SENTRAL
PENGERTIAN NILAI SENTRAL
NILAI SENTRAL SUATU RANGKAIAN DATA adalah nilai dalam
rangkaian data yang dapat mewakili rangkaian tersebut
Syarat-syarat agar suatu nilai dapat disebut sebagai nilai sentral:
1. Harus dapat mewakili rangkaian data
2. Perhitungannya harus didasarkan pada seluruh data
3. Perhitungan harus obyektif
4. Perhitungan harus mudah
5. Dalam suatu rangkaian data hanya ada 1 nilai sentral.
MACAM NILAI SENTRAL
1. RATA-RATA HITUNG (ARITHMATIC MEAN)
2. MEDIAN / NILAI TENGAH
3. MODUS/MODE
4. RATA-RATA UKUR (GEOMETRIC MEAN)
5. RATA-RATA HARMONI (HARMONIC MEAN)
6. RATA-RATA KUADRAT (QUADRATIC MEAN)
1. RATA-RATA HITUNG (ARITHMATIC MEAN)
= rata-rata
∑ = jumlah
X = nilai data dari ………
n = jumlah kejadian/frekuensi
Contoh:
Persentase keuntungan yang diperoleh 5 pedagang kecil di Yogyakarta tahun
2015
A B C D E
2 4 6 8 10
∑X = 2 + 4 + 6 + 8 + 10 = 30
= 6
DATA BERKELOMPOK =
= = = 65,1
b) Rata-rata hitung ditimbang (weighted mean)
Untuk membedakan arti penting masing-masing barang, maka
masing-masing barang diberi faktor penimbang yang berbeda
satu sama lain
Barang-barang yang yang lebih penting diberi faktor penimbang
yang lebih besar dari barang-barang yang kurang penting
2 cara memberikan faktor penimbang:
1. Secara subyektif
2. Secara obyektif
Secara subyektif =
= = = 8.300
Perhitungan dengan rata-rata hitung: 22.500/3 = 7.500
Secara obyektif
=
= = = 6.705,3
KEBAIKAN NILAI RATA-RATA:
1. Obyektif
2. Mudah dimengerti
3. Mudah dihitung
4. Dapat mewakili suatu rangkaian data
5. Dapat digunakan utk perhitungan lebih lanjut
Mo = Li + x ci
Mo: modus
Li : tepi kelas bawah dari kelas modus
d1 : selisih frekuensi modus dengan frekuensi sebelumnya
d2 : selisih frekuensi modus dengan frekuensi sesudahnya
GAJI 50 PEGAWAI DI PERUSAHAAN MEBEL “ABC” (ratusan ribu rp)
KELAS F TEPI KELAS
29,5
30 - 39 4
39,5
40 - 49 6
49,5
50 - 59 8
d1 59,5
60 - 69 12 ……………frekuensi modus
d2 69,5
70 - 79 9
79,5
80 - 89 7
89,5
90 - 99 4
99,5
Mo = 59,5 + x 10
= 65,2
KEBAIKAN-KEBAIKAN MODUS:
1. Mudah dimengerti
2. Modus tidak dipengaruhi oleh nilai ekstrem
3. Pada distribusi yang condong modus lebih mewakili drpd nilai rata-rata
KELEMAHAN-KELEMAHAN MODUS
4. Perhitugan modus lebih sulit drpd nilai rata-rata
5. Modus tdk tegas dirumuskan
HUBUNGAN MEAN, MEDIAN &
MODUS
Pada distribusi yg normal atau distribusi yg simetris
mean = median = modus (Mo = Md = )
Pada distribusi yang condong (tidak simetris)
• Mo < Md < (condong ke kiri)
• < Md < Mo (condong ke kanan)
Distribusi frekuensi yang simetris
KELAS F X TEPI KELAS ƩFX
29,5
30 - 39 5 34,5 172,5
39,5
40 - 49 10 44,5 445
49,5
50 - 59 20 54,5 1090
59,5
60 - 69 10 64,5 645
69,5
70 - 79 5 74,5 372,5
79,5
N = 50 2.725
Mean =
Median =
Modus =
mean=median=modus
Pada distribusi yg normal atau distribusi yg simetris
mean = median = modus
Mean =
Median =
Modus = modus<median< mean
Pada distribusi yang condong (tidak simetris)
1. condong kiri
Mo < Md <
Distribusi frekuensi yang tdk simetris (condong ke kanan)
mean =
Median =
Modus = mean<median<modus
2. condong kanan
< Md < Mo