Chapter 1 To be a midwife
Kebidanan adalah profesi yang berkmbang karena dapat merespon setiap peruabahan yang
terjadi. Seperti hal nya perempuan, bayi, dan keluarga mengharapkan asuhan yang lebih dari
asuhan sebelumnya. Asuhan professional yang bertindak secara mandiri akuntabel, dan
bertanggung jawab dalam lingkungan praktik kebidanan.
Program Kebidanan
Gelar kebidanan terdiri dari dua penghargaan:
1. Penghargaan profesional yang diatur oleh NMC, harus semua dokumentasi, standar, dan
panduan NMC.
2. Penghargaan akademik, yang diatur dan dipantau oleh universitas tempat ia belajar.
Dua program kebidanan
1. Program dengan lama 156 minggu, atau 3 tahun
2. Program siswa yang sebelumnya sudah terdaftar di NMC sebagai perawat level 1
(dewasa). Durasi program 78 minggu full time.
Dosen Kebidanan dan Program Universitas
Bidan praktik yang sudah berkualifikasi mengajar (diakui).
Program kebidanan biasanya ada di Fakultas atau Departemen Universitas yang
mencakup Kesehatan, Keperawatan, atau Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.
Jumlah dosen kebidanan ditentukan oleh jumlah mahasiswa dengan rasio 1:10; meskipun
begitu hal ini bervariasi pada setiap negara yang memperlihatkan kualitas sumber daya
pengajaran.
Dosen kebidanan harus menjaga kompetensi dan kepercayaan diri mereka sebagai bidan,
memberitahukan niat mereka untuk berlatih setiap tahun dan tetap mengikuti pelatihan
dan pendidikan wajib.
Dosen kebidanan harus memegang atau sedang bekerja menuju gelar yang lebih tinggi
atau doktor. Bertujuan agar dosen kebidanan mampu menerapkan praktik kontemporer ke
dalam kelas ntuk mengatasi kesenjangan teori/praktik yang dapat terjadi jika praktik yang
diajarkan jauh dari area klinis tidak konsisten dengan praktik yang diajarkan/diamati
dalam area klinis.
Bidan yang bertugas menilai mahasiswa berperan mentor yaitu untuk membuat penilaian
tentang apakah seorang siswa telah mencapai standar kemahiran yang diperlukan untuk
praktik yang aman dan efektif.
Pertimbangan klinis
Lahir mati sudah menjadi indikasi utama dari keselamatan pasien dan kualitas perawatan,
namun angka kelahiran mati tidak banyak berubah selama dua dekade terakhir. Deteksi dini pada
antenatal menjadi kunci keamanan dan efektivitas dalam perawatan bersalin. Hal ini menjadi
prioritas LSA selama beberapa tahun terakhir
Skrining
Skrining kesehatan maupun penyakit yang ditularkan melalui darah wajib dilakukan baik
pada mahasiswa maupun bidan yang sudah bekerja di lapangan. Bidan juga disarankan agar
mendapatkan vaksinasi lengkap.
Catatan Pidana
Semua siswa dan bidan yang mendapatkan pelanggaran wajib mengikuti investigasi
Disclosure and Barring Service (DBS). Pertemuan ini menentukan beratnya catatan, dan
keputusan tergantung pada sifat pelanggaran, keadaan sekitar pelanggaran dan waktu yang telah
berlalu sejak itu dilakukan. Semua diberikan kesempatan untuk membicarakan hal ini secara
terus terang dan jujur. Setiap pelanggaran, peringatan, teguran atau peringatan berikutnya yang
diterima saat mengikuti program, atau sebagai bidan harus diberitahukan ke universitas (jika
berlaku) atau NMC dan dapat memulai investigasi Fitness to Practice.
Rute karir
Bidan praktisi dan/atau konsultan lanjutan dengan spesialisasi di bidang tertentu,
misalnya USG, KB, kehamilan remaja, kekerasan dalam rumah tangga, dan pola hidup
sehat.
Melanjutkan sekolah mengambil gelar master, atau doktor.
Terlibat dalam penelitian
Manajemen kebidanan
Pendidikan.
Chapter 2 Team working
Ada sebuah konsensus (kesepakatan bersama) umum bahwa kemampuan untuk bekerja
secara efektif sebagai bagian dari tim adalah keterampilan utama yang dapat ditransfer dan
merupakan hal yang dianggap sebagai faktor penting untuk senua bekerja. Hal ini dapat
mempengaruhi tim tim yang tidak bekerja sama dengan baik, maka dapat menciptakan
lingkungan negatif pada tim. Konsekuensi dari kerja tim yang buruk didokumentasikan dalam
banyak laporan. Hal yang dapat dipelajari dari laporan yaitu untuk memperkuat karakteristik
yang dibutuhkan untuk kerja tim yang baik, manfaat bagi pekerja untuk menjadi anggota tim
yang baik, tidak terjebak dalam terminologi, dapat berdiskusi dengan baik mengenai topik yang
sedang dibahas, dan memfasilitasi praktik pekerja sebagai bagian dari tim.
Tim merupakan sebagian orang dengan pengetahuan dan keterampilan yang saling
melengkapi dan berkomitmen untuk suatu tujuan yang sama. Setiap tim harus memiliki tujuan
yang dapat dicapai untuk dikerjakan, dengan identifikasi dan pemahaman yang jelas tentang
peran dan tanggung jawab masing-masing anggota dalam memenuhi tujuan yang diinginkan.
Perlu juga mekanisme untuk mengevaluasi keberhasilan tim dalam mencapai tujuan. Dalam
pelayanan bersalin tujuannya adalah untuk hasil kelahiran yang sehat dan sukses untuk ibu dan
bayi. Kesulitan dapat muncul dalam tim ketika tidak ada konsensus tentang bagaimana mencapai
tujuan ini. Masalah dapat muncul di sekitar batasan peran anggota tim, tidak terlaksananya peran
anggota dan kurangnya pemahaman dalam tim tentang peran masing-masing.
Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan sebuah proses pengaruh social berkaitan dengan sifat dan
gaya dan perilaku individu yang menyebabkan orang lain mengikuti mereka. Otoritas Standar
Profesional telah mengidentifikasi kepemimpinan dalam NHS (National Health Service) dengan
menantang orang untuk mengambil tanggung jawab atas tindakan mereka sendiri, untuk
menantang perilaku orang lain dan untuk mengenali dan menyelesaikan konflik. Standar ini
didasarkan pada tujuh nilai inti: tanggung jawab, kejujuran, keterbukaan, rasa hormat,
profesionalisme, kepemimpinan dan integritas. Kualitas penting untuk kepemimpinan di NHS
yaitu: nilai-nilai bersama, tidak menjadi sinis, dapat membangun hubungan antara anggota,
menjadi tangguh, mendukung ide-ide baru, berkomunikasi dengan jelas dan jujur, mengelola ke
atas, mengatur waktu dengan hati-hati, minta maaf dan terima kasih dan bangun tim yang akan
menantang.
Ada penjelasan mengenai berbagai jenis kepemimpinan dan yang paling sesuai dengan
kebutuhan NHS. Teori-teori ini cenderung berfokus pada keterampilan yang harus dimiliki
seseorang dalam situasi tertentu, sering kali berfokus pada keterampilan utama seperti: motivasi,
fleksibilitas, mengelola perubahan, komunikasi, dan menjadi panutan yang baik. Pentingnya
pemimpin dan manajer memfasilitasi staf untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan,
kesempatan untuk belajar dan tumbuh dan mendukung staf dengan sumber daya yang sesuai. Hal
ini sebagai cara untuk mengembangkan lingkungan kerja dan pembelajaran yang positif, yang
akan meningkatkan dan meningkatkan pengalaman staf dan pasien.
Pengelolaan/Manajemen
Manajemen adalah proses membuat sesuatu terjadi, dan menyelesaikan sesuatu dengan
menjalankan kepemimpinan. Manajemen sebagai tindakan mengumpulkan orang untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Peran manajer dalam mengembangkan lingkungan yang
efektif untuk perawatan yang aman. Pentingnya manajer dalam membuat hubungan antara Trust
dan staf. Manajer lingkungan harus secara jelas diidentifikasi sebagai pemimpin. Mungkin ada
kesulitan dalam kaitannya dengan manajemen tim karena praktisi sering kali diorganisir dalam
beberapa tim. Dalam tim yang berbeda ini mungkin ada manajer yang berbeda untuk anggota tim
yang berbeda. Manajer mudah diidentifikasi dalam suatu kerangka kerja, tetapi pemimpin kurang
jelas diidentifikasi kecuali mereka memiliki jabatan tertentu. Pentingnya memiliki lingkungan
kerja yang baik didokumentasikan dengan baik dengan bekerja di lingkungan kerja yang positif
yang diidentifikasi sebagai hak untuk staf. Setiap individu memiliki ide mereka sendiri tentang
apa ini, seringkali berdasarkan pengalaman lingkungan kerja yang positif dan negatif. Setiap
orang perlu bertanggung jawab atas lingkungan tempat mereka bekerja, baik itu di lingkungan
klinis maupun di universitas. Penting untuk memastikan bahwa setiap orang dalam tim
merefleksikan bagaimana perilaku mereka mempengaruhi anggota tim lainnya, baik secara
positif maupun negatif, untuk mengidentifikasi area untuk pengembangan.
Kesimpulan
kerja tim yang efektif merupakan bagian yang telah ditekankan dan bagaimana setiap
orang memiliki tanggung jawab untuk menjadi salah satu tim dan memfasilitasi kerja kolaboratif.
Untuk menjadi pemain tim yang baik, telah ditetapkan bahwa penting bagi individu untuk
memahami peran dan tanggung jawab mereka sendiri dan bagaimana hal ini sesuai dengan peran
dan tanggung jawab anggota tim lainnya. Strategi telah diidentifikasi untuk membantu dalam
mengembangkan keterampilan kerja tim baik untuk pelajar dan bidan yang berkualitas.
Keluarga merupakan kunci dari suatu masyarakat oleh karena itu berimplikasi pada
perkembangan identitas dan kepercayaan suatu individu. Menurut McKie dan Callan tahun 2012
mengatakan bahwa keluarga merupakan bentuk pengelompokan sosial yang tertua dan paling
bertahan lama. Seiring berjalannya waktu, pengertian keluarga ideal yaitu anggota keluarga yang
terdiri dari ibu, ayah dan dua anak. Namun sekarang ada banyak susunan keluarga yang berbeda
yang umum dan dapat diterima dalam masyarakat dan komunitas tempat mereka tinggal.
Keluarga tersebut dapat terdiri dari orang tua tunggal, keluarga tiri, anak-anak yang tinggal di
lebih dari satu keluarga dan pasangan yang tinggal bersama tetapi tidak menikah.
James dan Curtis tahun 2010 meggambarkan konsep ‘pameran keluarga’ disebut sebagai
‘kegiatan sehari-hari’ yaitu anggota keluarga berkomunikasi satu sama lain kepada orang
sekitarnya. Hal tersebut salah satu caranya yaitu melalui pembagian nama, biasanya nama
belakang atau nama keluarga yang diturunkan dari generasi ke generasi dan merupakan cara
untuk mengetahui. Hal ini dapat berimplikasi pada bidan karena nama keluarga bayi yang belum
tentu sesuai dengan yang diharapkan. Orang-orang dari luar Inggris dan komunitas serta budaya
lain mungkin memiliki sistem penamaan yang berbeda yang perlu disadari oleh bidan untuk
dapat memberikan perawatan yang peka dengan berbagai macam budaya.
Terdapat peristiwa dalam keluarga yang dapat berdampak negatif pada anggota keluarga
termasuk anak-anak dan perempuan, hal tersebut mencakup:
Kemiskinan
Melecehkan
Penyalahgunaan Zat
Kepadatan Penduduk
Penyakit Kejiwaan (Mental Illness)
Penyakit Fisik (Physical Illness)
Salah satu tindakan yang mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan keluarga adalah
kekerasan dalam rumah tangga. Kekerasan dalam rumah tangga yaitu setiap insiden
pengendalian, pemaksaan, perilaku mengancam, kekerasan atau pelecehan antara mereka yang
berusia 16 tahun atau lebih yang merupakan atau pernah terjadi, pasangan intim atau anggota
keluarga tanpa memandang jenis kelamin atau seksualitas. Penyalahgunaan dapat mencakup,
tetapi tidak terbatas pada psikologis, fisik, seksual, keuangan dan emosional.
Definisi kekerasan dalam rumah tangga telah memiliki perubahan seiring berjalannya
waktu, mulai dari hanya berkaitan dengan kekerasan fisik hingga sekarang menggabungkan
semua faktor diatas dan seputar penguntitan dan pernikahan secara paksa. Seorang suami untuk
menghukum istrinya secara fisik dapat diterima di Inggris, hal ini sekarang dianggap tidak dapat
diterima dan merupakan kejahatan di Inggris dan banyak negara lain, tetapi tidak di semua
negara. Namun, hal ini tidak berarti bahwa kekerasan dalam rumah tangga tidak terjadi. Peran
bidan untuk mengidentifikasi dan mendukung perempuan yang hidup dengan kekerasan dalam
rumah tangga.
Kekerasan dalam rumah tangga juga dikaitkan dengan perlindungan orang dewasa dan
anak-anak yang rentan, karena kerugian emosional yang dapat ditimbulkan pada anak-anak yang
menyaksikan dan hidup dengan kekerasan dalam rumah tangga. Semua masyarakat menghargai
anak-anak mereka sebagai generasi penerus. Namun, masih ada kasus mereka yang keluar dari
normal sosial dan melakukan kekerasan terhadap anak. Bidan adalah bagian dari tim
pengamanan untuk orang dewasa dan anak-anak yang rentan, kemudian penting untuk
mengidentifikasi untuk membantu keluarga agar mereka dapat merawat anak-anak mereka
dengan cara yang lebih tepat dan aman.
Kemiskinan
Salah satu masalah dalam keluarga yang memiliki dampak besar pada kesehatan dan
kesejahteraan anggota adalah kemiskinan. diakui bahwa orang dengan pendapatan lebih
memiliki kesehatan yang lebih baik dibandingkan pendapatan yang kurang. Hal tersebut
digolongkan sebagai ketidaksetaraan kesehatan dan hal ini telah konsisten selama bertahun-
tahun. Keluarga yang hidup dalam kemiskinan memiliki kesehatan dan kesejahteraan yang lebih
buruk. Hal tersebut berkaitan dengan kemampuan untuk membeli makanan segar dan berkualitas
baik, lingkungan tempat tinggal yang tidak aman.
Gambar: Dampak kemiskinan terhadap kesehatan
Gender dan seksualitas sering disalah artikan dengan menjadi komponen penting bagi
identitas seseorang. Istilah yang digunakan yaitu gender yang umumnya dibentuk secara sosial
berdasarkan jenis kelamin biologis kita (Marchbank dan Letherby 2007). Sedangkan seksualitas
merupakan bentuk menyukai hasrat secara fisik untuk melakukan hubungan seksual. Kedua
komponen identitas ini sangat berkaitan dengan penampilan kita di masyarakat, Sebelumnya,
kita terfokus pada identitas alamiah yaitu laki-laki dan perempuan heteroseksual, namun
sekarang telah ada lesbian, gay, transgender, biseksual, transeksual, (Komunitas LGBT). Hal ini
berhubungan dengan norma sosial yang berlaku dan berdampak pada diskriminasi kelompok
tertentu sehingga kelompok yang dikucilkan ini umumnya tidak terbuka dengan petugas
kesehatan. Contohnya pada ibu lesbian yang sering tidak memperoleh asuhan yang mereka
butuhkan. sebagian besar pasangan lesbian tidak akan memberitahu orientasi seksual mereka
kepada bidan (ini adalah hak mereka untuk tidak mengungkapkannya), namun hal ini dapat
berdampak pemberian asuhan yang kurang sesuai. Hal ini ditambah dengan prasangka dan
kurangnya pemahaman tenaga kesehatan. Kelompok ini berhak untuk mendapatkan asuhan yang
dibutuhkan tanpa adanya diskriminasi dan ketakutan.
Pada masyarakat yang memiliki peran, identitas, ekspektasi dan karakteristik masing-
masing individu berdasarkan gender mereka yang berfokus pada feminitas dan maskulinitas.
Sifat ini biasanya berdampak pada keluarga dan pandangan masyarakat terhadap peran
perempuan dan laki-laki. Yang masih menjadi perdebatan contohnya peran ayah yang belum
sepenuhnya didapatkan dan menitikberatkan pada peran ibu saja. Oleh karena itu asuhan
kebidanan seharusnya terfokus pada seluruh keluarga, bukan hanya asuhan kepada ibu dan
bayinya saja.
Ras dan etnis menjadi salah satu yang mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang. Hal
ini dibuktikan bahwa ada etnis miskin tertentu yang kurang dalam akses kesehatannya, adanya
faktor resiko terjadinya penyakit pada genetik tertentu dan kebudayaan. Contohnya sunat anak
perempuan (meningkatkan AKB dan abnormalitas kongenital), kemudian usia perkawinan. Hal
ini akan berbeda setiap kultur dan bahkan antar negara. Ras dan etnis ini juga berkaitan erat
dengan mayoritas dan minoritas sehingga dapat timbul rasis (kepercayaan bahwa ada ras yang
superior dibandingkan ras lainnya dan menciptakan ketidaksetaraan). namun terdapat kesulitan
untuk mengelompokkan orang kedalam kategori ras tertentu khususnya pada ras campuran. oleh
karena itu, Giddens (2009) mendefinisikan etnis sebagai "praktik budaya dan pandangan
masyarakat tertentu yang membedakan mereka dengan lainnya".
Disabilitas
Seseorang dikatakan disabilitas jika memiliki gangguan fisik atau mental, gangguan
tersebut memiliki efek merugikan yang substansial dan jangka panjang pada kemampuan untuk
melakukan aktivitas normal sehari-hari (Equality Act 2010). 3 hal yang berkaitan dengan istilah
ini yaitu dianggap sebagai yang lemah dan tidak berdaya, aktivitasnya dibatasi/terbatas, serta
dilabeli disabilitas dengan citra negatif.
Oleh karena itu, dari wawancara didapatkan model afirmasi yang diinginkan oleh ibu
hamil dan perempuan penyandang disabilitas yaitu dirayakan (kehamilannya), pencapaian,
bonding dan kepercayaan diri. Terdapat istilah model sosial disabilitas yaitu bagaimana
pandangan masyarakat dan perlakuannya terhadap orang penyandang disabilitas, model ini
berlawanan dengan disabilitas medis sehingga berfokus pada apa yang dapat dilakukan agar
penyandang disabilitas dapat lebih berdaya. model ini berdasarkan "impairment" yaitu ketiadaan
atribut yang mempengaruhi seseorang (contohnya tidak dapat berjalan) dan "disabilitas" yaitu
pembatasan kesempatan pada individu penyandang disabilitas.
Hal ini berkaitan dengan bidan sebagai pemberi asuhan bagi perempuan disabilitas atau
orangtua dengan anak disabilitas. contohnya perempuan yang tidak segera hamil dan infertil
dianggap gagal sebagai seorang perempuan, perempuan yang tidak dapat melahirkan secara
spontan dianggap belum sepenuhnya menjadi perempuan. selain itu, kesalahan pemilihan kata
oleh bidan juga dapat memperparah hal ini karena mempengaruhi kepercayaan diri dan mental.
Sejalan dengan kecanggihan skrinning antenatal dan pemeriksaan diagnostik, para orangtua
menjadi khawatir bagaimana jika hasilnya tidak sesuai dengan yang diinginkan dan bagaimana
jika ada kelainan.
Kesehatan diartikan sebagai tidak sakit serta dapat beraktivitas dengan normal. kesehatan
merupakan bagian dari kesejahteraan, seseorang yang sedang menderita sakit belum tentu
dikatakan tidak sejahtera. hal ini sesuai dengan asuhan kebidanan bahwa bidan harus
memperkenalkan pada ibu bahwa kehamilan bukanlah sebuah penyakit dan semua proses ini
adalah hal yang normal dialami. adanya medikalisasi persalinan, terfokus kepada resiko dan
keberadaan dokter malah menegaskan yang sebaliknya, persalinan digambarkan sebagai suatu
kondisi sakit. hal inilah yang menurunkan kepercayaan diri ibu dan meningkatkan intervensi
yang tidak perlu. penyebutan yang digunakan juga dapat mempengaruhi psikologis ibu, seperti
"gagal dilakukan induksi" "persalinan tak maju" yang menggambarkan bahwa tubuh sebagai
sebuah mesin yang tidak bekerja dengan benar.
Suasana hati yang rendah – memuncak 4-5 Dapat terjadi kapan saja pada awal atau akhir
hari setelah melahirkan, biasanya periode postnatal
menghilang dalam 4 minggu
Ringkasan
Bidan akan terlibat dalam merawat perempuan dalam parameter fisiologis normal
persalinan yang dapat membawa patologi psikologis mereka ke kehamilan. Sebagian besar
perempuan akan mengalami berbagai emosi yang berbeda dan bergelombang dalam kehamilan,
kelahiran dan periode pascakelahiran. Bidan memiliki peran kunci dalam mendukung perempuan
melalui perjalanan emosional mereka dengan menyadari berbagai tantangan yang mungkin
mereka alami.
Untuk bidan
Emosional adalah fitur dari semua hubungan manusia yang berurusan dengan emosi kita
sendiri dan orang lain. Interaksi antara bidan dan perempuan seperti yang telah disarankan adalah
pertemuan sosial. Bidan perlu mengelola perasaannya agar sesuai dengan situasi yang
dihadapinya (Deery dan Hunter 2010); Billie Hunter (2006) menulis tentang empat situasi kunci
yang dihadapi bidan; ini termasuk pertukaran seimbang, pertukaran ditolak, pertukaran terbalik
dan pertukaran tidak berkelanjutan. Tiga pertukaran terakhir membutuhkan 'kerja emosi' tingkat
tinggi oleh bidan, sementara pertukaran seimbang, di mana ada 'memberi dan menerima' di
kedua sisi, lebih bermanfaat secara emosional bagi bidan. Ini menyoroti signifikansi yang jelas
dari hubungan positif bagi bidan dan juga perempuan, yang dapat terjadi bahkan dalam
menghadapi hasil yang merugikan di mana hubungan yang mendukung telah memungkinkan
situasi menjadi sebaik mungkin dalam keadaan tersebut (Deery dan Hunter 2010);
Seringkali, bagaimanapun, bidan menggunakan strategi untuk tetap terpisah. Ruth Deery (Deery
dan Hunter 2010) menjelaskan:
Detasemen teknis: Fragmentasi perawatan perempuan menjadi tugas-tugas yang dapat
dikelola secara berurutan untuk memaksimalkan kontrol bidan dalam pengambilan
keputusan klinis.
Detasemen emosional: Bertujuan untuk melindungi dari keterlibatan berlebihan dengan
perempuan, seringkali terlibat dalam masa kecemasan tinggi, yang mungkin memiliki
manfaat jangka pendek bagi bidan.
Kesan pertama
Konteks di mana bidan dan perempuan bertemu untuk pertama kalinya pasti akan
berdampak pada inisiasi hubungan. Kesan awal, terutama yang diperoleh dari komunikasi non-
verbal sering kali paling berpengaruh dan bertahan lama dan bisa negatif atau positif.
Kehadiran
Penawaran kehadiran dan waktu adalah bentuk dukungan psikososial yang kuat.
Memercayai
Ketika seorang ibu merasa aman dalam hubungannya dengan bidan, hubungan positif
lebih mungkin berkembang karena ibu merasa diakui dan dihargai. Ini bertentangan langsung
dengan bidan yang memberikan otoritas, menawarkan pilihan tetapi kemudian mengajukan
pendapat pribadi, baik melalui komunikasi verbal atau nonverbalnya, atau menjaga gerbang
melalui penyembunyian informasi hal ini dapat berimplikasi pada kesehatan psikologis
perempuan.
Ringkasan
Perempuan yang memiliki hubungan yang baik dengan bidan adalah inti dari pengalaman
melahirkan mereka; banyak bidan memiliki keyakinan yang sama. Isyarat verbal dan non-verbal
sangat penting dalam kesan pertama dan membangun serta memelihara hubungan. Hubungan
yang baik dibangun di atas kepercayaan, kebersamaan dan empati. Semua aspek ini memerlukan
pendekatan aktif bukan pasif dan dapat menuntut secara emosional.
Pentingnya bonding
Bonding meningkat selama kehamilan (Della Vedova et al. 2008; Cannella 2005) dan
berhubungan positif dengan gerakan awal janin (Hjelmstedt et al. 2006). Bonding antenatal telah
dikaitkan dengan hubungan orangtua-bayi pascakelahiran, perkembangan bayi dan kesehatan
psikologis ibu dan anak (Figueiredo dan Costa 2009; Della Vedova et al., 2008), serta
meningkatkan perilaku kesehatan dalam kehamilan dan pembentukan identitas ibu (Della
Vedova dkk. 2008). Namun, juga telah diusulkan bahwa berkurangnya bonding selama
kehamilan dapat bertindak sebagai mekanisme perlindungan terhadap kehilangan (Clement
1998). Penelitian awal tentang bonding oleh Kennell et al. (1974) berfokus pada konteks
pascakelahiran dan menggambarkan ibu yang diberi kontak langsung setelah melahirkan, dan
kontak yang diperpanjang setelahnya dan menemukan bahwa para perempuan ini menunjukkan
perbedaan yang signifikan dalam 'perhatian dan daya tanggap' terhadap bayi mereka sejak lahir
hingga satu tahun. Mitchell (2001) memperkuat argumen ini yang menunjukkan bahwa bonding
dengan janin adalah konstruksi budaya yang terkait dengan dampak perilaku perempuan
terhadap perkembangan bayi. Sementara ini merupakan pertimbangan penting dalam hal
konsekuensi ibu, bukti menunjukkan periode 'sensitif' memang ada pasca-kelahiran (Bystrova et
al. 2009), yang ditingkatkan dengan kulit langsung, menyusui dan rawat inap. Tetapi ikatan
adalah lebih dari kedekatan; bonding menggunakan semua indera, termasuk bau, rasa, sentuhan
dan suara bayi.
Pentingnya attachment
Bowlby (1988) mendefinisikan berbagai bentuk keterikatan, terutama keterikatan aman
dan tidak aman dan menemukan bahwa bayi yang menunjukkan keterikatan aman dengan
pengasuh mereka lebih mandiri.
· Mandiri
· Percaya diri
· Harga diri yang tinggi
· Ketangguhan
· Fleksibel
· Penasaran dan eksplorasi
· Mampu mengatur perilaku
· Mampu membentuk hubungan
· Kegigihan
· Kompeten secara sosial
· Empati
· Terjamin secara sosial
Keterikatan yang aman (lihat Kotak 4.3) membutuhkan ketersediaan psikologis ibu untuk
berhubungan dengan bayinya. Sroufe (2005) mencatat bahwa untuk bayi dengan kelekatan ibu
yang aman, di kemudian hari mereka menunjukkan lebih banyak fleksibilitas, ketahanan, rasa
ingin tahu dan perilaku eksplorasi, dapat memoderasi perilaku mereka, lebih percaya diri,
kompeten secara sosial dan dapat mengembangkan hubungan yang sehat.
The US National Institute of Child Health and Human Development (NICHD) Study of
Early Child Care and Youth Behavior (2006) mencatat kualitas interaksi ibu-bayi adalah
'prediktor yang paling penting dan konsisten dari perkembangan kognitif dan sosial anak' dan
hasil yang lebih baik ketika ibu 'sensitif, responsif, penuh perhatian, dan merangsang secara
kognitif'. Sebuah meta-analisis ke dalam keterikatan yang tidak teratur dan masalah perilaku
kemudian menemukan bahwa ketidakamanan keterikatan dikaitkan dengan masalah perilaku
yang lebih banyak terjadi pada anak laki-laki (Fearon et al. 2010).
Ringkasan
Hubungan antara ibu dan bayi adalah dasar untuk semua hubungan di masa depan. Hal
ini penting untuk kelangsungan hidup bayi yang secara naluriah akan melekat pada pengasuhnya
dan merupakan aktivitas yang kuat, naluriah, emosional dan biologis pada perempuan yang
terjadi pada periode antenatal dan postnatal. Teori bonding dan attachment secara jelas
didefinisikan dan dibahas dalam literatur dan peran bidan adalah untuk menavigasi melalui
kehamilan dan periode pascakelahiran dengan perempuan tersebut, mempromosikan setiap
kesempatan bagi ibu untuk mengembangkan hubungan yang dalam dan bermakna dengan
bayinya. Ini mungkin memerlukan pendekatan interprofesional dan rujukan ke layanan
tambahan, untuk memastikan para ibu mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan untuk
menentukan tempat yang aman bagi diri mereka sendiri dan bayi mereka.
Kesimpulan
Melahirkan memberi perempuan tantangan yang terkadang kesulitan. Perempuan akan
mengalami keadaan suasana hati yang berfluktuasi, emosi negatif dan positif yang dipengaruhi
oleh banyak faktor; tanggapan perempuan pasti akan sama individualnya dengan pengalaman
perempuan. Bidan secara ideal ditempatkan untuk mendukung perempuan melalui penyesuaian
emosional normatif yang mewujudkan periode ini dalam kehidupan perempuan, tetapi juga
ditempatkan dengan baik untuk mengidentifikasi pemicu yang mungkin menandakan tekanan
psikologis.
Chapter 5 Parenthood
Orang tua merupakan seseorang yang melahirkan keturunan secara biologis dan
mengambil peran mengasuh anak melalui pendewasaan menuju kemandirian sosial. Menurut
Smith (2010) pengasuhan merupakan transisi kehidupan yang terjadi pada sebagian orang baik
sebelum atau sesudah kehamilan dan berlanjut sepanjang hidup. Dalam hal ini keluarga
merupakan sekelompok orang yang terikat kekerabatan, dimana terjadi pengasuhan anatar orang
tua dan anak. Model keluarga tradisonal terbentuk pada pernikahan anatara seorang pria dan
seorang perempuan. Secara historis, keluarga dan kekerabatan pada pertengahan 1800-an diambil
dari antropologi yang berkaitan dengan ide-ide keterkaitan biologis (Chambers 2012).
Sedangkan di Eropa Barat dan Amerika dipengaruhi oleh pandangan dunia Yahudi-Kristen
terkait pernikahan dan kehidupan keluarga ini. Secara sosiologis, pada tahun 1850-an pernikahan
merupakan suatu intstitusi untuk memenuhi kebutuhan prokreasi dan pengasuhan anak secara
biologis.
Menurut Gillespie (2003) menjadi ibu mencerminkan identitas gender feminism yang
menggambarkan peran sosial perempuan. Dimana hal mengasuh anak menjadi peran yang harus
dimiliki oleh perempuan selain hamil, melahirkan dan menyusui tetapi ayah juga memiliki peran
untuk mengasuh anak-anak. The Fatherhood Institute (2008) berpendapat bahwa keterlibatan
awal ayah dalam kehidupan bayinya sebelum, selama dan setelah kelahiran dapat meningkatkan
keterlibatan berkelanjutan dalam kehidupan anak selanjutnya. Peran ayah untuk memberikan
dukungan juga diperlukan dalam masa kehamilan, persalinan serta setelah persalinan dalam
merawat bayi.
Orang tua genetik merupakan seorang pria dan perempuan yang telah menyediakan
spermatozoon (pria) dan ovum (perempuan) sehingga terjadi pembuahan dan menjadi janin.
Secara tradisional, orang tua genetik akan bertanggung jawab dalam pengasuhan anaknya. Orang
tua biologis adalah orang dengan siapa anak tersebut memiliki hubungan biologis langsung.
Orang tua sosial merupakan yang memenuhi peran pengasuhan anak selama kehamilan dan
setelahnya, atau hanya setelah lahir.
Seseorang mengalami menjadi orang tua memiliki tahap yang berbeda beda dalam
kehidupannya. Dalam perspektif biologis, seorang perempuan dapat mengalami masa konsepsi
pertama kali pada saat remaja ketika sudah mengalami menstruasi. Begitu juga dengan laki-laki
ketika sudah mencapai kematangan seksual baru dapat mampu menjadi ayah. Selama masa
konsepsi pembuahan dapat dikendalikan dengan penggunaan alat kontrasepsi dalam keluarga
berencana. Menurut ONS (2013) mayoritas konsepsi secara konsisten terjadi pada kelompok usia
20-24 tahun, dengan yang paling sedikit terjadi pada perempuan usia 40 tahun ketas.
Kesuburan perempuan biasa berakhir sekitar 10 tahun sebelum menopause, atau sekitar
pertengahan empat puluhan. Usia optimal bagi perempuan untuk melahirkan anak anatar 20-35
tahun. Pada ibu yang lebih tua memiliki beberapa resiko komplikasi terhadapat kehamilannya.
Karena dapat dilihat masa kesuburan perempuan akan terus berkurang sesuai dengan
bertambahnya usia.
Disabilitas Dan Pengasuhan Anak
Gaya pengasuhan orang tua dipengaruhi oleh lingkungan dan budaya yang ada di sekitar
mereka. Selain itu, informasi dan saran dari tenaga kesehatan profesional yakni bidan, dokter
umum, dan dokter obgyn memiliki pengaruh terhadap gaya pengasuhan mereka. Informasi dan
saran ini dapat dilakukan melalui kontak langsung dan berbagai format media yang saat ini telah
di pilih oleh banyak orang tua.
Gaya berbasis rutinitas atau jadwal dapat memberikan rasa aman bagi orang tua yang
menghargai prediktabilitas dalam kehidupan pascakelahiran mereka, tetapi mungkin
mengandalkan premis yang agak paternalistik. Sedangkan rutinitas uang ketata dan tidak
berdasarkan bukti dapat meniadakan interaksi baik secara fisiologis maupun psikososial anatar
ibu dengan bayi. Bidan yang ingin mengadopsi pendekatan ini seharusnya dapat memperkuat
aspek positif tidak hanya dari satu faktor tapi faktor yang lainnya juga seperti faktor lingkungan.
Pengasuhan Lampiran
Pengasuhan pragmatis dinilain cukup baik yakni terlihat pada orangtua yang
memprioritaskan dan memenuhi kebutuhan anak-anak mereka, memberikan perawatan dan
rutinitas yang konsisten sambil melibatkan bantuan dari layanan yang relevan ketika terdapat
masalah. Pendekatan ini berarti orangtua fleksibel dan kemungkinan orangtua untuk
mengaplikasikan aspek positif berbasis bukti dari berbagai gaya pengasuhan.
Bidan dianjurkan untuk tetap menjadi pusat koordinator dalam tim interprofessional bagi
seorang perempuan dengan kehamilan yang kompleks namun sambil bekerja sama dengan
dokter kandungan, konselor ASI, dan sebagainya untuk memudahkan seorang perempuan dan
keluarganya dalam mengakses pelayanan yang mereka butuhkan.
Kebijakan dari Departemen Kesehatan bahwa seorang perempuan dan pasangannya dapat
memilih antara Bidan-Led-Care (MLC) dan Konsultan-Led-Care (CLC). MLC yaitu ketika
semua pelayanan diberikan hanya oleh bidan dan bidan bertanggung jawab penuh atas pelayanan
yang diberikan. Sedangkan CLC yaitu ketika pelayanan yang diberikan dipantau oleh dokter
kandungan sejak awal kehamilan atau pada saat terjadi masalah. Dokter kandungan bertanggung
jawab atas saran dan pengambilan keputusan dalam kompleksitas kelahirannya sementara
kesejahteraan ibu dan janin selama kehamilan tetap dipantau oleh bidan. Dalam praktik individu
mereka, seorang bidan merujuk ke konsultan dokter kandungan mengenai saran setiap
perkembangan kesehatan yang buruk dan pengambilan keputusan.
Perempuan yang memilih metode MLC memiliki lebih banyak melakukan kunjungan
ANC dan memiliki kemungkinan yang kecil dalam mengalami nyeri saat proses persalinan
karena proses ini didampingi oleh bidan yang dianggap lebih memiliki kontrol lebih tinggi dalam
proses persalinan. Hal ini menggambarkan bagaimana MLC dapat menghemat biaya karena
mengurangi adanya intervensi dan memberikan pelayanan yang berkesinambungan.
Selama Kehamilan
Saat perempuan hamil pertama kali datang ke bidan maka akan diskrining terlebih dahulu
mengenai riwayat medis, social, dan psikologis nya yang mana setelah itu akan diberikan KIE
yang berhubungan dengan hasil skrining yang sudah dilakukan untuk menjamin kesejahteraan
ibu dan janinnya.
Pada kunjungan awal bidan menilai kesejahteraan ibu dan janinnya yang dapat ditentukan
melalui pemeriksaan fisik kemudian berlanjut pada pemeriksaan selanjutnya. Seorang Bidan
akan menilai berbagai penyebab risiko yang akan terjadi, seperti:
1. Riwayat kondisi kesehatan sebelumnya atau riwayat operasi (letak anomaly jantung,
operasi Rahim, fraktur panggul dsb).
2. Obesitas (lebih dari 30 kg/m²)
3. Diabetes (sudah ada sebelumnya atau saat kehamilan)
4. Pre-eklampsia (hipertensi baru muncul setelah 20 minggu dengan proteinuria signifikan)
5. Gangguan tromboemboli vena.
1. Gaya Hidup
2. Olahraga, perjalanan, hubungan seksual
3. Nutrisi/suplemen yang sehat – Vitamin D sebagai insufisiensi yang dianggap umum pada
kehamilan; asam folat
4. Pekerjaan dan kegiatan sehari-hari
5. Infeksi yang didapat dari makanan: Listeria/Toxoplasmosis; Toksoplasmosis dari kotoran
hewan
6. Potensi paparan melalui zat berbahaya
7. Merokok, alkohol dan penyalahgunaan zat lainnya
8. Infeksi (Rubella, human Immunodeficiency virus (HIV), sifilis, hepatitis B (Hep B), Hep
C, saluran kemih infeksi (ISK) dan infeksi menular seksual (IMS) lainnya, misalnya,
klamidia.)
Seorang perempuan perlu diberi tahu mengenai perbedaan antara tes skrining yang dapat
menentukan kemungkinan terjadinya gangguan (misalnya sindrom Down) dan tes diagnostic
yang memberikan bukti definitif suatu kondisi (misalnya Rubella). Informasi lebih lanjut
mengenai tes skrining bagi perempuan subur dan bayinya dapat diakses menggunakan UK online
Komite Skrining Nasional (NSC). Perempuan tersebut perlu memahami implikasi saat
melakukan skrining sehingga dapat membertimbangkan mengenai pengambilan keputusan.
Selain itu ia juga perlu mengetahui konsekuensi apabila ia tidak ingin melakukan terminasi
kehamilan saat dirinya sudah tahu mengenai kondisi janinnya atau ia melanjutkan skrining
karena masih ingin mengetahui potensi risiko saat mereka memilih untuk melanjutkan
kehamilannya.
Anomali janin
Skrining anomali janin bertujuan untuk menentukan adanya potensi gangguan kromosom.
Skrining ini umumnya dikenal untuk mendeteksi dini terjadinya sindrom down. Standar nasional
skrining sindrom down melalui test gabungan yang mencakup USG untuk translusensi nuchal
dan biokimia skrining serum untuk Hcg (human chorionic gonadotrophin) dan PAPP-A,
(kehamilan terkait protein plasma A). Waktu yang optimal untuk melakukan skrining ini yaitu
antara usia kehamilan 11-13 minggu +6 hari. Test diagnostic untuk mendeteksi janin dengan
sindrom down adalah Chorionic Villus Sampling (CVS) dimana ada pada sejumlah kecil
jaringan plasenta saat dilakukan USG di usia kehamilan 10 minggu atau amniosentesis (sejumlah
kecil cairan ketuban dikeluarkan di bawah bimbingan ultrasound) pada usia kehamilan 10
minggu.
Hematologi
Bidan akan melakukan test skrining melalui pengambilan darah lengkap untuk
mengetahui golongan darah dan rhesusnya, hasil hepatitis B, HIV, rubella, anemia, thalasemia.
1. Golongan darah – Informasi yang berkaitan dengan golongan darah seorang perempuan
akan berkaitan apabila perempuan tersebut membutuhkan transfusi.
2. Faktor Rhesus – untuk mendeteksi potensi isoimunisasi.
3. Mengitung darah lengkap – berfokus pada konsentrasi hemoglobin (Hb), diukur dalam g/dL,
mengukur jumlah protein pembawa oksigen.
4. Mengembangkan kelainan – anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh malnutrisi. atau
terkadang disebabkan oleh paparan penyakit seperti malaria.
Perawatan rutin untuk semua ibu hamil
Pertimbangan emosional:
Potensi depresi dan kecemasan atau ambivalensi - terutama jika kehamilan tidak
direncanakan.
Perubahan gaya hidup pertimbangan:
Karir
Gaya hidup sosial (merokok/alkohol/olahraga) Payudara
Perubahan gastrointestinal:
Nafsu makan meningkat
Mual dan muntah
Sembelit
Maag dan perkembangan hemoroid
Ketuban Pecah
Di luar parameter normalitas
Profesi bidan tidak jarang dihadapkan pada berbagai macam kasus, dengan adanya
pengetahuan dan penilaian klinisnya tentang cara yang paling tepat untuk menolong klien. Ini
merupakan bagian dari tanggung jawab tenaga kesehatan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, seperti mengetahui latar belakang masalah klien, riwayat obstetrik dan kondisi
psikologis. Seperti yang dijelaskan oleh NMC (2012) bidan wajib melakukan kolaborasi dengan
profesi lain dalam mencapai tujuan bersama.
Ketuban Pecah
Selaput ketuban yang pecah umumnya dipengaruhi dengan oksitosin, seperti yang
dikatakan O'Driscoll tahun 1969 menjelaskan bahwa persalinan yang aman nyaman dan lancar
dapat meminimalisir rujukan pasien dari rumah ke rumah sakit. Dalam melayani asuhan
pelayanan kebidanan, dalam persalinan bidan tidak selalu melakukan tindakan pecah ketuban
secara sengaja hanya pada indikasi tertentu. Balon yang berisi cairan di depan kepala bayi
merupakan selaput ketuban yang bertugas sebagai peredam kejut selama konraksi. jika
persalinan tidak mengalami kemajuan dan bidan telah melakukan upaya berdasarkan
wewenangnya, maka persalinan ini diambil alih oleh dokter kandungan.
Keahlian kebidanan
Bidan menekuni ilmu nya dengan pengalaman. Mempelajari siklus hidup perempuan, hal
ini dapat memberikan pemahaman bagi seorang bidan dalam melayani perempuan. Walaupun
bidan berwenang melayani pelayanan dalam asuhan normal, bidan juga harus memiliki
kepercayaan diri dan focus terhadap situasi sehingga dapat menentukan kondisi yang normal
maupun tidak normal dan sesuai dengan kewenangannya. Peran perempuan lebih jelasnya akan
dibahas di Bab 2 mengenai Kerja Tim. Menggunakan keahlian dan pengetahuan tentang ilmu
kebidanan secara bijaksana sangat berpengaruh terhadap pelayanan kepada perempuan dari
mulai masa remaja hingga persalinan nifas dan memiliki bayi. Melakukan sesuatu karena
kebiasaan belum tentu baik, namun melakukan sesuatu yang benar dengan wawasan dan
persetujuan dari klien merupakan praktik bidan yang terdidik.
Intervensi medis
Kontribusi dalam membantu persalinan yang lebih aman telah dibantu melalui teknologi
barat modern dan pengobatan lain untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Hal yang
menjadi keraguan bagi masyarakat apakah dukungan tersebut sudah menyebar secara benar
sehingga tidak merugikan otonomi perempuan. Maka dari itu peran bidan disini lah menjadi
factor pendukung bagi perempuan dalam memberikan asuhan secara menyeluruh kepada seluruh
perempuan. Gambar 7.8 mengilustrasikan seorang perempuan yang menerima beberapa
intervensi medis, menggunakan posisi yang berbeda untuk membantu kemajuan persalinan.
Perawatan
Dalam pemeriksaan kehamilan, pentingnya membahas mengenai perineum pada ibu
untuk mempersiapkan diri, emosional dan pijat perineum (Beckmann dan Garrett 2006). Pada
kejadian selama 30 tahun lalu kasus episiotomy menjadi kejadian yang umum dilakukan.
Walaupuan episiotomy telah sangat berpengaruh terhadao frekuensi yang lebih tiggi dari trauma
sfingter ani (Dudding et al. 2008). Seorang bidan tentunya sangat penting dalam mengetahui
tentang episiotomy, dan juga memiliki keterampilan mengatasi trauma perineum karena robekan
perineum dan episiotomy yang berhubungan dengan 85% kelahiran (Albers et al. 2005).
Tidak dilakukan episiotomy bukan berarti tidak ada indikasi perawatan perineum. Hal ini
menjadi pertanyaan apakah karena memang ibu yang tidak mau dijahit atau karena bidan yang
tidak memiliki keterampilan. Namun berdasarkan kualifikasi seorang bidan dalam menjahit
robekan perineum, disarankan untuk berhati-hati agar tidak trauma,kecuali memang jika ibu
memutuskan untuk tidak ingin dilakukan penjahitan. Bidan sebaiknya memberikan informasi
sejelas mungkin sehingga ibu dapat memahami tindakan yang diberikan sehingga klien dapat
nyaman dan minim trauma. Menjahit merupakan kemampuan yang harus dimiliki dan
dikembangkan oleh seorang bidan dalam menempuh pendidikan dan pelatihan yang
berkelanjutan. Ini merupakan bagian dari pelayanan yang holistic, tepat waktu dan
berkesinambungan, mengurangi hal yang tidak perlu, menghasilkan pedoman yang berbasis
bukti secara komprehensif untuk diikuti oleh bidan (RCM 2012).
.
Keahlian kebidanan
Bidan menekuni ilmu nya dengan pengalaman. Mempelajari siklus hidup perempuan, hal
ini dapat memberikan pemahaman bagi seorang bidan dalam melayani perempuan. Walaupun
bidan berwenang melayani pelayanan dalam asuhan normal, bidan juga harus memiliki
kepercayaan diri dan focus terhadap situasi sehingga dapat menentukan kondisi yang normal
maupun tidak normal dan sesuai dengan kewenangannya. Peran perempuan lebih jelasnya akan
dibahas di Bab 2 mengenai Kerja Tim. Menggunakan keahlian dan pengetahuan tentang ilmu
kebidanan secara bijaksana sangat berpengaruh terhadap pelayanan kepada perempuan dari
mulai masa remaja hingga persalinan nifas dan memiliki bayi. Melakukan sesuatu karena
kebiasaan belum tentu baik, namun melakukan sesuatu yang benar dengan wawasan dan
persetujuan dari klien merupakan praktik bidan yang terdidik.
Intervensi medis
Kontribusi dalam membantu persalinan yang lebih aman telah dibantu melalui teknologi
barat modern dan pengobatan lain untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Hal yang
menjadi keraguan bagi masyarakat apakah dukungan tersebut sudah menyebar secara benar
sehingga tidak merugikan otonomi perempuan. Maka dari itu peran bidan disini lah menjadi
factor pendukung bagi perempuan dalam memberikan asuhan secara menyeluruh kepada seluruh
perempuan. Gambar 7.8 mengilustrasikan seorang wanita yang menerima beberapa intervensi
medis, menggunakan posisi yang berbeda untuk membantu kemajuan persalinan.
Perawatan
Dalam pemeriksaan kehamilan, pentingnya membahas mengenai perineum pada ibu
untuk mempersiapkan diri, emosional dan pijat perineum (Beckmann dan Garrett 2006). Pada
kejadian selama 30 tahun lalu kasus episiotomy menjadi kejadian yang umum dilakukan.
Walaupuan episiotomy telah sangat berpengaruh terhadao frekuensi yang lebih tiggi dari trauma
sfingter ani (Dudding et al. 2008). Seorang bidan tentunya sangat penting dalam mengetahui
tentang episiotomy, dan juga memiliki keterampilan mengatasi trauma perineum karena robekan
perineum dan episiotomy yang berhubungan dengan 85% kelahiran (Albers et al. 2005).
Tidak dilakukan episiotomy bukan berarti tidak ada indikasi perawatan perineum. Hal ini
menjadi pertanyaan apakah karena memang ibu yang tidak mau dijahit atau karena bidan yang
tidak memiliki keterampilan. Namun berdasarkan kualifikasi seorang bidan dalam menjahit
robekan perineum, disarankan untuk berhati-hati agar tidak trauma,kecuali memang jika ibu
memutuskan untuk tidak ingin dilakukan penjahitan. Bidan sebaiknya memberikan informasi
sejelas mungkin sehingga ibu dapat memahami tindakan yang diberikan sehingga klien dapat
nyaman dan minim trauma. Menjahit merupakan kemampuan yang harus dimiliki dan
dikembangkan oleh seorang bidan dalam menempuh pendidikan dan pelatihan yang
berkelanjutan. Ini merupakan bagian dari pelayanan yang holistic, tepat waktu dan
berkesinambungan, mengurangi hal yang tidak perlu, menghasilkan pedoman yang berbasis
bukti secara komprehensif untuk diikuti oleh bidan (RCM 2012).
Sistem pernapasan
Ketika bayi lahir terdapat pengurangan langsung dalam tekanan intra-abdominal,
memungkinkan ekspansi diafragma. Laju pernapasan kembali normal dalam 1-3 minggu (Coad
dan Dunstall 2011).
Sistem Pencernaan
Efek progesteron daat mengurangi tonus otot pencernaan dan melemaskan perut,
meningkatkan kemungkinan sembelit setelah lahir. Buang air besar pertama biasanya terjadi
dalam 2-3 hari pascapersalinan, tetapi mungkin akan menjadi sulit ketika adanya wasir (Coad
dan Dunstall 2011).
Termoregulasi
Kondisi stres pada saat persalinan dan dehidrasi ibu dapat terjadi setelah kelahiran normal dan
dapat sembuh secara spontan serta tidak menular, hal ini dapat terjadinya peningkatan suhu ibu
sementara. Namun, ibu harus dipantau secara ketat pada periode postpartum, karena sestuatu hal
yang tidak sesuai dari normal dapat mengindikasikan infeksi (Coad dan Dunstall 2011).
Periode Pasca Melahirkan
Periode pasca melahirkan langsung disebut sebagai paling pertama hingga dua jam
setelah kelahiran; tujuannya selama periode ini untuk mendukung pemulihan fisiologis ibu,
transisi dari wanita menjadi seorang ibu dan mendukung transisi bayi baru lahir ke kehidupan
ekstra uterus (Dixon 2013). Penilaian kesejahteraan fisiologis wanita merupakan bagian penting
dari periode ini yang mencakup penilaian berikut; setiap penyimpangan dari normal akan
membutuhkan tinjauan medis yang mendesak dan segera.
W → Penilaian luka – Dengan mengamati dan evaluasi untuk infeksi dan penyembuhan luka
O → Pengamatan- Pengamatan Suhu, denyut nadi, pernapasan dan tekanan darah.
M → Ukur dan catat- Ukur dan catat hasil urin pertama (harus dalam waktu 6 jam setelah
kelahiran: NICE 2006).
A → Penilaian rahim - Dengan tidak adanya kehilangan daraha yang abnormal, atau tanda-tanda
endometritis, penilaian Rahim. Palpasi perut harus dilakukan jika seorang wanita mengalami
kehilangan darah yang tidak normal, berlebihan atau menyinggung, nyeri perut, atau demam.
Setiap kelainan yang terdeteksi, termasuk dalam ukuran, nada dan posisi rahim, harus segera
dievaluasi oleh seorang praktisi medis.
N → Perhatikan warna dan lingkar tungkai bawah dan adanya nyeri betis – dengan mengamati
dan menilai trombosis vena dalam (DVT), meskipun lebih dari 50% DVT terjadi tanpa gejala
(Hari 2003; Meetoo 2010).
N → Perhatikan warna kulit bayi, amati warna kulit bayi harus merah muda. Setiap penyakit
kuning dalam 24 jam pertama bersifat patologis.
E → Eliminasi, perhatikan dengan menilai urin dan tinja yang memadai. Bayi yang tidak
mengeluarkan urin dan mekonium dalam 24 jam pertama, maka perlu segera ditinjau oleh dokter
anak.
W → Penurunan berat badan – Penurunan berat badan bayi dalam parameter normal beberapa
hari pertama (tidak lebih dari 10% dari kelahiran berat).
B → Perilaku bayi, tonus otot normal, harus menangis dan responsif terhadap penanganan.
0 → Pengamatan –laju pernapasan 30–60 kali per menit, detak jantung 100–160 kali per menit,
suhu sekitar 37°C (NICE 2006). Selaput lendir mulut harus lembab dan merah muda tanpa bukti
candida albicans oral (sariawan), ankyloglossia (dasi lidah) atau kelainan dengan langit-langit
mulut.
R → Ruam – dapat dinilai dari lesi, tanda lahir atau bintik-bintik.
N → Perhatikan frekuensi, durasi menyusui dan transfer ASI yang efektif.
Tromboemboli vena
Salah satu faktor penyebab utama yang terkait dengan tromboemboli vena (VTE) adalah
obesitas, NICE merekomendasikan semua wanita untuk memiliki penilaian indeks massa tubuh
mereka (BMI) pada awalnya janji antenatal, dengan setiap wanita yang memiliki BMI di atas
30kg / m2 dirujuk untuk dilakukanya perawatan tambahan. Wanita harus dinilai pada wawancara
pemesanan, selama penerimaan rumah sakit, dan dinilai kembali jika faktor risiko lebih lanjut
terjadi dan dinilai kembali selama periode pasca melahirkan. Ini adalah tanggung jawab bidan
untuk memastikan risiko serta mengidentifikasi dengan rujukan yang tepat untuk perawatan yang
akan dilakukan.
Penting untuk mempertimbangkan berapa banyak wanita yang mungkin berisiko lebih tinggi
karena meningkatnya usia wanita melahirkan anak, tingkat obesitas, dan jumlah wanita yang
menjalani persalinan instrumental dan bedah. Oleh karena itu, penyedia layanan bersalin perlu
percaya diri dan kompeten untuk mengajarkan wanita, pasangan atau anggota keluarga mereka
untuk memberikan obat antikoagulan untuk memastikan kepatuhan tercapai.
Bagi sebagian besar wanita mungkin pertama kalinya mereka memegang jarum suntik medis,
apalagi selfinjected dan beberapa mungkin merasa kurang percaya diri untuk dapat memberikan
diri sendiri. Dan perlu adanya pengajaran pasangan mereka atau orang lain yang signifikan
bagaimana mengelola antikoagulan. Dengan masa inap di rumah sakit yang semakin pendek,
perempuan mungkin hanya mengalami satu kali demontrasi sebelum dipulangkan ke perawatan
masyarakat. Oleh karena itu, beberapa unit mungkin menyediakan disk serbaguna digital (DVD)
pendukung.
Perawatan dan Kasih Sayang : Mempromosikan Adaptasi Psikologis yang Sehat untuk
Menjadi Ibu
Memberikan perawatan pasca kelahiran yang efektif dapat meningkatkan pengalaman
dan hasil kesehatan wanita (MacArthur et al. 2002) dan dipandang oleh ibu sebagai aspek
mendasar dari penyediaan perawatan yang diketahui dapat meningkatkan kepuasan mereka
dengan melahirkan anak (Jomeen 2010). Bidan harus menunjukkan keterampilan komunikasi
yang efektif dengan mendengarkan wanita dan memperlakukan keluarga dengan baik, yang
bertujuan membantu mereka beradaptasi dengan peran baru mereka dengan percaya diri.
Memberikan informasi yang konsisten yang memvalidasi peran ibu dan pasangan, memberikan
perawatan yang peka budaya, menghormati individualitas, pilihan dan kebutuhan tambahan, juga
merupakan keterampilan dasar bidan. Memberikan umpan balik verbal yang positif kepada orang
tua tentang perawatan bayi, melibatkan ayah, orang penting lainnya dan memberikan kesempatan
untuk dukungan sebaya yang tepat dapat meningkatkan efikasi diri ibu dan meningkatkan
pengalaman dan transisi menjadi orang tua (Warren dan McCarthy 2011). Namun, Jones dkk.
(2013) menyoroti bahwa dukungan teman sebaya mungkin tidak bernilai bagi semua wanita,
terutama bagi mereka yang merasa tidak dapat berbicara secara terbuka tentang perasaan mereka
yang sebenarnya, yang mengarah pada perasaan terisolasi.
Bidan dapat membantu membangun rasa percaya diri ibu terhadap kemampuan
keibuannya, mendorong perkembangan hubungan ibu-bayi, kompetensi pengasuhan, dan efikasi
diri (Rowe et al. 2013). Unit yang dipimpin oleh bidan dapat menawarkan lingkungan pasca
kelahiran yang ideal yang meningkatkan ketenangan; tempat bagi ibu untuk merasa diasuh,
kesempatan untuk memulihkan vitalitas, belajar dan mendapatkan kepercayaan diri dalam peran
barunya yang didukung oleh bidan (Smythe et al. 2013). Transfer perawatan dari bidan dan
komunikasi yang efektif dengan pengunjung kesehatan dan General Practitioner (GP) adalah
bagian penting dari kontinum perawatan pasca persalinan yang berkelanjutan untuk ibu dan bayi.
Poin-poin penting
Periode pascakelahiran adalah masa adaptasi, yang mencakup banyak pengalaman fisik,
emosional, sosial ekonomi, dan perubahan hidup bagi ibu dan pasangan.
Di Inggris, penyediaan perawatan pascapersalinan merupakan bagian mendasar dari
layanan bersalin.
Perawatan pascakelahiran yang efektif diketahui dapat meningkatkan kepuasan dan hasil
kesehatan wanita.
Perubahan demografi dan kebutuhan kesehatan telah menyebabkan peningkatan tekanan
pada layanan pascakelahiran.
Kematian dalam ketentuan postnatal di Inggris mengkhawatirkan, dengan potensi untuk
mempengaruhi hasil kesehatan bagi wanita dan bayi mereka.
Bidan memiliki peran kunci untuk dapat mendukung adaptasi yang sehat menjadi orang
tua bagi ibu dan pasangan.
Kesimpulan
Periode pascakelahiran adalah masa perubahan besar bagi wanita dan keluarga. Bidan
memiliki peran penting dalam meningkatkan kepercayaan diri dalam kemampuan mengasuh
anak dan mendukung transisi fisiologis, psikologis, dan sosial yang sehat menjadi orang tua.
Dengan kematian dalam penyediaan perawatan pascapersalinan, sangat penting bahwa setiap
kontak dengan wanita dan bayi dioptimalkan dalam hal penilaian risiko kesehatan, pengambilan
keputusan bersama, pemberian informasi, perencanaan dan evaluasi perawatan yang aman dan
memenuhi kebutuhan ibu dan bayi. bayi. Pengenalan kerja kolaboratif diharapkan akan
meningkatkan efisiensi harian dan penyediaan perawatan pascapersalinan akan terus didukung
sebagai aspek penting dari pengalaman melahirkan bagi wanita dan keluarga.
Asuhan pada bayi baru lahir harus didukung oleh pengetahuan mengenai perubahan yang
terkait dengan transisi kehidupan di dalam Rahim dan luar Rahim. Beberapa bayi baru lahir
dapat mengalami kesulitan dalam periode transisi tersebut. Bidan dapat mendeteksi adanya
kemungkinan masalah atau penyulit pada bayi setelah dilahirkan dengan melihat faktor resiko
melalui pemeriksaan antepartum maupun intrapartum. Bidan harus siap dan terampil dalam
memberikan asuhan resusitasi bayi baru lahir dan mengenali penyimpangan dari batas normal.
Selalu pastikan kelengkapan peralatan untuk resusitasi bayi baru lahir.
Sirkulasi Fetal
o Ductus venosus : pembuluh darah yang menghubungkan vena umbilikalis dengan vena cava
inferior, membawa oksigen dan nutrisi
o Foramen ovale : katup antara atrium kanan dan kiri
o Ductus arteriosus : pembuluh darah yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta
Transisi
Dinilai pada menit ke 1 dan 5. Penilaian ini untuk memberikan indicator mengenaik kondisi saat
bayi lahir dan mendeteksi masalah/penyimpangan yang membutuhkan intervensi secara cepat
dan tepat.
Indicator 0 1 2
Keterangan
Jika kondisi bayi saat dilahirkan pucat, terkulai, dan bradikardi maka kemungkinan
memerlukan resusitasi. Penanganan resusitasi dilakukan dengan cepat dan tepat. Penting untuk
diingat bahwa Tindakan awal mengeringkan dan mengganti handuk yang basah berpengaruh
signifikan terhadap keberhasilan Tindakan resusitasi.
Pada bayi dengan yang tidak dapat bernafas spontan setelah lahir, terdapat langkah dasar
yang harus dilakukan, yang pertama adalah posisikan dengan benar. Buka jalan nafas bayi
dengan posisi menghidu, posisi ini memungkinkan adanya respirasi spontan. Jika Tindakan ini
belum berhasil, jalan nafas mungkin tersumbat sehingga perlu dilakukan chin lift atau manuver
jaw thrust.
Bayi yang masih tidak bernafas spontan pada kondisi jalan nafas terbuka membutuhkan
ventilasi tekanan positif dengan menggunakan sungkup yang sesuai dengan ukuran bayi.
Tekanan yang diperlukan sebagai langkah awal pengembangan paru-paru dan mendorong cairan
Kembali ke volume sirkulasi pada bayi baru lahir cukup bulan adalah 30cm/h2o sebanyak 5
inflasi nafas. Lakukan penilaian, jika dada mengembang, lakukan ventilasi 20x dengan tekanan
20cm air selama 30 detik. Bidan perlu mengetahui faktor resiko yang dapat memungkinkan
terjadinya asfiksia neonatus. Alat resusitasi selalu siap dalam kondisi apapun.
Pedoman NICE untuk perawatan neonatus menyarankan pemotongan tali pusat segera
pada bayi dengan skor apgar <5. Penjepitan talipusat secara dini tidak direkomendasikan pada
bayi dengan kondisi baik. The Rescutitation council UK (2010) merekomendasikan penundaan
penjepitan tali pusat setidaknya dilakukan satu menit sejak bayi lahir spontan.
Pemeriksaan fisik dilakukan secara head to toe. Ibu harus dijelaskan mengenai setiap prosedur
yang dilakukan kepada bayinya dan meminta persetujuan dari Tindakan yang akan dilakukan.
Mata Buka kelopak mata bayi dan cek kondisi bola mata
Telinga Posisi telinga harus diperhatikan. Bagian atas telinga yang tidak sejajar pada
ujung mata atau lebih rendah, mungkin mengindikasikan kelainan/syndrome
Mulut Inspeksi atau palpasi dengan jari yang bersih untuk mengetahui adakah langit-
langit mulut, adakah labioskizis? Palatoskizis? Labiopalatoskizis?
Punggung Raba tulang belakang dengan jari secara perlahan dari atas ke bawah dan
identifikasi adakah benjolan atau lekukan
Ekstremitas Cek kelengkapan jumlah jari dan adakah selaput yang menghubungkan jari-jari
CHAPTER 10 INFANT FEEDING
Pentingnya menyusui bagi ibu dan bayi
Menyusui merupakan respon alamiah tubuh ibu untuk memberikan makanan kepada bayi
melalui payudaranya. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa menyusui terbukti memiliki banyak
manfaat yang berpengaruh untuk kesehatan ibu dan janin baik fisik maupun psikologis. Studi
terbaru bahwa menyusui mengurangi resiko stress hingga depresi pasca-kelahiran, mengurangi
resiko abses payudara, kanker payudara, penyakit kardiovaskular, diabetes melitus tipe 2,
rheumatoid arthitis, kanker reproduksi bagi ibu (Heikkila et al 2001, Herba et al 2012, Quigley
2013, Donaldson-Myles 2011, Godfrey dan Lawrence 2010, Heinrichs et al 2001).
Manfaat bagi bayi menurut penelitian terbaru bahwa ASI meningkatkan kemampuan
kognitif bayi, meningkatkan perkembangnan neurologis, meningkatkan perkembangan mobilitas
atas, serta mencegah dari resiko penyakit seperti gangguan kardiovaskular, diabetes melitus tipe
1-2, dermatitis, asma, penyakit pernapasan, penyakit gastrointestinal, anemia, leukimia, obesitas
dikemudian hari, sindrom kematian bayi mendadak, enterokolitis, pengurangan otitis media akur,
nekrotikan pada bayi prematur (Fetrew 2004, Ip et al 2007, Riodran 2010). WHO
merekomendasikan pemberian ASI sampai 2 tahun, menimbang banyaknya manfaat yang
didapatkan ibu dan bayi, rendahnya potensi resiko, serta berbiaya rendah).
1. Fisiologi laktasi
- Laktogenesis I : Tahap persiapan produksi ASI yang dipengaruhi oleh hormon esterogen,
progesteron, serta hormon laktogen plasenta. Pada tahap ini terjadi proliferasi jaringan
duktus dan alveoli untuk mempersiapkan produksi susu masa aterm.
- Laktogenesis II : Tahap ini dikendalikan oleh endokrin dan penurunan sirkulasi
progesteron, esterogen, dan hormon laktogen plasenta. Sehingga terjadi sekresi prolaktin
yang menyebabkan let-down reflex. Ibu akan mengalami perubahan seperti pembesaran
payudara yang cepat, berat, hangat selama 48-72 jam pasca kelahiran.
- Laktogenesis III : Tahap ini adalah fase pemeliharaan. Produksi ASI yang terjadi
mencerminkan kebutuhan nafsu makan bayi dan kemampuannya dalam perlekatan saat
menyusui secara efektif dan sering.
FIL mengontrol sintesis susu secara lokal, mekanisme tidak jelas, mungkin menjadi salah
satu senyawa dalam ASI. Apabila terjadi bendungan ASI, dapat terlihat FIL juga menumpuk
didalam senyawa ASI dan menurunkan sekresi prolaktin.
PIF memicu hipotalamus untuk membangun atau menekan sekresi prolaktin di kelenjar
hipofisis anterior. Sehingga kerjanya bisa sebagai penghambat maupun pembangun dari
sekresi prolaktin untuk memproduksi ASI.
5. Kulit ke kulit
Kondisi skin-to-skin ini membangun hubungan antara ibu dan bayi, membantu saling
memahami antara keduanya, saling memberikan respon atau timbal balik selama proses
perkenalan dan menyusui, mendorong perilaku saraf dan perilaku bayi untuk menyusui, dan
mengurangi depresi pada ibu postpartum, serta manfaat lainnya yang melimpah. Skin-to-
skin bisa juga dengan ayah agar ayah juga merasakan manfaat yang didapatkan oleh ibu.
Pemosisian
Perlekatan
1. Saat mulut bayi terbuka lebar, bayi dibawa ke payudara dengan cepat.
2. Dagu dan lidah mengarah, puting mengarah ke pertemuan langit-langit lunak dan keras
Rekomendasi untuk mengenali perlekatan yang efektif untuk memungkinkan transfer ASI
yang cukup
Terdapat tiga konsep Kesehatan menurut Bowden (2006) yaitu konsep medis, konsep fungsional,
dan konsep kesejahteraan. Konsep medis Kesehatan mengacu pada tidak adanya penyakit dan
ditandai dengan penghindaran dan pehancuran pathogen dan perlambatan atau pencegahan
perkembangan penyakit. Kesehatan fungsional adalah kemampuan untuk berfungsi secara praktis
dalam masyarakat atau kemampuan seseorang untuk terlibat dalam aktivitas kehdupan sehari-
hari, dan mengetahui manajemen yang sesuai pada suatu penyakit. Fungsi tubuh berhubungan
dengan pikiran dan jiwa. Oleh karena itu, penyakit mungkin terjadi tanpa adanya penyakit
biofisik. Kesejahteraan meliputi pengalaman individu tentang keutuhan dan keharmonisan,
terlepas dari diagnosis biofisik dan memanfaatkan aspe fisiologis, psikologis, dan spiritual.
Kesehatan masyarakat
Epidemiologi
Epidemiologi melacak bagaimana penyakit dan Kesehatan yang buruk didistribusikan
melalui populasi, menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi, menghitung, melaporkan dan
menginterprestasikan penyebab penyakit dan kematian.
Demografi
Tingkat konsepsi
Statistik konsepsi berkaitan dengan WUS (usia 15-44 tahun) yang dapat melahirkan
setiap tahun mencakup kehamilan yang menghasilkan satu atau lebih kelahiran hidup, lahir mati,
atau aborsi legal.
Tingkat kesuburan
Tingkat kesuburan umum merupakan jumlah anak per 1000 perempuan yang lahir dari
populasi atau sub-populasi. Tingkat kesuburan total mengukur jumlah rata-rata anak yang akan
dimiliki oleh sekelompok Perempuan jika mereka mengalami tingkat kesuburan menurut usia
untuk tahun tertentu selama masaa subur mereka. Tingkat kesuburan spesifik usia adalah uuran
fertilitas yang spesifik untuk usia ibu yang diperoleh dengan membagi jumlah kelahiran hidup
dalam satu tahun, untuk ibu di setiap kelompok usia, dengan jumlah perempuan pada populasi
pertengahan tahun pada usia itu dinyatakan dengan per 1000 perempuan dalam kelompok usia.
Kelahiran hidup mengacu pada bayi yang lahir menunjukkan tanda-tanda kehidupan
spontan setelah lahir. Statistik kematian ibu dan bayi penting untuk menemukan risiko dan
mengidentifikasi strategi pencegahan.
Ukuran Definisi
Kelahiran mati Seorang anak yang lahir dari minggu ke-24 kehamilan yang tidak
pernah menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Angka lahir mati Jumlah kelahiran mati per 1000 kelahiran total (lahir hidup+lahir mati)
AKI Jumlah kematian ibu dari penyebab langsung dan tidak langsung
dalam 42 hari perama setelah persalinan per 100.000 persalinan
Rasio kematian ibu Jumlah kematian ibu dari penyebab langsung dan tidak langsung
dalam 42 hari pertama setelah persalinan per 100.000 kelahiran hidup
Pengawasan Kesehatan
Pengawasan Kesehatan memiliki tujuan untuk memberikan informasi yang tepat pada
waktu yang tepat di tempat yang tepat untuk menginformasikan pengambilan keputusan dan
pengambilan Tindakan. Skrining merupakan bagian dari pengawasan Kesehatan.
Ketidaksetaraan Kesehatan
The national institute for clinical excellence (NICE) merupakan suatu institusi nasioanl
yang didirikan pada tahun 1999, yang berwenang untuk memastikan ketersediaan layanan,
kualitas perawatan, dan perawatan NHS yang lebih baik. Pada tahun 2005 NICE menjadi
institusi nasional yang menggabungkan panduan kesehatan masyarakat untuk mencegah
kesehatan yang buruk dan mempromosikan gaya hidup yang lebih sehat dan banyak pedoman
NICE berfokus pada perawatan perempuan hamil dan bayi. Pada tahun 2013 NICE didirikan di
Inggris bertujuan untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan bangsa dan meningkatkan
kesetaraan kesehatan di masyarakat. Berdasarkan undang-undang perawatan kesehatan dan sosial
tahun 2012 dikatakan bahwa pada sektor kesehatan dan sektor perawatan sosial dapat
berkolaborasi untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan penduduk lokal dan
meningkatkan kesetaraan kesehatan, dan memproritaskan kebutuhan masing-masing masyakat
sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki masyarakat tersebut.
Maternal Obesitas
Pada perempuan usia subur dengan obesitas yaitu IMT >30 kg/m2 biasanya hasil
kesehatan tubuhnya banyak yang negatif dan kurang baik dibandingkan perempuan yang tidak
obesitas. Perempuan dengan obesitas biasanya mengalami kehamilan yang lama dan makrosomia
pada janin. Bayi dari ibu yang obesitas berisiko mengalami lahir mati, memiliki kelainan
kongenital dan kelahiran prematur, serta pada anak-anak yang lahir dari ibu yang obesitas dalam
kehamilan secara signifikan berisiko mengalami kelebihan berat badan pada usia 3 tahun.
Sehingga perubahan gaya hidup harus dilakukan untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan
ibu dan anak di masa depan. Sehingga peran bidan harus memberikan layanan berbasis
komunitas dan bertanggung jawab pada semua praktisi pelayanan kebidanan untuk dapat
menginformasikan dan mendukung perempuan untuk melakukan manajemen berat badan selama
masa subur.
Salah satu program seperti “mulai sehat” menawarkan dukungan keuangan kepada ibu
hamil, ibu dengan anak dibawah usia 4 tahun, dan berpenghasilan rendah atau berusia dibawah
18 tahun untuk membantu menyediakan makanan bergizi bagi mereka dan anak-anak mereka.
Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain
yang dapat menjadi penyakit endemik, epidemi atau pandemi di masyarakat. Salah satu
contohnya adalah pemberantasan virtual penyakit menular yang pernah terjadi di Inggris pada
abad 20, dengan cara program vaksinasi hampir universal, perbaikan kondisi perumahan dan
kehidupan pencegahan kesehatan masyarakat yang sistematis dan terarah yang mliibatkan
profesional perawatan primer termasuk bidan dan dokter umum.
Health protection agency (HPA) 2010 mengeluarkan daftar penyakit menular dan ini
bervariasi antar daerah dan pada waktu yang berbeda. Kepala petugas kesehatan di Inggris
mengumumkan bahwa perempuan hamil akan ditawarkan vaksinasi untuk melindungi bayi
mereka yang baru lahir, vaksinasi memastikan pengembangan antibodu ibu terhadap agen
infeksi, memberikan kekebalan pasif pada bayi muda, sampai vaksinasi mereka antara 6-8
minggu setelah lahir, strategi serupa terjadi dengan penyakit menular seperti influenza H1N1 (flu
babi), sehingga bidan terlibat langsung dalam melindungi dan meningkatkan kesehatan di bidan
penyakit menular.
Obat-obatan
Tidak semua obat yang diminum untuk mengatasi penyakit kronis dari sebelum hamil itu
aman untuk dikonsumsi pada saat hamil karena obat tersebut dapat bersifat teratogenik.
Thalidomide dan dietilstibestrol diresepkan untuk ibu hamil, tetapi kemudian ditemukan
menyebabkan malformasi janin (deformitas tungkai) dan perkembangan malformasi sistem
reproduksi dan kanker pada perempuan yang terpapar dalam rahim.
Asap rokok menghambat fungsi plasenta, mengurangi aliran darah dalam rahim,
menyebabkan kekurangan oksigen pada janin dan malnutrisi yang mengakibatkan terhambatnya
pertumbuhan janin (IUGR). Nikotin, carbon monoksida dan tar tembakau dapat secara langsung
mempengaruhi otak janin, selain itu merokok meningkatkan risiko terjadi soulusi plasenta,
kelahiran prematur, dan sindrom kematian bayi mendadak (SIDS). Bidan sering terlibat dalam
stategi berhenti merokok pada perempuan yang melahirkan anak, namun mereka terkadang
merasa kurang informasi dan tidak siap untuk membicarakan masalah ini tanpa
menstigmatisasikan perempuan dan menciptakan hubungan yang tidak dipercaya. NICE 2010
dan DH 2013 merekomendasikan untuk test napas karbon monoksida untuk memantau tingkat
asap rokok yang dihirup perempuan sebagai penanda biokimia invasif yang murah dan
membantu dokter untuk mengidentifikasi dan mengeksplorasi paparan asap rokok dengan semua
perempuan. NICE 2010 mengeluarkan panduan yang ditunjukan untuk mendukung perempuan
hamil untuk berhenti merokok pada kehamilan dan setelah kelahiran.
Konsumsi Alkohol
Konsumsi alkohol secara teratur sedang hingga berat pada kehamilan dikaitkan dengan
kelainan saraf, tengkorak, dan wajah yang letlihat pada gangguan spektrum alkohol janin.
Alkohol memiliki efek endikrin dari stres ibu pada hipotalamus-pituitari-adrenal (HPA) ibu
sehingga menyebabkan pembatasan pertumbuhan janin, ketebelakangan dan kekebalan tubuh
yang rendah pada janin. Sehingga disarankan untuk pantang alkohol total untuk ibu hamil namun
pada kebijakan NICE 2008 diperbolehkan ibu hamil mengkonsumsi alkohol tidak lebih dari 7,5
unit alkohol pada satu atau dua kali seminggu.
Perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga mungkin menunjukkan pola
perilaku yang dapat dikenali seperti ibu yang melakukan antenatal yang tidak dlakukan secara
rutin, saat melakukan antenatal terdapat cedera ringan atau memiliki riwayat rawat inap yang
berulang deng keluhan yang tidak dapat dijelaskan, dan menunjukkan sikap tidak patuh terhadap
pengobatan dan pengelolaan berbagai kondisi yang telah disarankan oleh tenaga kesehatan.
Kemungkinan juga mereka datang ke dokter dengan masalah kesehatan mental seperti depresi,
kecemasan atau menyakiti diri sendiri, dan dengan bebersapa kondisi seperti infeksi menular
seksual (IMS), infeksi saluran kemih (ISK) dan infeksi vagina. Karena perempuan mungkin
merasa sulit melepaskan diri dari pengawasan pasangan atau relasi yang kasar.
Sehingga perlunya dicari suatu kesempatan dimana ibu hamil dapat melakukan konsultasi
hanya dengan bidan saja minimal satu kali untuk dapat melakukan komunikasi yang mendalam
antara ibu hamil dengan bidan sehingga ibu hamil dapat mengungkapkan masalah mereka dan
faktor sosial yang kompleks. Bidan harus mempromosian kepentingan terbaik untuk ibu dan bayi
dengan kasus atau masalah yang dihapadi ibu hamil memalui rujukan antar tenaga kesehatan,
pemberian saran, dukungan dan pemantauan yang tepat dalam tim interprofesi dengan
pendekatan yang tidak menghakimi
Kesimpulan
Bidan memiliki tanggung jawab dan kesempatan yang besar untuk mendukung,
meningkatkan kesehatan ibu, perempuan subur dan bayinya. Setiap intervensi ditunjukkan untuk
mengurangi morbiditas dan mortalitas . Asuhan kebidanan secara keseluruhan dapat dianggap
sebagai intervensi kesehatan masyarakat yang dapat meningkatkan kesehatan dan pelayanan
perawatan kesehatan umum ibu dan bayi baru lahir.
Poin-poin penting
· Kebidanan adalah profesi kesehatan masyarakat utama karena berkaitan dengan kesehatan
perempuan dan bayi yang memiliki artinya penting bagi kesehatan masa depan suatu
populasi
· Promosi kesehatan merupakan aspek penting dari peran kesehatan masyarakat dari bidan
dan dapat dilakukan secara individualis, atau stategis,
· Sejumlah masalah kesehatan masyarakat saat ini yang mempengaruhi ibu dan bayi diatur
dalam konteks faktor sosial yang semakin kompleks, bidan harus menyadari hal tersebut dan
menanganinya secara sensitif , aktif, dan dengan rujukan yang tepat dalam tim
interprefesional
Posisi bidan sangat ideal dalam hal memberikan informasi dan saran tentang kontrasepsi
dan KB. Kontrasepsi dapat menjadi topik sulit untuk perempuan bahkan bidan tsb sendiri.
Diskusi tsb dapat berhasil jika memperhatikan situasi dan kondisi klien serta memperbolehkan
utk memilih kontrasepsi sesuai kebutuhannya.
Pemberian informasi dan saran mengenai kontrasepsi sebaiknya dilakukan dengan tidak
terburu-buru dan penting untuk dilakukan dengan prinsip perawatan yang berpusat pada
perempuan, yaitu dengan memperhatikan privasi, menjaga kerahasiaan dan menghormati
keinginan perempuan. Pendekatan tersebut dapat memberikan kesempatan untuk berdiskusi pada
waktu yang paling sesuai dengan kebutuhan perempuan. Pembahasan mengenai kontrasepsi
tidak bisa diabaikan oleh bidan untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan.
Masalah Psikoseksual
Pendekatan dalam diskusi mengenai keluarga berencana dan kontrasepsi harus dilakukan
dengan perasaan. Penting untuk membahas mengenai keintiman seksual yang mungkin
dipengaruhi beberapa masalah. Hal yang paling berpengaruh adalah nyeri pada perineum atau
vagina. Keinginan untuk berhubungan seksual dapat rendah setelah operasi sesar karena sakit
yang dirasakan dalam beberapa waktu setelah melahirkan. Memiliki bayi yang baru lahir juga
dapat mengganggu rutinitas dan menghambat keintiman. Dampak persalinan pada hubungan
seksual tidak hanya pada perempuan. Laki-laki yang sudah menyaksikan proses persalinan
merasa tidak mau untuk menambah rasa sakit pada pasangannya atau khawatir mengenai risiko
terjadi kehamilan selanjutnya. Bidan perlu memberi informasi bahwa aman untuk melanjutkan
hubungan seks setelah melahirkan saat kedua pihak sudah siap.
Aspek Budaya
Memberikan Saran
Seperti yang sudah ditekankan sebelumnya, semua informasi dan saran yang diberikan
kepada perempuan harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Selain
memperhitungkan preferensi budaya dan/atau agama, penting juga untuk mempertimbangkan
masalah kesehatan yang mungkin berdampak pada pilihan mereka. Maka dari itu, riwayat medis
dan obstetri perlu diketahui. Beberapa metode kontrasepsi tidak tepat jika menyusui karena
kandungan estrogen berpengaruh negative.
Metode Kontrasepsi
Kondom ini juga merupakan metode kontrasepsi penghalang, tetapi sedikit kurang efektif
dibandingkan kondom pria (95%). Keefetikfan tergantung pada penggunaan yang benar
dan khususnya 'keperempuanan' harus sesuai dengan benar jika tidak maka dapat
bergeser selama hubungan seksual.
3. Diafragma
Metode ini dipasang di dalam vagina dan menutupi leher rahim. Cara ini menghindari
penggunaan hormon dan memang memiliki keuntungan tidak mengganggu hubungan
seks. Diafragma dianggap sebagai metode kontrasepsi yang berguna bagi perempuan
yang ingin menghindari kontrasepsi berbasis hormon
Kontrasepsi hormonal
1. Pil kombinasi → Dalam pil ini terdapat hormone progesterone dan estrogen. Metode ini dpt
digunakan utk ibu pasca bersalin 21 hari namun tidak direkomendasikan utk ibu menyusui karna
dapat mempengaruhi produksi ASI. Sangat efektif (99%) jika dikonsumsi rutin. Tdk utk
perokok.
2. Pil progesterone → cara bekerja berbeda dari pil kombinasi dan terdapat dua tipe :
- Tipe satu → mencegah ovulasi dan efektif (99%) jika dikonsumsi 12 jam setelahnya
- Tipe dua → mencegah sperma memasuki serviks dan harus dikonsumsi 3 jam utk
mendapatkan efektivitas (96%)
Pil progesterone ini dapat mengubah siklus haid, amenore dan meningkatkan nafsu
makan. Dapat digunakan utk ibu pasca bersalin 21 hari dan yg paling tepat utk ibu
menyusui. Cocok juga utk obesitas, usia lbh dari 35 tahun dan perokok.
Cincin vagina
Alat kontrasepsi yang dari plastik bebas lateks yang mengandung hormon estrogen dan
progesteron. Efektif (99%) jika digunakan secara benar. Cincin ini dimasukan kedalam vagina
dalam waktu 3 minggu setelah itu dilepas selama seminggu. Metode ini dapat mengontrol siklus
haid dan memiliki dosis estorgen lebih rendah jika dibandingkan dengan kotrasepsi koyo dan pil
kombinasi. Dpt digunakan 21 hari setelah bersalin namun tdk cocok untuk ibu menyusui.
1. Implant → kontrasepsi berbentuk batang kecil yang dimasukkan di bawah kulit lengan atas dan
secara perlahan melepaskan hormone progesterone. Implant dpt digunakan dalam waktu 3 tahun
dan cocok untuk perempuan yg memiliki masalah dalam mengonsumsi pil setiap hari. Implant
dpt digunakan utk ibu bersalin 21 hari dan ibu menyusui. Pemasangan dan pencabutan implant
harus dilakukan dengan tenaga kesehatan professional. Efek sampingnya adalah dpt
mempengaruhi siklus haid.
2. Suntik → mengandung progesterone dan dpt mencegah ovulasi. Diberikan setiap 12 minggu. Dpt
digunakan pada ibu bersalin 12 minggu namun lebih efektif jika menunggu sampe 6 mgg pasca
bersalin. Tdk mempengaruhi ASI namun dapat mengakibatkan amenore dan perubahan siklus
haid ke beberapa perempuan.
3. IUD → berbentuk tembaga dan plastic yg dimasukan kedalam uterus. Cara kerjanya adalah
meningkatkan sel darah putih di didlm serviks yg dmn dapat mencegah sperma masuk. Efektif
98 – 99% dan bertahan selama 5 – 10 tahun sesuai dgn tipe yg digunakan. Cocok utk perempuan
yg tidak ingin menggunakan kontrasepsi hormone ataupun ingin memiliki jarak usia anak yg
jauh. Efek samping: menstruasi akan terasa lebih lama dan sakit saat awal pemakaian.
Pemasangan dan pencabutan IUD harus dilakukan dengan tenaga kesehatan professional.
4. IUS → sama dgn IUD namun tdk menggunakan bahan tembaga. Dapat bertahan selama 5 tahun
atau lebih. Dapat digunakan pasca bersalin 4 – 6 minggu dan tdk mempengaruhi ASI.
Metode Alami
Metode kalender → Metode ini memperkirakan waktu masa subur dgn siklus menstruasi
sebelumnya untuk merencenakan berhubungan seks. Metode ini kurang efektif jika dlm keadaan
stress ataupun sedang sakit dan akan lebih sulit jika digunakan pasca bersalin.
Metode amenore laktasi → efektif 98% sebelum menstruasi atau pada masa menyusui ASI total
dgn bayi dibawah usia 6 bulan.
Kontrasepsi Darurat
Metode ini dpt digunakan untuk mencegah kehamilan yg tidak diinginkan jika metode
kontrasepsi gagal atau tdk menggunakan kontrasepsi. Harus diberikan secepatnya setelah
seks tdk terlindungi (tdk menggunakan kondom). Kontrasepsi darurat tidak utk setiap
mencegah kehamilan terus menerus dan sebaiknya hanya dilakukan sesekali. Kontrasepsi ini
dpt diperoleh di apotek dan rumah sakit. Terdapat dua tipe yaitu pil dan IUD.
Sterilisasi
Vasektomi → metode kontrasepsi dgn cara memotong atau menjepit vas deferens yg membawa
sperma ke penis. Vasektomi ini tdk akan langsung efektif. Diperlukan uji semen terlebih dahulu
waktu ke waktu selama 8 mgg utk membuktikan bahwa hasil semen tsb tdk mengandung sperma.
Diperlukan konseling dan edukasi sebelum keputusan akhir karna bersifat permanen.
Tubektomi → dgn cara memotong atau menjepit tuba utk mencegah sel telur dan sperma bertemu.
Ini merupakan metode dgn jangka panjang dan tdk disarankan untuk perempuan yg masih muda
karna takut menyesal mengambil prosedur ini.
1. Parah (gangguan psikotik) biasanya berkaitan dengan kondisi ibu yang mengalami
Skizofrenia, gangguan bipolar, depresi berat dan kondisi psikotik lainnya.
2. Ringan sampai sedang (gangguan neurotik) biasanya terjadi kepada ibu yang mengalami
kondisi depresi ringan-sedang (non-psikotik), kecemasan dan depresi campuran, gangguan
panik, gangguan kecemasan seperti OCD, PTSD dan gangguan panik.
3. Reaksi penyesuaian merupakan kondisi dimana ibu mengalami reaksi menyedihkan
terhadap peristiwa kehidupan seperti kehilangan atau kesulitan social
4. Penyalahgunaan zat biasanya terjadi pada ibu yang menyalahgunakan atau bergantung pada
zat-zat seperti alkohol dan obat-obatan legal atau ilegal.
5. Gangguan kepribadian merupakan kondisi yang terjadi pada individu yang memiliki
masalah yang persisten dan parah sepanjang masa dewasanya dalam menghadapi tekanan
kehidupan normal. Akibatnya mereka menunjukkan kesulitan dalam bidang-bidang seperti
mengendalikan perilaku mereka, mempertahankan hubungan yang memuaskan,
menyebabkan penderitaan bagi orang lain dan bertindak tidak bertanggung jawab tanpa
pemahaman tentang konsekuensi dari tindakan mereka.
6. Ketidakmampuan belajar biasanya terjadi pada Individu dengan gangguan intelektual atau
kognitif.
Depresi (Depression)
Depresi adalah salah satu kondisi yang paling umum di seluruh periode perinatal.
Sejumlah penelitian telah mengatakan bahwa perempuan dengan depresi pascapersalinan juga
mengalami depresi selama kehamilan yang dapat diidentifikasi sejak saat kehamilan (NSPCC
2013). Namun, sekitar 10% perempuan akan mengalami episode baru penyakit depresi (Raynor
dan England 2010), yang dapat bervariasi dalam tingkat keparahannya. Sementara faktor risiko
telah diidentifikasi, seperti yang dijelaskan sebelumnya, angka kejadiannya tidak jelas. Salah
satu tantangan dalam mengidentifikasi depresi yaitu dapat menjadi tumpang tindih dengan gejala
kehamilan dan efek dari awal menjadi seorang ibu, kelelahan dan sulit tidur menjadi beberapa
contoh. Minggu dan bulan setelah melahirkan telah diidentifikasi sebagai waktu stres yang cukup
besar (Glazener 2005a; Glazener 2005b), yang telah menyebabkan kejadian morbiditas
psikologis postpartum (CMACE 2011) .
Namun, beberapa kelabilan emosional dan bahkan beberapa gejala tipe depresi mungkin
hanya menjadi bagian dari adaptasi terhadap kehamilan dan peran awal menjadi seorang ibu
(Raynor dan England 2010). Oleh karena itu, penting bagi tenaga kesehatan untuk mengetahui
tanda dan gejala depresi, tingkat keparahan dan dapat mengenali penyebab depresi pada
perempuan. Hal ini penting, pertama untuk menghindari bahaya diagnosis berlebih pada
perinatal mental illness, tetapi juga untuk dapat menciptakan konteks di mana perempuan
merasa mampu untuk mengungkapkan apapun yang dirasakan selama menjalankan kehamilan
atau setelah melahirkan.
Gejala kognitif mungkin tercermin sebagai tanda depresi dalam hal-hal yang dikatakan
seorang ibu yaitu:
Mayoritas penyakit depresi pada periode perinatal akan ringan sampai sedang. Kata
ringan mungkin menipu karena tingkat penyakit mental perinatal ini masih dapat menyebabkan
penderitaan yang signifikan bagi perempuan. Jika tidak ditangani akan berdampak pada janin,
hasil obstetrik dan efek pada perkembangan anak dalam jangka pendek dan panjang. Depresi
selama akhir kehamilan dapat diakibatkan oleh peningkatan yang signifikan dalam penggunaan
analgesia epidural, operasi caesar, instrumental yang dilihat selama persalinan dan peningkatan
tingkat penerimaan untuk neonatus ke perawatan intensif (Chung et al. 2001). Selain
menimbulkan kesusahan pada ibu, depresi juga dapat merusak hubungan perkawinan (Scottish
Intercollegiate Guidelines Network [SIGN] 2002).
Gejala depresi ibu dapat menjadi lebih parah setiap saat, apabila depresi sudah terjadi
saat kehamilan, maka dapat diidentifikasi sebagai faktor risiko untuk kesejahteraan anak
(Louma et al. 2001) dalam hal emosional dan kognitif (Hay dan Kumar 1995; Murray et al.
1991), khususnya bila dikaitkan dengan faktor risiko lain seperti kemiskinan (Murray dan
Cooper 1997). NICE (2007) merekomendasikan terapi psikologis yang dikelola dalam
pengaturan perawatan primer, untuk pengelolaan depresi ringan hingga sedang dengan hasil yang
diamati secara umum baik. Perawatan farmakologis jelas harus digunakan dengan hati-hati
karena efek potensial pada ibu dan janin yang sedang berkembang.
Penyakit depresi berat lebih mungkin terjadi pada periode pascakelahiran, tetapi dapat
berpengaru besar pada ibu, bayi dan keluarganya yang lebih luas selama transisi kehidupan yang
besar. Depresi berat ini dapat muncul pada minggu ke 2-4 dan terlihat jelas pada minggu 4-6
setelah lahir. Namun untuk sebagian besar kasus, biasanya terjadi antara 8 dan 12 minggu
pascanatal dan dapat berlangsung lama. Beberapa perempuan yang mengalami kondisi depresi
berat ini tidak memiliki riwayat sebelumnya. Namun, ada peningkatan risiko yang temukan dari
perempuan dengan riwayat atau keluarga sebelumnya yang mengalami depresi berat, baik selama
perinatal atau di luar periode perinatal. Perempuan dengan riwayat yang diketahui memiliki
risiko berulang yang signifikan pada kehamilan berikutnya.
Pengobatan untuk depresi berat tidak berbeda dengan pengobatan di luar periode
perinatal, tetapi resolusi yang cepat jelas penting untuk mengoptimalkan pemulihan ibu dan
meningkatkan perkembangan kognitif, emosional dan sosial anak. Pengobatan seringkali terdiri
dari terapi antidepresan yang dikombinasikan dengan psikoterapi seperti yang direkomendasikan
oleh NICE (2007), yang jika tepat waktu dapat memungkinkan pemulihan penuh. Perempuan
yang menderita depresi berat, bagaimanapun, pada peningkatan risiko menderita depresi, di luar
konteks melahirkan anak.
Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorders)
Kecemasan dapat memiliki efek negatif pada kehamilan; termasuk insiden komplikasi
obstetrik yang lebih tinggi termasuk solusio plasenta, persalinan prematur, skor Apgar rendah
dan berat badan lahir rendah (Crandon 1979, Cohen et al. 1989), dengan kecemasan khusus
kehamilan terkait dengan peningkatan risiko aborsi spontan (Neugebauer et al. 1996 ). Stres dan
kecemasan antenatal juga telah terbukti memiliki efek penyusunan pada janin dengan efek yang
bertahan hingga setidaknya masa kanak-kanak pertengahan, yang mungkin bertahan hingga
dewasa (O'Connor et al. 2002).
Tingkat kecemasan tentu saja normal dalam kehamilan dan seperti halnya depresi, ada
gejala fisik kehamilan yang mungkin mirip dengan kecemasan (Hadwin 2007). Untuk tenaga
kesehatan, yang penting adalah membedakan antara kecemasan patologis dan kecemasan normal.
Sementara beberapa kekhawatiran tentang kesehatan bayi, kesehatannya sendiri dan adaptasi
menjadi orang tua pada dasarnya normal; Pikiran umum tentang kecemasan tentang aspek
kehidupan lainnya mungkin tidak demikian (Hadwin 2007). Clark dan Watson (1991)
menyatakan gagasan bahwa kecemasan dan depresi masing-masing memiliki ciri yang berbeda
tetapi juga memiliki dimensi yang sama, yang disebut tekanan umum atau efek negatif. Lebih
dari presentasi kecemasan dan depresi secara individual dan Hadwin (2007) menunjukkan bahwa
tenaga kesehatan perlu mengingat hal ini ketika perempuan datang dengan gejala yang tidak
selalu memenuhi kriteria diagnostik kondisi individu. Yang penting bukanlah diagnosis semata
tetapi pengenalan tanda dan gejala yang dialami seorang perempuan dan respons yang tepat.
· Gairah otonom yaitu Pusing, Berkeringat, Mulut kering dan Sakit perut
· Ketegangan mental yaitu Kekhawatiran yang tidak semestinya, Merasa tegang atau gugup,
Konsentrasi buruk dan pikiran negative
· Gangguan tidur yaitu Kesulitan untuk tetap atau tertidur dan Tidur gelisah
· Ketegangan fisik: Gelisah, sakit kepala, tremor, ketidakmampuan untuk rileks, nyeri dada
atau sesak nafas
Serangan panik kadang-kadang dapat terjadi dengan GAD, tetapi biasanya akan
bermanifestasi pada individu yang mengalami gejala umum (Hadwin 2007). Peningkatan
serangan panik setelah kelahiran telah terjadi (Cohen dan Noncas 2005). Namun, beberapa
penulis merasa bahwa keparahan gejalalah yang lebih signifikan (Hadwin 2007). Gejala
gangguan panik meliputi : episode panik atau kecemasan yang berselang di mana individu
mengambil tindakan untuk menghindari perasaan ini. Episode ini dimulai secara tiba-tiba,
meningkat dengan cepat dan dapat berlangsung dari menit hingga satu jam. Gejala fisik meliputi
jantung berdebar, nyeri curang, rasa tercekik, perut mulas, pusing, perasaan tidak nyata,
menjauhkan diri dari diri sendiri dan takut akan bencana yang akan datang (WHO 2004).
Timbulnya OCD atau memburuknya gejala telah dikaitkan dengan persalinan (NSPCC
2013), dan kehamilan merupakan faktor risiko yang diakui untuk memicu OCD (Abramowitz
2003; Kalra et al. 2005). Prevalensi OCD perinatal tidak terdefinisi dengan baik, dan beberapa
penulis menyarankan bahwa hubungan antara OCD dan kehamilan adalah kebetulan, meskipun
dapat umum dengan gangguan lain seperti depresi (Hadwin 2007), dengan risiko misdiagnosis
yang bersamaan. Studi telah menyarankan itu mempengaruhi sekitar 3% dari ibu baru (NSPCC
2013). Penjelasan yang mungkin adalah hormonal dan terkait stres dan sementara gejala
bervariasi pada periode perinatal, obsesi dan kompulsi perempuan lebih cenderung berfokus pada
bayi (NSPCC 2013; Hadwin 2007).
Seringkali pikiran terfokus pada ketakutan akan membahayakan bayi yang dapat
menyebabkan pemeriksaan berlebihan; namun pikiran yang tidak sehat sering terjadi pada masa
awal keibuan dan merupakan bagian dari transisi menjadi ibu. Juga diterima bahwa kebanyakan
orang akan mengalami pikiran obsesif atau mengganggu pada waktu yang berbeda dalam hidup
mereka (Hadwin 2007). Jelas, bagaimanapun OCD dapat secara signifikan mengganggu
kesejahteraan perempuan, pengalaman kehamilan mereka, tenaga kesehatan dapat mengenali dan
mendiskusikan perilaku ini untuk mempromosikan paket rujukan dan perawatan yang tepat.
PTSD muncul dari pengalaman peristiwa yang sangat menyedihkan dan ditentukan oleh 3
faktor utama yang dialami setidaknya selama satu bulan yaitu antara lain :
· Intrusi pikiran, ingatan, kilas balik di mana orang tersebut tampaknya mengalami kembali
peristiwa menyedihkan dan mimpi buruk.
· Menghindari pengingat, situasi atau peristiwa, mati rasa atau tumpul emosional, detasemen.
· Peningkatan gairah, misalnya hypervigilance, iritabilitas, insomnia, gangguan konsentrasi.
PTSD dapat kambuh atau memburuk saat melahirkan dan telah terbukti lebih tinggi pada
populasi hamil daripada populasi perempuan dewasa secara keseluruhan (Seng et al. 2009).
Pengalaman hamil diduga memicu gejala gangguan ini, pada perempuan yang rentan seperti
mereka yang pernah mengalami pelecehan masa kanak-kanak (NSPCC 2013) atau setelah lahir
mati sebelumnya (Turton et al. 2001). Diperkirakan bahwa PTSD juga dapat dipicu oleh
persalinan dengan hubungan antara kelahiran traumatis dan PTSD, dengan perempuan terutama
berisiko setelah operasi caesar darurat atau masuknya bayi mereka ke NICU (Joint
Commissioning Panel for Mental Health 2012).
Skizofrenia dan gangguan bipolar hanya mempengaruhi sebagian kecil dari populasi
umum yang tercermin dalam populasi perinatal, dengan risiko paling tinggi pada periode
pascanatal (Raynor dan England 2010). Oates menggambarkan tiga kelompok perempuan
(Raynor dan England 2010) yaitu antara lain:
· Perempuan yang memiliki riwayat penyakit bipolar sebelumnya atau episode psikotik di awal
kehidupan, yang sehat dan tidak berhubungan dengan layanan psikiatri. Mereka mungkin tidak
berisiko pada kehamilan, tetapi berisiko tinggi pascapersalinan. Memerlukan rencana
pengelolaan yang proaktif dan kesadaran akan risiko dan identifikasi dini.
· Perempuan yang pernah mengalami episode sebelumnya atau baru-baru ini dan stabil tetapi
sedang dalam pengobatan. Ada risiko kambuh pada kehamilan jika perempuan menghentikan
pengobatan mereka. Saran ahli tentang pengobatan dan rencana manajemen proaktif sangat
penting. Perempuan dengan SMI kronis dengan kebutuhan sosial yang kompleks, simtomatik
dan obat. Biasanya para perempuan ini akan berhubungan dengan layanan psikiatri. Kerja sama
multidisiplin yang efektif sangat penting untuk memastikan perencanaan perawatan yang efektif.
Sementara jumlah perempuan yang menderita psikosis nifas (PP) relatif kecil,
konsekuensinya dapat menghancurkan perempuan dan keluarga mereka, termasuk bunuh diri,
pembunuhan bayi (Spinelli 2004) dan episode psikiatri nifas dan non-persalinan berikutnya
(Robertson et al. 2005) ). Psikosis nifas biasanya timbul dalam empat minggu pertama setelah
melahirkan (Cantwell dan Cox 2006) dan ditandai dengan delusi, halusinasi, perilaku aneh dan
labilitas suasana hati (Heron et al. 2008). Perempuan yang memiliki riwayat gangguan bipolar
telah diidentifikasi sebagai sangat rentan (Brockington 1996; Jones dan Craddock, 2001). Faktor
keluarga memainkan peran tambahan (Jones dan Craddock 2001; 2002).
Riwayat pribadi psikosis nifas mempengaruhi sekitar 57% perempuan untuk mengalami
episode lain setelah kehamilan berikutnya (Robertson et al. 2005). Namun, perempuan primipara
secara konsisten dilaporkan memiliki risiko lebih besar mengalami PP daripada multipara
(Blackmore et al. 2006), dengan beberapa saran bahwa ibu pertama kali yang lebih tua mungkin
berisiko lebih besar (Nager et al. 2005). Melahirkan itu sendiri merupakan faktor risiko PP,
meskipun kecil (Nager et al. 2005) dan episode dapat terjadi 'tiba-tiba' pada perempuan tanpa
riwayat psikiatri sebelumnya (Heron et al. 2012). Adapun factor-faktor resiko lain yang dapat
memicu psikosis nifas anatara lain yaitu:
Penjelasan teoritis untuk etiologi psikosis nifas tetap genetik, biokimia dan endokrin (NICE
2007). Prognosis jangka panjang baik, meskipun perempuan sering melewati masa depresi dan
kecemasan selama pemulihan. Ada risiko kambuh pada kehamilan berikutnya dan di luar masa
nifas. Penemuan baru-baru ini menyoroti bahwa gejala kerentanan stres yang dialami selama
kehamilan dan/atau kelahiran dan aspek-aspek yang mungkin memengaruhi gejala tersebut,
seperti lingkungan awal perempuan dan tingkat emosi yang diekspresikan dapat memfasilitasi
pertimbangan pertimbangan psikologis perkembangan psikosis nifas. Hal ini dapat memberikan
peluang masa depan untuk mengembangkan intervensi antenatal (Glover et al. 2014).
KETENTUAN PERAWATAN
Penyediaan layanan yang efektif untuk PMI, membutuhkan kerja sama antara layanan
kesehatan mental, kebidanan, perawatan akut, perawatan primer, layanan anak, pediatri dan
sektor sukarela (NSPCC 2013). Bekerja bersama di dalam atau di seluruh organisasi harus
difasilitasi oleh komunikasi yang efektif dan memberikan perspektif yang baik untuk peduli.
Patut dicatat bahwa meskipun ada jeda waktu 7 tahun sejak publikasi pedoman NICE (2007),
dukungan untuk perempuan dengan PMI tetap tidak jelas dan kurang di seluruh Inggris dan
masih menjadi ketidakpastian apakah perempuan mendapatkan akses ke layanan dan bantuan
yang tepat ( Jomeen dan Martin 2014). Sementara beberapa daerah memiliki layanan spesialis,
bidan spesialis kesehatan mental dan layanan sektor sukarela; Asosiasi Pasien (2011),
melaporkan bahwa 64% dari pemerintah daerah tidak memiliki strategi komisioning PMH,
menyoroti ini sebagai masalah kritis.
KESIMPULAN
PMH telah didorong ke dalam sorotan sosial sejak hubungan yang jelas dengan kematian
ibu diidentifikasi. Dampak PMI signifikan bagi ibu, bayi dan keluarga serta memiliki
konsekuensi kesehatan masyarakat yang lebih luas, namun deteksi dan manajemen seringkali
sporadis dan tidak merata. Intensifikasi kebijakan dan pedoman nasional menandakan dorongan
dan komitmen dari pemerintah untuk memastikan bahwa profesional kesehatan menangani
masalah PMI. Bukti yang terkumpul menyoroti dukungan yang dibutuhkan dan pantas
didapatkan oleh perempuan dan keluarga mereka yang hidup dengan PMI. Tujuan menyeluruh
dari kebijakan, pedoman nasional dan upaya penelitian di bidang ini adalah untuk lebih
membekali petugas kesehatan dengan pengetahuan dan keterampilan untuk mendukung
identifikasi PMHP yang akurat di seluruh spektrum persalinan, melakukan penilaian yang tepat
dan secara efektif mempromosikan jalur perawatan yang memadai, tepat dan tersedia untuk
perempuan.
Pendekatan CAM cukup memiliki minat besar di kalangan para ibu terkait masalah
kehamilan dan persalinan untuk mencapai konsep ‘kenormalan’ pada persalinan. Pendekatan
CAM sendiri membantu para ibu untuk merelaksasikan diri dengan tujuan meredakan rasa sakit,
cemas, takut terhadap kehamilan dan persalinan, bahkan ada referensi yang menyebutkan bahwa
para ibu diberikan kesempatan untuk memegang kontrol pada perawatan kesehatannya sendiri
dan berdiskusi dengan ahlinya seperti bidan dan dokter.
Banyak referensi tentang seberapa banyak peminat pengobatan dengan pendekatan CAM
ini. Namun referensi tersebut belum cukup diteliti secara jelas karena sedikit data yang
menunjukkan keamanan dan kemanjurannya. Penelitian Pengobatan dengan pendekatan CAM
ini masih dalam tahap perkembangan, sehingga belum ada bukti ilmiah yang mendasari
keamanan dan kemanjuran teknik ini. Maka dari itu pengobatan dengan pendekatan CAM ini
banyak menerima pro dan kontra, bahkan praktisi CAM sendiri mengakui bahwa teknik ini tidak
memiliki pendekatan secara ilmiah.
Peran bidan adalah membantu mendampingi ibu, sehingga bidan memiliki kaitan erat
terhadap pengobatan dengan pendekatan CAM ini, namun pastinya bidan akan kesulitan untuk
berdiskusi dengan ibu apabila pendekatan CAM ini memiliki bukti keamanan dan kemanjuran
yang kurang kuat, maka dari itu bidan boleh merekomendasikan penyedia layanan pendekatan
CAM atau memberikan pengobatan dengan pendekatan CAM dengan dianjurkan mengikuti
protokol dan kebijakan dari tempat bidan berlatih, artinya pendekatan CAM yang diterapkan
pada klien telah memiliki banyak referensi tentang bukti keberhasilannya, misalnya seperti terapi
aromaterapi pada ibu hamil.
Peraturan
Di Inggris peraturan perundang undangan tentang CAM tidak ada, artinya siapapun bisa
menjadi praktisi CAM, namun hal tersebut bisa menimbulkan tantangan bagi bidan dalam
berdiskusi lebih dalam bagi klien yang membutuhkan informasi lebih, sehingga bidan dianjurkan
merujuk pasien kepada pelayanan yang terkait dan terpercaya. Pelayanan yang telah terdaftar dan
telah memenuhi standar kompetensi dan praktik nasional.
Tetap up to date
Penting untuk selalu up to date dengan isu-isu terkini seputar topik apapun dalam
kebidanan, termasuk manajemen obat dan farmakologi, terutama karena mereka adalah kunci
untuk praktek yang aman. British National Formulary (BNF) ditujukan untuk profesional
kesehatan yang terlibat dalam pemberian obat-obatan dan harus tersedia di area klinis, informasi
juga dapat ditemukan pada ringkasan obat-obatan Inggris, serta teks-teks khusus yang berkaitan
dengan layanan bersalin. KKN juga secara berkala menerbitkan standar pengelolaan obat.
Dengan mengunjungi situs web NMC, dapat mengakses informasi terkini tentang manajemen
obat. Siapapun yang yang meresepkan, mengeluarkan, arau memberikan obat-obatan perlu
mengetahui undang-undang yang relevan seputar praktik ini. Badan Pengatur Obat dan Produk
Kesehatan (MHRA) berperan dalam melindungi masyarakat terkait obat-obatan dan memberikan
informasi seputar peringatan keamanan dan undang-undang terkait obat-obatan.
Farmakologi
Apa itu farmakologi?
Farmakologi berkaitan dengan prinsip-prinsip ilmiah yang dapat diterapkan pada
bagaimana tubuh berinteraksi dengan senyawa obat (obat-obatan) dan obat-obatan pada
umumnya.
Obat/senyawa obat atau obat-obatan
Dua prinsip penting dalam farmakologi adalah :
Farmakodinamik biasanya disebut sebagai 'apa yang dilakukan obat terhadap tubuh'.
Ketika kita memberikan obat, kita berharap ada efeknya. Misalnya, jika kita sakit kepala dan
minum obat pereda nyeri ada harapan itu akan membantu rasa sakitnya.
Farmakokinetik biasanya disebut sebagai 'apa yang dilakukan tubuh terhadap obat'.
Ketika kita memberikan obat misalnya secara oral, obat ini harus terlebih dahulu diserap ke
dalam aliran darah; kemudian harus didistribusikan ke seluruh tubuh, ke tempat kerja untuk
memberikan efek 'Farmakodinamik' yang diinginkan; obat akan sering dimetabolisme (diubah
secara kimiawi) dan kemudian dikeluarkan atau dihilangkan dari tubuh.
Keempat prinsip tersebut adalah : absorpsi, distribusi, metabolisme, dan eliminasi.
Farmakokinetik – distribusi
Setelah obat diserap, obat tersebut perlu dibawa ke seluruh tubuh ke tempat kerjanya
(untuk memiliki efek). Obat-obatan harus melewati membran dan penghalang. Distribusi bisa
sangat kompleks. Organ dan area tubuh yang memiliki suplai darah yang kaya (perfusi darah
yang baik) akan menerima pengobatan yang diberikan lebih cepat daripada area yang memiliki
perfusi darah kurang seperti kulit, lemak, jaringan tulang.
Aspek lain yang perlu dipertimbangkan adalah hambatan dalam tubuh. Jika ingin obat bekerja di
dalam sistem saraf pusat, maka obat itu harus melewati sawar darah otak (BBB). BBB hanya
akan mengizinkan obat-obatan yang larut dalam lemak (kecuali ada sistem pembawa/transportasi
tertentu). Beberapa obat tidak akan secara rutin melewati BBB kecuali penghalang meradang
seperti pada meningitis.
'Penghalang' lain yang perlu dipertimbangkan adalah plasenta. Ketika obat apa pun
diberikan kepada wanita hamil, pertimbangan harus diberikan apakah obat ini akan melewati
plasenta dan implikasinya. Misalnya, obat mungkin tidak diketahui berbahaya, atau manfaatnya
melebihi risikonya, atau tidak boleh digunakan pada kehamilan atau titik tertentu dalam
kehamilan.
Farmakokinetik – metabolisme
Metabolisme sering digambarkan sebagai bagaimana tubuh membuang obat yang telah
diberikan. Metabolisme sebenarnya adalah di mana struktur kimia obat berubah, biasanya dari
larut dalam lemak menjadi lebih larut dalam air. Obat yang dikeluarkan dari ginjal harus larut
dalam air. Metabolisme biasanya terjadi di hati, tetapi tidak secara eksklusif dan tidak semua
obat mengalami metabolisme.
Metabolisme di hati adalah proses enzimatik yang memanfaatkan enzim hati yang
dikenal sebagai sitokrom P450 (CYP450). Metabolisme senyawa yang larut dalam lemak
seringkali merupakan proses dua tahap. Tahap I melibatkan perubahan kimia menggunakan
melibatkan oksidasi, reduksi atau hidrolisis. Fase II melibatkan konjugasi dengan senyawa lain,
ini menghasilkan senyawa yang larut dalam air yang dapat diekskresikan melalui ginjal.
Sitokrom P450 adalah sistem enzim utama yang terlibat dalam metabolisme. Ada banyak jenis
(isoenzim) yang berbeda yang semuanya sangat mirip satu sama lain. Jenis umum yang terlibat
dalam metabolisme senyawa obat termasuk (walaupun ada banyak lainnya) adalah CYP 3A4 dan
CYP 2D6. Enzim ini dapat dipengaruhi oleh: obat lain, merokok, variasi genetik.
Farmakokinetik – ekskresi
Secara sederhana adalah pembuangan atau ekskresi keluar dari tubuh. Biasanya terjadi
melalui ginjal, tetapi ekskresi dapat terjadi melalui paru-paru (dalam kasus anestesi dan gas) atau
melalui hati dan saluran bilary (ke dalam empedu) untuk berat molekul yang besar. Meskipun
rute berikut tidak rutin digunakan untuk mengeluarkan obat-obatan dari tubuh, metabolit dapat
ditemukan di air mata, air liur dan ASI. Obat dalam ASI merupakan pertimbangan utama bagi
bidan, pertimbangan harus mencakup apakah obat tersebut disajikan dalam ASI, dalam
konsentrasi apa dan apakah diketahui berbahaya. Sebagai contoh, seringkali obat-obatan akan
ada dalam ASI, tetapi tidak diketahui berbahaya sehingga ibu tidak boleh menyusui.
Aspek lain yang perlu dipertimbangkan adalah apakah obat yang diresepkan benar-benar
mempengaruhi produksi ASI dalam hal volume. Misalnya, mengetahui farmakodinamik obat
(apa yang dilakukan obat terhadap tubuh) akan membantu hal ini. Contohnya adalah cabergoline;
tablet dostinex akan bekerja pada reseptor D2 dan menekan laktasi susu. Ini dilisensikan untuk
penghambatan laktasi fisiologis segera setelah melahirkan (eMC 2013); contohnya adalah setelah
kelahiran bayi yang lahir mati.
Farmakodinamik
Ada beberapa istilah untuk ditinjau di bagian ini dan sekali lagi detail lebih lanjut akan
tersedia dalam teks farmakologi khusus.
Agonis
Ini adalah obat (hormon; ligan) yang mengikat reseptor dan menghasilkan respons
spesifik. Misalnya, ketika Salbutamol mengikat reseptor beta2 di paru-paru, ini menghasilkan
bronkodilatasi dan membantu membuka saluran udara, ini digunakan untuk bantuan akut selama
serangan asma.
Antagonis
Ini adalah obat yang ketika terikat pada reseptor tidak menghasilkan respon; tindakannya
adalah memblokir. Antagonis bisa kompetitif atau non-kompetitif, dengan antagonis kompetitif
membuat ikatan yang mudah dibalik. Misalnya, ranitidin adalah antagonis reseptor H2; ini
berarti memblokir reseptor H2 yang terlibat dalam sekresi asam lambung dan sekresi asam
berkurang.
Ketika obat diminum secara oral, obat tersebut diserap dan mencapai hati melalui vena
portal hepatik. Saat obat melewati hati akan mengalami tingkat pertama metabolisme. Beberapa
obat memiliki tingkat metabolisme ekstensif dan metabolitnya memiliki sedikit aktivitas
biologis, oleh karena itu menjadi tidak aktif secara biologis. Jika obat mengalami metabolisme
ekstensif maka menggunakan rute lain selain oral. Metabolisme dan diberikan secara sublingual
yang artinya mencapai aliran darah terlebih dahulu dan memiliki efek biologis. Metabolisme
tingkat pertama metabolisme dapat menjelaskan perbedaan dosis antara obat yang sama tetapi
rute pemberian yang berbeda.
Ketersediaan hayati
Adalah proporsi dosis yang diberikan untuk mencapai sirkulasi tidak berubah karena itu
dapat memiliki efek. Rute IV memiliki 100% bioavailabilitas, tetapi rute oral dapat dikurangi
dengan isi gastrointestinal dan retensi PH lambung. Artinya bahwa dosis yang diberikan untuk
obat yang sama dapat berbeda karena perbedaan rute pemberian obat. Contohnya morfin 10 mg
IV = 30 mg oral.
Ringkasan Monograf
1. Kelas obat antibakteri dengan nama obat seperti penisilin, flukskloksisilin, co-amoxiclav
Indikasi Anda harus mengacu pada edisi terbaru dari Britis National formulary.
2. Kelas obat antibakteri dengan nama obat seperti makrolida dan eritromisin
Indikasi Anda harus mengacu pada edisi terbaru dari British National
Formulary
Kontraindikasi Hipersensitivitas
Makrolida harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan
perpanjangan interval QT.
Ada beberapa interaksi penting dan berpotensi signifikan secara
klinis dengan makrolida termasuk antihistamin yaitu penghambat
saluran kalsium obat pengatur lipid dan beberapa lainnya.
Efek samping Gastrointestinal , diare, muntah, mual, hepatotoksisitas pankreatitis.
3. Kelas obat opioid dengan nama obat seperti petidin, kodein, dan Dihidrokodein
Farmakodinamik Obat opinoid berkaitan dengan reseptor opinoid dalam system saraf
pusat dan system gastrointestinal sehingga membantu nyeri (sebagai
aksi agonis). Tingkat depresi pernapasan dan konstipasi tergantung
pada obat opinoid yang dikonsumsi individu. Farmakologi opinoid
bisa menjadi kompleks.
Kontraindikasi Opioid harus dihindari pada pasien dengan depresi pernapasan akut
dan peningkatan risiko ileus paralitik. Perlu perhatian lebih pada
penderita gangguan hati dan ginjal.
Efek samping Ada banyak efek samping yang berbeda tergantung jenis obat opioid.
Efek samping umum seperti mual, muntah, sembelit, mengantuk,
timbul ruam, depresi pernapasan dengan dosis yang lebih besar.
Berlisensi Dapat berupa obat resep saja, obat apotek dan penjualan
umum seperti supermarket obat
Indikasi Nyeri dan pireksia
5. Kelas obat anti-inflamasi non-steroid seperti obat-obatan NSAID khususnya diklofenak
7. Kelas obat antiemetik dengan nama obat seperti cyclizine, metoclopramide, prochloperazine
Kontraindikasi Hipersensitivitas
Metoclopramide – obstruksi gastrointestinal,
feokromositoma, epilepsy.
8. Kelas obat heparin molekul rendah dengan nama obat seperti dalteparin
9. Kelas obat Phytomenadione) dengan nama obat vitamin K1
Kontraindikasi Hipersensitivitas
→ Kegagalan jantung dalam memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi
sel untuk metabolisme tubuh.
Tipe Syok → Hipovolemik, contohnya perdarahan seperti HPP dan HAP, dehidrasi berat
Fase Syok → (1) Terjadi kompensasi tubuh dengan melakukan mekanisme kompensasi, pasien
memperlihatkan sedikit tanda gejala syok, (2) Syok tidak diikuti kompensasi, tanda gejala lebih
jelas, terjadi penurunan fungsi saraf, edema, dan gangguan pernapasan, (3) syok irreversible
ketika pasien mengalami penurunan fungsi bertahap dan sel yang rusak mulai mati.
→ Ketika diperiksa TD sistolik <90 mmHg (TD juga dapat meningkat akibat kompensasi tubuh
terhadap syok jadi tidak bisa dijadikan acuan keparahan syok), Nadi lemah namun cepat (>100
x/mnt), pengeluaran urin berkurang, pH darah rendah akibat asidosis
Penanganan Syok
Prinsipnya: 1. tangani penyebab, 2. bebaskan jalan napas dan beri oksigen, 3. perbaiki output
jantung dengan resusitasi cairan dan obat, 4. sediakan analgesia jika diperlukan.
C Circulation Periksa warna kulit adakah sianosis, nadi, dan waktu pengisian kapiler
→ Jangan lupa untuk memberikan dukungan dan informasi pada keluarga dan pasien ketika
kondisinya sudah memungkinkan.
→ Perdarahan dari jalan lahir pada UK > 24 mgg sampai sebelum bayi lahir. Penyebab paling
utama adalah Abruptio Plasenta dan Plasenta Previa. Perdarahan juga dapat diakibatkan oleh lesi
seperti pada polip serviks, infeksi vagina, carcinoma cervix.
Abruptio Plasenta
Faktor Resiko
→ Abortus mengancam, riwayat sesar, riwayat abortus, paritas tinggi (>3), usia resiko tinggi
(>35 tahun), ibu pengguna cocaine, merokok, hipertensi, kehamilan gemelli, kekerasan dalam
rumah tangga.
Tanda Gejala
· Perdarahan (dapat tersembunyi)
· Syok
· Nyeri perut dan pinggul
· Nyeri tekan perut (kemungkinan perdarahan tersembunyi di bagian tersebut, lingkar perut
bertambah, dan perut tegang)
· Fetal distress (pergerakan janin berkurang atau meningkat tiba-tiba)
Plasenta Previa
→ Letak perlekatan plasenta menutupi sebagian atau seluruh OUI. Terdapat 4 tipe plasenta
previa
1. Tipe 1 : perlekatan plasenta letak rendah tetapi tidak menutupi OUI
2. Tipe 2 : Perlekatan plasenta letak rendah dengan ujung plasenta sampai di OUI tetapi tidak
menutupi
3. Tipe 3 : plasenta menutupi sebagian OUI
4. Tipe 4 : plasenta menutupi OUI keseluruhan
Faktor Resiko
· Overdistensi uterus (contoh pada polihidramnion, gemelli, makrosomia)
· Obesitas
· Hipertensi (> 140/90)
· Riwayat sesar, riwayat HPP
· Persalinan lama atau (cepat) presipitatus
· Gangguan pembekuan darah
· Penggunaan syntocinon yang tidak bijaksana
· Persalinan dengan operasi/ alat
· Asuhan kala III tidak maksimal
Penyebab tertinggi kasus HPP adalah atonia uteri, maka perlu diperhatikan:
Intervesi Kebidanan
Jika rahim gagal berkontraksi setelah pemberian oksitosin (Syntometrine atau Syntocinon)
dan/atau Ergometrine maka Carboprost (Hemabate) dapat diberikan. Carboprost menambah
kontraktilitas otot rahim dan 250 mikrogram diberikan melalui injeksi intramuskular dalam dan
dapat diulang pada interval 15-90 menit. Misoprostol, prostaglandin sintetis, dapat diberikan
sebagai pengganti Carboprost, tetapi karena ini diberikan per rektum dan masih ada penelitian
terbatas untuk mendukung penggunaannya Intervensi bedah termasuk pengemasan uterus,
penyisipan balon tamponade, jahitan kompresi uterus B-Lynch atau embolisasi arteri.
Histerektomi dihindari jika memungkinkan dan dianggap sebagai intervensi 'pilihan terakhir'
untuk menyelamatkan nyawa perempuan tersebut.
Asuhan Berkelanjutan
Komplikasi setelah PPP termasuk anemia, infeksi saluran genital dan koagulasi intra vaskular
diseminata (DIC). Sangat penting bagi bidan untuk tetap waspada mengikuti stabilisasi
perempuan untuk tanda dan gejala komplikasi. Pemantauan tanda-tanda vital, keseimbangan
cairan dan profil darah harus dilanjutkan selama beberapa waktu setelah penghentian perdarahan
dan analgesia harus diberikan sesuai kebutuhan. Pembicaraan pascakelahiran juga merupakan
praktik yang baik untuk memungkinkan perempuan tersebut mendiskusikan apa yang terjadi dan
agar setiap pertanyaan dan kekhawatirannya ditangani.
Penyakit yang dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas terhadap janin dan ibu.
Ditandai dengan hipertensi, proteinuria, dan terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu. Sekarang,
preeklamsia dianggap syndrom daripada penyakit yang dapat didiagnosis dengan tes tertentu.
Angka hipertensi diukur dari pencacatan dasar tekanan darah ibu. Apabila terjadi peningkatan
sistolik 30 mmHg dan diastolik 15 mmHg harus dipertimbangkan sebagai dasar standar
diagnosis pre-eklamsia. Pre-eklamsia diperkirakan terjadi 2-3% dengan eklamsia sekitar 1:2000
kehamilan.
a. Pengumpulan dan analisis urin 24 jam untuk total protein dan klirens kreatinin
b. Hitung darah lengkap
c. Kimia darah
d. Tes fungsi hati
e. Profil koagulasi
f. Pindai ukuran janin, volume cairan keruban, pemeriksaan doppler
1. Prodomal = gangguan pengelihatan, kedutan otot, kongesti wajah, mulut berbusa, dan
kehilangan kesadaran makin dalam
2. Tonik = spasme, kekakuan otot secara menyeluruh, tidak ada respirasi dan sianosis
3. Tonoclonic = kontraksi intermitten dan relaksasi semua otot (kejang) yang berhubungan
dengan stertorous, peningkatan air liur, inkontinensia urin dan feses
4. Pasca-iktal – kesadaran berangsur kembali, pemulihan pernapasan (dalam dan cepat).
Keadaan lesu atau dalam kebingungan, gelisah, dan tidak ingat apa yang telah terjadi.
Pengobatan eklampsia adalah magnesium sulfat yang terbukti menjadi agen hipotensif dan
antikonvulsan yang efektif. Protokol untuk dosis dapat bervariasi secara lokal, tetapi dosis
pemuatan yang diberikan melalui injeksi intravena lambat kemudian diikuti dengan infus
intravena lambat. Toksisitas dapat terjadi yang menyebabkan depresi pernapasan, kantuk,
hilangnya refleks tendon, penglihatan ganda dan penurunan produksi urin; oleh karena itu
penting bahwa kondisi keseluruhan perempuan dipantau baik untuk hipertensi dan komplikasi
terkait dan untuk tanda-tanda toksisitas. Kadar magnesium darah akan diperiksa selama
perawatan.
Distosia bahu dapat dicurigai ketika dalam melahirkan wajah dengan ekstensi, butuh
untuk membebaskan dagu dari perineum. Sering ada retraksi kepala yang terlihat, biasanya
disebut sebagai 'turtle-necking' yang mengakibatkan dagu terdorong ke atas ke perineum dan
pipi mengembang. Setelah diketahui, pertolongan harus segera diberikan karena tingkat
cedera iskemik
hipoksia pada bayi apabila waktu persalinan head-to-body lebih dari lima menit. Traksi
berlebihan pada kepala dan tekanan fundus/mendorong tidak boleh dipicu karena keduanya akan
secara dramatis meningkatkan kemungkinan cedera pleksus brakialis. Strategi yang banyak
digunakan adalah yang didorong oleh mnemonic HELPERR:
H = HELP
L = LEGS
P = PRESSURE
Tekanan eksternal yang diberikan pada simfisis pubis, mirip dengan tindakan resusitasi
kardiopulmoner, tetapi dari belakang bahu janin pada sudut 45 derajat, dapat membantu
pelepasan bahu anterior dengan memindahkannya ke sudut miring.
E = ENTER
Terkadang tekanan yang lebih langsung pada bahu janin diperlukan untuk mengurangi
jarak antara bahu dan memutar janin ke dalam diameter miring. Ini dilakukan dengan
menempatkan dua jari di bawah lengkung kemaluan, di belakang bahu anterior dan
mendorongnya ke depan. Ini mungkin disertai dengan tekanan di bagian depan bahu posterior.
Jika ini tidak berhasil, rotasi dapat dicoba ke arah yang berlawanan dengan manuver yang
disebut Woods Screw.
Terkadang tekanan yang lebih langsung pada bahu janin diperlukan untuk mengurangi
jarak antara bahu dan memutar janin ke dalam diameter miring. Ini dilakukan dengan
menempatkan dua jari di bawah lengkung kemaluan, di belakang bahu anterior dan
mendorongnya ke depan. Ini mungkin disertai dengan tekanan di bagian depan bahu posterior.
Jika ini tidak berhasil, rotasi dapat dicoba ke arah yang berlawanan dengan manuver yang
disebut Woods Screw.
Jika memungkinkan, perempuan tersebut dapat dibantu untuk pindah ke posisi 'empat
merangkak' dan upaya lebih lanjut dilakukan untuk melahirkan bahu posterior (yang sekarang
paling atas). Manuver terakhir ini dapat dicoba terlebih dahulu dalam situasi kelahiran di rumah,
di mana orang tambahan tidak tersedia untuk melakukan manuver McRobert. Memang urutan
semua ini dapat disesuaikan dengan situasi tetapi tidak lebih dari 30 detik harus dihabiskan untuk
setiap upaya sebelum pindah ke yang lain.
Tromboemboli
Tromboemboli adalah istilah yang mencakup dua kondisi patologis trombosis vena dalam
(DVT) dan emboli paru (PE). Trombosis vena dalam adalah pembentukan bekuan darah
(trombus) di salah satu vena dalam, biasanya di kaki, yang mengakibatkan penyumbatan
aliran darah sebagian atau seluruhnya.
a. Risiko Tinggi
1. Trombofilia yang diketahui
2. VTE berulang sebelumnya
b. Risiko menengah
1. Riwayah VTE
2. Riwayat keluarga VTE
3. Riwayat penyakit ibu: jantung, SLE (systemic lupus erythematosus), radang usus
c. Faktor Lain( >3 risiko menengah; <3 risiko rendah)
1. Kegemukan
2. Anemia
3. Varises kasar
4. Merokok
5. Infeksi sistemik
6. Dehidrasi
7. Imobilitas
8. Pre-eklamsia
9. Hamil kembar
10. Usia >35tahun
Meskipun DVT tidak selalu menimbulkan gejala, presentasi yang paling umum adalah
nyeri dan/ atau bengkak di kaki bagian bawah; namun banyak perempuan hamil mengalami
edema tungkai bawah yang membuat diagnosis klinis menjadi sulit. Sebaiknya dilakukan
pengukuran lingkar betis pertengahan lebih besar dari 2 cm perbedaan antara anggota badan
mungkin lebih signifikan untuk DVT, terutama jika masalah dialami di kaki kiri karena kejadian
DVT kiri lebih tinggi pada kehamilan.
Kelahiran mati dapat terjadi pada setiap tahap selama 16 minggu terakhir kehamilan dan
tidak selalu ada tanda-tanda bahwa ada sesuatu yang salah dengan janin atau ibu. Namun
terkadang ibu mengidentifikasi bahwa mereka sadar janin tidak banyak bergerak atau tidak
bergerak sama sekali dan kemudian sangat penting untuk pemantauan janin dan jika detak
jantung tidak terdeteksi, pemeriksaan ultrasound harus dilakukan untuk memastikan diagnosis.
Dukungan emosional dan pemberian informasi profesional yang jujur sangat penting bagi
ibu dan keluarganya. Ibu diperbolahken untuk memegang dan mengambil moment kenangan
bersama sang bayi. Bidan yang membantu melahirkan bayi dapat menandatangani dan
menerbitkan akta lahir mati yang diperlukan untuk pencatatan kematian.
Kematian neonatus
Kematian neonatus didefinisikan sebagai kematian yang terjadi dalam waktu satu bulan
setelah lahir dan dapat disebabkan oleh prematuritas, kelainan kongenital, infeksi atau asfiksia
yang berhubungan dengan persalinan. Komunikasi yang inklusif dan terkoordinasi antar tim
sangatlah penting. Bidan memiliki peran dalam memberikan dukungan dan pemberian informasi
dengan cara yang sama seperti ketika terjadi kelahiran mati.
Keguguran
Keguguran didefinisikan sebagai kehilangan kehamilan secara spontan sebelum 20
minggu; namun sebagian besar terjadi sebelum 14 minggu. Keguguran kadang-kadang dikenal
sebagai aborsi spontan di kalangan medis yang dapat menyebabkan penderitaan besar bagi
perempuan karena istilah aborsi lebih sering dikaitkan dengan penghentian kehamilan yang
direncanakan dan bukan dengan kehilangan bayi yang diinginkan yang tidak direncanakan dan
menyedihkan. Asuhan yang diberikan sama dengan kelahiran mati.
Kematian Ibu
Faktor penting dalam mengurangi kematian ibu adalah identifikasi dini mereka yang
berisiko. Setiap kematian ibu memerlukan penyelidikan formal (untuk menyusun laporan
nasional) dan bidan akan diminta untuk melengkapi dokumentasi yang berkaitan dengan hal ini,
seperti juga dokter kandungan dan profesional kesehatan terkait lainnya. Hal ini agar setiap
pelajaran yang dapat dipetik dari kematian ibu setiap individu dapat mengarah pada perubahan
yang sesuai dalam praktik.
Grup pendukung
Ada sejumlah kelompok pendukung yang tersedia untuk orang tua dan keluarga yang
kehilangan bayi. SANDS the Stillbirth and Neonatal Death Society menyediakan saluran
bantuan, layanan informasi; publikasi dan memiliki kelompok lokal yang dijalankan oleh orang
tua yang berduka di seluruh Inggris. Ada juga organisasi yang memberikan dukungan terkait
dengan kondisi tertentu seperti Anencephaly Support Group dan organisasi pendukung duka
secara umum seperti Cruse Bereavement Care yang memberikan dukungan bagi semua yang
mengalami duka. Ada
juga organisasi berbasis agama.