar 99,47. Perbaikan NTP didorong oleh
transfer, dan tarik tunai, menyebabkan turunnya kinerja meningkatnya penghasilan yang diterima petani kelompok
transaksi tersebut ketika diberlakukan PPKM. tanaman pangan dan hortikultura.

Aliran uang kartal melalui Bank Indonesia di Jawa Tengah pada


triwulan III 2021 mencatat posisi net outfow sebesar Rp0,49 Prospek Perekonomian Daerah
triliun, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang Secara keseluruhan, perekonomian Provinsi Jawa Tengah pada
sebesar Rp1,95 triliun. Penurunan net outflow sejalan dengan 2021 diperkirakan akan lebih baik dibanding 2020, meski lebih
pembatasan aktivitas masyarakat sehingga kebutuhan uang rendah dibandingkan proyeksi awal sebelum terjaidnya
kartal berkurang. gelombang kedua pandemic Covid-19. Peningkatan tersebut
Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH xxiii

didorong oleh membaiknya perekonomian global serta


akselerasi realisasi anggaran Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah, kemajuan dalam program restrukturisasi kredit, serta
berlanjutnya stimulus moneter Bank Indonesia. Daya beli
konsumen terjaga ditopang oleh bantuan sosial dan kenaikan
Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK) 2021. Perbaikan
perekonomian global yang diperkirakan berlanjut pada negara
tujuan ekspor Jawa Tengah, mendorong perbaikan ekspor.
Optimisme peningkatan ekspor tersebut sejalan dengan
karakteristik komoditas ekspor Jawa Tengah yang memenuhi
kebutuhan dasar manusia seperti sandang, furnitur, hingga
makanan.

Perbaikan perekonomian Provinsi Jawa Tengah pada 2022


diperkirakan akan terus berlanjut dibanding 2021. Selanjutnya
dengan mengedepankan sinergi dan inovasi dalam mendorong
investasi, pengembangan sektor pendukung ekspor dan
substitusi impor, pariwisata, serta pengembangan infrastruktur,
Jawa Tengah akan mengalami pertumbuhan yang akan semakin
meningkat ke depannya

Inflasi tahunan Jawa Tengah pada tahun 2021 diperkirakan lebih


rendah dibandingkan tahun 2020. Meskipun demikian, terdapat
beberapa potensi risiko tekanan inflasi yang dapat
mempengaruhi pencapaian inflasi pada akhir tahun 2021.
Tekanan risiko tersebut antara lain bersumber dari Kelompok
Makanan, Minuman, dan Tembakau, Kelompok Transportasi,
serta Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
Lainnya.

Sementara itu, inflasi tahunan Jawa Tengah secara keseluruhan


tahun 2022 diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan tahun
2021. Faktor utama yang mendorong inflasi diperkirakan berasal
dari Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, Kelompok
Transportasi, serta Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan
Bahan Bakar Lainnya. Risiko eksternal juga diperkirakan
meningkat seiring dengan pulihnya sebagian kegiatan
manufaktur global yang selanjutnya akan meningkatkan
permintaan komoditas bahan mentah dan bahan baku.
Ekspektasi masyarakat terhadap proses Pemulihan Ekonomi
Nasional diperkirakan masih akan meningkat, yang selanjutnya
akan mendorong tingkat permintaan barang dan jasa. Selain itu,
potensi pemulihan kondisi ketenagakerjaan dan peningkatan
harga komoditas global juga turut memberikan tekanan pada
pencapaian inflasi tahun 2022. Meskipun tekanan inflasi Jawa
Tengah pada tahun 2022 meningkat, namun diperkirakan tetap
berada pada rentang sasaran inflasi 3%±1%.
01
Perkembangan
Ekonomi Makro
Regional
Perekonomian Jawa Tengah masih tumbuh positif pada triwulan III
2021.

 Pada triwulan III 2021, pemulihan ekonomi Jawa Tengah terus berlanjut meskipun lebih
rendah dibanding triwulan II 2021. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan seluruh
komponen utama PDRB melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Perlambatan
pertumbuhan utamanya bersumber dari konsumsi pemerintah sebesar -7,30% (yoy).
Sektor lainnya seperti konsumsi rumah tangga, ekspor, dan impor masih mengalami
pertumbuhan positif meski melambat dibanding triwulan sebelumnya. Sementara itu,
sumber pertumbuhan ekonomi terbesar dari sisi pengeluaran adalah investasi yang
didorong oleh percepatan pembangunan proyek strategis nasional dan mulainya
pembangunan beberapa pabrik di Kawasan Industri Batang.

 Dari sisi lapangan usaha, sumber pertumbuhan terbesar PDRB berasal dari sektor
konstruksi yang tumbuh sebesar 12,91% (yoy). Hal ini didorong oleh berlanjutnya proyek
infrastruktur pemerintah dan investasi pihak swasta. Sektor utama lainnya, industri
pengolahan dan perdagangan tumbuh positif meski melambat dibandingkan triwulan
sebelumnya dengan masing-masing sebesar 2,62% (yoy) dan 6,52% (yoy). Sementara
itu, lapangan usaha pertanian mengalami kontraksi (-6,12%, yoy) disebabkan oleh
penurunan produksi tanaman pangan dan hortikultura sejalan dengan penurunan luas
panen.

 Dengan perkembangan perekonomian triwulan III 2021, perekonomian Jawa Tengah


secara kumulatif di 2021 diperkirakan meningkat dibandingkan 2020. Permintaan
global dan domestik membaik di 2021 seiring dengan program vaksinasi Covid-19 yang
semakin intensif. Dari sisi lapangan usaha, peningkatan pertumbuhan sektor utama
terjadi pada seluruh sektor kecuali pertanian. Relaksasi pembatasan kegiatan
masyarakat meningkatkan permintaan domestik yang berpengaruh positif terhadap
kinerja sektor perdagangan. Selain itu, peningkatan permintaaan ekspor dari negara
mitra dagang Jawa Tengah mendorong meningkatnya kinerja industri pengolahan.
Laporan Perekonomian
2 PROVINSI JAWA TENGAH

1.1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL TRIWULAN III 2021


Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan III 2021 Tengah menyumbang 8,88% terhadap perekonomian Nasional
tumbuh 2,56% (yoy), melambat dibanding triwulan sebelumnya atau 15,20% terhadap perekonomian Jawa, dan menjadi provinsi
(5,72%; yoy). Perlambatan ekonomi tersebut terutama penyumbang keempat terbesar dalam perekonomian nasional
disebabkan oleh pemberlakuan pembatasan kegiatan maupun kawasan Jawa, setelah DKI Jakarta, Jawa Timur, dan
masyarakat (PPKM) darurat dan PPKM berbasis level sejalan Jawa Barat.
dengan meningkatnya kasus varian Delta Covid-19 pada Juli-
Agustus 2021. Kinerja perekonomian Jawa Tengah pada triwulan Perlambatan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah terjadi pada

III 2021 berada di bawah pertumbuhan ekonomi nasional yang sisi pengeluaran dan lapangan usaha. Dari sisi pengeluaran,

sebesar 3,51% (yoy) dan kawasan Jawa sebesar 3,03% (yoy). seluruh komponen utama poduk domestik regional bruto (PDRB)

Sementara itu, secara triwulanan Produk Domestik Regional tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.

Bruto (PDRB) Jawa Tengah tumbuh 1,66% (qtq), meningkat Perlambatan utamanya bersumber dari konsumsi pemerintah

dibandingkan 1,02% (qtq) pada triwulan sebelumnya. yang mengalami kontraksi sebesar -7,30% (yoy). Kondisi tersebut
didorong oleh penurunan belanja pegawai, belanja barang, dan
Perlambatan pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah sejalan adanya realokasi belanja untuk akselerasi program pemulihan
dengan perlambatan perekonomian nasional dan kawasan ekonomi nasional, termasuk penanganan Covid-19. Sejalan
Jawa. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) menurun pada level dengan itu, konsumsi rumah tangga sebagai kontributor terbesar
pesimis seiring dengan PPKM darurat dan PPKM berbasis level. perekonomian tumbuh melambat dari triwulan sebelumnya.
Hal tersebut juga terjadi di provinsi lainnya yang tercatat Perlambatan tersebut disebabkan oleh faktor kebijakan PPKM
mengalami perlambatan. Pertumbuhan ekonomi tertinggi di darurat yang diberlakukan pemerintah mulai awal Juli. Namun
pulau Jawa terjadi di Banten (4,62%; yoy) dan terendah di DI demikian, mulai dilonggarkannya kebijakan PPKM sejak Agustus
Yogyakarta (2,30%; yoy). Berdasarkan kontribusinya, Jawa 2021 menjadi faktor yang mampu menahan pertumbuhan

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah, Jawa, dan Nasional

8 % 10,0 %YOY
6 8,0

4 6,0
4,0
2
2,0
0
0,0
-2
-2,0
-4 -4,0
-6 -6,0
-8 -8,0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

PERTUMBUHAN TRIWULANAN (QTQ) PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY) JATENG JAWA NASIONAL

SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH SUMBER: BPS, DIOLAH

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Kawasan Jawa (%, yoy)


Grafik 1.3 Struktur Perekonomian Kawasan Jawa berdasarkan Provinsi
PROVINSI II 2021 III 2021

DKI JAKARTA 10,91 2.43


29,73% 29,38%
6,76% 6,72% BANTEN 8,95 4.62
22,63% 22,50% JABAR 6,13 3.43
II 2021 III 2021
14,44% 14,57%
1,51% 1,50% JATENG 5,66 2.56
24,93% 25,33%
DIY 11,81 2.30

JATIM 7,05 3.23

JAWA 7,88 3.03


DKI BANTEN JABAR JATENG DIY JATIM
SUMBER: BPS, DIOLAH
SUMBER: BPS, DIOLAH

1. Perkembangan Ekonomi Jawa Tengah diambil dari Berita Resmi Statistik (BRS)
Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah dengan menggunakan tahun dasar 2010 berbasis
SNA 2008 yang dikeluarkan BPS Provinsi Jawa Tengah. Apabila terdapat perbedaan angka
pertumbuhan tahunan yang tertera pada BRS periode saat ini dengan perhitungan ADHK
periode sebelumnya, yang menjadi acuan dalam penulisan LPP adalah angka PDRB
ADHK berdasarkan BRS pada saat periode terkini. Hal ini dimungkinkan mengingat
besaran PDRB tahun 2020 dan 2019 masih bersifat sementara.
Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH 3

Grafik 1.4 Pertumbuhan Tahunan Kredit Perbankan dan Pertumbuhan Grafik 1.5 Pertumbuhan Tahunan Outflow Uang Kartal, Rata-Rata
Ekonomi Perputaran Kliring Harian, dan Pertumbuhan Ekonomi
16 %, YOY %, YOY 7 120 %, YOY %, YOY 10
6 9
100 8
5 7
12 4 80 6
3 60 5
2 4
8 1 40 3
0 20 2
1
4 -1 0 0
-2 -1
-3 -20 -2
-4 -3
0 -40 -4
-5 -5
-6 -60
-6
-4 -7 -80 -7
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

KREDIT PERBANKAN PDRB-SKALA KANAN NPL-SKALA KANAN INFLOW UANG KARTAL PDRB-SKALA KANAN NILAI RATA-RATA PERPUTARAN KLIRING HARIAN

SUMBER: BANK INDONESIA, BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH

konsumsi rumah tangga tidak mengalami kontraksi. Meskipun saat terjadi pembatasan (P P K M). Meskipun demikian,
masih melambat, namun mulai terdapat indikasi membaiknya pemanfaatan IOMKI dari Kemenperin melalui SE Menperin
konsumsi rumah tangga seiring dengan pelonggaran kebijakan Nomor 3 Tahun 2021 tanggal 23 Juli 2021 mengenai “Izin
PPKM. Hal ini tercermin dari membaiknya kredit perbankan mulai Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) pada Masa
Agustus 2021. Secara agregat, kredit yang disalurkan di Jawa Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Covid-19” untuk sektor
Tengah pada triwulan III 2021, sebesar 2,96% (yoy), meningkat esensial terutama yang berorientasi ekspor dan domestik serta
dibandingkan triwulan sebelumnya (1,51%; yoy), khususnya pada padat karya, menahan penurunan lebih dalam produktivitas
kredit modal kerja dan konsumsi. Peningkatan kredit konsumsi sektor industri. Sementara itu, sumber pertumbuhan terbesar dari
terutama didorong oleh kenaikan kredit kepemilikan rumah (KPR) sisi lapangan usaha berasal dari sektor konstruksi yang tumbuh
dan kredit kendaraan bermotor (K K B) seiring dengan sebesar 12,91% (yoy). Hal ini didorong oleh berlanjutnya proyek
perpanjangan insentif fiskal kendaraan bermotor dan properti. infrastruktur pemerintah dan investasi pihak swasta berupa
pembangunan pabrik baru.
Dari sisi lapangan usaha, seluruh lapangan usaha utama
mengalami perlambatan pertumbuhan. Lapangan usaha
pertanian bahkan mencatatkan kontraksi 6,12% (yoy), lebih dalam 1.1.1 Perkembangan Ekonomi Sisi Pengeluaran
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar -5,37% (yoy). Kondisi Berdasarkan sisi pengeluaran, seluruh komponen utama produk
ini bersumber dari penurunan produksi tanaman pangan dan domestik regional bruto (PDRB) pertumbuhannya melambat
hortikultura sejalan dengan penurunan luas panen. Lapangan dibandingkan triwulan sebelumnya. Perlambatan pertumbuhan
usaha perdagangan dan industri juga mencatatkan perlambatan utamanya bersumber dari konsumsi pemerintah, yang
pertumbuhan seiring dengan menurunnya kapasitas usaha disebabkan oleh penurunan belanja pegawai, belanja barang, dan
sebagai implikasi dari penerapan PPKM darurat. Hal ini tercermin realokasi belanja untuk akselerasi program pemulihan ekonomi
dari Prompt Manufacturing Index (PMI) Jawa Tengah yang nasional. Sementara itu, sumber pertumbuhan ekonomi Jawa
mengalami penurunan pada triwulan III 2021, disebabkan Tengah yang terbesar pada triwulan III 2021 adalah investasi.
sebagian perusahaan industri tidak beroperasi secara optimal Pertumbuhan tersebut didorong oleh percepatan pembangunan

Tabel 1.2 PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHB menurut Pengeluaran (Rp Miliar)

2019 2020* 2021**


KOMPONEN PENGELUARAN 2019* 2020*
III IV I II III IV I II III
Konsumsi Rumah Tangga 206.664 211.520 821.948 209.353 198.886 205.437 208.420 822.096 211.100 213.092 213.456

Konsumsi LNPRT 4.050 4.196 16.443 4.020 4.046 4.007 4.152 16.225 4.149 4.428 4.449

Konsumsi Pemerintah 25.742 37.679 103.210 17.192 21.179 26.269 33.720 98.360 17.250 23.087 24.562

Investasi 118.134 115.150 448.352 105.421 96.784 106.451 109.158 417.815 105.132 107.589 115.819

Ekspor Luar Negeri 35.023 31.677 127.703 32.628 25.644 32.155 27.907 118.335 38.460 36.927 44.234

Impor Luar Negeri 49.370 53.403 203.947 46.149 31.283 39.251 40.474 157.157 45.064 50.559 48.780

Net Ekspor Antardaerah 6.046 3.215 36.497 10.908 4.104 3.391 1.727 20.130 12.639 12.624 2.503

Perubahan Inventori 4.539 -6.910 11.362 8.432 5.355 5.655 -6.645 12.797 2.211 3.266 3.299

PDRB 350.827 343.123 1.361.567 341.805 324.714 344.114 337.966 1.348.600 345.875 350.453 359.543
*ANGKA SEMENTARA **ANGKA SANGAT SEMENTARA
SUMBER : BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH
Laporan Perekonomian
4 PROVINSI JAWA TENGAH

Tabel 1.3 PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHK 2010 menurut Pengeluaran (Rp Miliar)

2019 2020* 2021**


KOMPONEN PENGELUARAN 2019* 2020*
III IV I II III IV I II III
Konsumsi Rumah Tangga 146.301 147.349 582.253 147.361 139.226 143.542 143.848 573.977 144.582 145.739 146.187

Konsumsi LNPRT 2.600 2.681 10.593 2.544 2.571 2.557 2.604 10.277 2.548 2.712 2.718

Konsumsi Pemerintah 15.582 23.711 63.631 10.589 13.044 15.546 21.717 60.896 10.728 14.078 14.412

Investasi 78.592 76.634 298.877 70.554 64.471 70.688 72.312 278.025 70.011 70.991 75.441

Ekspor Luar Negeri 26.226 21.532 88.909 22.399 18.011 21.853 19.617 81.881 24.282 23.076 27.894

Impor Luar Negeri 32.181 36.677 133.172 33.111 22.437 26.836 27.285 109.669 32.389 38.093 33.514

Net Ekspor Antardaerah 14.885 15.778 73.432 21.397 13.785 12.653 8.611 56.445 23.000 26.237 15.552

Perubahan Inventori 2.619 -2.365 7.390 4.815 5.103 4.966 -1.085 13.797 1.882 2.402 2.547

PDRB 254.623 248.642 991.913 246.548 233.773 244.969 240.339 965.629 244.643 247.141 251.237
*ANGKA SEMENTARA **ANGKA SANGAT SEMENTARA
SUMBER : BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH

Tabel 1.4 Pertumbuhan Tahunan PDRB Provinsi Jawa Tengah menurut Pengeluaran (%, YOY)

2019 2020* 2021**


KOMPONEN PENGELUARAN 2019* 2020*
III IV I II III IV I II III
Konsumsi Rumah Tangga 4,18 4,36 4,62 3,46 -4,75 -1,89 -2,38 -1,42 -1,89 4,68 1,84

Konsumsi LNPRT 8,23 8,15 10,90 -1,88 -5,41 -1,63 -2,88 -2,98 0,13 5,47 6,28

Konsumsi Pemerintah 7,01 0,39 4,04 2,89 -7,14 -0,23 -8,41 -4,30 1,31 7,93 -7,30

Investasi 5,54 2,98 4,85 0,16 -11,94 -10,06 -5,64 -6,98 -0,77 10,11 6,72

Ekspor Luar Negeri 17,87 -0,04 5,10 5,02 -9,13 -16,68 -8,89 -7,90 8,41 28,12 27,64

Impor Luar Negeri -16,60 -4,24 -6,70 1,16 -28,96 -16,61 -25,61 -17,65 -2,18 69,77 24,89

Net Ekspor Antardaerah -33,70 13,82 -6,59 -0,93 -34,89 -15,00 -45,42 -23,13 7,49 90,34 22,92

Perubahan Inventori -15,40 -13,78 -11,21 13,89 75,43 89,62 -54,11 86,70 -60,92 -52,93 -48,71

PDRB 5,63 5,33 5,40 2,65 -5,91 -3,79 -3,34 -2,65 -0,77 5,72 2,56
*ANGKA SEMENTARA **ANGKA SANGAT SEMENTARA
SUMBER : BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH

proyek strategis nasional dan mulainya pembangunan beberapa akibat meningkatnya kasus varian delta Covid-19 sejak Juli 2021.
pabrik di Kawasan Industri Batang, serta adanya investasi swasta Namun, beberapa kebijakan pemerintah mampu menahan kinerja
untuk menambah kapasitas produksi berupa penambahan mesin konsumsi rumah tangga tidak mengalami kontraksi. Kebijakan
maupun pembangunan gedung baru. tersebut diantaranya pelonggaran pembatasan seiring
menurunnya kasus Covid-19, dan berlanjutnya kebijakan stimulus
1.1.1.1 Pengeluaran Konsumsi pemerintah seperti bantuan sembako hingga Desember 2021
Secara agregat, konsumsi domestik Jawa Tengah melambat senilai Rp200 ribu, dan insentif kebijakan PPN 0% pada kendaraan
pada triwulan III 2021. Perlambatan tersebut disebabkan adanya bermotor dan properti.
pemberlakuan kebijakan PPKM darurat dan PPKM berbasis level

Grafik 1.6 Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga Grafik 1.7 Perkembangan Inflasi dan Pertumbuhan Konsumsi Rumah
Tangga
6 % 6 %, YOY INDEKS 106
5
4 4 104
3
2 2 102
1
0
- 100
-1
-2
-3 (2) 98
-4
-5 (4) 96
-6
-7 (6) 94
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

PERTUMBUHAN TRIWULANAN (QTQ) PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY) INFLASI PDRB KONS. RT NTP

SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH
Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH 5

Konsumsi Rumah Tangga


Konsumsi rumah tangga sebagai komponen pengeluaran Stimulus fiskal pemerintah merupakan salah satu faktor yang
terbesar2 tumbuh 1,84% (yoy) pada triwulan III 2021, menurun mampu menahan kinerja konsumsi rumah tangga tidak
dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,68% (yoy). mengalami kontraksi. Bantuan Sosial berupa kebutuhan pokok,
Menurunnya konsumsi rumah tangga seiring dengan PPKM bantuan tunai, maupun subsidi listrik, diperkirakan mampu
darurat yang diberlakukan pemerintah untuk menahan menahan turunnya tingkat konsumsi masyarakat berpenghasilan
penyebaran kasus Covid-19 di masyarakat mulai Juli 2021. rendah lebih dalam. Selain itu, berlanjutnya kebijakan relaksasi
Namun, pada akhir Agustus 2021, pemerintah mulai fiskal pemerintah melalui PMK No.20/PMK.010/2021 dengan
melonggarkan kebijakan PPKM, yang menyebabkan peningkatan memberikan diskon PPnBM untuk pembelian kendaraan Roda 4,
kembali mobilitas masyarakat. Peningkatan mobilitas pada akhir mendorong peningkatan penjualan kendaraan bermotor. Selama
Agustus 2021 terjadi pada pusat perbelanjaan, taman kota, dan pandemi Covid-19, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah meminta
transportasi publik. jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) mempercepat
serapan anggaran penanganan Covid-19. Bantuan sosial yang
Pelemahan konsumsi rumah tangga juga tercermin dari hasil diberikan kepada masyarakat Jawa Tengah, diantaranya bantuan
Survei Konsumen Bank Indonesia yang menunjukkan tingkat sosial tunai Jaring Pengaman Sosial (JPS) bagi masyarakat yang
keyakinan konsumen berada pada level pesimis. Indeks terdampak pandemi di Jawa Tengah sebesar Rp200 ribu per
Keyakinan Konsumen (IKK) pada triwulan III 2021 mencapai bulan untuk masing-masing kepala keluarga, Program Keluarga
3
95,28, menurun dibandingkan IKK triwulan II 2021 (110,33) . Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), bantuan
Penurunan keyakinan terhadap ekonomi juga tercermin pada beras, bantuan sosial untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) yang
indeks kondisi ekonomi saat ini (IKE) 4 , yang disebabkan terdampak Covid-19, serta bantuan subsidi upah senilai Rp500
peningkatan kasus Covid-19 pada awal triwulan ini. Lebih lanjut, ribu. Dalam PKH, keluarga sasaran mendapatkan bantuan
indeks penghasilan pada triwulan III 2021 juga menurun menjadi sebesar Rp900 ribu hingga Rp3 juta per tahun.
sebesar 76,08 dari triwulan sebelumnya 98,57, sehingga
menahan konsumsi sektor rumah tangga.

Grafik 1.8 Pergerakan Masyarakat di Pusat Perbelanjaan Grafik 1.9 Pergerakan Masyarakat di Perkantoran dan Rumah

50 20
40 15
30
20 10
10 5
0
0
-10
-20 -5
-30 -10
-40
-15
-50
-60 -20
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2020 2021 2020 2021

RETAIL & RECREATION GROCERY & PHARMACY PARKS PERKANTORAN TEMPAT TINGGAL

SUMBER: GOOGLE MOBILITY REPORT SUMBER: GOOGLE MOBILITY REPORT

Grafik 1.10 Indeks Keyakinan Konsumen Grafik 1.11 Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini

170 INDEKS 160 INDEKS

150 140

120
130 OPTIMIS
100
110 OPTIMIS
PESIMIS
80
90 PESIMIS
60
70 40

50 20
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

INDEKS KONDISI EKONOMI SAAT INI (IKE) KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJA


INDEKS KEYAKINAN KONSUMEN (IKK) INDEKS KONDISI EKONOMI SAAT INI (IKE) INDEKS EKSPEKTASI KONSUMEN (IEK)
PENGHASILAN SAAT INI KONSUMSI BARANG-BARANG KEBUTUHAN TAHAN LAMA

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

2. Kontributor utama perekonomian Jawa Tengah dari sisi permintaan adalah konsumsi RT 3. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) dan Indeks Ekspektasi
(pangsa 61,08%), PMTB atau investasi (pangsa 30,42%), impor luar negeri (pangsa Ekonomi dinyatakan pesimis jika nilainya <100.
13,04%), ekspor luar negeri (pangsa 10,49%) dan net ekspor antar daerah (pangsa 4,30%). 4. Indeks kondisi ekonomi saat ini (IKE) sebesar 83,72, lebih rendah dibanding triwulan
sebelumnya (88,78).
Laporan Perekonomian
6 PROVINSI JAWA TENGAH

Grafik 1.12 Perkembangan Kredit Konsumsi, DPK Perorangan, dan Grafik 1.14 Pertumbuhan Konsumsi LNPRT
Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga
20 %, YOY %, YOY 6 20 %, YOY
5
15 4
3
2 10
10 1
0
5 -1
-2 0
-3
- -4
-5
(5) -6 -10
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

KREDIT KONSUMSI PDRB KONSUMSI - SKALA KANAN DPK PERORANGAN PERTUMBUHAN TRIWULANAN (QTQ) PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY)

SUMBER: BANK INDONESIA, BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH

Grafik 1.13 Perkembangan Kredit Konsumsi berdasarkan Jenis Konsumsi Grafik 1.15 Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah

30 %, YOY 15 % % 80

20 60
10
40
10
5
20
0
0 0
-10
-20
-5
-20
-40
-30 -10
-60
-40 -15 -80
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

KKB KPR KMG PERTUMBUHAN TRIWULANAN (QTQ) - SKALA KANAN PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY)

SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH

Meskipun melambat, namun konsumsi rumah tangga mulai terindikasi mulai terjadi pada masyarakat yang bekerja pada
menunjukkan arah pemulihan. Hal ini tercermin dari lapangan usaha yang mengalami peningkatan kinerja,
pertumbuhan kredit konsumsi sebesar 3,53% (yoy) pada diantaranya lapangan usaha konstruksi.
triwulan III 2021, lebih tinggi dari 1,76% (yoy) pada triwulan II
2021. Peningkatan kredit konsumsi tersebut didorong oleh Sementara itu, konsumsi lembaga nonprofit yang melayani

kenaikan kredit kepemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan rumah tangga (LNPRT) pada triwulan III 2021 tumbuh 6,28%

bermotor (KKB) seiring dengan perpanjangan insentif pemerintah (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang sebesar 2,78%

pada kendaraan bermotor dan properti. Jumlah kendaraan baru (yoy). Peningkatan konsumsi LNPRT seiring dengan dinamika

menurut data Samsat Jawa Tengah pada triwulan III 2021 kegiatan organisasi kemasyarakatan dan meningkatnya aktivitas

meningkat 41,81% dibandingkan triwulan III 2020. Hal tersebut meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE) pada

juga ditunjukkan oleh Indeks Penjualan Riil (IPR) di Jawa Tengah triwulan III 2021 karena pelonggaran PPKM.

yang terus membaik seiring dengan pelonggaran PPKM


darurat/PPKM level 4. Selain itu, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Konsumsi Pemerintah
(DPK) perseorangan pada triwulan III 2021 hanya sebesar 4,57% Berbeda dengan konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah
(yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar mengalami kontraksi pada triwulan III 2021. Konsumsi
7,91% (yoy). Hal ini mengindikasikan masyarakat mulai pemerintah mengalami kontraksi sebesar -7,30% (yoy), turun
mengeluarkan dananya untuk konsumsi terutama pada dibandingkan triwulan sebelumnya tumbuh 7,93% (yoy).
kebutuhan barang sekunder. Sementara itu, secara triwulanan konsumsi pemerintah masih
tumbuh sebesar 2,38% (qtq), namun jauh lebih rendah
Lebih lanjut, penghasilan masyarakat di sektor pertanian juga dibandingkan triwulan II 2021 (31,22%; qtq). Hal tersebut
mengalami peningkatan. Penghasilan masyarakat pertanian disebabkan oleh penurunan realisasi belanja pegawai dan belanja
yang tercermin dari Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan III 2021 barang.
sebesar 100,03, meningkat dari triwulan sebelumnya (99,15).
Peningkatan NTP disebabkan Indeks Harga yang Diterima Petani Realisasi belanja barang yang bersumber dari APBN mengalami
(lt) meningkat 0,90% lebih tinggi dibanding kenaikan Indeks Harga kontraksi sebesar -10,66% (yoy), turun dari triwulan sebelumnya
yang Dibayar Petani (lb) yang sebesar 0,02% akibat meningkatnya yang tumbuh 19,25% (yoy). Selain itu, realisasi belanja pegawai
harga gabah di tingkat petani. Peningkatan konsumsi juga juga menurun -6,49% (yoy) dari triwulan sebelumnya sebesar
Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH 7

Grafik 1.16 Pertumbuhan Realisasi Belanja Pemerintah Provinsi Grafik 1.19 Perkembangan SBT Realisasi Investasi (SKDU) dan
Jawa Tengah Pertumbuhan PDRB Investasi
100 %, YOY 25 %, SBT %, YOY 15
80 20
15 10
60
10 5
40 5
20 - 0
0 (5)
(10) -5
-20
(15)
-10
-40 (20)
-60 (25) -15
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

APBN-BELANJA PEGAWAI APBN-BELANJA BARANG SBT REALISASI INVESTASI (SKDU) PMTB - SKALA KANAN

SUMBER: BIRO KEUANGAN PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH

Grafik 1. 17 Pertumbuhan Giro Pemerintah dan PDRB Konsumsi Grafik 1.20 Perkembangan SBT Realisasi Investasi Berdasarkan Sektor
Pemerintah Usaha (hasil SKDU)
%,SBT
15 % % 80 1
60 1
10 0
40
-1
5
20 -1
0 0 -2
-2
-20
-5 -3
-40 -3
-10

AKOMODASI DAN
PERTAMBANGAN
-60

INFORMASI DAN
TRANSPORTASI
PERDAGANGAN
PENGOLAHAN

KONSTRUKSI

KOMUNIKASI
PENGADAAN
PERTANIAN
-15 -80

RESTORAN
INDUSTRI

LISTRIK
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021

PERTUMBUHAN TRIWULANAN (QTQ) - SKALA KANAN PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY) TRIWULAN II 2021 TRIWULAN III 2021

SUMBER: LAPORAN BANK UMUM, BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

24,12% (yoy). Hal tersebut disebabkan adanya realokasi belanja Kinerja positif investasi didorong oleh aktivitas investasi sektor
untuk akselerasi program pemulihan ekonomi nasional, termasuk pemerintah maupun swasta. Hal tersebut seiring dengan
penanganan Covid-19 dan percepatan vaksinasi. percepatan pembangunan proyek strategis nasional diantaranya,
pembangunan KRL Solo-Jogja, Pembangkit Listrik Tenaga
1.1.1.2 Investasi Bayu/Angin (PLTB), tol Semarang-Demak, dan pembangunan
Pada triwulan I I I 2021, investasi merupakan sumber beberapa pabrik di Kawasan Industri Batang, serta di beberapa
pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah. Investasi yang tercermin daerah lain seperti kabupaten Pati yang dilakukan oleh investor
dari Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh sebesar swasta terutama perusahaan alas kaki. Pada sektor swasta,
6,72% (yoy). Meskipun lebih rendah dibandingkan triwulan investasi dilakukan dengan meningkatkan utilisasi kapasitas
sebelumnya (10,11%; yoy), namun secara triwulanan, investasi produksi untuk memenuhi peningkatan order yang bersumber
tumbuh sebesar 6,27% (qtq), meningkat dibandingkan dari permintaan domestik dan global.
pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 1,40%
Lebih lanjut, implementasi Online Single Submission Risk Based
(qtq).
Approach (OSS RBA) yang dimulai sejak triwulan III 2021 juga
memperbaiki iklim investasi dan semakin mengakselerasi
Grafik 1.18 Pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto
peningkatan investasi. Sejalan dengan itu, Hasil Survei Kegiatan
15 % Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah
10
menunjukkan bahwa utilisasi kapasitas pelaku usaha meningkat
5
hingga mencapai 75,34%.
-

(5) Realisasi penanaman modal di Jawa Tengah sebagian besar


(10)
didominasi investor dalam negeri. Kondisi tersebut tidak terlepas
(15)
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
dari pandemi Covid-19, sehingga membatasi mobilitas investor
2018 2019 2020 2021 dari luar negeri ke Indonesia. Realisasi investasi di Jawa Tengah
PERTUMBUHAN TRIWULANAN (QTQ) PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY) pada triwulan III 2021 sebesar Rp12,91 triliun yang terdiri dari
SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp5,22 triliun dan
Laporan Perekonomian
8 PROVINSI JAWA TENGAH

Grafik 1.21 Realisasi Penanaman Modal Asing dan Dalam Negeri 1.1.1.3 Ekspor dan Impor Luar Negeri
400 %,YOY
Aktivitas perdagangan luar negeri masih terus berlanjut, meski
350
300
pertumbuhannya melambat dibanding triwulan sebelumnya.
250 Pelemahan tersebut terjadi baik pada sisi ekspor maupun impor.
200
150 Defisit neraca perdagangan (harga berlaku) sebesar Rp4,5 triliun
100
50 atau menurun dibanding defisit triwulan sebelumnya Rp13,6
0
-50 triliun. Penurunan impor terutama disebabkan adanya penurunan
-100
-150 kebutuhan barang modal.
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021

PMA PMDN
1.1.1.3.1 Ekspor Luar Negeri
SUMBER: BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL, DIOLAH Perbaikan ekspor luar negeri menjadi salah satu komponen
penting pemulihan perekonomian Jawa Tengah pada triwulan III
penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp7,96 triliun. 2021. Ekspor luar negeri Jawa Tengah tumbuh positif sebesar
Beberapa daerah di Jawa Tengah yang menjadi tujuan utama 27,64% (yoy), meski lebih rendah dibandingkan triwulan II 2021
investasi investor antara lain, Semarang, Jepara, Batang, Kendal, sebesar 28,12% (yoy). Pertumbuhan kinerja ekspor didorong
Temanggung, Grobogan, Batang, Demak, dan Cilacap. pertumbuhan ekspor migas sebesar 69,49% (yoy) dan ekspor non
migas sebesar 31,85% (yoy). Peningkatan ekspor non migas
Dari sisi pembiayaan, lebih rendahnya pertumbuhan investasi di
terutama didorong oleh peningkatan pada komoditas alas kaki
triwulan III 2021 dibandingkan triwulan sebelumnya juga terlihat
sebesar 104,01% (yoy), diikuti kayu dan barang dari kayu (37,96%;
dari melemahnya kredit investasi. Penyaluran kredit untuk
yoy), dan TPT (22,19%; yoy).
kegiatan investasi di Jawa Tengah mengalami kontraksi 2,03%
(yoy) lebih rendah dibandingkan kredit lainnya. Untuk mendorong Ekspor luar negeri nonmigas Jawa Tengah didominasi oleh
peningkatan kredit dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi ekspor unggulan tekstil dan produk tekstil (TPT)5, kayu dan
Jawa Tengah ke depan, perbankan menjaga suku bunga investasi barang dari kayu6, serta alas kaki7. TPT memiliki peningkatan
pada tren yang rendah. Hal tersebut tercermin dari rata-rata pangsa ekspor sebesar 41,23% pada triwulan III 2021 dari 37,53%
tertimbang suku bunga kredit investasi saat ini sebesar 7,73%, pada triwulan II 2021, kayu dan barang dari kayu memiliki pangsa
lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang sebesar 7,99%. sebesar 20,12%, dan alas kaki memiliki pangsa sebesar 7,60%.

Grafik 1.22 Pertumbuhan PDRB Investasi, PDRB Konstruksi, dan Grafik 1.24 Pertumbuhan PDRB Ekspor Luar Negeri
Konsumsi Semen
35 %, YOY 50 %
30 40
25
30
20
15 20
10 10
5 0
0
-10
-5
-10 -20
-15 -30
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

PDRB INVESTASI PDRB KONSTRUKSI KONSUMSI SEMEN PERTUMBUHAN TRIWULANAN (QTQ) PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY)

SUMBER: ASI, BPS PROVINSI JAWA TENGAH SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH

Grafik 1.23 Pertumbuhan Kredit Investasi dan Suku Bunga Kredit Investasi Grafik 1.25 Pertumbuhan Ekspor Luar Negeri Jawa Tengah per Jenis
Komoditas
30 %,YOY % 12 50 %,YOY %,YOY 5.000
25 12 40
4.000
20 11 30
15 3.000
11 20
10
10 10 2.000
5
10 0
0 1.000
-5 9 -10
0
-10 9 -20
-15 8 -30 -1.000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

RRT SUKU BUNGA KREDIT INVESTASI - SKALA KANAN KREDIT INVESTASI PERT. EKSPOR NONMIGAS PERT. EKSPOR NONMIGAS

SUMBER: LAPORAN BANK UMUM SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH

5. Standard International Trade Classification kode 26,65 dan 84, pangsa terhadap total ekspor Jawa Tengah sebesar 41,23%.
6. Standard International Trade Classification kode 24,63 dan 82, pangsa terhadap total ekspor Jawa Tengah sebesar 20,12%.
7. Standard International Trade Classification kode 85, pangsa terhadap total ekspor Jawa Tengah sebesar 7,60%.
Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH 9

Grafik 1.26 Komposisi Ekspor Luar Negeri Nonmigas Berdasarkan Selain ekspor alas kaki, perbaikan ekspor luar negeri nonmigas
Komoditas juga didorong oleh ekspor kayu dan barang dari kayu. Pada
triwulan III 2021, ekspor kayu dan barang dari kayu tumbuh
37,53% 41,23%
21,58% 20,12% 37,96% (yoy), meski melambat dibandingkan triwulan
9,64% 8,58% sebelumnya sebesar 52,85% (yoy). Pertumbuhan kinerja tersebut
7,95% 7,60%
7,58%
II 2021 III 2021
7,85% terutama terjadi pada komoditas furniture yang tumbuh 34,30%
2,95% 6,83% (yoy). Faktor pendorong pertumbuhan ekspor furniture yaitu
6,83% 4,63%
adanya pergeseran konsumsi rumah tangga masyarakat akibat
5,93% 2,14%
pandemi, yaitu dari hiburan, pariwisata dan transportasi, beralih ke
TPT (SITC 26,65,84) Mebel dan Kayu Olahan (SITC 24,63,82) Furniture (SITC 82) Alas Kaki (SITC 95) sektor lain seperti produk teknologi dan kebutuhan renovasi
Bahan Makanan (SITC 0) Kimia (SITC 5) Mesin dan Alat Transportasi (SITC 7) Lainnya
rumah terutama pada produk home decor. Selain itu, adanya
SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI, DIOLAH
Work From Home (WFH) juga menyebabkan peningkatan
Selain ketiga kelompok komoditas tersebut, ekspor bahan penjualan furniture home office (meja dan kursi kerja). Lebih lanjut,
makanan (SITC 0), ekspor permesinan dan alat transportasi negara tujuan ekspor terbesar furniture Indonesia antara lain
(SITC 7), serta ekspor kimia (SITC 5) juga turut berperan Amerika Serikat, Jepang, Belanda, Belgia, dan Jerman.
walaupun dengan pangsa masing-masing yang berada di bawah
Selain kedua komoditas ekspor tersebut, perbaikan ekspor luar
8%.
negeri nonmigas juga didorong oleh ekspor TPT. Pada triwulan
Berdasarkan komoditasnya, pendorong utama perbaikan III 2021, ekspor TPT tumbuh positif 22,19% (yoy) meski melambat
ekspor luar negeri nonmigas Jawa Tengah adalah alas kaki. dari triwulan sebelumnya (41,74%; yoy). Ekspor terutama
Pada triwulan III 2021, ekspor alas kaki tumbuh 104,01% (yoy), ditopang oleh produk garmen yaitu garmen non rajutan dan
meningkat dari triwulan sebelumnya (33,99%; yoy). Hal tersebut garmen rajutan. Permintaan global perlahan meningkat
disebabkan adanya peningkatan permintaan dari negara mitra sebagaimana tercermin pada retail sales index Amerika Serikat
dagang dan pelimpahan order dari negara kompetitor utama yaitu dan Eropa pada Agustus 2021 yang lebih tinggi dibandingkan Juli
Vietnam akibat pembatasan mobilitas di negara tersebut. 2021. Lebih lanjut, potensi pasar global yang semakin meningkat

Grafik 1. 27 Pertumbuhan Nilai Ekspor Alas Kaki Grafik 1. 28 Pertumbuhan Volume Ekspor Alas Kaki

USD JUTA %, YOY 120 30,15 JUTA TON %, YOY 250


190,00 110
100 220
160,00 90 190
80 160
70 20,15
130,00 60 130
50 100
100,00 40
30 70
70,00 20 10,15 40
10
0 10
40,00 -10
-20 -20
10,00 -30 0,15 -50
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

NILAI EKSPOR PERTUMBUHAN TAHUNAN VOLUME EKSPOR PERTUMBUHAN TAHUNAN

SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI, DIOLAH SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI, DIOLAH

Grafik 1.29 Pertumbuhan Nilai Ekspor Kayu Grafik 1.30 Pertumbuhan Volume Ekspor Kayu

600,00 USD JUTA %, YOY 60 360 JUTA TON %, YOY 20


50 330 10
500,00 40 300
0
30
270
400,00 20 -10
240
10
-20
210
300,00 0
180 -30
-10
200,00 -20 150 -40
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

NILAI EKSPOR PERTUMBUHAN TAHUNAN VOLUME EKSPOR PERTUMBUHAN TAHUNAN

SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI, DIOLAH SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI, DIOLAH
Laporan Perekonomian
10 PROVINSI JAWA TENGAH

Grafik 1. 31 Pertumbuhan Nilai Ekspor TPT Grafik 1. 32 Pertumbuhan Volume Ekspor TPT

1.200,00 USD JUTA %, YOY 50 200 JUTA TON %, YOY 50


40 40
30 30
1.000,00
20 20
10
10
800,00 100 0
0
-10
-10 -20
600,00 -20 -30
-30 -40
400,00 -40 0 -50
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

NILAI EKSPOR PERTUMBUHAN TAHUNAN VOLUME EKSPOR PERTUMBUHAN TAHUNAN

SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI, DIOLAH SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI, DIOLAH

Grafik 1.33 Struktur Ekspor Nonmigas Berdasarkan Negara Tujuan Grafik 1.34 Pertumbuhan Ekspor Nonmigas Berdasarkan Negara Tujuan

100 %,YOY
80
39,01% 41,67% 60
6,11% 5,00% 40
8,78% 8,97% 20
II 2021 III 2021
7,45% 4,96%
0
17,19% 14,37%
-20
21,47% 25,03%
-40
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021

AS ASEAN JEPANG TIONGKOK EROPA LAINNYA AS TIONGKOK EROPA JEPANG ASEAN

SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI, DIOLAH SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI, DIOLAH

khususnya tingginya preferensi pakaian comfort work clothing di Impor luar negeri nonmigas Jawa Tengah juga meningkat pada
AS dan pakaian olahraga di Eropa. Namun, adanya krisis energi di triwulan III 2021 sejalan dengan kenaikan ekspor nonmigas.
Tiongkok menyebabkan banyak perusahaan TPT merasakan Impor nonmigas Jawa Tengah tumbuh 25,4% (yoy), meski
dampak kekurangan bahan baku ditengah meningkatnya melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 30,8%
permintaan yang sudah mulai dirasakan pada triwulan III 2021. (yoy). Sejalan dengan pertumbuhan tahunan, secara triwulanan
impor luar negeri juga tumbuh 1,78% (qtq). Hal tersebut seiring
Berdasarkan mitra dagang utama, negara tujuan ekspor Jawa dengan perbaikan industri pengolahan akibat permintaan yang
Tengah untuk ekspor nonmigas masih didominasi oleh Amerika mulai mengalami peningkatan akibat permintaan yang mulai
Serikat, Eropa dan Jepang dengan pangsa masing-masing mengalami peningkatan.
sebesar 41,67%, 14,37%, dan 8,97%. Berdasarkan
pertumbuhannya, perlambatan kinerja terjadi pada ekspor ke Berdasarkan penggunaannya, peningkatan impor luar negeri
Amerika Serikat (dari 77,36%; yoy menjadi 55,81%; yoy), Eropa nonmigas utamanya didorong pertumbuhan positif impor bahan
(dari 27,33%; yoy menjadi 20,97%; yoy), dan Jepang (dari 7,09%; baku, diikuti barang konsumsi, dan barang modal. Pada triwulan
yoy menjadi 2,68%; yoy). Perlambatan tersebut disebabkan III 2021, pertumbuhan impor nonmigas terutama didorong oleh
adanya peningkatan kasus Covid-19 pada ketiga negara tersebut peningkatan impor bahan baku sebesar 36,3% (yoy), lebih tinggi
yang menyebabkan pembatasan kegiatan masyarakat.
Grafik 1.35 Pertumbuhan PDRB Impor Luar Negeri
1.1.1.3.2 Impor Luar Negeri
80 %
Pertumbuhan ekspor pada triwulan III 2021 berimplikasi pada 60

peningkatan impor migas dan non migas. Impor migas Jawa 40

Tengah tumbuh 92,24% (yoy) pada triwulan III 2021. Peningkatan 20

impor migas juga didorong oleh kenaikan harga minyak dunia. 0

Rata-rata harga minyak WTI menjadi USD70,58 per barel, -20

meningkat 6,81% (yoy). Meningkatnya harga minyak disebabkan -40


I II III IV I II III IV I II III IV I II III
adanya gangguan supply chain ditengah meningkatnya 2018 2019 2020 2021

permintaan seiring dengan ekspektasi pemulihan ekonomi. PERTUMBUHAN TRIWULANAN (QTQ) PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY)

SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH


Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH 11

Grafik 1.36 Perkembangan Impor Jawa Tengah Grafik 1.37 Pertumbuhan Impor Migas dan Nonmigas Jawa Tengah

4.500 USD JUTA 100 %, YOY %, YOY 500


4.000 80 400
3.500 60
300
3.000
40
2.500 200
20
2.000 100
0
1.500
0
1.000 -20
500 -40 -100

0 -60 -200
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

NON MIGAS MIGAS NONMIGAS MIGAS TOTAL

SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH

Grafik 1.38 Struktur Impor Nonmigas Jawa Tengah Berdasarkan Jenis Grafik 1.39 Perkembangan Nilai Impor Provinsi Jawa Tengah Berdasarkan
Pengeluaran Jenis Pengeluaran
3.000 USD JUTA

2.500

2.000
82% 81% 1.500
8% 9%
1.000
10% 10%
500

0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III

II 2021 III 2021 2018 2019 2020 2021

BAHAN BAKU BARANG MODAL BARANG KONSUMSI BAHAN BAKU BARANG MODAL BARANG KONSUMSI

SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI, DIOLAH SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI, DIOLAH

dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 32,1% (yoy). masih dalam tekanan pandemi. Pemerintah terus berusaha untuk
Perbaikan impor bahan baku tersebut untuk mengakomodir memberikan sejumlah stimulus atau insentif kepada para pelaku
peningkatan permintaan global dan domestik, sehingga usaha agar dapat mempertahankan usahanya dan terus
mendorong kebutuhan bahan baku industri. Impor barang meningkatkan kinerjanya.
konsumsi juga tumbuh 3,57% (yoy), meski lebih rendah
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 49,40% (yoy). Hal Berdasarkan negara asal, impor nonmigas Jawa Tengah

tersebut didorong oleh peningkatan impor bahan baku makanan, terutama berasal dari Tiongkok (pangsa 51,52%), ASEAN

seperti susu, krim, dan tepung dari Selandia Baru. (8,83%), Amerika Serikat (6,41%), Eropa (5,54%), dan Jepang
(1,95%). Pada periode laporan, perbaikan pertumbuhan impor
Berdasarkan lapangan usaha, perbaikan pertumbuhan impor luar negeri terutama berasal dari Amerika Serikat yang tumbuh
bahan baku pada triwulan laporan disebabkan oleh impor bahan sebesar 8,43% (yoy), membaik dari 1,69% (yoy) pada triwulan
makanan. Impor bahan makanan meningkat seiring dengan sebelumnya. Selanjutnya diikuti oleh pertumbuhan impor dari
membaiknya industri makanan dan minuman (mamin). Hal Eropa sebesar 33,89% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan
tersebut menandakan bahwa industri mamin ekspansif, meski sebelumnya (13,66%; yoy). Sementara, impor dari negara lainnya

Grafik 1.40 Pertumbuhan Nilai Impor Berdasarkan Jenis Penggunaan Grafik 1.41 Pertumbuhan Nilai Impor Berdasarkan Komoditas

250 %, YOY 60 %, YOY %, YOY 150

200 40 100
150
20
100 50
0
50 0
-20
0
-40 -50
-50

-100 -60 -100


I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

BARANG MODAL BAHAN BAKU BAHAN BAKU TPT (SITC 26,65,84) BAHAN MAKANAN (SITC 0) MESIN (SITC 7)-SKALA KANAN

SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI, DIOLAH SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI, DIOLAH
Laporan Perekonomian
12 PROVINSI JAWA TENGAH

Grafik 1.42 Pertumbuhan Impor Provinsi Jawa Tengah Berdasarkan Grafik 1.45 Pertumbuhan PDRB Net Ekspor Antardaerah
Negara Asal
300 %, YOY 600 %
250 500
200 400
150
300
100
200
50
100
0
-50 -

-100 (100)
-150 (200)
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

AMERIKA SERIKAT ASEAN TIONGKOK EROPA JEPANG PERTUMBUHAN TRIWULANAN (QTQ) PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY)

SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI, DIOLAH SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH

Grafik 1.43 Pangsa Negara Asal Impor Jawa Tengah Grafik 1.46 Indeks Penjualan Riil

80 % YOY

60

8,32% 6,41% 40
9,64% 8,83% 20
48,88% 51,52% 0
II 2021 III 2021
5,40% 5,54%
-20
2,32% 1,95%
-40
25,44% 25,75%
-60
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021

DKI BANTEN JABAR JATENG DIY JATIM IPR JATENG IPR JABAR IPR DKI IPR JATIM

SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 1.44 Perkembangan Nilai Impor Provinsi Jawa Tengah Berdasarkan sebesar 20,11% (yoy), dibandingkan triwulan sebelumnya (-1,61%;
Negara Asal yoy).
3.000,00 USD JUTA

2.500,00 Sementara itu, pertumbuhan volume muat barang migas


2.000,00
meningkat menjadi 10,51%, lebih tinggi dibandingkan triwulan
1.500,00
sebelumnya. Volume bongkar barang migas juga membaik dari
1.000,00
terkontraksi 21,2% (yoy) menjadi kontraksi 3,4% (yoy) pada
500,00
triwulan ini. Hal ini mengindikasikan meningkatnya permintaan
0,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III energi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi.
2018 2019 2020 2021

AMERIKA SERIKAT ASEAN TIONGKOK EROPA JEPANG LAINNYA Meningkatnya mobilitas masyarakat akibat pelonggaran PPKM
SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI, DIOLAH
darurat dan PPKM berbasis level, mendorong permintaan
antardaerah. Masih tingginya pertumbuhan net ekspor
selain negara utama juga mengalami peningkatan seiring upaya antardaerah juga tercermin dari perbaikan Indeks Penjualan Riil
pelaku usaha mencari alternatif negara asal bahan baku karena (IPR) pada daerah mitra dagang daerah utama Jawa Tengah. IPR
adanya kenaikan shipping cost dan kelangkaan energi di DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat mulai meningkat sejak
Tiongkok. akhir Agustus 2021, meskipun secara agregat triwulan III 2021
masih melambat.
1.1.1.4 Net Ekspor Antardaerah
Pada triwulan laporan, net ekspor antardaerah tumbuh sebesar
1.1.2 Perkembangan Ekonomi Sisi Lapangan Usaha
22,92% (yoy), lebih rendah dibanding triwulan II 2021 (90,34%; Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan III 2021 didominasi
yoy). Hal tersebut disebabkan peningkatan impor antardaerah oleh 3 (tiga) lapangan usaha utama, yaitu industri pengolahan
yang lebih tinggi dibanding ekspor antardaerah, khususnya impor (pangsa 32,72%); pertanian, kehutanan dan perikanan (pangsa
antardaerah nonmigas. Volume muat barang nonmigas menurun 13,45%); serta perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil-
dari -21,32% (yoy), menjadi -84,49% (yoy) pada triwulan III 2021. sepeda motor (pangsa 14,77%). Komposisi ini tidak banyak
Sebaliknya, volume bongkar barang nonmigas meningkat mengalami perubahan dari periode sebelumnya.
Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH 13

Tabel 1.5 PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHB 2010 menurut Lapangan Usaha (Rp Miliar)

2020* 2021**
LAPANGAN USAHA 2020*
I II III IV I II III
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 44.703 49.778 54.985 43.422 192.889 50,941 47,759 52,553

Pertambangan dan Penggalian 8.627 7.914 8.335 8.207 33.083 8,590 8,898 10,019

Industri Pengolahan 118.444 114.147 115.739 117.164 465.494 118,100 120,674 120,839

Pengadaan Listrik dan Gas 323 307 335 345 1.310 338 322 348

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 210 213 215 218 855 221 225 235

Konstruksi 35.452 33.487 36.327 36.940 142.206 36,610 37,710 42,726

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 47.402 42.440 45.422 46.588 181.853 47,653 48,854 49,239

Transportasi dan Pergudangan 10.896 4.088 7.000 7.848 29.832 7,774 7,895 7,021

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 10.985 8.658 10.263 10.455 40.360 10,567 10,759 10,596

Informasi dan Komunikasi 13.412 14.631 14.658 14.727 57.429 14,731 14,896 15,028

Jasa Keuangan dan Asuransi 10.593 9.606 9.891 10.130 40.219 10,403 10,548 10,716

Real Estate 5.825 5.594 5.768 5.823 23.011 5,879 5,849 5,887

Jasa Perusahaan 1.471 1.215 1.322 1.409 5.418 1,422 1,408 1,375

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 8.790 9.103 9.132 9.433 36.457 8,603 10,118 8,196

Jasa Pendidikan 15.746 15.616 16.075 16.426 63.862 15,612 16,054 16,293

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 3.313 3.343 3.411 3.591 13.658 3,323 3,380 3,382

Jasa lainnya 5.613 4.575 5.236 5.240 20.665 5,109 5,103 5,090

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 341.805 324.714 344.114 337.966 1.348.600 345,875 350,453 359,543
*ANGKA SEMENTARA **ANGKA SANGAT SEMENTARA
SUMBER : BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH

Tabel 1.6 PDRB Provinsi Jawa Tengah ADHK 2010 menurut Lapangan Usaha (Rp Miliar)

2020* 2021**
LAPANGAN USAHA 2020*
I II III IV I II III
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 29.304 32.752 35.997 28.204 126.256 33,281 30,991 33,793

Pertambangan dan Penggalian 5.583 5.199 5.370 5.233 21.385 5,349 5,485 6,081

Industri Pengolahan 84.237 80.912 80.114 80.902 326.165 81,258 83,263 82,216

Pengadaan Listrik dan Gas 274 262 282 287 1.105 287 273 296

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 173 175 176 179 703 180 184 191

Konstruksi 24.860 23.442 25.355 25.723 99.381 25,067 25,541 28,627

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 36.210 32.691 34.841 35.484 139.227 36,008 36,846 37,112

Transportasi dan Pergudangan 8.624 3.231 5.451 5.990 23.296 5,948 5,990 5,397

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 8.352 6.684 7.810 7.929 30.774 7,970 8,074 7,951

Informasi dan Komunikasi 13.713 14.968 14.995 15.064 58.739 15,067 15,236 15,365

Jasa Keuangan dan Asuransi 7.092 6.518 6.691 6.771 27.072 6,831 6,828 6,833

Real Estate 4.759 4.558 4.690 4.723 18.730 4,757 4,718 4,744

Jasa Perusahaan 1.011 833 902 957 3.703 964 952 930

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 6.068 6.120 6.127 6.390 24.706 5,944 6,724 5,631

Jasa Pendidikan 9.623 9.544 9.785 9.995 38.948 9,496 9,764 9,814

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.291 2.321 2.359 2.483 9.454 2,297 2,337 2,336

Jasa lainnya 4.373 3.563 4.023 4.025 15.984 3,941 3,935 3,922

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 246.548 233.773 244.969 240.339 965.629 244,643 247,141 251,237
*ANGKA SEMENTARA **ANGKA SANGAT SEMENTARA
SUMBER : BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH
Laporan Perekonomian
14 PROVINSI JAWA TENGAH

Tabel 1.7 Pertumbuhan Tahunan PDRB Provinsi Jawa Tengah menurut Lapangan Usaha (%, YOY)

2020* 2021**
LAPANGAN USAHA 2020*
I II III IV I II III
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan -4,73 0,94 6,61 7,56 2,48 13.57 -5.37 -6.12

Pertambangan dan Penggalian 4,99 -4,74 0,52 -3,79 -0,80 -4.19 5.50 13.23

Industri Pengolahan 3,01 -4,41 -7,10 -6,10 -3,74 -3.54 2.91 2.62

Pengadaan Listrik dan Gas 4,60 -1,29 3,88 0,10 1,79 4.72 4.19 4.80

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 3,04 1,15 2,19 2,79 2,29 4.27 4.79 8.13

Konstruksi 1,08 -5,85 -5,62 -4,40 -3,76 0.83 8.95 12.91

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 3,28 -10,33 -5,59 -2,27 -3,80 -0.56 12.71 6.52

Transportasi dan Pergudangan 3,03 -62,95 -37,68 -33,53 -33,15 -31.04 85.43 -0.99

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,98 -19,52 -7,34 -8,62 -7,98 -4.57 20.80 1.81

Informasi dan Komunikasi 11,27 18,79 17,65 14,82 15,65 9.87 1.79 2.47

Jasa Keuangan dan Asuransi 8,93 1,50 0,32 -2,33 2,03 -3.68 4.76 2.12

Real Estate 3,82 -2,85 -1,07 -0,90 -0,28 -0.05 3.49 1.15

Jasa Perusahaan 5,35 -17,47 -10,66 -5,36 -7,19 -4.65 14.35 3.05

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1,56 -1,35 -0,58 -4,50 -1,31 -2.05 9.87 -8.10

Jasa Pendidikan 4,56 -0,76 -1,86 -2,48 -0,24 -1.32 2.31 0.29

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,99 7,12 8,43 9,19 8,19 0.25 0.65 -0.98

Jasa lainnya 4,93 -18,70 -8,80 -8,81 -8,01 -9.88 10.45 -2.51

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 2,65 -5,91 -3,79 -3,34 -2,65 -0.77 5.72 2.56
*ANGKA SEMENTARA **ANGKA SANGAT SEMENTARA
SUMBER : BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH

1.1.2.1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan


Sumber pertumbuhan terbesar PDRB berasal dari sektor Lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan
konstruksi yang tumbuh 12,91% (yoy), didorong oleh berlanjutnya mengalami kontraksi 6,12% (yoy) pada triwulan III 2021, turun
proyek infrastruktur pemerintah dan swasta. Hal ini juga tercermin lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar
dari realisasi belanja modal APBN yang meningkat 42,27% (yoy) -5,37% (yoy). Meski demikian, secara triwulanan, lapangan usaha
pada triwulan III 2021 lebih tinggi dibanding triwulan II 2021 ini tumbuh positif 9,04% (qtq), sedikit lebih rendah dibandingkan
sebesar 37,81% (yoy). Pertumbuhan konsumsi semen pada triwulan yang sama pada tahun sebelumnya yang tumbuh
triwulan III 2021 juga masih positif yaitu 6,37% (yoy). sebesar 9,91% (qtq).

Sementara itu pada sektor utama, kinerja lapangan usaha industri Penurunan kinerja lapangan usaha pertanian pada triwulan
pengolahan dan perdagangan tumbuh 2,62% (yoy) dan 6,52% laporan disebabkan oleh penurunan produksi tanaman pangan
(yoy), namun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang dan hortikultura sejalan dengan penurunan luas panen.
masing-masing tumbuh 2,91% (yoy) dan 12,71% (yoy). Penurunan pertumbuhan sektor pertanian disebabkan puncak
Pertumbuhan yang lebih tinggi tertahan oleh penerapan PPKM masa panen raya telah usai pada triwulan I 2021, sementara pada
pada Juli-Agustus 2021 yang menyebabkan terbatasnya 2020 terjadi pergeseran masa panen menjadi triwulan II dan III
operasional sektor ritel dan aktivitas produksi industri 2020. Pada triwulan laporan, hasil panen komoditas padi yang
pengolahan. Sementara itu, lapangan usaha pertanian merupakan komoditas pertanian utama Jawa Tengah mengalami
mengalami kontraksi (-6,12%, yoy) disebabkan oleh penurunan kontraksi. Data perkiraan Dinas Pertanian menunjukkan
produksi tanaman pangan dan hortikultura sejalan dengan penurunan luas panen komoditas padi pada triwulan III 2021
penurunan luas panen. Penurunan pertumbuhan ekonomi sektor sebesar -14,38% (yoy). Luas panen padi pada triwulan III 2021
pertanian disebabkan puncak masa panen raya telah usai pada diperkirakan 445,13 ribu hektar, menurun dari perkiraan luas
triwulan I 2021, sementara pada 2020 masa panen bergeser panen triwulan III 2020 seluas 519,90 ribu hektar. Penurunan luas
menjadi triwulan II dan III 2020. panen tersebut menyebabkan produksi padi selama triwulan III
2021 diperkirakan terkontraksi sebesar -15,13% (yoy). Angka
produksi padi diperkirakan menurun menjadi ±2,4 juta ton GKG,
lebih rendah dari triwulan III 2020 yang sekitar 2,8 juta ton GKG.
Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH 15

Grafik 1.47 Pertumbuhan PDRB Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Grafik 1.48 Curah Hujan di Jawa Tengah

30 % 6.000 MM %, YOY 1000,00

20 5.000 800,00

10 4.000 600,00

- 3.000 400,00

(10) 2.000 200,00

(20) 1.000 0,00

(30) 0 -200,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

PERTUMBUHAN TRIWULANAN (QTQ) PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY) CURAH HUJAN PERTUMBUHAN CURAH HUJAN - SKALA KANAN

SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH SUMBER: BMKG, DIOLAH

Grafik 1. 49 Perkembangan Luas Tanam dan Panen Padi di Jawa Tengah Grafik 1.50 Pertumbuhan Luas Tanam dan Luas Panen Padi
di Jawa Tengah

900.000 HEKTAR 120 %, YOY


800.000 100
700.000 80
600.000 60
500.000 40
400.000 20
300.000 0
200.000 -20
100.000 -40
0 -60
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

LUAS TANAM LUAS PANEN PERTUMBUHAN LUAS TANAM PADI PERTUMBUHAN LUAS PANEN PADI

SUMBER: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TENGAH SUMBER: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TENGAH

Grafik 1.51 Perkembangan Hasil Produksi Padi di Jawa Tengah Grafik 1.52 Perkembangan SBT Realisasi Kegiatan Usaha (SKDU) dan
Pertumbuhan PDRB Pertanian

5.000 RIBU TON %, YOY 80 15 %, YOY % 90


70 80
4.000 60 10
50 70
40 60
3.000 30 5
50
20
10 40
2.000 0
0 30
-10 20
1.000 -5
-20
-30 10
0 -40 -10 0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

PRODUKSI PADI PERTUMBUHAN PRODUKSI PADI - SKALA KANAN PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY) SBT KAPASITAS PRODUKSI TERPAKAI - SKALA KANAN

SUMBER: DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH

Sejalan dengan produksi yang menurun, aktivitas kegiatan usaha (18,00%; yoy). Peningkatan penyaluran kredit tersebut
lapangan usaha pertanian juga melambat. Berdasarkan hasil diindikasikan sebagai persiapan musim tanam yang akan dimulai
Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia, kegiatan pada awal triwulan IV 2021.
usaha di sektor pertanian melemah yang tercermin dari Saldo
8
Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 4,69% pada triwulan II 2021 1.1.2.2 Industri Pengolahan
menjadi 0,85% pada triwulan III 2021. Meski demikian, Kinerja industri pengolahan Jawa Tengah melambat
pembiayaan pada sektor ini meningkat, tercermin dari kredit ke dibandingkan triwulan sebelumnya. Lapangan usaha industri
sektor pertanian Jawa Tengah tumbuh 21,50% (yoy) pada pengolahan tumbuh 2,62% (yoy) pada triwulan ini, lebih rendah
triwulan III 2021 lebih tinggi dari triwulan sebelumnya dibandingkan 2,91% (yoy) pada triwulan II 2021. Secara

8. Saldo Bersih Tertimbang (SBT) atau weighted net balance diperoleh dari hasil perkalian
Saldo Bersih (S B) sektor/subkategori yang bersangkutan dengan bobot
sektor/subkategori masing-masing sebagai penimbangnya. Saldo Bersih (SB) adalah
selisih antara persentase responden yang memberikan jawaban “meningkat” dan yang
memberikan jawaban “menurun”.
Laporan Perekonomian
16 PROVINSI JAWA TENGAH

Grafik 1. 53 Pertumbuhan PDRB Industri Pengolahan Grafik 1. 54 SBT Kegiatan Usaha, Likert Scale Penjualan Domestik, dan
Pertumbuhan PDRB Industri Pengolahan

8 %, YOY 10 % 2,0
6 1,5
5
4 1,0
0
2 0,5
- -5 0,0
(2) -0,5
-10
(4) -1,0
-15
(6) -1,5
(8) -20 -2,0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

PERTUMBUHAN TRIWULANAN (QTQ) PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY) SBT KEGIATAN USAHA PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY) LIKERT SCALE PENJUALAN DOMESTIK - SKALA KANAN

SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH SUMBER: BANK INDONESIA, BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH

triwulanan, lapangan usaha ini mengalami terkontraksi 1,26% Prompt Manufacturing Index (PMI) hasil SKDU Bank Indonesia
(qtq) pada triwulan laporan lebih dalam dibanding triwulan yang juga menunjukkan pelemahan dari 47,81 pada triwulan II 2021
9
sama tahun sebelumnya sebesar -0,99% (qtq). Perlambatan menjadi 46,22 dan masih berada pada fase kontraksi . Penurunan
tersebut seiring dengan permintaan domestik dan global yang PMI terjadi pada komponen volume persediaan barang jadi,
tidak sekuat sebelumnya. Konsumsi rumah tangga hanya tumbuh volume produksi, dan volume total pesanan. Hal ini disebabkan
1,84% (yoy) pada triwulan III 2021 lebih rendah dibanding triwulan sebagian industri tidak beroperasi secara optimal pada saat
sebelumnya (4,68%; yoy). Ekspor luar negeri komoditas nonmigas P P K M . Meskipun demikian, pemanfaatan I O M K I dari
juga tumbuh melambat dari 45,6% (yoy) pada triwulan II 2021 Kemenperin melalui SE Menperin Nomor 3 Tahun 2021 tanggal 23
menjadi 32,8% (yoy) pada triwulan ini. Juli 2021 mengenai “Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan
Industri (IOMKI) pada Masa Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
Perlambatan industri pengolahan nonmigas sejalan dengan hasil Covid-19” untuk sektor esensial berorientasi ekspor dan domestik
liaison yang dilakukan Bank Indonesia, yang menunjukkan serta padat karya, menahan penurunan lebih dalam produktivitas
perlambatan penjualan ekspor. Likert scale penjualan ekspor sektor industri pengolahan. Kredit industri pengolahan juga
industri pengolahan pada triwulan III 2021 sebesar 0,32 lebih meningkat menjadi sebesar 1,78% (yoy) pada triwulan III 2021
rendah dari 1,29 pada triwulan sebelumnya. Perlambatan dibandingkan triwulan II 2021 (-1,97; yoy).
penjualan ekspor tersebut sebagian besar terjadi pada subsektor
garmen, kayu olahan, furnitur, dan produk kimia. 1.1.2.3 Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi
Mobil-Sepeda Motor
Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia juga
menunjukkan utilisasi kapasitas produksi industri pengolahan Lapangan usaha perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil-

yang lebih rendah pada triwulan III 2021 menjadi 63,37% dari sepeda motor tumbuh 6,52% (yoy), namun lebih rendah

65,06% pada triwulan II 2021. Penurunan kapasitas produksi dibandingkan triwulan II 2021 yang tumbuh 12,71% (yoy).

terpakai diantaranya terjadi pada subsektor kertas dan barang Secara triwulanan, lapangan usaha ini tumbuh 0,72% (qtq), juga

cetakan; karet dan plastik; logam dan barang elektronik sejalan lebih rendah dibanding pertumbuhan triwulan III 2020 yang

dengan pelemahan permintaan domestik dan global. sebesar 6,58% (qtq). Perlambatan tersebut dipengaruhi oleh
penerapan PPKM pada Juli-Agustus 2021 yang menyebabkan

Grafik 1.55 Perkembangan Kapasitas Produksi Terpakai Subsektor


penurunan permintaan serta terbatasnya jam operasional ritel.
Industri Pengolahan (Hasil SKDU)
Melambatnya kinerja perdagangan juga tercermin dari hasil
MAKANAN, DAN MINUMAN S K D U Bank Indonesia. S BT kegiatan usaha di bidang
TEMBAKAU
TEKSTIL DAN PAKAIAN JADI perdagangan terpantau menurun dari 3,45% pada triwulan
KULIT, BARANG DARI KULIT
KAYU
sebelumnya menjadi -2,12% pada triwulan III 2021. Hal ini juga
KERTAS DAN BARANG CETAKAN sejalan dengan hasil liaison, yang juga menunjukkan penurunan
KIMIA, OBAT-OBATAN
KARET & PLASTIK penjualan domestik. Liker t scale penjualan domestik
LOGAM, BARANG ELEKTRONIK
perdagangan menurun dari 1,00 pada triwulan II 2021 menjadi -
MESIN DAN PERLENGKAPAN
FURNITUR INDEKS
0,38 pada triwulan laporan.
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
TRIWULAN II 2021 TRIWULAN III 2021

9. PMI <50,00 dikategorikan masih dalam fase kontraksi, sedangkan PMI >50,00 termasuk
fase ekspansi.
Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH 17

Grafik 1. 56 Pertumbuhan PDRB Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi Grafik 1. 57 SBT Kegiatan Usaha, Likert Scale Penjualan Domestik,
Mobil-Sepeda Motor Pertumbuhan PDRB Perdagangan

15 % 15 % YOY

10 10

5 5

0 0

-5 -5

-10 -10

-15 -15
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

PERTUMBUHAN TRIWULANAN (QTQ) PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY) SBT KEGIATAN USAHA PERTUMBUHAN TAHUNAN (YOY) LIKERT SCALE PENJUALAN DOMESTIK - SKALA KANAN

SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH SUMBER: BANK INDONESIA, BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH

Grafik 1. 58 Indeks Penjualan Riil (Hasil SPE) dan Pertumbuhan Kredit Grafik 1. 59 IPR Perdagangan Eceran berdasarkan Kelompok Komoditas
Perdagangan

40 %, YOY %, YOY 22
20 SUKU CADANG DAN AKSESORI
18
20 16 MAKANAN, MINUMAN DAN TEMBAKAU
14
12
0 10 BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR
8
6 PERALATAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI
-20 4
2 PERLENGKAPAN RUMAH TANGGA LAINNYA
0
-40 -2 BARANG BUDAYA DAN REKREASI
-4
-6 BARANG LAINNYA
-60 -8
I II III IV I II III IV I II III IV I II III SANDANG INDEKS
2018 2019 2020 2021
0 100 200 300 400
INDEKS PENJUALAN RIIL PERTUMBUHAN KREDIT PERDAGANGAN 2021-II 2021-III

SUMBER: BANK INDONESIA, BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Lebih lanjut, hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) Bank Indonesia pihak swasta diantaranya pembangunan pabrik baru. Hal ini juga
juga menunjukkan penurunan pertumbuhan Indeks Penjualan tercermin dari realisasi belanja modal APBN yang meningkat
Riil dari -18,7% (yoy) pada triwulan II 2021 menjadi -33,5% (yoy) menjadi sebesar 42,27% (yoy) pada triwulan III 2021 lebih tinggi
pada triwulan III 2021. Kontraksi tersebut didorong oleh dibanding triwulan II 2021 sebesar 37,81% (yoy). Lebih lanjut,
penurunan seluruh kelompok komoditas dengan penurunan konsumsi semen pada triwulan III 2021 juga terpantau tumbuh
terbesar kelompok makanan, minuman, dan tembakau; peralatan positif menjadi 6,37% (yoy), meski melambat dari triwulan
informasi dan komunikasi; perlengkapan rumah tangga lainnya; sebelumnya sebesar 15,41%, yoy.
barang budaya dan rekreasi; dan barang lainnya.
Meningkatnya kinerja konstruksi tersebut juga sejalan dengan
Meskipun melambat, namun kinerja lapangan usaha membaiknya kegiatan investasi bangunan yang tercermin dari
perdagangan tetap mencatatkan pertumbuhan positif yang peningkatan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sektor ini menjadi -
mengindikasikan mulai membaiknya perekonomian. 1,09% dari -1,96%. Namun demikian, kredit konstruksi menurun -
Penyaluran kredit untuk lapangan usaha perdagangan juga 8,98% (yoy) dari sebelumnya -1,29% (yoy) mencerminkan aktivitas
tumbuh 4,80% (yoy) pada triwulan ini, lebih tinggi dari konstruksi tersebut masih didominasi oleh pembangunan
pertumbuhan triwulan II 2021 sebesar 4,34% (yoy). Sejumlah infrastruktur publik maupun penggunaan dana internal
pelaku usaha berupaya meningkatkan kapasitas penjualan perusahaan.
dengan memanfaatkan aktivitas perekonomian yang mulai
meningkat seiring dengan pelonggaran PPKM pada akhir triwulan Lapangan usaha informasi dan komunikasi juga menjadi salah
III 2021. satu sektor yang mengalami pertumbuhan cukup baik pada
triwulan III 2021, meningkat dibanding triwulan sebelumnya.
1.1.2.4 Lapangan Usaha Lainnya Pada triwulan III 2021, sektor ini mengalami pertumbuhan 2,47%
Lapangan usaha konstruksi merupakan sumber pertumbuhan (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang
ekonomi terbesar pada triwulan laporan. Pada triwulan III 2021, sebesar 1,79% (yoy). Peningkatan tersebut sejalan dengan
lapangan usaha konstruksi tumbuh 12,91% (yoy), lebih tinggi dari penurunan mobilitas penduduk di bulan Juli dan Agustus 2021,
triwulan sebelumnya yang tumbuh 8,95% (yoy). Hal ini didorong sehingga kebutuhan informasi dan komunikasi (jaringan,
oleh berlanjutnya proyek infrastruktur pemerintah dan investasi bandwidth) meningkat.
Laporan Perekonomian
18 PROVINSI JAWA TENGAH

Grafik 1. 60 Pertumbuhan PDRB Konstruksi berbintang di Jawa Tengah juga tercatat menurun pada level
23,34% lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 30,75%.
15 % YOY
Sektor lainnya yaitu administrasi pemerintahan, pertahanan dan
10
jaminan sosial wajib turut mengalami kontraksi. Pada triwulan III
5
2021 lapangan usaha ini terkontraksi 8,10% (yoy), menurun
0 dibanding triwulan II 2021 yang tumbuh 9,87% (yoy). Penurunan
-5 kinerja lapangan usaha ini akibat adanya penerapan PPKM
-10 sehingga menurunkan jumlah masyarakat dalam mengurus
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021
dokumen administrasi pemerintahan.

Lapangan usaha lainya yang turut mengalami perlambatan


SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH
pertumbuhan pada triwulan laporan yaitu jasa keuangan. Pada
triwulan III 2021, sektor tersebut tumbuh 2,12% (yoy) lebih rendah
Sementara itu, lapangan usaha transportasi dan pergudangan
dari triwulan sebelumnya yang sebesar 4,76% (yoy). Hal ini sejalan
mengalami kontraksi pada triwulan III 2021. Lapangan usaha ini
dengan melambatnya peran intermediasi jasa perantara
terkontraksi 0,99% (yoy) atau menurun signifikan dari triwulan
keuangan yang merupakan subsektor dengan pangsa terbesar
sebelumnya yang sebesar 85,43% (yoy). Penurunan kinerja
dalam sektor jasa keuangan. Data penyaluran kredit berdasarkan
lapangan usaha ini sejalan dengan penerapan PPKM untuk
lokasi proyek pada triwulan III 2021 tumbuh 0,59% (yoy) lebih
mengurangi mobilitas masyarakat dalam rangka meredam
rendah dibanding triwulan sebelumnya sebesar 1,10% (yoy).
penyebaran varian delta Covid-19 pada awal triwulan III 2021.
Sektor jasa pendidikan juga mengalami perlambatan kinerja pada
Lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makanan triwulan laporan, dari 2,31% (yoy) pada triwulan II 2021 menjadi
minuman juga terpantau mengalami perlambatan pada triwulan 0,29% (yoy) pada triwulan III 2021. Hal ini didorong masih
III 2021 seiring dengan menurunnya konsumsi domestik. terbatasnya pembelajaran tatap muka karena potensi
Lapangan usaha tersebut tumbuh 1,81% (yoy) lebih rendah dari penyebaran COVID-19 yang tinggi di sekolah dan penerapan
triwulan II 2021 yang tumbuh 20,80% (yoy). Tingkat hunian hotel PPKM pada awal triwulan III 2021.

Grafik 1. 61 SBT Kegiatan Usaha, SBT Kegiatan Investasi Bangunan, dan Grafik 1. 62 PDRB Sektor Infokom (yoy dan qtq)
Pertumbuhan Konsumsi Semen

7 % %, YOY 35 25 %, YOY % QTQ 10,00


6 30
5 25 8,00
20
4 20
3 15 6,00
2 15
10
1 4,00
5
0 10
0
-1 2,00
-2 -5
-3 -10 5 0,00
-4 -15
-5 -20 0 -2,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
SBT KEGIATAN USAHA BANGUNAN PERTUMBUHAN KONSUMSI SEMEN - SKALA KANAN
SBT KEGIATAN INVESTASI BANGUNAN

SUMBER : BANK INDONESIA, BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH

Grafik 1. 63 PDRB Sektor Transportasi (yoy dan qtq) Grafik 1. 64 Pertumbuhan Kredit Infokom dan Mobility Index

100 % YOY %,QTQ 80,00 80,000 % %, YOY 10,00


80 60,00 0,00
60 60,000
40,00
-10,00
40
20,00 40,000
20 -20,00
0,00
0 -30,00
-20,00 20,000
-20
-40,00
-40 -40,00
0,000
-60,00 -50,00
-60
-80 -80,00 -20,000 -60,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2020 2021

PERTUMBUHAN KREDIT TRANSPORTASI, PERGUDANGAN, DAN KOMUNIKASI (% YOY) MOBILITY INDEX

SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH
Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH 19

Sementara itu, kinerja lapangan usaha jasa kesehatan terpantau akibat penerapan PPKM yang berjalan dengan baik berpengaruh
mengalami kontraksi 0,98% (yoy) lebih rendah dibanding triwulan terhadap penurunan kasus positif Covid-19 secara signifikan di
sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,65% (yoy). Meredanya akhir triwulan III 2021. Dengan demikian, permintaan terhadap
penyebaran varian delta covid-19 pada akhir triwulan laporan penggunaan jasa kesehatan juga melandai.

Grafik 1. 65 PDRB Sektor Akomodasi Mamin (yoy dan qtq) Grafik 1. 66 Tingkat Penghunian Kamar

25 % YOY %,QTQ 20 60 %(YOY)


20 15
15 50
10
10 5 40
5
0
0 30
-5
-5
-10 -10 20
-15 -15
10
-20 -20
-25 -25 0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH

Grafik 1. 67 PDRB Sektor Administrasi (yoy dan qtq) Grafik 1. 68 Mobility Index di Perkantoran

12 %, YOY %, QTQ 15,00 15


10
10,00 10
8
6 5,00 5
4
2 0,00 0
0 -5,00 -5
-2
-4 -10,00 -10
-6
-15,00 -15
-8
-10 -20,00 -20
I II III IV I II III IV I II III IV I II III 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2018 2019 2020 2021 2020 2021

SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH SUMBER: GOOGLE MOBILITY INDEX

Grafik 1. 69 Pertumbuhan PDRB Jasa Pendidikan; Jasa Keuangan; dan Grafik 1. 70 SBT Kegiatan Usaha Jasa Pendidikan; Jasa Keuangan; dan
Jasa Kesehatan Jasa Kesehatan
15,00 % (YOY) 3,00 % (YOY)

12,00 2,50
2,00
9,00
1,50
6,00 1,00
3,00 0,50
0,00
0,00
-0,50
-3,00 -1,00
-6,00 -1,50
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

JASA KEUANGAN JASA KESEHATAN JASA PENDIDIKAN JASA KEUANGAN JASA KESEHATAN JASA PENDIDIKAN

SUMBER: SURVEI KEGIATAN USAHA, DIOLAH SUMBER: SURVEI KEGIATAN USAHA, DIOLAH
Laporan Perekonomian
20 PROVINSI JAWA TENGAH

BOKS 1 : Perkembangan Pembangunan Kawasan Industri Terpadu Batang

Berdasarkan Peraturan Presiden No.79 tahun 2019 tentang Pengembangan KIT Batang terbagi ke dalam 3 (tiga) fase
Percepatan Pembangunan Ekonomi Kawasan Kendal- utama, dan pada tahun 2021 ini difokuskan pada fase 1
Semarang-Salatiga-Demak-Grobogan, Kawasan Purworejo- dengan luas lahan sebesar 450 Ha. Berdasarkan rencana
Wonosobo- Magelang-Temanggung, dan Kawasan Brebes- pengembangan KIT Batang, kawasan tersebut ditujukan
Tegal-Pemalang, dan Peraturan Presiden No.109 tahun untuk sektor industri yang bersifat high value technology,
2020 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis memiliki luas lahan yang besar, menyerap tenaga kerja
Nasional, Kawasan Industri Terpadu (K IT) Batang tinggi, merupakan sektor industri pionir, menjalin kerja sama
merupakan salah satu kawasan industri yang didorong dengan pengusaha lokal, dan berorientasi ekspor. Dengan
percepatan pengembangannya. mengacu kepada rencana pengembangan tersebut, maka
klasterisasi industri di KIT Batang, terbagi menjadi 4 (empat)
KIT Batang memiliki beberapa keunggulan yang dapat klaster utama, yaitu:
menjadi daya tarik investasi dan pengembangan industri di 1. Klaster Makanan dan Minuman. Klaster ini direncanakan
Jawa Tengah. Salah satu keunggulan tersebut yaitu lokasi mencapai 10% dari total lahan di KIT Batang, dan
strategis KIT Batang yang berlokasi di koridor industri utara diperuntukkan untuk sektor makanan dan minuman
Jawa, dan dilalui berbagai infrastruktur konektivitas. (produk berbasis tanaman, produk hewani, dan produk
berproses). Selain itu, klaster ini juga ditujukan untuk
Untuk konektivitas darat, terdapat tol trans Jawa yang
sektor industri karet dan plastik (packaging, dan alat
menghubungkan KIT Batang dengan kota-kota besar di
makan/dapur).
Jawa, serta jalan nasional, dan jalur kereta api double track.
2. Klaster Kimia. Klaster ini ditargetkan mencapai 22% dari
Untuk konektivitas udara, terdapat bandara internasional
total KIT Batang, dan ditujukan untuk sektor kimia dan
Ahmad Yani yang berlokasi di ibu kota Jawa Tengah.
farmasi, sektor kertas, percetakan dan reproduksi media
Sementara untuk konektivitas laut yang sekaligus sebagai
rekaman (tinta printer dan alat tulis), sektor pendukung
media utama untuk logistik ekspor impor dan perdagangan
elektronika (baterai dan bahan kimia lainnya), dan sektor
domestik, terdapat Pelabuhan Internasional Tanjung Emas
pendukung otomotif (cat dan aki kendaraan).
yang didukung dengan berbagai rute pelayaran internasional
3. Klaster ICT dan Elektronik. Klaster ini direncanakan
dan domestik.
mencapai 33% dari total penggunaan lahan KIT Batang.

Gambar 1. Lokasi KIT Batang

SUMBER : GRAND BATANG CITY


Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH 21

BOKS 1 : Perkembangan Pembangunan Kawasan Industri Terpadu Batang

Beberapa subsektor industri yang termasuk di dalamnya Tiongkok, Inggris, USA, dan Belanda, adalah negara investor
adalah sektor elektronika, sektor kertas, percetakan dan utama yang telah berkomitmen untuk berinvestasi di KIT
reproduksi media rekaman (media masa dan Batang.
pencetakan), sektor metal, manufaktur, dan baja, sektor
kayu dan produk hasil jadi, dan sektor karet dan plastik Pemerintah senantiasa mendorong pembangunan
(bagian hardware). infrastruktur pendukung di KIT Batang untuk mendukung
4. Klaster Otomotif. Klaster ini direncanakan mencapai percepatan pengembangan kawasan tersebut. Beberapa
35% dari total KIT Batang dan diperuntukkan untuk infrastruktur yang akan dibangun selama tahun 2021-2022
sektor otomotif, sektor metal, manufaktur, baja, sektor di KIT Batang antara lain perluasan stasiun kereta dan dry
karet dan plastik, sektor elektronika, dan sektor tekstil, port, pembangunan jalan dalam kawasan klaster I,
garmen dan kulit. pengolahan air bersih, limbah dan sampah, supply air baku,
c u t a n d f i l l , r u s u n a w a , d a n re n c a n a p e l a b u h a n .
Setiap zona di KIT Batang terbagi menjadi lahan untuk
Pembangunan infrastruktur tersebut akan dibiayai oleh
industri, lahan komersial, supporting business dan lainnya.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Saat ini untuk klaster I, sebanyak 28% lahan telah berstatus
pra kontrak, 58% lahan masih tersedia, sisanya digunakan Selain menggunakan APBN, terdapat pengembangan
untuk supporting business dan kegiatan pemerintah daerah. infrastruktur lain yang dibangun menggunakan dana BUMN
antara lain pembangunan jaringan listrik, akses tol masuk
Beberapa perusahaan dunia telah berencana melakukan
kawasan, fiber optic (telekomunikasi), dan jaringan gas.
investasi di KIT Batang. Saat ini telah terdapat 5 (lima)
Dengan pembangunan berbagai infrastruktur pendukung
perusahaan yang telah mencapai tahap pre-agreement dan
tersebut, diharapkan dapat semakin meningkatkan daya
diantaranya telah melakukan groundbreaking. Perusahaan
saing KIT Batang dan mendorong realisasi investasi di Jawa
tersebut bergerak di bidang industri kaca, sepeda listrik,
Tengah.
keramik, glass frame, dan sepeda listrik. Dua perusahaan
masih dalam tahap finalisasi perjanjian dan 1 (satu) Pengembangan KIT Batang diperkirakan dapat mendorong
perusahaan dalam tahap negosiasi. Korea Selatan, India, kinerja perekonomian khususnya industri pengolahan dan

Gambar 2. Lokasi KIT Batang

SUMBER : GRAND BATANG CITY


Laporan Perekonomian
22 PROVINSI JAWA TENGAH

BOKS 1 : Perkembangan Pembangunan Kawasan Industri Terpadu Batang

penyerapan tenaga kerja. Pengembangan KIT Batang Pembangunan KIT Batang juga berdampak positif
merupakan proyek multi years jangka panjang. Berdasarkan terhadap pengembangan UMKM di Jawa Tengah. KIT
Grand Batang City, tahap 1 KIT Batang (seluas 450 Ha) Batang telah berkomitmen untuk mendorong
ditargetkan selesai secara optimal pada tahun 2030. pengembangan UMKM dan menjalin sinergi dalam aktivitas
Sementara untuk tahap selanjutnya diperkirakan selesai ekonomi. Bentuk komitmen tersebut antara lain tercermin
secara bertahap. Beroperasinya KIT Batang secara optimal dari dibentuknya UMKM Commercial Complex seluas 25 Ha
yang diiringi dengan peningkatan perusahaan yang di KIT Batang, yang merupakan kerja sama dengan Perumda
beroperasi di dalamnya dapat meningkatkan kapasitas Batang. KIT Batang juga membangun bangunan pabrik siap
perekonomian Jawa Tengah. Peningkatan eskpor tenant di pakai untuk UMKM. Selain itu, KIT Batang juga akan
KIT Batang akan mendorong kinerja industri pengolahan mendorong keterlibatan UMKM dalam commercial
yang selanjutnya meningkatkan perekonomian Jawa complex, untuk selanjutnya dapat bermitra dengan industri
Tengah. Kebutuhan tenaga kerja juga meningkat sehingga besar lainnya baik sebagai pemasok bahan baku maupun
dapat mengurangi pengangguran dan meningkatkan pengolahan segmen tertentu. Dengan demikian, tidak hanya
kesejahteraan masyarakat. Sampai dengan fase 1 selesai, industri pengolahan yang berkembang, melainkan juga
diperkirakan akan terdapat penambahan tenaga kerja di meningkatkan kapasitas dan kinerja UMKM di Jawa
Kabupaten Batang di kisaran 10%-13% dari total angkatan Tengah.
kerja saat ini. Penambahan serapan tenaga kerja tersebut
juga dapat berpotensi menurunkan tingkat kemiskinan di
Kabupaten Batang hingga mencapai 6%.
02
Keuangan
Pemerintah
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah pada tahun 2021 meningkat dibandingkan tahun 2020. Namun, realisasi
pendapatan maupun belanja sampai dengan triwulan III 2021 masih lebih
rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, disebabkan oleh
refocusing untuk penanganan penyebaran COVID-19.

 Pada tahun 2021, anggaran pendapatan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah meningkat
3,06%, demikian pula dengan anggaran belanja yang tumbuh 1,24%.

 Realisasi pendapatan daerah sampai dengan triwulan III 2021 sebesar Rp18,15 triliun
atau 67,81% dari pagu. Meskipun nominal realisasi pendapatan sedikit meningkat
dibandingkan triwulan III 2020 (Rp18,06 triliun), namun secara pencapaian lebih rendah
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 69,53%. Turunnya realisasi
pendapatan disebabkan oleh menurunnya realisasi pendapatan asli daerah yang
memiliki pangsa terbesar (55,95%) dari total anggaran pendapatan.

 Realisasi belanja daerah sampai dengan triwulan III 2021 sebesar Rp15,05 triliun atau
55,52% dari pagu anggaran tahun 2021, lebih rendah dibandingkan periode yang sama
pada tahun sebelumnya sebesar Rp16,43 triliun atau 61,36%. Turunnya realisasi belanja
terutama didorong oleh belanja operasi yang merupakan komponen terbesar (65,60%)
dari anggaran belanja.

 Realisasi APBD di 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah pada triwulan laporan lebih baik
daripada periode yang sama tahun sebelumnya. Realisasi anggaran pendapatan
sebesar Rp93,42 triliun atau tumbuh sebesar 18,07% (yoy). Sejalan dengan itu, realisasi
belanja sebesar Rp74,54 triliun atau tumbuh 23,56% (yoy).
Laporan Perekonomian
26 PROVINSI JAWA TENGAH

2.1. GAMBARAN UMUM KEUANGAN PEMERINTAH DI JAWA TENGAH


APBD Kabupaten/Kota masih menjadi kontributor terbesar (tumbuh 23,13%; yoy). Peningkatan target anggaran pendapatan
anggaran belanja Pemerintah di Jawa Tengah (pangsa 48%), tersebut merupakan bentuk optimisme pemerintah daerah
diikuti oleh APBN di Jawa Tengah (pangsa 36%), dan APBD terhadap kondisi ekonomi yang diperkirakan akan lebih baik pada
Provinsi di Jawa Tengah (pangsa 16%). Secara nominal, pada tahun 2021. Namun demikian, anggaran pendapatan dari dana
tahun 2021 pagu anggaran belanja APBD Kabupaten/Kota, perimbangan mengalami penurunan 1,91% (yoy), yang ditengarai
APBN, dan APBD Provinsi Jawa Tengah meningkat. APBD merupakan dampak rasionalisasi anggaran oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota meningkat sebesar 3,39% (yoy) menjadi Rp81,46 Pusat.
triliun pada tahun 2021. Anggaran APBN meningkat sebesar
9,92% (yoy) menjadi sebesar Rp59,88 triliun pada tahun 2021,
Tabel 2.1 Perubahan APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021
demikian pula dengan anggaran APBD Provinsi Jawa Tengah
Rp Miliar %
yang juga meningkat 1,24% (yoy) menjadi sebesar Rp27,11 triliun. Komponen Pendapatan Daerah Change
2020 2021 Change
Pendapatan Asli Daerah 14.004 14.975 971,00 6,93%
2.2. APBD PROVINSI JAWA TENGAH Pajak Daerah 12.007 12.656 649,00 5,41%

2.2.1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Retribusi Daerah 93 116 23,00 24,73%

APBD Provinsi Jawa Tengah Hsl Pengelolaan Kekayaan Daerah 529 510 -19,00 -3,59%
Yg Dipisahkan
Postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Lain-Lain PAD Yg Sah 1.375 1.693 318,00 23,13%
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tahun 2021 mengalami
Dana perimbangan 11.942 11.721 -227,50 -1,91%
peningkatan pascakebijakan rasionalisasi dan refocusing
Dana Bagi Hsl Pjk/Bukan Pjk 970 753 -217,00 -22,37%
anggaran untuk penanganan pandemi COVID-19 pada tahun
Dana Alokasi Umum 3.460 3.433 -27,10 -0,78%
lalu. Secara umum, nominal anggaran pendapatan tahun 2021
Dana Alokasi Khusus 7.450 7.467 16,60 0,22%
meningkat 3,06% (yoy) dibandingkan tahun 2020. Peningkatan
Dana Insentif Daerah 61 68 0,00 0,00%
anggaran pendapatan terutama berasal dari Pendapatan Asli
Daerah (PAD) yang tumbuh sebesar 6,93% (yoy), didorong oleh Lain-Lain Pendapatan Yang Sah 24 68 44,00 183,33%

Retribusi Daerah (tumbuh 24,73%; yoy) dan lain-lain PAD yang sah Hibah 24 68 44,00 183,33%

Jumlah Pendapatan 25.970 26.764 794,50 3,06%

Grafik 2. 1 Proporsi Anggaran Belanja Pemerintah di Provinsi Jawa Tengah Rp Miliar %


Komponen Belanja Daerah Change
2020 2021 Change
BELANJA OPERASI 16.352 17.785 1.433 8,76%

- Belanja Pegawai 6.718 6.109 -609 -9,07%


48%
APBD KAB/KOTA
- Belanja Barang dan Jasa 3.825 5.645 1.820 47,58%
36%
APBN
- Belanja Subsidi - 55 55
16%
APBD PROVINSI
- Belanja Hibah 5.761 5.890 129 2,24%

- Belanja Bantuan Sosial 48 86 38 79,17%

BELANJA MODAL 1.014 1.678 664 65,48%

- Belanja Modal tanah 18 149 131 727,78%

- Belanja Modal Peralatan dan Mesin 450 557 107 23,78%

Grafik 2. 2 Perkembangan Anggaran Belanja Pemerintah di Provinsi - Belanja Modal Gedung dan Bangunan 214 397 183 85,51%
Jawa Tengah
90.000 RP MILIAR %, YOY 12%
- Belanja Modal Jalan, irigasi, dan Jaringan 192 471 279 145,31%
80.000
10% 10% - Belanja Modal Aset Tetap Lainnya 140 104 -36 -25,71%
70.000
60.000 8% BELANJA TIDAK TERDUGA 1.988 93 -1.895 -95,32%
50.000
6%
40.000 - Belanja Tidak terduga 1.988 93 -1.895 -95,32%
30.000 4%
20.000
3% BELANJA TRANSFER 7.426 7.557 131 1,76%
2%
10.000 1%
- Belanja Bagi hasil 5.257 5.534 277 5,27%
- 0%
APBD APBN APBD PROVINSI - Belanja Bantuan keuangan 2.169 2.023 -146 -6,73%

JUMLAH BELANJA 26.780 27.113 333 1,24%


2020 2021 GROWTH (SKALA KANAN)
SUMBER: BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH
Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH 27

Anggaran belanja daerah meningkat 1,24% menjadi sebesar Tabel 2.2 Realisasi APBD Jawa Tengah Triwulan III 2021 (Rp miliar)

Rp27,11 triliun pada tahun 2021. Peningkatan anggaran belanja Realisasi % Realisasi %
URAIAN
III-2020 Realisasi III-2021 Realisasi
didorong oleh belanja modal yang meningkat cukup signifikan
PENDAPATAN 18.062 18.149 69,53% 67,81%
sebesar 65,48% (yoy) atau secara nominal meningkat Rp664
PAD 9.704 9.822 69,30% 65,59%
miliar. Belanja operasi juga meningkat 8,76% (yoy), terutama pada
komponen belanja barang dan jasa (tumbuh 47,58%; yoy). Dana Perimbangan 8.344 8.302 69,83% 70,83%

Peningkatan alokasi belanja modal dan belanja barang dan jasa Lain-lain Pendapatan Yang Sah 14 25 58,33% 36,76%

merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mendorong BELANJA 16.431 15.052 61,36% 55,52%

pemulihan ekonomi pada tahun 2021 setelah pada tahun lalu Belanja Operasi 10.731 11.039 65,63% 62,07%
anggaran pada komponen belanja ini mengalami rasionalisasi Belanja Modal 506 423 49,95% 25,21%
dan refocussing ke komponen belanja lainnya. Belanja Tidak Terduga 1.229 42 61,82% 45,16%

Belanja Transfer 3.965 3.548 53,39% 46,95%


2.2.2. Realisasi APBD Provinsi Jawa Tengah SUMBER: BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH

Triwulan III 2021


Realisasi anggaran pendapatan Provinsi Jawa Tengah sampai Realisasi belanja daerah tercatat sebesar Rp18,15 triliun atau
dengan triwulan III 2021 mencapai Rp18,15 triliun atau 67,81% 55,52% dari pagu anggaran, lebih rendah dibandingkan triwulan III
dari pagu anggaran. Berdasarkan rasio pencapaian terhadap 2020 yang sebesar 61,36%. Berdasarkan komponennya,
pagu anggaran, realisasi tersebut lebih rendah dibandingkan rendahnya realisasi anggaran belanja disebabkan oleh seluruh
tahun lalu yang sebesar 69,53%. Berdasarkan komponennya, komponen belanja, dengan kontributor terbesar adalah belanja
rendahnya pencapaian anggaran pendapatan terhadap pagu operasi. Berdasarkan rasio terhadap pagu, belanja operasi
anggaran disebabkan oleh realisasi pendapatan asli daerah yang terealisasi sebesar 62,07% pada triwulan laporan, lebih rendah
hanya mencapai 65,59% dari target. Meskipun rasio realisasi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 65,63%.
terhadap pagu menurun, pendapatan asli daerah pada triwulan Namun demikian, nominal belanja operasi terealisasi Rp11,04
laporan terealisasi sebesar Rp9,82 triliun, lebih tinggi daripada triliun atau meningkat 2,87% (yoy) dibandingkan tahun
periode yang sama tahun 2020 yang sebesar Rp9,70 triliun, atau sebelumnya.
tumbuh 1,21% (yoy). Hal ini mengindikasikan mulai membaiknya
aktivitas perekonomian dibandingkan tahun 2020.

Grafik 2.3 APBD Provinsi Jawa Tengah T.A. 2020 dan T.A. 2021 Grafik 2.4 Realisasi APBD Provinsi Jawa Tengah Triwulan III 2020 dan
Triwulan III 2021
27.200 27.113 20.000 18.062 18.149
27.000 18.000 16.431
26.764 26.780 15.052
26.800 16.000
26.600 14.000
12.000
26.400
10.000
26.200
25.977 8.000
26.000
6.000
25.800 4.000
25.600 2.000
25.400 -
PENDAPATAN BELANJA PENDAPATAN BELANJA

2020 2021 2020 2021

SUMBER: BPKAD PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH SUMBER: BPKAD PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH

Grafik 2.5 Realisasi Pendapatan Daerah Triwulan III (2019-2021) Grafik 2.6 Realisasi Belanja Daerah Triwulan III (2019-2021)

25.000 18.000
16.000
20.000 14.000 4.202 3.965
3.548
12.000
15.000 8.991
8.344 8.302 10.000
8.000
10.000
6.000 11.386 11.039
10.731
5.000 10.597 9.704 9.822 4.000
2.000
- -
III III III III III III
2019 2020 2021 2019 2020 2021

PENDAPATAN ASLI DAERAH DANA PERIMBANGAN LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH BELANJA OPERASI BELANJA MODAL BELANJA TIDAK TERDUGA BELANJA TRANSFER

SUMBER: BPKAD PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH SUMBER: BPKAD PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH
Laporan Perekonomian
28 PROVINSI JAWA TENGAH

2.2.2.1. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi


Jawa Tengah Triwulan III Tahun 2021
Realisasi pendapatan Provinsi Jawa Tengah sampai dengan pendapatan asli daerah dan sub komponen utamanya yaitu pajak
triwulan III tahun 2021 sebesar Rp18,15 triliun atau 67,81% dari daerah secara nominal mengalami peningkatan dibandingkan
pagu anggaran. Secara rasio, realisasi tersebut lebih rendah periode yang sama pada tahun sebelumnya, masing-masing
dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar 1,21% (yoy) dan 1,41% (yoy). Peningkatan realisasi pajak
sebesar 69,53%. Namun demikian, nominal realisasi tersebut daerah tersebut sejalan dengan upaya Pemerintah Daerah dalam
mengalami peningkatan sebesar 0,48% dari realisasi tahun mempertahankan dan meningkatkan kinerja pendapatan di masa
sebelumnya yang tercatat Rp18,06 triliun. Menurunnya realisasi pandemi. Hal ini dilakukan, antara lain dengan meningkatkan
rasio pendapatan terhadap pagu terutama disebabkan oleh kesadaran masyarakat dan memudahkan proses pembayaran
menurunnya realisasi pendapatan asli daerah yang memiliki pajak kendaraan bermotor melalui Samsat Induk, Samsat Keliling,
pangsa terbesar (55,95%) dari total anggaran pendapatan. Samsat Malam, dan aplikasi Sakpole, mengingat pajak kendaraan
bermotor merupakan salah satu sumber pendapatan terbesar
Rasio pendapatan asli daerah pada triwulan laporan tercatat Provinsi Jawa Tengah.
sebesar 65,59%, lebih rendah dibandingkan periode yang sama
pada tahun lalu sebesar 69,30%. Menurunnya realisasi rasio Hingga akhir tahun, realisasi pajak daerah diperkirakan akan
pendapatan asli daerah tersebut terutama disebabkan oleh mengalami peningkatan seiring dengan perpanjangan
menurunnya realisasi pajak daerah. Meskipun demikian, realisasi implementasi insentif fiskal berupa pembebasan PPnBM untuk

Grafik 2.7 Kontribusi Pos Pendapatan Daerah Triwulan III 2021 Grafik 2.8 Perbandingan Pos Pendapatan Daerah Triwulan III 2020 dan
Triwulan III 2021

54%
PAD
54% 54%
46% 46% 46%
Dana Perimbangan

0% 0% 0%
Lain-lain Pendapatan Yang Sah

II 2020 II 2021

PAD DANA PERIMBANGAN LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

SUMBER: BPKAD PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH SUMBER: BPKAD PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH

Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan Triwulan III 2020 dan Triwulan III 2021

Realisasi (Rp Miliar) % Realisasi dari Pagu Pertumbuhan Nominal


KOMPONEN PENDAPATAN DAERAH Realisasi (% yoy)
III 2020 III 2021 III 2020 III 2021
PAD 9.704 9.822 69,30% 65,59% 1,21%

- Pajak Daerah 7.892 8.003 65,73% 63,23% 1,41%

- Retribusi Daerah 70 64 75,40% 55,17% -8,73%

- Hasil Pengelolaan Kekay. Daerah Yg Dipisahkan 377 492 71,27% 96,47% 30,50%

- Lain-Lain PAD Yang Sah 1.365 1.263 99,27% 74,60% -7,47%

DANA PERIMBANGAN 8.344 8.302 69,83% 70,83% -0,50%

- Dana Bagi Hsl Pjk/Bukan Pjk 514 640 52,99% 84,99% 24,51%

- Dana Alokasi Umum 2.622 2.867 75,78% 83,51% 9,34%

- Dana Alokasi Khusus 5.140 4.761 68,99% 63,76% -7,37%

- Dana Insentif Daerah 68 34 100,00% 50,00% -50,00%

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 14 25 58,33% 36,76% 78,57%

- Hibah 14 24 58,33% 35,29% 71,43%

- Dana Peny. dan Otonomi Khusus - -

- Pendapatan Lainnya - 1

TOTAL PENDAPATAN 18.062 18.149 69,53% 67,81% 0,48%


SUMBER: BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH
Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH 29

kendaraan bermotor hingga Desember 2021. Kebijakan tersebut (65,60%) merupakan pendorong utama turunnya realisasi belanja
berpotensi mendorong peningkatan penjualan kendaraan pada triwulan laporan. Meskipun nominal belanja operasi
bermotor sehingga dapat meningkatkan pajak daerah. Selain itu, meningkat 2,87% (yoy) pada triwulan laporan, rasio belanja
beberapa kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah operasi terhadap pagu mengalami penurunan dari 65,63%
diantaranya pembebasan denda administrasi dan bebas bea balik menjadi 62,07% pada triwulan laporan. Menurunnya rasio
nama kendaraan bermotor, penerapan Elektronifikasi Transaksi realisasi belanja operasi tersebut terjadi pada seluruh komponen
Pemda (ETP), serta sosialisasi dan perbaikan pelayanan belanja operasi, terutama belanja pegawai yang merupakan
masyarakat di bidang perpajakan yang diharapkan juga dapat komponen terbesar (34,34%) dari total belanja operasi.
mendorong peningkatan realisasi PAD. Rendahnya realisasi belanja operasi pada triwulan III 2021
mencerminkan masih terbatasnya aktivitas belanja pemerintah
Selanjutnya, realisasi rasio dana perimbangan terhadap pagu
sehubungan dengan adanya kebijakan PPKM yang dilaksanakan
meningkat dari 69,83% (triwulan III 2020) menjadi 70,83% pada
sejak awal triwulan III 2021.
triwulan laporan. Namun demikian, realisasi dana perimbangan
secara nominal menurun 0,50% (yoy) menjadi sebesar Rp8,30
Selanjutnya, menurunnya realisasi belanja juga disebabkan oleh
triliun. Meningkatnya realisasi rasio dana perimbangan tersebut
komponen belanja lainnya antara lain belanja modal, belanja
sejalan dengan komitmen pemerintah pusat dalam melakukan
tidak terduga, dan belanja transfer. Realisasi belanja modal
percepatan transfer ke daerah untuk mendorong percepatan
tercatat sebesar Rp423 miliar atau 25,21%, turun 16,40% (yoy).
pemulihan ekonomi di daerah, di tengah berbagai kebijakan
Turunnya realisasi belanja modal seiring dengan tertahannya
refocusing untuk pengendalian penyebaran COVID-19.
pembangunan infrastruktur daerah yang menggunakan APBD
Provinsi Jawa Tengah akibat kebijakan pembatasan aktivitas
2.2.2.2. Realisasi Belanja Daerah Provinsi
masyarakat.
Jawa Tengah Triwulan III Tahun 2021
Realisasi belanja daerah Provinsi Jawa Tengah sampai dengan Sementara itu, realisasi belanja transfer juga tidak lebih baik
triwulan III 2021 sebesar Rp15,05 triliun atau 55,52% dari pagu daripada periode yang sama pada tahun sebelumnya. Realisasi
anggaran belanja. Realisasi ini lebih rendah daripada periode belanja transfer sebesar Rp3,55 triliun atau turun 10,52% (yoy).
yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp16,43 triliun atau Berdasarkan komponennya, penurunan disebabkan oleh belanja
61,36% dari pagu. Berdasarkan komponennya, menurunnya bantuan keuangan juga mengalami penurunan baik secara
realisasi belanja operasi yang merupakan komponen terbesar nominal (turun 59%; yoy) maupun rasio terhadap pagu.

Tabel 2.4 Realisasi Belanja Triwulan III 2020 dan Triwulan III 2021

Realisasi (Rp Miliar) % Realisasi dari Pagu Pertumbuhan Nominal


KOMPONEN BELANJA DAERAH Realisasi (% yoy)
III 2020 III 2021 III 2020 III 2021
BELANJA OPERASI 10.731 11.039 65,63% 62,07% 2,87%

- Belanja Pegawai 4.627 4.155 68,87% 68,01% -10,20%

- Belanja Barang dan Jasa 2.445 3.234 63,92% 57,29% 32,27%

- Belanja Hibah 3.626 3.614 62,94% 61,36% -0,33%

- Belanja Bantuan Sosial 33 36 68,75% 41,86% 9,09%

BELANJA MODAL 506 423 49,95% 25,21% -16,40%

- Belanja Modal tanah 10 38 55,56% 25,50% 280,00%

- Belanja Modal Peralatan dan Mesin 295 98 65,56% 17,59% -66,78%

- Belanja Modal Gedung dan Bangunan 51 112 23,83% 28,21% 119,61%

- Belanja Modal Jalan, irigasi, dan Jaringan 100 174 52,08% 36,94% 74,00%

- Belanja Modal Aset Tetap Lainnya 50 1 35,97% 0,96% -98,00%

BELANJA TIDAK TERDUGA 1.229 42 61,82% 45,16% -96,58%

- Belanja Tidak Terduga 1.229 42 61,82% 45,16% -96,58%

BELANJA TRANSFER 3.965 3.548 53,39% 46,95% -10,52%

- Belanja Bagi hasil 3.250 3.254 61,82% 58,80% 0,12%

- Belanja Bantuan keuangan 715 294 32,95% 14,53% -59%

JUMLAH BELANJA 16.431 15.052 61,36% 55,52% -8,39%


SUMBER: BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH
Laporan Perekonomian
30 PROVINSI JAWA TENGAH

Grafik 2.9 Kontribusi Pos Belanja Daerah Triwulan III 2021 Grafik 2.10 Perbandingan Pos Belanja Daerah Triwulan III 2020 dan
Triwulan III 2021

73%
Belanja Operasi

3% 65% 73%
Belanja Modal 3% 3%
8% 0%
0%
Belanja Tidak Terduga 24% 24%

24%
Belanja Transfer

II 2020 II 2021

BELANJA TIDAK LANGSUNG BELANJA LANGSUNG

SUMBER: BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH SUMBER: BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH

2.3. APBD 35 KABUPATEN/KOTA


DI JAWA TENGAH
Realisasi APBD di 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah pada Rp55,28 triliun atau tumbuh 30,56% (yoy). Realisasi dana
triwulan laporan lebih baik daripada periode yang sama tahun perimbangan terhadap pagu sampai dengan triwulan laporan
sebelumnya. Realisasi anggaran pendapatan secara nominal sebesar 98,43%, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama
sebesar Rp93,42 triliun atau tumbuh 18,07% (yoy). Rasio realisasi tahun sebelumnya sebesar 75,10%. Meningkatnya realisasi dana
terhadap pagu sebesar 85,35% juga lebih tinggi dibandingkan perimbangan didorong oleh kenaikan rasio realisasi seluruh
periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar komponennya yaitu dana bagi hasil pajak/bukan pajak (615,86%),
75,36%. Realisasi belanja juga lebih baik dari tahun sebelumnya Dana Alokasi Umum (86,96%), dan Dana Alokasi Khusus (40,75%).
dengan nominal sebesar Rp74,54 triliun atau tumbuh 23,56% Peningkatan realisasi dana perimbangan ini juga sejalan dengan
(yoy). Secara rasio, realisasi belanja sampai dengan triwulan membaiknya kinerja penerimaan pajak pada APBN yaitu tumbuh
laporan sebesar 68,65%, lebih tinggi daripada periode yang sama 13,25% (yoy) pada akhir triwulan III 2021. Dana perimbangan
tahun sebelumnya sebesar 57,14%. m e r u p a k a n k o m p o n e n u t a m a a n g g a ra n p e n d a p a t a n
kabupaten/kota di Jawa Tengah. Hal ini tercermin dari rasio
Meningkatnya realisasi anggaran pendapatan terutama derajat otonomi fiskal (DOF) kabupaten/kota di Jawa Tengah
didorong oleh peningkatan realisasi dana perimbangan. masih cukup rendah, yaitu rata-rata sebesar 26,35%, sehingga
Realisasi dana perimbangan pada triwulan laporan sebesar dana perimbangan masih menjadi sumber pendapatan utama.

Tabel 2.5 Pagu dan Realisasi Pendapatan 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah

Nominal Realisasi Nominal Realisasi % Realisasi % Realisasi Growth Realisasi


KOMPONEN PENDAPATAN DAERAH Pagu 2020 Pagu 2021
III 2020 (Miliar Rp) III 2021(Miliar Rp) III 2020 III 2021 % (yoy)

PAD 26.421 27.139 18.991 22.675 71,88% 83,55% 19,40%

- Pajak Daerah 16.527 16.862 11.582 13.759 70,08% 81,60% 18,80%

- Retribusi Daerah 753 741 537 776 71,31% 104,72% 44,51%

- Hasil Pengelolaan Kekay. Daerah Yg Dipisahkan 1.208 1.225 885 1.083 73,26% 88,41% 22,37%

- Lain-Lain PAD Yang Sah 7.933 8.311 5.987 7.057 75,47% 84,91% 17,87%

DANA PERIMBANGAN 56.377 56.158 42.340 55.278 75,10% 98,43% 30,56%

- Dana Bagi Hsl Pjk/Bukan Pjk 4.150 2.756 2.945 16.973 70,96% 615,86% 476,33%

- Dana Alokasi Umum 34.948 35.804 26.825 31.134 76,76% 86,96% 16,06%

- Dana Alokasi Khusus 17.279 17.598 12.570 7.171 72,75% 40,75% -42,95%

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 26.545 26.155 17.791 15.468 67,02% 59,14% -13,06%

- Hibah 3.502 3.460 2.155 2.313 61,54% 66,85% 7,33%

- Dana Peny. dan Otonomi Khusus 4.778 3.342 3.204 396 67,06% 11,85% -87,64%

- Dana Insentif Daerah 90 1.199 117 925 130,00% 77,15% 690,60%

- Pendapatan Lainnya 18.175 18.154 12.315 11.834 67,76% 65,19% -3,91%

JUMLAH PENDAPATAN 109.343 109.452 79.122 93.421 72,36% 85,35% 18,07%


SUMBER: BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH
Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH 31

Realisasi PAD sampai dengan triwulan laporan juga mengalami transfer mencapai 72,14%, lebih baik daripada periode yang sama
peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Realisasi PAD pada tahun lalu sebesar 64,14%. Meningkatnya realisasi belanja
sebesar Rp22,68 triliun atau tumbuh sebesar 19,40% (yoy). Rasio operasi terutama didorong oleh komponen belanja pegawai dan
realisasi PAD terhadap pagu yang sebesar 83,55% pada triwulan belanja jasa dengan peningkatan masing-masing sebesar 32,01%
laporan juga lebih tinggi daripada periode yang sama pada tahun (yoy) dan 42,03% (yoy). Percepatan realisasi belanja di
lalu sebesar 71,88%. Meningkatnya realisasi PAD terutama kabupaten/kota tersebut didorong oleh meningkatnya aktivitas
didorong oleh peningkatan realisasi komponen pajak daerah yang ekonomi seiring dengan adanya penurunan level PPKM di
mencapai sebesar Rp13,76 triliun atau tumbuh sebesar 18,80% sejumlah daerah. Pada September 2021, berdasarkan Instruksi
(yoy). Pajak daerah mayoritas kabupaten/kota di Jawa Tengah Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2021 tentang
bersumber dari sektor perdagangan dan penyediaan akomodasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4, Level 3,
makan minum. Meskipun masih terbatas, adanya pelonggaran dan Level 2 COVID-19 di Wilayah Jawa dan Bali, terdapat 18
kebijakan PPKM dan penurunan level PPKM sejak Agustus 2021 kabupaten/kota dengan kriteria P P K M level 3 dan 17
di sejumlah daerah turut mendorong aktivitas di sektor kabupaten/kota dengan kriteria PPKM level 2. Kondisi tersebut
perdagangan dan pariwitsata sehingga realisasi pajak daerah jauh lebih baik dibandingkan kondisi awal PPKM pada Juli 2021
mengalami peningkatan baik secara nominal maupun rasio yang berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 22
terhadap pagu. Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat Level 4 COVID-19 di Wilayah Jawa dan Bali, di mana
Realisasi anggaran belanja sampai dengan triwulan laporan terdapat 13 kabupaten/kota dengan kriteria PPKM level 4 dan 22
menunjukkan perbaikan. Realisasi anggaran belanja sebesar kabupaten/kota dengan kriteria PPKM level 3.
Rp74,54 triliun atau tumbuh sebesar 23,56% (yoy). Peningkatan
kinerja secara nominal tersebut juga diikuti oleh meningkatnya 2.4. APBN DI PROVINSI JAWA TENGAH
rasio realisasi terhadap pagu. Rasio realisasi belanja pada
TAHUN 2021
triwulan laporan sebesar 68,65%, lebih tinggi daripada periode
2.4.1. Anggaran APBN di Provinsi Jawa Tengah
yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 57,14%.
Tahun 2021
Peningkatan realisasi anggaran belanja terutama didorong oleh Secara kumulatif tahun 2021, Belanja APBN yang dialokasikan
belanja operasi dan belanja transfer. Realisasi belanja operasi di Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp59,88 triliun, yang
sebesar Rp56,43 triliun atau tumbuh 29,52% (yoy). Rasio realisasi dianggarkan untuk 3 (tiga) fungsi utama yaitu pelayanan umum
terhadap pagu anggaran belanja operasi sebesar 75,19%, lebih (pangsa 31,8%), ekonomi (pangsa 19,9%), dan pendidikan
tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (pangsa 15,8%). Hal ini sejalan dengan tema kebijakan fiskal 2021
sebesar 60,14%. Selanjutnya, realisasi belanja transfer sebesar yaitu “Percepatan Program Pemulihan Ekonomi Nasional dan
Rp14,03 triliun atau tumbuh 14,63% (yoy). Rasio realisasi belanja Melanjutkan Reformasi Struktural”, dengan fokus kebijakan fiskal

Tabel 2.6 Pagu dan Realisasi Belanja 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah

Nominal Realisasi Nominal Realisasi % Realisasi % Realisasi Growth Realisasi


KOMPONEN BELANJA DAERAH Pagu 2020 Pagu 2021
III 2020 (Miliar Rp) III 2021(Miliar Rp) III 2020 III 2021 % (yoy)

BELANJA OPERASI 72.445 75.050 43.571 56.432 60,14% 75,19% 29,52%

- Belanja Pegawai 40.571 40.048 25.997 34.319 64,08% 85,69% 32,01%

- Belanja Barang dan Jasa 22.720 26.471 11.822 16.791 52,03% 63,43% 42,03%

- Belanja Subsidi 11 64 3 2 27,27% 3,13% -33,33%

- Belanja Hibah 8.316 7.951 5.341 4.869 64,23% 61,24% -8,84%

- Belanja Bantuan Sosial 809 497 395 446 48,83% 89,74% 12,91%

- Belanja Bunga 18 19 13 5 72,22% 26,32% -61,54%

BELANJA MODAL 9.377 13.393 2.762 3.731 29,46% 27,86% 35,08%

BELANJA TIDAK TERDUGA 4.665 682 1.754 346 37,60% 50,73% -80,27%

- Belanja Tidak terduga 4.665 682 1.754 346 37,60% 50,73% -80,27%

BELANJA TRANSFER 19.079 19.448 12.238 14.029 64,14% 72,14% 14,63%

- Belanja Bagi hasil 16.685 19.447 9.918 14.029 59,44% 72,14% 41,45%

- Belanja Bantuan keuangan 2.394 1 2.320 - 96,91% 0,00% -100,00%

JUMLAH BELANJA 105.566 108.573 60.325 74.538 57,14% 68,65% 23,56%


SUMBER: BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH
Laporan Perekonomian
32 PROVINSI JAWA TENGAH

2021, yaitu: (1) Percepatan pemulihan ekonomi nasional; (2) dari pagu anggaran, diikuti oleh fungsi perumahan dan fasilitas
Penguatan reformasi struktural; (3) Reformasi Anggaran; dan (4) umum (60,20% dari pagu anggaran). Meningkatnya realisasi
Prioritas Pembangunan Nasional. anggaran tersebut sejalan dengan upaya percepatan pemulihan
ekonomi nasional. Dari ketiga fungsi utama pada komponen
Dibandingkan dengan tahun 2020, terdapat peningkatan belanja tersebut, hanya anggaran pada fungsi ekonomi yang
anggaran belanja APBN di Jawa Tengah sebesar 9,92% (yoy). nominal realisasinya lebih tinggi dibandingkan periode yang sama
Peningkatan anggaran tersebut terutama bersumber dari belanja pada tahun sebelumnya, sementara nominal realisasi fungsi
di bidang ekonomi sebesar Rp4,42 triliun atau 7,39% dari total pelayanan umum dan pendidikan mengalami penurunan.
pagu anggaran. Hal ini seiring dengan berlanjutnya Program Realisasi belanja pada fungsi pelayanan umum sampai dengan
Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari pemerintah pusat dalam triwulan III 2021 sebesar 64,87%, lebih rendah dibandingkan
rangka penanggulangan dampak pandemi COVID-19. tahun lalu yang sebesar 80,13%. Secara nominal, realisasi juga
menurun sebesar 19,22% (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya.
2.4.2. Realisasi APBN di Provinsi Jawa Tengah Hal ini ditengarai karena adanya kebijakan PPKM sejak Juli 2021
Triwulan III Tahun 2021 sehingga membatasi kegiatan pelayanan kepada masyarakat.
Secara keseluruhan realisasi belanja APBN triwulan III 2021 Sementara itu, realisasi pada fungsi Pendidikan sebesar 62,18%,
mencapai Rp38,28 triliun atau 63,93% dari pagu tahun 2021. lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada tahun
Berdasarkan fungsinya, realisasi belanja APBN pada triwulan sebelumnya sebesar 64,76%. Demikian juga nominal realisasi
laporan mengikuti pola historis, yang didominasi oleh belanja belanja pendidikan mengalami penurunan sebesar 12,67% (yoy).
pada fungsi pelayanan umum (51,2%), ekonomi (28,7%), dan Hal ini ditengarai karena kegiatan belajar mengajar masih
pendidikan (24,3%). Kontributor utama meningkatnya realisasi dilakukan secara daring di masa pandemi COVID-19 sehingga
belanja adalah fungsi ekonomi dengan realisasi sebesar 58,20% realisasi belanja untuk pendidikan relatif terbatas.

Tabel 2.7 Realisasi APBN Provinsi Jawa Tengah Triwulan III 2021
2020 TW III 2021 TW III
BERDASARKAN JENIS BELANJA Realisasi Realisasi
Pagu (Rp M) Pangsa Pangsa % Realisasi Pagu (Rp M) Pangsa Pangsa % Realisasi
(Rp M) (Rp M)

Belanja Barang 14.774 27,1% 8.741 23,0% 59,16% 15.547 26,0% 9.237 24,1% 59,41%

Belanja Pegawai 15.725 28,9% 11.190 29,4% 71,16% 15.346 25,6% 11.490 30,0% 74,87%

Belanja Modal 6.926 12,7% 3.315 8,7% 47,86% 10.610 17,7% 5.693 14,9% 53,66%

Dana Desa 14.129 25,9% 12.133 31,9% 85,87% 8.157 13,6% 6.495 17,0% 79,62%

Dana Alokasi Khusus Fisik 2.842 5,2% 2.578 6,8% 90,71% 4.254 7,1% 1.228 3,2% 28,87%

Dana Alokasi Khusus Non-Fisik 5.885 9,8% 4.092 10,7% 69,53%

Belanja Bantuan Sosial 84 0,2% 57 0,1% 67,86% 83 0,1% 49 0,1% 59,04%

TOTAL 54.480 38.014 69,78% 59.882 38.284 63,93%

2020 TW III 2021 TW III


BERDASARKAN FUNGSI Realisasi Realisasi
Pagu (Rp M) Pangsa Pangsa % Realisasi Pagu (Rp M) Pangsa Pangsa % Realisasi
(Rp M) (Rp M)

Pelayanan Umum 19.543 35,9% 15659 41,2% 80,13% 19.499 31,8% 12.649 51,2% 64,87%

Ekonomi 7.742 14,2% 4262 11,2% 55,05% 12.165 19,9% 7.080 28,7% 58,20%

Pendidikan 10.637 19,5% 6888 18,1% 64,76% 9.673 15,8% 6.015 24,3% 62,18%

Ketertiban dan Keamanan 5.545 10,2% 4123 10,8% 74,36% 5.719 9,3% 4.250 17,2% 74,31%

Pertahanan 4.537 8,3% 3108 8,2% 68,50% 4.293 7,0% 3.087 12,5% 71,91%

Kesehatan 3.105 5,7% 1808 4,8% 58,23% 3.304 5,4% 1.981 8,0% 59,96%

Perumahan dan Fasilitas Umum 1.489 2,7% 944 2,5% 63,40% 3.251 5,3% 1.957 7,9% 60,20%

Lingkungan Hidup 918 1,7% 646 1,7% 70,37% 971 1,6% 649 2,6% 66,84%

Agama 784 1,4% 501 1,3% 63,90% 777 1,3% 532 2,2% 68,47%

Perlindungan Sosial 102 0,2% 58 0,2% 56,86% 196 0,3% 64 0,3% 32,65%

Pariwisata dan Budaya 78 0,1% 17 0,0% 21,79% 34 0,1% 20 0,1% 58,82%

TOTAL 54.480 38014 69,78% 59.882 38.284 63,93%


Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH 33

Selanjutnya, berdasarkan jenis belanja, APBN triwulan III 2021


lebih dominan dialokasikan untuk belanja barang, belanja
pegawai, dan belanja modal. Dari ketiga jenis belanja tersebut,
realisasi belanja pegawai merupakan yang tertinggi, yaitu sebesar
Rp11,49 triliun atau 74,87% dari pagu. Sementara itu, realisasi
belanja barang sebesar 59,41%, lebih tinggi dibandingkan periode
yang sama tahun sebelumnya sebesar 59,16%. Rasio realisasi
belanja modal tercatat sebesar 53,66%, juga lebih tinggi
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar
47,86%. Meningkatnya realisasi belanja modal ini didorong oleh
pengerjaan proyek-proyek strategis nasional (PSN) tahun 2020
yang sempat tertunda di Jawa Tengah antara lain antara lain tol
Solo-Jogja, KRL Solo-Jogja, Pembangkit Listrik Tenaga
Bayu/Angin (PLTB) oleh Akuo Energy, Kawasan Industri Batang,
dan tol Semarang-Demak.

Seiring dengan masih belum usainya pandemi COVID-19,


pemerintah terus berkomitmen untuk menjadikan konsumsi
pemerintah sebagai stimulus ekonomi dalam menahan
penurunan pertumbuhan ekonomi yang lebih dalam. Hal ini
tercermin dari pertumbuhan nominal APBN yang cukup tinggi
(9,92%, yoy) di tengah keterbatasan aktivitas ekonomi, dan
adanya peningkatan realisasi belanja pada komponen yang
bertujuan untuk menjaga daya beli masyarakat.
03
Perkembangan
Inflasi Daerah

Provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan tekanan inflasi pada


triwulan III 2021, terutama didorong oleh keterbatasan pasokan paska
panen raya.

 Tekanan inflasi Jawa Tengah pada triwulan III 2021 mulai meningkat, akibat
terbatasnya pasokan pertanian dan hortikultura paska musim panen raya
pada triwulan sebelumnya. Di samping itu, tren perkembangan harga
komoditas global turut mendorong inflasi bahan makanan pada triwulan
laporan.

 Peningkatan inflasi tahunan Jawa Tengah pada triwulan laporan terutama


disebabkan oleh Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, serta
Kelompok Pendidikan.

 Seluruh kota pantauan inflasi di Provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan


tekanan inflasi pada triwulan laporan, kecuali Kota Semarang dan Kota Tegal.
Laporan Perekonomian
36 PROVINSI JAWA TENGAH

Grafik 3.1 Perkembangan Inflasi Jawa Tengah dan Nasional Grafik 3.2 Perkembangan Inflasi Tahunan Provinsi di Kawasan Jawa

5 %, YOY 6 %, YOY

4 5

4
3
3
2
2
1 1

0 0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III 2016 2017 2018 2019 2020 2021
2018 2019 2020 2021

JAWA TENGAH (YOY) INDONESIA (YOY) SASARAN INFLASI DKI JAKARTA JAWA BARAT BANTEN JAWA TENGAH DI YOGYAKARTA JAWA TIMUR

SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

Inflasi Provinsi Jawa Tengah mencapai 1,28% (yoy) pada 3.1. PERKEMBANGAN INFLASI PROVINSI
triwulan III 2021, sedikit meningkat dibandingkan triwulan JAWA TENGAH TRIWULAN III 2021
sebelumnya. Capaian tersebut masih lebih rendah dibandingkan
Inflasi tahunan Provinsi Jawa Tengah sedikit meningkat
inflasi nasional yang sebesar 1,60% (yoy). Dibandingkan provinsi
dibandingkan triwulan II 2021, dari 1,25% (yoy) menjadi 1,28%
lain di Jawa, Jawa Tengah menempati inflasi terendah kedua
(yoy). Peningkatan inflasi pada triwulan III 2021 terutama
setelah Provinsi DKI Jakarta yang mengalami inflasi sebesar
disebabkan oleh Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau,
1,14% (yoy). Sementara itu, inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Jawa
serta Kelompok Pendidikan. Peningkatan tekanan harga pada
Timur sebesar 1,92% (yoy). Mulai meningkatnya inflasi
Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau terutama
mengindikasikan peningkatan permintaan masyarakat walaupun
bersumber dari kenaikan harga pada sub-kelompok Makanan,
masih terbatas, seiring dengan pelonggaran pemberlakuan
terutama bawang merah dan daging ayam ras. Tekanan harga
pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
pada komoditas bawang merah disebabkan oleh menurunnya
Untuk menjaga stabilitas inflasi, Bank Indonesia dan Pemerintah pasokan produksi pascapanen raya sepanjang bulan Maret-Juni
Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) 2021. Sementara itu, kenaikan harga daging ayam ras didorong
senantiasa bersinergi untuk menjaga ketersediaan pasokan. Daya oleh meningkatnya biaya produksi akibat tren peningkatan harga
beli masyarakat juga senantiasa dijaga, baik melalui penyaluran pakan ternak.
bantuan sosial, keberlanjutan subsidi energi listrik dan gas, serta
beberapa instrumen pajak lainnya.

Tabel 3.1 Tabel Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Bulanan

JULI 2021 AGUSTUS 2021 SEPTEMBER 2021


KOMODITAS ANDIL KOMODITAS ANDIL KOMODITAS ANDIL
Cabai Rawit 0,02% Minyak Goreng 0,06% Akademi/Perguruan Tinggi 0,02%

Bawang Merah 0,02% Rokok Kretek Filter 0,02% Minyak Goreng 0,02%

Sekolah Dasar 0,02% Tomat 0,02% Rokok Kretek Filter 0,02%

Rokok Kretek Filter 0,01% Tarif Dokter Umum 0,02% Angkutan Udara 0,01%

Tomat 0,01% Akademi/Perguruan Tinggi 0,01% Tempe 0,01%


SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

Tabel 3.2 Tabel Komoditas Utama Penyumbang Deflasi Bulanan

JULI 2021 AGUSTUS 2021 SEPTEMBER 2021


KOMODITAS ANDIL KOMODITAS ANDIL KOMODITAS ANDIL
Daging Ayam Ras -0,10% Cabai Rawit -0,05% Telur Ayam Ras -0,10%

Telur Ayam Ras -0,02% Angkutan Udara -0,04% Bawang Merah -0,03%

Beras -0,02% Cabai Merah -0,04% Cabai Merah -0,02%

Emas Perhiasan -0,02% Bawang Merah -0,02% Cabai Rawit -0,02%

Angkutan Udara -0,01% Tarif Kendaraan Roda 2 Online -0,01% Emas Perhiasan -0,01%
SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH 37

Tabel 3.3 Tabel Inflasi Tahunan Kota Jawa Tengah Kenaikan inflasi yang lebih tinggi, tertahan oleh deflasi
INFLASI I-2021 INFLASI II-2021 INFLASI III-2021 Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya. Rendahnya
KOTA
(%, YOY) (%, YOY) (%, YOY)
tekanan harga pada kelompok ini disebabkan oleh menurunnya
CILACAP 1,62 1,03 1,33
harga emas perhiasan. Dinamika perekonomian global
PURWOKERTO 1,51 1,02 1,46 diantaranya potensi tapering dan penguatan mata uang USD
KUDUS 1,36 1,33 1,45 menyebabkan permintaan terhadap emas dunia melambat, dan
SURAKARTA 1,92 1,73 1,89 mendorong investor untuk beralih kepada instrumen investasi
SEMARANG 1,37 1,21 1,14 lainnya.
TEGAL 1,69 1,06 1,02
3.1.1.1. Kelompok Makanan, Minuman,
dan Tembakau
SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

Sebagian besar kota pantauan inflasi di Jawa Tengah pada Meningkatnya tekanan inflasi Jawa Tengah pada triwulan III
triwulan III 2021 mengalami peningkatan inflasi dibandingkan 2021 terutama didorong oleh Kelompok Makanan, Minuman,
triwulan lalu. Realisasi inflasi yang paling tinggi berlangsung di dan Tembakau. Kelompok ini mencatatkan inflasi tahunan
kota Surakarta yang utamanya didorong oleh peningkatan sebesar 1,99% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan lalu yang
tekanan harga Kelompok Pendidikan, yang berlangsung lebih kuat sebesar 1,22% (yoy). Dengan pangsa sebesar ±25% dari total Nilai
dibandingkan kota lainnya. Sementara inflasi terendah terjadi di Konsumsi Jawa Tengah, peningkatan tekanan inflasi kelompok ini
Kota Tegal, disebabkan penurunan tekanan inflasi Kelompok dapat mendorong inflasi Jawa Tengah secara keseluruhan.
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya.
Grafik 3.3 Perkembangan Andil Inflasi Tahunan – Kelompok Makanan,
3.1.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok
Minuman, dan Tembakau
1,80 %, ANDIL YOY
1,60
Peningkatan inflasi tahunan Jawa Tengah pada triwulan II 2021 1,40
terutama disebabkan oleh Kelompok Makanan, Minuman, dan 1,20
1,00
Tembakau serta Kelompok Pendidikan. Tekanan inflasi pada 0,80

Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau terutama 0,60


0,40
didorong oleh peningkatan harga komoditas bawang merah. Hal 0,20
0,00
ini disebabkan oleh berkurangnya pasokan produksi bawang I II III IV I II III IV I II III
merah di sejumlah sentra produksi akibat telah berakhirnya masa 2019 2020 2021

panen raya pada bulan Maret-Juni 2021. Selanjutnya, MAKANAN MINUMAN YANG TIDAK BERALKOHOL TEMBAKAU

meningkatnya tekanan harga pada Kelompok Pendidikan SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

disebabkan oleh penyesuaian biaya pendidikan memasuki tahun


ajaran baru.

Tabel 3.4 Perkembangan Inflasi Tahunan Jawa Tengah Berdasarkan Kelompok

2020 2021
INFLASI KELOMPOK (%; YOY)
I II III IV I II III
Umum 3,25 2,48 1,46 1,55 1,48 1,25 1,28

Makanan, Minuman dan Tembakau 6,82 4,13 2,80 4,17 2,05 1,22 1,99

Pakaian Dan Alas Kaki 1,83 1,36 1,11 0,98 1,17 1,19 0,86

Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya 3,09 3,26 0,47 0,63 0,86 1,06 1,03

Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 2,22 2,19 1,50 1,26 2,09 2,51 2,83

Kesehatan 2,61 2,19 2,25 2,32 2,82 2,70 3,31

Transportasi 1,00 0,47 0,64 -0,93 0,63 0,54 0,34

Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 0,07 -0,20 -0,57 -0,64 -0,59 -1,73 -1,42

Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 1,50 1,29 1,79 1,73 1,57 1,82 1,48

Pendidikan -0,71 -0,68 -2,96 -3,16 0,61 0,57 1,48

Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 2,70 1,68 1,65 1,74 2,20 2,23 1,80

Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 5,15 6,26 7,44 6,37 3,52 2,91 -0,05
SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
Laporan Perekonomian
38 PROVINSI JAWA TENGAH

Tabel 3.5 Perkembangan Inflasi Tahunan Komoditas Utama – Kelompok


Makanan, Minuan, dan Tembakau Grafik 3.4 Perkembangan Andil Inflasi Tahunan – Kelompok Informasi,
Komunikasi, dan Jasa Keuangan
2020 2021 %, ANDIL YOY
INFLASI (%; YOY) 0,30
I II III IV I II III
0,20
Bawang Putih 26,04 -31,50 -15,59 -9,03 -36,91 6,40 6,30
0,10

Telur Ayam Ras 15,18 4,41 5,94 7,61 -7,14 2,09 -11,77 0,00

Minyak Goreng 6,49 6,52 13,74 15,03 11,73 18,96 19,56 -0,10

-0,20
Cabai Rawit 69,58 -5,49 -57,57 0,08 78,20 43,42 0,47
-0,30
Cabai Merah 128,29 -27,52 -34,80 101,94 41,33 19,40 -15,37 I II III IV I II III IV I II III
2019 2020 2021
Bawang Merah 21,14 42,54 50,53 -8,82 7,18 -35,39 -6,05
PENDIDIKAN DASAR DAN ANAK USIA DINI PENDIDIKAN TINGGI
SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH PENDIDIKAN MENENGAH PENDIDIKAN YANG TIDAK DITENTUKAN DENGAN TINGKATAN

SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

Tekanan inflasi pada kelompok ini terutama bersumber dari Sub


Tabel 3.6 Perkembangan Inflasi Tahunan Komoditas Utama –
kelompok Makanan, khususnya komoditas bawang merah dan Kelompok Pendidikan
daging ayam ras. Meskipun masih mengalami deflasi, komoditas 2020 2021
INFLASI (%; YOY)
bawang merah mulai menunjukkan peningkatan harga yang III IV I II III

cukup signifikan sejak Juli 2021. Meningkatnya tekanan harga Taman Kanak Kanak -1,87 -2,09 -2,53 -2,64 1,58

pada komoditas ini disebabkan oleh menurunnya pasokan di Sekolah Dasar 1,31 1,31 1,31 1,31 1,85

sejumlah sentra produksi akibat telah berakhirnya masa panen Sekolah Menengah Pertama 0,81 0,81 0,81 0,81 0,15
raya pada bulan Maret-Juni 2021. Rata-rata produksi bawang Sekolah Menengah Atas -19,37 -19,37 0,06 0,05 0,43
merah pada triwulan laporan hanya sebesar 29.696 ton, lebih Akademi/Perguruan Tinggi 1,53 1,14 1,14 1,14 1,76
rendah dibandingkan rata-rata triwulan sebelumnya (51.473 ton), SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

rata-rata produksi semester I 2021 (42.080 ton), maupun rata-rata


tahun 2020 (43.370 ton). Rendahnya produksi bawang merah 3.1.1.3. Kelompok Perawatan Pribadi dan
disebabkan oleh rendahnya luas panen dan produktivitas. Pada Jasa Lainnya
triwulan laporan, rata-rata luas panen hanya seluas 3.713 HA,
Pada triwulan III 2021, Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa
lebih rendah dibandingkan rata-rata luas panen selama semester I
Lainnya mencatatkan deflasi untuk pertama kalinya dalam tiga
2021 yang seluas 4.853 HA. Selain itu, produktivitas selama
tahun terakhir. Kelompok ini mengalami deflasi 0,05% (yoy), lebih
triwulan laporan hanya sebesar 82,01 Ku/HA, lebih rendah
rendah dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar 2,91%
dibandingkan rata-rata produktivitas sejak awal tahun 2021.
(yoy). Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya merupakan
kontributor utama yang menahan tekanan inflasi Jawa Tengah
Sementara itu, bahan makanan yang dipengaruhi oleh
sehingga kenaikan tekanan harga pada triwulan III 2021 relatif
perkembangan harga komoditas di pasar global, juga
terbatas.
mengalami peningkatan tekanan harga yang cukup tinggi. Biaya
produksi komoditas daging ayam ras mengalami peningkatan
Menurunnya tekanan inflasi pada kelompok ini terutama
setelah harga komoditas jagung dan kedelai global yang
berlangsung pada Sub Kelompok Perawatan Pribadi Lainnya,
merupakan komponen utama pakan ternak mengalami
khususnya komoditas emas perhiasan. Menurunnya tekanan
peningkatan sejak Mei 2020, akibat gangguan produksi di
harga emas perhiasan disebabkan oleh tren penurunan harga
Amerika Serikat dan Brazil. Hal yang sama juga berlangsung pada
emas domestik sejak Agustus 2020, seiring dengan pelemahan
komoditas minyak goreng, setelah produksi CPO di Malaysia
harga emas dunia. Harga emas mencapai puncak tertinggi pada
mengalami penurunan sejak triwulan IV 2020.
Juli 2020 yaitu sebesar Rp955.805 per gram, kemudian
mengalami tren penurunan sehingga berada pada kisaran
3.1.1.2. Kelompok Pendidikan
Rp840.000 per gram pada Juli 2021 dan Rp800.000 per gram
Kelompok Pendidikan juga merupakan kontributor pendorong pada September 2021. Meskipun pandemi COVID-19 belum
inflasi Jawa Tengah. Inflasi tahunan kelompok ini sebesar 1,48% berakhir, kegiatan ekonomi domestik maupun global mulai
(yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang menunjukkan pemulihan seiring dengan semakin tingginya
sebesar 0,57% (yoy). tingkat vaksinasi. Hal ini menyebabkan turunnya permintaan
emas sebagai aset safe haven, yang turut berdampak pada
Peningkatan tekanan harga pada kelompok Pendidikan
menurunnya tekanan harga komoditas emas.
disebabkan oleh meningkatnya biaya Akademi/Perguruan Tinggi
dan Sekolah Dasar, yaitu adanya penyesuaian tarif memasuki
tahun ajaran baru.
Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH 39

Grafik 3.5 Grafik 3.5 Perkembangan Andil Inflasi Tahunan – Kelompok perkembangan inflasi kota yang mengalami penurunan tekanan
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya harga menunjukkan perkembangan yang seragam. Kota

%, ANDIL YOY
Semarang dan Tegal mencatatkan penurunan harga secara
0,50

0,40 signifikan pada Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya.


0,30

3.2.1. Perkembangan Inflasi Kota Semarang


0,20

0,10

0,00
Kota Semarang mencatatkan penurunan inflasi dari sebesar
-0,10
1,21% (yoy) pada triwulan II 2021, menjadi 1,14% (yoy) pada
-0,20
I II III IV I II III IV I II III triwulan laporan. Kota Semarang dengan pangsa terbesar (±61%)
2019 2020 2021
terhadap pembentukan inflasi Jawa tengah, mengalami
PERAWATAN PRIBADI PERLINDUNGAN SOSIAL
PERAWATAN PRIBADI LAINNYA JASA LAINNYA
penurunan tekanan harga yang cukup signifikan pada kelompok
SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya.
Tabel 3.7 Perkembangan Inflasi Tahunan Komoditas Utama –
Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya Rendahnya tekanan harga pada Kelompok Perawatan Pribadi
2020 2021 dan Jasa Lainnya bersumber dari sub kelompok Perawatan
INFLASI (%; YOY)
III IV I II III Pribadi Lainnya yaitu komoditas emas perhiasan. Menurunnya
Pasta Gigi 2,44 3,15 2,17 2,46 5,14
tekanan harga emas perhiasan disebabkan oleh tren penurunan
Shampo 1,95 2,23 1,79 2,38 4,33 harga emas domestik sejak Agustus 2020, seiring dengan
Popok Bayi Sekali Pakai/Diapers 2,15 2,21 1,94 1,39 0,80 pelemahan harga emas dunia. Proses pemulihan ekonomi yang
Emas Perhiasan 32,48 26,47 9,97 5,02 -8,78 berlangsung sejak triwulan III 2020 menyebabkan turunnya
SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH permintaan atas komoditas emas sehingga berdampak pada
penurunan tekanan harga komoditas tersebut.
3.2. INFLASI KOTA – KOTA
DI PROVINSI JAWA TENGAH Penurunan inflasi Kota Semarang yang lebih dalam, tertahan
oleh peningkatan tekanan harga pada Kelompok Makanan,
Peningkatan inflasi tahunan pada triwulan III 2021 berlangsung di
Minuman, dan Tembakau utamanya disebabkan oleh
empat kota pantauan inflasi Jawa Tengah yaitu Cilacap,
berkurangnya pasokan produksi pertanian dan hortikultura di
Purwokerto, Kudus, dan Surakarta, sementara tekanan inflasi di
dalam negeri. Selain pangsa nilai konsumsinya yang cukup besar,
Kota Semarang dan Tegal mengalami penurunan. Capaian inflasi
peran kota Semarang sebagai pusat konsumsi di Jawa Tengah
terendah pada triwulan laporan berlangsung di Kota Tegal,
sekaligus sebagai kota pusat (hub) perdagangan untuk
sementara inflasi tertinggi di Kota Surakarta.
komoditas pertanian dan hortikultura dari sentra produksi Jawa
Ditinjau berdasarkan kelompoknya, perkembangan inflasi kota- Tengah turut memberikan dampak yang lebih besar terhadap
kota yang mengalami peningkatan inflasi menunjukkan perkembangan inflasi Jawa Tengah secara umum. Peningkatan
perkembangan yang bervariasi. Kota Cilacap dan Purwokerto tekanan inflasi pada kelompok Makanan, Minuman, dan
mencatatkan peningkatan harga yang signifikan pada Kelompok Tembakau terutama didorong oleh sub Kelompok Bahan
Makanan, Minuman, dan Tembakau; Kota Surakarta mencatatkan Makanan, terutama komoditas bawang merah dan daging ayam
peningkatan harga yang signifikan pada Kelompok Pendidikan; ras. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya pasokan produksi
sementara Kota Kudus mencatatkan peningkatan harga yang bawang merah di sejumlah sentra produksi akibat telah
signifikan pada Kelompok Kesehatan. Sementara itu, berakhirnya masa panen raya pada bulan Maret-Juni 2021.

Grafik 3.6 Inflasi Tahunan Triwulan II 2021 pada Seluruh Kota Pantauan Grafik 3.7 Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Pantauan di Jawa Tengah
di Jawa Tengah
2,0 %, YOY 4,00 %, YOY

1,6
3,00
1,30
1,2 1,28
2,00
0,8

1,00
0,4
1,33 1,46 1,45 1,89 1,14 1,02
0,0 0,00
CILACAP PURWOKERTO KUDUS SURAKARTA SEMARANG TEGAL I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021

INFLASI KOTA INFLASI JAWA TENGAH INFLASI NASIONAL CILACAP PURWOKERTO KUDUS KUDUS SEMARANG TEGAL

SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
Laporan Perekonomian
40 PROVINSI JAWA TENGAH

Tabel 3.8 Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Semarang Berdasarkan Kelompok


JAWA TENGAH SEMARANG
INFLASI KELOMPOK (%; YOY)
I-2021 II-2021 III-2021 I-2021 II-2021 III-2021
Umum 1,48 1,25 1.28 1,37 1,21 1.14

Makanan, Minuman dan Tembakau 2,05 1,22 1.99 2,41 1,43 1.99

Pakaian Dan Alas Kaki 1,17 1,19 0.86 0,66 0,81 0.78

Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya 0,86 1,06 1.03 0,85 1,12 0.94

Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 2,09 2,51 2.83 2,15 2,80 3.27

Kesehatan 2,82 2,70 3.31 1,28 1,61 1.30

Transportasi 0,63 0,54 0.34 0,10 0,52 0.34

Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan -0,59 -1,73 -1.42 -0,71 -2,38 -2.02

Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 1,57 1,82 1.48 -0,23 0,25 0.65

Pendidikan 0,61 0,57 1.48 0,47 0,47 0.96

Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 2,20 2,23 1.80 2,18 2,44 2.24

Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 3,52 2,91 -0.05 4,23 3,05 -0.48
SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

Sementara itu, meningkatnya harga daging ayam ras didorong Sejalan dengan seluruh kota pantauan inflasi di Jawa Tengah
oleh kenaikan harga pakan ternak baik untuk pedaging dan petelur yang mengalami kenaikan inflasi Kelompok Pendidikan pada
yang masih berlanjut sejak April 2021. Di samping itu, mulai triwulan III 2021, kota Surakarta mencatatkan kenaikan inflasi
meningkatnya permintaan masyarakat pascapelonggaran yang paling tinggi. Inflasi kelompok Pendidikan sebesar 5,34%
sejumlah aturan PPKM khususnya untuk kegiatan usaha hotel (yoy), meningkat cukup tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya
dan restoran juga turut memberikan tekanan pada harga yang sebesar 1,72% (yoy) dan merupakan inflasi tahunan tertinggi
komoditas ini. selama tiga tahun terakhir. Tekanan harga pada kelompok
Pendidikan terutama bersumber dari Akademi/Perguruan Tinggi
3.2.2. Perkembangan Inflasi Kota Surakarta dan Sekolah Dasar. Kenaikan harga pada komoditas tersebut
didorong oleh adanya penyesuaian biaya pendidikan pada tahun
Kota Surakarta mencatatkan inflasi tahunan tertinggi pada
ajaran baru.
triwulan III 2021, dibandingkan dengan kelima kota pantauan
inflasi lainnya. Inflasi kota Surakarta sebesar 1,89% (yoy), lebih Kelompok Kesehatan juga mencatatkan peningkatan inflasi
tinggi dibandingkan triwulan lalu yang sebesar 1,73% (yoy). yang tinggi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, yaitu sebesar
Komponen utama yang mendorong kenaikan inflasi kota 13,97% (yoy) pada triwulan III 2021. Inflasi tahunan kelompok ini
Surakarta adalah Kelompok Pendidikan. melanjutkan tren peningkatan inflasi yang telah berlangsung

Tabel 3.9 Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Surakarta Berdasarkan Kelompok


JAWA TENGAH SURAKARTA
INFLASI KELOMPOK (%; YOY)
I-2021 II-2021 III-2021 I-2021 II-2021 III-2021
Umum 1,48 1,25 1.28 1,92 1,73 1.89

Makanan, Minuman dan Tembakau 2,05 1,22 1.99 0,63 1,47 1.97

Pakaian Dan Alas Kaki 1,17 1,19 0.86 2,99 2,76 0.92

Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya 0,86 1,06 1.03 1,10 0,76 1.00

Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 2,09 2,51 2.83 0,64 0,86 1.31

Kesehatan 2,82 2,70 3.31 11,92 13,74 13.97

Transportasi 0,63 0,54 0.34 2,31 0,69 0.36

Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan -0,59 -1,73 -1.42 0,34 0,25 0.31

Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 1,57 1,82 1.48 3,77 3,71 3.27

Pendidikan 0,61 0,57 1.48 1,90 1,72 5.34

Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 2,20 2,23 1.80 3,52 2,36 1.12

Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 3,52 2,91 -0.05 2,24 1,74 2.05
SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH 41

sejak triwulan I 2021. Peningkatan tekanan inflasi ini terutama 3.2.3. Perkembangan Inflasi Kota Tegal
bersumber dari Subkelompok Jasa Perawatan, seperti komoditas
Inflasi Kota Tegal pada triwulan laporan sebesar 1,02% (yoy),
Tarif Rumah Sakit, Dokter Umum, dan Dokter Spesialis. Hal ini
lebih rendah dibandingkan triwulan lalu yang sebesar 1,06%
mengindikasikan masih tingginya permintaan jasa kesehatan di
(yoy). Komponen utama yang menyebabkan penurunan adalah
tengah masa pandemi.
Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya. Penurunan
tekanan harga pada Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa
Sementara itu, Kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman di
Lainnya bersumber dari sub kelompok Perawatan Pribadi Lainnya
kota Surakarta mencatatkan penurunan tekanan harga.
yaitu komoditas emas perhiasan. Sementara itu, tertahannya
Kelompok ini mengalami inflasi sebesar 1,12% (yoy) pada triwulan
penurunan inflasi Kota Tegal yang lebih dalam disebabkan oleh
III 2021, lebih rendah dibandingkan triwulan lalu yang sebesar
peningkatan tekanan harga pada Kelompok Makanan, Minuman,
2,36% (yoy). Komoditas utama yang menyebabkan menurunnya
dan Tembakau yang utamanya disebabkan oleh meningkatnya
tekanan harga pada kelompok ini merupakan menu makanan jadi
tekanan harga pada komoditas daging ayam ras dan bawang
antara lain Teh Siap Saji, Martabak, Mie, Bubur, Gulai, dan Ayam
merah. Kondisi tersebut sejalan dengan perkembangan yang
Goreng. Hal ini disebabkan oleh masih rendahnya permintaan
terjadi di Kota Semarang.
masyarakat pascapenerapan PPKM sejak awal triwulan II 2021.

Tabel 3.10 Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Tegal Berdasarkan Kelompok


JAWA TENGAH TEGAL
INFLASI KELOMPOK (%; YOY)
I-2021 II-2021 III-2021 I-2021 II-2021 III-2021
Umum 1,48 1,25 1.28 1,69 1,06 1,02

Makanan, Minuman dan Tembakau 2,05 1,22 1.99 2,06 1,02 2,02

Pakaian Dan Alas Kaki 1,17 1,19 0.86 3,17 2,28 1,21

Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya 0,86 1,06 1.03 0,59 0,65 0,91

Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 2,09 2,51 2.83 2,50 1,88 0,97

Kesehatan 2,82 2,70 3.31 2,09 -0,23 1,71

Transportasi 0,63 0,54 0.34 2,38 0,90 0,13

Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan -0,59 -1,73 -1.42 0,63 -0,43 -0,77

Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 1,57 1,82 1.48 3,00 3,44 3,76

Pendidikan 0,61 0,57 1.48 0,08 0,07 0,67

Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 2,20 2,23 1.80 1,44 1,20 0,17

Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 3,52 2,91 -0.05 2,59 2,66 -0,20
SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

Tabel 3.11 Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Kudus Berdasarkan Kelompok


JAWA TENGAH KUDUS
INFLASI KELOMPOK (%; YOY)
I-2021 II-2021 III-2021 I-2021 II-2021 III-2021
Umum 1,48 1,25 1.28 1,36 1,33 1,45

Makanan, Minuman dan Tembakau 2,05 1,22 1.99 1,00 0,89 1,06

Pakaian Dan Alas Kaki 1,17 1,19 0.86 2,09 1,84 1,19

Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya 0,86 1,06 1.03 0,98 1,46 1,97

Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 2,09 2,51 2.83 3,07 2,59 3,03

Kesehatan 2,82 2,70 3.31 2,51 1,88 8,85

Transportasi 0,63 0,54 0.34 0,59 0,21 0,23

Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan -0,59 -1,73 -1.42 -2,36 -2,87 -1,93

Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 1,57 1,82 1.48 8,06 7,54 3,69

Pendidikan 0,61 0,57 1.48 -0,16 -0,30 0,41

Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 2,20 2,23 1.80 2,24 2,22 1,66

Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 3,52 2,91 -0.05 2,48 3,68 0,79
SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
Laporan Perekonomian
42 PROVINSI JAWA TENGAH

3.2.4. Perkembangan Inflasi Kota Kudus 3.2.5. Disagregasi Inflasi Kota Cilacap
Tekanan inflasi Kota Kudus pada triwulan III 2021 mengalami Kota Cilacap pada triwulan III 2021 mengalami inflasi 1,33%
peningkatan. Inflasi Kota Kudus pada triwulan laporan sebesar (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan lalu yang sebesar 1,03%
1,45% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan lalu yang sebesar (yoy). Pendorong inflasi kota Cilacap adalah peningkatan tekanan
1,33% (yoy). Komponen utama yang menyebabkan peningkatan harga pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau
inflasi kota Kudus adalah peningkatan tekanan harga pada utamanya disebabkan oleh meningkatnya tekanan harga pada
Kelompok Kesehatan, terutama disebabkan oleh meningkatnya komoditas bawang merah dan daging ayam ras. Sementara itu,
tarif dokter umum dan dokter spesialis. Hal ini mengindikasikan Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya mengalami
masih tingginya permintaan jasa kesehatan di tengah masa penurunan inflasi pada triwulan laporan. Penurunan tekanan
pandemi. Sementara itu, Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa harga pada kelompok ini bersumber dari sub kelompok
Lainnya menahan tekanan inflasi Kota Kudus pada triwulan Perawatan Pribadi Lainnya yaitu komoditas emas perhiasan.
laporan. Penurunan tekanan harga pada kelompok ini utamanya
bersumber dari komoditas emas perhiasan, sebagaimana terjadi 3.2.6. Disagregasi Inflasi Kota Purwokerto
di Kota Semarang dan Kota Tegal. Tekanan inflasi Kota Purwokerto pada triwulan III 2021
mengalami peningkatan. Inflasi Kota Purwokerto pada triwulan

Tabel 3.12 Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Cilacap Berdasarkan Kelompok


JAWA TENGAH CILACAP
INFLASI KELOMPOK (%; YOY)
I-2021 II-2021 III-2021 I-2021 II-2021 III-2021
Umum 1,48 1,25 1.28 1,62 1,03 1,33

Makanan, Minuman dan Tembakau 2,05 1,22 1.99 2,71 0,73 2,67

Pakaian Dan Alas Kaki 1,17 1,19 0.86 0,56 0,61 0,74

Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya 0,86 1,06 1.03 0,46 0,56 0,66

Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 2,09 2,51 2.83 1,66 2,40 2,27

Kesehatan 2,82 2,70 3.31 5,49 1,05 1,49

Transportasi 0,63 0,54 0.34 0,06 -0,08 -0,14

Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan -0,59 -1,73 -1.42 -0,29 -0,02 0,12

Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 1,57 1,82 1.48 2,16 1,85 1,76

Pendidikan 0,61 0,57 1.48 1,86 1,86 2,29

Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 2,20 2,23 1.80 1,70 2,78 2,30

Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 3,52 2,91 -0.05 1,58 2,39 -2,13
SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH

Tabel 3.13 Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Purwokerto Berdasarkan Kelompok


JAWA TENGAH PURWOKERTO
INFLASI KELOMPOK (%; YOY)
I-2021 II-2021 III-2021 I-2021 II-2021 III-2021
Umum 1,48 1,25 1.28 1,51 1,02 1,46

Makanan, Minuman dan Tembakau 2,05 1,22 1.99 1,90 0,31 2,43

Pakaian Dan Alas Kaki 1,17 1,19 0.86 0,31 0,63 0,73

Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya 0,86 1,06 1.03 0,97 1,38 1,72

Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 2,09 2,51 2.83 2,63 2,66 2,54

Kesehatan 2,82 2,70 3.31 1,52 1,07 1,07

Transportasi 0,63 0,54 0.34 2,14 1,13 0,90

Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan -0,59 -1,73 -1.42 -0,36 -0,40 -0,31

Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 1,57 1,82 1.48 3,59 3,56 0,61

Pendidikan 0,61 0,57 1.48 -0,46 -0,48 -0,16

Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 2,20 2,23 1.80 0,64 0,91 1,10

Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 3,52 2,91 -0.05 3,77 3,47 1,23
SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH 43

laporan sebesar 1,46% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan Selain itu, kenaikan harga minyak goreng juga dipengaruhi oleh
lalu yang sebesar 1,02% (yoy). Peningkatan inflasi kota penurunan panen sawit domestik sebesar 10% dari target
Purwokerto didorong oleh Kelompok Makanan, Minuman, dan produksi semester II 2021 dan penerapan program B30.
Tembakau terutama komoditas bawang merah dan daging ayam
ras. Sementara itu, Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Meningkatnya harga daging ayam ras pada Oktober 2021

Lainnya mengalami penurunan inflasi pada triwulan laporan, yang dipengaruhi oleh tren kenaikan harga pakan ternak baik untuk

bersumber dari komoditas emas perhiasan. pedaging dan petelur yang masih berlanjut sejak April 2021,
serta upaya pengendalian produksi daging ayam ras. Di samping

3.3. TRACKING DAN PROYEKSI INFLASI itu, mulai meningkatnya permintaan masyarakat
pascapelonggaran sejumlah aturan PPKM khususnya untuk
3.3.1. Inflasi Oktober 2021 kegiatan usaha hotel dan restoran juga turut memnberikan
Inflasi Provinsi Jawa Tengah pada bulan Oktober 2021 sebesar tekanan pada harga komoditas ini.
0,25% (mtm), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang
mengalami deflasi sebesar -0,10% (mtm). Berdasarkan Kebijakan pelonggaran sejumlah aturan P P K M yang

kelompok pengeluaran, meningkatnya inflasi Jawa Tengah pada diberlakukan Pemerintah sejak Oktober 2021 turut mendorong

Oktober 2021 terutama disebabkan oleh tekanan harga pada inflasi pada Kelompok Transportasi. Kebijakan tersebut

Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau; dan Kelompok dimaksudkan untuk meningkatkan aktivitas ekonomi

Transportasi. Peningkatan harga yang signifikan pada komoditas- masyarakat, seiring dengan menurunnya kasus COVID-19 di

komoditas sub kelompok Makanan dari -1,10% (mtm) pada sejumlah daerah. Hal ini berdampak pada kenaikan tarif beberapa

September 2021 menjadi 0,74% (mtm) pada Oktober 2021 angkutan transportasi antara lain kenaikan tarif angkutan udara,

merupakan kontributor utama peningkatan Indeks Harga tarif kendaraan roda 4 online, tarif kendaraan roda 2 online, dan

Konsumen Provinsi Jawa Tengah. tarif kereta api.

Peningkatan tekanan harga yang signifikan pada sub kelompok 3.3.2. Tracking Inflasi Triwulan IV 2021
Makanan terutama disebabkan oleh komoditas cabai merah, Pada triwulan IV 2021, Provinsi Jawa Tengah diprakirakan
minyak goreng, dan daging ayam ras. Meningkatnya tekanan masih akan mengalami inflasi. Kondisi ini tercermin dari hasil
harga cabai merah disebabkan oleh menurunnya produksi karena Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan oleh Bank
telah berakhirnya musim panen, sementara permintaan Indonesia Jawa Tengah. Hingga minggu ke III bulan November
mengalami peningkatan di tengah kebutuhan untuk kegiatan 2021, Jawa Tengah terindikasi mengalami inflasi yang lebih tinggi
keagamaan seperti Maulid Nabi. Berdasarkan informasi dari daripada bulan sebelumnya. Faktor utama pendorong potensi
Dinas Pertanian dan Perkebunan, produksi cabai merah pada peningkatan inflasi adalah berlanjutnya peningkatan tekanan
bulan Oktober 2021 hanya sebesar 14.303 ton, lebih rendah harga pada beberapa komoditas utama Kelompok Makanan,
dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 17.567 ton maupun Minuman, dan Tembakau. Peningkatan laju inflasi tersebut
rata-rata produksi sepanjang triwulan III yang sebesar 20.267 ton. diperkirakan bersumber dari komoditas utama antara lain cabai
Meskipun demikian, rata-rata harga cabai di pasar masih relatif merah, cabai rawit, dan bawang merah. Beberapa komoditas
terkendali karena masih berada di bawah harga acuan normal bahan makanan lainnya juga diperkirakan akan meningkat, karena
pemerintah sebesar Rp32.000 per kg. sangat bergantung pada perkembangan harga di pasar
perdagangan internasional. Selain itu, peningkatan harga crude
Selanjutnya, meningkatnya tekanan harga pada komoditas
palm oil (CPO), jagung, dan kedelai di pasar internasional masih
minyak goreng didorong oleh peningkatan harga crude palm oil
terus berlanjut akibat gangguan produksi di negara produsennya
(CPO) global sejak Juni 2021, yang merupakan acuan harga CPO
seper ti Malaysia, Amerika Serikat, dan Brazil. Hal ini
domestik. Peningkatan harga CPO global tersebut disebabkan
meningkatkan risiko inflasi pada komoditas minyak goreng,
oleh berkurangnya pasokan akibat gangguan produksi di
tempe dan tahu, serta komoditas peternakan (daging dan telur
Malaysia yang merupakan salah satu produsen CPO terbesar di
ayam ras) yang sangat bergantung pada pasokan impor pakan
dunia. Produksi CPO oleh Malaysia mengalami penurunan
ternak.
sebesar 6% (yoy) dan merupakan volume produksi tahunan
terendah sejak tahun 2016. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya Risiko inflasi Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau
tenaga kerja akibat pandemi COVID-19. Berdasarkan informasi tersebut diperkirakan akan terus berlanjut hingga akhir tahun
Kementrian Pertanian, tekanan inflasi minyak goreng juga 2021. Hal ini terutama didorong oleh penurunan pasokan
disebabkan oleh tingginya permintaan ekspor dari India dan produksi komoditas pangan utama sebagai dampak gangguan
Tiongkok terhadap hasil produksi di Kalimantan dan Sumatera. cuaca La Nina yang berlangsung sejak November 2021 dan
Laporan Perekonomian
44 PROVINSI JAWA TENGAH

diperkirakan akan mencapai puncaknya pada Desember 2021. c. Melakukan koordinasi penyelenggaraan pasar online
Selain itu, kenaikan tarif cukai rokok tahun 2022 yang ditetapkan yang dikembangkan kabupaten/kota kemudian
sebesar 25% diperkirakan akan meningkatkan tekanan harga mempublikasikan informasi tersebut ke seluruh
produk rokok menjelang akhir tahun, sebagai langkah antisipasi masyarakat Jawa Tengah.
oleh industri rokok. d. Koordinasi dengan Pemerintah Pusat terkait kebijakan
ijin impor khususnya untuk bawang putih dan gula pasir.
Dengan perkembangan tersebut, inflasi Jawa Tengah pada
triwulan IV 2021 diperkirakan masih akan mengalami 4. Rekonsiliasi data pada aplikasi Sistem Informasi Logistik
peningkatan secara moderat. Sebagai upaya mitigasi risiko, Daerah (Sislogda) dan pemantauan secara berkala terkait
Pemerintah akan terus mempertahankan daya beli masyarakat pengembangan kelembagaan petani dan penerapan sistem
melalui instrumen kebijakan subsidi energi nasional. Subsidi tarif resi gudang terhadap Badan Usaha Milik Petani PT
listrik rumah tangga daya 450-900 VA yang berlangsung sejak Pengayom Tani Sejagad.
awal pandemi COVID-19 dilanjutkan pada periode Juli-Desember
2021. Komitmen Pemerintah juga tercermin pada penundaan
reformasi subsidi bahan bakar LPG 3 Kg serta menjamin
kelancaran distribusinya di sisi hilir. Pemerintah juga diperkirakan
akan menahan kebijakan reformasi tarif pada komoditas-
komoditas utilitas publik seperti tarif Air Minum PAM maupun tarif
Listrik, untuk menjaga ketahanan daya beli masyarakat.

3.4. PROGRAM PENGENDALIAN INFLASI


DAERAH
Dalam rangka pengendalian harga barang dan jasa, Bank
Indonesia selalu berkoordinasi secara aktif dengan Tim
Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dengan beberapa program
kegiatan yang telah dijalankan selama triwulan laporan,
diantaranya:
1. Pemanfaatan Kerja Sama Antar Daerah dengan Pemerintah
Daerah DKI Jakarta, Kalimantan Barat, dan Pemerintah Nusa
Tenggara untuk meningkatkan efisiensi perdagangan
komoditas pertanian domestik, khususnya cabai merah dan
cabai rawit.
2. Program konsolidasi dan optimalisasi gudang-gudang Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes) maupun Gabungan Kelompok
Tani (Gapoktan) yang difasilitasi oleh Dinas Ketahanan
P a n g a n P r o v i n s i J a w a Te n g a h s e r t a P T S a ra n a
Pembangunan Jawa Tengah, untuk meningkatkan akurasi
data cadangan gabah dan efisiensi rantai perdagangan beras
intra Jawa Tengah.
3. Melakukan koordinasi langkah-langkah antisipasi kenaikan
harga bahan pokok melalui antara lain:
a. Melakukan koordinasi dengan distributor utama untuk
memastikan penerapan harga jual yang wajar sesuai
ketetapan Harga Eceran Tertinggi, sekaligus memantau
ketersediaan dan kelancaran distribusi produk-produk
impor utama seperti bawang putih dan kedelai di
berbagai daerah di Jawa Tengah.
b. Melakukan koordinasi dengan BUMN, khususnya terkait
komoditas beras dan gas LPG 3 kg, untuk memastikan
akurasi kebutuhan dan kelancaran distribusi barang.
Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH 45

BOKS 2 : Upaya Stabilitas Harga Menjelang Akhir Tahun di Jawa Tengah

Grafik 1. Historis Inflasi Bulanan Jawa Tengah Grafik 2. Data historis inflasi bulanan bahan makanan

1,00 4.000

0,80 3.000

0,60 2.000

0,40 1.000

0,20 -

0,00 -1.000

-0,20 -2.000

-0,40 -3.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021

SUMBER: BPS (DIOLAH)

Grafik 3. Historis Inflasi Bulan November dalam 5 tahun terakhir Gambar 4. Historis Inflasi Bulan Desember dalam 5 tahun terakhir

0,60 0,80
0,70
0,50
0,60
0,40
0,50
0,30 0,40
0,30
0,20
0,20
0,10
0,10
0,56 0,29 0,24 0,17 0,18 0,29 0,21 0,71 0,44 0,48 0,45 0,46
0,00 0,00
2016 2017 2018 2019 2020 RERATA 5 THN 2016 2017 2018 2019 2020 RERATA 5 THN

SUMBER: BPS (DIOLAH)

Inflasi Jawa Tengah memiliki seasonal laju inflasi yang Mencermati perkembangan harga tiga komoditas
meningkat di akhir tahun. Secara historis, rerata dalam 5 tersebut, maka Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID)
tahun terakhir inflasi pada bulan November tercatat sebesar Jawa Tengah telah mengambil langkah mitigasi untuk
0,29% (mtm) dan pada bulan Desember sebesar 0,46% menahan kenaikan harga ke level yang lebih tinggi.
(mtm). Peningkatan laju inflasi paling utama bersumber dari Berkaitan dengan kenaikan harga minyak goreng yang
peningkatan laju inflasi kelompok barang dan jasa makanan didorong oleh kenaikan harga CPO global yang terus
dan minuman, khususnya subkelompok makanan. Faktor meningkat, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan
pendorongnya ialah meningkatnya permintaan memasuki telah mengalokasikan 11 juta liter minyak goreng dengan
hari besar keagamaan dan libur akhir tahun yang tidak harga Rp14.000 per liter yang akan didistribusikan melalui
diimbangi dengan adanya pasokan yang cukup seiring ritel modern. Hal ini telah ditindaklanjuti oleh TPID Jawa
dengan berakhirnya masa panen beberapa komoditas Tengah melalui forum rapat koordinasi daerah antisipasi
hortikultura. kenaikan harga bahan pokok yang diselenggarakan oleh
Dinas Perindustrian dan Perdagangan pada tanggal 25
Perkembangan terkini harga beberapa komoditas bahan November 2021 dengan pokok-pokok pembahasan, antara
makanan yang terus mengalami peningkatan sejak awal
September 2021. Harga cabai merah meningkat signifikan Grafik 5. Perkembangan Harga Cabai Merah Harian
dari awalnya di kisaran Rp14.500 per kilogram pada awal
40.000
September, saat ini sudah berada di kisaran Rp34.150 per 35.000

kilogram atau sudah meningkat sebesar 136%. Demikian 30.000

25.000
pula halnya dengan harga cabai rawit yang saat ini mencapai
20.000
Rp25.750 per kilogram atau meningkat sebesar 52% dari 15.000

awal September 2021. Tidak hanya itu, komoditas minyak 10.000

-
goreng secara persisten meningkat dari Rp15.300 per liter 01 08 15 22 29 06 13 20 27 03 10 17 24
SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER
pada awal September hingga saat ini di kisaran Rp18.200
per liter atau meningkat sebesar 19%.
Laporan Perekonomian
46 PROVINSI JAWA TENGAH

BOKS 2 : Upaya Stabilitas Harga Menjelang Akhir Tahun di Jawa Tengah

Grafik 6. Perkembangan Harga Cabai Rawit Harian Grafik 7. Perkembangan Harga Minyak Goreng Harian

30.000 18.500
18.000
25.000 17.500
20.000 17.000
16.500
15.000 16.000
15.500
10.000
15.000
5.000 14.500
14.000
- 13.500
01 08 15 22 29 06 13 20 27 03 10 17 24 01 08 15 22 29 06 13 20 27 03 10 17 24
SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER

SUMBER: HARGAPANGAN.ID

lain: (i) Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) Selain kegiatan di atas, TPID Jawa Tengah juga selalu
Jawa Tengah akan segera berkoordinasi dengan APRINDO memastikan ketersediaan pasokan melalui beberapa
pusat mengenai pembagian alokasi minyak goreng yang kegiatan, diantaranya: optimalisasi pasar murah/operasi
telah ditetapkan pemerintah sebanyak 11 juta liter dan (ii) pasar komoditas bahan makanan pangan strategis,
Asosiasi pedagang pasar tradisional Jawa Tengah akan memperbanyak jaringan Toko Tani Indonesia (TTI) dan
berkoordinasi dengan APRINDO Jawa Tengah dalam hal Rumah Pangan Kita (RPK) sebagai upaya memotong mata
pembagian alokasi minyak goreng program pemerintah rantai dan menstabilkan harga komoditas pokok,
tersebut agar terjadi pemerataan. mendirikan Toko Tani Indonesia Center (TTIC), serta
pendirian Kios TPID di pasar-pasar pantauan inflasi.
Selanjutnya dalam rangka memitigasi adanya kenaikan
harga komoditas aneka cabai ke level yang lebih tinggi,
TPID Provinsi Jawa Tengah telah berkoordinasi dengan
satgas pangan. Satgas pangan telah berkomitmen untuk
melakukan pengawasan dan pemantauan secara ketat
memastikan tidak adanya perilaku spekulatif pelaku usaha
dan pedagang serta memastikan kelancaran distribusi
komoditas tersebut dari daerah produsen hingga ke tangan
konsumen.
04
Stabilitas Keuangan
Daerah, Pengembangan
Akses Keuangan,
dan UMKM
Kinerja sistem keuangan sedikit melambat, tercermin dari perkembangan
indikator perbankan, khususnya pada komponen aset dan penghimpunan
dana pihak ketiga. Namun demikian, penyaluran kredit tetap tumbuh positif.

 Kinerja perbankan secara umum pada triwulan III 2021 melambat dibandingkan
triwulan sebelumnya. Beberapa indikator perbankan di Jawa Tengah yaitu
penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Loan (NPL), dan aset
mengalami perlambatan kinerja, sementara penyaluran kredit mulai meningkat.

 Kinerja sektor rumah tangga relatif stabil. Meskipun secara total kredit konsumsi
tumbuh 3,28% (yoy), lebih rendah dibandingkan Q2 2021 (3,47%, yoy), didorong oleh
perlambatan kinerja kredit multiguna. Sementara itu, kredit Kendaraan Bermotor
(KKB) sedikit membaik dibanding Q2 2021 (dari -33,11% menjadi -26,07%, yoy),
terutama didorong oleh membaiknya penjualan kendaraan roda empat dan roda dua.

 Pertumbuhan kredit kepada sektor utama masih mengalami perlambatan pada


triwulan III 2021 dengan yang terdalam ditunjukkan oleh sektor konstruksi. Selain itu
UL Korporasi terkontraksi (-8,31%; yoy) namun meningkat dibanding triwulan II 2021 (-
8,88%; yoy) terutama didorong oleh peningkatan UL committed. Hal ini
mengindikasikan bahwa kebutuhan pembiayaan untuk aktivitas modal kerja masih
terbatas.

 Kredit UMKM mengalami sedikit perlambatan sebesar 1,18% (yoy) dibanding Q2 2021
sebesar 2,25% (yoy). Walaupun demikian undisbursed loan (UL) menurun cukup
signifikan terutama pada hampir semua sektor utama. Penurunan UL disebabkan
oleh penurunan UL uncommitted oleh perbankan akibat permintaan domestik yang
belum pulih.
Laporan Perekonomian
50 PROVINSI JAWA TENGAH

4.1. PERKEMBANGAN KINERJA


PERBANKAN JAWA TENGAH
Kinerja perbankan Jawa Tengah pada triwulan III 2021, Perkembangan kinerja penyaluran kredit dan penghimpunan DPK
berdasarkan lokasi bank10, melambat dibandingkan triwulan II di Jawa Tengah tersebut menyebabkan rasio intermediasi yaitu
2021. Beberapa indikator perbankan di Jawa Tengah yaitu loan to deposit ratio (LDR) di Jawa Tengah relatif stabil dari 87,45%
penyaluran kredit, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), non menjadi 87,43%. Sementara itu, kualitas kredit yang tercermin
performing loan (NPL), dan aset mengalami perlambatan kinerja rasio non performing loan (NPL) meningkat dibandingkan triwulan
dibandingkan triwulan sebelumnya. sebelumnya.

4.1.1. Perkembangan Penyaluran Kredit


Penyaluran kredit perbankan di Jawa Tengah mencapai
Rp312,44 triliun pada triwulan III 2021, atau tumbuh 3,78% (yoy)
melambat dibandingkan triwulan lalu (4,91%; yoy). Sebagian Kinerja penyaluran kredit perbankan Jawa Tengah pada triwulan
besar provinsi di Jawa telah membukukan pertumbuhan positif III 2021 melambat. Penyaluran kredit di Jawa Tengah pada
penyaluran kredit, kecuali DKI Jakarta yang masih berada pada triwulan ini sebesar Rp312,4 triliun, atau tumbuh 3,78% (yoy) lebih
zona kontraksi. Berdasarkan sektor ekonomi, perlambatan kredit rendah dibandingkan triwulan lalu (4,91%; yoy). Berdasarkan jenis
di Jawa Tengah terjadi pada sektor utama yaitu industri penggunaan, penyaluran kredit masih didominasi oleh kredit
pengolahan dan konstruksi. Penerapan PPKM level 3-4 sebagai produktif.
respon melonjaknya kasus Covid-19 menahan aktivitas industri
Perlambatan penyaluran kredit di Jawa Tengah terjadi pada
sehingga kebutuhan pendanaan perbankan juga menurun.
seluruh jenis penggunaan kredit dimana Kredit Modal Kerja
Penghimpunan DPK perbankan di Jawa Tengah pada triwulan (KMK) menjadi kontributor utama. Pertumbuhan KMK pada
ini mencapai Rp357,34 triliun, atau tumbuh 3,91% (yoy), triwulan III 2021 sebesar 6,70% (yoy) lebih rendah dibandingkan
melambat dibandingkan triwulan II 2021 yang tumbuh 9,37% triwulan sebelumnya sebesar 7,76% (yoy). Melambatnya KMK
(yoy). Perlambatan pertumbuhan D P K sejalan dengan disebabkan oleh turunnya realisasi kredit sektor industri
penghasilan masyarakat yang masih terbatas terutama pada pengolahan (dari 6,29%; yoy menjadi 1,58%; yoy) terutama dipicu
periode penerapan PPKM pada Juli – Agustus 2021. oleh industri alas kaki.

Grafik 4.1 Perkembangan Indikator Perbankan Jawa Tengah Grafik 4.2 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Perbankan di Pulau Jawa

14% 100% 25%

12% 98% 20%


96% 15%
10%
94%
10%
8% 92%
5%
6% 90%
0%
88%
4%
86% -5%
2% 84% -10%
0% 82% -15%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

G-ASET G-DPK G-KREDIT NPL KREDIT LDR JAWA BARAT BANTEN DKI JAKARTA DIY JAWA TENGAH JAWA TIMUR

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 4.3 Perkembangan Pertumbuhan DPK Perbankan Grafik 4.4 Perkembangan Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) Perbankan
Jawa Tengah
18% 120%
16%
100%
14%
12% 80%
10%
60%
8%
6% 40%
4%
20%
2%
0% 0%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

NASIONAL JAWA BARAT BANTEN DKI JAKARTA DIY JAWA TENGAH JAWA TIMUR NASIONAL JAWA BARAT BANTEN DKI JAKARTA DIY JAWA TENGAH JAWA TIMUR

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

10. Lokasi bank adalah pengukuran indikator perbankan berdasarkan bank yang berlokasi di 11. Penyaluran kredit terbesar adalah Kredit Modal Kerja (pangsa 54,75%), diikuti oleh Kredit
Jawa Tengah. Konsumsi (pangsa 29,50%) dan Kredit Investasi (pangsa 15,74%)
Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH 51

Grafik 4.5 Pangsa Kredit Perbankan Jawa Tengah Berdasarkan Jenis Grafik 4.6 Pangsa Kredit Perbankan Jawa Tengah Berdasarkan
Penggunaan Lapangan Usaha

32%
55% Perdagangan
Modal Kerja
17%
16% Industri Pengolahan
Investasi
5%
29% Konstruksi
Konsumsi
5%
Pertanian

41%
Lainnya

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit perbankan korporasi juga cenderung menggunakan dana internal untuk
Jawa Tengah masih berfokus pada sektor utama, antara lain membiayai aktivitas industri.
sektor perdagangan besar dan eceran (pangsa 31,9% dari total
kredit), industri pengolahan (pangsa 17,1%), dan sektor pertanian Penyaluran kredit kepada sektor pertanian masih tumbuh tinggi

(pangsa 4,8%). Dari ketiga sektor utama tersebut, hanya sektor (20,32%; yoy), namun lebih rendah dibandingkan triwulan
perdagangan besar dan eceran yang mengalami peningkatan sebelumnya (20,67%). Penurunan kredit utamanya terjadi pada
pertumbuhan kredit. subsektor perkebunan diantaranya perkebunan tebu (dari -8,29%;
yoy menjadi -10,21%; yoy), seiring dengan berakhirnya musim
Penyaluran kredit kepada sektor perdagangan meningkat panen dan masa giling tebu. Meskipun kredit pertanian secara
dibandingkan triwulan sebelumnya (dari 5,70%; yoy menjadi total melambat, namun permintaan kredit untuk subsektor
6,09%; yoy). Peningkatan kredit terjadi utamanya pada subsektor pertanian padi meningkat menjadi tumbuh 15,18% (yoy), lebih
perdagangan besar dalam negeri hasil pertanian lainnya (dari tinggi dibandingkan triwulan II 2021 yang sebesar 1,56% (yoy).
48,18%; yoy menjadi 53,06%; yoy) dan penjualan motor dari -6,32% Peningkatan tersebut diindikasikan untuk mempersiapkan
(yoy) menjadi 2,19% (yoy). Peningkatan kredit perdagangan musim tanam yang jatuh pada akhir triwulan III 2021 dan awal
sejalan dengan kinerja positif lapangan usaha perdagangan pada triwulan IV 2021.
PDRB Jawa Tengah yang mampu tumbuh 6,52% (yoy) pada
triwulan laporan. Selain itu, insentif Pajak Penjualan atas Barang Berdasarkan kelompok nilai, mayoritas penyaluran kredit di Jawa
Mewah (PPnBM) juga berdampak terhadap peningkatan Tengah didominasi oleh kredit dengan nominal kurang dari Rp500
permintaan barang khususnya mobil. Meskipun kinerja juta (pangsa 55,66% terhadap total kredit). Sementara
perdagangan domestik mulai membaik, namun belum berdasarkan jumlah debitur, mayoritas debitur (85,19%) memiliki
sepenuhnya kembali kepada pola normal. Hal ini terindikasi dari kredit dengan nominal kurang dari Rp100 juta. Hal ini
masih terbatasnya penjualan domestik khususnya pada menunjukkan bahwa mayoritas penyaluran kredit di Jawa Tengah
kelompok barang makanan, minuman, dan tembakau; peralatan tidak terkonsentrasi pada nominal kredit besar dan relatif merata
informasi dan komunikasi; serta perlengkapan rumah tangga pada nominal kecil sehingga dapat meminimalkan risiko sistemik.
lainnya yang masih terkontraksi meski tidak sedalam Meskipun demikian, perlu diperhatikan pangsa kredit dengan
dibandingkan periode sebelumnya. nominal diatas Rp20 miliar yang mencapai 18,94% dari total kredit
namun hanya dimiliki oleh 0,03% debitur. Mayoritas kredit dengan
Sementara itu, kredit kepada sektor Industri Pengolahan nominal di atas Rp20 miliar tersebut adalah debitur sektor swasta
melambat, dari 4,68% (yoy) menjadi 1,70% (yoy). Perlambatan bukan lembaga keuangan, sehingga memiliki mitigasi risiko yang
penyaluran kredit sektor ini terutama terjadi pada kredit subsektor cukup baik untuk meminimalkan terjadinya berbagai risiko
industri kabel listrik dan telepon (dari 43,17%; yoy menjadi - keuangan.
89,23%; yoy) dan subsektor industri barang jadi tekstil dan
permadani (dari -16,20%; yoy menjadi -19,24%; yoy). Perlambatan Berdasarkan kelompok nilai, mayoritas penyaluran kredit di
kredit subsektor industri kabel listrik dan telepon seiring dengan Jawa Tengah didominasi oleh kredit dengan nominal kurang dari
terbatasnya permintaan kabel listrik, sehingga kebutuhan modal Rp500 juta (pangsa 55,66% terhadap total kredit). Sementara
kerja untuk aktivitas produksi juga menurun. Lebih lanjut, berdasarkan jumlah debitur, mayoritas debitur (85,19%) memiliki
penurunan penyaluran kredit pada industri barang jadi tekstil dan kredit dengan nominal kurang dari Rp100 juta. Hal ini
permadani sejalan dengan masih berlanjutnya PPKM. Selain itu, menunjukkan bahwa mayoritas penyaluran kredit di Jawa Tengah
Laporan Perekonomian
52 PROVINSI JAWA TENGAH

Tabel 4.1 Pengelompokkan Kredit Berdasarkan Nilai

KREDIT NOMINAL (RP MILIAR) JUMLAH REKENING PERSENTASE NOMINAL PERSENTASE REKENING

0-100 juta 77.585 3.559.055 24,83% 85,19%

100-500 juta 96.327 565.583 30,83% 13,54%

500 juta - 1 Miliar 15.287 26.542 4,89% 0,64%

>1 - 5 M 37.394 21.669 11,97% 0,52%

>5 - 20 M 26.682 3.900 8,54% 0,09%

>20 M 59.161 1.129 18,94% 0,03%

TOTAL 312.436 4.177.878 100% 100,00%


SUMBER: LAPORAN BANK UMUM, DIOLAH

tidak terkonsentrasi pada nominal kredit besar dan relatif merata Grafik 4.7 Perkembangan DPK Perbankan Umum Jawa Tengah
pada nominal kecil sehingga dapat meminimalkan risiko sistemik.
20%
Meskipun demikian, perlu diperhatikan pangsa kredit dengan
15%
nominal diatas Rp20 miliar yang mencapai 18,94% dari total kredit
10%
namun hanya dimiliki oleh 0,03% debitur. Mayoritas kredit dengan
5%
nominal di atas Rp20 miliar tersebut adalah debitur sektor swasta
0%
bukan lembaga keuangan, sehingga memiliki mitigasi risiko yang -5%
cukup baik untuk meminimalkan terjadinya berbagai risiko -10%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
keuangan.
2018 2019 2020 2021

G-DPK G-GIRO G-TABUNGAN G-DEPOSITO

4.1.2. Perkembangan Penghimpunan Dana


Pihak Ketiga
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

DPK pada triwulan III 2021 mencapai Rp357,34 triliun atau Grafik 4.8 Perkembangan Pertumbuhan Deposito Perbankan di
tumbuh 3,91% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan Jawa Tengah Berdasarkan Kelompok Nilai
50,00%
sebelumnya sebesar 9,37% (yoy). Perlambatan DPK tersebut,
40,00%
12
utamanya disebabkan oleh komponen tabungan dan deposito . 30,00%

20,00%
Komponen deposito didominasi oleh deposan dengan nilai lebih 10,00%

dari Rp20 miliar (pangsa 26,45%), serta Rp100-500 juta (pangsa 0,00%

-10,00%
20,86%). Perlambatan deposito utamanya terjadi pada kelompok
-20,00%
deposito diatas Rp20 miliar. Perlambatan deposito dengan I II III IV I II III IV I II III IV I II
2018 2019 2020 2021
nominal tersebut mengindikasikan adanya pencairan dana untuk
0-100 JUTA 100-500 JUTA 500 JT - 1 M 1-5M 5 - 20 M >20M
kebutuhan investasi korporasi.
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Komponen tabungan juga mengalami perlambatan dari 12,69%


(yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 9,31% (yoy) 13 . Grafik 4.9 Andil Pertumbuhan Deposito Perbankan di Jawa Tengah
Berdasarkan Kelompok Nilai
Penurunan terjadi pada seluruh kelompok tabungan kecuali
15%
kelompok Rp500 juta hingga 1 milyar. Hal ini mengindikasikan
10%
penghasilan masyarakat yang belum kembali pada level normal,
5%
sehingga bagian pendapatan yang disimpan dalam bentuk 0%
tabungan masih terbatas. Kondisi tersebut juga tercermin pada -5%

komponen konsumsi RT yang melambat pada PDRB triwulan III -10%

2021 sebesar 1,84% (yoy) dari sebesar 4,68% (yoy) pada triwulan -15%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III OKT
sebelumnya. 2018 2019 2020 2021

0-100 JUTA 100-500 JUTA 500 JT - 1 M 1-5M 5 - 20 M >20M

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH


12. Secara tahunan, pada triwulan III 2021 tabungan tumbuh 9,31% (yoy) lebih rendah
dibandingkan triwulan II 2021 (12,69%; yoy). Selain itu, perlambatan juga terjadi pada
deposito (dari 5,18%; yoy menjadi -7,25%; yoy). Namun demikian giro meningkat (dari
6,60%; yoy menjadi 10,92%; yoy).
13. Komponen tabungan perbankan Jawa Tengah didominasi oleh nasabah dengan rentang
nilai simpanan Rp10-100 juta (pangsa 34,31%) dan Rp100-500 juta (pangsa 29,50%).
Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH 53

Grafik 4.10 Perkembangan Pertumbuhan Tabungan di Jawa Tengah Grafik 4.11 Andil Pertumbuhan Tabungan Perbankan di Jawa Tengah
Berdasarkan Kelompok Nilai Berdasarkan Kelompok Nilai
30,00% 16%

25,00%
12%
20,00%

15,00% 8%

10,00%
4%
5,00%

0,00% 0%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

<10 JT 10-100 JT 100-500 JUTA 500-1.000 JUTA LEBIH DARI 1 MILIAR <10 JT 10-100 JT 100-500 JUTA 500-1.000 JUTA LEBIH DARI 1 MILIAR

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 4.12 Perkembangan Pertumbuhan Giro Perbankan di Jawa Tengah Grafik 4.13 Andil Pertumbuhan Giro Perbankan di Jawa Tengah
Berdasarkan Kelompok Nilai Berdasarkan Kelompok Nilai
100,00% 20%

80,00% 16%
12%
60,00%
8%
40,00%
4%
20,00%
0%
0,00% -4%
-20,00% -8%
-40,00% -12%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

0 - 1M >1 - 5M >5 - 10M >10 - 15M >15 - 20M >20 M 0 - 1M >1 - 5M >5 - 10M >10 - 15M >15 - 20M >20 M

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Sementara itu, pertumbuhan giro perbankan di Jawa Tengah menjadi penopang perekonomian Jawa Tengah seiring dengan
meningkat menjadi sebesar 10,92% (yoy) dari 6,60% (yoy) pada masih tingginya permintaan untuk sektor primer. Peningkatan
triwulan II 2021. Komponen giro didominasi oleh kelompok nilai kredit pada sektor tersebut utamanya didorong karena adanya
lebih dari Rp20 miliar (pangsa 46,14%), serta kelompok nilai Rp1-5 kebutuhan modal kerja untuk musim tanam ketiga (akhir triwulan
miliar (pangsa 20%). III 2021 dan awal triwulan IV 2021).

4.2. PERKEMBANGAN KINERJA Grafik 4.14 Pangsa Penyaluran Kabupaten/Kota di Jawa Tengah
PERBANKAN SECARA SPASIAL
4.2.1. Penyaluran Kredit
24,49% 3%
Penyaluran kredit di Jawa Tengah didominasi oleh Kota Kota Semarang Kota Pekalongan

Semarang, Kota Surakarta dan Kabupaten Banyumas. Mayoritas 18,95% 3%


Kota Surakarta Kota Magelang

penyaluran kredit terpusat pada kabupaten/kota yang memiliki 5% 37%


Banyumas Lainnya
pangsa terbesar terhadap perekonomian Jawa Tengah, 4%
Kota Tegal
khususnya lapangan usaha industri pengolahan, serta 4%
Kudus
perdagangan besar dan eceran.

Sejalan dengan pertumbuhan kredit Jawa Tengah, mayoritas


SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah pada triwulan III 2021 memiliki
pertumbuhan kredit yang lebih rendah dibandingkan triwulan II
2021. Salah satu sektor utama penyaluran kredit di
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah adalah sektor pertanian. Hal ini
mengindikasikan bahwa lapangan usaha pertanian masih
Laporan Perekonomian
54 PROVINSI JAWA TENGAH

Grafik 4.15 Pertumbuhan Penyaluran Kredit Kabupaten/Kota di Jawa Tengah

90 TRILIUN RP %, YOY 30%


80 25%
70 20%
60 15%
50
10%
40
30 5%
20 0%
10 -5%
0 -10%

KOTA PEKALONGAN

KOTA SURAKARTA
KOTA SEMARANG

KOTA MAGELANG
BANJARNEGARA

KOTA SALATIGA
KARANGANYAR
TEMANGGUNG
PURBALINGGA
PEKALONGAN

KOTA TEGAL
PURWOREJO

SUKOHARJO
WONOSOBO
SEMARANG

GROBOGAN

BANYUMAS

MAGELANG
PEMALANG

WONOGIRI
REMBANG

KEBUMEN

BOYOLALI
CILACAP

SRAGEN

BATANG
KENDAL

JEPARA

KLATEN
BREBES
DEMAK

KUDUS
TEGAL

BLORA
PATI

TW I 2021 TW II 2021 G_TW I 2021 G_TW II 2021 G_DPK JATENG

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

4.2.2. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga 4.3. PERKEMBANGAN SEKTOR KORPORASI


Secara spasial, dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah, JAWA TENGAH
penghimpunan DPK pada triwulan II 2021 terpusat di Kota 4.3.1. Perkembangan Pembiayaan Korporasi
Semarang (pangsa 32,12%), Kota Surakarta (pangsa 15,38%) dan di Jawa Tengah
Kudus (pangsa 6,71%). Sementara sisanya tersebar merata.
Penyaluran kredit perbankan kepada sektor korporasi mencapai
Tingginya pangsa 3 (tiga) kabupaten/kota tersebut sejalan
21,89% dari total kredit di Jawa Tengah. Pertumbuhan kredit
dengan tingginya aktivitas ekonomi pada daerah dimaksud.
kepada sektor korporasi di Jawa Tengah sebesar -5,79% (yoy)
Berdasarkan pertumbuhannya Kota Magelang, Kota Salatiga, dan pada triwulan ini, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya
Kota Semarang mengalami pertumbuhan DPK yang tertinggi (-2,77%; yoy). Penurunan kredit korporasi, utamanya terjadi pada
selama triwulan III 2021, masing-masing sebesar 7,81% (yoy); sektor konstruksi (dari -1,75% menjadi -22,53%) dan sektor
7,34% (yoy); dan 6,65% (yoy). industri pengolahan (dari 3,33% menjadi -0,05%). Hal ini
mengindikasikan mayoritas pembangunan infrastruktur di Jawa
Grafik 4.16 Pangsa Penghimpunan DPK Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tengah masih dibiayai oleh dana non perbankan. Sementara
perlambatan kredit sektor Industri Pengolahan disebabkan oleh
penerapan PPKM level 3-4.
32,12% 3,58%
Kota Semarang Tegal
Sementara itu, undisbursed loan kredit korporasi di Jawa Tengah
15,38% 3,07%
Solo Pekalongan
terkontraksi (-8,31%; yoy) namun tidak sedalam kontraksi pada
6,71% 2,98%
Kudus Cilacap triwulan II 2021 (-8,88%; yoy) terutama didorong oleh peningkatan
4,49% 28%
Banyumas Lainnya undisbursed loan committed. Hal ini mengindikasikan bahwa
3,93% kebutuhan pembiayaan untuk aktivitas modal kerja korporasi
Magelang

memang masih terbatas.

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 4.17 Pertumbuhan Penghimpunan DPK Kabupaten/Kota di Jawa Tengah

140 TRILLIONS %, YOY 40%


120 30%
100 20%
80
10%
60
0%
40
20 -10%
0 -20%
KOTA PEKALONGAN

KOTA SURAKARTA
KOTA SEMARANG

KOTA MAGELANG
BANJARNEGARA

KOTA SALATIGA
KARANGANYAR
TEMANGGUNG
PURBALINGGA
PEKALONGAN

KOTA TEGAL
PURWOREJO

SUKOHARJO
WONOSOBO
SEMARANG

GROBOGAN

BANYUMAS

MAGELANG
PEMALANG

WONOGIRI
REMBANG

KEBUMEN

BOYOLALI
CILACAP

SRAGEN

BATANG
KENDAL

JEPARA

KLATEN
BREBES
DEMAK

KUDUS
TEGAL

BLORA
PATI

TW III 2021 TW II 2021 G_TW III 2021 G_TW II 2021 G_DPK JATENG

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH


Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH 55

Grafik 4.18 Perkembangan Kredit Korporasi Berdasarkan Sektor Grafik 4.20 Indeks Penghasilan & Ketersediaan Tenaga Kerja Saat Ini

50% 160 INDEKS

140

120
0%
100

80
-50%
60

40

-100% 20
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III 10
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

TRANSPORTASI AKMAMIN PBE KONSTRUKSI IP TOTAL KREDIT KORPORASI LAPANGAN KERJA PENGHASILAN KONSUMSI BARANG TAHAN LAMA

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 4.19 Pangsa Penghimpunan DPK Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Grafik 4.21 Ekspektasi Penghasilan dan Ketersediaan Lapangan Kerja
6 bulan y.a.d.
20% 180 INDEKS

160
15%
140
120
10%
100
5% 80
60
0%
40

-5% 20
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III 10
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

G-DPK G-GIRO G-TABUNGAN G-DEPOSITO PERKIRAAN LAPANGAN KERJA PERKIRAAN PENGHASILAN PERKIRAAN KEGIATAN USAHA

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

4.3.2. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Indonesia menunjukkan bahwa masih terdapat pesimisme
Korporasi di Jawa Tengah sektor RT di Jawa Tengah terhadap tingkat penghasilan. Sejalan
dengan hal tersebut, masyarakat menilai tingkat penghasilan
DPK korporasi melambat pada triwulan III 2021 yaitu tumbuh
dalam 6 bulan berikutnya meningkat namun lebih rendah
7,64%, lebih rendah dari 16,05% pada Q2 2021. Perlambatan
dibandingkan asumsi pada triwulan sebelumnya. Kasus COVID-
disebabkan oleh penurunan deposito korporasi terutama pada
19 yang meningkat di awal triwulan III 2021 serta masih
jangka waktu 6 – 12 bulan. Dari sisi nilai, perlambatan DPK
berlanjutnya kebijakan PPKM diindikasikan menjadi penyebab
korporasi terutama disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan
utama turunnya ekspektasi tingkat penghasilan ke depan.
DPK khususnya deposito dengan nilai > 20 M (pangsa 39,5%) dan
1 – 5 M (pangsa 22,3%).
4.4.2. Perkembangan Pembiayaan Rumah
Perlambatan deposito korporasi mengindikasikan bahwa Tangga di Jawa Tengah
korporasi cenderung menggunakan dana sendiri untuk
Kredit konsumsi RT menyumbang 29,44% dari total kredit
membiayai aktivitas operasional korporasi akibat permintaan
perbankan di Jawa Tengah. Kinerja kredit konsumsi RT di Jawa
domestik yang belum sepenuhnya pulih.
Tengah pada triwulan III 2021 tumbuh 3,28% (yoy) sedikit lebih
rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (3,47%; yoy). Hal ini
4.4. PERKEMBANGAN SEKTOR RUMAH sejalan dengan kinerja konsumsi RT pada PDRB Jawa Tengah
TANGGA JAWA TENGAH yang tumbuh 1,84% (yoy), melambat dibandingkan triwulan II
4.4.1. Sumber Kerentanan dan Kondisi 2021 yang sebesar 4,68% (yoy).
Sektor Rumah Tangga
Struktur kredit rumah tangga sebagian besar masih disalurkan
Rumah tangga (RT) memegang peranan besar terhadap dalam bentuk kredit multiguna, kredit pemilikan rumah (KPR), dan
perekonomian dan sistem keuangan Jawa Tengah. Konsumsi kredit kendaraan bermotor (KKB). Berdasarkan andilnya,
RT menyumbang sekitar 59,37% dari total PDRB di Jawa Tengah. perlambatan realisasi kredit RT pada triwulan III 2021 utamanya
Dari sektor keuangan, RT juga menjadi kontributor terbesar bersumber dari kredit multiguna. Walaupun kinerja kredit RT
penghimpunan dana pihak ketiga. Faktor utama yang dapat menurun, kualitas kredit rumah tangga relatif stabil, dengan rasio
memberikan tekanan dan menjadi sumber kerentanan sektor NPL sebesar 1,21%.
rumah tangga adalah tingkat pendapatan. Hasil Survei Konsumen
Laporan Perekonomian
56 PROVINSI JAWA TENGAH

Grafik 4.22 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Rumah Tangga Jawa Tengah Grafik 4.23 Perkembangan Andil Kredit Rumah Tangga Jawa Tengah

20% 12%

10% 10%

0% 8%

-10% 6%

-20% 4%

-30% 2%

-40% 0%

-50% -2%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

G-KONSUMSI KPR KKB MULTIGUNA KPR KKB PERALATAN RT MULTIGUNA LAINNYA

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 4.24 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Kendaraan Bermotor di Grafik 4.25 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah di
Jawa Tengah Jawa Tengah
30% 4%
20% 3%
10%
2%
0%
1%
-10%
0%
-20%
-30% -1%

-40% -2%

-50% -3%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

KKB KKB-RODA EMPAT KKB-RODA DUA KPR KPR >70M2 KPR <70M2 KPR RUKO&RUKAN

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Pada triwulan laporan, pertumbuhan kredit kendaraan bermotor ekspektasi pertumbuhan ekonomi dan Insentif PPN 0% untuk
(KKB) mulai membaik walaupun masih berada dalam zona pembelian rumah tapak dan rumah susun yang dimulai pada
kontraksi. KKB tumbuh -26,07% (yoy), lebih baik dibandingkan bulan Maret 2021.
triwulan lalu (-33,11%; yoy). Mayoritas penyaluran KKB ditujukan
untuk membiayai kepemilikan mobil roda empat (67,14%) dan Secara umum kualitas KPR di Jawa Tengah masih terjaga,

sepeda bermotor (30,37%). Perbaikan kinerja penyaluran KKB dengan rasio NPL sebesar 2,16%. Kedepan, kinerja kredit

disebabkan oleh kelompok pembiayaan kendaraan mobil roda konsumsi RT diperkirakan meningkat seiring dengan mulai

empat dan roda dua. Peran insentif kebijakan fiskal berupa diskon longgarnya kebijakan PPKM yang selanjutnya mendorong

PPnBM untuk pembelian kendaraan Roda Empat mendorong penghasilan masyarakat, dan realisasi vaksinasi yang semakin

penjualan kendaraan. Kualitas KKB juga masih terjaga dengan tinggi.

4.4.3. Perkembangan Dana Pihak Ketiga


NPL sebesar 2,56%. Perbaikan kualitas kredit ini didorong oleh
menurunnya NPL KKB khususnya pada kendaraan roda dua.
Rumah Tangga di Jawa Tengah
Pertumbuhan KPR pada triwulan III 2021 sebesar 3,79% (yoy), Dana Pihak Ketiga (DPK) rumah tangga menyumbang 75,18%
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar dari total DPK yang dihimpun oleh perbankan di Jawa Tengah.
1,38% (yoy). Dengan pangsa terhadap keseluruhan kredit Jumlah DPK sektor rumah tangga di perbankan Jawa Tengah
konsumsi di Jawa Tengah sebesar 28,82%, peningkatan kinerja sebesar Rp259,6 triliun, dengan pertumbuhan mencapai 4,57%
KPR menjadi salah satu penahan perlambatan kredit RT. (yoy) pada triwulan ini. Meskipun masih positif dan tumbuh tinggi,
Peningkatan KPR di Jawa Tengah berlangsung pada seluruh namun pertumbuhan DPK sektor RT lebih rendah dibandingkan
kelompok pembiayaan pembelian rumah. KPR untuk kepemilikan triwulan II 2021 (7,91%; yoy).
tipe rumah tinggal < 70 m2 mencatatkan peningkatan yang cukup
signifikan dari 4,90% (yoy) pada triwulan lalu menjadi sebesar Komposisi DPK rumah tangga pada triwulan III 2021 masih
8,11% (yoy) pada triwulan ini. Penyaluran kredit pada rumah didominasi oleh tabungan (69,68%), deposito (27,28%), dan giro
tinggal < 70 m2 masih mengalami perbaikan akibat pelonggaran (3,05%). Tabungan rumah tangga meningkat dari 10,70% (yoy)
kebijakan pemberian kredit terhadap nasabah di luar pekerja menjadi 12,59% (yoy) pada triwulan laporan. Hal yang sama juga
BUMN, ASN, TNI, dan Polri seiring dengan membaiknya ditunjukkan oleh kinerja giro RT (dari 7,75%; yoy menjadi
Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH 57

Grafik 4.26 Perkembangan Pertumbuhan DPK, Perseorangan, dan Bukan Grafik 4.27 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Perseorangan Jawa Tengah
Perseorangan Jawa Tengah Berdasarkan Komponennya
25,00% 25,00%
20,00% 20,00%
15,00% 15,00%
10,00% 10,00%
5,00% 5,00%
0,00% 0,00%
-5,00% -5,00%
-10,00% -10,00%
-15,00% -15,00%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

TOTAL PERSEORANGAN NON PERSEORANGAN G-DPK RT G-GIRO RT G-TABUNGAN RT G-DEPOSITO RT

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

9,94%; yoy). Sebaliknya, deposito RT semakin terkontraksi (dari - sedangkan kelompok kecil tumbuh lebih tinggi 15 . Hal ini
0,23%; yoy pada triwulan I 2021 menjadi -2,42%; yoy pada triwulan mengindikasikan bahwa UMKM yang berskala mikro belum
laporan). Peningkatan pertumbuhan DPK secara terbatas dimana beraktivitas secara optimal seiring masih berlangsungnya
tabungan tumbuh dan deposito penurunan mengindikasikan kebijakan pembatasan ekonomi dan terbatasnya konsumsi
bahwa tingkat penghasilan masyarakat masih belum kembali rumah tangga.
normal sehingga kegiatan konsumsi masih terbatas pada
Pangsa kredit U M K M di Jawa Tengah masih tinggi,
pemenuhan kebutuhan pokok.
mencerminkan komitmen perbankan mendorong perluasan
akses keuangan. Penyaluran kredit UMKM di Jawa Tengah
4.5. KETAHANAN SISTEM KEUANGAN mencapai 40,73% pada triwulan III 2021, sedikit meningkat
DAERAH DI JAWA TENGAH dibandingkan triwulan II 2021 (40,68%).
Peningkatan kinerja kredit produktif di Jawa Tengah pada
Berdasarkan sektor ekonomi, mayoritas kredit UMKM
triwulan III 2021, diikuti pula dengan meningkatnya risiko kredit.
disalurkan pada sektor perdagangan besar dan eceran.
Hal ini tercermin dari rasio non-performing loan (NPL) perbankan
Meskipun mendominasi, namun pertumbuhan kredit UMKM di
di Jawa Tengah yang sebesar 5,55% pada triwulan ini, meningkat
sektor perdagangan cenderung menurun sejak awal tahun 2020
dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,97%. Untuk
sebagai dampak pandemi Covid-19. Berbagai kebijakan
menjaga stabilitas sistem keuangan, pemerintah terus
pembatasan menyebabkan aktivitas perdagangan menjadi
berkomitmen melanjutkan kebijakan restrukturisasi kredit untuk
terbatas, sehingga kebutuhan kredit pada sektor ini menjadi
menjaga risiko kredit. Restrukturisasi kredit pada perbankan di
berkurang. Pada triwulan III 2021, sejalan dengan pertumbuhan
Jawa Tengah mencapai Rp59 triliun, dimana sebesar 54,32%
kredit secara total, mayoritas kredit UMKM pada sektor ekonomi
terkonsentrasi pada restrukturisasi pelaku usaha UMKM. Secara
utama di Jawa Tengah juga melambat. Pertumbuhan kredit
umum, berbagai upaya restrukturisasi tersebut cukup mampu
sektor penyediaan akomodasi makan minum, perdagangan besar
menahan peningkatan risiko kredit yang lebih tinggi, serta
dan eceran, dan pertanian melambat. Sementara kredit kepada
memberikan debitur peluang untuk mendorong aktivitas
sektor industri pengolahan mengalami kontraksi16. Kontraksi
ekonomi.
tersebut seiring dengan melambatnya kinerja lapangan usaha
industri pengolahan pada PDRB Jawa Tengah (dari 2,91%; yoy
4.6. PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN menjadi 2,62%; yoy). Permintaan domestik dan global yang tidak
UMKM DI JAWA TENGAH sekuat sebelumnya, menyebabkan aktivitas produksi UMKM
4.6.1. Penyaluran Kredit UMKM di Jawa Tengah terbatas sehingga kebutuhan pendanaan juga berkurang.

Pertumbuhan kredit UMKM pada triwulan III 2021 melambat,


khususnya pada kredit investasi. Kredit UMKM di Jawa Tengah
14. Kredit Modal Kerja (KMK) UMKM tumbuh 1,70% (yoy), melambat dibandingkan triwulan II
tumbuh sebesar 1,18% (yoy), melambat dibandingkan triwulan II
2021 (3,11%, yoy). Kredit Investasi (KI) UMKM masih terkontraksi 1,20% (yoy), namun juga
2021 yang tumbuh 2,25% (yoy). Perlambatan disebabkan oleh membaik dibandingkan triwulan sebelumnya (-1,64%; yoy).
15. Pangsa kredit UMKM kelompok mikro, kecil dan menengah masing-masing adalah
kontraksi kredit investasi UMKM dan melambatnya pertumbuhan
25,30%, 41,63% dan 33,07%. Sementara berdasarkan pertumbuhannya, kredit kecil
kredit modal kerja14. Berdasarkan kelompok UMKM, pangsa meningkat (dari 16,10% menjadi 17,49%), kredit menengah melambat tapi masih tumbuh
tinggi (dari 23,97% menjadi 8,37%, yoy), dan kredit mikro membaik walaupun masih
penyaluran kredit UMKM di Jawa Tengah lebih didominasi oleh
terkontraksi (dari terkontraksi 27,63% menjadi -23,06%, yoy).
kelompok kecil. Melambatnya pertumbuhan kredit UMKM pada 16. Pertumbuhan kredit UMKM untuk sektor penyediaan akomodasi dan mamin melambat
(dari 12,45%; yoy menjadi 11,93%; yoy), demikian pula dengan kredit UMKM sektor
triwulan ini terjadi pada kelompok mikro dan menengah,
perdagangan (dari 0,03%; yoy menjadi 0,01%; yoy) dan sektor pertanian (dari 19,70%; yoy
menjadi 17,78%; yoy). Sementara kredit sektor industri pengolahan mengalami kontraksi
(dari 0,97%; yoy menjadi -4,95%; yoy).
Laporan Perekonomian
58 PROVINSI JAWA TENGAH

Grafik 4.28 Perkembangan Penyaluran Kredit UMKM Perbankan Grafik 4.29 Share Kredit UMKM terhadap Total Kredit di Jawa Tengah
di Jawa Tengah
140 TRILIUN RP %, YOY 25 100%

120 20
80%
100 15

80 10 60%

60 5 40%
40 -
20%
20 (5)

- (10) 0%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2020 2021

KREDIT UMKM (RP) G_KREDIT UMKM G_KMK UMKM G_KI UMKM UMKM NON UMKM

Grafik 4.30 Perkembangan Pangsa Kredit UMKM Sektoral Grafik 4.31 Pertumbuhan Kredit UMKM secara Sektoral

60 %, YOY

50
57% 57% 40
13% 12% 30
10% 10% 20
II 2021 III 2021
5% 5%
10
4% 4%
-
12% 12%
(10)
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021
Perdagangan Besar & Eceran Pertanian, Perburuan & Kehutanan Penyediaan Akomodasi & Mamin PERDAGANGAN BESAR & ECERAN PERTANIAN, PERBURUAN & KEHUTANAN PENYEDIAAN AKOMODASI & MAMIN
Industri Pengolahan Jasa Kemasyarakatan Lainnya INDUSTRI PENGOLAHAN JASA KEMASYARAKATAN

SUMBER: BPS, DIOLAH

Kualitas penyaluran kredit UMKM di Jawa Tengah relatif stabil, non UMKM merupakan salah satu kebijakan perbankan untuk
dan berada dibawah threshold 5%. Rasio Non Performing Loan mendorong pertumbuhan kredit sehingga dapat mempercepat
(NPL) kredit UMKM di Jawa Tengah pada triwulan III 2021 pemulihan ekonomi.
mencapai 3,22%, relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya
yang sebesar 3,27%. Berdasarkan lapangan usaha utama, 4.6.2. Penyaluran Kredit UMKM secara Spasial
peningkatan NPL kredit UMKM terjadi pada sektor perantara di Jawa Tengah
keuangan dan transportasi. PPKM yang berlangsung sejak awal Penyaluran kredit UMKM di 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah
triwulan II 2021 menahan mobilitas masyarakat, sehingga didominasi oleh Kota Semarang, Kota Surakarta, Kabupaten
diindikasikan berdampak pada cash flow UMKM yang bergerak di Banyumas, Kabupaten Pati dan Kabupaten Kudus. Pangsa 5
sektor transportasi. (lima) daerah utama penyaluran kredit UMKM terbesar di Jawa
Tengah tersebut mencapai 43,23%, sedikit menurun
Dari sisi suku bunga, terdapat penurunan suku bunga kredit dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 43,32%. Hal ini
UMKM, meskipun penurunannya lebih rendah dibanding kredit mengindikasikan lebih tersebarnya UMKM dan kegiatan
non UMKM. Penurunan suku bunga kredit baik UMKM maupun usahanya di berbagai wilayah di Jawa Tengah.

Grafik 4.32 Perkembangan Suku Bunga Kredit dan DPK Perbankan Berdasarkan pertumbuhannya, Kabupaten Purbalingga
mengalami pertumbuhan kredit UMKM yang tertinggi, yaitu
13 %
mencapai 13,92% (yoy) didorong oleh peningkatan nominal kredit
12
sektor perdagangan besar dan eceran, serta sektor konstruksi.
11
Sementara itu, kontraksi kredit UMKM yang terdalam terjadi di
10
Kota Salatiga (-11,97%; yoy), disebabkan oleh penurunan kredit
9 pada sektor industri pengolahan (-40,82%; yoy), pertambangan
8 dan penggalian (-14,97%; yoy) dan jasa perorangan (-14,56%; yoy).
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021

UMKM NON UMKM


Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH 59

Grafik 4.33 Proporsi Penyaluran Kredit UMKM terbesar di Kabupaten/Kota Grafik 4.34 Pertumbuhan Penyaluran Kredit UMKM 5 besar
di Jawa Tengah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah
25 %, YOY
20
15
16% 17%
13% 12% 10

6% 6% 5
II 2021 III 2021 -
5% 5%
4% 4% (5)

57% 57% (10)


(15)
I II III IV I II III IV I II III
2019 2020 2021
KOTA SEMARANG KAB. BANYUMAS KAB. KUDUS KOTA SEMARANG KAB. BANYUMAS KAB. KUDUS
KOTA SURAKARTA/SOLO KAB. PATI LAINNYA KOTA SURAKARTA/SOLO KAB. PATI

SUMBER: BPS, DIOLAH

Grafik 4.35 Pertumbuhan Kredit UMKM Spasial Kabupaten/Kota di Jawa Timur

20 %,YOY
15
10
5
-
(5)
(10)
(15)

KOTA SURAKARTA/SOLO
KAB. BANJARNEGARA

KAB. KARANGANYAR
KAB. TEMANGGUNG

KOTA PEKALONGAN
KAB. PURBALINGGA

KAB. PEKALONGAN

KAB. PURWOREJO
KOTA SEMARANG
KOTA MAGELANG

KAB. SUKOHARJO
KAB. WONOSOBO

KAB. GROBOGAN

KAB. BANYUMAS

KAB. SEMARANG
KAB. MAGELANG

KOTA SALATIGA
KAB. WONOGIRI
KAB. REMBANG

KAB. REMBANG
KAB. KEBUMEN

KAB. BOYOLALI
KAB. CILACAP

KAB. BATANG

KAB. SRAGEN
KAB. KENDAL

KAB. KLATEN
KAB. JEPARA

KAB. BREBES
KOTA TEGAL

KAB. DEMAK
KAB. KUDUS

KAB. TEGAL

KAB. BLORA
KAB. PATI

TW II 2021 TW III 2021 G_UMKM JATENG

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

4.6.3. Program Pengembangan UMKM


di Jawa Tengah
Untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan mencapai Secara umum, program pengembangan UMKM Bank Indonesia
pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan, Bank diarahkan untuk: (i) mendukung UMKM komoditas volatile food
Indonesia senantiasa mendorong peningkatan akses keuangan (VF) dalam rangka mengurangi tekanan inflasi komponen
UMKM. Peningkatan akses keuangan UMKM terhadap layanan bergejolak (VF) dari sisi pasokan, (ii) mendorong UMKM
jasa keuangan perbankan ditujukan untuk mengatasi berorientasi ekspor dan mendukung pariwisata dalam rangka
kesenjangan informasi antar kedua institusi tersebut. Perbankan mengurangi CAD, (iii) mendorong peningkatan akses keuangan,
memiliki keterbatasan informasi mengenai kelayakan UMKM, (iv) mendorong pengembangan UMKM Syariah dalam rangka
sementara pelaku UMKM memiliki keterbatasan informasi meningkatkan peran ekonomi syariah, (v) mendorong
mengenai produk bank, serta prosedur dan persyaratan yang pemanfaatan teknologi digital dalam rangka memperluas akses
harus dipenuhi dalam upaya mengakses layanan perbankan. pemasaran, pembiayaan maupun transaksinya, dan (vi)
mendorong keikutsertaan dalam pameran & event internasional
Mempertimbangkan karakter perekonomian Indonesia yang
untuk akses pasar global.
didominasi oleh sektor UMKM, Bank Indonesia sebagai Bank
Sentral juga menaruh perhatian besar terhadap perkembangan Berbagai aktivitas dan upaya yang telah dilakukan Kantor
sektor riil atau UMKM untuk mendukung pelaksanaan tugas Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah dalam
pokok Bank Indonesia di bidang Moneter, Stabilitas Sistem pengembangan UMKM sampai dengan triwulan III 2021, baik
Keuangan, dan Sistem Pembayaran. Selain kebijakan rasio kredit untuk produksi, pemasaran, maupun akses keuangan adalah
UMKM yang mewajibkan bank umum untuk menyalurkan kredit sebagai berikut:
kepada UMKM dengan pangsa minimal 20% dari total kredit, Bank
Indonesia juga melaksanakan program pengembangan UMKM Pengembangan Klaster Ketahanan Pangan
melalui pemberian bantuan teknis dalam bentuk pelatihan, Program ini ditujukan untuk menjaga supply komoditas pangan
pendampingan, penyediaan informasi, dan fasilitasi yang sekaligus mengendalikan inflasi melalui pengembangan
bertujuan mendorong peningkatan kapasitas, penguatan komoditas yang persisten menjadi penyumbang inflasi. Beberapa
kelembagaan, peningkatan akses pembiayaan, perluasan akses klaster yang saat ini dikembangkan antara lain klaster bawang
pemasaran, dan peningkatan nilai tambah atau hilirisasi. merah di Demak, serta klaster integrated farming cabai dan sapi di
Laporan Perekonomian
60 PROVINSI JAWA TENGAH

Blora. Tahapan pengembangan klaster tersebut secara umum Capacity Building UMKM
meliputi: pemilihan klaster; diskusi untuk mendorong keterlibatan Program ini ditujukan untuk meningkatkan kapasitas UMKM dari
stakeholders dalam pengembangan klaster; identifikasi kekuatan, berbagai aspek sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja
kelemahan, peluang, dan ancaman dalam rantai nilai klaster UMKM dan mengarah kepada UMKM berorientasi ekspor.
pangan; menyusun rencana strategis pengembangan klaster;
1. Sinoman (Sinau Online UMKM)
implementasi; serta monitoring dan evaluasi.
Dilaksanakan secara rutin melalui beberapa volume dan berisi
materi-materi terkait pengembangan UMKM seperti fast track
Pengembangan Ekonomi Kreatif dan Digitalisasi UMKM
UMKM ekspor (20 series), world market dan perizinan ekspor,
Program ini dilakukan dengan mengusung kearifan lokal daerah
tips dan trik membuat company profile berbasis sustainability,
termasuk juga program pelatihan bagi UMKM untuk berinovasi.
how to optimize social media, starting sustainable startup:

1. Pengembangan Ekonomi di Kawasan Borobudur (ASKRAB) from zero to hero 4.0, digitalisasi UMKM (termasuk digital

dan Desa Candirejo payment), dan digital farming.

Kegiatan yang dilakukan berupa pelatihan dan pendampingan


2. Onboarding UMKM
menuju amenitas bersertifikat, dan bersinergi dengan
Merupakan kegiatan untuk mendorong UMKM go Digital
Pemerintah Kabupaten Magelang, ASITA Jawa Tengah, dan
melalui sinergi UMKM dan marketplace. Beberapa hasil dari
PHRI Jawa Tengah.
program ini yaitu sebanyak 23 UMKM onboarding digital
2. Pengembangan Digital Farming
melalui program kerjasama dengan kantor pusat Bank
KPwBI Provinsi Jawa Tengah melakukan upaya implementasi
Indonesia, 25 UMKM onboarding digital melalui program
digitalisasi di sektor pertanian sebagai salah satu sektor
mandiri KPwBI Jawa Tengah, dan 130 UMKM di wilayah Jawa
strategis di Jawa Tengah, dengan penempatan IoT pada lahan
Tengah onboarding secara mandiri. KPwBI Provinsi Jawa
pertanian demplot. Adapun lokasi implementasi adalah
Tengah juga memfasilitasi pembuatan e-katalog berbasis
Paguyuban Gapoktan Al Barokah Kab Semarang, Paguyuban
platform dan proses onboarding marketplace ekspor. Program
Gapoktan Sekar Langi Kab Magelang, dan Ponpes Al
ini berhasil meloloskan 12 UMKM untuk onboarding di
Masudiyyah Kab Semarang. Kegiatan ini terlaksana melalui
marketplace ekspor.
sinergi dengan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah dan
Dinas Pertanian Kabupaten Semarang.

Fasilitasi Promosi dan Perdagangan Berorientasi Ekspor


Program ini bertujuan untuk meningkatkan cakupan pemasaran
produk UMKM Jawa Tengah agar lebih dikenal secara luas, serta
mendorong kapasitas UMKM untuk dapat melakukan ekspor.
1. Pameran dan Showcase Produk UMKM
 Pelaksanaan UMKM Gayeng di Semarang dan Singapura
untuk memperluas akses pasar dan memanfaatkan
pemulihan ekonomi global. Inovasi pameran UMKM secara
hybrid di Suntec City Singapura tanggal 15 April – 30 Mei 2021
sebagai bagian dari UMKM Gayeng. Pameran ini ditujukan
untuk membuka pasar ekspor dengan mempertimbangkan
potensi Singapore sbg hub perdagangan dan proses
pemulihan ekonomi global yg berlangsung lebih cepat.
 Pelaksanaan pameran sejumlah 91 UMKM bersamaan
dengan Gernas BBI/BWI Joglosemar di Borobudur, Mall
Kasablanka dan Puri Indah Jakarta.
2. Kurasi UMKM
 Pelaksanaan edukasi, kurasi dan business matching (BM)
UMKM ekspor yang bekerjasama dengan Kedubes dan
KPwBI Singapura. Kurasi berhasil menjaring 131 UMKM
untuk bermitra bisnis dengan importir dari Singapura.
 Melaksanakan kurasi terhadap 101 UMKM siap digital untuk
mengikuti edukasi dan fasilitasi onboarding.
Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH 61

BOKS 3 : Dampak Insentif Fiskal Terhadap Penyaluran Kredit Konsumsi

Pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) sebesar
No.82/PMK.03/2021 memberikan relaksasi kebijakan 6,26% (yoy) pada triwulan ini, lebih baik dibandingkan
Fiskal untuk mendorong percepatan pemulihan ekonomi. akhir triwulan II 2021 sebesar 3,79% (yoy). Meningkatnya
Relaksasi tersebut berupa diskon PPnBM untuk pembelian pertumbuhan KPR tersebut didorong oleh seluruh tipe
kendaraan Roda Empat dan Insentif PPN 0% untuk baik kecil, menengah, maupun besar .
pembelian rumah tapak dan rumah susun. Kedua aturan
tersebut mulai berlaku sejak tanggal 1 Maret 2021, yang Berdasarkan hasil FGD dengan DPD Real Estate
diperpanjang hingga Bulan Desember 2021. Relaksasi Indonesia (REI) Jawa Tengah, sebanyak 50,9% pelaku
kebijakan fiskal tersebut diharapkan dapat menstimulus u s a h a p ro p e r t i m e n ya t a k a n i n s e n t i f P P N 0 %
konsumsi masyarakat dari sisi permintaan, ser ta berpengaruh positif terhadap penjualan. Lebih lanjut,
percepatan pertumbuhan sektor otomotif dan properti dari terjadi peningkatan kunjungan masyarakat ke lokasi
sisi lapangan usaha. proper ti sebesar 50% yang berimplikasi pada
peningkatan penjualan sebesar 30%-40% dibandingkan
Secara umum, terdapat dampak positif relaksasi kebijakan sebelumnya. Peningkatan kepeminatan tersebut juga
fiskal terhadap konsumsi di Jawa Tengah. Berdasarkan direspon dengan tingkat harga yang cenderung stabil
beberapa indikator, dampak kebijakan relaksasi fiskal pada untuk rumah tipe kecil sehingga diharapkan dapat
konsumsi rumah tangga di Jawa Tengah khususnya sektor semakin mendorong konsumsi masyarakat.
otomotif dan properti, adalah sebagai berikut:
1. Dampak kebijakan insentif PPN 0% bagi rumah tapak Namun demikian, berdasarkan hasil liaison dengan
dan rumah susun beberapa pengembang perumahan di Jawa Tengah,
Hingga akhir triwulan III 2021 kebijakan insentif PPN 0% kebijakan insentif tersebut hanya berlaku bagi rumah
terindikasi dapat mendorong permintaan pada rumah siap huni sehingga belum dapat dimanfaatkan secara
tapak dan rumah susun. Hal ini terkonfirmasi dari optimal oleh seluruh pelaku usaha.

Grafik 1. Pertumbuhan Kredit Konsumsi Grafik 2. Pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah

20% 4%

10% 3%

0% 2%

-10% 1%

-20% 0%

-30% -1%

-40% -2%

-50% -3%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
2 2
G-KONSUMSI (RHS) KPR KKB MULTIGUNA KPR KPR > 70M KPR < 70M KPR RUKO & RUKAN

Grafik 3. Indeks Harga Properti Residensial Tipe Kecil Grafik 4. Indeks Harga Properti Residensial Tipe Menengah

270 INDEKS % 4,0 202 INDEKS % 2,0


3,5 200
265
3,0 1,5
198
260
2,5
196
255 2,0 1,0
194
1,5
250
192 0,5
1,0
245 190
0,5
240 0 188 0,0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

IHPR TIPE KECIL PERTUMBUHAN TRIWULANAN (% QTQ) - RHS PERTUMBUHAN TAHUNAN (% YOY) - RHS IHPR TIPE MENENGAH PERTUMBUHAN TRIWULANAN (% QTQ) - RHS PERTUMBUHAN TAHUNAN (% YOY) - RHS

17. Dibandingkan triwulan II 2021, terjadi peningkatan penyaluran kredit pada triwulan
III 2021, yaitu pada KPR tipe 21 (dari -12,26%; yoy menjadi -5,28%; yoy), tipe 22-70
(dari 7,43%; yoy menjadi 9,86%; yoy), dan tipe di atas 70 (dari 3,06%; yoy menjadi
4,25%; yoy)
Laporan Perekonomian
62 PROVINSI JAWA TENGAH

BOKS 3 : Dampak Insentif Fiskal Terhadap Penyaluran Kredit Konsumsi

2. Kebijakan Diskon PPnBM Pembelian Kendaraan Di Jawa Tengah, dampak positif insentif tersebut mulai
Bermotor terlihat dari peningkatan penyaluran kredit kendaraan
Melalui P M K 120/ P M K 010/2021, Pemerintah bermotor. Walaupun masih pada fase kontraksi, namun
memperpanjang diskon pajak atau Pajak Penjualan pertumbuhan KKB mulai membaik (dari -33,11%; yoy
Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) menjadi -26,07%; yoy). Jumlah kendaraan baru menurut data
100% untuk kendaraan bermotor sampai akhir tahun Samsat Jawa Tengah pada triwulan III 2021 juga meningkat
2021. Hal tersebut ditujukan untuk mendorong 41,81% (yoy) dibandingkan triwulan III 2020.
penjualan kendaraan bermotor sehingga menciptakan
multiplier effect bagi perekonomian. Berdasarkan hasil liaison Bank Indonesia, penjualan mobil
mulai meningkat sejak Maret 2021 seiring dengan insentif
Insentif yang diperpanjang meliputi, PPnBM DTP 100% PPnBM yang diberikan pemerintah. Meskipun meningkat,
untuk segmen kendaraan bermotor penumpang dengan kinerja penjualan kendaraan bermotor masih belum kembali
kapasitas mesin sampai dengan 1.500 cc, PPnBM DTP kepada pola normal sebelum masa pandemi. Peningkatan
50% untuk kendaraan bermotor penumpang 4x2 dengan kinerja penjualan mobil, berdampak pula terhadap penjualan
kapasitas mesin >1.500 cc s.d. 2.500 cc, serta PPnBM sparepart, sehingga diharapkan dapat mendorong
DTP 25% untuk kendaraan bermotor penumpang 4x4 perekonomian.
dengan kapasitas mesin >1.500 cc s.d. 2.500 cc.

Grafik 5. Pertumbuhan Kredit Kendaraan Bermotor Grafik 6. Perkembangan Indeks Penjualan Ritel

30% 40 % YOY % YOY 20


20% 30
20 10
10%
10 0
0% 0
-10% -10 -10
-20% -20
-30 -20
-30%
-40 -30
-40% -50
-50% -60 -40
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

KKB KKB-RODA EMPAT KKB-RODA DUA IPR MAMIN SUKU CADANG DAN AKSESORIS PERLENGKAPAN RT
05
Penyelenggaraan
Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan
Uang Rupiah

Indikator sistem pembayaran di Jawa Tengah pada triwulan III 2021


menunjukkan perlambatan, seiring dengan kebijakan pembatasan
aktivitas masyarakat

 Pertumbuhan nominal transaksi kliring terkontraksi sebesar -4,02% (yoy),


lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya (10,53%; yoy) akibat terbatasnya
aktivitas masyarakat dan korporasi karena peningkatan kasus covid-19 dan
penerapan PPKM sejak awal triwulan III 2021.

 Transaksi pembayaran menggunakan kartu debit dan kartu kredit juga


melambat. Penggunaan kartu debit dan kredit yang mayoritas untuk transaksi
EDC, transfer, dan tarik tunai, menyebabkan turunnya kinerja transaksi
tersebut ketika diberlakukan PPKM.

 Aliran uang kartal melalui Bank Indonesia di Jawa Tengah pada triwulan III 2021
mencatat posisi net outfow sebesar Rp0,49 triliun, lebih rendah dibandingkan
triwulan sebelumnya yang sebesar Rp1,95 triliun. Penurunan net outflow
sejalan dengan pembatasan aktivitas masyarakat sehingga kebutuhan uang
kartal berkurang.

 Sementara itu, transaksi melalui RTGS mulai meningkat, yaitu tumbuh 33,9%
(yoy), sejalan dengan membaiknya kinerja industri pengolahan dan
berlanjutnya pembangunan proyek strategis nasional.

 Perkembangan elektronifikasi dan digitalisasi meningkat, tercermin dari


peningkatan merchant yang telah memiliki dan menggunakan QRIS.
Laporan Perekonomian
66 PROVINSI JAWA TENGAH

5.1. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN DI JAWA TENGAH


5.1.1. Transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)
Transaksi ritel di Jawa Tengah yang diproses melalui SKNBI Perkembangan rata-rata harian perputaran kliring secara
pada triwulan III 2021 sedikit menurun. Nominal transaksi kliring triwulanan mengalami penurunan dari sisi volume. Perputaran
pada triwulan III 2021 sebesar Rp36 triliun, atau terkontraksi transaksi kliring di Jawa Tengah yang dilihat dari volume rata-rata
sebesar -4,02% (yoy), lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya harian sebesar 845 ribu, terkontraksi 7,50% (yoy) dibandingkan
(10,53%; yoy). Menurunnya pertumbuhan nominal kliring tersebut triwulan sebelumnya yang mencapai volume 894 ribu. Hal ini
sejalan dengan terbatasnya aktivitas masyarakat dan korporasi mengindikasikan aktivitas kliring masyarakat masih terbatas di
akibat peningkatan kasus covid-19 dan penerapan PPKM sejak tengah pelaksanaan PPKM.
awal triwulan III 2021. Hal ini juga tercermin dari melambatnya
Transaksi kliring debet pengembalian dengan instrumen
pertumbuhan PDRB sektor perdagangan besar & eceran hingga
pembayaran berupa cek dan bilyet giro (BG) kosong mengalami
sebesar 0,72% (yoy) dari 2,33% (yoy) pada triwulan sebelumnya.
peningkatan baik dari sisi volume dan nominal. Volume cek dan
BG kosong yang dikliringkan pada triwulan laporan meningkat
Grafik 5.1 Perkembangan Kliring di Jawa Tengah dari -44% (yoy) menjadi -18% (yoy). Demikian pula dengan nilai
60,00 TRILIUN RP %YOY 20,00 penarikan cek dan BG kosong meningkat dari -46,52% (yoy) pada
50,00 10,00 triwulan ini, menjadi -17,72% (yoy) pada triwulan ini. Hal ini juga
40,00 0,00 tercermin dari pertumbuhan dana pihak ketiga di perbankan pada
30,00 -10,00 triwulan III 2021 yang melambat dari triwulan sebelumnya (dari
20,00 -20,00 9,37%; yoy menjadi 3,91% (yoy). Selain itu, hal ini juga
10,00 -30,00 menandakan bahwa penghasilan konsumen masih terbatas
0,00 -40,00 terutama pada masa PPKM.
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021

NOM. KLIRING GROWTH 5.1.2. Transaksi Bank Indonesia Real Time


SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH Gross Settlement (BI-RTGS)
Transaksi sistem pembayaran menggunakan BI-RTGS mulai
Grafik 5.2 Pertumbuhan Tahunan Rata-Rata Perputaran Kliring dan SBT meningkat pada triwulan III 2021. Nominal transaksi BI-RTGS di
SKDU
Jawa Tengah mencapai Rp223 triliun pada triwulan ini, atau
50 %SBT %SBT 90 tumbuh 33,9% (yoy) membaik dibandingkan triwulan sebelumnya
40 80
30
70
(20,71%; yoy). Peningkatan tersebut diperkirakan seiring dengan
20
10 60 berlanjutnya aktivitas industri pengolahan terutama untuk
0 50
-10 40
memenuhi permintaan ekspor18. Ekspor tekstil dan produk tekstil,
-20
-30
30 dan alas kaki yang merupakan komoditas ekspor unggulan Jawa
-40 20
-50 10
Tengah masih meningkat pada triwulan ini, sehingga mendorong
-60 0 aktivitas produksi dan perputaran dana. Peningkatan transaksi
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 RTGS juga diperkirakan disebabkan oleh realisasi proyek
SBT - INVESTASI KAPASITAS UTILISASI SBT- SKDU i n ves t as i s t rat egi s n as i on al yan g s em aki n di do ro n g
penyelesaiannya pada triwulan ini.
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 5.3 Perkembangan Rata-Rata Penarikan Cek dan Bilyet Giro Grafik 5.4 Perkembangan Nominal RTGS di Jawa Tengah
Kosong Harian di Jawa Tengah
450 RP MILIAR %YOY 60 250 TRILIUN RP %YOY 350,00
400 300,00
40 200
350 250,00
300 20
150 200,00
250
0 150,00
200
100 100,00
150 -20
100 50,00
50
-40
50 -
0 -60 0 (50,00)
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

CEK&BG KOSONG GROWTH NOM. RTGS GROWTH

18. Pertumbuhan kinerja industri pengolahan pada PDRB Jawa Tengah pada triwulan III 2021
masih tumbuh positif 2,62% (yoy).
Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH 67

Grafik 5.5 Perkembangan Volume RTGS di Jawa Tengah mayoritas masih digunakan untuk pembayaran langsung melalui
electronic data capture (EDC). Dengan demikian, ketika
90.000 VOLUME %YOY 350,00
diberlakukan kebijakan pembatasan aktivitas fisik, transaksi kartu
80.000 300,00
70.000 250,00 kredit untuk pembayaran melalui EDC turun signifikan dan
60.000
50.000
200,00 menjadi penyebab utama penurunan transaksi kartu kredit secara
150,00
40.000
100,00
total. Selain itu, walaupun penggunaan kartu kredit secara online
30.000
20.000 50,00 terus meningkat, namun dengan adanya alternatif alat
10.000 -
pembayaran non tunai lain dengan berbagai fasilitas dan biaya
- (50,00)
I II III IV I II III IV I II III IV I II III yang lebih kompetitif, menyebabkan pertumbuhan transaksi kartu
2018 2019 2020 2021
kredit masih rendah.
VOL RTGS GROWTH

Selanjutnya, transaksi dengan menggunakan kartu debet juga


melambat. Transaksi kartu debet berdasarkan volume dan
5.1.3. Transaksi Alat Pembayaran nominal transaksi pada triwulan III 2021 masing-masing tumbuh
Menggunakan Kartu (APMK) 0,77% (yoy) dan -1,13% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan II
Pertumbuhan transaksi pembayaran dengan APMK di Jawa 2021 yang tumbuh 13,76% (yoy) dan 18,50% (yoy). Penurunan
Tengah baik kartu kredit maupun debet menurun signifikan. tersebut seiring dengan pembatasan aktivitas masyarakat akibat
Transaksi pembayaran menggunakan kartu kredit pada triwulan PPKM dan masih terbatasnya penghasilan masyarakat.
III 2021 berdasarkan volume dan nominal masing-masing turun Berdasarkan jenis transaksi, mayoritas penggunaan kartu debet
-21,55% (yoy) dan -10,01% (yoy). Penggunaan kartu kredit masih digunakan untuk tarik tunai dan transfer.

Grafik 5.6 Porsi Penggunaan Transaksi Kartu Kredit di Jawa Tengah Grafik 5.7 Perkembangan Nominal Transaksi Kartu Kredit di Jawa Tengah

3,50 VOLUME %YOY 10,0

3,00 5,0
0,0
2,50
-5,0
3,5% 3,4% 2,00 -10,0
70,3% 66,1% 1,50 -15,0
II 2021 III 2021
21,0% 26,9% -20,0
1,00
5,2% 3,6% -25,0
0,50 -30,0
0,00 -35,0
I II III IV I II III IV I II III
2019 2020 2021

KARTU KREDIT GR.KARTU KREDIT


LAINNYA BELANJA ONLINE BILL PAY

Grafik 5.8 Perkembangan Nominal Transaksi Online Menggunakan Grafik 5.9 Perkembangan Nominal Transaksi Belanja Menggunakan
Kartu Kredit di Jawa Tengah Kartu Kredit di Jawa Tengah
700,0 RP MILIAR %YOY 80,0 2.500,0 RP MILIAR %YOY 5,0

600,0 0,0
60,0 2.000,0
-5,0
500,0
40,0
1.500,0 -10,0
400,0
20,0 -15,0
300,0 1.000,0 -20,0
0,0
200,0
-25,0
-20,0 500,0
100,0 -30,0
0,0 -40,0 0,0 -35,0
I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III
2019 2020 2021 2019 2020 2021

ONLINE GR.ONLINE BELANJA GR.BELANJA


Laporan Perekonomian
68 PROVINSI JAWA TENGAH

Grafik 5.10 Porsi Penggunaan Transaksi Kartu Debit di Jawa Tengah Grafik 5.11 Perkembangan Nominal Transaksi Kartu Debit di Jawa Tengah

145,00 RP TRILIUN %YOY 20,0


140,00 15,0
135,00
10,0
51,8% 53,5% 130,00
5,0
1,6% 1,9% 125,00
II 2021 III 2021 0,0
120,00
0,0% 0,0%
-5,0
115,00
26,6% 24,1%
110,00 -10,0
20,0% 20,5%
105,00 -15,0
I II III IV I II III IV I II III
2019 2020 2021

KARTU DEBIT GR.KARTU DEBIT


TUNAI BELANJA ONLINE INTERBANK ANTARBANK

Grafik 5.12 Perkembangan Nominal Transaksi Tunai Menggunakan Grafik 5.13 Perkembangan Nominal Transaksi Belanja Menggunakan
Kartu Debit di Jawa Tengah Kartu Debit di Jawa Tengah
80.000 RP MILIAR %YOY 20,0 3.500,0 RP MILIAR %YOY 40,0

15,0 3.000,0 30,0


75.000
20,0
10,0 2.500,0
70.000 10,0
5,0 2.000,0
0,0
65.000 0,0 1.500,0
-10,0
-5,0 1.000,0
-20,0
60.000
-10,0 500,0 -30,0
55.000 -15,0 0,0 -40,0
I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III
2019 2020 2021 2019 2020 2021
BELANJA GR.BELANJA
TUNAI GR.TUNAI

5.1.4. Perkembangan Pengelolaan Uang Rupiah


Aliran uang kartal melalui Bank Indonesia di Jawa Tengah pada dari inflow. Berdasarkan nominal, nilai pemusnahan uang Rupiah
triwulan III 2021 mencatat posisi net outfow sebesar Rp0,49 pada triwulan III 2021 menurun 49,1% (yoy), jauh lebih rendah
19 20
triliun . Secara nominal, net outflow triwulan ini lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 145,81% (yoy) .
dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai Rp1,95 triliun. Penurunan aktivitas pemusnahan uang Rupiah tersebut sejalan
Hal ini karena inflow mengalami penurunan yang lebih dalam (- dengan penurunan inflow selama pada triwulan berjalan,
55,09%; yoy) dibandingkan penurunan outflow (-45,28%). sehingga jumlah Uang Tidak Layak Edar yang terserap dari
masyarakat juga menurun.
Penurunan outflow pada triwulan ini mencerminkan menurunnya
kebutuhan uang kartal masyarakat. Hal disebabkan oleh
Grafik 5.14 Penarikan dan Setoran Uang Kartal melalui Bank Indonesia
pembatasan aktivitas masyarakat sejak awal triwulan III 2021, di Jawa Tengah

akibat peningkatan kasus Covid-19. Berakhirnya hari besar 60,0 RP TRILIUN

keagamaan yang telah berlangsung pada triwulan II 2021, juga 50,0


40,0
menyebabkan rendahnya outflow pada triwulan ini 30,0
20,0
10,0

5.2. UPAYA MENJAGA KELANCARAN 0,0


-10,0

SISTEM PEMBAYARAN -20,0


-30,0

5.2.1. Penyediaan Uang Rupiah


-40,0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021

Bank Indonesia secara rutin melakukan kegiatan penarikan INFLOW OUTFLOW NETFLOW

uang Rupiah yang tidak layak edar dari peredaran, pengolahan


uang Rupiah, serta penggantian dengan uang rupiah layak edar,
sebagai bentuk penerapan clean money policy. Hal ini dilakukan
untuk menjamin ketersediaan dan meningkatkan standar kualitas 19. Pada triwulan III 2021, posisi aliran uang kartal dari perbankan dan masyarakat ke Bank
uang yang diedarkan ke masyarakat. Pemusnahan uang Rupiah Indonesia (inflow) mencapai Rp8,87 triliun, turun dibandingkan triwulan lalu (Rp24,51
triliun). Sementara itu, aliran uang kartal dari Bank Indonesia (outflow) sebesar Rp9,36
tidak layak edar di Jawa Tengah pada triwulan ini mencapai 41% triliun, juga turun dibandingkan Rp26,46 triliun pada triwulan I 2021.
20. Nominal uang Rupiah yang dimusnahkan pada triwulan III 2021 mencapai Rp3,66 triliun,
lebih rendah dibandingkan triwulan II 2021 yang sebesar Rp14,1 triliun. Dibandingkan
periode yang sama tahun 2020, terdapat penurunan nominal pemusnahan uang Rupiah
sebesar 49,12% (yoy).
Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH 69

Grafik 5.15 Perkembangan Penarikan dan Pemusnahan Uang Tidak Grafik 5.16 Persentase Temuan Uang Palsu
Layak Edar
25,0 TRILIUN RP %YOY 400,0 14.000 LEMBAR %YOY 500,0
350,0
12.000 400,0
20,0 300,0
250,0 10.000 300,0
15,0 200,0 8.000 200,0
150,0
10,0 100,0 6.000 100,0
50,0 4.000 0,0
5,0 0,0
2.000 -100,0
-50,0
0,0 -100,0 0 -200,0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

PEMUSNAHAN GR.PEMUSNAHAN UANG PALSU GR.UANG PALSU

Untuk mendorong clean money policy, Bank Indonesia juga 5.3. PERKEMBANGAN TRANSAKSI
melakukan layanan kas yang dilaksanakan di dalam kantor PENUKARAN VALUTA ASING
maupun di luar kantor. Layanan kas bagi masyarakat di kantor
Transaksi menggunakan Uang Kertas Asing (UKA) di Kegiatan
Bank Indonesia dibuka untuk melayani penukaran uang rusak,
Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank (KUPVA BB)
uang cacat, serta uang yang sudah dicabut dari peredaran.
mengalami penurunan baik secara triwulanan maupun tahunan.
Sementara layanan kas di luar kantor diwujudkan dengan
Nilai transaksi penukaran valuta asing melalui KUPVA BB berizin
program kas keliling. Kegiatan kas keliling tersebut secara rutin
di Jawa Tengah pada triwulan III 2021 mencapai Rp274,4 miliar21,
dilaksanakan di dalam kota kedudukan BI hingga menjangkau
atau terkontraksi -29% (yoy). Berdasarkan jenis transaksi,
daerah terpencil. Namun demikian, sehubungan dengan pandemi
pembelian valuta asing sedikit mendominasi dengan pangsa
COVID-19 di Indonesia, maka untuk sementara kegiatan kas 22
mencapai 50,24% dari total transaksi .
keliling diberhentikan sejak bulan April 2020 hingga waktu yang
belum ditentukan. Untuk tetap menjaga ketersediaan Uang Layak Transaksi penjualan valuta asing turun 30,8% (yoy) pada triwulan
Edar, Bank Indonesia telah bekerjasama dengan perbankan, ini, lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh
sehingga masyarakat dapat melakukan penukaran di berbagai 21,3% (yoy). Penurunan transaksi valuta asing tersebut seiring
jaringan kantor Bank Umum maupun Bank Perkreditan Rakyat dengan masih diberlakukannya pengetatan perjalanan keluar
yang tersebar di Jawa Tengah. negeri akibat peningkatan kasus Covid-19.

5.2.2. Penanganan Uang Palsu Berdasarkan mata uang yang diperdagangkan, Dolar Amerika
Serikat (USD) masih mendominasi transaksi pada triwulan III
Jumlah uang palsu yang ditemukan di Jawa Tengah pada 2021. Transaksi terhadap USD memiliki pangsa terbesar yaitu
triwulan III 2021 menurun. Terdapat 836 lembar uang palsu pada 52,3%, diikuti oleh Dolar Singapura (SGD) sebesar 21,6%, Euro
triwulan laporan atau turun 93,5% (yoy), lebih rendah (EUR) sebesar 5,7%, Yen Jepang (JPY) sebesar 4%, serta Ringgit
dibandingkan triwulan II 2021 yang sebanyak 1.532 lembar (- Malaysia (MYR) sebesar 3,8%. Tingginya permintaan valuta asing
18,4%; yoy). Rendahnya temuan uang palsu tersebut sejalan terutama USD mencerminkan preferensi masyarakat untuk
dengan berbagai upaya untuk meningkatkan keamanan uang. mengantisipasi berbagai ketidakpastian global selama masa
Berbagai kebijakan dan program telah yang dilakukan untuk pandemi Covid-19.
meminimalkan persebaran uang palsu di masyarakat antara lain
meningkatkan fitur keamanan uang, mendorong keterjangkauan Grafik 5.17 Transaksi Penukaran Valuta Asing
dan ketersediaan Uang Layak Edar secara luas di masyarakat,
mendorong penggunaan pembayaran non tunai sehingga dapat
meminimalkan peluang pemalsuan uang, serta meningkatkan 40,9% 52,3%
26,9% 21,6%
kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang ciri-ciri keaslian
4,5% 3,8%
II 2021 III 2021
uang. Sementara itu, berdasarkan pecahannya, mayoritas uang 8,7% 5,7%
palsu (pangsa 95,69%) merupakan pecahan uang nominal besar, 4,0% 4,0%
15,0% 12,5%
yaitu Rp100 ribu.

21. Transaksi penukaran pada triwulan II 2021 mencakup data bulan April dan Mei 2021,
sehingga pembanding menggunakan April dan Mei 2020 untuk pertumbuhan tahunan USD SGD MYR EUR JPY LAINNYA

(yoy), serta Januari dan Februari 2021 untuk pertumbuhan triwulanan (qtq)
22. Pada triwulan II 2021, transaksi penjualan valuta asing mencapai Rp112,59 miliar,
sedangkan transaksi pembelian valuta asing mencapai Rp119,95 miliar.
Laporan Perekonomian
70 PROVINSI JAWA TENGAH

Grafik 5.18 Pangsa Valuta Asing yang ditukarkan melalui KUPVA Grafik 5.19 Perkembangan QRIS di Jawa Tengah
BB di Jateng
RP MILIAR
450,0 % YOY 40,0 1.000.000 LEMBAR 927.715
400,0 30,0 900.000
20,0 800.000
350,0
10,0 673.705
300,0 700.000
0,0 583.285
600.000
250,0 -10,0 500.950
500.000 419.535
200,0 -20,0
400.000 311.136
150,0 -30,0
-40,0 300.000 246.581
100,0 200.000
-50,0
50,0 -60,0 100.000
0,0 -70,0 0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2020 2021

PEMBELIAN PENJUALAN GR.PEMBELIAN GR.PENJUALAN

Penyelenggaraan KUPVA BB berizin diperlukan untuk Pada akhir triwulan III 2021, jumlah merchant di Jawa Tengah
mendukung keberlangsungan pasar keuangan terutama pasar yang telah memiliki QRIS meningkat. Terdapat 927.715
valuta asing domestik. Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing merchant di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki QRIS atau
Bukan Bank (KUPVA BB) yang memiliki izin dari Bank Indonesia di tumbuh 121,1% (yoy). Pertumbuhan yang signifikan tersebut,
Jawa Tengah terdapat sejumlah 48 penyelenggara. Berdasarkan sejalan dengan upaya Bank Indonesia untuk mendorong
jumlah tersebut, 26 KUPVA (54,35%) terdapat di wilayah kerja elektronifikasi di masyarakat.
KPwBI Provinsi Jawa Tengah, 12 KUPVA BB (26,09%) terdapat di
wilayah kerja KPwBI Solo, 6 KUPVA BB (13,04%) terdapat di Secara spasial, jumlah merchant terbesar QRIS pada triwulan III

wilayah kerja KPwBI Purwokerto, dan 4 KUPVA BB (6,52%) 2021 terdapat di Semarang, Solo dan Banyumas. Tingginya

terdapat di wilayah kerja KPwBI Tegal. aktivitas ekonomi di Semarang dan Solo mendorong pula
peningkatan penggunaan QRIS oleh merchant sehingga
5.4. PERKEMBANGAN ELEKTRONIFIKASI mempermudah pembayaran transaksi ritel. Sementara itu,
DAN KEUANGAN INKLUSIF pertumbuhan terbesar terjadi di Grobogan (90,82%; qtq), disusul
oleh Rembang (77,06%; qtq) dan Blora (72,53%; qtq). Bank
Bank Indonesia sebagai otoritas di bidang sistem pembayaran
Indonesia senantiasa mendorong penggunaan QRIS dalam
terus mendorong penerapan Gerakan Nasional Non Tunai
transaksi sehari-hari. Beberapa upaya yang telah dilakukan antara
(GNNT) melalui penggunaan instrumen nontunai
lain bekerjasama dengan pemerintah daerah terkait penggunaan
(elektronifikasi), antara lain pada sektor Pemda dan penyaluran
QRIS dalam perolehan pendapatan daerah, koordinasi dan
bantuan sosial. Pada tanggal 17 Agustus 2019, Bank Indonesia
kerjasama dengan sektor pariwisata untuk transaksi pembayaran
menerbitkan QR Code Indonesia Standard atau disingkat QRIS.
tiket masuk, penggunaan QRIS sebagai media sedekah di
QRIS adalah standar nasional QR Code pembayaran yang
berbagai rumah ibadah, serta implementasi QRIS di sektor
ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk memfasilitasi transaksi
perdagangan, khususnya di pasar modern maupun pasar
pembayaran di Indonesia. Ciri QR Code yang telah berstandar
tradisional.
QRIS adalah terdapat logo QRIS di sisi kiri atas dan logo GPN
(burung Garuda Merah) di sisi kanan atas. Sesuai ketentuan Bank
Indonesia, per tanggal 1 Januari 2020 pedagang di seluruh
Indonesia wajib menggunakan QR Code dengan standar QRIS.

Grafik 5.20 Perkembangan QRIS di Jawa Tengah Secara Spasial

250.000 UNIT %, QTQ 100


200.000 80
150.000 60
100.000 40
50.000 20
0 0
BANJARNEGARA
KARANGANYAR

TEMANGGUNG
PURBALINGGA
PEKALONGAN

PURWOREJO
SUKOHARJO

WONOSOBO
SEMARANG

GROBOGAN
BANYUMAS

MAGELANG

PEMALANG

WONOGIRI

REMBANG
KEBUMEN

SALATIGA
BOYOLALI
CILACAP

SRAGEN

BATANG
KENDAL

JEPARA
KLATEN

BREBES

DEMAK
KUDUS
TEGAL

BLORA
SOLO

PATI

TW II 2021 TW III 2021 PERTUMBUHAN (%, QTQ) - SKALA KANAN

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH


Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH 71

Sebagai upaya mendorong digitalisasi Bank Indonesia bersama


stakeholders terkait telah melakukan beberapa hal sbb:
1. Sosialisasi Penggunaan QRIS dan Pemasaran Digital pada
UMKM Desa Rambeanak.
2. Rapat Koordinasi T P2D D Blora membahas kendala
implementasi non-tunai di Blora.
3. Audiensi dengan akademisi dalam membahas penerapan
QRIS di lingkungan perguruan tinggi.
4. Sosialisasi QRIS dalam Acara Hari Batik Nasional di Pendopo
Museum R.A. Kartini yang dihadiri oleh 70 peserta UMKM
Batik di Rembang.
5. Sosialisasi QRIS kepada 100 pedagang Kaki Lima Semarang
Utara.
06
Ketenagakerjaan
dan Kesejahteraan

Kinerja ketenagakerjaan di Jawa Tengah mulai membaik dibandingkan


tahun 2020

 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jawa Tengah menurun dari 6,48% pada
Agustus 2020 menjadi 5,95% pada Agustus 2021. Mulai meningkatnya
permintaan luar negeri mendorong peningkatan kebutuhan pada lapangan
kerja formal.

 Indeks ketersediaan lapangan kerja saat masih berada pada level pesimis yaitu
53,86 pada triwulan III 2021, namun sudah lebih baik dibandingkan tahun 2020
yang hanya sebesar 31,27

 Kesejahteraan petani meningkat tercermin pada indeks yang diterima petani


meningkat lebih tinggi dibandingkan indeks yang dibayarkan petani.
Laporan Perekonomian
74 PROVINSI JAWA TENGAH

6.1. KETENAGAKERJAAN
6.1.1. Perkembangan Ketenagakerjaan
di Jawa Tengah
Ketersediaan tenaga kerja di Jawa Tengah pada Agustus 2021 dibandingkan tingkat pengangguran nasional (6,49%). Hal ini
meningkat. Merujuk rilis Badan Pusat Statistik yang memotret mengindikasikan ketersediaan lapangan kerja sudah mulai
kondisi ketenagakerjaan pada Agustus 2021, jumlah penduduk meningkat seiring dengan meredanya penularan COVID-19.
usia kerja di Jawa Tengah sebesar 27,3 juta orang, atau meningkat
0,89% (yoy). Kondisi ini mencerminkan ketersediaan tenaga kerja Struktur tenaga kerja pada lapangan usaha di Jawa Tengah tidak
usia produktif di Jawa Tengah yang besar. Jumlah penduduk usia mengalami perubahan yang signifikan. Sektor Pertanian masih
produktif yang menjadi angkatan kerja juga mengalami menjadi penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja di Jawa
peningkatan, dari 18,75 juta orang menjadi 18,96 juta orang atau Tengah. Pada Agustus 2021, sektor Pertanian menyerap 4,23 juta
tumbuh 1,12% (yoy). Jumlah angkatan kerja di Provinsi Jawa orang tenaga kerja atau 23,71% dari total penduduk yang bekerja.
Tengah memiliki porsi 13,53% dari total angkatan kerja di nasional Angka ini menurun dibandingkan Agustus 2020 yang sebanyak
yaitu sebanyak 140,15 juta orang. 4,61 juta orang atau 26,28% dari total penduduk bekerja.
Penurunan tenaga kerja di sektor pertanian diperkirakan
Dampak pandemi COVID-19 terhadap ketenagakerjaan di Jawa bersumber dari peralihan kembali tenaga kerja dari sektor
Tengah sudah mulai mereda. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja pertanian ke sektor lainnya seiring dengan mulai dibukanya
(TPAK) pada periode laporan mengalami kenaikan dibandingkan aktivitas produksi.
23
Agustus 2020 , yaitu dari 69,43% menjadi 69,58%. Sejalan dengan
itu, kondisi TPAK nasional juga meningkat dari sebesar 67,77% Sektor industri pengolahan menempati posisi kedua dengan
menjadi 67,80%. Peningkatan TPAK tersebut menyebabkan menyerap 3,95 juta orang atau 22,14% dari penduduk yang bekerja
tingkat pengangguran menurun menjadi 5,95%, lebih baik di Jawa Tengah. Jumlah pekerja di sektor industri pengolahan ini

Tabel 6.1. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama (juta orang)
JAWA TENGAH
INDIKATOR
FEB-2018 AGS-2018 FEB-2019 AGS-2019 FEB-2020 AGS-2020 FEB-2021 AGS-2021
Angkatan Kerja 18,23 18,06 18,59 18,26 18,78 18,75 18,82 18,96

Bekerja 17,46 17,25 17,81 17,44 17,98 17,54 17,7 17,84

Pengangguran 0,77 0,81 0,78 0,82 0,8 1,21 1,12 1,13

Bukan Angkatan Kerja 7,97 8,28 7,89 8,35 7,97 8,26 8,31 8,29

Penduduk Usia Kerja 26,2 26,34 26,48 26,61 26,75 27,01 27,13 27,25

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) % 69,58 68,56 70,21 68,62 70,22 69,43 69,38 69,58

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)% 4,23 4,51 4,22 4,49 4,25 6,48 5,96 5,95

Pekerja Tidak Penuh 4,90 4,67 5,03 4,65 4,93 5,83 6,17 5,66

Setengah Penganggur 1,06 0,90 1,06 0,94 0,87 1,51 1,34 1,29

Paruh Waktu 3,84 3,77 3,97 3,72 4,06 4,32 4,83 4,37
SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH

Tabel 6.2. Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, (juta orang)
2018 2019 2020 2021
SEKTOR EKONOMI
FEB AGS FEB AGS FEB AGS FEB AGS
Pertanian 4,76 4,2 4,67 4,09 4,69 4,61 4,91 4,23

Industri 3,75 3,76 3,95 3,89 3,9 3,62 3,50 3,95

Konstruksi 1,23 1,51 1,28 1,52 1,32 1,4 1,32 1,48

Perdagangan 3,26 3,22 3,35 3,31 3,33 3,34 3,32 3,47

Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 0,53 0,57 0,53 0,57 0,56 0,52 0,51 0,51

Keuangan 0,22 0,24 0,21 0,23 0,24 0,2 0,20 0,20

Lainnya* 3,71 3,75 3,82 3,83 3,94 3,85 3,94 4,00

Total 17,46 17,25 17,81 17,44 17,98 17,54 17,7 17,84


* Lapangan pekerjaan utama lainnya terdiri dari sektor Pertambangan, Penyediaan Akomodasi dan Makanan Minuman, Jasa Perusahaan, Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, Jas pendidikan, Jasa Kesehatan
dan Jasa dan Kategori lainnya
SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH

23. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan persentase penduduk usia kerja
yang aktif secara ekonomi
Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH 75

Tabel 6.3. Jumlah Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan, Febrauri 2016 – Agustus 2021 (juta orang)
2018 2019 2020 2021
STATUS PEKERJAAN UTAMA
FEB AGS FEB AGS FEB AGS FEB AGS
Berusaha sendiri 3,21 3,21 3,35 3,31 3,28 3,22 3,39 3,53

Berusaha dibantu buruh tidak tetap 3,00 2,96 3,16 2,79 3,15 3,07 3,12 2,73

Berusaha dibantu buruh tetap 0,63 0,62 0,60 0,60 0,59 0,55 0,60 0,55

Buruh/karyawan/pegawai 6,36 6,12 6,48 6,69 6,87 5,98 6,16 6,51

Pekerja bebas di pertanian 0,72 0,73 0,69 0,74 0,80 0,81 0,74 0,72

Pekerja bebas di non pertanian 1,23 1,51 1,15 1,37 1,13 1,44 1,16 1,49

Pekerja tak dibayar 2,31 2,11 2,38 1,94 2,17 2,46 2,53 2,29

Total 17,46 17,25 17,81 17,44 17,98 17,54 17,70 17,84


SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH

mengalami peningkatan 9,12% (yoy). Mulai meningkatnya Sejalan dengan itu, jumlah pekerja paruh waktu juga sedikit
aktivitas produksi seiring dengan peningkatan permintaan dari meningkat dari 4,32 juta orang pada periode Agustus 2020
luar negeri membuat pelaku usaha industri menambah jumlah menjadi 4,37 juta orang pada Agustus 2021. Hal ini
man power. mengindikasikan kondisi ketersediaan lapangan kerja penuh
waktu dan paruh waktu sudah mulai meningkat kembali seiring
Selanjutnya, sektor perdagangan menempati posisi ketiga dengan meningkatnya aktivitas sosial ekonomi masyarakat.
sebesar 3,47 juta orang atau menyerap 19,45% penduduk yang
bekerja. Tenaga kerja lapangan usaha perdagangan juga Kualitas tenaga kerja di Jawa Tengah selama pandemi COVID-
mengalami peningkatan 3,89% (yoy). Kondisi ini sejalan dengan 19 relatif stabil. Pemerintah melalui Kementerian Perencanaan
pelonggaran pembatasan aktivitas masyarakat saat pandemi Pembangunan Nasional (P P N)/Badan Perencanaan
COVID-19, sehingga berpengaruh positif pada beberapa sub- Pembangunan Nasional (Bappenas) telah menetapkan Prioritas
sektor usaha perdagangan yang mendorong pelaku usaha Nasional Pembangunan Pendidikan untuk meningkatkan tingkat
kembali menambah pegawai untuk mendukung aktivitas pendidikan penduduk usia diatas 15 tahun adalah 8,8 tahun
perusahaan. bersekolah atau setara dengan Sekolah Menengah Pertama
(SMP). Dengan demikian, penetapan standar indikator kualitas
Berdasarkan status pekerjaan utama, pada Agustus 2021 tenaga kerja mengacu pada target Pembangunan Pendidikan
tenaga kerja dominan di Jawa Tengah masih bergerak di sektor tersebut, yaitu tingkat pendidikan SMP.
informal. Pekerja informal sebanyak 10,78 juta orang atau 60,43%
dari jumlah penduduk bekerja. Terjadi penurunan dibandingkan Jumlah penduduk yang bekerja di Jawa Tengah dengan tingkat
dengan Agustus 2020 yang sebanyak 11,01 juta orang (62,77% pendidikan SMP ke atas pada Agustus 2021 relatif meningkat26.
dari jumlah penduduk bekerja). Penurunan jumlah tenaga kerja Jumlah tenaga kerja dengan pendidikan SMP, diploma dan
informal tersebut ditengarai karena shifting dari tenaga kerja universitas meningkat dibandingkan Agustus 2020. Sejalan
informal seiring dengan meningkatnya penyerapan tenaga kerja dengan itu, terjadi peningkatan tenaga kerja terampil dengan
oleh pelaku usaha di sektor formal karena mulai meningkatnya tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) khususnya
kapasitas usaha seiring dengan terkendalinya kasus COVID-19. kejuruan yang meningkat 12,28% (yoy) dibandingkan Agustus
Sementara itu, jumlah tenaga kerja di sektor formal pada Agustus 2020. Peningkatan tenaga kerja berpendidikan menengah
24
2021 meningkat . kejuruan ini akan mendorong percepatan pemulihan ekonomi
terutama untuk pertumbuhan industri pengolahan. Sebagaimana
Berdasarkan jumlah jam kerja, terdapat peningkatann kondisi diketahui selama tahun 2021 ini realisasi investasi asing menuju
ketenagakerjaan pada pekerja waktu penuh di Jawa Tengah. Jawa Tengah terus meningkat seiring dengan pembukaan
Jumlah kelompok pekerja waktu penuh sebanyak 12,18 juta orang kawasan industri baru dan tentunya akan membutuhkan tenaga
atau meningkat 4,01% (yoy)25. Sejalan dengan itu, kelompok kerja yang berkualitas.
pekerja waktu penuh masih mendominasi penyerapan tenaga
kerja di Jawa Tengah yaitu sebesar 68,27% terhadap total pekerja.
Peningkatan pekerja penuh waktu didorong oleh mulai 24. Sektor formal terdiri dari orang yang bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai dan
meningkatnya penyerapan tenaga kerja di beberapa sektor seiring kelompok berusaha dibantu buruh tetap. Jumlah pekerja sektor formal meningkat dari 6,53
juta orang (Agustus 2020) menjadi 7,06 juta orang (Agustus 2021).
dengan peningkatan kapasitas usaha sejalan dengan 25. Pekerja berwaktu penuh (full time worker) yaitu penduduk yang bekerja pada kelompok 35
terkendalinya penularan COVID-19. jam ke atas per minggu.
26. Jumlah tenaga kerja dengan tingkat pendidikan SMP ke atas pada Agustus 2021
mencapai 10,14 juta orang, relatif meningkat dibandingkan Agustus 2020 yang sebesar
9,66 juta orang.
Laporan Perekonomian
76 PROVINSI JAWA TENGAH

Tabel 6.4. Jumlah Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja (juta orang)
2018 2019 2020 2021
PENDUDUK YANG BEKERJA
FEB AGS FEB AGS FEB AGS FEB AGS
Pekerja tidak penuh 4,90 4,67 5,03 4,65 4,93 5,83 6,17 5,66

Setengah penganggur 1,07 0,90 1,06 0,94 0,87 1,51 1,34 1,29

Pekerja paruh waktu 3,84 3,77 3,97 3,72 4,06 4,32 4,83 4,37

Pekerja penuh 12,56 12,57 12,77 12,79 13,06 11,71 11,53 12,18

Total 17,46 17,25 17,81 17,44 17,98 17,54 17,70 17,84


SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH

Tabel 6.5. Jumlah Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan (juta orang)
2018 2019 2020 2021
PENDIDIKAN
FEB AGS FEB AGS FEB AGS FEB AGS
SD ke Bawah 8,49 8,25 8,50 8,03 8,04 7,89 7,81 7,68

SMP 3,59 3,38 3,46 3,47 3,54 3,54 3,61 3,53

SMA UMUM 1,95 2,17 2,15 2,23 2,4 2,25 2,25 2,36

SMA KEJURUAN 2,03 1,93 2,08 2,15 2,3 2,28 2,27 2,56

DI/II/III dan Universitas 0,34 0,39 0,38 0,39 0,46 0,4 0,45 0,41

Universitas 1,06 1,12 1,24 1,17 1,24 1,19 1,33 1,28

Total 17,46 17,25 17,81 17,44 17,98 17,54 17,7 17,84


SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH

Sementara itu, jumlah penduduk yang bekerja dengan tingkat Pelaku usaha khususnya industri berskala menengah-besar telah
pendidikan SD ke bawah relatif menurun baik secara Jumlah mulai menambah tenaga kerja untuk berusaha memenuhi
maupun pangsa27. Hal ini mengindikasikan bahwa ketersediaan permintaan penjualan yang perlahan membaik yang didorong oleh
jumlah tenaga kerja dengan keterampilan rendah di Jawa Tengah permintaan luar negeri.
semakin menurun seiring dengan penurunan angka partisipasi
kerja penduduk usia non produktif (>65 tahun). Peningkatan pembatasan sosial melalui PPKM selama bulan Juli
2021 sedikit memperlambat perbaikan kondisi ketenagakerjaan.
Kondisi ketenagakerjaan di Jawa Tengah sudah lebih baik Ke depan aktivitas perekonomian dan pergerakan masyarakat
dibandingkan tahun 2020. Pada triwulan III 2021, indeks yang meningkat diharapkan mampu meningkatkan permintaan
ketersediaan lapangan kerja dan indeks penghasilan sudah mulai domestik. Konsumen masih optimis kondisi ketenagakerjaan
membaik walaupun masih berada pada posisi pesimis, yaitu membaik di masa yang akan datang. Indeks perkiraan kegiatan
28
53,86 dan 76,08 . Indeks kedua indikator tersebut sudah jauh usaha masih positif di level 116,71. Hal yang sama juga ditunjukkan
membaik dibandingkan tahun lalu yang sebesar 31,27 dan 64,16 pada indikator lainnya, perkiraan ketersediaan lapangan kerja dan
Sejalan dengan kondisi tersebut hasil liaison mengkonfirmasi penghasilan juga masih optimis dengan nilai indeks masing-
adanya peningkatan tenaga kerja sepanjang triwulan III 2021. masing sebesar 109,77 dan 131,55 pada triwulan III 2021.

Grafik 6.1 Indeks Kondisi Ketenagakerjaan dan Penghasilan Saat ini Grafik 6.2 Indeks Kondisi Ketenagakerjaan, Penghasilan, dan Kegiatan
Usaha 6 bulan yang Akan Datang

160 INDEKS 170 INDEKS


160
140
150
120 140
OPTIMIS
100 130
PESIMIS 120
80 110 OPTIMIS

60 100
90 PESIMIS
40
80
20 70
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

PENGHASILAN LAPANGAN KERJA PENGHASILAN LAPANGAN KERJA KEGIATAN USAHA

SUMBER: BANK INDONESIA SUMBER: BANK INDONESIA

27. Jumlah tenaga kerja dengan pendidikan SD ke bawah turun dari 7,88 juta orang (Agustus 28. Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja dan Indeks Penghasilan yang berada pada level <100
2020) menjadi 7,70 juta orang (Agustus 2021). Demikian pula dengan pangsanya yang menunjukkan masyarakat masih dalam kondisi pesimis dan kinerja belum kembali kepada
turun dari 45,0% menjadi 43,0%. pola normal.
Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH 77

6.1.2. Tingkat Pengangguran Terbuka


di Jawa Tengah
Tingkat pengangguran di Jawa Tengah mengalami Penurunan berlangsung pada triwulan III 2021. Peningkatan tersebut
pada Agustus 2021. Jumlah angkatan kerja yang tidak bekerja utamanya berlangsung pada kelompok petani tanaman pangan.
atau pengangguran pada Agustus 2021 sebanyak 1,13 juta orang,
Secara umum, penerimaan petani pada September 2021
atau berkurang 6,61% (yoy). Provinsi Jawa Tengah menyumbang
mengalami peningkatan dibandingkan Juni 2021. Sementara
12,42% dari total angka pengangguran nasional yang berjumlah
peningkatan pengeluaran petani yang intensitasnya cukup
9,10 juta orang. Mulai menurunnya jumlah pengangguran
rendah. Hal ini tercermin dari Indeks Harga yang Diterima Petani
didorong oleh mulai meningkatnya aktivitas ekonomi pasca
(It) yang mengalami peningkatan sebesar 1,73% (point-to-point),
pelonggaran pembatasan aktivitas sosial ekonomi. Berdasarkan
sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) meningkat
hasil liaison, beberapa pelaku usaha mulai menambah
moderat sebesar 0,12% (ptp).
karyawannya, seiring dengan meningkatnya kapasitas produksi
karena meningkatnya permintaan. Sejalan dengan peningkatan tersebut, indeks NTP tersebut sudah
29
menunjukkan surplus margin usaha pertanian sehingga
Indikator Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jawa Tengah
meningkatkan tingkat kesejahteraan petani. Periode panen
mengalami penurunan, dari 6,48% pada Agustus 2020 menjadi
mendorong penghasilan petani pada kelompok tanaman pangan
5,95% pada Agustus 2021. Angka TPT Jawa Tengah ini masih
dan hortikultura. Indeks penghasilan petani pada kedua subsektor
lebih baik dibandingkan angka TPT nasional yang sebesar 6,49%.
ini meningkat masing-masing 2,48% (ptp) 0,27% (ptp).
Berdasarkan lokasi tempat tinggal, TPT pada Agustus 2021 untuk
wilayah perkotaan (7,06%) cenderung lebih tinggi dibandingkan Pada triwulan III tahun 2021, subsektor tanaman pangan sebagai
TPT di wilayah perdesaan (4,75%). kontributor utama lapangan usaha pertanian di Jawa Tengah,
mengalami peningkatan Indeks Harga yang Diterima Petani (It).
6.2. TINGKAT KESEJAHTERAAN Masa panen periode ke-2 2021 yang berlangsung pada akhir
MASYARAKAT PEDESAAN triwulan II hingga awal triwulan III mendorong laju penerimaan
petani. Secara umum marjin penghasilan petani dibandingkan
6.2.1. Nilai Tukar Petani biaya hidup maupun biaya produksinya mulai meningkat. Risiko
30
Nilai Tukar Petani (NTP) pada September 2021 mengalami bagi petani semakin menurun seiring dengan meningkatnya
perbaikan dibandingkan Juni 2021. NTP pada September 2021 Indeks Harga yang diterima (It) pada triwulan III 2021. Penurunan
sebesar 100,95; atau meningkat dari Juni 2021 sebesar 99,47. risiko tersebut utamanya bersumber dari biaya modal dan
Perbaikan N T P tersebut didorong oleh meningkatnya produksinya, khususnya pada komponen bahan baku seperti
penghasilan yang diterima petani pada akhir masa panen yang benih maupun instrumen pengendalian hama penyakit.

Tabel 6.6. NTP Jawa Tengah dan Komponen Penyusunnya


2019* 2020 2021
NILAI TUKAR PETANI
MAR JUN SEP DES MAR JUN SEP DES MAR JUN SEP
INDEKS YANG DITERIMA PETANI (It) 138,29 140,79 145,23 108,92 108,53 107,47 107,87 108,94 107,55 108,09 109.82

INDEKS YANG DIBAYAR PETANI (Ib) 134,49 136,50 137,04 104,61 106,28 106,30 105,94 107,34 108,30 108,67 108.79

NILAI TUKAR PETANI 102,83 103,15 105,98 104,11 102,12 101,10 101,82 101,49 99,30 99,47 100.95
SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH

Tabel 6.7. NTP Jawa Tengah per Subsektor


2019* 2020 2021
NILAI TUKAR PETANI
MAR JUN SEP DES MAR JUN SEP DES MAR JUN SEP
TOTAL 102,83 103,15 105,98 104,11 102,12 101,10 101,82 101,49 99,30 99,47 100.95

TANAMAN PANGAN 106,77 104,22 108,39 107,54 104,61 102,65 104,24 102,72 97,51 99,19 101,67

HOLTIKULTURA 98,42 102,17 103,81 106,04 108,18 108,80 104,69 107,06 113,59 104,36 104,63

TANAMAN PERKEBUNAN RAKYAT 106,62 106,63 113,10 92,68 89,78 89,35 94,65 95,40 95,45 97,16 97,06

PETERNAKAN 99,05 100,15 100,25 96,17 93,97 94,52 93,71 94,17 93,03 95,73 95,43

PERIKANAN 104,72 104,97 104,97 107,10 105,42 103,07 107,64 108,74 107,91 108,47 112,10
SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH

29. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah persentase jumlah pengangguran terhadap 30. Nilai Tukar Petani (NTP) periode data tahun Desember 2019 dan seterusnya
jumlah angkatan kerja menggunakan NTP Tahun Dasar 2018 sedangkan NTP periode data sebelum periode
Desember 2019 menggunakan data NTP Tahun Dasar 2012
Laporan Perekonomian
78 PROVINSI JAWA TENGAH

Tabel 6.8. Indeks yang Diterima berdasarkan Subsektor


2019* 2020 2021
INDEKS YANG DITERIMA PETANI
MAR JUN SEP DES MAR JUN SEP DES MAR JUN SEP
TOTAL 138,29 140,79 145,23 108,92 108,53 107,47 107,87 108,94 107,55 108,09 109.82

TANAMAN PANGAN 147,27 146,25 152,61 112,38 111,07 109,01 110,17 110,18 105,66 107,79 110,51

HOLTIKULTURA 133,14 140,68 143,36 110,57 114,73 115,80 111,14 114,81 122,37 112,96 113,38

TANAMAN PERKEBUNAN RAKYAT 144,39 146,66 155,99 96,91 96,19 95,88 101,65 103,49 104,34 106,44 106,51

PETERNAKAN 127,88 130,36 131,28 101,36 100,11 100,27 99,26 100,99 100,60 104,15 104,19

PERIKANAN 138,41 141,01 142,17 111,83 111,05 108,70 113,42 115,67 115,38 116,28 120,50
SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH

Tabel 6.9. Indeks yang Dibayar berdasarkan Subsektor


2019* 2020 2021
INDEKS YANG DITERIMA PETANI
MAR JUN SEP DES MAR JUN SEP DES MAR JUN SEP
TOTAL 134,49 136,50 137,04 104,61 106,28 106,30 105,94 107,34 108,30 108,67 108.79

TANAMAN PANGAN 137,93 140,33 140,80 104,50 106,18 106,20 105,68 107,26 108,36 108,67 108,69

HOLTIKULTURA 135,27 137,69 138,09 104,27 106,05 106,44 106,16 107,24 107,93 108,24 108,37

TANAMAN PERKEBUNAN RAKYAT 135,43 137,54 137,93 104,57 107,14 107,31 107,39 108,48 109,31 109,55 109,74

PETERNAKAN 129,10 130,16 130,95 105,40 106,52 106,09 105,92 107,25 108,14 108,80 109,18

PERIKANAN 132,17 134,34 135,44 104,42 105,34 105,47 105,38 106,38 106,93 107,21 107,49
SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH

Penurunan risiko biaya bagi petani berlangsung relatif merata di Peningkatan kemiskinan yang terjadi pada Maret 2021 terutama
seluruh subsektor pertanian di Jawa Tengah. Namun demikian, disebabkan oleh masih terbatasnya kegiatan ekonomi secara
risiko terbesar berlangsung pada petani subsektor peternakan keseluruhan. Dampak pandemi C O V I D -19 yang telah
yang mengalami peningkatan Indeks Harga yang Dibayar Petani berlangsung sejak triwulan I 2020 tidak hanya terbatas pada
cukup signifikan sebesar 1,69% (ptp). Peningkatan tersebut kelesuan kegiatan perdagangan dan pariwisata yang disebabkan
diperkirakan bersumber dari meningkatnya biaya pakan ternak Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat, namun juga
yang mengalami akselesari harga akibat tingginya harga jagung penurunan permintaan barang dan jasa, baik untuk ekspor
dan kedelai di pasar global. maupun domestik. Dampak lanjutan dari penurunan permintaan
produksi oleh industri pengolahan padat karya yang berorientasi
6.3. TINGKAT KEMISKINAN permintaan ekspor maupun domestik ini mendorong peningkatan
Tingkat kemiskinan Jawa Tengah mengalami peningkatan, baik Pemutusan Hubungan Kerja ( P H K ), yang selanjutnya
dari jumlah maupun rasio penduduk miskin. Angka kemiskinan menurunkan tingkat penghasilan masyarakat secara
Jawa Tengah pada Maret 2021 sebesar 4,11 juta jiwa, lebih tinggi keseluruhan.
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak
Peningkatan aktivitas ekonomi pada triwulan laporan belum
3,98 juta jiwa. Dengan perkembangan tersebut, rasio penduduk
mampu menekan angka kemiskinan di Jawa Tengah.
miskin di Jawa Tengah menjadi sebesar 11,79% dari total
Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan II 2021 tercatat
penduduk Jawa Tengah, lebih tinggi dibandingkan Maret 2020
tumbuh sebesar 5,66% (yoy), meningkat cukup signifikan
yang tercatat sebesar 11,41%.
dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang
Peningkatan tingkat kemiskinan terjadi baik di perkotaan mengalami kontraksi sebesar 5,91% (yoy). Hal ini
maupun pedesaan. Jumlah penduduk miskin di perkotaan mengindikasikan pemulihan ekonomi yang masih terbatas akibat
meningkat dari 1,80 juta jiwa pada Maret 2020 menjadi sebesar belum redanya masa pandemi COVID-19. Namun demikian, salah
1,91 juta jiwa pada Maret 2021. Hal tersebut berdampak pada satu lapangan usaha yang diharapkan dapat menyerap tenaga
kenaikan persentase penduduk miskin di perkotaan dari 10,09% kerja adalah sektor pertanian yang relatif tahan terhadap
pada Maret 2020 menjadi 10,58% pada Maret 2021. Demikian goncangan permintaan. Lapangan usaha pertanian di Jawa
pula dengan jumlah penduduk miskin di pedesaan juga Tengah tumbuh 12,49% (yoy) pada triwulan II 2021, didorong oleh
mengalami peningkatan menjadi sebesar 2,20 juta jiwa pada berlanjutnya musim panen beberapa komoditas utama. Hal ini
periode Maret 2021, meningkat dari 2,18 juta jiwa pada periode diharapkan dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja karena
yang sama di tahun 2020. Peningkatan penduduk miskin di lapangan usaha pertanian merupakan salah satu sektor usaha
pedesaan berdampak pada kenaikan persentase kemiskinan dari padat karya yang mampu menyerap tenaga kerja di Jawa Tengah.
12,80% pada Maret 2020 menjadi 13,07% pada Maret 2021.
Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH 79

Grafik 6.3 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Jawa Tengah Grafik 6.4 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Jawa Tengah
dibandingkan nasional
14,00% % JUTA ORANG 5.000 5 JUTA ORANG 16%
4.500
12,00% 14%
4.000 4
10,00% 3.500
12%
8,00% 3.000 3
2.500 10%
6,00% 2.000 2
1.500 8%
4,00%
1.000 1
2,00% 6%
500
0,00% - 0 4%
MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR
2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021

JAWA TENGAH (JUMLAH)-RHS % JAWA TENGAH % NASIONAL KOTA DESA PERSENTASE DI KOTA - [SKALA KANAN] PERSENTASE DI DESA - [SKALA KANAN]

Angka kemiskinan di tingkat nasional juga mengalami kelompok kebutuhan primer, khususnya pada Kelompok
peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun Makanan, Minuman dan Tembakau. Hal ini perlu menjadi
sebelumnya. Secara nasional, penduduk miskin pada Maret 2021 perhatian mengingat kenaikan garis kemiskinan berpotensi dapat
tercatat sebesar 27,54 juta jiwa, lebih tinggi dibandingkan Maret meningkatkan jumlah penduduk miskin.
2020 yang tercatat sebesar 26,42 juta jiwa. Jumlah penduduk
miskin tingkat nasional tersebut mengalami peningkatan sebesar Untuk menahan tingkat laju kemiskinan selama masa pandemi,

3,33% (yoy). Meskipun jmlah penduduk miskin relatif lebih rendah berbagai kebijakan telah dilakukan antara lain pemerintah pusat

dibandingkan Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa Timur, telah menjalankan program Bantuan Lansung Tunai (BLT),

peningkatan penduduk miskin di Jawa Tengah turut memberikan Program Keluarga Harapan (PKH), dan Bantuan Pangan Non

andil yang signifikan terhadap penambahan penduduk miskin di Tunai (BPNT). Sementara itu, kebijakan pemerintah daerah

tingkat Nasional. dilakukan dalam bentuk jaring pengaman sosial berupa bantuan
sosial tunai dan bantuan sosial beras kepada keluarga penerima
31
Garis kemiskinan terus mengalami peningkatan , baik di manfaat program PKH menggunakan anggaran APBD Provinsi
Provinsi Jawa Tengah maupun di tingkat nasional. Peningkatan Jawa Tengah.
nilai garis kemiskinan di Jawa Tengah terutama didorong oleh Tabel 6.10 Garis Kemiskinan Jawa Tengah
peningkatan garis kemiskinan di perkotaan. Berdasarkan
GARIS KEMISKINAN MAR-2019 MAR-2020 SEP-2020 MAR-2021
pembagian kelompok kemiskinan antara perkotaan dan
pedesaan, garis kemiskinan perkotaan di Jawa Tengah Kota Rp. 372.882 Rp. 401.771 Rp. 404.451 Rp. 416.825
meningkat 3,75% (yoy) menjadi Rp416.825 per kapita/bulan pada Desa Rp. 365.607 Rp. 388.796 Rp. 392.216 Rp. 401.139
Maret 2021, dari sebelumnya sebesar Rp401.771 per Kota & Desa Rp. 369.385 Rp. 395.407 Rp. 398.477 Rp. 409.193
kapita/bulan pada Maret 2020. Sementara itu garis kemiskinan di SUMBER: BPS, DIOLAH

pedesaan juga meningkat 3,17% (yoy), dari sebesar Rp388.796


per kapita/bulan pada Maret 2020 menjadi Rp401,139 per
6.4. PEMERATAAN KESEJAHTERAAN
kapita/bulan pada Maret 2021. Peningkatan penduduk miskin di
PENDUDUK
perkotaan tidak hanya didorong oleh peningkatan garis
Tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk di Jawa Tengah
kemiskinan, namun juga disebabkan oleh meningkatnya angka
pada Maret 2021 yang diukur melalui koefisien Gini relatif
pengangguran di Provinsi Jawa Tengah.
meningkat. Pada Maret 2021, koefisien Gini Jawa Tengah tercatat
Laju peningkatan nilai garis kemiskinan Jawa Tengah baik untuk sebesar 0,372; lebih tinggi dibandingkan Maret 2020 yang sebesar
daerah perkotaan dan pedesaan, terhitung lebih tinggi 0,362. Apabila dibandingkan dengan nasional, koefisien Gini Jawa
dibandingkan laju inflasi umum di Jawa Tengah (1,47%, yoy). Hal Tengah tersebut masih lebih rendah dibandingkan Nasional yang
ini terutama disebabkan oleh peningkatan laju inflasi komoditas- sebesar 0,384. Dengan demikian, tingkat pemerataan pendapatan
komoditas utama pembentuk nilai garis kemiskinan, khususnya di Jawa Tengah relatif lebih baik dibandingkan dengan nasional.
komoditas primer bahan makanan. Peningkatan laju garis
kemiskinan yang lebih tinggi dibandingkan laju inflasi umum 31. Indonesia Travel Advice UK Government, 22 Mei 2019; Indonesia Travel Advisory US
menunjukkan bahwa nilai barang-barang konsumsi masyarakat Government, 3 Januari 2019
32. Koefisien Gini mengukur ketimpangan distribusi pendapatan melalui pengukuran yang
pra sejahtera meningkat lebih tinggi dibandingkan laju berkisar antara 0 sampai 1. Apabila koefisien Gini bernilai 0 berarti terjadi pemerataan
peningkatan nilai barang-barang konsumsi masyarakat sempurna di dalam suatu daerah, sedangkan apabila bernilai 1 berarti ketimpangan
sempurna
menengah sejahtera, disebabkan oleh tingginya laju inflasi
Laporan Perekonomian
80 PROVINSI JAWA TENGAH

Dibandingkan dengan provinsi lain di kawasan Jawa, koefisien Maret 2021, koefisien Gini perkotaan Jawa Tengah sebesar 0,398;
Gini Jawa Tengah merupakan yang terendah setelah Banten, lebih tinggi dibandingkan pedesaan yang sebesar 0,325.
diikuti oleh Jawa Timur dan DKI Jakarta. Sementara itu, tingkat Fenomena peningkatan ketimpangan yang tinggi pada kawasan
ketimpangan tertinggi terjadi di Provinsi DI Yogyakarta dan perkotaan tersebut juga berlangsung di tingkat nasional,
Provinsi Jawa Barat. Peningkatan ketimpangan terbesar yang mencerminkan bahwa golongan masyarakat berpenghasilan
berlangsung dalam rentang Maret 2020 sampai dengan Maret rendah lebih terpapar dampak pelemahan ekonomi yang lebih
2021 terjadi di Provinsi DKI Jakarta. besar dibandingkan kalangan masyarakat berpenghasilan
menengah ke atas. Hal ini dapat disebabkan oleh rendahnya
Berdasarkan wilayahnya, tingkat ketimpangan di kawasan kapasitas tabungan/dana darurat serta menurunnya penghasilan
perkotaan lebih tinggi dibandingkan kawasan pedesaan. Pada di tengah penurunan aktivitas produksi.

Grafik 6.5 Perkembangan Koefisien Gini Jawa Tengah dan Nasional Grafik 6.6 Perbandingan Ketimpangan Jawa Tengah dan Nasional
berdasarkan daerah

0,42 INDEKS 0,420

0,4 0,400

0,38 0,380

0,36 0,360

0,34 0,340

0,32 0,320

0,3 0,300
MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR PERKOTAAN PERDESAAN PERKOTAAN PERDESAAN
2016 2017 2018 2019 2020 2021 JAWA TENGAH

JAWA TENGAH NASIONAL MAR-19 MAR-20 MAR-21

SUMBER : BPS, DIOLAH SUMBER : BPS, DIOLAH

Tabel 6.11 Perbandingan Koefisien Gini Provinsi Peers


KOEFISIEN GINI
PROVINSI
MAR-17 SEP-17 MAR-18 SEP-18 MAR-19 SEP-19 MAR-20 SEP-20 MAR-21
Jawa Tengah 0,365 0,365 0,378 0,357 0,361 0,358 0,362 0,359 0,372

Banten 0,382 0,379 0,385 0,367 0,365 0,361 0,363 0,365 0,365

Jawa Timur 0,396 0,415 0,379 0,371 0,370 0,364 0,366 0,364 0,374

Jawa Barat 0,403 0,393 0,407 0,405 0,402 0,398 0,403 0,398 0,412

DKI Jakarta 0,413 0,409 0,394 0,390 0,394 0,391 0,399 0,400 0,409

DI Yogyakarta 0,432 0,440 0,441 0,422 0,423 0,428 0,434 0,437 0,441

Indonesia 0,393 0,391 0,389 0,384 0,382 0,380 0,381 0,385 0,384
SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH
07
Prospek
Perekonomian
Daerah

Pemulihan ekonomi Jawa Tengah di 2021 terjadi secara gradual,


didorong perbaikan permintaan global dan domestik.

 Ditinjau dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor
luar negeri, menjadi komponen penopang pemulihan ekonomi tahun 2021.

 Lapangan usaha terdampak COVID-19 akan mengalami perbaikan di 2021.


Perbaikan industri pengolahan menjadi motor utama pemulihan ekonomi
selama 2021. Selain itu, perdagangan akan membaik seiring pemulihan
permintaan global dan domestik.
Laporan Perekonomian
84 PROVINSI JAWA TENGAH

7.1. KONDISI PEREKONOMIAN GLOBAL Tabel 7.2 Harga Perdagangan Dunia dalam US Dollars Tabel
PROYEKSI
KOMODITAS UTAMA (%YOY) 2019 2020
Perekonomian global membaik didorong oleh perbaikan 2021* 2022*
negara-negara maju yang lebih cepat seperti Amerika Serikat Manufaktur 0.5 -3.2 5.5 4.4
(AS), Kawasan Eropa, dan Tiongkok sehingga mendorong Minyak -10.2 -32.7 59.1 -1.8
volume perdagangan dunia secara keseluruhan. Sementara itu,
Makanan -3.1 1.7 27.8 1.9
perbaikan ekonomi negara emerging tertahan terutama akibat
Minuman -3.8 3.5 14.1 5.8
keterbatasan ruang kebijakan fiskal dan ketersediaan vaksin.
Pertanian -5.4 -3.3 17.0 0.2
Ketersediaan vaksin dapat mendorong peningkatan mobilitas ke
Logam 3.7 3.5 49.7 -6.5
level normal sebelum pandemi sehingga dapat meningkatkan
SUMBER: WORLD ECONOMIC OUTLOOK OCTOBER 2021
konsumsi, kegiatan produksi, dan perdagangan global, tentunya
dengan bantuan stimulus kebijakan untuk menjaga lintasan
CPO, makanan, minuman, pertanian, dan logam. Namun, pada
pemulihan. Perkembangan sejumlah indikator pada bulan
tahun 2022 diproyeksikan harga komoditas mengalami
November 2021 menunjukkan perbaikan ekonomi akan terus
penurunan terutama CPO seiring dengan meningkatnya
berlanjut, meskipun sempat melambat pada triwulan III 2021.
permintaan minyak nabati jenis lain. Selain itu, penurunan harga
Perekonomian AS tumbuh 4,9% (yoy) pada triwulan III 2021,
CPO pada tahun 2022 juga mempertimbangkan tidak adanya
melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (12,2%; yoy).
cuaca buruk dan pengendalian Covid-19 yang baik.
Pertumbuhan ekonomi Tiongkok sebesar 4,9% (yoy) dibanding
triwulan sebelumnya (7,9%; yoy). Pertumbuhan ekonomi Jepang Ke depan, perbaikan ekonomi global diprakirakan terus
mengalami kontraksi sebesar 3% (yoy) dari triwulan sebelumnya berlanjut didukung oleh stimulus ekonomi dan vaksinasi yang
sebesar 1,5% (yoy). Penurunan tersebut seiring dengan keadaan mendorong meningkatnya mobilitas. Sejumlah indikator dini
darurat Covid-19 serta krisis semikonduktor global. Namun, pada pada November 2021 mengindikasikan perbaikan ekonomi global
November 2021 PMI manufaktur Jepang kembali meningkat yang berlanjut seperti ekspansi PMI manufaktur, keyakinan
didorong penurunan kasus Covid-19 dan pelonggaran konsumen dan penjualan eceran, termasuk mulai berkurangnya
pembatasan di seluruh wilayah. Pertumbuhan output dan new keterbatasan energi di Tiongkok. Dengan perkembangan
order meningkat disertai peningkatan pada penjualan ekspor. tersebut, perekonomian dunia diperkirakan membaik pada tahun
Memasuki triwulan IV 2021, pemulihan ekonomi global 2 0 2 1 . B a n k I n d o n e s i a m e m p e r k i ra k a n p e r t u m b u h a n
diperkirakan terus berlangsung. perekonomian global membaik pada tahun 2021, yakni tumbuh
5,7% (yoy) meski lebih rendah dari proyeksi awal dan tetap baik
Volume perdagangan dunia meningkat seiring dengan
pada 2022.
membaiknya perekonomian global. Kenaikan volume
perdagangan masih terus berlanjut, sehingga mendukung
prospek ekspor negara berkembang. Sejalan dengan perbaikan 7.2. PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI
volume perdagangan, harga komoditas meningkat didorong oleh JAWA TENGAH TAHUN 2021
ekspektasi pemulihan ekonomi global. Harga komoditas fiber Secara keseluruhan, perekonomian Provinsi Jawa Tengah pada
yang mengindikasikan aktivitas ekspor TPT Jawa Tengah, 2021 diperkirakan akan lebih baik dibanding 2020 dengan
meningkat 9,45% (yoy) didorong kenaikan permintaan. Selain itu, kisaran pertumbuhan sebesar 2,5%-3,5% (yoy). Perbaikan
harga perdagangan dunia lainnya juga diproyeksikan akan ekonomi Jawa Tengah tersebut didorong oleh membaiknya
mengalami peningkatan pada tahun 2021, seperti manufaktur, perekonomian global, akselerasi realisasi anggaran Pemerintah

Tabel 7.1 Indikator Perekonomian Global


ESTIMASI PROYEKSI Grafik 7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah
INDIKATOR (%YOY) 2019
2020 2021*
16 %YOY
PDB Global 2.8 -3.2 5.7 2021 : 3,5% - 4,5% 2022 : 5,0% - 6,0%
12
PDB Advanced Economies 1.6 -4.6 5.1
8
PDB Amerika Serikat 2.2 -3.5 5.9 4

PDB Uni Eropa 1.3 -6.5 4.8 0

PDB Jepang 0.0 -4.7 2.4 -4

-8
PDB Emerging Market and
3.7 -2.1 6.1 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Developing Countries

PDB Tiongkok 6.0 2.3 8.0


SUMBER: IMF WEO. *PROYEKSI BANK INDONESIA
Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH 85

Tabel 7.3 Outlook Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penggunaan

2020* 2021** 2022**


PENGELUARAN TOTAL
I II III IV I II III TOTALP TOTALP
KONSUMSI RUMAH TANGGA 3,46 -4,75 -1,89 -2,38 -1,42 -1,89 4,68 1,84

KONSUMSI LNPRT -1,88 -5,41 -1,63 -2,88 -2,98 0,13 5,47 6,28

KONSUMSI PEMERINTAH 2,89 -7,14 -0,23 -8,41 -4,30 1,31 7,93 -7,30

INVESTASI 0,16 -11,94 -10,06 -5,64 -6,98 -0,77 10,11 6,72

EKSPOR LUAR NEGERI 5,02 -9,13 -16,68 -8,89 -7,90 8,41 28,12 27,64

IMPOR LUAR NEGERI 1,16 -28,96 -16,61 -25,61 -17,65 -2,18 69,77 24,89

NET EKSPOR ANTARDAERAH -0,93 -34,89 -15,00 -45,42 -23,13 7,49 90,34 22,92

PDRB 2,65 -5,91 -3,79 -3,34 -2,65 -0,77 5,72 2,56


KET : *) ANGKA SEMENTARA, **) ANGKA SANGAT SEMENTARA, P) PROYEKSI BANK INDONESIA
SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH, PROYEKSI OLEH BANK INDONESIA

Pusat dan Pemerintah Daerah, kemajuan dalam program membaiknya rata-rata indeks ekspektasi kegiatan usaha di
restrukturisasi kredit, serta berlanjutnya stimulus moneter Bank Oktober dan November 2021 menjadi 132,1, termasuk
Indonesia. Dari sisi mobilitas, perkembangan terakhir pembangunan infrastruktur lainnya. Daya saing investasi Jawa
menunjukkan mobilitas masyarakat Jawa Tengah mengalami Tengah yang cukup baik bersumber dari tenaga kerja yang
peningkatan saat pelonggaran pembatasan sosial dilakukan pada kompetitif dan kawasan industri di berbagai daerah. Badan
Agustus 2021. Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) menargetkan
pembangunan investasi baru di kawasan industri di Jawa Tengah
7.2.1. Prospek Pertumbuhan Ekonomi terjadi di tahun 2021. Implementasi Online Single Submission Risk
Jawa Tengah Sisi Pengeluaran Based Approach (OSS RBA) pada tahun 2021 juga akan
Perbaikan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah diperkirakan meningkatkan keyakinan berusaha sehingga mendorong
t e r u s b e r l a n j u t p a d a 2 0 2 1 t e r u t a m a d i d o ro n g o l e h investasi yang berperan penting dalam penyerapan lapangan
meningkatnya indikator ekspor kayu olahan, TPT, dan alas kaki, kerja dan perekonomian Jawa Tengah. Perusahaan yang sudah
serta optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi. melakukan groundbreaking pada pertengahan 2021, diantaranya
Konsumsi diprakirakan meningkat pada 2021 sejalan dengan PT. KCC Glass di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang dan PT.
perbaikan pendapatan dan keyakinan masyarakat meski Nestle di Batang Industrial Park (BIP). Selain itu, juga terdapat
dibayangi kekhawatiran peningkatan kasus varian delta Covid-19. beberapa perusahaan yang melakukan groundbreaking di KIT
Perkiraan konsumsi rumah tangga yang membaik didukung oleh Batang diantaranya LG Chemicals di lahas seluas 144 Ha, Wavin di
perbaikan sisi pendapatan yang antara lain bersumber dari lahan seluas 19,9 Ha dengan nilai investasi Rp 1,7 triliun, dan
keberlanjutan stimulus fiskal dalam bentuk perlindungan sosial Alpan pada Desember 2021. Perbaikan kinerja investasi pada
pada 2021 yang menopang daya beli masyarakat. Selain itu, 2021 juga turut ditopang oleh berlanjutnya pembangunan proyek
pemerintah juga kembali memperpanjang kebijakan relaksasi infrastruktur setelah sempat tertunda pada 2020. Pembangunan
fiskal, diantaranya bantuan subsidi upah senilai Rp500rb (Juli- proyek infrastruktur 2021 akan difokuskan pada infrastruktur
Agustus), diskon Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) 100% konektivitas dan pelayanan dasar seperti pembangunan
hingga Agustus 2021 dan pemberlakuan diskon PPnBM 50% bendungan, jalan tol Semarang-Demak, dan Pembangkit Listrik
pada September – Desember 2021, serta stimulus energi dengan Tenaga Bayu/Angin (PLTB) oleh Akuo Energy. Selain dari sektor
diskon 50% untuk pelanggan 450 VA dan 25% untuk pelanggan pemerintah, pada tahun 2021 beberapa industri juga melakukan
900 VA untuk periode Juli-Desember 2021 untuk menjaga daya investasi untuk meningkatkan utilisasi kapasitas produksi dalam
beli masyarakat. Pemulihan konsumsi turut didukung oleh rangka mengakomodir peningkatan order yang bersumber dari
optimisme konsumen yang membaik, terutama optimisme permintaan domestik dan global.
perbaikan pendapatan yang tercermin antara lain dari
Perbaikan kinerja ekspor turut mendukung berlanjutnya
peningkatan rata-rata indeks ekspektasi konsumen sebesar
pemulihan ekonomi Jawa Tengah pada 2021. Perbaikan
109.6, pada Oktober dan November 2021. Selain itu, ekspektasi
masyarakat juga membaik seiring optimisme vaksinasi yang perekonomian global yang diperkirakan berlanjut pada negara

meluas di tahun 2021 dan meredanya kasus Covid-19. tujuan ekspor Jawa Tengah, mendorong perbaikan ekspor.
Perkiraan volume perdagangan dunia dan harga komoditas global
Pemulihan investasi Jawa Tengah diperkirakan berlanjut pada yang lebih baik, mengindikasikan prospek permintaan global yang
2021. Investasi pada 2021 berpotensi meningkat seiring meningkat. Berdasarkan World Economic Outlook (WEO) Oktober
Laporan Perekonomian
86 PROVINSI JAWA TENGAH

2021 dan proyeksi Bank Indonesia, pertumbuhan ekonomi dunia domestik yang membaik akan berdampak positif pada sisi
diproyeksikan terakselerasi dari -3,2% (yoy) pada tahun 2020 produksi industri utama Jawa Tengah. Sektor tekstil dan produk
menjadi 5,7% (yoy) pada tahun 2021 didorong oleh perekonomian tekstil (TPT), furnitur, makanan dan minuman, dan farmasi, dan
negara maju. Potensi perbaikan ekonomi global ditopang oleh alas kaki diperkirakan akan tumbuh lebih baik di 2021. Permintaan
kebijakan vaksinasi Covid-19 secara global sehingga mendorong domestik atas produk alas kaki secara umum seiring dengan
semakin banyaknya pembukaan sektor-sektor ekonomi produktif dimulainya pembelajaran tatap muka akan berlanjut. Selain itu,
dan meningkatkan permintaan eksternal. Hal tersebut bertambahnya operasional pabrik terutama pabrik relokasi alas
diperkirakan turut mendorong pertumbuhan ekspor luar negeri kaki di Jawa Tengah akan semakin menambah peningkatan
Jawa Tengah pada tahun 2021. Selain itu, optimisme peningkatan produksi industri pengolahan Jawa Tengah. Namun, terdapat
ekspor juga sejalan dengan karakteristik komoditas ekspor Jawa beberapa faktor yang dapat meganggu perkembangan industri
Tengah yang memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pengolahan yaitu kelangkaan bahan baku akibat adanya krisis
sandang, furnitur, hingga makanan. Sebagai contoh, ekspor energi sehingga perusahaan tidak bisa memenuhi permintaan
komoditas alas kaki yang saat ini sedang dalam tren meningkat dalam jumlah yang besar.
didorong oleh permintaan negara tujuan ekspor, kualitas produk
alas kaki Jawa Tengah yang semakin membaik, harga jual serta Perbaikan industri dan pergerakan masyarakat, mendorong
FOB yang lebih rendah dibandingkan dengan daerah lain, serta perbaikan sektor perdagangan. Perdagangan kendaraan
finalisasi perjanjian Indonesia – EU CEPA. Meskipun demikian, bermotor dan properti akan kembali menggeliat setelah
tingginya harga ocean freight yang masih berlangsung hingga mengalami penurunan selama 2020. Penjualan kebutuhan tersier
saat ini dan kelangkaan enegi diperkirakan menahan laju tersebut didukung kebijakan pemerintah berupa diskon PPnBM
peningkatan ekspor luar negeri Jawa Tengah pada tahun 2021. untuk pembelian kendaraan jenis tertentu dan dan PPN 0% untuk
Sementara itu, peningkatan impor diperkirakan berasal dari mendorong peningkatan penjualan properti. Sektor ritel akan
kenaikan bahan baku dan bahan penunjang industri sejalan membaik tidak hanya dari komoditas makanan dan minuman,
dengan membaiknya kinerja industri pengolahan di Jawa Tengah. tetapi juga komoditas sandang dan peralatan rumah tangga.
Perdagangan alat kesehatan disertai obat-obatan, diperkirakan
7.2.2. Prospek Pertumbuhan Ekonomi masih terus meningkat di 2021.
Jawa Tengah Sisi Lapangan Usaha
Pertumbuhan kinerja sektor pertanian diperkirakan tetap tinggi
Dari sisi lapangan usaha, akselerasi ekonomi Jawa Tengah pada
meski mengalami perlambatan pada tahun 2021. Perlambatan
tahun 2021 diperkirakan ditopang perbaikan kinerja lapangan
disektor pertanian disebabkan adanya penurunan produksi akibat
usaha utama, yaitu industri pengolahan, perdagangan besar,
gangguan iklim dan intensitas curah hujan yang tidak stabil. Data
dan kontruksi. Perbaikan kinerja tersebut diperkirakan didorong
dari Dinas Pertanian menunjukkan penurunan luas panen
oleh pulihnya permintaan domestik maupun eksternal.
komoditas padi sebesar -12,60% (yoy) yang mengakibatkan
Pelonggaran pembatasan aktivitas ekonomi dan masifnya
penurunan produksi padi dibawah perkiraan. Namun, masih
vaksinasi diikuti dengan pembukaan pusat perbelanjaan
terdapat faktor yang menjadi pendorong pertumbuhan sektor
meningkatkan kinerja penjualan ritel. Pembukaan ekonomi
pertanian baik dari sisi permintaan dan produksi. Dari sisi
diperkirakan akan kembali meningkatkan pendapatan
permintan, lapangan usaha pertanian yang merupakan sektor
masyarakat dan meningkatkkan konsumsi rumah tangga
primer tidak mengalami penurunan permintaan signifikan.
sehingga memiliki dampak positif bagi kinerja industri
Sedangkan dari sisi produksi, lapangan usaha pertanian
pengolahan.
mengalami produksi yang lebih banyak khususnya untuk Tabama
Lapangan usaha industri pengolahan menjadi motor utama (Tanaman Bahan Makanan) seiring lebih rendahnya intensitas La
perbaikan ekonomi selama 2021. Permintaan global dan Nina.

Tabel 7.4 Outlook Pertumbuhan Ekonomi Sisi Lapangan Usaha

2020* 2021** 2022**


PENGELUARAN TOTAL
I II III IV I II III TOTALP TOTALP
PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN -4,73 0,94 6,61 7,56 2,48 13,57 -5,37 -6,12

INDUSTRI PENGOLAHAN 3,01 -4,41 -7,10 -6,10 -3,74 -4,19 5,5 13,23

PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN,


3,28 -10,33 -5,59 -2,27 -3,80 -0,56 12,71 6,52
REPARASI MOBIL DAN SEPEDA MOTOR

PDRB 2,65 -5,91 -3,79 -3,34 -2,65 -0,77 5,72 2,56


KET : *) ANGKA SEMENTARA, **) ANGKA SANGAT SEMENTARA, P) PROYEKSI BANK INDONESIA
SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH, PROYEKSI OLEH BANK INDONESIA
Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH 87

Selanjutnya, lapangan usaha konstruksi juga membaik di 2021. membaiknya konsumsi RT dan investasi. Konsumsi rumah
Meningkatnya aktivitas konstruksi terutama bersumber dari tangga akan semakin meningkat didorong oleh vaksinasi yang
pembangunan proyek infrastruktur. Pembangunan yang tertunda telah menyebar luas, sehingga dapat meningkatkan keyakinan
di 2020 akan dilaksanakan di 2021. Selain dari sektor pemerintah, masyarakat terhadap kondisi perekonomian pada level optimis
pihak swasta juga diperkirakan meningkatkan aktivitas investasi dan kekhawatiran akan Covid-19 mereda. Peningkatan konsumsi
bangunan. Pembangunan pabrik baru untuk meningkatkan diperkirakan akan terjadi pada seluruh komponen, seperti
kapasitas produksi, akan banyak dilakukan pada industri sandang, perumahan, perlengkapan RT, transportasi, dan
unggulan Jawa Tengah sebagai dampak peningkatan permintaan rekreasi. Selain itu, terbukanya lapangan kerja akibat adanya
domestik dan global. Selain itu, beberapa perusahaan baru di peningkatan aktivitas produksi dan investasi yang mulai masuk
Jawa Tengah sudah melakukan groundbreaking di Kawasan sejak 2021 akan mendorong peningkatan pertumbuhan
Industri Terpadu Batang dan Batang Industrial Park. konsumsi rumah tangga.

Lebih lanjut, kehadiran vaksin COVID-19 menjadi penting di Kinerja investasi diperkirakan membaik sejalan dengan
2021 sehingga dapat meminimalkan tingkat kekhawatiran pelonggaran regulasi pembatasan aktivitas serta membaiknya
masyarakat dalam beraktivitas. Stimulus yang dilakukan kinerja perekonomian domestik maupun global. Jawa Tengah
pemerintah dalam mendorong per tumbuhan ekonomi, diproyeksikan menjadi daerah penyumbang percepatan
diharapkan menjadi faktor pendukung dan berpengaruh positif pertumbuhan ekonomi, akan semakin didorong produktivitasnya.
pada perekonomian 2021. Namun demikian beberapa risiko yang Infrastruktur diperkirakan mulai dapat dioperasikan sembari
p erl u di was p adai b erp o t en s i m en ggan ggu s t ab i l i t as pembangunan yang lainnya secara intens terus dibangun. Lebih
perekonomian antara lain: (i) efektifitas vaksin dalam lanjut, progres pembangunan beberapa investor asing sudah
membangun herd immunity di bawah perkiraan sehingga selesai ditahun 2021 sehingga pada tahun 2022 sudah dapat
berdampak pada mobilitas dan produktivitas rumah tangga; (ii) dilakukan lebih banyak penambahan produksi dan operasional.
adanya gelombang ketiga Covid-19; (iii) kebijakan pembatasan Selain itu, pada tahun 2022 terdapat perusahaan alas kaki yang
sosial di global dan domestik, berlangsung lebih lama dari berasal dari Vietnam dan Jawa Barat berencana untuk relokasi ke
perkiraan; (iv) terbatasnya konsumsi barang tahan lama dan Jawa Tengah, disebabkan tingkat upah minimum yang diberikan
rekreasi pada masyarakat golongan menengah atas; (v) adanya Jawa Tengah lebih rendah dibanding wilayah lainnya.
krisis energi; serta (vi) dampak sosial yang meluas akibat
penurunan pendapatan sehingga menurunkan kesejahteraan Kinerja ekspor diperkirakan akan tertahan pada tahun 2022.
masyarakat. Sejalan dengan itu kinerja impor diperkirakan juga akan
menurun. Permintaan ekspor komoditas utama Jawa Tengah,
7.3. PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI seperti TPT, alas kaki, dan furniture diperkirakan akan terus

JAWA TENGAH TAHUN 2022 meningkat disebabkan adanya peralihan order dari negara
competitor seperti Vietnam ke Indonesia. Namun, terdapat
Secara keseluruhan, perbaikan perekonomian Provinsi Jawa
kendala perusahaan dalam memenuhi permintaan tersebut
Tengah pada 2022 diperkirakan akan terus berlanjut dibanding
disebabkan adanya keterbatasan bahan baku terutama bahan
2021 dengan kisaran pertumbuhan sebesar 5,0%-6,0% (yoy).
baku TPT akibat adanya kelangkaan energi Tiongkok. Selain itu,
Kesuksesan vaksinasi dan meredanya penyebaran Covid-19 akan
potensi masih tingginya tarif kontainer global masih dirasakan
meningkatkan keyakinan konsumen dan meredam kekhawatiran
pada triwulan I 2022 dan adanya dampak lanjutan kenaikan harga
Covid-19 di tahun 2022. Pengembangan Jawa Tengah sebagai
terhadap harga energi di Indonesia. Lebih lanjut, perkiraan
destinasi investasi dan percepatan pembangunan dapat menjadi
penurunan impor disebabkan adanya kebijakan pengendalian
penggerak perekonomian utama tahun 2022. Selain itu, sinergi
impor dan hilirisasi bahan baku dari perusahaan dalam negeri
kebijakan yang erat dan kinerja perekonomian tahun 2021
menjadi modal untuk semakin bangkit dan optimis akan Konsumsi pemerintah diperkirakan akan terus membaik pada
pemulihan ekonomi yang lebih baik pada tahun 2022. tahun 2022, seiring dengan adanya kenaikan APBD di Jawa
Tengah. A P B D 2022 Jawa Tengah difokuskan untuk
7.3.1. Prospek Pertumbuhan Ekonomi meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Selain itu, anggaran
Jawa Tengah Sisi Pengeluaran masih akan terus diprioritaskan juga untuk pemulihan ekonomi.
Perbaikan perekonomian Jawa Tengah sepanjang tahun 2022 Belanja modal juga diperkirakan akan terus meningkat untuk
diperkirakan terus berlanjut. Dari sisi pengeluaran, perbaikan melanjutkan pembangunan proyek strategis yang sempat
kinerja ekonomi Jawa Tengah terutama ditopang terus tertunda akibat pandemi Covid-19.
Laporan Perekonomian
88 PROVINSI JAWA TENGAH

7.3.1. Prospek Pertumbuhan Ekonomi


Jawa Tengah Sisi Pengeluaran
Dari sisi lapangan usaha, akselerasi ekonomi Jawa Tengah pada Potensi risiko kenaikan harga pada Kelompok Makanan,
tahun 2022 diperkirakan ditopang oleh kinerja lapangan usaha Minuman, dan Tembakau diperkirakan bersumber dari
utama, yakni industri pengolahan dan perdagangan. Perbaikan komoditas strategis beras. Pemerintah telah berkomitmen untuk
kinerja tersebut diperkirakan disebabkan oleh pulihnya menghentikan kebijakan impor beras sejak triwulan II 2021, dan
permintaan domestik maupun permintaan eksternal. selanjutnya akan mengoptimalisasi pemanfaatan Cadangan
Pelonggaran pembatasan aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh Beras Pemerintah (CBP). Risiko inflasi lainnya diperkirakan
pemerintah Jawa Tengah dan nasional diikuti dengan pembukaan bersumber dari komoditas hortikultura dengan perkiraan
pusat pusat perbelanjaan dan kawasan diperkirakan akan produksi yang menurun, seiring dengan tingginya rasio
meningkatkan pendapatan masyarakat dan meningkatkan pemanfaatan budidaya beras pada musim tanam Oktober 2021-
konsumsi masyarakat sehingga memiliki dampak positif bagi Maret 2022. La Nina tahun 2021 yang berlangsung sejak
kinerja industri pengolahan. November 2021 dan diperkirakan akan mencapai puncaknya
pada Desember 2021 berpotensi menghambat produksi bahan
Kinerja perdagangan diperkirakan akan kembali meningkat makanan utama. Selain itu, adanya peningkatan tarif cukai produk
sejalan dengan pelonggaran pembatasan yang terjadi sehingga rokok tahun 2022 yang ditetapkan sebesar 25% diperkirakan akan
berpotensi kembali meningkatkan mobilitas masyarakat Jawa memberikan tekanan harga pada produk rokok menjelang akhir
Tengah. Perbaikan kinerja lapangan usaha perdagangan juga tahun 2021 sebagai langkah antisipasi lonjakan harga oleh
ditopang oleh pulihnya kepercayaan masyarakat dalam industri rokok.
melakukan aktivitas di luar rumah. Pembukaan kawasan wisata
secara ber tahap juga diperkirakan mampu menopang Potensi risiko inflasi Kelompok Transportasi diperkirakan akan
perbaikankinerja perdagangan. Hari besar keagamaan Iedul Fitri didorong oleh permintaan mobilisasi masyarakat, meskipun
diikuti dengan optimisme vaksin di awal tahun serta terus pada tingkat yang moderat. Selain itu, biaya produksi jasa
menurunnya laju penularan Covid-19 akan menopang perbaikan transportasi juga berisiko meningkat seiring dengan pulihnya
kinerja lapangan usaha ini. permintaan global terhadap komoditas minyak dunia. Beberapa
negara manufaktur utama seperti Tiongkok telah meningkatkan
Lapangan usaha pertanian diperkirakan akan tumbuh positif permintaan impornya terhadap komoditas-komoditas bahan
tahun 2022. Dari sisi permintaan, lapangan usaha pertanian mentah manufaktur, khususnya mineral logam dan minyak bumi.
merupakan sektor primer yang tidak memiliki penurunan secara
signifikan. Insensitas curah hujan pada tahun 2022 diperkirakan Potensi risiko inflasi selanjutnya bersumber dari Kelompok
relatif baik akan mendorong produktivitas pertanian. Lebih lanjut, Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya, yang
dalam upaya meningkatkan pertumbuhan lapangan usaha diperkirakan berlangsung sebagai dampak pulihnya aktivitas
pertanian terdapat lima program yang difokuskan oleh produksi dan investasi masyarakat dan pelaku usaha meskipun
Kementrian Pertanian dalam mencapai target produksi pertanian masih terbatas, khususnya pada komponen pembangunan fisik.
tahun 2022, yaitu program ketersediaan akses dan konsumsi Di sisi penawaran, peningkatan upah jasa informal bagi
pangan berkualitas dengan alokasi anggran sebesar Rp6,49 penyelenggaraan rumah tangga telah berlangsung tinggi sejak
triliun. Kedua, program nilai tambah dan daya saing industri senilai awal tahun 2021, seperti Upah Pembantu RT, Tukang Bukan
Rp1,74 triliun. Ketiga, program riset dan inovasi ilmu pengetahuan Mandor, Keamanan, dan lain-lain. Kelesuan ekonomi di sepanjang
dan teknologi sebesar Rp0,36 triliun. Selanjutnya program tahun 2020 diperkirakan akan mendorong para pelaku jasa
pendidikan dan pelatihan vokasi. Terakhir, program dukungan informal untuk meningkatkan tarif dalam rangka
manajemen. mengkompensasi kerugian potensial tersebut, lebih awal
dibandingkan pelaku industri berskala menengah dan besar
7.4. PROSPEK INFLASI TRIWULAN IV 2021 (korporasi).
DAN KESELURUHAN TAHUN 2021
Inflasi tahunan Jawa Tengah secara keseluruhan tahun 2022
Inflasi Jawa Tengah tahun 2021 diperkirakan akan lebih rendah diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan tahun 2021. Faktor
dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, terdapat utama yang diperkirakan mendorong peningkatan laju inflasi
b e b e ra p a p o t e n s i r i s i k o t e k a n a n i n f l a s i ya n g d a p a t berasal dari Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau,
mempengaruhi pencapaian inflasi pada akhir tahun 2021, antara Kelompok Transportasi, serta Kelompok Perumahan, Air, Listrik,
lain bersumber dari Kelompok Makanan, Minuman, dan Gas dan Bahan Bakar Lainnya.
Tembakau, Kelompok Transportasi, serta Kelompok Perumahan,
Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya.
Laporan Perekonomian
PROVINSI JAWA TENGAH 89

Tabel 7.5 Proyeksi Inflasi

2020 2021 2022


DISAGREGASI INFLASI (%; YOY)
I II III IV I II III IV(P)* IV(P)*

TOTAL 3.25 2.48 1.46 1.55 1.48 1.25 1.28 ▲
Inti 2.04 1.72 1.60 1.48 1.58 1.60 1.33 ▲ ▲
Harga diatur Pemerintah 4.04 3.91 0.75 -0.68 0.59 0.56 0.68 ▲ ▲

Bergejolak 7.33 3.93 1.74 4.51 2.09 0.65 1.79 ▲
KET : P) PROYEKSI BANK INDONESIA; TANDA PANAH MENUNJUKKAN ARAH DIBANDINGKAN TRIWULAN SEBELUMNYA.
SUMBER: BPS PROVINSI JAWA TENGAH, DIOLAH, PROYEKSI OLEH BANK INDONESIA

Inflasi Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau Tengah senantiasa melaksanakan berbagai program
diperkirakan meningkat. Di sisi penawaran, faktor yang pengendalian inflasi di tahun 2021. Diseminasi dan Sosialisasi
diperkirakan akan mendorong peningkatan inflasi adalah potensi penggunaan Sislogda untuk sinergi informasi pasokan pangan
risiko penurunan pasokan produksi pertanian dan hortikultura hulu-hilir, kebijakan pasar murah, operasi pasar, dan sidak
sebagai dampak gangguan cuaca dan curah hujan yang lebih lapangan di tingkat masyarakat ketika terjadi gejolak harga.
tinggi hingga awal tahun 2022 akibat fenomena La Nina. Di Seluruh sinergi pengendalian inflasi tersebut, ditujukan untuk
samping itu, potensi peningkatan harga komoditas global juga mencapai sasaran inflasi 3±1% (yoy).
diperkirakan turut memberikan tekanan inflasi kelompok bahan
makanan. Di sisi permintaan, adanya potensi kenaikan
permintaan masyarakat disebabkan oleh meningkatnya
ekspektasi masyarakat terhadap kondisi perekonomian ke depan
seiring dengan kondisi pandemi yang mulai menunjukkan
pemulihan di tengah tingkat vaksinasi yang terus meningkat.
Selain itu, tekanan inflasi diperkirakan didorong oleh potensi
kenaikan daya beli masyarakat sejalan dengan mulai bangkitnya
perekonomian dan kondisi ketenagakerjaan, serta kenaikan upah
minimum tahun 2022.

Peningkatan tekanan inflasi diperkirakan juga terjadi pada


Kelompok Transportasi. Akselerasi vaksinasi nasional akan
mendorong pulihnya mobilitas masyarakat. Hal ini akan
mendorong para pelaku usaha jasa transportasi untuk
menyesuaikan tarif dalam rangka mengkompensasi pendapatan
yang sempat menurun sejak tahun 2020. Selain itu, biaya produksi
jasa transportasi berpotensi masih akan meningkat seiring
dengan pulihnya permintaan global terhadap komoditas minyak
dunia.

Risiko peningkatan inflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik,


Gas, dan Bahan Bakar Lainnya juga diperkirakan meningkat
pada tahun 2022. Peningkatan ini diperkirakan akan didorong
oleh dampak pemulihan aktivitas ekonomi masyarakat dan
adanya potensi kenaikan tarif energi seiring dengan peningkatan
harga komoditas global dan meningkatnya kinerja industri global.

Untuk menjaga inflasi yang rendah dan stabil, Bank Indonesia


akan selalu bersinergi bersama Pemerintah Daerah. Sinergi
tersebut akan terus diperkuat terutama dalam menghadapi
sejumlah risiko terkait gangguan pasokan dan distribusi
domestik. Selanjutnya, dalam rangka menjaga kestabilan harga
dan pasokan komoditas pangan strategis, Bank Indonesia
bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa
Tim Penyusun

PENGARAH
Pribadi Santoso

PENANGGUNG JAWAB
M. Firdauz Muttaqin

KOORDINATOR PENYUSUN
Berry A. Harahap

EDITOR
Wulan Agustina Rahayu

TIM PENULIS
Christian Octavian, Deded T. Prima, Nanda Rizki Fauziah
Muh. Fahrurrizki Aulia, Umi Tri Ruhana, Heryanto Handoko

KONTRIBUTOR
Divisi Implementasi Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah
Divisi Implementasi Sistem Pembayaran, Pengelolaan Uang Rupiah,
dan Manajemen Intern

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah


Kelompok Perumusan KEKDA Provinsi
Jl. Imam Bardjo SH No. 4 Semarang 50241
Telp. +62 24 8310246
Fax. +62 24 8310339
e-mail : KPwJateng-KPKP@bi.go.id

Anda mungkin juga menyukai