Anda di halaman 1dari 27

PROBABILITAS DAN Bab III Pengukuran Nilai

Sentral (Ukuran Pemusatan)


STATISTIK
@SHARY_A
PEMBAHASAN
Pengukuran Nilai Sentral (Ukuran Pemusatan)
A. Pengantar
B. Jenis Ukuran Pemusatan
C. Mean
D. Median
E. Modus

@SHARY_A
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Mampu menuliskan rumus rata-rata hitung, median, modus,
bagi data tersebar dan data berkelompok
2. Mampu menghitung ratarata hitung, median, modus, bagi data
tersebar dan data berkelompok
3. Mampu menyimpulkan letak rata-rata hitung, median, modus
data berkelompok

@SHARY_A
PENGUKURAN NILAI SENTRAL
(UKURAN PEMUSATAN)
A. Pengantar
Salah satu aspek yang paling penting untuk menggambarkan
distribusi data adalah nilai pusat data pengamatan (tendensi
sentral). Setiap pengukuran aritmatika yang ditujukan untuk
menggambarkan suatu nilai yang mewakili nilai pusat atau
nilai sentral dari suatu gugus data (himpunan pengamatan)
dikenal sebagai ukuran tendensi sentral.
Merupakan nilai tunggal yang mewakili semua data atau
kumpulan pengamatan dimana nilai tersebut menunjukkan
pusat data.
@SHARY_A
Ukuran pemusatan disebut juga dengan rata-rata (average) yang
menunjukan di mana suatu data memusat atau kumpulan pengamatan
memusat atau mengelompok
Ukuran pemusatan data menunjukan pusat suatu data atau pusat
suatu kumpulan pengamatan yang merupakan nilai khas untuk
mewakili semua data atau semua pengamatan

@SHARY_A
Nilai ukuran pemusatan data (average) merupakan nilai yang mewakili
suatu kumpulan data sehingga nilai tersebut harus memiliki sifat-sifat
berikut.
1. Harus mempertimbangkan semua data dalam kelompok data.
2. Tidak boleh terpengaruh oleh nilai-nilai ekstrim atau pencilan
(outlier).
3. Harus stabil dari sampel ke sampel.
4. Harus mampu digunakan untuk analisis statistik lebih lanjut.

Ada tiga ukuran pemusatan data yang sering digunakan, yaitu Rata-


rata, Median dan Modus. Dari ketiga ukuran pemusatan data tersebut,
rata-rata (mean) memenuhi semua sifat di atas, kecuali sifat yang kedua.
Rata-rata sangat dipengaruhi oleh nilai ekstrim atau pencilan (outlier).
@SHARY_A
Untuk mengukur besarnya rata-rata, perlu dibedakan berdasarkan:
1. Jenis datanya :
a. Data berkelompok
b. Data tidak berkelompok

2. Asal data :
a. Penelitian populasi angka hasil perhitungan
menggambarkan sifat kelompok disebut parameter
b. Penelitian sampel angka hasil perhitungan
menggambarkan sifat kelompok disebut statistik

@SHARY_A
SIFAT UKURAN NILAI PUSAT
Sifat-Sifat Mean
1. Nilai rata-rata hitung dipengaruhi oleh observasi atau pengamatan.
2. Nilai rata-rata hitung dapat menyimpang terlalu jauh.
3. Rata-rata hitung tidak dapat dihitung dari distribusi yang memiliki kelas terbuka.
4. Rata-rata paling sering digunakan dan populer, sehingga penjelasan mengenai arti
rata-rata hitung tidak diperlukan.
5. Jumah dari penyimpangan semua nilai pengamatan dengan nilai rata-rata hitung
sama dengan nol.
6. Jika selisih semua nilai pengamatan dengan nilai rata- rata dihitung dikuadratkan
maka jumlahnya lebih kecil daripada jumlah penyimpangan kuadrat semua nilai
pengamatan dari titik lain selain rata-rata hitung.
7. Rata-rata hitung dapat memanipulasi secara aljabar.
@SHARY_A
Sifat-Sifat Median
1. Median dipengaruhi oleh banyaknya observasi, namun tidak dipengaruhi oleh
nilai pengamatan.
2. Median dapat dihitung dari distribusi yang memiliki kelas terbua, kecuali jika
kelas mediannya berada pada kelas terbuka tersebut.
3. Median sering digunakan pada distribusi yang memiliki kecondongan yang
sangat jelek.
4. Median didefinisikan dan diinterpretasikan.
5. Median lebih terpengaruh oleh fluktuasi sampling, namun adakalanya untuk
distribusi tertentu median lebih konstan terhadap fluktuasi sampling.
6. Jumlah penyimpangan nilai-nilai dari median lebih kecil daripada jumlah
penyimpangan nilai-nilai dari titik yang lain.
7. Jika jumlah penyimpangan dari median dikuadratkan maka jumlahnya lebih
besar daripada jumlah penyimpangan kuadrat nilai-nilai dari titik yang lain.

@SHARY_A
Sifat-Sifat Modus
1. Dalam seperangkat data, modus bisa tidak ada dan bisa lebih dari satu.
2. Modus dapat ditempatkan pada distribusi yang memiliki kelas terbuka.
3. Modus tidak dipengaruhi oleh bilangan-bilangan yang ekstrim, dari suatu
distribusi.
4. Letak modus atau nilai modus yang sebenarnya sukar ditentukan, karena itu
kebanyakan hanya berdasarkan taksiran dalam suatu distribusi.
5. Perhitungan modus tidak didasarkan pada seluruh nilai pengamatan, tetapi
didasarkan pada individu yang berada pada titik tempat terjadinya pemusatan
yang terbanyak.
6. Untuk perhitungan-perhitungan secara aljabar lebih lanjut, modus tidak dapat
digunakan.
7. Modus tidak sepopuler ukuran rata-rata hitung atau median.

@SHARY_A
B. JENIS UKURAN
PEMUSATAN
1.MEAN
Definisi : Penjumlahan nilai data pengamatan dibagi jumlah data
pengamatan
Rata-Rata Hitung (mean) ini merupakan nilai rata-rata dari data-
data yang ada.
terdapat 2 cara Rata-rata hitung yaitu :
a. Rata-rata hitung (mean) data tunggal , dan .
b. Rata-Rata Hitung (mean) data berkelompok.

@SHARY_A
a. Rata-rata hitung (Mean) untuk data tunggal

X=

@SHARY_A
Contoh :

@SHARY_A
b. Mean dari data distribusi Frekuensi atau dari gabungan:

Distribusi Frekuensi:

Rata-rata hitung dari data yang sudah disusun dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi dapat ditentukan dengan menggunakan formula yang sama dengan
formula untuk menghitung nilai rata-rata dari data yang sudah
dikelompokkan, yaitu:

@SHARY_A
Tabel berikut ini adalah nilai ujian statistik 80 mahasiswa yang sudah
disusun dalam tabel frekuensi. Berbeda dengan contoh 2, pada contoh
ke-3 ini, tabel distribusi frekuensi dibuat dari data yang sudah
dikelompokkan berdasarkan selang/kelas tertentu (banyak kelas = 7
dan panjang kelas = 10).
Kelas ke- Nilai fi
Ujian
1 31 – 40 2
2 41 – 50 3
3 51 – 60 5
4 61 – 70 13
5 71 – 80 24
6 81 – 90 21
7 91 – 100 12

  Jumlah 80
@SHARY_A
Buat daftar tabel berikut, tentukan nilai pewakilnya (xi) dan hitung
fixi.
Kelas ke- Nilai Ujian fi xi fixi
1 31 – 40 2 35.5 71
2 41 – 50 3 45.5 136.5
3 51 – 60 5 55.5 277.5
4 61 – 70 13 65.5 851.5
5 71 – 80 24 75.5 1812
6 81 – 90 21 85.5 1795.5
7 91 – 100 12 95.5 1146
Jumlah 80 6090
@SHARY_A
untuk data berkelompok berkelompok ,Rata-Rata Hitung (mean)
dihitung menggunakan 3 metode , metode tersebut iyalah :
a. Metode biasa.
b. Metode simpanan rata-rata.
c. Metode Coding.

@SHARY_A
a. Menggunakan titik tengah (cara biasa)

b. Menggunakan simpangan rata-rata sementara

@SHARY_A
c. Menggunakan pengkodean (coding)

@SHARY_A
Berikut ini diberikan contoh penggunaan ketiga metode di atas.

Sebanyak 21 orang pekerja dijadikan sampel dan dihitung tinggi


badannya. Data tinggi badan dibuat dalam bentuk kelas-kelas
interval. Hasil pengukuran tinggi badan adalah sebagai berikut.
Hitunglah rata-rata tinggi
Frekuensi
badan pekerja dengan Tinggi Badan
(f_i)(fi​)
menggunakan titik tengah, 151 - 155 3
simpangan rata-rata sementara 156 - 160 4
dan cara koding! 161 - 165 4
166 - 170 5
171 - 175 3
176 - 180 2
@SHARY_A
Jawab:

1. Menggunakan titik
tengah (cara biasa)

Proses penghitungan rata-


rata dengan menggunakan
titik tengah dibantu dengan
menggunakan tabel di bawah
ini.

@SHARY_A
2. Dengan menggunakan simpangan rata-rata sementara

Sebelum menghitung rata-rata data berkelompok menggunakan


simpangan rata-rata sementara, kita terlebih dahulu menetapkan
rata-rata sementaranya. Misalkan rata-rata sementara yang kita
tetapkan adalah 160. Selanjutnya kita bisa membuat tabel
penghitungan sebagai berikut.

@SHARY_A
@SHARY_A
3. Cara coding

Sama dengan menggunakan simpangan rata-rata sementara,


sebelum menghitung rata-rata dengan cara coding, kita juga harus
menetapkan rata-rata sementara. Namun rata-rata sementara
yang kita tetapkan harus sama dengan salah satu nilai tengah
salah satu kelas interval.

Misalkan kita menetapkan rata-rata sementara adalah nilai tengah


kelas keempat, yaitu 168. Dengan begitu kita bisa membuat tabel
dan pengkodean seperti di bawah ini.

@SHARY_A
@SHARY_A
@SHARY_A
@SHARY_A

Anda mungkin juga menyukai