Anda di halaman 1dari 84

Fundamentals of Midwifery

Chapter 1 To be a midwife
Kebidanan adalah profesi yang berkmbang karena dapat merespon setiap peruabahan yang
terjadi. Seperti hal nya perempuan, bayi, dan keluarga mengharapkan asuhan yang lebih dari
asuhan sebelumnya. Asuhan professional yang bertindak secara mandiri akuntabel, dan
bertanggung jawab dalam lingkungan praktik kebidanan.

Perkembangan kebidanan menjadi sebuah profesi – Profesi kebidanan di Inggris Raya


Berawal dari The Midwives Act (1902) di Inggris dan Wales yang berlanjut dengan
berdirinya Central Midwives Board. Seluruh bidan yang berpraktik terdaftar dalam CMB di
1910. CMB berhasil dalam Roll of Midwives tahunan dan pada tahun 1983 dewan pusat Inggris
bagian keperawatan, kebidanan dan kunjungan kesehatan mendirikan The Nursing Midwifery
Council (NMC) pada 2001 di bawah The Order. Mulai dari situ, kebidanan diakui secara
mendunia, walaupun masih terdapat beberapa perbedaan dalam pendidikan dan ruang lingkup
praktiknya. NMC saat ini sudah mendapatkan pencapaian dalam penentuan regulasi kebidanan
untuk Inggris, Wales Skotlandia, Irlandia Utara, dan kepulauan sekitarnya.
Tahun 1973 Negara Inggris menjadi bagian dari eropa. Sebagai anggota Negara uni
eropa, semua undang-undang maupun peraturan lainnya harus mengacu pada pengadilan eropa.
NMC memastikan agar Uni eropa dapat menjaga kepentingan pasien dan masyarakat. Uni eropa
memberikan fasilitas pergerakan orang, barang dan jasa. Pada kondisi seperti ini, terdapat kurang
lebih tujuh profesi yang didaftarkan praktik (dokter, perawat, dokter gigi, bidan, dokter hewan,
ahli kacamata dan arsitek) dengan tujuan penting yaitu untuk mendapatkan perlindungan publik.
Sehingga dikembangkanlah standar minimum pendidikan dan praktik. Pendidikan dan praktik
kebidanan ditentukan oleh Directive 2005/36/EU. Pelatihan kebidanan umumnya melakukan
pemeriksaan antenatal sebanyak 100 ibu hamil, 40 persalinan yang dilakukan secara pribadi,
berperan aktif dalam menangani persalinan sungsang, melakukan tindakan episiotomi dan
penjahitan luka robekan perineum, melakukan pemantauan dan perawatan kepada 40 ibu yang
berpontensi beresiko dalam kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan, melakukan observasi
dan perawatan kepada 100 ibu postpartum dan bayi baru lahir, melakukan asuhan pelayanan
kepada ibu dengan kondisi patologis ginekologi dan kebidanan, serta masih banyak lagi hal-hal
yang berkaitan dengan pemberian edukasi dan informasi seputan kehamilan, persalinan, bayi
baru lahir, dan pasca bersalin.

The International Confederation of Midwives (ICM)


ICM telah memberikan jaminan pada standar global, kompetensi, alat dan pedoman
untuk meyakinkan bahwa bidan di seluruh Negara memiliki pengetahuan yang efektif, peraturan,
dan asosiasi yang kuat, serta memandu organisasi kebidanan dan pemerintah agar dapat
menciptakan bidan yang profesional. Hal yang dijadikan konsep kebidanan yang mengartikan
peran bidan merupakan dalam hal membuat kemitraan dengan perempuan agar dapat
mempromosikan pelayanan pada diri dan kesehatan ibu, bayi, dan keluarga, menghargai dan
menghormati martabat manusia dan terhadap perempuan sebagai seseorang yang memiliki
HAM, advokasi perempuan, kepekaan budaya yang dapat merugikan perempuan dan bayinya,
dan berfokus pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit yang memandang kehamilan
sebagai peristiwa kehidupan yang abnormal.
Kemampuan Interpersonal dalam kebidanan
         Keyakinan dalam meningkatkan profil kecerdasan emosional (EI) dapat menimbulkan
efektivitas dan kapasitas bidan untuk mengelola perubahan dan tantangan yang dihadapi pada
saat praktik. Empati dengan keterampilan berkomunikasi tanpa memprovokasi konflik dalam
situasi yang menantang hal ini dijelaskan oleh Patterson dan Bagley (2011). Komunikasi yang
efektif dapat menjadi sangat penting. Bekerja dalam lingkup multidisiplin, bidan dapat mampu
konsisten dalam berkomunikasi dengan perempuan dan keluarganya serta jika kolaborasi dengan
tenaga profesi lainnya, baik secara lisan maupun tulisan. Sebagai mahasiswa, persiapan mental
juga sangat diperlukan. Dengan mempelajari strategi interpersonal di lingkungan kerja sehingga
menghasilkan asuhan yang berkualitas.
Bidan dalam memberikan asuhan mengenal ”manusia” adalah yang terpenting.
Kecerdasan emosional berpengaruh penting dalam mengatasi masalah.  Mahasiswa dapat
menjadi pengetahuan saat dewasa yang harus mengembangkan dan meningkatkan keterampilan
belajar mereka sendiri. Maka dari itu, bidan pelajar harus mengetahui kebutuhan mereka; menilai
diri sendiri dan dapat mencari bantuan dan dukungan secara proaktif. Mencari bantuan secara
retrospektif, mengikuti kinerja yang buruk dalam penilaian, mendapatkan peluang yang
terlewatkan sebelumnya. Ada banyak orang di dalam universitas dan area praktik klinis yang
dapat membantu dan mendukung mahasiswa; itu adalah peran siswa untuk mencari mereka
ketika diperlukan.

Program Kebidanan
Gelar kebidanan terdiri dari dua penghargaan: 
1. Penghargaan profesional yang diatur oleh NMC, harus semua dokumentasi, standar, dan
panduan NMC. 
2. Penghargaan akademik, yang diatur dan dipantau oleh universitas tempat ia belajar.
Dua program kebidanan
1. Program dengan lama 156 minggu, atau 3 tahun 
2. Program siswa yang sebelumnya sudah terdaftar di NMC sebagai perawat level 1
(dewasa). Durasi program 78 minggu full time.
Dosen Kebidanan dan Program Universitas
 Bidan praktik yang sudah berkualifikasi mengajar (diakui). 
 Program kebidanan biasanya ada di Fakultas atau Departemen Universitas yang
mencakup Kesehatan, Keperawatan, atau Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.
 Jumlah dosen kebidanan ditentukan oleh jumlah mahasiswa dengan rasio 1:10; meskipun
begitu hal ini bervariasi pada setiap negara yang memperlihatkan kualitas sumber daya
pengajaran. 
 Dosen kebidanan harus menjaga kompetensi dan kepercayaan diri mereka sebagai bidan,
memberitahukan niat mereka untuk berlatih setiap tahun dan tetap mengikuti pelatihan
dan pendidikan wajib. 
 Dosen kebidanan harus memegang atau sedang bekerja menuju gelar yang lebih tinggi
atau doktor. Bertujuan agar dosen kebidanan mampu menerapkan praktik kontemporer ke
dalam kelas ntuk mengatasi kesenjangan teori/praktik yang dapat terjadi jika praktik yang
diajarkan jauh dari area klinis tidak konsisten dengan praktik yang diajarkan/diamati
dalam area klinis.
 Bidan yang bertugas menilai mahasiswa berperan mentor yaitu untuk membuat penilaian
tentang apakah seorang siswa telah mencapai standar kemahiran yang diperlukan untuk
praktik yang aman dan efektif.

Bidan berdasarkan undang-undang


Badan pengawas bidan dicantumkan dalam undang-undang dan dibentuk sebagai
supervisi dalam melakukan inspeksi asli untuk meminimalkan angka kematian ibu serta
menjauhi praktik kebidanan yang tidak aman. Setiap bidan di Inggris yang memiliki Pengawas
Bidan, yang mengawasi mereka yang berpraktik secara klinis, dalam pendidikan. Pengawas
Bidan direkrut oleh Petugas Kebidanan Otoritas Pengawas Lokal (LSA) mereka yang menunjuk
mereka untuk berpraktik di wilayah LSA tersebut. Mereka dijadikan supervisi dan bertanggung
jawab untuk memastikan kelayakan dengan melakukan tinjauan pengawasan tahunan untuk
mengidentifikasi dan mendiskusikan kebutuhan perkembangan apa pun. Hasil tinjauan akan
diserahkan tahunan bidan kepada NMC.

Pertimbangan klinis
Lahir mati sudah menjadi indikasi utama dari keselamatan pasien dan kualitas perawatan,
namun angka kelahiran mati tidak banyak berubah selama dua dekade terakhir. Deteksi dini pada
antenatal menjadi kunci keamanan dan efektivitas dalam perawatan bersalin. Hal ini menjadi
prioritas LSA selama beberapa tahun terakhir

Skrining
Skrining kesehatan maupun penyakit yang ditularkan melalui darah wajib dilakukan baik
pada mahasiswa maupun bidan yang sudah bekerja di lapangan. Bidan juga disarankan agar
mendapatkan vaksinasi lengkap.

Catatan Pidana
Semua siswa dan bidan yang mendapatkan pelanggaran wajib mengikuti investigasi
Disclosure and Barring Service (DBS). Pertemuan ini menentukan beratnya catatan, dan
keputusan tergantung pada sifat pelanggaran, keadaan sekitar pelanggaran dan waktu yang telah
berlalu sejak itu dilakukan. Semua diberikan kesempatan untuk membicarakan hal ini secara
terus terang dan jujur. Setiap pelanggaran, peringatan, teguran atau peringatan berikutnya yang
diterima saat mengikuti program, atau sebagai bidan harus diberitahukan ke universitas (jika
berlaku) atau NMC dan dapat memulai investigasi Fitness to Practice.

Rute karir
 Bidan praktisi dan/atau konsultan lanjutan dengan spesialisasi di bidang tertentu,
misalnya USG, KB, kehamilan remaja, kekerasan dalam rumah tangga, dan pola hidup
sehat. 
 Melanjutkan sekolah mengambil gelar master, atau doktor. 
 Terlibat dalam penelitian
 Manajemen kebidanan
 Pendidikan.
Chapter 2 Team working

Kerja tim yang efektif

Ada sebuah konsensus (kesepakatan bersama) umum bahwa kemampuan untuk bekerja
secara efektif sebagai bagian dari tim adalah keterampilan utama yang dapat ditransfer dan
merupakan hal yang dianggap sebagai faktor penting untuk senua bekerja. Hal ini dapat
mempengaruhi tim tim yang tidak bekerja sama dengan baik, maka dapat menciptakan
lingkungan negatif pada tim. Konsekuensi dari kerja tim yang buruk didokumentasikan dalam
banyak laporan. Hal yang dapat dipelajari dari laporan yaitu untuk memperkuat karakteristik
yang dibutuhkan untuk kerja tim yang baik, manfaat bagi pekerja untuk menjadi anggota tim
yang baik, tidak terjebak dalam terminologi, dapat berdiskusi dengan baik mengenai topik yang
sedang dibahas, dan memfasilitasi praktik pekerja sebagai bagian dari tim.

Apa itu tim?

Tim merupakan sebagian orang dengan pengetahuan dan keterampilan yang saling
melengkapi dan berkomitmen untuk suatu tujuan yang sama. Setiap tim harus memiliki tujuan
yang dapat dicapai untuk dikerjakan, dengan identifikasi dan pemahaman yang jelas tentang
peran dan tanggung jawab masing-masing anggota dalam memenuhi tujuan yang diinginkan.
Perlu juga mekanisme untuk mengevaluasi keberhasilan tim dalam mencapai tujuan. Dalam
pelayanan bersalin tujuannya adalah untuk hasil kelahiran yang sehat dan sukses untuk ibu dan
bayi. Kesulitan dapat muncul dalam tim ketika tidak ada konsensus tentang bagaimana mencapai
tujuan ini. Masalah dapat muncul di sekitar batasan peran anggota tim, tidak terlaksananya peran
anggota dan kurangnya pemahaman dalam tim tentang peran masing-masing.

Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan sebuah proses pengaruh social berkaitan dengan sifat dan
gaya dan perilaku individu yang menyebabkan orang lain mengikuti mereka. Otoritas Standar
Profesional telah mengidentifikasi kepemimpinan dalam NHS (National Health Service) dengan
menantang orang untuk mengambil tanggung jawab atas tindakan mereka sendiri, untuk
menantang perilaku orang lain dan untuk mengenali dan menyelesaikan konflik. Standar ini
didasarkan pada tujuh nilai inti: tanggung jawab, kejujuran, keterbukaan, rasa hormat,
profesionalisme, kepemimpinan dan integritas. Kualitas penting untuk kepemimpinan di NHS
yaitu: nilai-nilai bersama, tidak menjadi sinis, dapat membangun hubungan antara anggota,
menjadi tangguh, mendukung ide-ide baru, berkomunikasi dengan jelas dan jujur, mengelola ke
atas, mengatur waktu dengan hati-hati, minta maaf dan terima kasih dan bangun tim yang akan
menantang. 

Ada penjelasan mengenai berbagai jenis kepemimpinan dan yang paling sesuai dengan
kebutuhan NHS. Teori-teori ini cenderung berfokus pada keterampilan yang harus dimiliki
seseorang dalam situasi tertentu, sering kali berfokus pada keterampilan utama seperti: motivasi,
fleksibilitas, mengelola perubahan, komunikasi, dan menjadi panutan yang baik. Pentingnya
pemimpin dan manajer memfasilitasi staf untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan,
kesempatan untuk belajar dan tumbuh dan mendukung staf dengan sumber daya yang sesuai. Hal
ini sebagai cara untuk mengembangkan lingkungan kerja dan pembelajaran yang positif, yang
akan meningkatkan dan meningkatkan pengalaman staf dan pasien.

Pengelolaan/Manajemen

Manajemen adalah proses membuat sesuatu terjadi, dan menyelesaikan sesuatu dengan
menjalankan kepemimpinan. Manajemen sebagai tindakan mengumpulkan orang untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Peran manajer dalam mengembangkan lingkungan yang
efektif untuk perawatan yang aman. Pentingnya manajer dalam membuat hubungan antara Trust
dan staf. Manajer lingkungan harus secara jelas diidentifikasi sebagai pemimpin. Mungkin ada
kesulitan dalam kaitannya dengan manajemen tim karena praktisi sering kali diorganisir dalam
beberapa tim. Dalam tim yang berbeda ini mungkin ada manajer yang berbeda untuk anggota tim
yang berbeda. Manajer mudah diidentifikasi dalam suatu kerangka kerja, tetapi pemimpin kurang
jelas diidentifikasi kecuali mereka memiliki jabatan tertentu. Pentingnya memiliki lingkungan
kerja yang baik didokumentasikan dengan baik dengan bekerja di lingkungan kerja yang positif
yang diidentifikasi sebagai hak untuk staf. Setiap individu memiliki ide mereka sendiri tentang
apa ini, seringkali berdasarkan pengalaman lingkungan kerja yang positif dan negatif. Setiap
orang perlu bertanggung jawab atas lingkungan tempat mereka bekerja, baik itu di lingkungan
klinis maupun di universitas. Penting untuk memastikan bahwa setiap orang dalam tim
merefleksikan bagaimana perilaku mereka mempengaruhi anggota tim lainnya, baik secara
positif maupun negatif, untuk mengidentifikasi area untuk pengembangan.

Kesimpulan

kerja tim yang efektif merupakan bagian yang telah ditekankan dan bagaimana setiap
orang memiliki tanggung jawab untuk menjadi salah satu tim dan memfasilitasi kerja kolaboratif.
Untuk menjadi pemain tim yang baik, telah ditetapkan bahwa penting bagi individu untuk
memahami peran dan tanggung jawab mereka sendiri dan bagaimana hal ini sesuai dengan peran
dan tanggung jawab anggota tim lainnya. Strategi telah diidentifikasi untuk membantu dalam
mengembangkan keterampilan kerja tim baik untuk pelajar dan bidan yang berkualitas.

Chapter 3 Sociology Applied to Maternity Care

Bidan harus mempunyai kemampuan dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan


sosial pada setiap individu dan pada sebuah komunitas; bidan mampu menghormati dengan
berlatih, mempromosikan, mendukung hak, minat, keyakinan dan budaya pada seseorang. Pada
bab ini akan dijelaskan beberapa teori sosiologi dan bagaimana hal tersebut dapat berhubungan
dengan perawatan bersalin (Maternity Care). 

Definisi Masyarakat (Society)


Sosiologi merupakan bidang ilmu dimana mempelajari bagaimana kehidupan manusia,
kelompok sosial dan seluruh masyarakat. Hal ini perlu dipelajari karena memiliki aplikasi untuk
pelaynan kesehatan dan pemahaman mengenai melahirkan dalam suatu komunitas dan budaya.
Normal sosial adalah aturan dan keyakinan yang diharapkan untuk dipatuhi oleh setiap
anggotanya dengan konsekuensi melanggar suatu aturan, seiring berjalannya waktu hal ini dapat
berkembang dan beradaptasi dengan keadaan yang berbeda dalam masyarakat. 

Keluarga (The Family)

Keluarga merupakan kunci dari suatu masyarakat oleh karena itu berimplikasi pada
perkembangan identitas dan kepercayaan suatu individu. Menurut McKie dan Callan tahun 2012
mengatakan bahwa keluarga merupakan bentuk pengelompokan sosial yang tertua dan paling
bertahan lama. Seiring berjalannya waktu, pengertian keluarga ideal yaitu anggota keluarga yang
terdiri dari ibu, ayah dan dua anak. Namun sekarang ada banyak susunan keluarga yang berbeda
yang umum dan dapat diterima dalam masyarakat dan komunitas tempat mereka tinggal.
Keluarga tersebut dapat terdiri dari orang tua tunggal, keluarga tiri, anak-anak yang tinggal di
lebih dari satu keluarga dan pasangan yang tinggal bersama tetapi tidak menikah.

Dengan tingginya angka perceraian, perpisahan dan penurunan pernikahan juga


berdampak pada susunan keluarga. Berbagai jenis keluarga telah memiliki sdampak pada
kesehatan dan kesejahteraan anggota keluarga dan pengaturan dimana perempuan akan
melahirkan. Perkembangan teknologi juga dapat menyebabkan kompleksitas lebih lanjut dalam
hubungan keluarga. Contohnya yaitu inseminasi buatan oleh donor, fertilisasi in vitro dan ibu
pengganti. Isu utama bagi bidan dan petugas kesehatan lainnya adalah menyadari keragaman
struktur keluarga dan implikasinya yaitu tantangan dan sesuatu yang positif bagi perempuan dan
keluarga mereka. Penting untuk tidak membuat asumsi tentang hubungan dalam keluarga, hal ini
karena dapat menyebabkan perawatan dan penggunaan bahasa yang tidak tepat yang
mengakibatkan miskomunikasi dan hilangnya kepercayaan.

James dan Curtis tahun 2010 meggambarkan konsep ‘pameran keluarga’ disebut sebagai
‘kegiatan sehari-hari’ yaitu anggota keluarga berkomunikasi satu sama lain kepada orang
sekitarnya. Hal tersebut salah satu caranya yaitu melalui pembagian nama, biasanya nama
belakang atau nama keluarga yang diturunkan dari generasi ke generasi dan merupakan cara
untuk mengetahui. Hal ini dapat berimplikasi pada bidan karena nama keluarga bayi yang belum
tentu sesuai dengan yang diharapkan. Orang-orang dari luar Inggris dan komunitas serta budaya
lain mungkin memiliki sistem penamaan yang berbeda yang perlu disadari oleh bidan untuk
dapat memberikan perawatan yang peka dengan berbagai macam budaya.

Terdapat peristiwa dalam keluarga yang dapat berdampak negatif pada anggota keluarga
termasuk anak-anak dan perempuan, hal tersebut mencakup:

 Kemiskinan
 Melecehkan
 Penyalahgunaan Zat
 Kepadatan Penduduk
 Penyakit Kejiwaan (Mental Illness)
 Penyakit Fisik (Physical Illness)

Kekerasan dalam Rumah Tangga

Salah satu tindakan yang mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan keluarga adalah
kekerasan dalam rumah tangga. Kekerasan dalam rumah tangga yaitu setiap insiden
pengendalian, pemaksaan, perilaku mengancam, kekerasan atau pelecehan antara mereka yang
berusia 16 tahun atau lebih yang merupakan atau pernah terjadi, pasangan intim atau anggota
keluarga tanpa memandang jenis kelamin atau seksualitas. Penyalahgunaan dapat mencakup,
tetapi tidak terbatas pada psikologis, fisik, seksual, keuangan dan emosional.

Definisi kekerasan dalam rumah tangga telah memiliki perubahan seiring berjalannya
waktu, mulai dari hanya berkaitan dengan kekerasan fisik hingga sekarang menggabungkan
semua faktor diatas dan seputar penguntitan dan pernikahan secara paksa. Seorang suami untuk
menghukum istrinya secara fisik dapat diterima di Inggris, hal ini sekarang dianggap tidak dapat
diterima dan merupakan kejahatan di Inggris dan banyak negara lain, tetapi tidak di semua
negara. Namun, hal ini tidak berarti bahwa kekerasan dalam rumah tangga tidak terjadi. Peran
bidan untuk mengidentifikasi dan mendukung perempuan yang hidup dengan kekerasan dalam
rumah tangga. 

Melindungi Anak-Anak dan Orang Dewasa yang Rentan

Kekerasan dalam rumah tangga juga dikaitkan dengan perlindungan orang dewasa dan
anak-anak yang rentan, karena kerugian emosional yang dapat ditimbulkan pada anak-anak yang
menyaksikan dan hidup dengan kekerasan dalam rumah tangga. Semua masyarakat menghargai
anak-anak mereka sebagai generasi penerus. Namun, masih ada kasus mereka yang keluar dari
normal sosial dan melakukan kekerasan terhadap anak. Bidan adalah bagian dari tim
pengamanan untuk orang dewasa dan anak-anak yang rentan, kemudian penting untuk
mengidentifikasi untuk membantu keluarga agar mereka dapat merawat anak-anak mereka
dengan cara yang lebih tepat dan aman.

Kemiskinan

Salah satu masalah dalam keluarga yang memiliki dampak besar pada kesehatan dan
kesejahteraan anggota adalah kemiskinan. diakui bahwa orang dengan pendapatan lebih
memiliki kesehatan yang lebih baik dibandingkan pendapatan yang kurang. Hal tersebut
digolongkan sebagai ketidaksetaraan kesehatan dan hal ini telah konsisten selama bertahun-
tahun. Keluarga yang hidup dalam kemiskinan memiliki kesehatan dan kesejahteraan yang lebih
buruk. Hal tersebut berkaitan dengan kemampuan untuk membeli makanan segar dan berkualitas
baik, lingkungan tempat tinggal yang tidak aman. 
Gambar: Dampak kemiskinan terhadap kesehatan

Gambar: dampak kemiskinan terhadap sosial


Gender dan seksualitas

Gender dan seksualitas sering disalah artikan dengan menjadi komponen penting bagi
identitas seseorang. Istilah yang digunakan yaitu gender yang umumnya dibentuk secara sosial
berdasarkan jenis kelamin biologis kita (Marchbank dan Letherby 2007). Sedangkan seksualitas
merupakan bentuk menyukai hasrat secara fisik untuk melakukan hubungan seksual. Kedua
komponen identitas ini sangat berkaitan dengan penampilan kita di masyarakat, Sebelumnya,
kita terfokus pada identitas alamiah yaitu laki-laki dan perempuan heteroseksual, namun
sekarang telah ada lesbian, gay, transgender, biseksual, transeksual, (Komunitas LGBT). Hal ini
berhubungan dengan norma sosial yang berlaku dan berdampak pada diskriminasi kelompok
tertentu sehingga kelompok yang dikucilkan ini umumnya tidak terbuka dengan petugas
kesehatan. Contohnya pada ibu lesbian yang sering tidak memperoleh asuhan yang mereka
butuhkan. sebagian besar pasangan lesbian tidak akan memberitahu orientasi seksual mereka
kepada bidan (ini adalah hak mereka untuk tidak mengungkapkannya), namun hal ini dapat
berdampak pemberian asuhan yang kurang sesuai. Hal ini ditambah dengan prasangka dan
kurangnya pemahaman tenaga kesehatan. Kelompok ini berhak untuk mendapatkan asuhan yang
dibutuhkan tanpa adanya diskriminasi dan ketakutan.

Pada masyarakat yang memiliki peran, identitas, ekspektasi dan karakteristik masing-
masing individu berdasarkan gender mereka yang berfokus pada feminitas dan maskulinitas.
Sifat ini biasanya berdampak pada keluarga dan pandangan masyarakat terhadap peran
perempuan dan laki-laki. Yang masih menjadi perdebatan contohnya peran ayah yang belum
sepenuhnya didapatkan dan menitikberatkan pada peran ibu saja. Oleh karena itu asuhan
kebidanan seharusnya terfokus pada seluruh keluarga, bukan hanya asuhan kepada ibu dan
bayinya saja.

Etnis dan ras

Ras dan etnis menjadi salah satu yang mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang. Hal
ini dibuktikan bahwa ada etnis miskin tertentu yang kurang dalam akses kesehatannya, adanya
faktor resiko terjadinya penyakit pada genetik tertentu dan kebudayaan. Contohnya sunat anak
perempuan (meningkatkan AKB dan abnormalitas kongenital), kemudian usia perkawinan. Hal
ini akan berbeda setiap kultur dan bahkan antar negara. Ras dan etnis ini juga berkaitan erat
dengan mayoritas dan minoritas sehingga dapat timbul rasis (kepercayaan bahwa ada ras yang
superior dibandingkan ras lainnya dan menciptakan ketidaksetaraan). namun terdapat kesulitan
untuk mengelompokkan orang kedalam kategori ras tertentu khususnya pada ras campuran. oleh
karena itu, Giddens (2009) mendefinisikan etnis sebagai "praktik budaya dan pandangan
masyarakat tertentu yang membedakan mereka dengan lainnya".

Disabilitas

Seseorang dikatakan disabilitas jika memiliki gangguan fisik atau mental, gangguan
tersebut memiliki efek merugikan yang substansial dan jangka panjang pada kemampuan untuk
melakukan aktivitas normal sehari-hari (Equality Act 2010). 3 hal yang berkaitan dengan istilah
ini yaitu dianggap sebagai yang lemah dan tidak berdaya, aktivitasnya dibatasi/terbatas, serta
dilabeli disabilitas dengan citra negatif.
Oleh karena itu, dari wawancara didapatkan model afirmasi yang diinginkan oleh ibu
hamil dan perempuan penyandang disabilitas yaitu dirayakan (kehamilannya), pencapaian,
bonding dan kepercayaan diri. Terdapat istilah model sosial disabilitas yaitu bagaimana
pandangan masyarakat dan perlakuannya terhadap orang penyandang disabilitas, model ini
berlawanan dengan disabilitas medis sehingga berfokus pada apa yang dapat dilakukan agar
penyandang disabilitas dapat lebih berdaya. model ini berdasarkan "impairment" yaitu ketiadaan
atribut yang mempengaruhi seseorang (contohnya tidak dapat berjalan) dan "disabilitas" yaitu
pembatasan kesempatan pada individu penyandang disabilitas. 

Hal ini berkaitan dengan bidan sebagai pemberi asuhan bagi perempuan disabilitas atau
orangtua dengan anak disabilitas. contohnya perempuan yang tidak segera hamil dan infertil
dianggap gagal sebagai seorang perempuan, perempuan yang tidak dapat melahirkan secara
spontan dianggap belum sepenuhnya menjadi perempuan. selain itu, kesalahan pemilihan kata
oleh bidan juga dapat memperparah hal ini karena mempengaruhi kepercayaan diri dan mental. 

Sejalan dengan kecanggihan skrinning antenatal dan pemeriksaan diagnostik, para orangtua
menjadi khawatir bagaimana jika hasilnya tidak sesuai dengan yang diinginkan dan bagaimana
jika ada kelainan. 

Kesehatan dan Kesejahteraan

Kesehatan diartikan sebagai tidak sakit serta dapat beraktivitas dengan normal. kesehatan
merupakan bagian dari kesejahteraan, seseorang yang sedang menderita sakit belum tentu
dikatakan tidak sejahtera. hal ini sesuai dengan asuhan kebidanan bahwa bidan harus
memperkenalkan pada ibu bahwa kehamilan bukanlah sebuah penyakit dan semua proses ini
adalah hal yang normal dialami. adanya medikalisasi persalinan, terfokus kepada resiko dan
keberadaan dokter malah menegaskan yang sebaliknya, persalinan digambarkan sebagai suatu
kondisi sakit. hal inilah yang menurunkan kepercayaan diri ibu dan meningkatkan intervensi
yang tidak perlu. penyebutan yang digunakan juga dapat mempengaruhi psikologis ibu, seperti
"gagal dilakukan induksi" "persalinan tak maju" yang menggambarkan bahwa tubuh sebagai
sebuah mesin yang tidak bekerja dengan benar. 

Implikasi dan respon seseorang dalam persalinan menggambarkan kesehatan, kesakitan


dan kesejahteraan. sakit berperan dalam memberikan seseorang pengalaman dan bagaimana
mereka seharusnya menghadapinya. kaitannya dengan kehamilan, bahwa hal ini tidak dianggap
sebagai penyakit namun sebagai identifikasi kesehatan. bidan dapat menyarankan ibu untuk
konsumsi makanan tinggi gizi dan beraktivitas dengan normal.
POIN PENTING
1. masyarakat dan lingkungan memiliki dampak yang signifikan terhadap kehidupan kita
2. pandangan dan norma dalam masyarakat dapat melabeli seseorang sebagai orang yang
menyimpang
3. bidan berperan untuk melindungi orang-orang rentan dalam masyarakat
4. penting bagi bidan untuk mengesampingkan pandangan pribadi untuk menjadi bidan
yang penuh perhatian dan kasing sayang.

Chapter 4 Psychology applied to maternity care


Definisi Psychology
Psikologi berhubungan dengan pikiran, perasaan dan motivasi yang mendasari perilaku.
Psikologi adalah studi ilmiah tentang perilaku dan proses mental yang muncul sebagai disiplin
ilmu yang berbeda sekitar 150 tahun yang lalu (Hewstone et al. 2005). Psikologi dalam
kebidanan meliputi :

Tabel 4.2 Perbedaan antara baby blues dan depresi pascamelahirkan

Baby blues Depresi pascamelahirkan

Suasana hati yang rendah – memuncak 4-5 Dapat terjadi kapan saja pada awal atau akhir
hari setelah melahirkan, biasanya periode postnatal
menghilang dalam 4 minggu

Perempuan mungkin mengalami: Perempuan mungkin mengalami:


 Kelelahan  Ketidakmampuan untuk mengalami
 Merasa terlalu emosional hingga kesenangan
menangis  Suasana hati yang tertekan
 Perubahan suasana hati  Kehilangan minat atau kesenangan
 Semangat rendah  Peningkatan atau penurunan nafsu makan
 Kecemasan yang signifikan
 Lupa dan pemikiran kacau  Insomnia atau hypersomnia
 Depresi  Agitasi atau keterbelakangan psikomotor
 Kebingungan  Kelelahan atau kehilangan energi
 Sakit kepala  Perasaan tidak berharga atau bersalah
 Iritabilitas insomnia  Konsentrasi berkurang
 Labilitas emosional  Pikiran untuk bunuh diri yang berulang
 Biasanya tidak memerlukan Memerlukan intervensi perawatan kesehatan
intervensi (lihat Bab 13: “Perinatal mental health” untuk
perincian lebih lanjut)

Baby blues dan depresi pasca melahirkan 


Fenomena emosional ini bersifat sementara, dimulai antara 4-5 hari pascakelahiran dan
berlangsung kurang dari sebulan. Sebaliknya, Depresi postnatal (PND) berbeda dari baby blues
karena dapat terjadi kapan saja selama periode pascakelahiran termasuk hingga satu tahun
pascakelahiran dan memiliki dampak signifikan pada pemulihan fisik dan psikologis perempuan
setelah melahirkan dengan insiden 10-15% . 

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi status psikologis perempuan seperti kesulitan


menyusui, mengatasi tangisan, bayi gelisah dan kelelahan (Taylor dan Johnson 2010). Namun,
hal ini tidak dapat dihindari sehingga bidan dapat berkontribusi pada kesejahteraan psikologis
ibu dengan memberikan dukungan praktis yang berkaitan dengan pemberian makan bayi dan
membangun kepercayaan diri perempuan dalam keterampilan menjadi ibu (Marshall et al.
2007). 

Periode pascakelahiran adalah perjalanan emosional, di mana perempuan beradaptasi


dengan peran dan tuntutan keibuan dan menegosiasikan kembali identitas mereka. Perjalanan
emosional yang labil tak terelakkan menjadi bukti untuk menggambarkan bahwa perbaikan
pemulihan fisik pascakelahiran sejalan dengan peningkatan psikologis (Jomeen dan Martin
2008a); sebuah studi oleh McKenzie dan Carter (2013) menemukan bahwa transisi menjadi
orang tua dapat menghasilkan peningkatan tekanan psikologis dan kesehatan mental setelah
periode pascakelahiran. 

Ringkasan
Bidan akan terlibat dalam merawat perempuan dalam parameter fisiologis normal
persalinan yang dapat membawa patologi psikologis mereka ke kehamilan. Sebagian besar
perempuan akan mengalami berbagai emosi yang berbeda dan bergelombang dalam kehamilan,
kelahiran dan periode pascakelahiran. Bidan memiliki peran kunci dalam mendukung perempuan
melalui perjalanan emosional mereka dengan menyadari berbagai tantangan yang mungkin
mereka alami. 

Pentingnya psikologis dari hubungan perempuan-bidan 


Untuk perempuan
Melahirkan adalah pengalaman yang kompleks. Bidan perlu memahami kompleksitas ini,
tetapi juga mampu membangun hubungan yang efektif dengan perempuan saat mereka kesakitan,
terganggu, cemas dan takut atau dirugikan dalam beberapa hal dan menawarkan dukungan yang
dibutuhkan perempuan. kondisi sosial yang tercipta melalui kehadiran orang-orang yang
mengelilingi perempuan pada saat itu dan hubungan yang terbentuk dalam konteks tersebut.
Hal ini menyoroti peran penting yang dimiliki bidan dalam menciptakan konteks dan
pengalaman melahirkan anak. Sementara sebagian besar perempuan menilai peristiwa seputar
persalinan dengan proses yang memuaskan akan membuat transisi menjadi ibu lebih lancar,
penanganan dan pemrosesan emosi ibu yang berhasil sangat penting. White (2005) menunjukkan
bahwa kegagalan untuk memproses emosi dengan sukses dapat menjelaskan munculnya kondisi
seperti depresi PND atau stres traumatis pascakelahiran. Sedikit informasi langsung yang ada
tentang bagaimana interaksi dengan pemberi perawatan dapat mendukung pemrosesan emosional
sendiri, tetapi bukti menunjukkan bahwa cara bidan menangani emosi dapat berdampak
signifikan pada perempuan. Ini bisa dalam hal pengambilan keputusan perempuan (Edwards
2009) dan tingkat kecemasan pada saat itu (Byrt et al. 2008; Hunter et al. 2008), tetapi juga
disarankan bahwa hubungan bidan-perempuan merupakan aspek penting dari kepuasan.

Untuk bidan 
Emosional adalah fitur dari semua hubungan manusia yang berurusan dengan emosi kita
sendiri dan orang lain. Interaksi antara bidan dan perempuan seperti yang telah disarankan adalah
pertemuan sosial. Bidan perlu mengelola perasaannya agar sesuai dengan situasi yang
dihadapinya (Deery dan Hunter 2010); Billie Hunter (2006) menulis tentang empat situasi kunci
yang dihadapi bidan; ini termasuk pertukaran seimbang, pertukaran ditolak, pertukaran terbalik
dan pertukaran tidak berkelanjutan. Tiga pertukaran terakhir membutuhkan 'kerja emosi' tingkat
tinggi oleh bidan, sementara pertukaran seimbang, di mana ada 'memberi dan menerima' di
kedua sisi, lebih bermanfaat secara emosional bagi bidan. Ini menyoroti signifikansi yang jelas
dari hubungan positif bagi bidan dan juga perempuan, yang dapat terjadi bahkan dalam
menghadapi hasil yang merugikan di mana hubungan yang mendukung telah memungkinkan
situasi menjadi sebaik mungkin dalam keadaan tersebut (Deery dan Hunter 2010); 
Seringkali, bagaimanapun, bidan menggunakan strategi untuk tetap terpisah. Ruth Deery (Deery
dan Hunter 2010) menjelaskan: 
 Detasemen teknis: Fragmentasi perawatan perempuan menjadi tugas-tugas yang dapat
dikelola secara berurutan untuk memaksimalkan kontrol bidan dalam pengambilan
keputusan klinis. 
 Detasemen emosional: Bertujuan untuk melindungi dari keterlibatan berlebihan dengan
perempuan, seringkali terlibat dalam masa kecemasan tinggi, yang mungkin memiliki
manfaat jangka pendek bagi bidan. 

Memulai, membangun, dan memelihara hubungan 


Inti dari hubungan adalah komunikasi yang efektif. Komunikasi itu kompleks dan lebih
dari sekadar menyampaikan informasi. Pada dasarnya komunikasi terbagi menjadi dua
kelompok; verbal dan non-verbal, tetapi kita berkomunikasi dalam tiga cara, melalui isi ucapan
kita, bahasa tubuh kita, dan nada suara kita. 
Komunikasi lisan: Mengacu pada penggunaan ucapan dan tulisan untuk berbagi pikiran,
perasaan dan ide dengan orang lain. 
Komunikasi nonverbal: Termasuk semua cara lain orang berbagi pikiran, perasaan dan ide: 
 ekspresi wajah 
 menyentuh 
 gerakan seperti anggukan kepala 
 kesunyian 
 cara orang duduk atau berdiri 
 ruang yang mereka pertahankan di antara mereka. (Arnold dan Boggs 2007; Sully dan
Dallas 2010

Kesan pertama 
Konteks di mana bidan dan perempuan bertemu untuk pertama kalinya pasti akan
berdampak pada inisiasi hubungan. Kesan awal, terutama yang diperoleh dari komunikasi non-
verbal sering kali paling berpengaruh dan bertahan lama dan bisa negatif atau positif.

Membangun dan/atau memelihara hubungan perempuan-bidan 


Begitu kesan telah terbentuk, orang mencari bukti yang memperkuat kesimpulan awal
mereka. Perempuan telah menyoroti karakteristik bidan yang membentuk hubungan dekat atau
jauh. Nicholls dan Webb (2006) menyatakan sifat/ciri bidan yang 'baik' yang penting bagi
perempuan. Ini adalah bidan yang: ramah, baik, tersenyum, peduli, mudah didekati, tidak
menghakimi, punya waktu, menghargai, memberikan dukungan dan persahabatan, dan
merupakan komunikator yang baik. Bidan yang 'baik' menjalin hubungan dan menciptakan
hubungan yang bersifat sosial (Bharj dan Chesney 2010). Bidan yang 'buruk' tidak membantu,
tidak peka, tiba-tiba, kasar, gagal mendengarkan dan kurang perhatian (Nicholls dan Webb
2006), gagal menanggapi kebutuhan dukungan perempuan dan dianggap tidak sopan dan tidak
peka, 
Bidan sendiri menyadari bahwa mereka tidak selalu mampu membentuk hubungan
emosional dengan seorang perempuan; dalam kasus ini mereka membentuk hubungan
profesional yang memperhatikan aspek fisik perawatan (McCrea dan Crute 1991). Sementara
perempuan memprofilkan bidan 'buruk', hal ini paling sering didasarkan pada sikap bidan,
sifat/ciri dan kurangnya hubungan, daripada kegagalan untuk memberikan perawatan fisik (Bharj
dan Chesney 2010). Hal ini menunjukkan betapa berharganya hubungan bidan-perempuan dalam
pengalaman perawatan perempuan. Kombinasi perilaku komunikasi verbal dan non-verbal
mendasari penilaian perempuan tentang sifat/ciri bidan. 

Konsep yang mendukung komunikasi efektif dan hubungan bidan perempuan 


Mendengarkan 
Mendengarkan adalah keterampilan yang sulit untuk dikembangkan karena membutuhkan
waktu (Raynor dan England 2010). Ini dipengaruhi oleh beberapa dasar:
 Perempuan tidak suka bertanya karena bidan sibuk. 
 Bidan yang bekerja di lingkungan yang terfragmentasi dan sibuk mungkin melihat sedikit
gunanya mendengarkan perempuan yang tidak akan pernah mereka temui lagi. 
 Bidan fokus pada tugas bukan perempuan, yang menghalangi mereka untuk mendengar
perempuan. 
 Bidan lebih mementingkan pemberian informasi dan nasehat, karena mereka lebih tahu. 

Kehadiran
Penawaran kehadiran dan waktu adalah bentuk dukungan psikososial yang kuat. 

Memercayai 
Ketika seorang ibu merasa aman dalam hubungannya dengan bidan, hubungan positif
lebih mungkin berkembang karena ibu merasa diakui dan dihargai. Ini bertentangan langsung
dengan bidan yang memberikan otoritas, menawarkan pilihan tetapi kemudian mengajukan
pendapat pribadi, baik melalui komunikasi verbal atau nonverbalnya, atau menjaga gerbang
melalui penyembunyian informasi hal ini dapat berimplikasi pada kesehatan psikologis
perempuan. 

Ringkasan 
Perempuan yang memiliki hubungan yang baik dengan bidan adalah inti dari pengalaman
melahirkan mereka; banyak bidan memiliki keyakinan yang sama. Isyarat verbal dan non-verbal
sangat penting dalam kesan pertama dan membangun serta memelihara hubungan. Hubungan
yang baik dibangun di atas kepercayaan, kebersamaan dan empati. Semua aspek ini memerlukan
pendekatan aktif bukan pasif dan dapat menuntut secara emosional.

Bonding dan attachment


Bonding dan attachment sangat penting untuk hubungan ibu-anak dan kesejahteraan bayi.
Penting untuk membedakan antara 'bonding' dan 'attachment' karena istilah tersebut sering
digunakan secara bergantian (Redshaw dan Martin 2013). 

Mendefinisikan bonding dan attachment


 Bonding menggambarkan hubungan ibu-bayi, yaitu hubungan ibu dengan bayinya. 
 Attachment menggambarkan hubungan bayi-ibu yaitu hubungan bayi dengan
ibu/pengasuh. 
Teori attachment telah menginformasikan pemahaman kita tentang pentingnya ikatan bayi-
ibu, 'dasar aman' (Bowlby 1988), untuk kesejahteraan psikologis dan fisiologis bayi. Attachment
digunakan untuk mendefinisikan hubungan bayi dengan pengasuhnya. Bonding, seperti yang
dijelaskan oleh Altaweli & Roberts (2010) adalah fenomena kompleks yang mendefinisikan
keterikatan emosional yang mendalam dan bertahan lama antara ibu dan janin dalam kandungan,
yang berkembang menjadi ikatan dengan neonatus setelah kelahiran. Laxton-Kane dan Slade
(2002) juga mencatat bahwa attachment dan bonding berbeda dalam ikatan (pascanatal) yang
timbal balik – bayi akan berhubungan langsung dengan ibu. Namun, penting untuk
perkembangan sensorik dan kognitif fisik neonatus/bayi bahwa hubungan timbal balik ini diakui
oleh ibu untuk memungkinkan keterikatan yang aman dari bayi 

Pentingnya bonding
Bonding meningkat selama kehamilan (Della Vedova et al. 2008; Cannella 2005) dan
berhubungan positif dengan gerakan awal janin (Hjelmstedt et al. 2006). Bonding antenatal telah
dikaitkan dengan hubungan orangtua-bayi pascakelahiran, perkembangan bayi dan kesehatan
psikologis ibu dan anak (Figueiredo dan Costa 2009; Della Vedova et al., 2008), serta
meningkatkan perilaku kesehatan dalam kehamilan dan pembentukan identitas ibu (Della
Vedova dkk. 2008). Namun, juga telah diusulkan bahwa berkurangnya bonding selama
kehamilan dapat bertindak sebagai mekanisme perlindungan terhadap kehilangan (Clement
1998). Penelitian awal tentang bonding oleh Kennell et al. (1974) berfokus pada konteks
pascakelahiran dan menggambarkan ibu yang diberi kontak langsung setelah melahirkan, dan
kontak yang diperpanjang setelahnya dan menemukan bahwa para perempuan ini menunjukkan
perbedaan yang signifikan dalam 'perhatian dan daya tanggap' terhadap bayi mereka sejak lahir
hingga satu tahun.  Mitchell (2001) memperkuat argumen ini yang menunjukkan bahwa bonding
dengan janin adalah konstruksi budaya yang terkait dengan dampak perilaku perempuan
terhadap perkembangan bayi. Sementara ini merupakan pertimbangan penting dalam hal
konsekuensi ibu, bukti menunjukkan periode 'sensitif' memang ada pasca-kelahiran (Bystrova et
al. 2009), yang ditingkatkan dengan kulit langsung, menyusui dan rawat inap. Tetapi ikatan
adalah lebih dari kedekatan; bonding menggunakan semua indera, termasuk bau, rasa, sentuhan
dan suara bayi. 

Pentingnya attachment  
Bowlby (1988) mendefinisikan berbagai bentuk keterikatan, terutama keterikatan aman
dan tidak aman dan menemukan bahwa bayi yang menunjukkan keterikatan aman dengan
pengasuh mereka lebih mandiri.

Kotak 4.3  Perilaku aman attachment

·         Mandiri
·         Percaya diri
·         Harga diri yang tinggi
·         Ketangguhan
·         Fleksibel
·         Penasaran dan eksplorasi
·         Mampu mengatur perilaku
·         Mampu membentuk hubungan
·         Kegigihan
·         Kompeten secara sosial
·         Empati
·         Terjamin secara sosial

Keterikatan yang aman (lihat Kotak 4.3) membutuhkan ketersediaan psikologis ibu untuk
berhubungan dengan bayinya. Sroufe (2005) mencatat bahwa untuk bayi dengan kelekatan ibu
yang aman, di kemudian hari mereka menunjukkan lebih banyak fleksibilitas, ketahanan, rasa
ingin tahu dan perilaku eksplorasi, dapat memoderasi perilaku mereka, lebih percaya diri,
kompeten secara sosial dan dapat mengembangkan hubungan yang sehat. 

The US National Institute of Child Health and Human Development (NICHD) Study of
Early Child Care and Youth Behavior (2006) mencatat kualitas interaksi ibu-bayi adalah
'prediktor yang paling penting dan konsisten dari perkembangan kognitif dan sosial anak' dan
hasil yang lebih baik ketika ibu 'sensitif, responsif, penuh perhatian, dan merangsang secara
kognitif'. Sebuah meta-analisis ke dalam keterikatan yang tidak teratur dan masalah perilaku
kemudian menemukan bahwa ketidakamanan keterikatan dikaitkan dengan masalah perilaku
yang lebih banyak terjadi pada anak laki-laki (Fearon et al. 2010).

Faktor-faktor potensial yang mempengaruhi attachment dan bonding


Ultrasound scans dan bonding  
Ahli sonografi untuk melihat dan mengukur janin dari perspektif klinis; dan orang tua,
yang menganggap pemindaian (scan) sebagai kesempatan untuk 'melihat bayinya'. Dia
melaporkan bahwa karakteristik perilaku, kepribadian dan fisik diproyeksikan ke janin dengan
interpretasi imajinatif dari fitur pemindaian (scan) untuk menciptakan identitas janin. Namun,
kualitas pengalaman scan bonding bergantung pada sensitivitas dan umpan balik sonografi
(Roberts 2012). Ada beberapa bukti bahwa melihat janin pada pemindaian (scan) dapat membuat
lebih sulit kehilangan bagi beberapa perempuan (Black 1992). Baru-baru ini pengenalan
komersial pemindaian 3D dan 4D non-diagnostik untuk mempromosikan bonding telah
mendorong orang tua untuk 'bertemu' terlibat dengan janin sebelum kelahiran. Spekulasi awal
tentang efek psikologis potensial dari pemindaian 3/4D didasarkan pada reaksi emosional
terhadap pemindaian ini (Campbell 2002). Beberapa penelitian telah melaporkan dampak ikatan
yang positif (Roberts 2012; de Jong-Pleij et al. 2013). Bukti untuk mendukung manfaat
psikologis dari scan bonding tetap lemah; pemindaian tetap ada dan penting bagi ahli sonografi
untuk mendekati deskripsi janin mereka dengan penuh pertimbangan dan bidan menghargai
pentingnya pemindaian dalam hal dampaknya terhadap ibu, baik negatif, positif, atau ambivalen. 

Status psikososial ibu 


Faktor dalam keluarga misalnya depresi ibu, pendapatan rendah, kekerasan dalam rumah
tangga atau kurangnya dukungan sosial dapat berdampak pada proses bonding. Ketika ibu
merasa tidak aman dalam lingkungan sosialnya, ketidakamanan ini dapat mengakibatkan
keterikatan yang tidak aman bagi bayinya. Lebih jauh lagi, jika terdapat perbedaan antara
representasi antenatal bayi oleh ibu, yang mungkin muncul dari pemindaian (scan) dengan bayi
'asli', ada potensi ikatan sumbang (Huth-Bocks et al. 2011). Sementara promosi dan dukungan
ikatan itu penting, bonding tidak selalu instan dan praktisi harus berhati-hati untuk tidak
menciptakan standar bagi perempuan yang tidak realistis dan tidak dapat dicapai, dalam konteks
kehidupan mereka dan kontinum transisi keibuan. 

Ringkasan 
Hubungan antara ibu dan bayi adalah dasar untuk semua hubungan di masa depan. Hal
ini penting untuk kelangsungan hidup bayi yang secara naluriah akan melekat pada pengasuhnya
dan merupakan aktivitas yang kuat, naluriah, emosional dan biologis pada perempuan yang
terjadi pada periode antenatal dan postnatal. Teori bonding dan attachment secara jelas
didefinisikan dan dibahas dalam literatur dan peran bidan adalah untuk menavigasi melalui
kehamilan dan periode pascakelahiran dengan perempuan tersebut, mempromosikan setiap
kesempatan bagi ibu untuk mengembangkan hubungan yang dalam dan bermakna dengan
bayinya. Ini mungkin memerlukan pendekatan interprofesional dan rujukan ke layanan
tambahan, untuk memastikan para ibu mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan untuk
menentukan tempat yang aman bagi diri mereka sendiri dan bayi mereka.

Kesimpulan 
Melahirkan memberi perempuan tantangan yang terkadang kesulitan. Perempuan akan
mengalami keadaan suasana hati yang berfluktuasi, emosi negatif dan positif yang dipengaruhi
oleh banyak faktor; tanggapan perempuan pasti akan sama individualnya dengan pengalaman
perempuan. Bidan secara ideal ditempatkan untuk mendukung perempuan melalui penyesuaian
emosional normatif yang mewujudkan periode ini dalam kehidupan perempuan, tetapi juga
ditempatkan dengan baik untuk mengidentifikasi pemicu yang mungkin menandakan tekanan
psikologis.

Chapter 5 Parenthood

Bab 5 Orang Tua

Orang tua merupakan seseorang yang melahirkan keturunan secara biologis dan
mengambil peran mengasuh anak melalui pendewasaan menuju kemandirian sosial. Menurut
Smith (2010) pengasuhan merupakan transisi kehidupan yang terjadi pada sebagian orang baik
sebelum atau sesudah kehamilan dan berlanjut sepanjang hidup. Dalam hal ini keluarga
merupakan sekelompok orang yang terikat kekerabatan, dimana terjadi pengasuhan anatar orang
tua dan anak. Model keluarga tradisonal terbentuk pada pernikahan anatara seorang pria dan
seorang perempuan. Secara historis, keluarga dan kekerabatan pada pertengahan 1800-an diambil
dari antropologi yang berkaitan dengan ide-ide keterkaitan biologis (Chambers 2012).
Sedangkan di Eropa Barat dan Amerika dipengaruhi oleh pandangan dunia Yahudi-Kristen
terkait pernikahan dan kehidupan keluarga ini. Secara sosiologis, pada tahun 1850-an pernikahan
merupakan suatu intstitusi untuk memenuhi kebutuhan prokreasi dan pengasuhan anak secara
biologis.

Ibu dan Ayah

Menurut Gillespie (2003) menjadi ibu mencerminkan identitas gender feminism yang
menggambarkan peran sosial perempuan.  Dimana hal mengasuh anak menjadi peran yang harus
dimiliki oleh perempuan selain hamil, melahirkan dan menyusui tetapi ayah juga memiliki peran
untuk mengasuh anak-anak. The Fatherhood Institute (2008) berpendapat bahwa keterlibatan
awal ayah dalam kehidupan bayinya sebelum, selama dan setelah kelahiran dapat meningkatkan
keterlibatan berkelanjutan dalam kehidupan anak selanjutnya. Peran ayah untuk memberikan
dukungan juga diperlukan dalam masa kehamilan, persalinan serta setelah persalinan dalam
merawat bayi.

Orang Tua Genetik, Biologis, Dan Sosial

Orang tua genetik merupakan seorang pria dan perempuan yang telah menyediakan
spermatozoon (pria) dan ovum (perempuan) sehingga terjadi pembuahan dan menjadi janin.
Secara tradisional, orang tua genetik akan bertanggung jawab dalam pengasuhan anaknya. Orang
tua biologis adalah orang dengan siapa anak tersebut memiliki hubungan biologis langsung.
Orang tua sosial merupakan yang memenuhi peran pengasuhan anak selama kehamilan dan
setelahnya, atau hanya setelah lahir.

Konsepsi Sepanjang Umur

Seseorang mengalami menjadi orang tua memiliki tahap yang berbeda beda dalam
kehidupannya. Dalam perspektif biologis, seorang perempuan dapat mengalami masa konsepsi
pertama kali pada saat remaja ketika sudah mengalami menstruasi. Begitu juga dengan laki-laki
ketika sudah mencapai kematangan seksual baru dapat mampu menjadi ayah. Selama masa
konsepsi pembuahan dapat dikendalikan dengan penggunaan alat kontrasepsi dalam keluarga
berencana. Menurut ONS (2013) mayoritas konsepsi secara konsisten terjadi pada kelompok usia
20-24 tahun, dengan yang paling sedikit terjadi pada perempuan usia 40 tahun ketas.

Orang Tua Remaja

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) (2004) mendefinisikan kehamilan remaja sebagai


kehamilan pada perempuan berusia 10-19 tahun. Menjadi orang tua muda dapat menimbulkan
aktivitas seksual dini, berhubungan dengan moral dan perlindungan anak. Pada gadis remaja
lebih memungkinkan terjadi hubungan seksual non-konsensual (pemerkosaan) atau paksaan baik
dengan pasangan yang seusia atau pasangan yang jauh lebih tua. Sama dengan halnya laki-laki
muda juga berpeluang mendapatkan kekerasan atau pelecehan seksual. Kehamilan pada remaja
dapat menunjukan hubungan seksual tanpa pengaman, yang dapat menimbulkan terjadinya
infeksi menular seksual (IMS) dan HIV. Infeksi klamidia, gonore, dan kulit kelamin muncul
diantara kelompok usia 16-19 tahun pada perempuan dan kelompok usia 20-24 tahun pada pria.
Selain faktor ekonomi, serta keyakina, faktor sosial juga berpengaruh juga pada kehamilan
remaja.

Ibu Yang Lebih Tua

Kesuburan perempuan biasa berakhir sekitar 10 tahun sebelum menopause, atau sekitar
pertengahan empat puluhan. Usia optimal bagi perempuan untuk melahirkan anak anatar 20-35
tahun. Pada ibu yang lebih tua memiliki beberapa resiko komplikasi terhadapat kehamilannya.
Karena dapat dilihat masa kesuburan perempuan akan terus berkurang sesuai dengan
bertambahnya usia.
Disabilitas Dan Pengasuhan Anak

Disablitas yaitu seseorang yang memiliki gangguan pembatasan aktivitas, dan


pembatasan partisipasi. Ibu hamil yang mengalami disabilitas seringkali dianggap sepenuhnya
bergantung pada orang lain dan dinilai tidak dapat melakukan pengasuhan keada anak dengan
optimal. Bidan dapat melakukan asuhan kepada perempuan disabilitas dan anak mereka dengan
mengakui, mendukung, menilai kebutuhan perempuan, bayi mereka dan keluarga yang lebih luas
dan bertindak untuk mencapai kepentingan terbaik mereka.

Gaya Pengasuhan Dan Saran Ahli

Gaya pengasuhan orang tua dipengaruhi oleh lingkungan dan budaya yang ada di sekitar
mereka. Selain itu, informasi dan saran dari tenaga kesehatan profesional yakni bidan, dokter
umum, dan dokter obgyn memiliki pengaruh terhadap gaya pengasuhan mereka. Informasi dan
saran ini dapat dilakukan melalui kontak langsung dan berbagai format media yang saat ini telah
di pilih oleh banyak orang tua.

Gaya Berbasis Rutinitas Jadwal

Gaya berbasis rutinitas atau jadwal dapat memberikan rasa aman bagi orang tua yang
menghargai prediktabilitas dalam kehidupan pascakelahiran mereka, tetapi mungkin
mengandalkan premis yang agak paternalistik. Sedangkan rutinitas uang ketata dan tidak
berdasarkan bukti dapat meniadakan interaksi baik secara fisiologis maupun psikososial anatar
ibu dengan bayi. Bidan yang ingin mengadopsi pendekatan ini seharusnya dapat memperkuat
aspek positif tidak hanya dari satu faktor tapi faktor yang lainnya juga seperti faktor lingkungan.

Pengasuhan Lampiran

Kedekatan orangtua melalui proses menggendong dan menyusui terbukti dapat


memberikan dampak positif terhadap fisiologi laktasi, imunologi bayi, dan ikatan ibu dan bayi.
Proses ini didukung dengan menempatkan bayi dari kulit ke kulit ibu. Pencegahan yang dapat
dilakukan untuk mengatasi Kejadian Sindrom Kematian Bayi Mendadak (SIDS) yakni dengan
menempatkan bayi tidur dengan orangtuanya selama enam bulan pertama kehidupannya.

Pola Asuh Pragmatis

Pengasuhan pragmatis dinilain cukup baik yakni terlihat pada orangtua yang
memprioritaskan dan memenuhi kebutuhan anak-anak mereka, memberikan perawatan dan
rutinitas yang konsisten sambil melibatkan bantuan dari layanan yang relevan ketika terdapat
masalah. Pendekatan ini berarti orangtua fleksibel dan kemungkinan orangtua untuk
mengaplikasikan aspek positif berbasis bukti dari berbagai gaya pengasuhan.

CHAPTER 6 ANTENATAL MIDWIFERY CARE


Proses melahirkan merupakan proses yang normal dan dapat dinikmati. Asuhan
kebidanan diperlukan dalam memberikan dukungan kepada seorang perempuan sepanjang
periode antenatal. Asuhan ini juga memastikan seorang perempuan siap melahirkan dan menjadi
seorang ibu baik secara fisik maupun psikologis.

Semua perempuan membutuhkan bidan namun beberapa perempuan membutuhkan


dokter

Meskipun kebijakan dari Departemen Kesehatan menentukan dalam pemberian


perawatan selama kehamilan dan saat proses persalinan namun hal ini dapat sangat berpengaruh
terhadap dukungan, perawatan, dan pendidikan perempuan tersebut dan pasangannya. Terdapat
potensi individu dan aspek budaya yang dapat mempengaruhi dan mengubah proses
kelahirannya. Dalam memberikan asuhan kebidanan melalui pendekatan berbasis bukti untuk
memastikan panduan mengenai perawatan klinis yang telah dikembangkan melalui penelitian
dan menjadikan perempuan tersebut sebagai pusat model holistik kebidanan di mana perawatan
berpusat pada perempuan dan mencerminkan konsep 'bersama perempuan' atau pengambil
keputusan dalam perawatan mereka sendiri dengan jaminan mampu membuat pilihan
berdasarkan informasi yang diterima selama kehamilan, persalinan, dan pasca kelahiran.

Pandangan dari seorang perempuan dan pasangannya mengenai sebuah penyedia


pelayanan kesehatan akan berpengaruh terhadap proses kelahirannya. Seorang bidan dianggap
mampu dalam menormalkan proses persalinan. Pandangan sebelumnya, semua perempuan
memilih dokter untuk membantu proses persalinan mereka yang membuat keyakinan bahwa
seorang dokter diperlukan pada semua kehamilan dan semua proses persalinan itu berisiko.
Seorang bidan harus mempertahankan proses kelahiran secara normal dan melindungi hubungan
antara bidan dan kliennya untuk mencegah kemunduran di masa yang akan datang.

         Bidan dianjurkan untuk tetap menjadi pusat koordinator dalam tim interprofessional bagi
seorang perempuan dengan kehamilan yang kompleks namun sambil bekerja sama dengan
dokter kandungan, konselor ASI, dan sebagainya untuk memudahkan seorang perempuan dan
keluarganya dalam mengakses pelayanan yang mereka butuhkan.

Pelayanan individual seorang perempuan

Kebijakan dari Departemen Kesehatan bahwa seorang perempuan dan pasangannya dapat
memilih antara Bidan-Led-Care (MLC) dan Konsultan-Led-Care (CLC). MLC yaitu ketika
semua pelayanan diberikan hanya oleh bidan dan bidan bertanggung jawab penuh atas pelayanan
yang diberikan. Sedangkan CLC yaitu ketika pelayanan yang diberikan dipantau oleh dokter
kandungan sejak awal kehamilan atau pada saat terjadi masalah. Dokter kandungan bertanggung
jawab atas saran dan pengambilan keputusan dalam kompleksitas kelahirannya sementara
kesejahteraan ibu dan janin selama kehamilan tetap dipantau oleh bidan. Dalam praktik individu
mereka, seorang bidan merujuk ke konsultan dokter kandungan mengenai saran setiap
perkembangan kesehatan yang buruk dan pengambilan keputusan.

Perempuan yang memilih metode MLC memiliki lebih banyak melakukan kunjungan
ANC dan memiliki kemungkinan yang kecil dalam mengalami nyeri saat proses persalinan
karena proses ini didampingi oleh bidan yang dianggap lebih memiliki kontrol lebih tinggi dalam
proses persalinan. Hal ini  menggambarkan bagaimana MLC dapat menghemat biaya karena
mengurangi adanya intervensi dan memberikan pelayanan yang berkesinambungan.

Selama Kehamilan

Perempuan memiliki pandangan dan pengalamannya tersendiri mengenai kehamilan yang


mana mereka harus menerima banyak perubahan fisik dan emosional selama tiga trimester
kehamilannya. Banyak perempuan yang menyadari bahwa dirinya hamil sejak dini dan dapat
melakukan uji kehamilan menggunakan testpack. Para perempuan juga sering mencari
konfirmasi dan penguatan informasi kehamilan dari para tenaga kesehatan sehingga dapat
mempengaruhi perasaannya baik senang ataupun sedih. Periode kehamilan normal seorang
perempuan dihitung dari periode menstruasi terakhir dan diperkirakan berlangsung selama
hampir 40 minggu,. Namun kehamilan dianggap normal jika kelahiran terjadi antara usia
kehamilan 37-42 minggu.

Booking untuk pemberian pelayanan

Saat perempuan hamil pertama kali datang ke bidan maka akan diskrining terlebih dahulu
mengenai riwayat medis, social, dan psikologis nya yang mana setelah itu akan diberikan KIE
yang berhubungan dengan hasil skrining yang sudah dilakukan untuk menjamin kesejahteraan
ibu dan janinnya.

Penilaian risiko berdasarkan pemeriksaan fisik dan skrining

Pada kunjungan awal bidan menilai kesejahteraan ibu dan janinnya yang dapat ditentukan
melalui pemeriksaan fisik kemudian berlanjut pada pemeriksaan selanjutnya. Seorang Bidan
akan menilai berbagai penyebab risiko yang akan terjadi, seperti:

1. Riwayat kondisi kesehatan sebelumnya atau riwayat operasi (letak anomaly jantung,
operasi Rahim, fraktur panggul dsb).
2. Obesitas (lebih dari 30 kg/m²)
3. Diabetes (sudah ada sebelumnya atau saat kehamilan)
4. Pre-eklampsia (hipertensi baru muncul setelah 20 minggu dengan proteinuria signifikan)
5. Gangguan tromboemboli vena.

Hal-hal yang didiskusikan pada saat kunjungan

1. Gaya Hidup
2. Olahraga, perjalanan, hubungan seksual
3. Nutrisi/suplemen yang sehat – Vitamin D sebagai insufisiensi yang dianggap umum pada
kehamilan; asam folat
4. Pekerjaan dan kegiatan sehari-hari
5. Infeksi yang didapat dari makanan: Listeria/Toxoplasmosis; Toksoplasmosis dari kotoran
hewan
6. Potensi paparan melalui zat berbahaya
7. Merokok, alkohol dan penyalahgunaan zat lainnya
8. Infeksi (Rubella, human Immunodeficiency virus (HIV), sifilis, hepatitis B (Hep B), Hep
C, saluran kemih infeksi (ISK) dan infeksi menular seksual (IMS) lainnya, misalnya,
klamidia.)

Skrining dan pemantauan kesehatan janin

Seorang perempuan perlu diberi tahu mengenai perbedaan antara tes skrining yang dapat
menentukan kemungkinan terjadinya gangguan (misalnya sindrom Down) dan tes diagnostic
yang memberikan bukti definitif suatu kondisi (misalnya Rubella). Informasi lebih lanjut
mengenai tes skrining bagi perempuan subur dan bayinya dapat diakses menggunakan UK online
Komite Skrining Nasional (NSC). Perempuan tersebut perlu memahami implikasi saat
melakukan skrining sehingga dapat membertimbangkan mengenai pengambilan keputusan.
Selain itu ia juga perlu mengetahui konsekuensi apabila ia tidak ingin melakukan terminasi
kehamilan saat dirinya sudah tahu mengenai kondisi janinnya atau ia melanjutkan skrining
karena masih ingin mengetahui potensi risiko saat mereka memilih untuk melanjutkan
kehamilannya.

Anomali janin

Skrining anomali janin bertujuan untuk menentukan adanya potensi gangguan kromosom.
Skrining ini umumnya dikenal untuk mendeteksi dini terjadinya sindrom down.  Standar nasional
skrining sindrom down melalui test gabungan yang mencakup USG untuk translusensi nuchal
dan biokimia skrining serum untuk Hcg (human chorionic gonadotrophin) dan PAPP-A,
(kehamilan terkait protein plasma A). Waktu yang optimal untuk melakukan skrining ini yaitu
antara usia kehamilan 11-13 minggu +6 hari. Test diagnostic untuk mendeteksi janin dengan
sindrom down adalah Chorionic Villus Sampling (CVS) dimana ada pada sejumlah kecil
jaringan plasenta saat dilakukan USG di usia kehamilan 10 minggu atau amniosentesis (sejumlah
kecil cairan ketuban dikeluarkan di bawah bimbingan ultrasound) pada usia kehamilan 10
minggu.

Faktor dan Kelainan Bawaan

Hematologi

         Bidan akan melakukan test skrining melalui pengambilan darah lengkap untuk
mengetahui golongan darah dan rhesusnya, hasil hepatitis B, HIV, rubella, anemia, thalasemia.

1. Golongan darah – Informasi yang berkaitan dengan golongan darah seorang perempuan
akan berkaitan apabila perempuan tersebut membutuhkan transfusi.
2. Faktor Rhesus – untuk mendeteksi potensi isoimunisasi.
3. Mengitung darah lengkap – berfokus pada konsentrasi hemoglobin (Hb), diukur dalam g/dL,
mengukur jumlah protein pembawa oksigen.
4. Mengembangkan kelainan – anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh malnutrisi. atau
terkadang disebabkan oleh paparan penyakit seperti malaria.
Perawatan rutin untuk semua ibu hamil

Jadwal janji untuk perawatan antenatal rutin

·         Fisik dan penilaian ·         Observasi ibu


Trimester I psikologis; Suhu, nadi, pernapasan, tekanan darah,
·         Pertimbangkan baik riwayat indeks massa tubuh, urinalisis dan
dan temuan saat ini skrining untuk bakteriuria asimtomatik
·         Diskusikan dan tawarkan ·         Kaji riwayat sebelumnya, masalah
ibu dan janin skrining dan  kesehatan umum dan gaya hidup.
pemantauan dasar ·         Tawarkan skrining hematologis
·         Tentukan faktor risiko
  ·         Nasihat tentang suplemen nutrisi
vitamin D dan asam folat
·         Penyelidikan rutin
untuk kekerasan dalam rumah tangga
·         Pertanyaan Whooley untuk menilai
status kesehatan mental perinatal

·         Fisik dan penilaian ·         Observasi ibu


Janji temu psikologis Pada setiap pertemuan antenatal,
·         pertimbangkan baik riwayat lakukan pengukuran tekanan dan
25-34 dan temuan saat ini urinalisis protein, untuk menyaring
minggu ·         Diskusikan dan tawarkan preeklamsia
ibu dan janin skrining dan ·         Pada setiap pertemuan antenatal,
Trimester pemantauan untuk tingkatkan kesadaran akan
II penyimpangan dalam kesejahteraan janin dengan: membahas
kesejahteraan ibu dan bayi gerakan janin
·         Pada setiap pertemuan antenatal, dari
25 minggu TFU harus diukur dan
dicatat
·         Pada 28 minggu tawarkan
pemeriksaan darah lengkap, golongan
darah dan antibodi
·         Fisik dan penilaian ·         Observasi ibu
Janji temu psikologis; ·         Pada setiap janji antenatal, termasuk
·         Pertimbangkan baik riwayat tinjauan skrining dilakukan pada
34-42 dan temuan saat ini minggu ke-28
minggu ·         Diskusikan dan tawarkan ·         Rencanakan kelahiran yang akan
ibu dan janin skrining dan datang dengan diberikan pendidikan
Trimester pemantauan untuk orang tua
III penyimpangan dalam ·         Dari 36 minggu, periksa presentasi
kesejahteraan ibu dan bayi dan posisi janin, keterlibatan di panggul
·         Mempersiapkan kelahiran bagian presentasi
dan kesiapan menjadi orangtua ·         Diskusikan perawatan bayi baru
lahir dan periode postnatal
·         Dari 38 minggu, diskusikan
manajemen kehamilan yang
berkepanjangan
·         Dari 41 minggu, mendukung
keputusan perempuan untuk induksi
persalinan

Perubahan Ibu Hamil

Trimester pertama kehamilan:

Pertimbangan emosional:

 Potensi depresi dan kecemasan atau ambivalensi - terutama jika kehamilan tidak
direncanakan.
 Perubahan gaya hidup pertimbangan:
 Karir
 Gaya hidup sosial (merokok/alkohol/olahraga) Payudara
 Perubahan gastrointestinal:
 Nafsu makan meningkat
 Mual dan muntah
 Sembelit
 Maag dan perkembangan hemoroid

Trimester kedua kehamilan: perubahan bentuk tubuh;

Tumbuh: Rahim, payudara dan jaringan adipose di sekitar tubuh

• Sering menikmati fase: "berbunga"


• Mengakui hamil atau tidak, terkadang perempuan menyangkal dan jangan
berencana sampai mereka yakin tentang kelangsungan hidup janin
• Lebih banyak koneksi dengan kasih sayang dan naluri pelindung mungkin muncul

Trimester ketiga kehamilan

• Sindrom terowongan karpal


• Varises
• Kelelahan kembali
• Frekuensi berkemih
• Sakit punggung
• Koneksi dengan bayi lebih kuat, dapat berbicara dengan dan mimpi bayi
• Merencanakan kelahiran dan mengasuh anak, menghadiri kelas persiapan
kelahiran
• Kemungkinan cuti hamil jika bekerja
• Belanja dan persiapan untuk merawat bayi

CHAPTER 7 INTRAPARTUM MIDWIFERY CARE

Ketuban Pecah 
Di luar parameter normalitas 
Profesi bidan tidak jarang dihadapkan pada berbagai macam kasus, dengan adanya
pengetahuan dan penilaian klinisnya tentang cara yang paling tepat untuk menolong klien. Ini
merupakan bagian dari tanggung jawab tenaga kesehatan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, seperti mengetahui latar belakang masalah klien, riwayat obstetrik dan kondisi
psikologis. Seperti yang dijelaskan oleh NMC (2012) bidan wajib melakukan kolaborasi dengan
profesi lain dalam mencapai tujuan bersama.

Ketuban Pecah 
Selaput ketuban yang pecah umumnya dipengaruhi dengan oksitosin, seperti yang
dikatakan O'Driscoll tahun 1969 menjelaskan bahwa persalinan yang aman nyaman dan lancar
dapat meminimalisir rujukan pasien dari rumah ke rumah sakit. Dalam melayani asuhan
pelayanan kebidanan, dalam persalinan bidan tidak selalu melakukan tindakan pecah ketuban
secara sengaja hanya pada indikasi tertentu. Balon yang berisi cairan di depan kepala bayi
merupakan selaput ketuban yang bertugas sebagai peredam kejut selama konraksi. jika
persalinan tidak mengalami kemajuan dan bidan telah melakukan upaya berdasarkan
wewenangnya, maka persalinan ini diambil alih oleh dokter kandungan.

Manajemen nyeri dalam persalinan 


Perempuan berhak menentukan pilihan jenis analgesic atau pereda nyeri dari manajemen
nyeri dalam persalinan. Bidan bertanggung jawab untuk memberikan pemahaman kepada ibu
dalam setiap rasa sakit yang timbul ini jika tidak diatasi dengan baik akan berpengaruh kepada
ibu, bayi dan proses persalinan mereka. Jones et al, (2012) menjelaskan cara meredakan nyeri
secara nonfarmakologis yaitu merendam didalam air, relaksasi akupuntur, dan pijat untuk
meringankan nyeri. Hipnoterapi dan akupuntur memiliki manfaat dalam pereda nyeri persalinan
menurut Smith et al (2009). Hal ini terbukti bahwa melakukan rendaman air, hipnoterapi, dan
akupuntur dapat mengatasi nyeri persalinan dan mengurangi pemberian analgesic epidural dan
lamanya persalinan Cluett and Burns (2009). Analgesic epidural merupakan metode anestesi
local dengan farmakologis yang meningkatkan manajemen dengan sedikit efek samping. Fakta
yang menunjukkan bahwa epidural dapat mengurangi rasa sakit namun beresiko menyebabkan
hipotensi, blok motoric, demam, dan retensi urin. Epidural dapat memberikan keuntungan yang
beragam yaitu dapat menjadi pereda nyeri saat persalinan, memberikan rileks, hormone oksitosin
meningkat, dan membuat serviks berdilatasi sehingga penurunan kepala lebih cepat.

Keahlian kebidanan 
Bidan menekuni ilmu nya dengan pengalaman. Mempelajari siklus hidup perempuan, hal
ini dapat memberikan pemahaman bagi seorang bidan dalam melayani perempuan. Walaupun
bidan berwenang melayani pelayanan dalam asuhan normal, bidan juga harus memiliki
kepercayaan diri dan focus terhadap situasi sehingga dapat menentukan kondisi yang normal
maupun tidak normal dan sesuai dengan kewenangannya. Peran perempuan lebih jelasnya akan
dibahas di Bab 2 mengenai Kerja Tim. Menggunakan keahlian dan pengetahuan tentang ilmu
kebidanan secara bijaksana sangat berpengaruh terhadap pelayanan kepada perempuan dari
mulai masa remaja hingga persalinan nifas dan memiliki bayi. Melakukan sesuatu karena
kebiasaan belum tentu baik, namun melakukan sesuatu yang benar dengan wawasan dan
persetujuan dari klien merupakan praktik bidan yang terdidik.
Intervensi medis
Kontribusi dalam membantu persalinan yang lebih aman telah dibantu melalui teknologi
barat modern dan pengobatan lain untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Hal yang
menjadi keraguan bagi masyarakat apakah dukungan tersebut sudah menyebar secara benar
sehingga tidak merugikan otonomi perempuan. Maka dari itu peran bidan disini lah menjadi
factor pendukung bagi perempuan dalam memberikan asuhan secara menyeluruh kepada seluruh
perempuan. Gambar 7.8 mengilustrasikan seorang perempuan yang menerima beberapa
intervensi medis, menggunakan posisi yang berbeda untuk membantu kemajuan persalinan.

Bertemu dengan bayi 


Ketika persalinan telah selesai, tiba saatnya seorang ibu yang berharap menemui bayi nya
yang sekian lama telah dinantikan, namun terkadang tidak semua ibu merasa bahagia. Terdapat
beberapa ibu mengalami kecemasan karena rasa tanggung jawab, ketakutan karena belum siap
menjadi seorang ibu, atau bahkan sedang mengalami masa masa sulit. Seperti yang di jelaskan di
Bab 5 mengenai “orang tua”. Dalam kondisi seperti ini, bidan berperan dalam memberikan
momen bahagia dan megoptimalkan fisiologis ibu dan bayi baru lahir. Bidan berperan dalam
memberikan motivasi, edukasi dan menjadi pendamping bagi perempuan. Memberikan asuhan
yang sesuai kebutuhan pada bayi baru lahir merupakan aspek utama tugas bidan untuk mencegah
terjadinya suatu masalah. Melakukan skin-to-skin akan sangat meningkatkan ketenangan dan
pengaruh positif bagi ibu dan bayi, serta dapat menjadikan ikatan saling mencintai dari ibu ke
bayi nya. Kebahagiaan pascapersalinan sangat berkesan bagi ibu jika melakukan intervensi dan
kelahiran yang dibantu sehingga akan meminimalisir traumatis yang terjadi.

Penatalaksanaan kala tiga 


saat melakukan tindakan kala III pada persalinan normal, bidan wajib menginformasikan
setiap tindakan yang dilakukan untuk klien, contohnya dalam kala III ini merupakan tindakan
pelepasan plasenta yaitu hanya memisahkan bayi dengan ibu (Soltani, 2018). Kala III dilakukan
oleh bidan menggunakan obat-obatan, uterotonika, penjepitan dan pemotongan talipusat dan
traksi talipusat yang terkontrol. Informasi yang diberikan mengenai persalinan ini berhak
diketahui oleh ibu sehingga ibu dapat menentukan pilihannya dalam mempertimbangkan manfaat
dan resiko.
Saat bayi telah lahir ke dunia, langkah selanjutnya yaitu pemotongan talipusat segera,
ditandai dengan uterus yang berkontraksi, jika uterus tidak berkontraksi maka akan terjadi
perdarahan. Ibu dapat mengetahui tindakan yang terjadi jika uterus tidak berkontraksi sehingga
plasenta tidak dapat lahir segera yaitu dengan obat uterotonika dan traksi talipusat yang
terkontrol. Bidan dapat memberikan penjelasan mengenai tindakan yang dilakukan jika erdapat
kasus uterus tidak kontraksi setelah bayi lahir (Begley et al. 2011). Perilaku skin-to-skin
merupakan bagian penting bagi seorang ibu yang melahirkan karena dapat meningatkan ikatan
saling mencintai antara ibu dan bayi, hal ini secara alamiah menjadikan ibu menjadi lebih tenang
dan rileks sehingga menghasilkan respon hormone untuk membantu pelepasan plasenta.
Penjelasan lain yang dijadikan upaya dalam pelepasan plasenta menurut Soltani, 2018
mengatakan bahwa dengan posisi tegak dalam persalinan dapat membantu mempercepat
pelepasan plasenta, melahirkan dalam air dapat mengubah waktu penggunaan obat-obatan. Ibu
atau seorang ayah juga mungkin ingin terlibat dalam pemotongan talipusat namun ada juga
tindakan dimana bayi dan plasenta tidak dilakukan pemotongan, hingga talipusat terpisah secara
alami dari bayi, bahkan plasenta dapat diobati dengan garam dan rempah-rempah dan dibungkus
dengan bayi setelah lahir, tindakan semacam ini umumnya dilakukan pada zaman dahlu

Perawatan 
Dalam pemeriksaan kehamilan, pentingnya membahas mengenai perineum pada ibu
untuk mempersiapkan diri, emosional dan pijat perineum (Beckmann dan Garrett 2006). Pada
kejadian selama 30 tahun lalu kasus episiotomy menjadi kejadian yang umum dilakukan.
Walaupuan episiotomy telah sangat berpengaruh terhadao frekuensi yang lebih tiggi dari trauma
sfingter ani (Dudding et al. 2008). Seorang bidan tentunya sangat penting dalam mengetahui
tentang episiotomy, dan juga memiliki keterampilan mengatasi trauma perineum karena robekan
perineum dan episiotomy yang berhubungan dengan 85% kelahiran (Albers et al. 2005).
Tidak dilakukan episiotomy bukan berarti tidak ada indikasi perawatan perineum. Hal ini
menjadi pertanyaan apakah karena memang ibu yang tidak mau dijahit atau karena bidan yang
tidak memiliki keterampilan. Namun berdasarkan kualifikasi seorang bidan dalam menjahit
robekan perineum, disarankan untuk berhati-hati agar tidak trauma,kecuali memang jika ibu
memutuskan untuk tidak ingin dilakukan penjahitan. Bidan sebaiknya memberikan informasi
sejelas mungkin sehingga ibu dapat memahami tindakan yang diberikan sehingga klien dapat
nyaman dan minim trauma. Menjahit merupakan kemampuan yang harus dimiliki dan
dikembangkan oleh seorang bidan dalam menempuh pendidikan dan pelatihan yang
berkelanjutan. Ini merupakan bagian dari pelayanan yang holistic, tepat waktu dan
berkesinambungan, mengurangi hal yang tidak perlu, menghasilkan pedoman yang berbasis
bukti secara komprehensif untuk diikuti oleh bidan (RCM 2012).
.

Manajemen nyeri dalam persalinan 


Perempuan berhak menentukan pilihan jenis analgesic atau pereda nyeri dari manajemen
nyeri dalam persalinan. Bidan bertanggung jawab untuk memberikan pemahaman kepada ibu
dalam setiap rasa sakit yang timbul ini jika tidak diatasi dengan baik akan berpengaruh kepada
ibu, bayi dan proses persalinan mereka. Jones et al, (2012) menjelaskan cara meredakan nyeri
secara nonfarmakologis yaitu merendam didalam air, relaksasi akupuntur, dan pijat untuk
meringankan nyeri. Hipnoterapi dan akupuntur memiliki manfaat dalam pereda nyeri persalinan
menurut Smith et al (2009). Hal ini terbukti bahwa melakukan rendaman air, hipnoterapi, dan
akupuntur dapat mengatasi nyeri persalinan dan mengurangi pemberian analgesic epidural dan
lamanya persalinan Cluett and Burns (2009). Analgesic epidural merupakan metode anestesi
local dengan farmakologis yang meningkatkan manajemen dengan sedikit efek samping. Fakta
yang menunjukkan bahwa epidural dapat mengurangi rasa sakit namun beresiko menyebabkan
hipotensi, blok motoric, demam, dan retensi urin. Epidural dapat memberikan keuntungan yang
beragam yaitu dapat menjadi pereda nyeri saat persalinan, memberikan rileks, hormone oksitosin
meningkat, dan membuat serviks berdilatasi sehingga penurunan kepala lebih cepat.

Keahlian kebidanan 
Bidan menekuni ilmu nya dengan pengalaman. Mempelajari siklus hidup perempuan, hal
ini dapat memberikan pemahaman bagi seorang bidan dalam melayani perempuan. Walaupun
bidan berwenang melayani pelayanan dalam asuhan normal, bidan juga harus memiliki
kepercayaan diri dan focus terhadap situasi sehingga dapat menentukan kondisi yang normal
maupun tidak normal dan sesuai dengan kewenangannya. Peran perempuan lebih jelasnya akan
dibahas di Bab 2 mengenai Kerja Tim. Menggunakan keahlian dan pengetahuan tentang ilmu
kebidanan secara bijaksana sangat berpengaruh terhadap pelayanan kepada perempuan dari
mulai masa remaja hingga persalinan nifas dan memiliki bayi. Melakukan sesuatu karena
kebiasaan belum tentu baik, namun melakukan sesuatu yang benar dengan wawasan dan
persetujuan dari klien merupakan praktik bidan yang terdidik.

Intervensi medis
Kontribusi dalam membantu persalinan yang lebih aman telah dibantu melalui teknologi
barat modern dan pengobatan lain untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Hal yang
menjadi keraguan bagi masyarakat apakah dukungan tersebut sudah menyebar secara benar
sehingga tidak merugikan otonomi perempuan. Maka dari itu peran bidan disini lah menjadi
factor pendukung bagi perempuan dalam memberikan asuhan secara menyeluruh kepada seluruh
perempuan. Gambar 7.8 mengilustrasikan seorang wanita yang menerima beberapa intervensi
medis, menggunakan posisi yang berbeda untuk membantu kemajuan persalinan.

Bertemu dengan bayi 


Ketika persalinan telah selesai, tiba saatnya seorang ibu yang berharap menemui bayi nya
yang sekian lama telah dinantikan, namun terkadang tidak semua ibu merasa bahagia. Terdapat
beberapa ibu mengalami kecemasan karena rasa tanggung jawab, ketakutan karena belum siap
menjadi seorang ibu, atau bahkan sedang mengalami masa masa sulit. Bidan berperan dalam
memberikan motivasi, edukasi dan menjadi pendamping bagi perempuan. Memberikan asuhan
yang sesuai kebutuhan pada bayi baru lahir merupakan aspek utama tugas bidan untuk mencegah
terjadinya suatu masalah. Melakukan skin-to-skin akan sangat meningkatkan ketenangan dan
pengaruh positif bagi ibu dan bayi, serta dapat menjadikan ikatan saling mencintai dari ibu ke
bayi nya. Kebahagiaan pascapersalinan sangat berkesan bagi ibu jika melakukan intervensi dan
kelahiran yang dibantu sehingga akan meminimalisir traumatis yang terjadi.

Penatalaksanaan kala tiga 


saat melakukan tindakan kala III pada persalinan normal, bidan wajib menginformasikan
setiap tindakan yang dilakukan untuk klien, contohnya dalam kala III ini merupakan tindakan
pelepasan plasenta yaitu hanya memisahkan bayi dengan ibu (Soltani, 2018). Kala III dilakukan
oleh bidan menggunakan obat-obatan, uterotonika, penjepitan dan pemotongan talipusat dan
traksi talipusat yang terkontrol. Informasi yang diberikan mengenai persalinan ini berhak
diketahui oleh ibu sehingga ibu dapat menentukan pilihannya dalam mempertimbangkan manfaat
dan resiko.
Saat bayi telah lahir ke dunia, langkah selanjutnya yaitu pemotongan talipusat segera,
ditandai dengan uterus yang berkontraksi, jika uterus tidak berkontraksi maka akan terjadi
perdarahan. Ibu dapat mengetahui tindakan yang terjadi jika uterus tidak berkontraksi sehingga
plasenta tidak dapat lahir segera yaitu dengan obat uterotonika dan traksi talipusat yang
terkontrol. Bidan dapat memberikan penjelasan mengenai tindakan yang dilakukan jika erdapat
kasus uterus tidak kontraksi setelah bayi lahir (Begley et al. 2011). Perilaku skin-to-skin
merupakan bagian penting bagi seorang ibu yang melahirkan karena dapat meningatkan ikatan
saling mencintai antara ibu dan bayi, hal ini secara alamiah menjadikan ibu menjadi lebih tenang
dan rileks sehingga menghasilkan respon hormone untuk membantu pelepasan plasenta.
Penjelasan lain yang dijadikan upaya dalam pelepasan plasenta menurut Soltani, 2018
mengatakan bahwa dengan posisi tegak dalam persalinan dapat membantu mempercepat
pelepasan plasenta, melahirkan dalam air dapat mengubah waktu penggunaan obat-obatan. Ibu
atau seorang ayah juga mungkin ingin terlibat dalam pemotongan talipusat namun ada juga
tindakan dimana bayi dan plasenta tidak dilakukan pemotongan, hingga talipusat terpisah secara
alami dari bayi, bahkan plasenta dapat diobati dengan garam dan rempah-rempah dan dibungkus
dengan bayi setelah lahir, tindakan semacam ini umumnya dilakukan pada zaman dahlu

Perawatan 
Dalam pemeriksaan kehamilan, pentingnya membahas mengenai perineum pada ibu
untuk mempersiapkan diri, emosional dan pijat perineum (Beckmann dan Garrett 2006). Pada
kejadian selama 30 tahun lalu kasus episiotomy menjadi kejadian yang umum dilakukan.
Walaupuan episiotomy telah sangat berpengaruh terhadao frekuensi yang lebih tiggi dari trauma
sfingter ani (Dudding et al. 2008). Seorang bidan tentunya sangat penting dalam mengetahui
tentang episiotomy, dan juga memiliki keterampilan mengatasi trauma perineum karena robekan
perineum dan episiotomy yang berhubungan dengan 85% kelahiran (Albers et al. 2005).
Tidak dilakukan episiotomy bukan berarti tidak ada indikasi perawatan perineum. Hal ini
menjadi pertanyaan apakah karena memang ibu yang tidak mau dijahit atau karena bidan yang
tidak memiliki keterampilan. Namun berdasarkan kualifikasi seorang bidan dalam menjahit
robekan perineum, disarankan untuk berhati-hati agar tidak trauma,kecuali memang jika ibu
memutuskan untuk tidak ingin dilakukan penjahitan. Bidan sebaiknya memberikan informasi
sejelas mungkin sehingga ibu dapat memahami tindakan yang diberikan sehingga klien dapat
nyaman dan minim trauma. Menjahit merupakan kemampuan yang harus dimiliki dan
dikembangkan oleh seorang bidan dalam menempuh pendidikan dan pelatihan yang
berkelanjutan. Ini merupakan bagian dari pelayanan yang holistic, tepat waktu dan
berkesinambungan, mengurangi hal yang tidak perlu, menghasilkan pedoman yang berbasis
bukti secara komprehensif untuk diikuti oleh bidan (RCM 2012).

CHAPTER 8 POSTNATAL MIDWIFERY CARE


    Periode postnatal ditandai dengan waktu adaptasi yang penting, mencakup banyak fisik,
pengalaman emosional, sosial ekonomi, dan mengubah hidup bagi sepasang suami dan istri.
Dewan Keperawatan dan Kebidanan (NMC) Inggris Raya, dalam aturan dan Standar Bidan'
(2012, hlm. 6) mendefinisikan masa postnatal.
”Sebagai fase setelah persalinan di mana kehadiran bidan pada seorang wanita dan bayi
diperlukan, tidak kurang dari sepuluh hari untuk jangka waktu yang lebih lama dan
dianggap perlu oleh bidan.”
    National Institute for Health and Care Excellence (NICE) (2013) menyarankan postnatal
periode berlangsung enam hingga delapan minggu setelah kelahiran, diakhiri dengan
pemeriksaan pasca melahirkan ibu dan bayi oleh praktisi yang berkualifikasi tepat, menandai
akhir dari bersalin penyediaan perawatan.

Sejarah Perawatan Pasca melahirkan 


    Selama abad ke-17, persalinan di Inggris pada dasarnya adalah peristiwa domestik sosial, yang
berakar kuat pada domain wanita. Secara historis, wanita dan bayi dirawat oleh penduduk
setempat yang tidak memenuhi syarat wanita yang dikenal sebagai 'gosip' yang biasanya lebih
dewasa, menikah dan telah diberikan sendiri kelahiran.
    Bidan memberikan dukungan selama persalinan sampai enam minggu setelah kelahiran,
membantu dengan tugas rumah tangga dan mendukung ibu untuk memulihkan diri setelah
kelahiran (Wilson 1995). Kelahiran sebagian besar terjadi di dalam rumah dan diikuti oleh 'fase
berbaring' yang dijelaskan oleh Calder pada tahun 1912 (dikutip pada Maret 2010, hlm. 17).
Dengan beristirahat dalam posisi horizontal sangat penting untuk berbaring jika hasil ganda dari
involusi harus dicapai.
   Disahkannya Undang-Undang Bidan 1902 menetapkan kerangka kerja untuk pelatihan dan
pendidikan bidan bersama dengan penyediaan perawatan bagi perempuan dan keluarg.
Bimbingan dan standar selanjutnya mengatur profesi, mengembangkan yang berpusat pada
keluarga, profesional, serta keamanan pelayanan yang diberikan perempuan saat ini.Statistik
menunjukkan jumlah kelahiran di Inggris dan Wales pada tahun 2012 menjadi 729.674
meningkat sebesar 0,8% dari 723.913 pada tahun 2011 (Kantor Statistik Nasional 2013).
Dengan meningkatnya angka kelahiran dan peningkatan tekanan pada layanan kebidanan
untuk memberikan layanan yang berkualitas tinggi, praktik rutin tradisional pada periode pasca
melahirkan pasti telah berubah. Hari-hari 'periode berbaring' di mana wanita disarankan untuk
tetap di tempat tidur di rumah sakit, sekarang digantikan oleh ambulasi awal, pemulangan dini
dan promosi kemandirian ibu. Bahkan untuk wanita yang telah menjalani operasi caesar, NICE
(2011) menyarankan bagi wanita yang ingin dipulangkan dapat dipulangkan setelah 24 jam,
dengan perawatan lanjutan di rumah, dengan catatan tidak ada komplikasi lain.

Sistem pernapasan
    Ketika bayi lahir terdapat pengurangan langsung dalam tekanan intra-abdominal,
memungkinkan ekspansi diafragma. Laju pernapasan kembali normal dalam 1-3 minggu (Coad
dan Dunstall 2011). 
Sistem Pencernaan
    Efek progesteron daat mengurangi tonus otot pencernaan dan melemaskan perut,
meningkatkan kemungkinan sembelit setelah lahir. Buang air besar pertama biasanya terjadi
dalam 2-3 hari pascapersalinan, tetapi mungkin akan menjadi sulit ketika adanya wasir (Coad
dan Dunstall 2011).
Termoregulasi
     Kondisi stres pada saat persalinan dan dehidrasi ibu dapat terjadi setelah kelahiran normal dan
dapat sembuh secara spontan serta tidak menular, hal ini dapat terjadinya peningkatan suhu ibu
sementara. Namun, ibu harus dipantau secara ketat pada periode postpartum, karena sestuatu hal
yang tidak sesuai dari normal dapat mengindikasikan infeksi (Coad dan Dunstall 2011).
Periode Pasca Melahirkan 
Periode pasca melahirkan langsung disebut sebagai paling pertama hingga dua jam
setelah kelahiran; tujuannya selama periode ini untuk mendukung pemulihan fisiologis ibu,
transisi dari wanita menjadi seorang ibu dan mendukung transisi bayi baru lahir ke kehidupan
ekstra uterus (Dixon 2013). Penilaian kesejahteraan fisiologis wanita merupakan bagian penting
dari periode ini yang mencakup penilaian berikut; setiap penyimpangan dari normal akan
membutuhkan tinjauan medis yang mendesak dan segera.

Pemeriksaan pasca melahirkan WANITA oleh bidan

W → Penilaian luka –  Dengan mengamati dan evaluasi untuk infeksi dan penyembuhan luka
O  →   Pengamatan- Pengamatan Suhu, denyut nadi, pernapasan dan tekanan darah.
M  → Ukur dan catat- Ukur dan catat hasil urin pertama (harus dalam waktu 6 jam setelah
kelahiran: NICE 2006).
A  → Penilaian rahim - Dengan tidak adanya kehilangan daraha yang abnormal, atau tanda-tanda
endometritis, penilaian Rahim. Palpasi perut harus dilakukan jika seorang wanita mengalami
kehilangan darah yang tidak normal, berlebihan atau menyinggung, nyeri perut, atau demam.
Setiap kelainan yang terdeteksi, termasuk dalam ukuran, nada dan posisi rahim, harus segera
dievaluasi oleh seorang praktisi medis.
N  → Perhatikan warna dan lingkar tungkai bawah dan adanya nyeri betis – dengan mengamati
dan menilai trombosis vena dalam (DVT), meskipun lebih dari 50% DVT terjadi tanpa gejala
(Hari 2003; Meetoo 2010).
    
N  →  Perhatikan warna kulit bayi, amati warna kulit bayi  harus merah muda. Setiap penyakit
kuning dalam 24 jam pertama bersifat patologis.
E  →  Eliminasi, perhatikan dengan  menilai urin dan tinja yang memadai. Bayi yang tidak
mengeluarkan urin dan mekonium dalam 24 jam pertama, maka perlu segera ditinjau oleh dokter
anak.
W  →  Penurunan berat badan – Penurunan berat badan bayi dalam parameter normal beberapa
hari pertama (tidak lebih dari 10% dari kelahiran berat). 
B  →  Perilaku bayi, tonus otot normal, harus menangis dan responsif terhadap penanganan.
0  → Pengamatan –laju pernapasan 30–60 kali per menit, detak jantung 100–160 kali per menit,
suhu sekitar 37°C (NICE 2006). Selaput lendir mulut harus lembab dan merah muda tanpa bukti
candida albicans oral (sariawan), ankyloglossia (dasi lidah) atau kelainan dengan langit-langit
mulut.
R  →  Ruam – dapat dinilai dari lesi, tanda lahir atau bintik-bintik.
N  →  Perhatikan frekuensi, durasi menyusui dan transfer ASI yang efektif.

Tromboemboli vena
       Salah satu faktor penyebab utama yang terkait dengan tromboemboli vena (VTE) adalah
obesitas, NICE merekomendasikan semua wanita untuk memiliki penilaian indeks massa tubuh
mereka (BMI) pada awalnya janji antenatal, dengan setiap wanita yang memiliki BMI di atas
30kg / m2 dirujuk untuk dilakukanya perawatan tambahan. Wanita harus dinilai pada wawancara
pemesanan, selama penerimaan rumah sakit, dan dinilai kembali jika faktor risiko lebih lanjut
terjadi dan dinilai kembali selama periode pasca melahirkan. Ini adalah tanggung jawab bidan
untuk memastikan risiko serta mengidentifikasi dengan rujukan yang tepat untuk perawatan yang
akan dilakukan.
    Penting untuk mempertimbangkan berapa banyak wanita yang mungkin berisiko lebih tinggi
karena meningkatnya usia wanita melahirkan anak, tingkat obesitas, dan jumlah wanita yang
menjalani persalinan instrumental dan bedah. Oleh karena itu, penyedia layanan bersalin perlu
percaya diri dan kompeten untuk mengajarkan wanita, pasangan atau anggota keluarga mereka
untuk memberikan obat antikoagulan untuk memastikan kepatuhan tercapai.
    Bagi sebagian besar wanita mungkin pertama kalinya mereka memegang jarum suntik medis,
apalagi selfinjected dan beberapa mungkin merasa kurang percaya diri untuk dapat memberikan
diri sendiri. Dan perlu adanya pengajaran pasangan mereka atau orang lain yang signifikan
bagaimana mengelola antikoagulan. Dengan masa inap di rumah sakit yang semakin pendek,
perempuan mungkin hanya mengalami satu kali demontrasi sebelum dipulangkan ke perawatan
masyarakat. Oleh karena itu, beberapa unit mungkin menyediakan disk serbaguna digital (DVD)
pendukung.

Perubahan pada perawatan pasca melahirkan


   Tuntutan kepada bidan untuk memberikan perawatan yang efektif dan berkualitas tinggi telah
berkembang dari waktu ke waktu dan pergeseran prioritas kesehatan masyarakat, keluarga rentan
berisiko yang semakin tinggi, serta tekanan untuk menyeimbangkan beban kerja yang berat
dengan pemulangan di rumah sakit dini, peningkatan pekerjaan administrasi mungkin telah
berkontribusi pada bidan menjadi suatu hal yang dikecewakan dengan kualitas perawatan yang
secara realistis mereka mampu menyediakan pada periode pasca melahirkan (Cattrell et al. 2005;
Tanggul 2005). Survei Royal College ofMidwives (RCM) (2013) baru-baru ini mengidentifikasi
bahwa lebih dari setengah bidan dalam penelitian ini mengatakan mereka ingin menawarkan
lebih banyak dalam standar perawatan pada periode pasca melahirkan. Tanggung jawab dan
perhatian tidak selalu terletak pada bidan saja. Lebih umum lagi, bidan mencari dukungan yang
ditawarkan oleh pekerja pendukung bersalin, staf Pusat Anak dan pendukung sebaya, meskipun
bidan masih tetap menjadi penyedia perawatan utama dalam pemulihan ibu dan bayi pasca
melahirkan yang tidak rumit.
    Efek migrasi global ke Inggris telah berkontribusi pada perubahan kebutuhan kesehatan
penduduk. Semakin banyak, bidan bekerja dan didukung oleh penerjemah dan keterlibatan
dengan layanan lain, meningkatkan tuntutan atas peran bidan pada periode pasca melahirkan. 
    Mills and Lavender (2011) mengutip risiko yang terkait dengan usia ibu termasuk : hipertensi,
gangguan diabetes, kondisi kromosom, terutama trisomi 21 (sindrom Down) trisomi 13 (sindrom
Patau) dan trisomi 18 (sindrom Edwards); peningkatan risiko kehamilan ganda dan peningkatan
risiko lahir mati. Dan mungkin dapat terjadinya dan  memiliki morbiditas yang ada bersama,
dengan beberapa telah dikandung melalui reproduksi berbantuan, yang keduanya dapat
menyebabkan wanita dianggap berisiko lebih tinggi. 
      Dengan kebutuhan yang terus berubah dan tertekan dan peningkatan untuk memberikan
perawatan pasca melahirkan yang sangat efektif dalam jangka waktu lebih singkat, bidan perlu
memastikan mereka terampil dan mampu mengoptimalkan perawatan serta dukungan yang
mereka berikan. Setiap kontak pasca melahirkan ibu dan bayi diperhitungkan dan harus
diberikan penilaian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi perawatan yang tepat. RCM (2014)
telah meluncurkan 'Pressure Points' inisiasi baru untuk mendorong peningkatan pendanaan dan
sumber daya tambahan untuk meningkatkan layanan perawatan pasca melahirkan.

Morbidit ibu fisiologis


    Masalah kesehatan wanita pascapersalinan. yang paling umum meliputi: sakit punggung,
inkontinensia urin, nyeri perineum, masalah hubungan seksual, sembelit dan sakit kepala (Bick
dan MacArthur 1995; Glazener et al. 1995). Survei terbaru oleh RCM (2013) mengidentifikasi
bahwa sepertiga wanita jarang atau tidak pernah diberitahu mengenai  tanda-tanda dan gejala
serta kondisi yang berpotensi mengancam jiwa pada periode pasca melahirkan yang harus
mendorong rujukan dan perawatan segera. Pentingnya melakukan, menafsirkan dan bertindak
dengan tepat pada pengamatan dasar, memahami normalitas dan meningkatkan pertukaran
informasi kepada perempuan dan keluarga tentang tanda-tanda dan gejala komplikasi yang
mengancam jiwa disorot oleh CMACE (2011). Semua profesional kesehatan yang merawat
wanita hamil dan baru saja melahirkan diharapkan untuk mengikuti protokol pengendalian
infeksi lokal, untuk menginformasikan wanita tentang tanda-tanda dan gejala sepsis, dan untuk
menjelaskan pentingnya kebersihan tangan secara teratur, terutama jika wanita tersebut memiliki
luka perineum, atau caesar, atau bersentuhan dengan mereka yang memiliki infeksi saluran
pernapasan atau sakit tenggorokan. Hal ini sangat berkaitan dengan bidan masyarakat, yang
mungkin menjadi orang pertama yang mengenali tanda-tanda yang berpotensi abnormal selama
pengamatan pasca melahirkan untuk semua wanita, bukan hanya mereka yang telah menjalani
operasi caesar. Jika dicurigai infeksi nifas, wanita tersebut harus segera dirujuk kembali ke
layanan kebidanan (CMACE 2011).

            Standar kualitas yang mempengaruhi postnatal penyediaan perawatan


   Kerangka Kerja Layanan Nasional untuk Anak-anak, Kaum Muda dan Layanan Bersalin
(Departemen Kesehatan 2004) merekomendasikan semua wanita untuk menerima perawatan
pasca melahirkan yang terkoordinasi sesuai dengan pedoman yang relevan yang responsif
terhadap kebutuhan fisik, emosional dan sosial ibu dan bayi. Kebijakan tersebut juga mendukung
durasi kontak kebidanan yang lebih lama bagi perempuan dan keluarga dalam masa pasca
melahirkan hingga tiga bulan. Masalah Bersalin (Departemen Kesehatan 2007) mempromosikan
layanan bersalin berkualitas tinggi yang dapat diakses yang mengusulkan empat jaminan pilihan
nasional yang mencakup pilihan bagaimana dan di mana harus mengakses perawatan pasca
melahirkan. Pengenalan perawatan rutin pasca melahirkan wanita dan bayi mereka (NICE 2006)
di Inggris dan Wales dikembangkan untuk menstandarkan perawatan dan meningkatkan hasil
pada periode pasca melahirkan.

 Tradisi yang dihormati waktu atau seni yang sekarat?


      Meskipun ada revisi pada konten dan waktu perawatan pasca melahirkan, kebijakan
pemerintah dan standar nasional untuk mendukung perawatan berbasis bukti, ada bukti yang
menunjukkan bahwa ketentuan pasca melahirkan tetap cinderella layanan bersalin (Bick 2012).
Survei terbaru menunjukkan bahwa perawatan pasca melahirkan adalah area di mana wanita
masih melaporkan pengalaman negatif (Bhavnani et al. 2010; Care Quality Commission (CQC)
2013), baik di Inggris maupun internasional (Schmied et al. 2008). Akibatnya, ada permintaan
yang terus meningkat untuk memberikan perawatan pasca melahirkan yang berkualitas. Merawat
wanita dengan kebutuhan kesehatan yang lebih kompleks berkontribusi pada tekanan dalam
mampu memberikan perawatan yang terfokus pada wanita pada periode pasca melahirkan.
     
      Penelitian telah menunjukkan bahwa wanita lebih suka melihat bidan untuk periode pasca
melahirkan yang lebih lama (Hunter 2004; Jomeen 2010; CQC 2013). Mungkin waktu yang
dihemat melalui perjalanan dan peningkatan efisiensi harian janji temu akan memungkinkan
bidan untuk menawarkan perawatan berkelanjutan di luar 10-14 hari yang ada. Saat ini sistem
penyediaan pasca melahirkan di Inggris didasarkan pada yang tidak terdefinisi jumlah kunjungan
rumah dan kontak pasca melahirkan; Nice (2006) panduan belum menentukan jumlah kontak
pasca melahirkan yang akan ditawarkan kepada perempuan dan keluarga.

Perawatan dan Kasih Sayang : Mempromosikan Adaptasi Psikologis yang Sehat untuk
Menjadi Ibu
Memberikan perawatan pasca kelahiran yang efektif dapat meningkatkan pengalaman
dan hasil kesehatan wanita (MacArthur et al. 2002) dan dipandang oleh ibu sebagai aspek
mendasar dari penyediaan perawatan yang diketahui dapat meningkatkan kepuasan mereka
dengan melahirkan anak (Jomeen 2010). Bidan harus menunjukkan keterampilan komunikasi
yang efektif dengan mendengarkan wanita dan memperlakukan keluarga dengan baik, yang
bertujuan membantu mereka beradaptasi dengan peran baru mereka dengan percaya diri.
Memberikan informasi yang konsisten yang memvalidasi peran ibu dan pasangan, memberikan
perawatan yang peka budaya, menghormati individualitas, pilihan dan kebutuhan tambahan, juga
merupakan keterampilan dasar bidan. Memberikan umpan balik verbal yang positif kepada orang
tua tentang perawatan bayi, melibatkan ayah, orang penting lainnya dan memberikan kesempatan
untuk dukungan sebaya yang tepat dapat meningkatkan efikasi diri ibu dan meningkatkan
pengalaman dan transisi menjadi orang tua (Warren dan McCarthy 2011). Namun, Jones dkk.
(2013) menyoroti bahwa dukungan teman sebaya mungkin tidak bernilai bagi semua wanita,
terutama bagi mereka yang merasa tidak dapat berbicara secara terbuka tentang perasaan mereka
yang sebenarnya, yang mengarah pada perasaan terisolasi.
Bidan dapat membantu membangun rasa percaya diri ibu terhadap kemampuan
keibuannya, mendorong perkembangan hubungan ibu-bayi, kompetensi pengasuhan, dan efikasi
diri (Rowe et al. 2013). Unit yang dipimpin oleh bidan dapat menawarkan lingkungan pasca
kelahiran yang ideal yang meningkatkan ketenangan; tempat bagi ibu untuk merasa diasuh,
kesempatan untuk memulihkan vitalitas, belajar dan mendapatkan kepercayaan diri dalam peran
barunya yang didukung oleh bidan (Smythe et al. 2013). Transfer perawatan dari bidan dan
komunikasi yang efektif dengan pengunjung kesehatan dan General Practitioner (GP) adalah
bagian penting dari kontinum perawatan pasca persalinan yang berkelanjutan untuk ibu dan bayi.

Ayah yang menarik


Selama pemberian perawatan pasca persalinan, pekerja perawatan bersalin harus peka
terhadap kebutuhan keluarga; sementara banyak fokus adalah pada wanita dan bayi, penting
untuk mengakui kebutuhan dan emosi ayah; untuk memasukkan mereka ke dalam perawatan.
Sementara penyedia perawatan bersalin mungkin menganggap wanita memiliki persalinan
normal dan kelahiran rutin, beberapa pasangan mungkin menemukan kelahiran yang
menyedihkan dan mungkin menunjukkan gejala gangguan stres pasca-trauma setelah
pengalaman emosional negatif sejak lahir (White 2007).
Menjadi ayah yang aktif, terutama di tahun-tahun awal, terbukti berdampak positif bagi
perkembangan anak (RCM 2011a). Telah diidentifikasi bahwa ayah muda cenderung tidak
terlibat dalam perawatan anak-anak mereka (Fisher 2007) dan beberapa ayah mengalami tempat
mereka dalam perawatan bersalin sebagai 'non-pasien' dan 'non pengunjung' dengan konsekuensi
dari perasaan dikucilkan dan ketakutan (Steen et al. 2012). Pengalaman seorang pria sendiri
sebagai ayah dapat berdampak pada bagaimana dia mengembangkan hubungan dengan anak-
anaknya sendiri;  Ayah mungkin khawatir tentang implikasi keuangan yang datang dengan bayi
baru dan bagaimana mereka akan mengatur untuk menyediakan. Namun, demografi keluarga
telah berubah secara dramatis selama 50 tahun terakhir dan lebih umum bagi ibu dan ayah untuk
bekerja, dan berbagi penghasilan dan tanggung jawab mengasuh anak-anak (Laporan Tahunan
Fatherhood Institute 2012-13). Di Inggris Raya, ayah mungkin berhak atas satu atau dua minggu
gaji ayah menurut undang-undang biasa dan hingga 26 minggu cuti ayah tambahan yang dibayar
(tetapi hanya jika ibu kembali bekerja); rincian lebih lanjut dapat ditemukan secara online di
GOV.UK. Untuk keluarga yang membutuhkan dukungan keuangan tambahan, penyedia
perawatan bersalin mungkin perlu menandai keluarga ke lembaga lain yang sesuai. Beberapa
Pusat Anak menyediakan sesi khusus untuk para ayah yang memungkinkan mereka berbagi
pengalaman; rincian ini dapat ditemukan dalam wilayah lokal penyediaan layanan bersalin. 

Melindungi orang dewasa dan bayi yang rentan 


Perlindungan berarti ‘melindungi kesehatan, kesejahteraan, dan hak asasi manusia,
memungkinkan mereka untuk hidup bebas dari bahaya, penyalahgunaan, dan penelantaran’ (Care
Quality Commission 2014). Kelompok-kelompok yang diidentifikasi secara khusus
membutuhkan perlindungan ini adalah anak-anak, orang muda dan orang dewasa yang rentan,
tetapi siapa pun dapat menemukan diri mereka dalam keadaan di mana mereka membutuhkan
perlindungan. 
Bidan dipandang sebagai pekerja kunci dalam kaitannya dengan perlindungan baik orang
dewasa maupun anak-anak (NMC 2009). Bidan komunitas khususnya, memiliki kesempatan
untuk bertemu dengan keluarga dan mengunjungi mereka di rumah mereka, dan oleh karena itu
dapat membantu dalam pencegahan, identifikasi, pemantauan dan pelaporan kekhawatiran
tentang kesejahteraan anggota keluarga. Bidan juga merupakan elemen penting dari tim
pengamanan karena diketahui bahwa kehamilan dan periode pascakelahiran adalah saat di mana
kekerasan dapat dimulai atau menjadi lebih buruk (NICE 2014). Bidan dapat membantu dalam
mendukung keluarga untuk memfasilitasi lingkungan dalam keluarga yang akan mengurangi
risiko pelecehan baik anak-anak maupun orang dewasa. Fokus seharusnya tidak hanya pada
wanita dan bayinya, tetapi juga anak-anak atau anggota keluarga lain yang mereka temui.
Profesional kesehatan harus selalu up to date dan waspada dalam mengidentifikasi tanda-tanda
pelecehan dan mengetahui sistem yang ada untuk melaporkan penyalahgunaan (NICE 2014). Ini
melibatkan mengajukan pertanyaan yang sesuai kepada semua wanita hamil tentang kekerasan
dalam rumah tangga (Hardacre 2005), memeriksa bayi untuk tanda-tanda kekerasan fisik (NICE
2009) dan mengamati interaksi antara wanita, pasangan dan bayi mereka (Williams et al. 2013).

Mengurangi risiko sindrom kematian bayi mendadak


Salah satu tantangan terbesar bagi orang tua baru adalah menyesuaikan diri dengan
rutinitas baru di malam hari. Inisiatif Ramah Bayi UNICEF menawarkan saran praktis untuk
orang tua dan rekomendasi untuk mempromosikan keselamatan dengan tujuan mengurangi risiko
sindrom kematian bayi mendadak (SIDS). Sebuah panduan telah ditulis untuk membantu para
profesional kesehatan yang akan menggunakan panduan Merawat Bayi Anda di Malam Hari
dengan orang tua baru. Ini menyoroti bukti yang mendukung rekomendasi dalam selebaran dan
menawarkan panduan untuk membahas masalah ini; itu tersedia untuk diunduh atau dapat
diakses secara online. 
Kumpulan bukti saat ini sangat mendukung pesan utama berikut, yang harus disampaikan
kepada semua orang tua saat mendiskusikan berbagi tempat tidur (UNICEF UK 2013):
 Tempat teraman bagi bayi Anda untuk tidur adalah di ranjang bayi di samping tempat
tidur Anda selama 6 bulan pertama.
 Tidur dengan bayi Anda di sofa menempatkan bayi Anda pada risiko terbesar.
 Bayi Anda tidak boleh berbagi tempat tidur dengan siapa pun yang perokok.

Saran olahraga pasca melahirkan untuk ibu baru


Merupakan bagian dari peran dan tanggung jawab bidan untuk memastikan ibu baru
diberikan informasi dan saran yang relevan mengenai olahraga yang aman pada periode
pascakelahiran. Fisioterapis yang bekerja di unit bersalin tersedia untuk saran spesialis bagi
wanita; informasi juga tersedia untuk profesional kesehatan dan wanita dari Association of
Chartered Physiotherapists in Women's Health. Pembaca didorong untuk mengakses
rekomendasi dan pedoman yang tersedia di situs web.

Tanggung jawab lain bidan pada periode pascakelahiran


Bidan juga perlu menilai apakah wanita tersebut rhesus negatif dan apakah dia
memerlukan pemberian imunoglobulin anti-D pada periode pascakelahiran; sangat penting
bahwa ini diberikan dalam waktu 72 jam setelah kelahiran, jika diperlukan. Sampel darah yang
sesuai dari ibu dan tali pusat bayi akan diambil segera setelah kelahiran untuk mengidentifikasi
golongan darah dan kemungkinan transfer antibodi (lihat Bab 6: ‘Perawatan kebidanan
antenatal’, di mana isoimunisasi dibahas secara lebih mendalam).
Bidan juga perlu mengevaluasi apakah wanita tersebut memerlukan vaksin MMR untuk
mencegah campak, gondok, dan rubella di masa mendatang.
Metode dan waktu dimulainya kembali kontrasepsi harus didiskusikan dalam minggu
pertama kelahiran seperti yang direkomendasikan oleh (NICE 2006). Profesional kesehatan yang
memberi nasihat kepada wanita tentang pilihan kontrasepsi harus kompeten untuk
mendiskusikan metode yang tersedia, manfaat dan risiko dari berbagai metode (lihat Bab 12:
‘Kontrasepsi’, di mana metode dibahas secara lebih mendalam).

  
Poin-poin penting
 Periode pascakelahiran adalah masa adaptasi, yang mencakup banyak pengalaman fisik,
emosional, sosial ekonomi, dan perubahan hidup bagi ibu dan pasangan. 
 Di Inggris, penyediaan perawatan pascapersalinan merupakan bagian mendasar dari
layanan bersalin.
 Perawatan pascakelahiran yang efektif diketahui dapat meningkatkan kepuasan dan hasil
kesehatan wanita.
 Perubahan demografi dan kebutuhan kesehatan telah menyebabkan peningkatan tekanan
pada layanan pascakelahiran.
 Kematian dalam ketentuan postnatal di Inggris mengkhawatirkan, dengan potensi untuk
mempengaruhi hasil kesehatan bagi wanita dan bayi mereka.
 Bidan memiliki peran kunci untuk dapat mendukung adaptasi yang sehat menjadi orang
tua bagi ibu dan pasangan.

Kesimpulan
Periode pascakelahiran adalah masa perubahan besar bagi wanita dan keluarga. Bidan
memiliki peran penting dalam meningkatkan kepercayaan diri dalam kemampuan mengasuh
anak dan mendukung transisi fisiologis, psikologis, dan sosial yang sehat menjadi orang tua.
Dengan kematian dalam penyediaan perawatan pascapersalinan, sangat penting bahwa setiap
kontak dengan wanita dan bayi dioptimalkan dalam hal penilaian risiko kesehatan, pengambilan
keputusan bersama, pemberian informasi, perencanaan dan evaluasi perawatan yang aman dan
memenuhi kebutuhan ibu dan bayi. bayi. Pengenalan kerja kolaboratif diharapkan akan
meningkatkan efisiensi harian dan penyediaan perawatan pascapersalinan akan terus didukung
sebagai aspek penting dari pengalaman melahirkan bagi wanita dan keluarga.

CHAPTER 9 CARE TO NEWBORN 

Transisi ke kehisupan ekstra-uterin

Asuhan pada bayi baru lahir harus didukung oleh pengetahuan mengenai perubahan yang
terkait dengan transisi kehidupan di dalam Rahim dan luar Rahim. Beberapa bayi baru lahir
dapat mengalami kesulitan dalam periode transisi tersebut. Bidan dapat mendeteksi adanya
kemungkinan masalah atau penyulit pada bayi setelah dilahirkan dengan melihat faktor resiko
melalui pemeriksaan antepartum maupun intrapartum. Bidan harus siap dan terampil dalam
memberikan asuhan resusitasi bayi baru lahir dan mengenali penyimpangan dari batas normal.
Selalu pastikan kelengkapan peralatan untuk resusitasi bayi baru lahir.

Sirkulasi Fetal

Oksigenasi dan nutrisi yang diperoleh janin disalurkan melalui plasenta.

o Ductus venosus : pembuluh darah yang menghubungkan vena umbilikalis dengan vena cava
inferior, membawa oksigen dan nutrisi
o Foramen ovale : katup antara atrium kanan dan kiri
o Ductus arteriosus : pembuluh darah yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta

Transisi

Saat paru-paru mengembang pada nafas pertama, menyebabkan penurunan terkait


resistensi pembuluh darah paru. Penurunan tekanan di atrium kanan menyebabkan penyempitan
dan kemudia penutupan ductus venosus.

Pemotongan tali pusat menyebabkan peningkatan tekanan darah sistemik. Peningkatan


aliran darah ke paru-paru dan Kembali ke atrium kiri menyebabkan perubahan tekanan di dalam
jantung sehingga foramen ovale menutup/ Penutupan ductus arteriosus ( saluran penghubung
aorta dengan arteri pulmonalis)
Skor APGAR

Dinilai pada menit ke 1 dan 5. Penilaian ini untuk memberikan indicator mengenaik kondisi saat
bayi lahir dan mendeteksi masalah/penyimpangan yang membutuhkan intervensi secara cepat
dan tepat.

 
Indicator 0 1 2

Denyut Tidak ada < 100 bpm Ø  100 bpm


jantung

Pernapasan Tidak ada Lambat, tidak beraturan Beraturan, menangis

Gerak Flaksid Sedikit fleksi Aktif

Respons Tidak ada Merintih Batuk, menangis

Warna kulit Biru/pucat Badan pink, ekstremitas biru Pink

Keterangan

Bayi normal : 7-10

Asfiksia ringan : 4-6

Asfiksia berat : 0-3

Resusitasi dasar bayi baru lahir

Jika kondisi bayi saat dilahirkan pucat, terkulai, dan bradikardi maka kemungkinan
memerlukan resusitasi. Penanganan resusitasi dilakukan dengan cepat dan tepat. Penting untuk
diingat bahwa Tindakan awal mengeringkan dan mengganti handuk yang basah berpengaruh
signifikan terhadap keberhasilan Tindakan resusitasi.

Pada bayi dengan yang tidak dapat bernafas spontan setelah lahir, terdapat langkah dasar
yang harus dilakukan, yang pertama adalah posisikan dengan benar. Buka jalan nafas bayi
dengan posisi menghidu, posisi ini memungkinkan adanya respirasi spontan. Jika Tindakan ini
belum berhasil, jalan nafas mungkin tersumbat sehingga perlu dilakukan chin lift atau manuver
jaw thrust.

Bayi yang masih tidak bernafas spontan pada kondisi jalan nafas terbuka membutuhkan
ventilasi tekanan positif dengan menggunakan sungkup yang sesuai dengan ukuran bayi.
Tekanan yang diperlukan sebagai langkah awal pengembangan paru-paru dan mendorong cairan
Kembali ke volume sirkulasi pada bayi baru lahir cukup bulan adalah 30cm/h2o sebanyak 5
inflasi nafas. Lakukan penilaian, jika dada mengembang, lakukan ventilasi 20x dengan tekanan
20cm air selama 30 detik. Bidan perlu mengetahui faktor resiko yang dapat memungkinkan
terjadinya asfiksia neonatus. Alat resusitasi selalu siap dalam kondisi apapun.

Perawatan segera bayi baru lahir

Pedoman NICE untuk perawatan neonatus menyarankan pemotongan tali pusat segera
pada bayi dengan skor apgar <5. Penjepitan talipusat secara dini tidak direkomendasikan pada
bayi dengan kondisi baik. The Rescutitation council UK (2010) merekomendasikan penundaan
penjepitan tali pusat setidaknya dilakukan satu menit sejak bayi lahir spontan.

Asuhan penting lainnya adalah melakukan inisiasi menyusui dini/IMD dengan


menempatkan bayi (posisi tengkurap) diatas dada ibu secara skin to skin. Manfaat dari
dilakukannya IMD adalah terjadinya stabilisasi sistem kardiovaskuler, termoregulasi yang lebih
baik, inisiasi menyusui lebih awal, dan peningkatan keberhasilan menyusui. Bayi perlu
dikeringkan dan dijaga kehangatannya dengan menutupi tubuh bagian belakang dengan kain dan
kepala dengan topi.

Pemeriksaan fisik dilakukan secara head to toe. Ibu harus dijelaskan mengenai setiap prosedur
yang dilakukan kepada bayinya dan meminta persetujuan dari Tindakan yang akan dilakukan.

Kepala Adakah moulding/caput succadaenum/cephal hematoma?

Wajah Penampilan wajah yang abnormal mungkin mengindikasikan kelainan seperti


down syndrome (wajah mongol).

Mata Buka kelopak mata bayi dan cek kondisi bola mata

Telinga Posisi telinga harus diperhatikan. Bagian atas telinga yang tidak sejajar pada
ujung mata atau lebih rendah, mungkin mengindikasikan kelainan/syndrome

Mulut Inspeksi atau palpasi dengan jari yang bersih untuk mengetahui adakah langit-
langit mulut, adakah labioskizis? Palatoskizis? Labiopalatoskizis?

Genitalia Cek kelengkapan dan kondisi organ genitalia


Anus Cek posisi dan lubang anus

Punggung Raba tulang belakang dengan jari secara perlahan dari atas ke bawah dan
identifikasi adakah benjolan atau lekukan

Ekstremitas Cek kelengkapan jumlah jari dan adakah selaput yang menghubungkan jari-jari

 
CHAPTER 10 INFANT FEEDING
Pentingnya menyusui bagi ibu dan bayi

         Menyusui merupakan respon alamiah tubuh ibu untuk memberikan makanan kepada bayi
melalui payudaranya. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa menyusui terbukti memiliki banyak
manfaat yang berpengaruh untuk kesehatan ibu dan janin baik fisik maupun psikologis. Studi
terbaru bahwa menyusui mengurangi resiko stress hingga depresi pasca-kelahiran, mengurangi
resiko abses payudara, kanker payudara, penyakit kardiovaskular, diabetes melitus tipe 2,
rheumatoid arthitis, kanker reproduksi bagi ibu (Heikkila et al 2001, Herba et al 2012, Quigley
2013, Donaldson-Myles 2011, Godfrey dan Lawrence 2010, Heinrichs et al 2001).

Manfaat bagi bayi menurut penelitian terbaru bahwa ASI meningkatkan kemampuan
kognitif bayi, meningkatkan perkembangnan neurologis, meningkatkan perkembangan mobilitas
atas, serta mencegah dari resiko penyakit seperti gangguan kardiovaskular, diabetes melitus tipe
1-2, dermatitis, asma, penyakit pernapasan, penyakit gastrointestinal, anemia, leukimia, obesitas
dikemudian hari, sindrom kematian bayi mendadak, enterokolitis, pengurangan otitis media akur,
nekrotikan pada bayi prematur (Fetrew 2004, Ip et al 2007, Riodran 2010). WHO
merekomendasikan pemberian ASI sampai 2 tahun, menimbang banyaknya manfaat yang
didapatkan ibu dan bayi, rendahnya potensi resiko, serta berbiaya rendah).

B. Cara kerja menyusui

1. Fisiologi laktasi

- Laktogenesis I : Tahap persiapan produksi ASI yang dipengaruhi oleh hormon esterogen,
progesteron, serta hormon laktogen plasenta. Pada tahap ini terjadi proliferasi jaringan
duktus dan alveoli untuk mempersiapkan produksi susu masa aterm.
- Laktogenesis II : Tahap ini dikendalikan oleh endokrin dan penurunan sirkulasi
progesteron, esterogen, dan hormon laktogen plasenta. Sehingga terjadi sekresi prolaktin
yang menyebabkan let-down reflex. Ibu akan mengalami perubahan seperti pembesaran
payudara yang cepat, berat, hangat selama 48-72 jam pasca kelahiran.
- Laktogenesis III : Tahap ini adalah fase pemeliharaan. Produksi ASI yang terjadi
mencerminkan kebutuhan nafsu makan bayi dan kemampuannya dalam perlekatan saat
menyusui secara efektif dan sering.

2. Prolaktin Releasing Faktor (PRF)


  Pengeluaran prolaktin  bertanggung jawab membangun serta mempertahankan produksi
ASI yang efektif, kebutuhan bayi dalam menyusui dan memerah ASI meningatkan kadar
sirkulasi prolaktin. Prolaktin bekerja dengan mengikat dinding sel asini (laktosit) untuk
memicu produksi ASI. Ketika payudara penuh maka alveolus meregang, mengakibatkan
prolaktin tidak dapat menempel pada reseptor dan tidak memasuki laktosit. Sehingga apabila
terjadi secara terus-menerus maka produksi ASI bisa berhenti.

3. Feedback Inhibitor of Lactation (FIL)

  FIL mengontrol sintesis susu secara lokal, mekanisme tidak jelas, mungkin menjadi salah
satu senyawa dalam ASI. Apabila terjadi bendungan ASI, dapat terlihat FIL juga menumpuk
didalam senyawa ASI dan menurunkan sekresi prolaktin.

4. Prolaktin Inhibitory Factor (PIF)

  PIF memicu hipotalamus untuk membangun atau menekan sekresi prolaktin di kelenjar
hipofisis anterior. Sehingga kerjanya bisa sebagai penghambat maupun pembangun dari
sekresi prolaktin untuk memproduksi ASI.

5. Kulit ke kulit

  Kondisi skin-to-skin ini membangun hubungan antara ibu dan bayi, membantu saling
memahami antara keduanya, saling memberikan respon atau timbal balik selama proses
perkenalan dan menyusui, mendorong perilaku saraf dan perilaku bayi untuk menyusui, dan
mengurangi depresi pada ibu postpartum, serta manfaat lainnya yang melimpah. Skin-to-
skin bisa juga dengan ayah agar ayah juga merasakan manfaat yang didapatkan oleh ibu.

C. Prinsip-prinsip kunci untuk pemosisian dan perlekatan

Pemosisian

1. Bayi digendong dekat dengan tubuh ibu.


2. Kepala dan tubuh bayi sejajar memastikan bayi memiliki kebebasan untuk memiringkan
kepalanya ke belakang.
3. Bahu bayi ditopang, bukan bagian belakang kepala.
4. Hidung bayi mulai berlawanan dengan puting susu.
5. Posisinya berkelanjutan.

Perlekatan

1. Saat mulut bayi terbuka lebar, bayi dibawa ke payudara dengan cepat.
2. Dagu dan lidah mengarah, puting mengarah ke pertemuan langit-langit lunak dan keras

Rekomendasi untuk mengenali perlekatan yang efektif untuk memungkinkan transfer ASI
yang cukup

1. Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah melengkung ke belakang.


2. Bayi memiliki mulut besar yang penuh dengan payudara.
3. Pipi terlihat penuh dan bulat.
4. Dagu bayi menyentuh payudara.
5. Kulit areola yang lebih gelap terlihat lebih banyak di atas bibir atas bayi daripada di
bawah bibir bawah bayi – bagian bawah areola tidak terlihat.
6. Pemberian makan tidak menimbulkan rasa sakit. Awalnya ibu mungkin merasa tidak
nyaman pada awal menyusui

Pengasuhan Biologis – Pendekatan berbeda dalam pemberian ASI


 
Bayi baru lahir memiliki kemampuan untuk mencium, menemukan dan menempel
dengan sumber makanan. Peningkatan pemberian susu formula dalam negara berkembang
menunjukkan bahwa sebagian besar ibu telah kehilangan kepercayaan dalam kemampuan bayi
untuk mencari payudara ibu sendiri. UNICEF merekomendasikan penggunaan keterampilan
praktis konvensional untuk mengajarkan posisi ibu yang mendukung transisi agar mengasihi
menjadi efektif. 
 
Mendapat cukup ASI
Ibu perlu mengenali pemberian susu yang cukup untuk merasa percaya diri untuk bisa
menyediakan nutrisi adekuat untuk bayinya. Kontak dini kulit-ke-kulit, IMD (inisiasi menyusui
dini), serta frekuensi menyusui dengan penempelan yang efektif merupakan fondasi penting
untuk dapat menyusui secara efektif yang berkelanjutan.
 
Laktogenesis yang tertunda secara fisiologis
Terdapat beberapa factor fisiologis yang dapat mempengaruhi kemampuan ibu untuk menyusui
agar memenuhi kebutuhan bayi. Faktor tersebut seperti : anemia, perdarahan postpartum, pcos,
section caesarea, diabetes, operasi payudara, atau kecemasan pada ibu. Pembuangan ASI yang
tidak efektif dari payudara mempengaruhi fisiologi normal dalam laktasi, pemisahan antara ibu
dan bayi serta makanan tambahan merupakan beberapa alasan utama keterlambatan lactogenesis.
 
Ankyloglossia (lidah terikat)
Sekitar 1 dari 10 bayi lahir dengan frenulum lingual yang pendek, tebal atau ketat
(ankyloglossia) yang dapat membatasi penonjolan ke depan, pengangkatan ke atas dan atau
mobilitas lateral lidah, sehingga memungkinkan kesulitan bayi dalam penempelan terhadap
bagian putting/areola ibu untuk mendapat ASI secara efektif. Ibu menyusui dengan keadaan bayi
ini seringkali mengalami nyeri payudara dan puting yang lecet akibat dari kesulitan penempelan
mulut bayi dalam menyusui. Hal ini dapat berdampak pada berkurangnya ASI dan bayi yang
sulit bertambah berat badan. Jika dicurigai adanya ikatan lidah dan semua strategi lain untuk
mencapai keberhasilan menyusui atau pemindahan susu yang efisien dari botol tidak berhasil,
maka rujukan mendesak ke profesional kesehatan yang merupakan Praktisi Frenotomi yang
memenuhi syarat harus dicari.
 
Alasan untuk mengeluarkan ASI
Setiap ibu menyusui perlu mengetahui bagaimana cara mengeluarkan ASI dengan tangan,
sebagai bagian dari Inisiasi menyusui dini (IMD), beberapa hari setelah persalinan.
1.     Untuk menstimulasi bayi agar dapat menyusui dengan mengeluarkan beberapa tetes ASI
ke bibir bayi
2.     Untuk mengumpulkan kolostrum, ke spuit atau gelas, kepada bayi baru lahir yang belum
stabil untuk menyusui secara efektif
3.     Untuk mengurangi bendungan ASI
4.     Untuk membantu pengeluaran ASI pasca menyusui, jika bendungan masih menjadi
masalah / ibu memiliki mastitis / jika bayi tidak dapat menyusui karena lahir premature,
sakit atau kondisi klinis lain yang dapat mempengaruhi kemampuan bayi menghisap ASI
contoh down syndrome, bibir sumbing
5.     Untuk meningkatkan produksi ASI dengan mengeluarkan ASI pasca menyusui
6.     Untuk mendukung pilihan ibu dalam pemberian ASI dengan menggunakan botol dan
puting. 
7.     Untuk memberi sediaan ASI dalam memenuhi kebutuhan bayi, jika ibu bekerja atau
bepergian dalam beberapa waktu
8.     Untuk menjaga sediaan ASI, ketika terpisah dengan bayi, dengan menyusui pada waktu
bayi menyusui
 
Penggunaan tangan dalam mengeluarkan ASI
Memperoleh kemampuan menggunakan tangan, membantu ibu untuk meningkatkan
kepercayaan dan otonomi dalam menyusui dan menyediakan ibu dengan salah satu ‘pertolongan
diri’ jika memiliki masalah terhadap menyusui. Kolostrum yang dihasilkan memiliki faktor imun
vital yang diproduksi oleh ibu untuk melindungi bayi dari infeksi, hormon, yang membantu
menjaga kestabilan fisiologis dan enzim yang membantu pencernaan dan penyerapan nutrisi.
Penting bagi ibu untuk mengeluarkan Kolostrum secara berulang, untuk memicu prolactin dari
kelenjar otak bagian anterior dan reseptor sel prolaktin untuk menghasilkan ASI.
 
Identifikasi dan mengatur masalah umum dalam menyusui
Terdapat beberapa kondisi patologis yang telah ditelusuri mengarah pada hal berikut :
a.     Posisi dan penempelan bayi yang salah
b.     Tidak sering menyusui dan pengeluaran ASI yang tidak efektif
c.     Manajemen menyusui yang buruk
d.     Puting yang lecet
e.     Kombinasi dari beberapa hal diatas
Pentingnya dukungan untuk ibu dari bidan, konsultan laktasi, dukungan rekan, tenaga kesahatan
untuk mendeteksi dini dan melakukan manajemen yang sesuai jika terjadi komplikasi. Sebagai
bagian dari analisis, bidan perlu mengetahui Riwayat laktasi dan mengobservasi cara ibu
menyusui sebelum memberikan perencanaan pelayanan. Kondisi yang umum terjadi meliputi
pembengkakan payudara, mastitis, lecet puting, sariawan. 
 
Kapan menyusui tidak direkomendasikan
Beberapa penyakit yang ditularkan melalui darah, seperti HIV yang dapat ditularkan
melalui ASI dan mempengaruhi bayi. Dalam beberapa kasus, menyusui tidak direkomendasikan,
dimana pengganti makanan diperbolehkan, dapat diberikan, dapat dikonsumsi, mudah
didapatkan, berkelanjutan dan aman. Beberapa medikasi yang dikonsumsi oleh ibu dapat
menjadi kontraindikasi karena akan mempengaruhi bayi.
 
Mendukung ibu untuk memberikan susu formula
Walaupun menyusui dengan ASI dipromosikan sebagai formula terbaik untuk bayi,
sebagian besar bayi menerima susu formula dalam tahun pertama hidupnya. Penelitian
menunjukkan bahwa masih banyak ibu yang kekurangan informasi dalam pemberian susu
formula dan memiliki banyak kesalahan dalam persiapan pemberian makanan. Ibu memilih
untuk menggunakan susu formula untuk bayinya perlu dukungan untuk meyakinkan bahwa
mereka dapat mensterilkan peralatan dengan baik, menyiapkan serta menyimpan makanan, dan
pemberian makanan tersebut pada bayi. Informasi yang tidak memadai dapat memicu para ibu
dan pasangan dengan memberikan susu formula dapat menimbulkan masalah komplikasi
kesehatan pada bayi. Perhatian utama dalam menyiapkan susu formula, serta mencuci tangan
perlu diperhatikan secara baik.
 
Kesimpulan
Bukti menyarankan dengan meningkatkan inisiasi dan durasi dalam menyusui dapat
membantu mengurangi komplikasi kesehatan. Bidan dan tenaga kesehatan perlu mengetahui
factor yang dapat mempengaruhi keputusan perempuan dalam pemberian makanan bagi bayi dan
meyakinkan hal tersebut merupakan terbukti baik dan diaplikasikan dalam praktek klinis.
Perlunya penyediaan asuhan yang sensitive pada budaya, keluarga, dan responsive terhadap
kebutuhan individu, menghargai nilai dan kepercayaan. Setiap perempuan perlu didukung dalam
pilihannya terhadap pemberian makan pada bayi dan menerima informasi yang konsisiten serta
acuan dalam menjaga kebutuhan nutrisi bayi juga meningkatkan kepercayaan diri ibu dan
pasangan.

Chapter 11 Public health and health promotion

Konsep dan definisi Kesehatan

Terdapat tiga konsep Kesehatan menurut Bowden (2006) yaitu konsep medis, konsep fungsional,
dan konsep kesejahteraan. Konsep medis Kesehatan mengacu pada tidak adanya penyakit dan
ditandai dengan penghindaran dan pehancuran pathogen dan perlambatan atau pencegahan
perkembangan penyakit. Kesehatan fungsional adalah kemampuan untuk berfungsi secara praktis
dalam masyarakat atau kemampuan seseorang untuk terlibat dalam aktivitas kehdupan sehari-
hari, dan mengetahui manajemen yang sesuai pada suatu penyakit. Fungsi tubuh berhubungan
dengan pikiran dan jiwa. Oleh karena itu, penyakit mungkin terjadi tanpa adanya penyakit
biofisik. Kesejahteraan meliputi pengalaman individu tentang keutuhan dan keharmonisan,
terlepas dari diagnosis biofisik dan memanfaatkan aspe fisiologis, psikologis, dan spiritual.

Kesehatan masyarakat

Kesehatan masyarakat merupakan ilmu dan seni mempromosikan dan melindungi


Kesehatan dan kesejahteraan, mencegah penyakit dan memperpanjang hidup melalui upaya
mengorganisir masyarakat. Kesehatan masyarakat menggabungkan factor sosial dan politik
bukan hanya medis saja untuk mengeksplor akar dan penyebab Kesehatan yang buruk dalam
masyarakat.

Epidemiologi
Epidemiologi melacak bagaimana penyakit dan Kesehatan yang buruk didistribusikan
melalui populasi, menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi, menghitung, melaporkan dan
menginterprestasikan penyebab penyakit dan kematian.

Demografi

Demografi merupakan menghitung populasi, memberikan catatan perhitungan, lokasi dan


karakteristik seperti usia, jenis kelamin, kelas sosial, migrasi dan etnis yang penting untuk
perencanaan layanan Kesehatan yang efektif dan memandu intervensi Kesehatan masyarakat.
Statistik bersalin meliputi tingkat konsepsi, tigkat kesuburan, tingkat kelahiran, tingkat kematian
ibu dan bayi.

Tingkat konsepsi

Statistik konsepsi berkaitan dengan WUS (usia 15-44 tahun) yang dapat melahirkan
setiap tahun mencakup kehamilan yang menghasilkan satu atau lebih kelahiran hidup, lahir mati,
atau aborsi legal.

Tingkat kesuburan

Tingkat kesuburan umum merupakan jumlah anak per 1000 perempuan yang lahir dari
populasi atau sub-populasi. Tingkat kesuburan total mengukur jumlah rata-rata anak yang akan
dimiliki oleh sekelompok Perempuan jika mereka mengalami tingkat kesuburan menurut usia
untuk tahun tertentu selama masaa subur mereka. Tingkat kesuburan spesifik usia adalah uuran
fertilitas yang spesifik untuk usia ibu yang diperoleh dengan membagi jumlah kelahiran hidup
dalam satu tahun, untuk ibu di setiap kelompok usia, dengan jumlah perempuan pada populasi
pertengahan tahun pada usia itu dinyatakan dengan per 1000 perempuan dalam kelompok usia.

Statistik kelahiran dan kematian

Kelahiran hidup mengacu pada bayi yang lahir menunjukkan tanda-tanda kehidupan
spontan setelah lahir. Statistik kematian ibu dan bayi penting untuk menemukan risiko dan
mengidentifikasi strategi pencegahan.

Ukuran Definisi

Kelahiran mati Seorang anak yang lahir dari minggu ke-24 kehamilan yang tidak
pernah menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

Angka lahir mati Jumlah kelahiran mati per 1000 kelahiran total (lahir hidup+lahir mati)

Kematian neonates Kematian dibawah 7 hari


dini

Kematian perinatal Kelahiran mati dan kematian neonates dini


Kematian ibu Kematian seorang Perempuan dalam waktu 42 hari setelah persalinan
karena sebab apapun yang berhubungan dengan atau diperberat oleh
kehamilan atau penangananannya, tetapi bukan karena sebab-sebab
kebetulan atau insidental

AKI Jumlah kematian ibu dari penyebab langsung dan tidak langsung
dalam 42 hari perama setelah persalinan per 100.000 persalinan

Rasio kematian ibu Jumlah kematian ibu dari penyebab langsung dan tidak langsung
dalam 42 hari pertama setelah persalinan per 100.000 kelahiran hidup

Kematian neonatus Kematian bayi usia dibawah 28 hari

Kematian pasca Kematian bayi usia antara 28 dan 1 tahun


neonatus

Kematian bayi Kematian bayi dibawah 1 tahun

Domain Kesehatan masyarakat

Terdapat tiga domain Kesehatan yaitu peningkatan Kesehatan, perlindungan Kesehatan,


dan pelayanan Kesehatan (peningkatan mutu). Peningkatan Kesehatan meliputi aspek sosial
ekonomi, promosi Kesehatan, dan determinan ksehatan mencakup pengurangan kesenjangan
Kesehatan dalam kemitraan dengan berbagai sektor.

Peningkatan Kesehatan: bidan dan promosi Kesehatan

Promosi Kesehatan didefinisikan sebagai kegiatan yang dirancang untuk memelihara


Kesehatan dan kualitas hidup yang optimal bagi sekelompok orang melibatkan masyarakat
dalam Kesehatan pribadi mereka baik secara individu maupun kelompok. Pendidikan kesehaan
menggunakan metode persuasive untuk menginformasikan kelompok atau individu tentang
melakukangaya hidup sehat dan menolak kebiasaan tidak sehat; pendidik menentukan
pperubahan apa yang akan bermanfaat bagi masyarakat. Empat kategori strategi promosi
Kesehatan yang digunakan oleh bidan: agen perubahan perilaku, fasilitator pemberdayaan,
strategis praktisi, dan fasilitator pemberdayaan kolektif. Agen perubahan perilaku atau
pendekatan persasi kesehata ini menggunakan Pendidikan Kesehatan di mana seorang bidan
mengidentifikasi bidang-bidang dalam model Kesehatan medis yang memerlukan perubahan.

Fasilitator pemberdayaan menggunakan metode demokratis yang berpusat pada


perempuan untuk mencapai promosi Kesehatan melalui kemitraan konstruktif dengan
perempuan. Strategis praktisi yaitu dengan mengevaluasi masalah sosial poliik yang lebih luas
yang mempengaruhi Kesehatan individu. Fasilitator pemberdayaan kolektif menggunakan
metode pengembangan masyarakat untuk promosi Kesehatan, dengan fokus pda faktor sosial
sebagai penentu utama Kesehatan.

Pengawasan Kesehatan

Pengawasan Kesehatan memiliki tujuan untuk memberikan informasi yang tepat pada
waktu yang tepat di tempat yang tepat untuk menginformasikan pengambilan keputusan dan
pengambilan Tindakan. Skrining merupakan bagian dari pengawasan Kesehatan.

Meningkatkan layanan Kesehatan melalui audit klinis

Audit klinis digunakan untuk menginformasikan Kesehatan ibu dengan menyelidiki


kasus penyebab kematian ibu dan kematian bayi.

Ketidaksetaraan Kesehatan

Ketidaksetaraan Kesehatan berasal dari ketidaksetaraan dalam pengalaman hidup


seseorang, Pendidikan dan status pekerjaan, gaya hidup, dan lingkungan yang mempengaruhi
hidup seseorang. Orang-orang dalam kelompok di daerah tertinggal cenderung mengalami
Kesehatan yang lebih buruk.

Menentukan Kesetaraan Kesehatan

Menurut Dahlgren dan Whitehead ketidaksetaraan kesehatan berhubungan dengan


beberapa faktor diantanya terkait karakteristik individu seperti genetik, jenis kelamin, dan usia
serta faktor dari lingkungan luar seperti pilihan gaya hidup, kondisi hidup, dan pekerjaan. Harus
diketahui bahwa dari masalah-masalah yang dihadapi perempuan tidaklah muncul hanya satu
penyebab saja melainkan saling berhubungan, contohnya pada Ibu yang melahirkan misalkan
permasalahn yang dihadapi akan saling mempengaruhi seperti terkait masalah sosial ekonomi
dan etnis.

Pedoman Kesehatan Masyarakat

The national institute for clinical excellence (NICE) merupakan suatu institusi nasioanl
yang didirikan pada tahun 1999, yang berwenang untuk memastikan ketersediaan layanan,
kualitas perawatan, dan perawatan NHS yang lebih baik. Pada tahun 2005 NICE menjadi
institusi nasional yang menggabungkan panduan kesehatan masyarakat untuk mencegah
kesehatan yang buruk dan mempromosikan gaya hidup yang lebih sehat dan banyak pedoman
NICE berfokus pada perawatan perempuan hamil dan bayi. Pada tahun 2013 NICE didirikan di
Inggris bertujuan untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan bangsa dan meningkatkan
kesetaraan kesehatan di masyarakat. Berdasarkan undang-undang perawatan kesehatan dan sosial
tahun 2012 dikatakan bahwa pada sektor kesehatan dan sektor perawatan sosial dapat
berkolaborasi untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan penduduk lokal dan
meningkatkan kesetaraan kesehatan, dan memproritaskan kebutuhan masing-masing masyakat
sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki masyarakat tersebut.

Meninjau Kembali Peran Bidan di Masyarakat


Ketidaksetaraan kesehatan terjadi biasanya diakibatkan oleh keadaan sosial ekonomi
yang rendah, karena biasanya masyarakat dari sosial ekonomi rendah akan mengalami kesehatan
yang lebih buruk. Sehingga peran bidan untuk mencegah kesenjangan sosial tersebut maka harus
memastikan setiap anak-anak menerima pelayanan kesehatan yang terbaik pada awal
kehidupannya dengan pelayanan berbasis komunitas.

Bidan harus memiliki pengetahuan tentang kebutuhan perawatan kesehatan penduduk


setempat dan bekerja sama dengan layanan sosial untuk mengidentifikasi dan mendukung
perempuan dan masyarakat yang berisiko. Menurut internasional confederation of midwives
(ICM) 2011 ruang lingkup praktik profesi bidan yang memiliki izin resmi adalah membuat
rujukan yang tepat ke lembaga dan praktisi lainnya, mengambil tindakan pencegahan,
pendidikan kesehatan, dan konseling kesehatan.

Maternal Obesitas

Pada perempuan usia subur dengan obesitas yaitu IMT >30 kg/m2 biasanya hasil
kesehatan tubuhnya banyak yang negatif dan kurang baik dibandingkan perempuan yang tidak
obesitas. Perempuan dengan obesitas biasanya mengalami kehamilan yang lama dan makrosomia
pada janin. Bayi dari ibu yang obesitas berisiko mengalami lahir mati, memiliki kelainan
kongenital dan kelahiran prematur, serta pada anak-anak yang lahir dari ibu yang obesitas dalam
kehamilan secara signifikan berisiko mengalami kelebihan berat badan pada usia 3 tahun.
Sehingga perubahan gaya hidup harus dilakukan untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan
ibu dan anak di masa depan. Sehingga peran bidan harus memberikan layanan berbasis
komunitas dan bertanggung jawab pada semua praktisi pelayanan kebidanan untuk dapat
menginformasikan dan mendukung perempuan untuk melakukan manajemen berat badan selama
masa subur.

Salah satu program seperti  “mulai sehat” menawarkan dukungan keuangan kepada ibu
hamil, ibu dengan anak dibawah usia 4 tahun, dan berpenghasilan rendah atau berusia dibawah
18 tahun untuk membantu menyediakan makanan bergizi bagi mereka dan anak-anak mereka.

Pengendalian Penyakit Menular

Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain
yang dapat menjadi penyakit endemik, epidemi atau pandemi di masyarakat. Salah satu
contohnya adalah pemberantasan virtual penyakit menular yang pernah terjadi di Inggris pada
abad 20, dengan cara program vaksinasi hampir universal, perbaikan kondisi perumahan dan
kehidupan pencegahan kesehatan masyarakat yang sistematis dan terarah yang mliibatkan
profesional perawatan primer termasuk bidan dan dokter umum.

Health protection agency (HPA) 2010 mengeluarkan daftar penyakit menular dan ini
bervariasi antar daerah dan pada waktu yang berbeda. Kepala petugas kesehatan di Inggris
mengumumkan bahwa perempuan hamil akan ditawarkan vaksinasi untuk melindungi bayi
mereka yang baru lahir, vaksinasi memastikan pengembangan antibodu ibu terhadap agen
infeksi, memberikan kekebalan pasif pada bayi muda, sampai vaksinasi mereka antara 6-8
minggu setelah lahir, strategi serupa terjadi dengan penyakit menular seperti influenza H1N1 (flu
babi), sehingga bidan terlibat langsung dalam melindungi dan meningkatkan kesehatan di bidan
penyakit menular.

Obat-obatan

Tidak semua obat yang diminum untuk mengatasi penyakit kronis dari sebelum hamil itu
aman untuk dikonsumsi pada saat hamil karena obat tersebut dapat bersifat teratogenik.
Thalidomide dan dietilstibestrol diresepkan untuk ibu hamil, tetapi kemudian ditemukan
menyebabkan malformasi janin (deformitas tungkai) dan perkembangan malformasi sistem
reproduksi dan kanker pada perempuan yang terpapar dalam rahim.

Rokok dan Merokok Tembakau Dalam Kehamilan

Asap rokok menghambat fungsi plasenta, mengurangi aliran darah dalam rahim,
menyebabkan kekurangan oksigen pada janin dan malnutrisi yang mengakibatkan terhambatnya
pertumbuhan janin (IUGR). Nikotin, carbon monoksida dan tar tembakau dapat secara langsung
mempengaruhi otak janin, selain itu merokok meningkatkan risiko terjadi soulusi plasenta,
kelahiran prematur, dan sindrom kematian bayi mendadak (SIDS). Bidan sering terlibat dalam
stategi berhenti merokok pada perempuan yang melahirkan anak, namun mereka terkadang
merasa kurang informasi dan tidak siap untuk membicarakan masalah ini tanpa
menstigmatisasikan perempuan dan menciptakan hubungan yang tidak dipercaya. NICE 2010
dan DH 2013 merekomendasikan untuk test napas karbon monoksida untuk memantau tingkat
asap rokok yang dihirup perempuan sebagai penanda biokimia invasif yang murah dan
membantu dokter untuk mengidentifikasi dan mengeksplorasi paparan asap rokok dengan semua
perempuan. NICE 2010 mengeluarkan panduan yang ditunjukan untuk mendukung perempuan
hamil untuk berhenti merokok pada kehamilan dan setelah kelahiran.

Konsumsi Alkohol

Konsumsi alkohol secara teratur sedang hingga berat pada kehamilan dikaitkan dengan
kelainan saraf, tengkorak, dan wajah yang letlihat pada gangguan spektrum alkohol janin.
Alkohol memiliki efek endikrin dari stres ibu pada hipotalamus-pituitari-adrenal (HPA) ibu
sehingga menyebabkan pembatasan pertumbuhan janin, ketebelakangan dan kekebalan tubuh
yang rendah pada janin. Sehingga disarankan untuk pantang alkohol total untuk ibu hamil namun
pada kebijakan NICE 2008 diperbolehkan ibu hamil mengkonsumsi alkohol tidak lebih dari 7,5
unit alkohol pada satu atau dua kali seminggu.

Kekerasan dalam rumah tangga

Perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga mungkin menunjukkan pola
perilaku yang dapat dikenali seperti ibu yang melakukan antenatal yang tidak dlakukan secara
rutin, saat melakukan antenatal terdapat cedera ringan atau memiliki riwayat rawat inap yang
berulang deng keluhan yang tidak dapat dijelaskan, dan menunjukkan sikap tidak patuh terhadap
pengobatan dan pengelolaan berbagai kondisi yang telah disarankan oleh tenaga kesehatan.
Kemungkinan juga mereka datang ke dokter dengan masalah kesehatan mental seperti depresi,
kecemasan atau menyakiti diri sendiri, dan dengan bebersapa kondisi seperti infeksi menular
seksual (IMS), infeksi saluran kemih (ISK) dan infeksi vagina. Karena perempuan mungkin
merasa sulit melepaskan diri dari pengawasan pasangan atau relasi yang kasar.
Sehingga perlunya dicari suatu kesempatan dimana ibu hamil dapat melakukan konsultasi
hanya dengan bidan saja minimal satu kali untuk dapat melakukan komunikasi yang mendalam
antara ibu hamil dengan bidan sehingga ibu hamil dapat mengungkapkan masalah mereka dan
faktor sosial yang kompleks. Bidan harus mempromosian kepentingan terbaik untuk ibu dan bayi
dengan kasus atau masalah yang dihapadi ibu hamil memalui rujukan antar tenaga kesehatan,
pemberian saran, dukungan dan pemantauan yang tepat dalam tim interprofesi dengan
pendekatan yang tidak menghakimi

Kesimpulan

Bidan memiliki tanggung jawab dan kesempatan yang besar untuk mendukung,
meningkatkan kesehatan ibu, perempuan subur dan bayinya. Setiap intervensi ditunjukkan untuk
mengurangi morbiditas dan mortalitas . Asuhan kebidanan secara keseluruhan dapat dianggap
sebagai intervensi kesehatan masyarakat yang dapat meningkatkan kesehatan dan pelayanan 
perawatan kesehatan umum ibu dan bayi baru lahir.

Poin-poin penting

· Kebidanan adalah profesi kesehatan masyarakat utama karena berkaitan dengan kesehatan
perempuan dan bayi yang memiliki  artinya penting bagi kesehatan masa depan suatu
populasi
· Promosi kesehatan merupakan aspek penting dari peran kesehatan masyarakat dari bidan
dan dapat dilakukan secara individualis, atau stategis,
· Sejumlah masalah kesehatan masyarakat saat ini yang mempengaruhi ibu dan bayi diatur
dalam konteks faktor sosial yang semakin kompleks, bidan harus menyadari hal tersebut dan
menanganinya secara sensitif , aktif, dan dengan rujukan yang tepat dalam tim
interprefesional

CHAPTER 12 CONTRACEPTION AND FAMILY PLANNING

Posisi bidan sangat ideal dalam hal memberikan informasi dan saran tentang kontrasepsi
dan KB. Kontrasepsi dapat menjadi topik sulit untuk perempuan bahkan bidan tsb sendiri.
Diskusi tsb dapat berhasil jika memperhatikan situasi dan kondisi klien serta memperbolehkan
utk memilih kontrasepsi sesuai kebutuhannya.

Apa itu Keluarga Berencana?

Kontrasepsi dan keluarga berencana sering dipahami sebagai upaya pencegahan


kehamilan atau pengontrol kesuburan. Keluarga berencana adalah perencanaan dalam jumlah
anak dan jarak kelahiran anak. Diskusi mengenai kontrasepsi penting bagi perempuan yang ingin
mencegah kehamilan selanjutnya. Bagi beberapa agama dan kepercayaan, kontrasepsi mungkin
bukan merupakan pilihan, tetapi bukan berarti tidak membutuhkan informasi dan saran mengenai
seks dan kesuburan setelah melahirkan. Panduan dari National Institute for Health and Care
Excellent (NICE) adalah kontrasepsi harus didiskusikan pada minggu pertama setelah
melahirkan. Bidan perlu menanggapi kebutuhan perempuan dan memastikan bahwa informasi
mengenai seks dan seksualitas, kontrasepsi, dan rencana kehamilan lebih lanjut sudah diberikan.
Waktu yang Tepat dalam Memberikan Saran

Pemberian informasi dan saran mengenai kontrasepsi sebaiknya dilakukan dengan tidak
terburu-buru dan penting untuk dilakukan dengan prinsip perawatan yang berpusat pada
perempuan, yaitu dengan memperhatikan privasi, menjaga kerahasiaan dan menghormati
keinginan perempuan. Pendekatan tersebut dapat memberikan kesempatan untuk berdiskusi pada
waktu yang paling sesuai dengan kebutuhan perempuan. Pembahasan mengenai kontrasepsi
tidak bisa diabaikan oleh bidan untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan.

Masalah Psikoseksual

Pendekatan dalam diskusi mengenai keluarga berencana dan kontrasepsi harus dilakukan
dengan perasaan. Penting untuk membahas mengenai keintiman seksual yang mungkin
dipengaruhi beberapa masalah. Hal yang paling berpengaruh adalah nyeri pada perineum atau
vagina. Keinginan untuk berhubungan seksual dapat rendah setelah operasi sesar karena sakit
yang dirasakan dalam beberapa waktu setelah melahirkan. Memiliki bayi yang baru lahir juga
dapat mengganggu rutinitas dan menghambat keintiman. Dampak persalinan pada hubungan
seksual tidak hanya pada perempuan. Laki-laki yang sudah menyaksikan proses persalinan
merasa tidak mau untuk menambah rasa sakit pada pasangannya atau khawatir mengenai risiko
terjadi kehamilan selanjutnya. Bidan perlu memberi informasi bahwa aman untuk melanjutkan
hubungan seks setelah melahirkan saat kedua pihak sudah siap.

Aspek Budaya

Peningkatan pergerakan global mengakibatkan adanya keberagaman budaya dalam


sebuah negara dan hal ini berpengaruh pada keluarga berencana dan pilihan kontrasepsi. Terkait
dengan keluarga berencana dan kontrasepsi, bidan harus peka terhadap budaya dan keyakinan,
serta memperlakukan setiap perempuan sebagai individu yang unik. Kuncinya adalah
menghindari asumsi stereotip, mengakui bahwa masing-masing perempuan tidak memiliki nilai
dan keyakinan yang sama.

Memberikan Saran

Seperti yang sudah ditekankan sebelumnya, semua informasi dan saran yang diberikan
kepada perempuan harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Selain
memperhitungkan preferensi budaya dan/atau agama, penting juga untuk mempertimbangkan
masalah kesehatan yang mungkin berdampak pada pilihan mereka. Maka dari itu, riwayat medis
dan obstetri perlu diketahui. Beberapa metode kontrasepsi tidak tepat jika menyusui karena
kandungan estrogen berpengaruh negative.

Memahami siklus menstruasi penting dalam kaitannya dengan memahami bagaimana


setiap metode kontrasepsi bekerja dan juga untuk memahami mengapa mereka bisa hamil
sebelum menstruasi pertama mereka. Perempuan harus memiliki kesempatan untuk
mendiskusikan isu-isu yang relevan dengan mereka; bidan karena itu harus memberikan waktu
untuk pertanyaan dan diskusi.

 
Metode Kontrasepsi

Metode dengan penghalang

1.      Kondom pria

Kondom adalah satu-satunya meotde kontrasepsi yang memberikan perlindungan


terhadap infeksi menular seksual (IMS) dan cukup efektif jika digunakan dengan benar
(98% efektif). Kondom harus digunakan setiap saat, pada waktu yang tepat dan dipasang
dengan benar agar efektif. Kondom dapat menjadi pilihan jika menghindari penggunaan
kontrasepsi berbasis hormon bagi perempuan yang sadar akan kenaikan berat badan dan
efek hormon pada tubuh.

2.      Kondom perempuan

Kondom ini juga merupakan metode kontrasepsi penghalang, tetapi sedikit kurang efektif
dibandingkan kondom pria (95%). Keefetikfan tergantung pada penggunaan yang benar
dan khususnya 'keperempuanan' harus sesuai dengan benar jika tidak maka dapat
bergeser selama hubungan seksual.

3.      Diafragma

Metode ini dipasang di dalam vagina dan menutupi leher rahim. Cara ini menghindari
penggunaan hormon dan memang memiliki keuntungan tidak mengganggu hubungan
seks. Diafragma dianggap sebagai metode kontrasepsi yang berguna bagi perempuan
yang ingin menghindari kontrasepsi berbasis hormon

Kontrasepsi hormonal

1.  Pil kombinasi → Dalam pil ini terdapat hormone progesterone dan estrogen. Metode ini dpt
digunakan utk ibu pasca bersalin 21 hari namun tidak direkomendasikan utk ibu menyusui karna
dapat mempengaruhi produksi ASI. Sangat efektif (99%) jika dikonsumsi rutin. Tdk utk
perokok.

2.  Pil progesterone → cara bekerja berbeda dari pil kombinasi dan terdapat dua tipe :

-   Tipe satu → mencegah ovulasi dan efektif (99%) jika dikonsumsi 12 jam setelahnya

- Tipe dua → mencegah sperma memasuki serviks dan harus dikonsumsi 3 jam utk
mendapatkan efektivitas (96%)

Pil progesterone ini dapat mengubah siklus haid, amenore dan meningkatkan nafsu
makan. Dapat digunakan utk ibu pasca bersalin 21 hari dan yg paling tepat utk ibu
menyusui. Cocok juga utk obesitas, usia lbh dari 35 tahun dan perokok.

Kontrasepsi tambalan (koyo)


Efektif jika digunakan secara dgn benar. Koyo ini ditempelkan pada tangan, tubuh ataupun
bokong yg melepaskan estrogen dan progesterone kedalam aliran darah. Rutin digunakan 1x
seminggu selama 3 minggu dalam sebulan sehingga 1 minggu bebas koyo. Metode ini ideal utk
perempuan yg memiliki masalah dengan kontrasepsi secara oral. Dapat digunakan ibu bersalin
21 hari namun tdk diperuntukan utk perokok dan ibu menyusui.

Cincin vagina

Alat kontrasepsi yang dari plastik bebas lateks yang mengandung hormon estrogen dan
progesteron. Efektif (99%) jika digunakan secara benar. Cincin ini dimasukan kedalam vagina
dalam waktu 3 minggu setelah itu dilepas selama seminggu.  Metode ini dapat mengontrol siklus
haid dan memiliki dosis estorgen lebih rendah jika dibandingkan dengan kotrasepsi koyo dan pil
kombinasi. Dpt digunakan 21 hari setelah bersalin namun tdk cocok untuk ibu menyusui.

Metode Jangka Panjang

1.  Implant → kontrasepsi berbentuk batang kecil yang dimasukkan di bawah kulit lengan atas dan
secara perlahan melepaskan hormone progesterone. Implant dpt digunakan dalam waktu 3 tahun
dan cocok untuk perempuan yg memiliki masalah dalam mengonsumsi pil setiap hari. Implant
dpt digunakan utk ibu bersalin 21 hari dan ibu menyusui. Pemasangan dan pencabutan implant
harus dilakukan dengan tenaga kesehatan professional. Efek sampingnya adalah dpt
mempengaruhi siklus haid.

2.  Suntik → mengandung progesterone dan dpt mencegah ovulasi. Diberikan setiap 12 minggu. Dpt
digunakan pada ibu bersalin 12 minggu namun lebih efektif jika menunggu sampe 6 mgg pasca
bersalin. Tdk mempengaruhi ASI namun dapat mengakibatkan amenore dan perubahan siklus
haid ke beberapa perempuan.

3.  IUD → berbentuk tembaga dan plastic yg dimasukan kedalam uterus. Cara kerjanya adalah
meningkatkan sel darah putih di didlm serviks yg dmn dapat mencegah sperma masuk. Efektif
98 – 99% dan bertahan selama 5 – 10 tahun sesuai dgn tipe yg digunakan. Cocok utk perempuan
yg tidak ingin menggunakan kontrasepsi hormone ataupun ingin memiliki jarak usia anak yg
jauh. Efek samping: menstruasi akan terasa lebih lama dan sakit saat awal pemakaian.
Pemasangan dan pencabutan IUD  harus dilakukan dengan tenaga kesehatan professional.

4.  IUS → sama dgn IUD namun tdk menggunakan bahan tembaga. Dapat bertahan selama 5 tahun
atau lebih. Dapat digunakan pasca bersalin 4 – 6 minggu dan tdk mempengaruhi ASI.

Metode Alami

     Metode kalender → Metode ini memperkirakan waktu masa subur dgn siklus menstruasi
sebelumnya untuk merencenakan berhubungan seks.  Metode ini kurang efektif jika dlm keadaan
stress ataupun sedang sakit dan akan lebih sulit jika digunakan pasca bersalin.

     Metode amenore laktasi → efektif 98% sebelum menstruasi atau pada masa menyusui ASI total
dgn bayi dibawah usia 6 bulan.

Kontrasepsi Darurat
Metode ini dpt digunakan untuk mencegah kehamilan yg tidak diinginkan jika metode
kontrasepsi gagal atau tdk menggunakan kontrasepsi. Harus diberikan secepatnya setelah
seks tdk terlindungi (tdk menggunakan kondom). Kontrasepsi darurat tidak utk setiap
mencegah kehamilan terus menerus dan sebaiknya hanya dilakukan sesekali. Kontrasepsi ini
dpt diperoleh di apotek dan rumah sakit. Terdapat dua tipe yaitu pil dan IUD.

Sterilisasi

    Vasektomi  →  metode kontrasepsi dgn cara memotong atau menjepit vas deferens yg membawa
sperma ke penis. Vasektomi ini tdk akan langsung efektif. Diperlukan uji semen terlebih dahulu
waktu ke waktu selama 8 mgg utk membuktikan bahwa hasil semen tsb tdk mengandung sperma.
Diperlukan konseling dan edukasi sebelum keputusan akhir karna bersifat permanen.

    Tubektomi → dgn cara memotong atau menjepit tuba utk mencegah sel telur dan sperma bertemu.
Ini merupakan metode dgn jangka panjang dan tdk disarankan untuk perempuan yg masih muda
karna takut menyesal mengambil prosedur ini.

CHAPTER 13 PERINATAL MENTAL HEALTH

1. Parah (gangguan psikotik) biasanya berkaitan dengan kondisi ibu yang mengalami
Skizofrenia, gangguan bipolar, depresi berat dan kondisi psikotik lainnya.
2. Ringan sampai sedang (gangguan neurotik) biasanya terjadi kepada ibu yang mengalami
kondisi depresi ringan-sedang (non-psikotik), kecemasan dan depresi campuran, gangguan
panik, gangguan kecemasan seperti OCD, PTSD dan gangguan panik.
3. Reaksi penyesuaian merupakan kondisi dimana ibu mengalami reaksi menyedihkan
terhadap peristiwa kehidupan seperti kehilangan atau kesulitan social
4. Penyalahgunaan zat biasanya terjadi pada ibu yang menyalahgunakan atau bergantung pada
zat-zat seperti alkohol dan obat-obatan legal atau ilegal.
5. Gangguan kepribadian merupakan kondisi yang terjadi pada individu yang memiliki
masalah yang persisten dan parah sepanjang masa dewasanya dalam menghadapi tekanan
kehidupan normal. Akibatnya mereka menunjukkan kesulitan dalam bidang-bidang seperti
mengendalikan perilaku mereka, mempertahankan hubungan yang memuaskan,
menyebabkan penderitaan bagi orang lain dan bertindak tidak bertanggung jawab tanpa
pemahaman tentang konsekuensi dari tindakan mereka.
6. Ketidakmampuan belajar biasanya terjadi pada Individu dengan gangguan intelektual atau
kognitif.

 Depresi (Depression)

Depresi adalah salah satu kondisi yang paling umum di seluruh periode perinatal.
Sejumlah penelitian telah mengatakan bahwa perempuan dengan depresi pascapersalinan juga
mengalami depresi selama kehamilan yang dapat diidentifikasi sejak saat kehamilan (NSPCC
2013). Namun, sekitar 10% perempuan akan mengalami episode baru penyakit depresi (Raynor
dan England 2010), yang dapat bervariasi dalam tingkat keparahannya. Sementara faktor risiko
telah diidentifikasi, seperti yang dijelaskan sebelumnya, angka kejadiannya tidak jelas. Salah
satu tantangan dalam mengidentifikasi depresi yaitu dapat menjadi tumpang tindih dengan gejala
kehamilan dan efek dari awal menjadi seorang ibu, kelelahan dan sulit tidur menjadi beberapa
contoh. Minggu dan bulan setelah melahirkan telah diidentifikasi sebagai waktu stres yang cukup
besar (Glazener 2005a; Glazener 2005b), yang telah menyebabkan kejadian morbiditas
psikologis postpartum (CMACE 2011) .

Namun, beberapa kelabilan emosional dan bahkan beberapa gejala tipe depresi mungkin
hanya menjadi bagian dari adaptasi terhadap kehamilan dan peran awal menjadi seorang ibu
(Raynor dan England 2010). Oleh karena itu, penting bagi tenaga kesehatan untuk mengetahui
tanda dan gejala depresi, tingkat keparahan dan dapat mengenali penyebab depresi pada
perempuan. Hal ini penting, pertama untuk menghindari bahaya diagnosis berlebih pada
perinatal mental illness, tetapi juga untuk dapat menciptakan konteks di mana perempuan
merasa mampu untuk mengungkapkan apapun yang dirasakan selama menjalankan kehamilan
atau setelah melahirkan.

Gejala kognitif mungkin tercermin sebagai tanda depresi dalam hal-hal yang dikatakan
seorang ibu yaitu:

o Ketidakbergunaan: 'Saya seorang ibu yang tidak berguna.'


o Ketidakberdayaan: 'Saya tidak berguna dan membebani keluarga.'
o Keputusasaan: 'Tidak ada yang akan menjadi lebih baik, tidak ada cahaya di ujung
terowongan.'
o Rasa Bersalah: 'Saya merasa sedih karena mengabaikan kebutuhan bayi dan
keluarga saya.'
o Gagal: 'Orang-orang melihat saya dan berpikir bahwa saya gagal.'
o Kematian berharap: 'Tidak ada gunanya melanjutkan . . . Saya berharap saya tidak
bangun keesokan harinya.'
o Pikiran untuk bunuh diri: 'Saya merasa ingin mengakhiri semuanya', 'anak-anak
akan lebih baik tanpa saya.'
o Bunuh diri yang berkepanjangan: 'Tidak ada masa depan bagi anak-anak tanpa
saya, jadi lebih baik saya membawa mereka bersama saya.'
 Gejala utama yang dapat dilihat dari seseorang yang mengalami depresi anatar lain yaitu :
o Gejala emosional yaitu kesedihan, lekas marah, kecemasan, apatis, anhedonia
o Gejala kognitif yaitu rasa bersalah yang tidak sesuai, merasa kurangnya perhatian,
konsentrasi yang buruk, gangguan memori delusi
o Gejala fisik yaitu gangguan tidur, nafsu makan dan libido, kehilangan energi,
kelelahan, nyeri samar, sakit kepala, konstipasi
o Perilaku yaitu menarik diri, mudah tersinggung, menangis
 Gejala depresi sesui dengan tingkat depresi seseorang antara lain yaitu:
o Ringan : Suasana hati yang rendah, mudah menangis, minat atau kesenangan
berkurang tetapi masih dapat beraktivitas.
o Sedang : Sejumlah gejala depresi dan mengalami kesulitan dalam beraktivitas.
o Parah : Merasa lebih lelah di pagi hari, penurunan berat badan/nafsu makan yang
signifikan, ketidaktertarikan untuk menjalani hidup, pikiran untuk bunuh diri,
masalah risiko lainnya.
o Depresi dengan gejala psikotik : Depresi berat dengan halusinasi, delusi atau
pengalaman psikotik lainnya.

Depresi ringan hingga sedang (Mild to moderate depression)

Mayoritas penyakit depresi pada periode perinatal akan ringan sampai sedang. Kata
ringan mungkin menipu karena tingkat penyakit mental perinatal ini masih dapat menyebabkan
penderitaan yang signifikan bagi perempuan. Jika tidak ditangani akan berdampak pada janin,
hasil obstetrik dan efek pada perkembangan anak dalam jangka pendek dan panjang. Depresi
selama akhir kehamilan dapat diakibatkan oleh peningkatan yang signifikan dalam penggunaan
analgesia epidural, operasi caesar, instrumental yang dilihat selama persalinan dan peningkatan
tingkat penerimaan untuk neonatus ke perawatan intensif (Chung et al. 2001). Selain
menimbulkan kesusahan pada ibu, depresi juga dapat merusak hubungan perkawinan (Scottish
Intercollegiate Guidelines Network [SIGN] 2002).

Gejala depresi ibu dapat menjadi lebih parah setiap saat, apabila depresi sudah terjadi
saat  kehamilan, maka dapat diidentifikasi sebagai faktor risiko untuk kesejahteraan anak
(Louma et al. 2001) dalam hal emosional dan kognitif (Hay dan Kumar 1995; Murray et al.
1991), khususnya bila dikaitkan dengan faktor risiko lain seperti kemiskinan (Murray dan
Cooper 1997). NICE (2007) merekomendasikan terapi psikologis yang dikelola dalam
pengaturan perawatan primer, untuk pengelolaan depresi ringan hingga sedang dengan hasil yang
diamati secara umum baik. Perawatan farmakologis jelas harus digunakan dengan hati-hati
karena efek potensial pada ibu dan janin yang sedang berkembang.

Depresi berat (Severe depression)

Penyakit depresi berat lebih mungkin terjadi pada periode pascakelahiran, tetapi dapat
berpengaru besar pada ibu, bayi dan keluarganya yang lebih luas selama transisi kehidupan yang
besar. Depresi berat ini dapat muncul pada minggu ke 2-4 dan terlihat jelas pada minggu 4-6
setelah lahir. Namun untuk sebagian besar kasus, biasanya terjadi antara 8 dan 12 minggu
pascanatal dan dapat berlangsung lama. Beberapa perempuan yang mengalami kondisi depresi
berat ini tidak memiliki riwayat sebelumnya. Namun, ada peningkatan risiko yang temukan dari
perempuan dengan riwayat atau keluarga sebelumnya yang mengalami depresi berat, baik selama
perinatal atau di luar periode perinatal. Perempuan dengan riwayat yang diketahui memiliki
risiko berulang yang signifikan pada kehamilan berikutnya.

Pengobatan untuk depresi berat tidak berbeda dengan pengobatan di luar periode
perinatal, tetapi resolusi yang cepat jelas penting untuk mengoptimalkan pemulihan ibu dan
meningkatkan perkembangan kognitif, emosional dan sosial anak. Pengobatan seringkali terdiri
dari terapi antidepresan yang dikombinasikan dengan psikoterapi seperti yang direkomendasikan
oleh NICE (2007), yang jika tepat waktu dapat memungkinkan pemulihan penuh. Perempuan
yang menderita depresi berat, bagaimanapun, pada peningkatan risiko menderita depresi, di luar
konteks melahirkan anak.
Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorders)

Kecemasan dapat memiliki efek negatif pada kehamilan; termasuk insiden komplikasi
obstetrik yang lebih tinggi termasuk solusio plasenta, persalinan prematur, skor Apgar rendah
dan berat badan lahir rendah (Crandon 1979, Cohen et al. 1989), dengan kecemasan khusus
kehamilan terkait dengan peningkatan risiko aborsi spontan (Neugebauer et al. 1996 ). Stres dan
kecemasan antenatal juga telah terbukti memiliki efek penyusunan pada janin dengan efek yang
bertahan hingga setidaknya masa kanak-kanak pertengahan, yang mungkin bertahan hingga
dewasa (O'Connor et al. 2002).

Tingkat kecemasan tentu saja normal dalam kehamilan dan seperti halnya depresi, ada
gejala fisik kehamilan yang mungkin mirip dengan kecemasan (Hadwin 2007). Untuk tenaga
kesehatan, yang penting adalah membedakan antara kecemasan patologis dan kecemasan normal.
Sementara beberapa kekhawatiran tentang kesehatan bayi, kesehatannya sendiri dan adaptasi
menjadi orang tua pada dasarnya normal; Pikiran umum tentang kecemasan tentang aspek
kehidupan lainnya mungkin tidak demikian (Hadwin 2007). Clark dan Watson (1991)
menyatakan gagasan bahwa kecemasan dan depresi masing-masing memiliki ciri yang berbeda
tetapi juga memiliki dimensi yang sama, yang disebut tekanan umum atau efek negatif. Lebih
dari presentasi kecemasan dan depresi secara individual dan Hadwin (2007) menunjukkan bahwa
tenaga kesehatan perlu mengingat hal ini ketika perempuan datang dengan gejala yang tidak
selalu memenuhi kriteria diagnostik kondisi individu. Yang penting bukanlah diagnosis semata
tetapi pengenalan tanda dan gejala yang dialami seorang perempuan dan respons yang tepat.

Adapun Gejala gangguan kecemasan umum antara lain

· Gairah otonom yaitu Pusing, Berkeringat, Mulut kering dan Sakit perut
· Ketegangan mental yaitu Kekhawatiran yang tidak semestinya, Merasa tegang atau gugup,
Konsentrasi buruk dan pikiran negative
· Gangguan tidur yaitu Kesulitan untuk tetap atau tertidur dan Tidur gelisah
· Ketegangan fisik: Gelisah, sakit kepala, tremor, ketidakmampuan untuk rileks, nyeri dada
atau sesak nafas

Gangguan panik (Panic disorders)

Serangan panik kadang-kadang dapat terjadi dengan GAD, tetapi biasanya akan
bermanifestasi pada individu yang mengalami gejala umum (Hadwin 2007). Peningkatan
serangan panik setelah kelahiran telah terjadi (Cohen dan Noncas 2005). Namun, beberapa
penulis merasa bahwa keparahan gejalalah yang lebih signifikan (Hadwin 2007). Gejala
gangguan panik meliputi : episode panik atau kecemasan yang berselang di mana individu
mengambil tindakan untuk menghindari perasaan ini. Episode ini dimulai secara tiba-tiba,
meningkat dengan cepat dan dapat berlangsung dari menit hingga satu jam. Gejala fisik meliputi
jantung berdebar, nyeri curang, rasa tercekik, perut mulas, pusing, perasaan tidak nyata,
menjauhkan diri dari diri sendiri dan takut akan bencana yang akan datang (WHO 2004).

Gangguan Obsesif Kompulsif (Obsessive Compulsive Disorder)

Timbulnya OCD atau memburuknya gejala telah dikaitkan dengan persalinan (NSPCC
2013), dan kehamilan merupakan faktor risiko yang diakui untuk memicu OCD (Abramowitz
2003; Kalra et al. 2005). Prevalensi OCD perinatal tidak terdefinisi dengan baik, dan beberapa
penulis menyarankan bahwa hubungan antara OCD dan kehamilan adalah kebetulan, meskipun
dapat umum dengan gangguan lain seperti depresi (Hadwin 2007), dengan risiko misdiagnosis
yang bersamaan. Studi telah menyarankan itu mempengaruhi sekitar 3% dari ibu baru (NSPCC
2013). Penjelasan yang mungkin adalah hormonal dan terkait stres dan sementara gejala
bervariasi pada periode perinatal, obsesi dan kompulsi perempuan lebih cenderung berfokus pada
bayi (NSPCC 2013; Hadwin 2007).

Seringkali pikiran terfokus pada ketakutan akan membahayakan bayi yang dapat
menyebabkan pemeriksaan berlebihan; namun pikiran yang tidak sehat sering terjadi pada masa
awal keibuan dan merupakan bagian dari transisi menjadi ibu. Juga diterima bahwa kebanyakan
orang akan mengalami pikiran obsesif atau mengganggu pada waktu yang berbeda dalam hidup
mereka (Hadwin 2007). Jelas, bagaimanapun OCD dapat secara signifikan mengganggu
kesejahteraan perempuan, pengalaman kehamilan mereka, tenaga kesehatan dapat mengenali dan
mendiskusikan perilaku ini untuk mempromosikan paket rujukan dan perawatan yang tepat.

Gangguan Stres Pascatrauma (Post-Traumatic Stress Disorder)

PTSD muncul dari pengalaman peristiwa yang sangat menyedihkan dan ditentukan oleh 3
faktor utama yang dialami setidaknya selama satu bulan yaitu antara lain :

· Intrusi pikiran, ingatan, kilas balik di mana orang tersebut tampaknya mengalami kembali
peristiwa menyedihkan dan mimpi buruk.
· Menghindari pengingat, situasi atau peristiwa, mati rasa atau tumpul emosional, detasemen.
· Peningkatan gairah, misalnya hypervigilance, iritabilitas, insomnia, gangguan konsentrasi.

PTSD dapat kambuh atau memburuk saat melahirkan dan telah terbukti lebih tinggi pada
populasi hamil daripada populasi perempuan dewasa secara keseluruhan (Seng et al. 2009).
Pengalaman hamil diduga memicu gejala gangguan ini, pada perempuan yang rentan seperti
mereka yang pernah mengalami pelecehan masa kanak-kanak (NSPCC 2013) atau setelah lahir
mati sebelumnya (Turton et al. 2001). Diperkirakan bahwa PTSD juga dapat dipicu oleh
persalinan dengan hubungan antara kelahiran traumatis dan PTSD, dengan perempuan terutama
berisiko setelah operasi caesar darurat atau masuknya bayi mereka ke NICU (Joint
Commissioning Panel for Mental Health 2012).

Penyakit Jiwa Berat (Serious Mental Illness)

Skizofrenia dan gangguan bipolar hanya mempengaruhi sebagian kecil dari populasi
umum yang tercermin dalam populasi perinatal, dengan risiko paling tinggi pada periode
pascanatal (Raynor dan England 2010). Oates menggambarkan tiga kelompok perempuan
(Raynor dan England 2010) yaitu antara lain:

·         Perempuan yang memiliki riwayat penyakit bipolar sebelumnya atau episode psikotik di awal
kehidupan, yang sehat dan tidak berhubungan dengan layanan psikiatri. Mereka mungkin tidak
berisiko pada kehamilan, tetapi berisiko tinggi pascapersalinan. Memerlukan rencana
pengelolaan yang proaktif dan kesadaran akan risiko dan identifikasi dini.
·         Perempuan yang pernah mengalami episode sebelumnya atau baru-baru ini dan stabil tetapi
sedang dalam pengobatan. Ada risiko kambuh pada kehamilan jika perempuan menghentikan
pengobatan mereka. Saran ahli tentang pengobatan dan rencana manajemen proaktif sangat
penting. Perempuan dengan SMI kronis dengan kebutuhan sosial yang kompleks, simtomatik
dan obat. Biasanya para perempuan ini akan berhubungan dengan layanan psikiatri. Kerja sama
multidisiplin yang efektif sangat penting untuk memastikan perencanaan perawatan yang efektif.

Psikosis Nifas (Puerperal Psychosis)

Sementara jumlah perempuan yang menderita psikosis nifas (PP) relatif kecil,
konsekuensinya dapat menghancurkan perempuan dan keluarga mereka, termasuk bunuh diri,
pembunuhan bayi (Spinelli 2004) dan episode psikiatri nifas dan non-persalinan berikutnya
(Robertson et al. 2005) ). Psikosis nifas biasanya timbul dalam empat minggu pertama setelah
melahirkan (Cantwell dan Cox 2006) dan ditandai dengan delusi, halusinasi, perilaku aneh dan
labilitas suasana hati (Heron et al. 2008). Perempuan yang memiliki riwayat gangguan bipolar
telah diidentifikasi sebagai sangat rentan (Brockington 1996; Jones dan Craddock, 2001). Faktor
keluarga memainkan peran tambahan (Jones dan Craddock 2001; 2002).

Riwayat pribadi psikosis nifas mempengaruhi sekitar 57% perempuan untuk mengalami
episode lain setelah kehamilan berikutnya (Robertson et al. 2005). Namun, perempuan primipara
secara konsisten dilaporkan memiliki risiko lebih besar mengalami PP daripada multipara
(Blackmore et al. 2006), dengan beberapa saran bahwa ibu pertama kali yang lebih tua mungkin
berisiko lebih besar (Nager et al. 2005). Melahirkan itu sendiri merupakan faktor risiko PP,
meskipun kecil (Nager et al. 2005) dan episode dapat terjadi 'tiba-tiba' pada perempuan tanpa
riwayat psikiatri sebelumnya (Heron et al. 2012). Adapun factor-faktor resiko lain yang dapat
memicu psikosis nifas anatara lain yaitu:

• Keadaan sosial ekonomi yang buruk


• Komplikasi kehamilan/kehamilan lebih pendek
• Komplikasi kelahiran/operasi caesar
• Bayi perempuan
• Status pernikahan
• Lahir mati
• Persalinan lebih lama dengan kurang tidur terkait/kelahiran malam hari

Penjelasan teoritis untuk etiologi psikosis nifas tetap genetik, biokimia dan endokrin (NICE
2007). Prognosis jangka panjang baik, meskipun perempuan sering melewati masa depresi dan
kecemasan selama pemulihan. Ada risiko kambuh pada kehamilan berikutnya dan di luar masa
nifas. Penemuan baru-baru ini menyoroti bahwa gejala kerentanan stres yang dialami selama
kehamilan dan/atau kelahiran dan aspek-aspek yang mungkin memengaruhi gejala tersebut,
seperti lingkungan awal perempuan dan tingkat emosi yang diekspresikan dapat memfasilitasi
pertimbangan pertimbangan psikologis perkembangan psikosis nifas. Hal ini dapat memberikan
peluang masa depan untuk mengembangkan intervensi antenatal (Glover et al. 2014).

KETENTUAN PERAWATAN
Penyediaan layanan yang efektif untuk PMI, membutuhkan kerja sama antara layanan
kesehatan mental, kebidanan, perawatan akut, perawatan primer, layanan anak, pediatri dan
sektor sukarela (NSPCC 2013). Bekerja bersama di dalam atau di seluruh organisasi harus
difasilitasi oleh komunikasi yang efektif dan memberikan perspektif yang baik untuk peduli.
Patut dicatat bahwa meskipun ada jeda waktu 7 tahun sejak publikasi pedoman NICE (2007),
dukungan untuk perempuan dengan PMI tetap tidak jelas dan kurang di seluruh Inggris dan
masih menjadi ketidakpastian apakah perempuan mendapatkan akses ke layanan dan bantuan
yang tepat ( Jomeen dan Martin 2014). Sementara beberapa daerah memiliki layanan spesialis,
bidan spesialis kesehatan mental dan layanan sektor sukarela; Asosiasi Pasien (2011),
melaporkan bahwa 64% dari pemerintah daerah tidak memiliki strategi komisioning PMH,
menyoroti ini sebagai masalah kritis.

KESIMPULAN

PMH telah didorong ke dalam sorotan sosial sejak hubungan yang jelas dengan kematian
ibu diidentifikasi. Dampak PMI signifikan bagi ibu, bayi dan keluarga serta memiliki
konsekuensi kesehatan masyarakat yang lebih luas, namun deteksi dan manajemen seringkali
sporadis dan tidak merata. Intensifikasi kebijakan dan pedoman nasional menandakan dorongan
dan komitmen dari pemerintah untuk memastikan bahwa profesional kesehatan menangani
masalah PMI. Bukti yang terkumpul menyoroti dukungan yang dibutuhkan dan pantas
didapatkan oleh perempuan dan keluarga mereka yang hidup dengan PMI. Tujuan menyeluruh
dari kebijakan, pedoman nasional dan upaya penelitian di bidang ini adalah untuk lebih
membekali petugas kesehatan dengan pengetahuan dan keterampilan untuk mendukung
identifikasi PMHP yang akurat di seluruh spektrum persalinan, melakukan penilaian yang tepat
dan secara efektif mempromosikan jalur perawatan yang memadai, tepat dan tersedia untuk
perempuan.

CHAPTER 14 COMPLEMENTARY AND ALTERNATIVE MEDICINE APPLIED TO


MATERNITY CARE

Perempuan, Bidan dan Complementary and alternative medicine (CAM)

Pendekatan CAM cukup memiliki minat besar di kalangan para ibu terkait masalah
kehamilan dan persalinan untuk mencapai konsep ‘kenormalan’ pada persalinan. Pendekatan
CAM sendiri membantu para ibu untuk merelaksasikan diri dengan tujuan meredakan rasa sakit,
cemas, takut terhadap kehamilan dan persalinan, bahkan ada referensi yang menyebutkan bahwa
para ibu diberikan kesempatan untuk memegang kontrol pada perawatan kesehatannya sendiri
dan berdiskusi dengan ahlinya seperti bidan dan dokter.

Mempromosikan normalitas dan mengurangi intervensi yang tidak perlu


Pengobatan dengan pendekatan CAM ini menonjolkan teknik relaksasi untuk mendapat konsep
normalitas dan mengurangi intervensi medis.

Indikasi praktik pendekatan CAM kepada perempuan dalam pelayanan persalinan :

 Membantu merelaksasikan tubuh dengan tujuan menghilangkan kecemasan,rasa takut,


tegang dan stress pada kehamilan, persalinan, dan pascabersalin
 Memberikan pilihan jalan alternative dengan tujuan mencoba mengatasi rasa sakit dan
tidak nyaman pada kehamilan dan persalinan
 Memberikan upaya untuk mencegah intervensi medis, seperti induksi persalinan
 Membantu mempercepat pemulihan pascabersalin dengan cara pendekatan relaksasi
tubuh dan pikiran.

Bukti keamanan dan kemanjuran CAM

Banyak referensi tentang seberapa banyak peminat pengobatan dengan pendekatan CAM
ini. Namun referensi tersebut belum cukup diteliti secara jelas karena sedikit data yang
menunjukkan keamanan dan kemanjurannya. Penelitian Pengobatan dengan pendekatan CAM
ini masih dalam tahap perkembangan, sehingga belum ada bukti ilmiah yang mendasari
keamanan dan kemanjuran teknik ini. Maka dari itu pengobatan dengan pendekatan CAM ini
banyak menerima pro dan kontra, bahkan praktisi CAM sendiri mengakui bahwa teknik ini tidak
memiliki pendekatan secara ilmiah.

Peran bidan dalam administrasi CAM

Peran bidan adalah membantu mendampingi ibu, sehingga bidan memiliki kaitan erat
terhadap pengobatan dengan pendekatan CAM ini, namun pastinya bidan akan kesulitan untuk
berdiskusi dengan ibu apabila pendekatan CAM ini memiliki bukti keamanan dan kemanjuran
yang kurang kuat, maka dari itu bidan boleh merekomendasikan penyedia layanan pendekatan
CAM atau memberikan pengobatan dengan pendekatan CAM dengan dianjurkan mengikuti
protokol dan kebijakan dari tempat bidan berlatih, artinya pendekatan CAM yang diterapkan
pada klien telah memiliki banyak referensi tentang bukti keberhasilannya, misalnya seperti terapi
aromaterapi pada ibu hamil.

Peraturan

Di Inggris peraturan perundang undangan tentang CAM tidak ada, artinya siapapun bisa
menjadi praktisi CAM, namun hal tersebut bisa menimbulkan tantangan bagi bidan dalam
berdiskusi lebih dalam bagi klien yang membutuhkan informasi lebih, sehingga bidan dianjurkan
merujuk pasien kepada pelayanan yang terkait dan terpercaya. Pelayanan yang telah terdaftar dan
telah memenuhi standar kompetensi dan praktik nasional.

CHAPTER 15 PHARMACOLOGY AND MEDICINES MANAGEMENT 


Manajemen obat
Bidan harus selalu menggunakan prinsip pemberian obat yang aman. Prinsip-prinsip ini
secara umum dijelaskan sebagai ‘Hak Pengobatan’, meskipun ada berapa banyak yang berbeda-
beda (Agyemang dan While 2010, Alexis dan Caldwell 2013; Elliott dan Liu 2010).
Ada juga kemungkinan hak seputar bentuk/formulasi yang tepat, durasi yang tepat dan hak untuk
menolak (Elliott dan Liu 2010). Penting untuk tidak memasukkan terlalu banyak hak, jika tidak
maka akan sulit untuk diingat. Ini dapat membantu untuk membagi 'Hak' ke dalam waktu dalam
proses administrasi, termasuk sebelum, selama dan setelah administrasi.
Apa yang harus diperiksa sebelum pemberian
1. Benar Obat
2. Benar pasien
3. Benar obat
4. Benar dosis
5. Benar rute
6. Benar waktu
7. Benar alasan (indikasi)
8. Benar dokumentasi
9. Benar praktisi
10. Benar lingkungan
11. Benar evaluasi

Apa yang diketahui sebelum pemberian


NMC (2010) mengidentifikasi bahwa sebelum pemberian obat apapun harus mengetahui
penggunaan terapeutik obat, dosis normal, efek samping, tindakan pencegahan, dan
kontraindikasi. Pasien memiliki hak untuk menolak minum obat apapun dan perlunya mendapat
persetujuan dari pasien sebelum pemberian. Hal ini berarti perlunya penjelasan kepada pasien
alasan penggunaan obat dan kemungkinan efek sampingnya. Penting mengetahui apakah pasien
mempunyai alergi dan apakah berdampak pada pemberian obat ini. Perlunya mengetahui
kandungan obatnya karena tidak selalu jelas obat apa yang terkandung dalam obat tertentu.
Pasien dengan alergi dapat memiliki gelang identitas pasien khusus untuk memperingatkan
alergi, tetapi selalu penting untuk memeriksa bahwa ada alergi yang tidak pasien beritahu kepada
staf. Penting untuk mengetahui berat badan pasien untuk menghitung dosis obat.

Apa yang harus diperiksa selama pemberian


Penting untuk memeriksa apakah obat tersebut memiliki efek yang tepat pada pasien dan
mengamati pasien untuk kemungkinan efek samping. Evaluasi ini harus dicatat dalam
dokumentasi yang tepat dan setiap perubahan relevan yang dibuat pada jalur perawatan pasien.
Tidak ada gunanya memberikan obat jika tidak ada evaluasi efeknya. Jika obat tersebut tidak
terbukti efektif, atau memiliki efek samping yang tidak dapat diterima, maka praktisi perlu
mendiskusikannya dengan dokter terkait atau siapa pun yang meresepkan obat tersebut. Seperti
yang diidentifikasi Griffith (2013), praktisi kesehatan ditempatkan dengan baik untuk
melaporkan reaksi obat yang merugikan dan penting bagi mereka untuk melakukannya. Jika
seorang praktisi mengaitkan praktiknya dengan hak-hak di atas, maka ini akan mengurangi
kemungkinan kesalahan secara signifikan.

Kapan dan bagaimana kesalahan bisa terjadi


Kesalahan bisa terjadi seperti kemasan yang serupa, nama obat yang mirip, masalah
dengan peralatan seperti pompa infus, tidak mengikuti pedoman dan kebijakan, stres dan memori
buruk staf, gangguan dan beban kerja yang berlebihan. Selain itu, keterampilan berhitung yang
buruk, kurangnya pengetahuan tentang obat-obatan, dokumentasi yang tidak akurat atau tidak
lengkap, obat yang salah atau dosis yang salah. Hal ini yang perlu diwaspadai bidan.

Apa yang harus dilakukan jika terjadi kesalahan


Kesalahan yang terjadi seperti obat tidak diberikan, kesalahan resep, pemberian obat
yang tidak diresepkan, salah dosis, salah obat, salah rute, salah bentuk (misalnya tablet bukan
cairan), salah waktu, salah pasien. Bisa juga terjadi kesalahan dalam meracik obat. Penting untuk
memberitahu dokter sehingga kemungkinan efek pada pasien dapat dinilai. Harus dicatat dalam
catatan pasien bahwa kesalahan ini telah dibuat.

Tetap up to date
Penting untuk selalu up to date dengan isu-isu terkini seputar topik apapun dalam
kebidanan, termasuk manajemen obat dan farmakologi, terutama karena mereka adalah kunci
untuk praktek yang aman. British National Formulary (BNF) ditujukan untuk profesional
kesehatan yang terlibat dalam pemberian obat-obatan dan harus tersedia di area klinis, informasi
juga dapat ditemukan pada ringkasan obat-obatan Inggris, serta teks-teks khusus yang berkaitan
dengan layanan bersalin. KKN juga secara berkala menerbitkan standar pengelolaan obat.
Dengan mengunjungi situs web NMC, dapat mengakses informasi terkini tentang manajemen
obat. Siapapun yang yang meresepkan, mengeluarkan, arau memberikan obat-obatan perlu
mengetahui undang-undang yang relevan seputar praktik ini. Badan Pengatur Obat dan Produk
Kesehatan (MHRA) berperan dalam melindungi masyarakat terkait obat-obatan dan memberikan
informasi seputar peringatan keamanan dan undang-undang terkait obat-obatan.

Off label dan unlicensed


Ketika obat dilisensikan itu berarti memiliki izin edar. Penggunaan obat-obatan di luar
persyaratan lisensi (yaitu, 'off-label') dapat dinilai oleh penulis resep untuk kepentingan terbaik
pasien berdasarkan bukti yang tersedia. Praktik seperti itu sangat umum di bidang kedokteran
tertentu: misalnya, di pediatri di mana kesulitan dalam pengembangan formulasi yang sesuai
dengan usia berarti bahwa banyak obat yang digunakan pada anak-anak digunakan 'off-label'
(MHRA 2009).
Unlicensed adalah ketika suatu obat tidak memiliki izin edar di negara ini dan oleh
karena itu perlu dibuat atau diimpor. Ini hanya boleh diresepkan jika kebutuhan klinis pasien
tidak dapat dipenuhi oleh produk berlisensi atau penggunaan di luar label. Contoh tanpa izin
adalah peresepan dua obat untuk digunakan dalam satu penggerak jarum suntik, atau peresepan
nutrisi parenteral total; keduanya adalah contoh praktik klinis yang dapat diterima dan diakui
secara nasional.

Farmakologi
Apa itu farmakologi?
Farmakologi berkaitan dengan prinsip-prinsip ilmiah yang dapat diterapkan pada
bagaimana tubuh berinteraksi dengan senyawa obat (obat-obatan) dan obat-obatan pada
umumnya.
Obat/senyawa obat atau obat-obatan
Dua prinsip penting dalam farmakologi adalah :
Farmakodinamik biasanya disebut sebagai 'apa yang dilakukan obat terhadap tubuh'.
Ketika kita memberikan obat, kita berharap ada efeknya. Misalnya, jika kita sakit kepala dan
minum obat pereda nyeri ada harapan itu akan membantu rasa sakitnya.
Farmakokinetik biasanya disebut sebagai 'apa yang dilakukan tubuh terhadap obat'.
Ketika kita memberikan obat misalnya secara oral, obat ini harus terlebih dahulu diserap ke
dalam aliran darah; kemudian harus didistribusikan ke seluruh tubuh, ke tempat kerja untuk
memberikan efek 'Farmakodinamik' yang diinginkan; obat akan sering dimetabolisme (diubah
secara kimiawi) dan kemudian dikeluarkan atau dihilangkan dari tubuh.
Keempat prinsip tersebut adalah : absorpsi, distribusi, metabolisme, dan eliminasi.

Farmakokinetik – absorpsi (penyerapan)


Ketika obat diberikan secara oral kepada pasien itu diserap ke dalam darah. Penyerapan
obat tergantung pada rute pemberian. Kecuali obat diberikan melalui rute intravena, obat itu
harus melewati membran. Obat yang diberikan langsung ke pembuluh darah secara alami
mencapai aliran darah segera dan memiliki efek lebih cepat daripada oral.
Ketika obat diberikan secara oral, obat itu harus melewati selaput di usus. Ini diserap dan
diangkut ke hati oleh vena portal hepatik. Dari hati kemudian didistribusikan ke seluruh tubuh.
Mungkin ada tantangan untuk penyerapan oral, misalnya dari enzim pencernaan, pH lambung.
Obat oral harus baik enzimatik dan pH stabil.
Desain obat telah dipertimbangkan untuk rute pemberiannya, dan oleh karena itu juga harus
diberikan dengan rute yang benar, kecuali jika ada panduan khusus yang diberikan untuk
mengubah rute pemberian. Ada korban jiwa ketika rute pemberian yang salah telah digunakan.

Farmakokinetik – distribusi
Setelah obat diserap, obat tersebut perlu dibawa ke seluruh tubuh ke tempat kerjanya
(untuk memiliki efek). Obat-obatan harus melewati membran dan penghalang. Distribusi bisa
sangat kompleks. Organ dan area tubuh yang memiliki suplai darah yang kaya (perfusi darah
yang baik) akan menerima pengobatan yang diberikan lebih cepat daripada area yang memiliki
perfusi darah kurang seperti kulit, lemak, jaringan tulang.
Aspek lain yang perlu dipertimbangkan adalah hambatan dalam tubuh. Jika ingin obat bekerja di
dalam sistem saraf pusat, maka obat itu harus melewati sawar darah otak (BBB). BBB hanya
akan mengizinkan obat-obatan yang larut dalam lemak (kecuali ada sistem pembawa/transportasi
tertentu). Beberapa obat tidak akan secara rutin melewati BBB kecuali penghalang meradang
seperti pada meningitis.
'Penghalang' lain yang perlu dipertimbangkan adalah plasenta. Ketika obat apa pun
diberikan kepada wanita hamil, pertimbangan harus diberikan apakah obat ini akan melewati
plasenta dan implikasinya. Misalnya, obat mungkin tidak diketahui berbahaya, atau manfaatnya
melebihi risikonya, atau tidak boleh digunakan pada kehamilan atau titik tertentu dalam
kehamilan.

Farmakokinetik – metabolisme
Metabolisme sering digambarkan sebagai bagaimana tubuh membuang obat yang telah
diberikan. Metabolisme sebenarnya adalah di mana struktur kimia obat berubah, biasanya dari
larut dalam lemak menjadi lebih larut dalam air. Obat yang dikeluarkan dari ginjal harus larut
dalam air. Metabolisme biasanya terjadi di hati, tetapi tidak secara eksklusif dan tidak semua
obat mengalami metabolisme.
Metabolisme di hati adalah proses enzimatik yang memanfaatkan enzim hati yang
dikenal sebagai sitokrom P450 (CYP450). Metabolisme senyawa yang larut dalam lemak
seringkali merupakan proses dua tahap. Tahap I melibatkan perubahan kimia menggunakan
melibatkan oksidasi, reduksi atau hidrolisis. Fase II melibatkan konjugasi dengan senyawa lain,
ini menghasilkan senyawa yang larut dalam air yang dapat diekskresikan melalui ginjal.
Sitokrom P450 adalah sistem enzim utama yang terlibat dalam metabolisme. Ada banyak jenis
(isoenzim) yang berbeda yang semuanya sangat mirip satu sama lain. Jenis umum yang terlibat
dalam metabolisme senyawa obat termasuk (walaupun ada banyak lainnya) adalah CYP 3A4 dan
CYP 2D6. Enzim ini dapat dipengaruhi oleh: obat lain, merokok, variasi genetik.

Farmakokinetik – ekskresi
Secara sederhana adalah pembuangan atau ekskresi keluar dari tubuh. Biasanya terjadi
melalui ginjal, tetapi ekskresi dapat terjadi melalui paru-paru (dalam kasus anestesi dan gas) atau
melalui hati dan saluran bilary (ke dalam empedu) untuk berat molekul yang besar. Meskipun
rute berikut tidak rutin digunakan untuk mengeluarkan obat-obatan dari tubuh, metabolit dapat
ditemukan di air mata, air liur dan ASI. Obat dalam ASI merupakan pertimbangan utama bagi
bidan, pertimbangan harus mencakup apakah obat tersebut disajikan dalam ASI, dalam
konsentrasi apa dan apakah diketahui berbahaya. Sebagai contoh, seringkali obat-obatan akan
ada dalam ASI, tetapi tidak diketahui berbahaya sehingga ibu tidak boleh menyusui.
Aspek lain yang perlu dipertimbangkan adalah apakah obat yang diresepkan benar-benar
mempengaruhi produksi ASI dalam hal volume. Misalnya, mengetahui farmakodinamik obat
(apa yang dilakukan obat terhadap tubuh) akan membantu hal ini. Contohnya adalah cabergoline;
tablet dostinex akan bekerja pada reseptor D2 dan menekan laktasi susu. Ini dilisensikan untuk
penghambatan laktasi fisiologis segera setelah melahirkan (eMC 2013); contohnya adalah setelah
kelahiran bayi yang lahir mati.

Farmakodinamik
Ada beberapa istilah untuk ditinjau di bagian ini dan sekali lagi detail lebih lanjut akan
tersedia dalam teks farmakologi khusus.

Agonis
Ini adalah obat (hormon; ligan) yang mengikat reseptor dan menghasilkan respons
spesifik. Misalnya, ketika Salbutamol mengikat reseptor beta2 di paru-paru, ini menghasilkan
bronkodilatasi dan membantu membuka saluran udara, ini digunakan untuk bantuan akut selama
serangan asma.

Antagonis
Ini adalah obat yang ketika terikat pada reseptor tidak menghasilkan respon; tindakannya
adalah memblokir. Antagonis bisa kompetitif atau non-kompetitif, dengan antagonis kompetitif
membuat ikatan yang mudah dibalik. Misalnya, ranitidin adalah antagonis reseptor H2; ini
berarti memblokir reseptor H2 yang terlibat dalam sekresi asam lambung dan sekresi asam
berkurang.

Waktu Paruh Obat


Adalah waktu yang dibutuhkan konsentrasi plasma untuk mengurangi setengah dari nilai
aslinya. Contohnya jika obat memiliki waktu paruh 24 jam dan pasien berhenti minum obat
dalam waktu 5 hari maka obat tersebut tidak akan terdeteksi dalam tubuh. Sebaliknya, untuk
mencapai kondisi mapan, yaitu tingkat obat yang konstan dalam tubuh, dibutuhkan 5 paruh
waktu untuk mencapai kondisi mapan dengan pemberian teratur. Beberapa obat memiliki waktu
paruh yang sangat pendek, contohnya adrenalin. Sedangkan beberapa obat juga memiliki waktu
paruh yang sangat lama, contohnya amiodarone.

Metabolisme lintas pertama

Ketika obat diminum secara oral, obat tersebut diserap dan mencapai hati melalui vena
portal hepatik. Saat obat melewati hati akan mengalami tingkat pertama metabolisme. Beberapa
obat memiliki tingkat metabolisme ekstensif dan metabolitnya memiliki sedikit aktivitas
biologis, oleh karena itu menjadi tidak aktif secara biologis. Jika obat mengalami metabolisme
ekstensif maka menggunakan rute lain selain oral. Metabolisme dan diberikan secara sublingual
yang artinya mencapai aliran darah terlebih dahulu dan memiliki efek biologis. Metabolisme
tingkat pertama metabolisme dapat menjelaskan perbedaan dosis antara obat yang sama tetapi
rute pemberian yang berbeda.

Ketersediaan hayati

Adalah proporsi dosis yang diberikan untuk mencapai sirkulasi tidak berubah karena itu
dapat memiliki efek. Rute IV memiliki 100% bioavailabilitas, tetapi rute oral dapat dikurangi
dengan isi gastrointestinal dan retensi PH lambung. Artinya bahwa dosis yang diberikan untuk
obat yang sama dapat berbeda karena perbedaan rute pemberian obat. Contohnya morfin 10 mg
IV = 30 mg oral. 

Ringkasan Monograf 

1.      Kelas obat antibakteri dengan nama obat seperti penisilin, flukskloksisilin, co-amoxiclav

Berlisensi Obat resep saja (POM)

Indikasi Anda harus mengacu pada edisi terbaru dari Britis National formulary.

Farmakodinamik Penisilin berifat membunuh bakterisida yang mempengaruhi sintesis


dinding sel bakteri.
Co-amoxiclav menghambat sintesis peptidoglikan bakteri dengan cara
melemahkan dinding sel yang diikuti dengan kematian sel.

Farmakokinetik Diberikan secara oral.


Penisilin melewati plasenta dan masuk kedalam ASI. Ada jumlah jejak
dalam ASI. Di eksresikan melalui urin (ginjal).
Kontraindikasi Hipersensivitas penisilin.
Ruam dan anafilaksis yang bisa berakibat fatal. 
Co-amoxiclav dikontraindikasikan pada pasien dengan disfungsi hati.
Flukskloksisilin tidak boleh digunakan pada pasien dengan disfungsi
hati.

Efek samping Mual, muntah, diare.


Penisilin spektrum luas dapat menyebabkan kolitis terkait antibiotic

Pertimbangan Status alergi.


untuk praktek Dengan atau setelah pemberian makanan.
Peresepan obat antibakteri harus mengikuti pedoman antibakteri.

2.      Kelas obat antibakteri dengan nama obat seperti makrolida dan eritromisin

Berlisensi Obat resep saja (POM)

Indikasi Anda harus mengacu pada edisi terbaru dari British National
Formulary

Farmakodinamik Makrolida dapat menghambat sintesis protein bakteri dengan cara


mengikat subunit ribosom 50 an dari organisme yang rentan.
Tindakan dapat bersifat bakterisida atau bakteriostatik

Farmakokinetik Diberikan secara oral, klaritromisin dan eritromisin dapat diberikan


melalui infus intravena.
Berdifusi dengan mudah ke sebagian besar jaringan tetapi tidak
melintasi sawar darah otak.
Perawatan harus diambil ketika ini diresepkan pada pasien dengan
gangguan hati atau ginjal.
Azitromisin dan klaritomisin tidak cocok untuk kehamilan.
Produsen menyarankan hanya jika tidak ada alternative lain: ada
dalam ASI digunakan hanya jika tidak ada alternative lain.
Eritromisin tidak diketahui berbahaya pada kehamilan dan sejumlah
kecil ada dalam ASI.

Kontraindikasi Hipersensitivitas
Makrolida harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan
perpanjangan interval QT.
Ada beberapa interaksi penting dan berpotensi signifikan secara
klinis dengan makrolida termasuk antihistamin yaitu penghambat
saluran kalsium obat pengatur lipid dan beberapa lainnya.
Efek samping Gastrointestinal , diare, muntah, mual, hepatotoksisitas pankreatitis.

Pertimbangan untuk Status alergi.


praktek Peresepan obat antibakteri harus mengikuti pedoman antibakteri .

3.      Kelas obat opioid dengan nama obat seperti petidin, kodein, dan Dihidrokodein

Berlisensi Obat resep saja (POM)

Indikasi Opioid digunakan untuk nyeri.


Konsumsi obat opioid dikontrol, Mulai dari jadwal 2,3, dan 5 dari
penyalahgunaan peraturan undang-undang tindakan narkoba.

Farmakodinamik Obat opinoid berkaitan dengan reseptor opinoid dalam system saraf
pusat dan system gastrointestinal sehingga membantu nyeri (sebagai
aksi agonis). Tingkat depresi pernapasan dan konstipasi tergantung
pada obat opinoid yang dikonsumsi individu. Farmakologi opinoid
bisa menjadi kompleks. 

Farmakokinetik Farmakokinetik tergantung dengan pemberian obat secara oral atau


intravena. Misalnya kodein adalah pro-obat dan metabolisme
menjadi morfin kemudian di ekskresikan oleh ginjal.

Kontraindikasi Opioid harus dihindari pada pasien dengan depresi pernapasan akut
dan peningkatan risiko ileus paralitik. Perlu perhatian lebih pada
penderita gangguan hati dan ginjal.

Efek samping Ada banyak efek samping yang berbeda tergantung jenis obat opioid.
Efek samping umum seperti mual, muntah, sembelit, mengantuk,
timbul ruam, depresi pernapasan dengan dosis yang lebih besar.

Pertimbangan Akses ke antagonis opioid. Pemantauan frekuensi pernapasan dan efek


untuk praktek samping.

4.      Kelas obat paracetamol dengan nama obat paracetamol

Berlisensi Dapat berupa obat resep saja, obat apotek dan penjualan
umum seperti supermarket obat
Indikasi Nyeri dan pireksia

Farmakodinamik Tidak diketahui. Parasetamol memiliki sifat analgesik


dan efek antipiretik.

Farmakokinetik Ketika diberikan secara oral akan diserap dengan baik


di saluran gastrointestinal dan di nonaktifan oleh hati.

Kontraindikasi Hipersitivitas terhadap bahan-bahannya.


Ketergantungan alkohol, memiliki penyakit hati dan
ginjal.

Efek samping Langka.

Pertimbangan untuk Dosis yang benar harus diikuti.


praktek Berat badan yang tepat diperlukan untuk paracetamol
IV.

5.      Kelas obat anti-inflamasi non-steroid seperti obat-obatan NSAID khususnya diklofenak  

Berlisensi Obat resep saja (POM)

Indikasi Untuk menghilangkan rasa sakit dan peradangan

Farmakodinamik Obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID), menghambat


prostaglandin

Farmakokinetik Penyerapan cepat, setelah 1 jam pemberian akan


mencapai konsentrasi puncak. Metabolisme oleh hati dan
ekskresi oleh ginjal.

Kontraindikasi kontraindikasi utama yang berhubungan dengan


kebidanan adalah pada trimester III terjadi penghambatan
sintesis prostaglandin yang dapat mengekspos janin ke :
toksisitas kardiopulmoner dengan penutupan premature
duktus arteriosus dan pulmonal.
Disfungsi ginjal yang dapat berkembang menjadi gagal
ginjal dan oligo-hidroamniosis. Ibu dan neonatus pada
akhir kehamilan terdapat kemungkinan perdarahan dan
timbul efek egregasi.

Efek samping Gastrointestinal, reaksi hipersensitivitas, sakit kepala dan


pusing, vertigo dan ruam.
Pertimbangan Pedoman praktik lokal harus di konsutasikan.
untuk praktek

6.      Kelas obat pencahar

Berlisensi Berlisensi tetapi tidak semua dapat dijual bebas

Indikasi Untuk menghilangkan sembelit.

Farmakodinamik Ada jenis pencahar yang berbeda, yaitu :


Pencahar pembentuk massal misalnya ispaghula = untuk
meningkatkan masssa fases yang dapat membantu
peristaltic untuk fases yang keras.
Pencahar stimulan misalnya senna = untuk motilitas usus
meningkat
Pencahar osmotik misalnya laktulosa dan makrogol =
untuk meningkatkan jumlah air di usus

Farmakokinetik Lihat ringkasan masing-masing obat tentang


karakteristik produk

Kontraindikasi Pembentukkan massal seperti kesulitan menelan,


obstruksi usus, atonia kolon, dan fases impaksi.
Pencahar Stimulan seperti inflamasi akut, penyakit usus,
dehidrasi parah, dan kondisi bedah perut akut
Pencahar osmotic – lihat obat individual

Efek samping Pembentukkan massal seperti perut kembung, distensi,


obstruksi gastrointestinal atau impaksi
Pencahar stimulant seperti mual, muntah, dan kram
Pencahar osmotic seperti mual, muntah, nyeri dan
distensi

Pertimbangan untuk Melibatkan pasien dalam proses pengambilan keputusan


praktek sehubungan dengan pencahar pilihan

7.      Kelas obat antiemetik dengan nama obat seperti cyclizine, metoclopramide, prochloperazine

Berlisensi Obat hanya dengan resep saja

Indikasi Digunakan untuk mual dan muntah

Farmakodinamik Cyclizine – adalah antihistamin antagonis reseptor H1


tetapi mekanismenya tidak diketahui
Metoclopramide – adalah antihistamin yang
mempengaruhi system saraf parasimpatis dan control di
system gastrointestinal dan memblok reseptor dopamine

Farmakokinetik Cyclizine – diserap dengan baik apabila diberikan secara


oral dan efeknya berlangsung 2-4 jam.
Metoclopramide – memiliki waktu paruh 4-5 jam, kerja
cepat dan eksresikan dalam urin 

Kontraindikasi Hipersensitivitas
Metoclopramide – obstruksi gastrointestinal,
feokromositoma, epilepsy.

Efek samping Cyclizine = timbul ruam, mulut kering, dan penglihatan


kabur
Metoclopramide = mulut kering, insomnia, dan
hiperprolaktinemia

Pertimbangan untuk Metoclopramide dapat menyebabkan EPSE pada usia 15-


praktek 19 tahun

8.      Kelas obat heparin molekul rendah dengan nama obat seperti dalteparin

Berlisensi Obat resep saja (POM)

Indikasi Pengobatan tromboemboli vena (VTE) untuk


menunjukkan thrombosis vena dalam (DVT), emboli
paru (PE) atau keduanya.

Farmakodinamik Menghambat faktor Xa dan thrombin oleh antitrombin

Farmakokinetik Waktu paruh setelah pemberian iv dan sc masing-


masing 2 jam dan 4 jam. Dua kali heparin yang tidak
terfraksi

Kontraindikasi Perdarahan otak, cedera dan operasi system saraf pusat,


mata dan telinga

Efek samping Perdarahan dan nyeri saat disuntik

Pertimbangan untuk Hepatin dengan berat molekul rendah


praktek

 
9.      Kelas obat Phytomenadione) dengan nama obat vitamin K1

Berlisensi Obat resep saja (POM)

Indikasi Perdarahan akibat difesiensi vitamin K

Farmakodinamik Penting untuk pembentukan protombin. faktor VIII, IX


dan X dari inhibitor koagulasi dan protein C

Farmakokinetik Pemberian secara oral, vitamin K akan diserap dari usus


kecil.

Kontraindikasi Hipersensitivitas

Efek samping Terutama dengan suntikan

Pertimbangan Kepala petugas medis dan kepala ruang keperawatan


untuk praktek telah merekomendasikan semua bayi baru lahir harus
menerima vitamin K untuk mencegah perdarahan
defisiensi vitamin K

CHAPTER 16 EMERGENCIES IN MIDWIFERY 


A. Syok

→ Kegagalan jantung dalam memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi
sel untuk metabolisme tubuh.

Tipe Syok → Hipovolemik, contohnya perdarahan seperti HPP dan HAP, dehidrasi berat

                     Kardiogenik, diakibatkan oleh ischemia, infraksi, miopati, dan aritmiasis

                     Distributif, termasuk syok septik, neurogenic, dan anafilaktik

                     Obstruktif, contohnya emboli pulmonal / amniotic

Fase Syok → (1) Terjadi kompensasi tubuh dengan melakukan mekanisme kompensasi, pasien
memperlihatkan sedikit tanda gejala syok, (2) Syok tidak diikuti kompensasi, tanda gejala lebih
jelas, terjadi penurunan fungsi saraf, edema, dan gangguan pernapasan, (3) syok irreversible
ketika pasien mengalami penurunan fungsi bertahap dan sel yang rusak mulai mati.

Tanda & Gejala Syok


→Tanda gejala dapat dilihat ketika observasi kulit pucat, dingin dan berkeringat/ lembab, pasien
terlihat bingung atau gelisah, dan merasakan haus dan mual.

→ Ketika diperiksa TD sistolik <90 mmHg (TD juga dapat meningkat akibat kompensasi tubuh
terhadap syok jadi tidak bisa dijadikan acuan keparahan syok), Nadi lemah namun cepat (>100
x/mnt), pengeluaran urin berkurang, pH darah rendah akibat asidosis

Penanganan Syok

Prinsipnya: 1. tangani penyebab, 2. bebaskan jalan napas dan beri oksigen, 3. perbaiki output
jantung dengan resusitasi cairan dan obat, 4. sediakan analgesia jika diperlukan.

A Airway Periksa dan bebaskan jalan napas dan beri oksigen

B Breathing Periksa frekuensi, kedalaman, dan bunyi pernapasan. Jika mungkin


observasi saturasi oksigen dan kesesuaian ekspansi dada dengan
pernapasan

C Circulation Periksa warna kulit adakah sianosis, nadi, dan waktu pengisian kapiler

D Disability Periksa tingkat kesadaran

E Exposure Tetap jaga privasi pasien selama tindakan

→ Jangan lupa untuk memberikan dukungan dan informasi pada keluarga dan pasien ketika
kondisinya sudah memungkinkan.

Resusitasi Maternal → penyebab tidak langsung dibutuhkan resusitasi maternal: emboli


paru/ketuban, HEP dam HPP, Preeklamsia dan eklamsia, syok septik, akibat anestesi, penyakit
jantung dan respirasi

Basic Life Support


1. Amankan lingkungan dan pastikan kenyamanan dan keamanan pasien.
2. Guncangkan dan panggil pasien untuk mendapat reaksi. Bagi pasien hamil letakkan
bantal di bawah pinggul sebelah kanan
3. Panggil bantuan ( di RS →code Blue, di tempat lain dapat memanggil ambulance)
4. Airway → pastikan jalan napas tidak terhambat, posisikan pasien.
5. Breathing periksa ekspansi dada, adakah angin yang terasa keluar dari hidung pasien dan
perhatikan keberadaan napas. Lakukan kompresi dada 30 kali jika tidak ada napas pada
posisi 2-3 jari diatas sternum dengan kedalaman 5-6 cm dan frekuensi 100-120/ menit.
a. Berikan bantuan napas 2 kali lalu lanjutkan kompresi kembali (Periksa napas
setiap 2x30 kompresi)

Hemorrhagic Antepartum (HAP)

→ Perdarahan dari jalan lahir pada UK > 24 mgg sampai sebelum bayi lahir. Penyebab paling
utama adalah Abruptio Plasenta dan Plasenta Previa. Perdarahan juga dapat diakibatkan oleh lesi
seperti pada polip serviks, infeksi vagina, carcinoma cervix.

Abruptio Plasenta

→Perdarahan akibat terlepasnya plasenta dari perlekatannya sebagian atau keseluruhan.


Perdarahan yang terjadi dapat keluar dari jalan lahir atau tertampung di dalam.

Faktor Resiko

→ Abortus mengancam, riwayat sesar, riwayat abortus, paritas tinggi (>3), usia resiko tinggi
(>35 tahun), ibu pengguna cocaine, merokok, hipertensi, kehamilan gemelli, kekerasan dalam
rumah tangga.

Tanda Gejala
· Perdarahan (dapat tersembunyi)
· Syok
· Nyeri perut dan pinggul
· Nyeri tekan perut (kemungkinan perdarahan tersembunyi di bagian tersebut, lingkar perut
bertambah, dan perut tegang)
· Fetal distress (pergerakan janin berkurang atau meningkat tiba-tiba)

  Plasenta Previa

→ Letak perlekatan plasenta menutupi sebagian atau seluruh OUI. Terdapat 4 tipe plasenta
previa
1. Tipe 1 : perlekatan plasenta letak rendah tetapi tidak menutupi OUI
2. Tipe 2 : Perlekatan plasenta letak rendah dengan ujung plasenta sampai di OUI tetapi tidak
menutupi
3. Tipe 3 : plasenta menutupi sebagian OUI
4. Tipe 4 : plasenta menutupi OUI keseluruhan

Penanganan Hemorrhagic Antepartum


· Sebaiknya perdarahan ditangani di faskes dengan fasilitas lengkap
· Lakukan pemeriksaan menyeluruh termasuk anamnesis mendalam pada riwayat
kehilangan darah dan yang berkaitan dengan hal tersebut
· Pemeriksaan dalam (VT) ataupun dengan speculum sebaiknya tidak dilakukan
· Prioritas penanganan adalah stabilisasi ibu sebelum melahirkan bayi
· Jika dibutuhkan berikan obat steroid untuk pematangan paru pada kehamilan < 34 minggu
· Diskusikan segala tindakan yang mungkin dilakukan seperti kemungkinan persalinan
dengan section caesarean.
· Pada Abruptio Placenta baiknya dilahirkan pervaginam untuk mengendalikan perdarahan.

Hemorrhagic Postpartum (HPP)


→ Perdarahan dari jalan lahir > 500 ml dalam 24 jam pertama setelah melahirkan. Perdarahan
disebut minor jika jumlah darah yang keluar 500-1000 ml, mayor jika darah yang keluar 1000-
2000 ml (sedang) dan >2000 ml (berat).

Faktor Resiko
·         Overdistensi uterus (contoh pada polihidramnion, gemelli, makrosomia)
·         Obesitas
·         Hipertensi (> 140/90)
·         Riwayat sesar, riwayat HPP
·         Persalinan lama atau (cepat) presipitatus
·         Gangguan pembekuan darah
·         Penggunaan syntocinon yang tidak bijaksana
·         Persalinan dengan operasi/ alat
·         Asuhan kala III tidak maksimal

Penyebab terjadinya perdarahan postpartum disebut 4 Ts yaitu:

1. Tone: atonia uteri dengan kejadian 70%


2. Trauma: rupture perineum, dinding vagiana, atau serviks dengan kejadian 20%
3. Tissue: sisa plasenta/membran dengan kejadian 10%
4. Thrombin: kelainan pembekuan darah dengan kejadiang 1%

Penyebab tertinggi kasus HPP adalah atonia uteri, maka perlu diperhatikan:

· Pelaksanaan massage fundus uteri pada kala III


· Pengosongan kandung kemih
· Pelaksanaan IMD yang membantu merangsang kontraksi uterus
· Pemberian oksitosin 10 IU pada asuhan kala III
· Pemberian dukungan emosional dan pemberian informasi pada keluarga mengenai keadaan
ibu.  

Intervesi Kebidanan

Jika rahim gagal berkontraksi setelah pemberian oksitosin (Syntometrine atau Syntocinon)
dan/atau Ergometrine maka Carboprost (Hemabate) dapat diberikan. Carboprost menambah
kontraktilitas otot rahim dan 250 mikrogram diberikan melalui injeksi intramuskular dalam dan
dapat diulang pada interval 15-90 menit. Misoprostol, prostaglandin sintetis, dapat diberikan
sebagai pengganti Carboprost, tetapi karena ini diberikan per rektum dan masih ada penelitian
terbatas untuk mendukung penggunaannya Intervensi bedah termasuk pengemasan uterus,
penyisipan balon tamponade, jahitan kompresi uterus B-Lynch atau embolisasi arteri.
Histerektomi dihindari jika memungkinkan dan dianggap sebagai intervensi 'pilihan terakhir'
untuk menyelamatkan nyawa perempuan tersebut.

Asuhan Berkelanjutan

Komplikasi setelah PPP termasuk anemia, infeksi saluran genital dan koagulasi intra vaskular
diseminata (DIC). Sangat penting bagi bidan untuk tetap waspada mengikuti stabilisasi
perempuan untuk tanda dan gejala komplikasi. Pemantauan tanda-tanda vital, keseimbangan
cairan dan profil darah harus dilanjutkan selama beberapa waktu setelah penghentian perdarahan
dan analgesia harus diberikan sesuai kebutuhan. Pembicaraan pascakelahiran juga merupakan
praktik yang baik untuk memungkinkan perempuan tersebut mendiskusikan apa yang terjadi dan
agar setiap pertanyaan dan kekhawatirannya ditangani.

Pre-eklamsia dan Eklamsia

Penyakit yang dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas terhadap janin dan ibu.
Ditandai dengan hipertensi, proteinuria, dan terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu. Sekarang,
preeklamsia dianggap syndrom daripada penyakit yang dapat didiagnosis dengan tes tertentu.
Angka hipertensi diukur dari pencacatan dasar tekanan darah ibu. Apabila terjadi peningkatan
sistolik 30 mmHg dan diastolik 15 mmHg harus dipertimbangkan sebagai dasar standar
diagnosis pre-eklamsia. Pre-eklamsia diperkirakan terjadi 2-3% dengan eklamsia sekitar 1:2000
kehamilan.

Gangguan hipertensi dalam kehamilan

a. Hipertensi gestasional: hipertensi baru muncul setelah 20 minggu tanpa proteinuria


b. Pre-eklampsia: hipertensi baru yang muncul setelah 20 minggu dengan proteinuria
c. Pre-eklamsia berat: pre-eklampsia dengan hipertensi berat dan/atau dengan gejala, dan/atau
gangguan biokimia dan/atau hematologi
d. Eklamsia: kejang yang berhubungan dengan pre-eklampsia

Pemeriksaan penunjang untuk skrinning pre-eklampsia

a. Pengumpulan dan analisis urin 24 jam untuk total protein dan klirens kreatinin
b. Hitung darah lengkap
c. Kimia darah
d. Tes fungsi hati
e. Profil koagulasi
f. Pindai ukuran janin, volume cairan keruban, pemeriksaan doppler

Tanda dan Gejala pre-eklampsia fulminan


a. Peningkatan tajam tekanan darah
b. Peningkatan proteinuria
c. Sakit kepala – frontal presistent
d. Mengantuk dan kebingungan
e. Gangguan penglihatan
f. Mual dan muntah
g. Pembengkakan berlebihan, terutama pada wajah dan leher

Perawatan segera pada ibu eklamsia

1. Panggil bantuan tim


2. Lindungi ibu dari cedera
3. Lakukan Airway, Breathing, and Circulation sesuai dengan resusitasi
4. Pantau dan catat TTV dan DJJ
5. Dokumentasikan semua perawatan obat secara akurat

Gejala awal eklamsia yang umumnya muncul dalam perbedaan fase:

1. Prodomal = gangguan pengelihatan, kedutan otot, kongesti wajah, mulut berbusa, dan
kehilangan kesadaran  makin dalam
2. Tonik = spasme, kekakuan otot secara menyeluruh, tidak ada respirasi dan sianosis
3. Tonoclonic = kontraksi intermitten dan relaksasi semua otot (kejang) yang berhubungan
dengan stertorous, peningkatan air liur, inkontinensia urin dan feses
4. Pasca-iktal – kesadaran berangsur kembali, pemulihan pernapasan (dalam dan cepat).
Keadaan lesu atau dalam kebingungan, gelisah, dan tidak ingat apa yang telah terjadi.

 Pengobatan eklampsia adalah magnesium sulfat yang terbukti menjadi agen hipotensif dan
antikonvulsan yang efektif. Protokol untuk dosis dapat bervariasi secara lokal, tetapi dosis
pemuatan yang diberikan melalui injeksi intravena lambat kemudian diikuti dengan infus
intravena lambat. Toksisitas dapat terjadi yang menyebabkan depresi pernapasan, kantuk,
hilangnya refleks tendon, penglihatan ganda dan penurunan produksi urin; oleh karena itu
penting bahwa kondisi keseluruhan perempuan dipantau baik untuk hipertensi dan komplikasi
terkait dan untuk tanda-tanda toksisitas. Kadar magnesium darah akan diperiksa selama
perawatan.

 Faktor risiko awal untuk distosia bahu

1. Faktor pra-kehamilan atau ANC:


a. IMT >30
b. DM (sudah ada sebelum/saat kehamilan)
c. Distosia bahu sebelumnya
d. Induksi
e. Kenaikan BB berlebih
f. Makrosomia
g. Posterm
2. Faktor inpartu/INC

Distosia bahu dapat dicurigai ketika dalam melahirkan wajah dengan ekstensi, butuh
untuk membebaskan dagu dari perineum. Sering ada retraksi kepala yang terlihat, biasanya
disebut sebagai 'turtle-necking' yang mengakibatkan dagu terdorong ke atas ke perineum dan
pipi mengembang. Setelah diketahui, pertolongan harus segera diberikan karena tingkat
cedera iskemik

hipoksia pada bayi apabila waktu persalinan head-to-body lebih dari lima menit. Traksi
berlebihan pada kepala dan tekanan fundus/mendorong tidak boleh dipicu karena keduanya akan
secara dramatis meningkatkan kemungkinan cedera pleksus brakialis. Strategi yang banyak
digunakan adalah yang didorong oleh mnemonic HELPERR:

H = HELP

E = EVALUATE FOR EPISIOTOMY

L = LEGS

P = PRESSURE

Tekanan eksternal yang diberikan pada simfisis pubis, mirip dengan tindakan resusitasi
kardiopulmoner, tetapi dari belakang bahu janin pada sudut 45 derajat, dapat membantu
pelepasan bahu anterior dengan memindahkannya ke sudut miring.

E = ENTER

Terkadang tekanan yang lebih langsung pada bahu janin diperlukan untuk mengurangi
jarak antara bahu dan memutar janin ke dalam diameter miring. Ini dilakukan dengan
menempatkan dua jari di bawah lengkung kemaluan, di belakang bahu anterior dan
mendorongnya ke depan. Ini mungkin disertai dengan tekanan di bagian depan bahu posterior.
Jika ini tidak berhasil, rotasi dapat dicoba ke arah yang berlawanan dengan manuver yang
disebut Woods Screw.

R = REMOVE THE POSTERIOR ARM

Terkadang tekanan yang lebih langsung pada bahu janin diperlukan untuk mengurangi
jarak antara bahu dan memutar janin ke dalam diameter miring. Ini dilakukan dengan
menempatkan dua jari di bawah lengkung kemaluan, di belakang bahu anterior dan
mendorongnya ke depan. Ini mungkin disertai dengan tekanan di bagian depan bahu posterior.
Jika ini tidak berhasil, rotasi dapat dicoba ke arah yang berlawanan dengan manuver yang
disebut Woods Screw.

R = ROLL THE PATIENT

Jika memungkinkan, perempuan tersebut dapat dibantu untuk pindah ke posisi 'empat
merangkak' dan upaya lebih lanjut dilakukan untuk melahirkan bahu posterior (yang sekarang
paling atas). Manuver terakhir ini dapat dicoba terlebih dahulu dalam situasi kelahiran di rumah,
di mana orang tambahan tidak tersedia untuk melakukan manuver McRobert. Memang urutan
semua ini dapat disesuaikan dengan situasi tetapi tidak lebih dari 30 detik harus dihabiskan untuk
setiap upaya sebelum pindah ke yang lain. 

Tromboemboli

Tromboemboli adalah istilah yang mencakup dua kondisi patologis trombosis vena dalam
(DVT) dan emboli paru (PE). Trombosis vena dalam adalah pembentukan bekuan darah
(trombus) di salah satu vena dalam, biasanya di kaki, yang mengakibatkan penyumbatan
aliran darah sebagian atau seluruhnya.

Faktor Risiko Tromboemboli vena

a. Risiko Tinggi
1. Trombofilia yang diketahui
2. VTE berulang sebelumnya
b. Risiko menengah
1. Riwayah VTE
2. Riwayat keluarga VTE
3. Riwayat penyakit ibu: jantung, SLE (systemic lupus erythematosus), radang usus
c. Faktor Lain( >3 risiko menengah; <3 risiko rendah)
1. Kegemukan
2. Anemia
3. Varises kasar
4. Merokok
5. Infeksi sistemik
6. Dehidrasi
7. Imobilitas
8. Pre-eklamsia
9. Hamil kembar
10. Usia >35tahun

 Tanda Gejala Emboli

Meskipun DVT tidak selalu menimbulkan gejala, presentasi yang paling umum adalah
nyeri dan/ atau bengkak di kaki bagian bawah; namun banyak perempuan hamil mengalami
edema tungkai bawah yang membuat diagnosis klinis menjadi sulit. Sebaiknya dilakukan
pengukuran lingkar betis pertengahan lebih besar dari 2 cm perbedaan antara anggota badan
mungkin lebih signifikan untuk DVT, terutama jika masalah dialami di kaki kiri karena kejadian
DVT kiri lebih tinggi pada kehamilan. 

CHAPTER 17 BEREAVEMENT AND LOSS

Kelahiran mati dapat terjadi pada setiap tahap selama 16 minggu terakhir kehamilan dan
tidak selalu ada tanda-tanda bahwa ada sesuatu yang salah dengan janin atau ibu. Namun
terkadang ibu mengidentifikasi bahwa mereka sadar janin tidak banyak bergerak atau tidak
bergerak sama sekali dan kemudian sangat penting untuk pemantauan janin dan jika detak
jantung tidak terdeteksi, pemeriksaan ultrasound harus dilakukan untuk memastikan diagnosis. 
Dukungan emosional dan pemberian informasi profesional yang jujur sangat penting bagi
ibu dan keluarganya. Ibu diperbolahken untuk memegang dan mengambil moment kenangan
bersama sang bayi. Bidan yang membantu melahirkan bayi dapat menandatangani dan
menerbitkan akta lahir mati yang diperlukan untuk pencatatan kematian. 

Kematian neonatus
Kematian neonatus didefinisikan sebagai kematian yang terjadi dalam waktu satu bulan
setelah lahir dan dapat disebabkan oleh prematuritas, kelainan kongenital, infeksi atau asfiksia
yang berhubungan dengan persalinan. Komunikasi yang inklusif dan terkoordinasi antar tim
sangatlah penting. Bidan memiliki peran dalam memberikan dukungan dan pemberian informasi
dengan cara yang sama seperti ketika terjadi kelahiran mati. 

Keguguran 
Keguguran didefinisikan sebagai kehilangan kehamilan secara spontan sebelum 20
minggu; namun sebagian besar terjadi sebelum 14 minggu. Keguguran kadang-kadang dikenal
sebagai aborsi spontan di kalangan medis yang dapat menyebabkan penderitaan besar bagi
perempuan karena istilah aborsi lebih sering dikaitkan dengan penghentian kehamilan yang
direncanakan dan bukan dengan kehilangan bayi yang diinginkan yang tidak direncanakan dan
menyedihkan. Asuhan yang diberikan sama dengan kelahiran mati.

Kematian Ibu
Faktor penting dalam mengurangi kematian ibu adalah identifikasi dini mereka yang
berisiko. Setiap kematian ibu memerlukan penyelidikan formal (untuk menyusun laporan
nasional) dan bidan akan diminta untuk melengkapi dokumentasi yang berkaitan dengan hal ini,
seperti juga dokter kandungan dan profesional kesehatan terkait lainnya. Hal ini agar setiap
pelajaran yang dapat dipetik dari kematian ibu setiap individu dapat mengarah pada perubahan
yang sesuai dalam praktik.

Dukungan sebaya untuk bidan


Bidan yang memberikan asuhan dalam situasi apapun dimana nyawa melayang akan
dipengaruhi oleh perasaan kehilangan dan kesedihan mereka sendiri. Ini tidak akan sekuat emosi
keluarga, tetapi tetap akan mempengaruhi kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Dukungan
sebaya sangat penting dalam membantu bidan mengatasi perasaan mereka.

Grup pendukung
Ada sejumlah kelompok pendukung yang tersedia untuk orang tua dan keluarga yang
kehilangan bayi. SANDS the Stillbirth and Neonatal Death Society menyediakan saluran
bantuan, layanan informasi; publikasi dan memiliki kelompok lokal yang dijalankan oleh orang
tua yang berduka di seluruh Inggris. Ada juga organisasi yang memberikan dukungan terkait
dengan kondisi tertentu seperti Anencephaly Support Group dan organisasi pendukung duka
secara umum seperti Cruse Bereavement Care yang memberikan dukungan bagi semua yang
mengalami duka. Ada
 juga organisasi berbasis agama.

Anda mungkin juga menyukai