DISUSUN OLEH:
NIM: P07124022086
Kelas : 1B
D-III KEBIDANAN
T/A 2022-2023
Sejarah Pelayanan Kebidanan di Luar Negeri
Hambatan-hambatan yang dirasakan oleh bidan Amerika saat ini antara lain :
Walau ada banyak undang-undang yang baru, direct entri midwives masih dianggap
ilegal di beberapa negara bagian.
Lisensi praktik berbeda pada setiap negara bagian, tidak ada standar nasional
sehingga tidak ada definisi yang jelas tentang bidan sebagai seseorang yang telah
terdidik dan memiliki standar kompetensi yang sama.
Kritik tajam dari profesi medis kepada direct entry midwives ditambah dengan isolasi
dari sistem pelayanan kesehatan telah mempersulit sebagian besar dari mereka
untuk memperoleh dukungan medis yang memadai bila terjadi keadaan gawat
darurat.
Pendidikan kebidana biasanya berbentuk praktik lapangan. Sampai saat ini mereka
bisa menangani persalinan dengan pengalaman sebagai bidan. Bidan adalah seseorang
telah menyelesaikan pendidikan 4 tahun dan praktik lapangan selama 2 tahun, yang
mana biayanyan yang sangat mahal. Kebidanan memiliki sebuah organisasi untuk
membentuk standar, menyediakan sertifikat dan membuat ijin praktik. Saat ini AS
merupakan negara yang menyediakan perawatan maternitas termahal di dunia, tetapi
sekaligus merupakan negara industri yang paling buruk dalam hasil perawatan natal di
Negara-negara di industri lainnya.
3) Pelayanan Postpartum
Di Kebidanan Belanda, pelayanan post natal dimulai setelah tahun 1998, persalinan
di Negara Belanda 80% telah ditolong oleh bidan, hanya 20% persalinan di RS
Pelayanan kebidanan dilakukan pada community-normal, bidan sudah mempunyai
indefendensi yang jelas. Kondisi kesehatan ibu dan anakpun semakin baik, bidan
mempunyai tanggung jawab yakni melindungi dan memfasilitasi prose salami,
menyelesaikan kapan wanitany perlu interverensi, yang menghindari teknologi dan
pertolongan dokter yang tidak penting. Pendidikan bidan digunakan system Direct Entry
dengan lama pendidikan 3 tahun.
https://sites.google.com/site/awaliahasan26/sejarah-kebidanan/sejarah-bidan-di-indonesia/
sejarah-bidan-diluar-negeri-1