Anda di halaman 1dari 28

PARTIKEL DALAM KOTAK 1 DIMENSI

Persoalan kuantum mekanis yang paling


sederhana ialah persoalan sebuah partikel
yang terperangkap dalam sebuah kotak yang
dindingnya keras tak berhingga. Kita boleh
memberi spesifikasi pada gerak partikel
dengan mengatakan bahwa gerak itu terbatas
pada gerak sepanjang sumbu x antara x = 0
dan x = L disebabkan oleh dinding keras tak
berhingga.
Dari pandangan formal mekanika kuantum,
energi potensial V dari partikel itu menjadi tak
berhingga di kedua sisi kotak, sedangkan V
konstan—katakan sama dengan 0, untuk
memudahkan—di dalam kotak itu

(Gambar 5.3).
• Dalam kotak persamaan Schrodinger menjadi
  (5.24)

• Karena disitu V = 0 (turunan total d2 Ψ/dx2


sama dengan turunan partikel ∂2 Ψ/∂x2 karena
Ψ hanya fungsi dari x dalam persoalan ini).
Persamaan 5.24 mempunyai pemecahan
(5.25)
Pemecahan ini dibatasi oleh syarat batas yang
penting yaitu Ψ = 0 untuk x = 0 dan x = L.
karena cos 0 = 1, suku kedua tidak daoat
memerikan partikel karena suku itu tidak nol
untuk x = 0. Jadi kita menyimpulan bahwa B =
0. Karena sin 0 = 0, suku sinus selalu
menghasilkan Ψ = 0 di x = 0, seperti yang
diperlukan, tetapi Ψ hanya akan menjadi nol
di x = L hanya jika

n = 1, 2, 3 . . (5.26)
Hasil ini disebabkan oleh harga nol sinus pada sudut

Dari persamaan (5.26) jelas bahwa energi yang dapat


dimiliki partikel mempunyai harga tertentu, yaitu harga-
eigen yang telah diterangkan dalam pasal yang lalu.
Harga-eigen ini yang membentuk tingkat energi sistem,
besarnya ialah
 
 
Masukin gambar 5.3
Partikel dalam kotak
n = 1, 2, 3, . . . . (5.27)

yang bentuknya sama dengan Persamaan


(3.18) dan mempunyai tafsiran yang sama.
Fungsi gelombang sebuah partikel dalam
kotak yang berenergi En ialah
(5.28)
Subtitusikan persamaan (5.27) untuk En
menghasilkan

(5.29)

yang menyatakan fungsi eigen yang


bersesuaian dengan harga-eigen En.
• Dengan mudah dapat dibuktikan bahwa
fungsi-eigen itu memenuhi sema persyaratan
untuk setiap bilangan kuantum n, Ψn
merupakan fungsi berharga tunggal dari x, dan
Ψn serta ∂Ψn/∂x kontinu.
• Selanjutnya, integral |Ψn2| ke seluruh ruang
berharga berhingga, seperti kita lihat dengan
jalan mengintegrasi |Ψn|2 dx dari x = 0 ke x = L
(karena partikel itu menurut hipotesis berada
dalam batas-batas itu):

(5.30)
PARTIKEL DALAM KOTAK 3D
PEMANTULAN DAN TRANSMISI OLEH
PERINTANG
• Menurut mekanika klasik sebuah partikel yang
menumbuk sebuah dinding tegar tidak
berpeluang untuk menembusnya. Mekanika
kuantum juga menghasilkan sama: sebuah
partikel berenergi kinetik berhingga tidak
dapat memasuki daerah yang energi
potensialnya
• Bagaimana untuk dinding yang tidak keras tak
berhingga namun diperlukan lebih banyak energi V
untuk menembusnya daripada energi partikel E?
Mekanika klasik menyatakan bahwa partikel akan
terpental, sedangkan mekanika kuantum memberikan
hal yang berbeda : terdapat peluang tertentu, tidak
perlu besar namun tidak nol, bahwa partikel itu dapat
melalui energi perintang walaupun E < V. Walaupun
partikel itu tidak memiliki energi cukup untuk
menerobos perintang, namun partikel itu dapat
menerobos melaluinya. Lebih tinggi perintang dan
lebih tebal perintangnya, lebih kecil peluang partikel
untuk menembusnya.
• Efek terobosan dapat dimengerti dengan
memakai prinsip ketidaktentuan. Jika kita
mengatakan bahwa partikel yang datang tidak
dapat memasuki perintang maka ketidaktentuan
kedudukan ∆x harus nol di situ, tetapi karena ∆x
∆p ≥ h/2, ketidaktentuan momentum ∆p yang
bersesuaian harus menjadi tak hingga hal ini
tidak cocok dengan kenyataan bahwa partikel itu
bermomentum dan berenergi berhingga.
• Gambar 5.5
• Gambar 5.6
• Gambar 5.7
EFEK TEROBOSAN
• Peluang partikel menerobos rintang potensial.
Seberkas partikel indentik masing-masing
berenergi kinetik K = E. Berkas itu datang dari
kiri perintang potensial yang tingginya V dan
lebarnya L. Pada kedua sisi perintang itu V = 0
ini berarti tidak ada gaya yang bereaksi pada
partikel di situ.
Gambar 5.8 gambaran skematik dari
penerobosan melalui perintang.
• (5.34)

• (5.35)

• Pemecahan persamaan tersebut yang cocok dengan


persoalan yang dibahas ialah
• (5.36)

• (5.37)
• Dengan
• Bilangan gelombang di luar perintang

• (5.38)
• Menyatakan bilangan gelombang de Broglie
menjelaskan partikel di luar perintang. Karena
• Itu setara dengan persamaan (5.25) besar
masing-masing koefisien berbeda tetapi sudah
dalam bentuk yang cocok untuk menjelaskan
partikel bebas.
• Persamaan (5.36) dan (5.37) seperti yang
ditunjukkan pada gambar 5.8. ialah
gelombang dengan amplitudo A yang datang
dari kiri perintang. Jadi dapat ditulis
• Gelombang datang
• (5.39)

• Gelombang ini bersesuaian dengan berkas


partikel datang dalam arti bahwa ialah
kerapatan peluangnya. Jika v menyatakan
kecepatan gelombang yang sama dengan
kecepatan itu, maka
• Menyatakan fluks partikel yang datang ke
perintang. Yaitu, menyatakan banyaknya pertikel
per m2 per detik yang datang kesitu. Di x = 0
gelombang datang itu menumbuk perintang dan
sebagian dipantulkan kembali, dengan
• Gelombang pantul (5.40)
• Menyatakan gelombang yang dipantulkan. Jadi
• (5.41)
• Pada tempat yang jauh dari perintang (x > L)
hanya mungkin ada gelombang
• Gelombang terus (5.42)
• Menjalar dalam arah +x, karena menurut
hipotesis, daerah III tidak dapat suatu pun yang
dapat memantulkan gelombang. Jadi G = 0 dan
• (5.43)
• Peluang transmisi T dari partikel untuk melalui
perintang ialah rasio
• Peluang transmisi (5.44)

• Menurut mekanika klasik T = 0 karena partikel


dengan E < V tidak bisa berada di dalam
perintang: berikut adalah hasil mekanika
kuantum.
• Didalam perintang
• Dalam daerah II persamaan Schrodinger partikel ialah
• (5.45)

• Pemecahannya ialah
• (5.46)

• Di mana
• (5.47)
• Menyatakan bilangan gelombang di dalam
perintang.
• Karena E < V, k’ merupakan bilangan imajiner,
dan untuk memudahkan kita definisikan
bilangan gelombang lain k2 dengan cara
sebagai berikut.
• Bilanngan gelombang di dalam perintang
• (5.48)

• Dinyatakan dalam k2 persamaan (5.46) untuk


menjadi
• Fungsi gelombang di dalam perintang
(5.49)

Anda mungkin juga menyukai