Anda di halaman 1dari 36

BIOGRAFI TOKOH

Kompetensi Dasar:

3.14 Menilai hal yang dapat diteladani dari teks biografi.

4.14 Mengungkapkan kembali hal-hal yang dapat


diteladani dari tokoh yang terdapat dalam teks biografi
yang dibaca secara tertulis.

3.15 Menganalisis aspek makna dan kebahasaan dalam


teks biografi.

4.15 Menceritakan kembali isi teks biografi, baik lisan


maupun tulis.
Tujuan Pembelajaran:

1. Peserta didik mampu meneladani sikap baik dari seorang


tokoh.
2. Peserta didik diharapkan mampu menemukan nilai
keteladanan dari tokoh.
3. Peserta didik mampu mengungkapkan hal-hal yang dapat
menajdi keteladanan dalam teks biografi.
4. Peserta didik diharapkan mampu menjelaskan struktur
teks biografi.
5. Peserta didik diharapkan mampu menjelaskan ciri
kebahasaan teks biografi tokoh.
6. Peserta didik mampu menulis teks biografi berdasarkan
kerangka, struktur, dan ciri bahasa teks bigrafi tokoh.
A. Menilai Keteladanan Tokoh dari Teks
Biografinya
Pengertian Teks Biografi

Teks biografi adalah teks yang menceritakan kisah


hidup seorang tokoh secara terperinci yang berisi
informasi-informasi penting mulai dari latar belakang
keluarga, pendidikan, karir, dan prestasi.
Tokoh yang dimuat dalam teks biografi tidak
sembarangan. Tokoh yang pantas ditulis ke dalam teks
biografi adalah tokoh yang memiliki dedikasi dan prestasi
di bidang tertentu sehingga layak dicatat dalam sejarah.

Catatan : Biografi ditulis oleh orang lain, bukan ditulis


sendiri. Jika ditulis sendiri namanya Autobiografi.
Keteladanan, Keistimewaan, dan Permasalahan yang dihadapi oleh
tokoh pada teks biografi di atas:

1. Keteladanan tokoh

Kartini mulai Di usiannya yang ke


tertarik dengan pola 20, ia bahkan banyak
pikir perempuan membaca buku-buku
karya Louis Coperus
Eropa yang ia baca
yang berjudul De
dari surat kabar, Stille Kraacht, karya
majalah serta buku- Van Eeden, Augusta
...
buku yang ia baca. de Witt.
Hingga kemudian ia Ia juga membaca
mulai berpikir berbagai roman-
untuk berusaha roman beraliran
feminis yang
memajukan
kesemuanya
perempuan berbahasa belanda.
pribumi.
2. Keistimewaan/Kemenarikan
Tokoh

Ketertarikannya dalam
membaca kemudian
membuat beliau
memiliki pengetahuan
yang cukup luas soal
ilmu pengetahuan dan
... kebudayaan. R.A Kartini ...
memberi perhatian
khusus pada masalah
emansipasi wanita
melihat perbandingan
antara wanita eropa dan
wanita pribumi
3. Permasalahan yang
Dihadapi Tokoh

Hingga pada
akhirnya, ia tidak
dapat melanjutanya
cita-citanya baik
belajar menjadi guru
... ... di Batavia. Ataupun
juga kuliah di negeri
Belanda. Meskipun
ketika itu ia
menerima beasiswa
untuk belajar kesana.
A. Menilai Keteladanan Tokoh dari Teks
Biografinya
Contoh Biografi RA. Kartini:
R.A Kartini lahir pada tanggal 21 April tahun 1879 di Kota Jepara. Nama lengkap
Kartini adalah Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat. Ia lahir di tengah-tengah
keluarga bangsawan oleh sebab itu ia memperoleh gelar R.A (Raden Ajeng) di
depan namanya. Gelar itu sendiri (Raden Ajeng) dipergunakan oleh Kartini
sebelum ia menikah, jika sudah menikah maka gelar kebangsawanan yang
dipergunakan adalah R.A (Raden Ayu) menurut tradisi Jawa.
Ayahnya bernama R.M. Sosroningrat, putra dari Pangeran Ario Tjondronegoro
IV, seorang bangsawan yang menjabat sebagai bupati jepara. Beliau ini
merupakan kakek dari R.A Kartini. Ayahnya R.M. Sosroningrat merupakan orang
yang terpandang sebab posisinya kala itu sebagai bupati Jepara Ibu kartini yang
bernama M.A. Ngasirah, beliau ini merupakan anak seorang kiai atau guru agama
di Telukawur, Kota Jepara. Menurut sejarah, Kartini merupakan keturunan dari
Sri Sultan Hamengkubuwono VI. Bahkan ada yang mengatakan bahwa garis
keturunan ayahnya berasal dari kerajaan Majapahit.
M.A. Ngasirah sendiri bukan keturunan bangsawan, melainkan hanya rakyat
biasa saja. Oleh karena itu peraturan kolonial Belanda ketika itu mengharuskan
seorang Bupati harus menikah dengan bangsawan juga. Hingga akhirnya ayah 
Kartini kemudian mempersunting seorang wanita bernama Raden Adjeng
Woerjan yang merupakan seorang bangsawan keturunan langsung dari Raja
Madura ketika itu.
Dalam Biografi R.A Kartini, diketahui ia memiliki saudara berjumlah 10
orang yang terdiri dari saudara kandung dan saudara tiri. Beliau sendiri
merupakan anak kelima, namun ia merupakan anak perempuan tertua dari
11 bersaudara. Sebagai seorang bangsawan, R.A Kartini juga berhak
memperoleh pendidikan.
Mengenai riwayat pendidikan RA Kartini, Ayahnya menyekolahkan
anaknya di ELS (Europese Lagere School). Disinilah ia kemudian belajar
Bahasa Belanda dan bersekolah disana hingga ia berusia 12 tahun. Sebab
ketika itu menurut kebiasaan anak perempuan harus tinggal dirumah untuk
‘dipingit’. Meskipun berada di rumah, R.A Kartini aktif dalam melakukan
korespondensi atau surat-menyurat dengan temannya yang berada di
Belanda. Sebab beliau juga fasih dalam berbahasa Belanda.
Dari sinilah kemudian, Kartini mulai tertarik dengan pola pikir
perempuan Eropa yang ia baca dari surat kabar, majalah serta buku-buku
yang ia baca. Hingga kemudian ia mulai berpikir untuk berusaha
memajukan perempuan pribumi. Dalam pikirannya kedudukan wanita
pribumi masih tertinggal jauh atau memiliki status sosial yang cukup rendah
kala itu. R.A Kartini banyak membaca surat kabar atau majalah-majalah
kebudayaan eropa yang menjadi langganannya yang berbahasa belanda. Di
usiannya yang ke 20, ia bahkan banyak membaca buku-buku karya Louis
Coperus yang berjudul De Stille Kraacht, karya Van Eeden, Augusta de Witt.
Ia juga membaca berbagai roman-roman beraliran feminis yang kesemuanya
berbahasa belanda. Selain itu ia juga membaca buku karya Multatuli yang berjudul Max
Havelaar dan Surat-Surat Cinta. Ketertarikannya dalam membaca kemudian membuat
beliau memiliki pengetahuan yang cukup luas soal ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
R.A Kartini memberi perhatian khusus pada masalah emansipasi wanita melihat
perbandingan antara wanita eropa dan wanita pribumi. Selain itu ia juga menaruh
perhatian pada masalah sosial yang terjadi menurutnya, seorang wanita perlu
memperoleh persamaan, kebebasan, otonomi serta kesetaraan hukum.

Surat-surat yang kartini tulis lebih banyak berupa keluhan-keluhan mengenai


kondisi wanita pribumi. Ia melihat contoh kebudayaan jawa yang ketika itu lebih banyak
menghambat kemajuan dari perempuan pribumi ketika itu. Ia juga mengungkapkan
dalam tulisannya bahwa ada banyak kendala yang dihadapi perempuan pribumi
khususnya di Jawa agar bisa lebih maju. Ia menuliskan penderitaan perempuan di jawa
seperti harus dipingit. Tidak bebas dalam menuntuk ilmu atau belajar, serta adanya adat
yang mengekang kebebasan perempuan.

Cita-cita luhur R.A Kartini adalah ia ingin melihat perempuan pribumi dapat
menuntut ilmu dan belajar seperti sekarang ini. Gagasan-gagasan baru mengenai
emansipasi atau persamaan hak wanita pribumi. Itu dianggap sebagai hal baru yang
dapat merubah pandangan masyarakat. Selain itu, tulisan-tulisan Kartini juga berisi
tentang yaitu makna Ketuhanan, Kebijaksanaan dan Keindahan, peri kemanusiaan dan
juga Nasionalisme. Inilah yang menjadi keistimewaaan RA Kartini.
Hingga pada akhirnya, ia tidak dapat melanjutanya cita-citanya baik
belajar menjadi guru di Batavia. Ataupun juga kuliah di negeri Belanda.
Meskipun ketika itu ia menerima beasiswa untuk belajar kesana. Pada tahun
1903 pada saat R.A Kartini berusia sekitar 24 tahun, ia dinikahkan dengan
K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat yang merupakan seorang
bangsawan dan juga bupati di Rembang yang telah memiliki tiga orang istri.
Meskipun begitu, suami R.A Kartini ykni K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo
Adhiningrat memahami apa yang menjadi keinginan istrinya itu.

Sehingga ia kemudian diberi kebebasan untuk mendirikan sekolah wanita


pertama. Sekolah itu berdiri di sebelah kantor pemerintahan Kabupaten
Rembang yang kemudian sekarang dikenal sebagai Gedung Pramuka. Dalam
Biografi R.A Kartini, diketahui dari pernikahannya dengan K.R.M. Adipati
Ario Singgih Djojo Adhiningrat, R.A Kartini kemudian melahirkan anak
bernama Soesalit Djojoadhiningrat yang lahir pada tanggal 13 September
1904.

Namun miris, beberapa hari kemudian setelah melahirkan anaknya yang


pertama, R.A Kartini kemudian wafat pada tanggal 17 September 1904.  Di
usianya yang masih sangat muda yaitu 24 tahun. Beliau kemudian
dikebumikan di Desa Bulu, Kabupaten Rembang.
Berkat perjuangannya kemudian pada tahun 1912, berdirilah Sekolah Wanita
oleh Yayasan Kartini di Semarang kemudian meluas ke Surabaya, Yogyakarta,
Malang, Madiun, Cirebon serta daerah lainnya. Sekolah tersebut kemudian
diberi nama “Sekolah Kartini” untuk menghormati jasa-jasanya. Yayasan
tersebut milik keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis di era kolonial
Belanda.

Ia mulai mengumpulkan surat-surat yang pernah ditulis oleh R.A Kartini


ketika ia aktif melakukan korespondensi dengan teman-temannya yang berada
di Eropa ketika itu. Dari situ kemudian disusunlah buku yang awalnya berjudul
‘Door Duisternis tot Licht‘ yang kemudian diterjemahkan dengan judul Dari
Kegelapan Menuju Cahaya yang terbit pada tahun 1911.

Buku tersebut dicetak sebanyak lima kali, dan pada cetakan kelima terdapat
surat-surat yang ditulis oleh Kartini. Pemikiran-pemikiran yang diungkapkan
olehnya kemudian banyak menarik perhatian masyarakat ketika itu terutama
kaum Belanda. Karena yang menulis surat-surat tersebut adalah wanita pribumi.
Pemikirannya banyak mengubah pola pikir masyarakat belanda terhadap wanita
pribumi ketika itu. Tulisan-tulisannya juga menjadi inspirasi bagi para tokoh-
tokoh Indonesia kala itu seperti W.R Soepratman. Beliau kemudian menbuat
lagu yang berjudul ‘Ibu Kita Kartini‘. Inilah yang menjadi salah satu prestasi dari
RA Kartini.
B. Mengungkapkan Kembali Keteladanan Tokoh
dari Biografinya
Contoh teks BIOGRAFI BJ. HABIBIE:

Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie.  Ia dilahirkan
di Pare-Pare, Sulawesi Selatan tanggal 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak
keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA.
Tuti Marini Puspowardojo. Habibie yang menikah dengan Hasri Ainun
Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 ini dikaruniai dua orang putra yaitu Ilham
Akbar dan Thareq Kemal. Masa kecil Habibie dilalui bersama saudara-
saudaranya di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Sifat tegas berpegang pada
prinsip telah ditunjukkan Habibie sejak kanak-kanak.
Habibie memiliki kegemaran menunggang kuda dan membaca ini
dikenal sangat cerdas ketika masih menduduki sekolah dasar, namun ia
harus kehilangan bapaknya yang meninggal pada 3 September 1950 karena
terkena serangan jantung saat ia sedang shalat Isya. Tak lama setelah
ayahnya meninggal, Ibunya kemudian menjual rumah dan kendaraannya
dan pindah ke Bandung bersama Habibie, sepeninggal ayahnya, ibunya
membanting tulang membiayai kehidupan anak-anaknya terutama Habibie.
Karena kemauan untuk belajar Habibie kemudian menuntut ilmu di
Gouvernments Middlebare School. Di SMA, beliau mulai tampak menonjol
prestasinya, terutama dalam pelajaran-pelajaran eksakta. Habibie menjadi
sosok favorit di sekolahnya.
Masuk ITB dan Kuliah di Jerman

Karena kecerdasannya, Setelah tamat SMA tahun 1954, beliau masuk di ITB (Institut
Teknologi Bandung), Ia tidak sampai selesai di sana karena beliau mendapatkan beasiswa dari
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk melanjutkan kuliahnya di Jerman. Pada waktu itu
pemerintah Indonesia dibawah Soekarno gencar membiayai ratusan siswa cerdas Indonesia
untuk bersekolah di luar negeri menimba ilmu di sana. Habibie kemudian memilih jurusan
Teknik Penerbangan dengan spesialisasi Konstruksi pesawat terbang di Rhein Westfalen
Aachen Technische Hochschule (RWTH).
Ketika sampai di Jerman, Habibie sudah bertekad untuk sunguh-sungguh dirantau dan
harus sukses, dengan mengingat jerih payah ibunya yang membiayai kuliah dan
kehidupannya sehari-hari. Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1955 di Aachean, 99%
mahasiswa Indonesia yang belajar di sana diberikan beasiswa penuh. Hanya beliaulah yang
memiliki paspor hijau atau swasta dari pada teman-temannya yang lain. Musim liburan bukan
liburan bagi beliau justru kesempatan emas yang harus diisi dengan ujian dan mencari uang
untuk membeli buku. Sehabis masa libur, semua kegiatan disampingkan kecuali belajar.
Berbeda dengan teman-temannya yang lain, mereka lebih banyak menggunakan waktu
liburan musim panas untuk bekerja, mencari pengalaman dan uang tanpa mengikuti ujian.
B.J Habibie diketahui mendapat gelar Diploma Ing, dari Technische Hochschule, Jerman
tahun 1960 dengan predikat Cumlaude (Sempurna) dengan nilai rata-rata 9,5, Dengan gelar
insinyur, beliau mendaftar diri untuk bekerja di Firma Talbot, sebuah industri kereta api
Jerman. Pada saat itu Firma Talbot membutuhkan sebuah wagon yang bervolume besar untuk
mengangkut barang-barang yang ringan tapi volumenya besar. Talbot membutuhkan 1000
wagon. Mendapat persoalan seperti itu, Habibie mencoba mengaplikasikan cara-cara
kontruksi membuat sayap pesawat terbang yang ia terapkan pada wagon dan akhirnya
berhasil.
Setelah itu beliau kemudian melanjutkan studinya untuk gelar Doktor di
Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachen kemudian
Habibie menikah pada tahun 1962 dengan Hasri Ainun Habibie yang kemudian
diboyong ke Jerman, hidupnya makin keras. Di pagi-pagi sekali Habibie terkadang
harus berjalan kaki cepat ke tempat kerjanya yang jauh untuk menghemat
kebutuhan hidupnya kemudian pulang pada malam hari dan belajar untuk
kuliahnya. Istrinya Nyonya Hasri Ainun Habibie harus mengantri di tempat
pencucian umum untuk mencuci baju untuk menghemat kebutuhan hidup keluarga.
Pada tahun 1965 Habibie mendapatkan gelar Dr. Ingenieur dengan penilaian summa
cumlaude (Sangat sempurna) dengan nilai rata-rata 10 dari Technische Hochschule
Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachen.
Rumus yang di temukan oleh Habibie dinamai “Faktor Habibie” karena bisa
menghitung keretakan atau krack propagation on random sampai ke atom-atom
pesawat terbang sehingga ia di juluki sebagai “Mr. Crack“. Pada tahun 1967, menjadi
Profesor kehormatan (Guru Besar) pada Institut Teknologi Bandung. Dari tempat
yang sama tahun 1965. Kejeniusan dan prestasi inilah yang mengantarkan Habibie
diakui lembaga internasional di antaranya, Penghargaan Habibie diantaranranya
adalah Gesselschaft fuer Luft und Raumfahrt (Lembaga Penerbangan dan Angkasa
Luar) Jerman, The Royal Aeronautical Society London (Inggris), The Royal Swedish
Academy of Engineering Sciences (Swedia), The Academie Nationale de l’Air et de
l’Espace (Prancis) dan The US Academy of Engineering (Amerika Serikat). Sementara
itu penghargaan bergensi yang pernah diraih Habibie di antaranya, Edward Warner
Award dan Award von Karman yang hampir setara dengan Hadiah Nobel. Di dalam
negeri, Habibie mendapat penghargaan tertinggi dari Institut Teknologi Bandung
(ITB), Ganesha Praja Manggala Bhakti Kencana.
Langkah-langkah Habibie banyak dikagumi, penuh kontroversi, banyak
pengagum namun tak sedikit pula yang tak sependapat dengannya. Setiap kali,
peraih penghargaan bergengsi Theodore van Karman Award, itu kembali dari
“habitat”-nya Jerman, beliau selalu menjadi berita. Habibie hanya setahun
kuliah di ITB Bandung, 10 tahun kuliah hingga meraih gelar doktor konstruksi
pesawat terbang di Jerman dengan predikat Summa Cum laude. Ia lalu bekerja
di industri pesawat terbang terkemuka MBB Gmbh Jerman, sebelum memenuhi
panggilan Presiden Soeharto untuk kembali ke Indonesia.

B.J Habibie Membuat Pesawat Terbang N250 Gatot Kaca


Di Indonesia, Habibie 20 tahun menjabat Menteri Negara Ristek/Kepala
BPPT, memimpin 10 perusahaan BUMN Industri Strategis. Pada tahun 1995,
Habibie berhasil memimpin pembuatan pesawat N250 Gatot Kaca yang
merupakan pesawat buatan Indonesia yang pertama. Pesawat N250 rancangan
Habibie kala itu bukan sebuat pesawat yang dibuat asal-asalan. Didesain
sedemikian rupa oleh Habibie, Pesawat N250 ciptaannya sudah terbang tanpa
mengalami ‘Dutch Roll’ (istilah penerbangan untuk pesawat yang ‘oleng’)
berlebihan, teknologi pesawat itu sangat canggih dan dipersiapkan Habibie
untuk 30 tahun kedepan.
Habibie Menjadi Presiden Republik Indonesia

Setelah ditutupnya IPTN, Habibie yang ketika itu masih menjabat sebagai Menteri
Riset dan Teknologi (Menristek) kemudian diangkat menjadi wakil presiden
Indonesia pada tanggal 14 maret 1998 mendampingi Soeharto dalam kabinet
Pembangunan VII. Ia menjabat sebagai wakil presiden hanya beberapa bulan saja
hingga 2 mei 1998. Gejolak politik hebat serta reformasi yang dituntut oleh masyarakat
Indonesia mencapai puncaknya pada bulan Mei 1998. Lengsernya Presiden Soeharto
pada tanggal 21 Mei 1998 yang disertai pengumuman pengunduran dirinya.
Hal itu membuat Habibie kemudian resmi menggantikannya sebagai Presiden
Republik Indonesia. Beliau disumpah oleh Ketua Mahkamah Agung menjadi Presiden
RI menggantikan Soeharto menjadi Presiden Republik Indonesia ke 3. Soeharto
menyerahkan jabatan presiden itu kepada Habibie berdasarkan Pasal 8 UUD 1945. B.J
Habibie menjabat sebagai Presiden Indonesia ketiga lebih dari satu tahun dari tanggal
21 mei 1998 hingga 20 Oktober 1999. Pada waktu itu, B.J Habibie mewarisi kondisi
dimana Indonesia sangat kacau balau pasca lengsernya Soeharto dimana banyak
terjadi kerusuhan serta banyaknya wilayah yang menyatakan ingin lepas dari
Indonesia.
Dalam pemerintahannya sebagai Presiden, Habibie membuat banyak keputusan
penting. Salah satunya adalah melahirkan UU Otonomi daerah. Ia juga membebaskan
rakyat dalam beraspirasi sehingga membuat banyak partai politik baru bermunculan.
Habibie juga berhasil menekan nilai mata uang rupiah terhadap dollar hingga dibawah
10 ribu padahal waktu itu nilainya pernah mencapai 15 ribu per dollar, ia juga
melikuidasi beberapa bank yang bermasalah.
Melepas Jabatan Presiden

Sampai akhirnya Presiden Habibie dipaksa pula lengser


dari jabatan presiden Indonesia setelah sidang umum MPR
tahun 1999, Pidato Pertanggungjawabannya sebagai
presiden ditolak oleh MPR. Selain itu salah satu penyebab
lengsernya Habibie adalah lepasnya provinsi Timor Timur
yang memilih merdeka dan membentuk negara
baru.Namun dalam buku Habibie yang berjudul ‘Detik-
detik yang Menentukan: Jalan Panjang Indonesia Menuju
Demokrasi‘, ia mengatakan bahwa permasalahan timor-
timor adalah ‘menghambat stabilitas politik dan ekonomi’.
Sehingga konflik dari timor-timor dapat mengganggu
pelaksanaan Reformasi.
Temukan Keteladanan-keteladanan yang terdapat dalam
teks biografi di atas:

Habibie dapat
Habibie mulai gemar
memanfaatkan waktu
membaca sejak duduk di
dikala libur kuliah untuk
bangku sekolah dasar
bekerja

Keteladanan-keteladanan
BJ. Habibie

Habibie mampu meraih


beasiswa ke luar negeri ...
yaitu Jerman
C. Menganalisis Aspek Makna dan Kebahasaan
dalam Biografi Tokoh

1. Aspek makna dalam teks biografi terdiri dari makna


denotasi dan makna konotasi.
2. Kebahasaan dalam Teks Biografi
1. Makna Denotasi
Makna denotasi Makna kalimat yang
sebenarnya sesuai dengan makna
kamus.

Contoh:
a. Habibie dikenal sangat cerdas ketika menduduki
bangku sekolah dasar.
No. Kalimat Kata Makna Denotasi
1. Habibie dikenal sangat cerdas Sempurna
cerdas ketika menduduki perkembangan akal
bangku sekolah dasar. budinya (untuk
berpikir, mengerti, dan
sebagainya.
2. Makna Konotasi
Makna konotasi Kalimat yang memiliki makna,
tetapi bukan makna sebenarnya.
Disebut juga dengan makna kiasan.

Contoh :
a. Ibunya membanting tulang untuk membiyayai
kehidupan anak-anaknya terutama Habibie.
b. Justru kesempatan emas yang harus diisi dengan ujian
dan mencari uang untuk membeli buku.
No. Kalimat Kata Makna Konotasi

1. Ibunya membanting tulang membanting Bekerja keras


untuk membiyayai kehidupan tulang
anak-anaknya terutama Habibie.

2. Justru kesempatan emas yang kesempatan Kesempatang


harus diisi dengan ujian dan emas yang sangat
mencari uang untuk membeli berharga
buku. (kesempatan
langka)

3. ... ... ...


2. Kebahasaan dalam Teks Biografi

Ciri kebahasaan teks biografi meliputi:


a. Menceritakan waktu lampau.
b. Menunjukkan kata yang menunjuk suatu peristiwa.
c. Menggunakan kata-kata yang menunjukkan urutan
peristiwa, menunjukkan (siapa, apa, kapan, di mana, dan
bagaimana).
d. Serta menunjukkan nama tempat dan waktu.
a. menceritakan waktu lampau
No. Kalimat

1. Sehabis masa libur, semua kegiatan disampingkan, kecuali belajar.

2. Sifat tegas berpegang pada prinsip telah ditunjukkan Habibie sejak


beliau masa kanak-kanak.

3. ....

4. ....
b. Menunjukkan kata yang menunjuk suatu
peristiwa.
No. Kalimat

1. Setelah tamat SMA di Bandung tahun 1954, beliau diterima di ITB


(Institut Teknologi Bandung).

2. ...

Di Indonesia, Habibie 20 Tahun menjabat sebagi Menteri Negara


3. Ristek/Kepala BBPT .

4. ...
c. menggunakan kata-kata yang menunjukkan urutan peristiwa,
menunjukkan (siapa, apa, kapan, di mana, dan bagaimana).

No. Kalimat Menunjukkan


Siapa Apa Kapan Di- Bagaim
mana -ana
1. Beliau adalah salah satu √
tokoh panutan dan
menjadi kebanggaan
bagi banyak orang di
Indonesia. Beliau juga
Presiden ketiga
Republik Indonesia.

2. ...

3. ...
d. serta menunjukkan nama tempat dan waktu.
No. Kalimat Nama tempat Waktu

1. Habibie menikah dengan pada tanggal 12


Hasri Ainun Habibie pada Mei 1962.
tanggal 12 Mei 1962.

2. ... ... ...

3. Ketika sampai di Jerman, Jerman


beliau sudah bertekad
untuk sungguh-sungguh
dirantau dan harus sukses,
dengan mengingat jerih
payah ibunya yang
membiayai kuliah dan
kehidupannya sehari-hari.
LATIHAN!

1. Carilah sebuah teks biografi tentang seorang tokoh!

2. Tentukan makna denotasi dan makna konotasi dari


teks biografi tersebut.
3. Tentukan ciri-ciri kebahasaan yang terdapat dalam
teks biografi tersebut.
4. Kerjakan di buku tugas mu dengan menggunakan
format tabel yang sudah dicontohkan!
D. Menceritakan Kembali Biografi Tokoh

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam meyusun teks


biografi:
1. Buatlah ide pokok dari teks biografi tersebut sesuai
dengan struktur teks biografi yang terdiri atas orientasi
(bagian pendahuluan), peristiwa atau masalah, serta
reorientasi (penutup).
2. Teks biografi harus berisi informasi fakta.
3. Teks biografi harus dijadikan ke dalam bentuk narasi atau
cerita.
4. Teks biografi harus menarik mulai dari kehidupan tokoh,
peristiwa mengagumkan, dan perilaku yang dapat
dicontoh serta diteladani dari kehidupan tokoh.
Perhatikan ide pokok dari biografi “BJ. Habibie” berikut ini:
Struktur Teks Ide Pokok
Orientasi BJ. Habibie merupakan salah satu tokoh publik dari
Indonesia yang sangat cerdas.
BJ. Habibie dikenal sangat cerdas sejak di bangku sekolah
Peristiwa dasar.
BJ. Habibie mendapat beasiswa untuk sekolah di Jerman.
BJ. Habibie mampu menemukan rumus yang dikenal dengan
Rumus Faktor Habibie.
BJ. Habibie kembali ke Indonesia karena pak Soeharto yang
memerintahkan.
1. BJ. Habibie pindah ke Jerman dengan istrinya karena
Masalah harus melanjutkan pendidikan.
2. BJ. Habibie turun dari presiden karena melepskan Timor
Timur.

Reorientasi Bj. Habibie kembali menjadi warga negara biasa dan kembali
bermukim di Jerman.
LATIHAN!

1. Carilah sebuah teks biografi dari seorang tokoh yang


terkenal kemudian ubahlah teks tersebut dengan
menggunakan bahasa Anda sendiri.
2. Kerjakan di buku tugas!
...SELESAI...

Anda mungkin juga menyukai