Anda di halaman 1dari 17

KEBIJAKAN TENTANG

PELAYANAN KEBIDANAN DI
INDONESIA DAN DI NEGARA
LAIN
OLEH KELOMPOK 2

1. VIVI NURJANAH
2. MAHARANI AGNESA
3. PARADILA PUTRI
4. NILA DEHASTUTI
5. NOVY HARDIYANTI
6. SANTRIYUNI
PELAYANAN KEBIDANAN

•           Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktik profesi bidan
dalam system pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan kaum perempuan
khususnya ibu dan anak. Layanan kebidanan yang tepat akan meningkatkan keamanan dan
kesejahteraan ibu dan bayinya.
SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PELAYANAN
PENDIDIKAN KEBIDANAN INTERNASIONAL 
• William Smellie dari Scotlandia (1677-1763) mengembangkan forceps dengan
kurva pelvik seperti kurva shepalik. Dia memperkenalkan cara pengukuran
konjungata diagonalis dalam pelvi metri. Menggambarkan metodnya tentang
persalinan lahirnya kepala pada presentasi bokong dan penganangan resusitasi
bayi aspiksi dengan pemompaan paru-paru melalui sebuah metal kateler.   
Ignoz Phillip semmelweis, seorang dokter dari Hungaria (1818 – 1865) pengenalan
Semmelweiss tentang cuci tangan yang bersih mengacu pada pengendalian
sepsis puerperium.    

• James Young simpson dair Edenburgh, scotlandia (1811-1870) memperkenalkan


dan menggunakan arastesi umum, tahun 1807, Ergot sejenis cendawan yang
tumbuh pada sejenis gandung hitam, diketahui efektif dalam mengatasi
pendarahan postpartum. Hal ini merupakan permulaan pengguguran. 

• Menurut (Purwandari 2006: 12) Bidan merupakan profesi keahlian yang dimiliki
oleh seorang wanita untuk menemani dan menolong persalinan disebut
“midwife” yang artinya “bersama wanita”. Awal perkembangan pelayanan
kebidanan di Yunani dimulai oleh Hipocrates (460-370 SM) yang mendapat
kehormatan sebagai Bapak Pengobatan, beliau berasal dari Yunani yang menaruh
minat terhadap kebidanan. Ia menganjurkan wanita yang yang sedang mendapat
pelayanan selayaknya bersalin dengan dasar kemanusiaan dan meringankan
penderitaan wanita. Oleh karena anjuran tersebut, Yunani dan Romawi menjadi
negara yang lebih dulu merawat penderita nifas.
PELAYANAN KEBIDANAN DI MALAYASIA
•Perkembngan kebidanan di Malaysia bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu dan
bayi dengan menempatkan bidan desa. Bidan desa Malaysia memiliki dasar pendidikan SMP ditambah
sekolah juru rawat dan satu tahun sekolah bidan. Bidan di Malaysia selama berabad-abad dituntut
untuk memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan anak.

•Bidan mempunyai penghargaan dan wibawa yang cukup tinggi di komunitasnya. Di wilayah
utara Malaysia, profesi bidan mempunyai organisasi yang diberi nama dengan Kesatuan Bidan di
Wilayah Utara. Peran bidan di Malaysia dalam pelayanan kebidanan yaitu membantu
persalinan,melayani konseling,ahli gizi,dan terakhir sebagai ahli pijat perempuan. Peran bidan sangat
penting, sehingga harus memiliki banyak pengalaman. Bidan berpengalaman dapat juga disebut
sebagai bidan terlatih.

•Saat ini profesi bidan Malaysia sudah diakui , baik di masyarakat dan di pemerintah. Bidan
tidak lagi menjadi orang pertama yang disalahkan dan diberi tekanan jika terdapat suatu masalah.
Selain itu, bidan di Malaysia sedang menggalang program persalinan di rumah. Mereka merujuk pada
negara-negara Eropa dan USA. Alasan mereka merujuk negara maju tersebut karena persalinan di
rumah dianggap memberikan rasa aman dan nyaman bila dibandingkan di rumah sakit.
PELAYANAN KEBIDANAN DI AUSTRALIA

• Australia sudah pada titik perubahan terbesar pada pendidikan kebidanan, sistem ini
menunjukkan bahwa seorang bidan adalah seorang perawat yang terintegrasi dengan
kualifikasi kebidanan. Konsekuensinya banyak bidan-bidan yang telah mengikuti pelatihan
di Amerika dan Eropa tidak dapat mendasar tanpa pelatihan perawatan. Siswa-siswi yang
telah mengikuti kebidanan pertama kali harus terdaftar sebagai perawatan. Kebidanan
swasta di Australia berada pada titik awal kritis pada tahun 1990 berjuang untuk
bertahan pada waktu perubahan besar. Profesi keperawatan di Australia menolak hak
bidan sebagai identitas profesi yang terpisah.

• Pendidikan bidan di Australia dimulai dengan Basic(dasar) perawat ditambah 2 tahun.


Sejak tahun 2000 telah dibuka University of Technology of sidney yaitu S2 (Doctor of
midwifery). Pendidikan kebidanan di Australia terpengaruh oleh model kolonialisme
inggris terhadap penerimaan pendidikan perawat. Tidak ada perawat tanpa kebidanan dan
kebidanan tanpa keperawatan.
PELAYANAN KEBIDANAN DI SELANDIA
BARU
•Pada 20 tahun terakhir tidak ada bidan.
Bidan
jawab tidak
dalam diijinkan
perawatan untuk bertanggung
selama kehamilan
normal dan kelahiran,
dibawah arahan medis. tapi telah bekerja
•Pelatihan
1779. 50
menyebabkan
kebidanan
tahun muncul
bebas
hilangnya dari pada tahun
akses
peran bidan dalam
institusi
membawa besar. Sentralisasi
tertutupnya jasa
unit lebih telah
jauh
terhadap
1990). resiko masa depan bidan (Donley
•Pendekatan
Selandia
hukum. Baruoleh perguruan tinggi
menghasilkan
Halmemiliki
ini mengijinkan
bidan di
amandemen
bidansama
untuk
sekali
dokter lagi
berdasarkan status
tanggungyangjawab dengan
perawatan selama kelahiran (Guillang1990).
•Tahun
mengatur
1990perlunya
menyetujui pemerintah
praktik
SelandiaUU
perubahan
kebidanan. Pada
Baru
yang
tahun
1980 terdapat
Peserta didiknya pendidikan
adalah politeknik.
perawat yang
terdaftar
belakang dan telah mempunyai
akademik yang kuat terhadap latar
pendidikan.
•Tahun
Tahun
1989dari
dipisahkan
1990
pendidikan
bidanpendidikan
boleh
kebidanan
keperawatan.
praktik mandiri.
Tahun
dan 1992
Otago Aucland
Politechnic Institut
1 membukaof Technology
program
langsung 3 tahun kebidanan.
PENDIDIKAN KEBIDANAN DI INDONESIA
• Pendidikan Vokasi
• (merupakan program diploma kebidanan dan paling rendah program diploma tiga
kebidanan),
• Lulusan program diploma tiga Kebidanan yang akan menjadi bidan profesi harus melalui
pendidikan pada program sarjana Kebidanan atau program diploma empat Kebidanan.
• Pendidikan Akademik
- program sarjana kebidanan
- program magister kebidanan
- program doktor kebidanan
• Pendidikan Profesi
• (merupakan program lanjutan yang tidak terpisahkan dari program sarjana dan
program diploma empat kebidanan)
• Untuk memenuhi kebutuhan pendidikan Bidan profesi, Pemerintah wajib
menyelenggarakan dan mendorong perguruan tinggi untuk membuka pendidikan
Kebidanan program profesi.
• Pendidikan Kebidanan diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki izin
penyelenggaraan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan
(universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik, atau akademi)
• Sebelum menjadi Bidan vokasi atau Bidan profesi melakukan Uji
Kompetensi yang bersifat nasional
REGISTRASI DAN IZIN PRAKTIK BIDAN DI
INDONESIA
• Setiap Bidan wajib teregistrasi yang ditunjukkan dengan STR yang diberikan oleh
Konsil Kebidanan setelah memenuhi persyaratan
Persyaratan sebagaimana dimaksud meliputi:
memiliki ijazah pendidikan Kebidanan;
memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi;
memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;
memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji profesi; dan
membuat pernyataan tertulis untuk mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi.
STR berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diregistrasi ulang setiap 5 (lima) tahun
sekali.
Persyaratan untuk registrasi ulang meliputi:
memiliki STR lama;
memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi;
memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;
membuat pernyataan tertulis mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi;
telah mengabdikan diri sebagai tenaga profesi atau vokasi; dan
memenuhi kecukupan dalam kegiatan pelayanan, pendidikan, pelatihan, dan/atau kegiatan
ilmiah lainnya.

Konsil Kebidanan harus menerbitkan STR paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak
pengajuan STR diterima.
• Bidan yg akan menjalankan Praktik Kebidanan wajib memiliki Izin Praktik  Diberikan dalam bentuk
SIPB oleh Pemerintah Kab/Kota atas rekomendasi pejabat kesehatan berwenang di Kabupaten/Kota
tempat Bidan menjalankan praktiknya.
• Untuk mendapatkan SIPB, Bidan harus melampirkan:
- salinan STR yang masih berlaku
- rekomendasi dari Organisasi Profesi;
- surat pernyataan memiliki tempat praktik atau surat keterangan dari pimpinan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
• Bidan vokasi diberikan izin untuk melakukan Praktik Kebidanan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (RS,
puskesmas, pustu, polindes, praktik Bidan mandiri dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya)
• Bidan profesi diberikan izin untuk melakukan Praktik Bidan Mandiri (perorangan atau berkelompok) dan
Praktik Kebidanan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
• SIPB berlaku hanya untuk 1 (satu) tempat Praktik Kebidanan.
• Bidan paling banyak mendapatkan 2 (dua) SIPB.
PRAKTIK KEBIDANAN DI INDONESIA

• Praktik Kebidanan diatas harus didasarkan pada kode etik, standar pelayanan, standar profesi, dan
standar prosedur operasional.
TUGAS DAN WEWENANG
Bidan bertugas memberikan pelayanan yang meliputi :
- pelayanan kesehatan ibu,
- kesehatan anak
- kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana,
- kebidanan komunitas,
- pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang dan/atau pelaksanaan tugas dalam keadaan
keterbatasan tertentu.
• Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan berperan sebagai:
- pemberi pelayanan Kebidanan;
- pengelola pelayanan Kebidanan;
- penyuluh dan konselor;
- pendidik, pembimbing, dan fasilitator klinik;
- penggerak peran serta masyarakat dan pemberdayaan perempuan; dan/atau
- peneliti.
• Pelimpahan wewenang (harus tertulis) dilaksanakan secara :
a. Delegatif : diberikan oleh tenaga medis kepada Bidan dengan disertai pelimpahan tanggung jawab untuk
melakukan sesuatu tindakan medis. Diberikan kepada Bidan vokasi atau Bidan profesi sesuai dengan kompetensi
dan tanggung jawabnya.
b. Mandat : diberikan oleh tenaga medis kepada Bidan untuk melakukan sesuatu tindakan medis di bawah
pengawasan. Tanggung jawab atas tindakan medis pada pelimpahan wewenang mandat berada pada pemberi
pelimpahan wewenang.
Bidan yang memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan program Pemerintah memiliki wewenang tambahan.
Pelaksanaan tugas dalam keadaan tidak ada tenaga medis dan/atau tenaga kesehatan lain di suatu wilayah tempat Bidan
bertugas
Pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu hanya dapat diberikan kepada Bidan dengan pendidikan paling
rendah diploma tiga kebidanan.
Dalam hal Pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu, pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan
pelatihan.
Bidan dalam melaksanakan Praktik Kebidanan berhak:
- memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi, kode etik, standar profesi,
standar pelayanan, standar prosedur operasional, dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;
- memperoleh informasi yang benar, jelas, jujur, dan lengkap dari Klien dan/atau keluarganya;
- menolak keinginan Klien atau pihak lain yang bertentangan dengan kode etik, standar profesi, standar pelayanan, standar
prosedur operasional, dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;
- menerima imbalan jasa atas Pelayanan Kebidanan yang telah diberikan;
- memperoleh fasilitas kerja; dan
- mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan profesi.
Bidan berhak memperoleh perlindungan hukum atas risiko kasus khusus pada Klien yang tidak dapat diprediksi
sepanjang memberikan pelayanan sesuai standar profesi Bidan, standar pelayanan, standar operasional prosedur, dan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Bidan dalam hubungan kerja dengan pemberi kerja berhak memperoleh perlindungan:
- upah termasuk tunjangan;
- keselamatan dan kesehatan kerja;
- jaminan sosial termasuk jaminan kesehatan; dan
- kesejahteraan.
- membuat dan menyimpan catatan dan dokumen mengenai pemeriksaan, Asuhan Kebidanan, dan pelayanan lain;
- menjaga kerahasiaan kesehatan Klien;
- menghormati hak Klien;
- melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari tenaga kesehatan lain sesuai dengan Kompetensi Bidan;
- melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan oleh Pemerintah;
- meningkatkan mutu pelayanan Kebidanan; dan/atau
- meningkatkan pengetahuan dan/atau keterampilannya melalui pendidikan dan/atau pelatihan.
Dalam Praktik Kebidanan, Klien berhak:
- memperoleh Pelayanan Kebidanan sesuai dengan kompetensi, kode etik, standar profesi,
standar pelayanan, dan standar operasional prosedur;
- memperoleh informasi secara benar dan jelas mengenai data kesehatan Klien;
- meminta pendapat Bidan dan/atau tenaga kesehatan lain;
- memberi persetujuan atau penolakan tindakan kebidanan yang akan dilakukan;
- memperoleh jaminan kerahasiaan kesehatan Klien.
Dalam Praktik Kebidanan, Klien wajib:
- memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi kesehatan;
- mematuhi nasihat dan petunjuk Bidan;
- mematuhi ketentuan yang berlaku di Fasilitas Pelayanan Kesehatan; dan
- memberi imbalan jasa atas Pelayanan Kebidanan yang diterima.
ORGANISASI PROFESI BIDAN DI
INDONESIA

Peran Organisasi Profesi:


- bersama pemerintah merumuskan kebijakan yang berhubungan dengan
Kebidanan;
- bersama pemerintah merumuskan kebijakan jaminan kesehatan nasional yang
berhubungan dengan Pelayanan Kebidanan; dan
- mewakili profesi Bidan dalam kerjasama internasional terkait Kebidanan.

Anda mungkin juga menyukai