Anda di halaman 1dari 4

SUMATIF TEKS BIOGRAFI

1. Sebutkanlah 4 fungsi teks biografi?

2. Sebutkanlah 5 kaidah kebahasaan teks biografi?

3. …….adalah riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain.


(autobiografi,biografi, wawancara)

4. Salah satu hal yang disajikan dalam biografi adalah…..(latar belakang sejarah,
petualangannya ketika di hutan, kisah sukses tokoh)

5. Biografi pada dasarnya berisi…..tokoh dalam menghadapi masalah. (gaya hidup,cara


hidup, pandangan hidup)

Cermatilah kutipan teks biografi berikut!

Ia dibesarkan di lingkungan keluarga keraton Yogyakarta. Saat berusia 40 tahun


menurut hitungan Tahun Caka, barulah berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara.
Setelah kemerdekaan Indonesia berhasil direbut dari tangan penjajah dan stabilitas
pemerintahan sudah terbentuk, beliau kemudian dipercaya oleh Presiden Soekarno
untuk menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama.

6. Sebutkanlah 2 kata ganti orang ketiga tunggal dalam kutipan teks biografi di atas?

7. Sebutkanlah 2 kata kerja pasif dalam kutipan teks biografi di atas?

Bacalah teks berikut untuk mengerjakan soal nomor 8-10!

Buya Hamka

Hamka adalah seorang sastrawan Indonesia dan ulama. Selain sebagai


sastrawan, ia juga dikenal sebagai ulama, ahli filsafat, dan aktivis politik. Hamka
adalah singkatan dari nama lengkapnya, yaitu Haji Abdul Malik Karim Amrullah.
Dalam dunia kepengarangan, Hamka juga kadang-kadang menggunakan nama
samaran, yaitu A.S. Hamid, Indra Maha, dan Abu Zaki. Hamka lahir pada tanggal 16
Februari 1908, di Sungai Batang, Maninjau, Sumatra Barat. Ayahnya adalah Dr. Haji
Abdul Karim Amrullah, seorang ulama Islam yang sangat terkenal di Sumatra dan
pendiri Sumatra Thawalib di Padang Panjang, sedangkan ibunya adalah Siti
Shahyah Tanjung. Perceraian orang tuanya menyebabkan Hamka sudah harus
berpisah dengan ibunya pada saat usianya baru menginjak enam tahun. Untuk
meningkatkan pengetahuannya, pada tahun 1924, Hamka merantau ke Pulau Jawa.
Mula-mula ia ke Yogyakarta, Surabaya, lalu Pekalongan. Ia mempelajari pergerakan
Islam yang pada waktu itu sedang bergelora. Selama di Pulau Jawa, Hamka
mendapat pengetahuan tentang pergerakan Islam dari H.O.S. Cokroaminoto, H.
Fachruddin, R.M. Suryopranoto, dan St. Mansyur. Hamka hanya setahun tinggal di
Pulau Jawa. Pada tahun 1925, ia kembali ke Padang Panjang dan mulai mencoba
menjadi seorang pengarang. Hasilnya lahir setahun kemudian; sebuah novel
berbahasa Minangkabau yang berjudul Si Sabariah (1926). Belakangan, ia
mendapat sebutan Buya (berasal dari bahasa Arab, abi atau abuya, yang berarti
ayahku), sebuah panggilan yang ditujukan untuk seseorang yang dihormati. la juga
dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia setelah dikeluarkannya Keppres
No. 113/TK/Tahun 2011, pada tanggal 9 November 2011.

Silahkan menganalisis berdasarkan struktur teks biografi dengan judul “Buya


Hamka”

No. Soal Struktur Teks


8 1.
9 2.
10 3.
SUMATIF TEKS BIOGRAFI

1. Sebutkanlah 2 cara penggambaran karakter unggul tokoh dalam teks biografi?

2. Sebutkanlah 3 struktur yang terdapat dalam teks biografi?

3. Tokoh dalam biografi digambarkan sebagai orang yang ….. (memiliki karakter
unggul, mampu menjadi penolong, memiliki kekayaan melimpah)

4. Dari isi biografi, kamu dapat mengambil pelajaran tentang ….. (keteladanan tokoh,
ciri fisik tokoh, hobi sang tokoh)

5. Penggalian tokoh sebelum penulisan biografi dilakukan melalui ….. (membaca,


pemotretan, wawancara)

Cermatilah kutipan teks biografi berikut!

Pada masanya, Ki Hadjar Dewantara dikenal sebagai penulis andal. Kemampuan


menulisnya terasah ketika ia bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar.
Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam, dan patriotik. Pada bulan November
1913, Ki Hadjar Dewantara membentuk komite Bumipoetra yang bertujuan untuk
melancarkan kritik terhadap pemerintah Belanda.

6. Sebutkanlah 2 kata kerja tindakan dalam kutipan teks biografi di atas?

7. Sebutkanlah 2 kata deskriptif dalam kutipan teks biografi di atas?

Bacalah teks berikut untuk mengerjakan soal nomor 8-10!

R. A. Kartini

Raden Ajeng Kartini lahir pada 21 April 1879 di Kota Jepara, Jawa Tengah. Dia
merupakan seorang anak bangsawan yang masih sangat taat pada adat istiadat
yang berlaku. Setelah menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar, ia tidak
diperbolehkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi oleh
orangtuanya. Ia pun dipingit sambil menunggu waktu untuk dinikahkan dengan lelaki
pilihan orangtuanya. Kartini kecil yang mengetahui hal itu pun sangat sedih dan
kecewa. Untuk menghilangkan kesedihannya, ia kerap mengumpulkan buku-buku
pelajaran dan buku ilmu pengetahuan lainnya untuk dibaca di taman rumahnya.
Akhirnya, membaca menjadi kegemaran Kartini hingga remaja. Semua buku hingga
surat kabar pun dibaca olehnya. Jika ada kesulitan dalam memahami isi buku-buku
ataupun surat kabar yang dibaca, ia selalu menanyakannya kepada sang ayah. Di
tengah kesibukannya, ia juga tak pernah berhenti membaca dan menulis surat
kepada teman-temannya yang berada di negeri Belanda. Salah satunya, ia juga
menulis surat pada Mr. J. H. Abendanon dan memohon agar diberikan beasiswa
untuk belajar di negeri Belanda. Ketenaran Kartini tidak membuatnya menjadi
sombong, ia tetap santun, menghormati keluarga dan siapa pun. Ia pun tidak pernah
membedakan antara orang miskin dan kaya. Pada usia 25 tahun, tepatnya tanggal
17 September 1904, Kartini meninggal dunia. Kartini dimakamkan di Desa Bulu,
Kecamatan Bulu, Rembang. Berkat kegigihan Kartini. didirikan Sekolah Wanita oleh
Yayasan Kartini di Semarang pada tahun 1912. Pada era Kartini, akhir abad ke-19
sampai awal abad ke-20, wanita-wanita negeri ini belum memperoleh kebebasan
dalam berbagai aspek. Kartini tidak hanya menjadi seorang tokoh emansipasi wanita
yang mengangkat derajat kaum wanita Indonesia, namun ia juga seorang tokoh
nasional. Dengan ide dan gagasan pembaruannya tersebut, Kartini telah berjuang
untuk kepentingan bangsanya. Cara pikirnya sudah dalam lingkup nasional. Dengan
keberanian dan pengorbanan tulus, Kartini mampu menggugah kaumnya dari
belenggu diskriminasi. Bagi kaum wanita sendiri, kini karena upaya Kartini kaum
wanita di negeri ini telah menikmati persamaan hak tersebut.

Silahkan menganalisis berdasarkan struktur teks biografi dengan judul “R. A.


Kartini”

No. Soal Struktur Teks


8 1.
9 2.
10 3.

Anda mungkin juga menyukai