Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK

8
BHINNEKA
TUNGGAL IKA
Tim
Kami
ROYYAN UMMI MIFTACH ERNIA TUTI
FAQIH R. 222010108 A.
2220101046 6 2220101088

RISKA
LESTARI
2240101205

FAIS ANWAR. RAFI ALDIANO


S FAHRIZAL NATUNGGA
22201011124 2240101165 2240101172
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang majemuk. Menurut Hardiman (2002:4),
Indonesia dalam membangun atau menyelenggarakan kehidupan nasional selalu
mengutamakan persatuan dan kesatuan dalam satu wadah yaitu Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Guna menyatukan kemajemukan, Bangsa
Indonesia memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan tersebut
berasal dari Bahasa Jawa Kuno. Semboyan itu memiliki arti “berbeda-beda tapi
tetap satu jua”.
Semboyan ini sangat cocok untuk keadaan bangsa Indonesia yang dihuni
oleh beragam suku, ras, agama, dan kebudayaan.
Apa yang dimaksud
dengan Bhinneka
Bagaimana implementasi
Tungggal Ika ?
nilai-nilai Bhinneka
Tunggal Ika pada korban
RUMUSA Apa sejarah
bencana gempa Cianjur ?

N terbentuknya Bhinneka
Tunggal Ika ?

MASALAH
Apa fungsi dari
Bhinneka Tunggal Ika
?
Tujuan

Untuk Untuk Untuk Untuk mengetahui


mengetahui mengetahui Bagaimana
mengetahui
yang implementasi nilai-
sejarah Apa fungsi dari
nilai Bhinneka
dimaksud terbentuknya Bhinneka Tunggal Ika pada
dengan Bhinneka Tunggal Tunggal Ika ? korban bencana
Bhinneka Ika gempa Cianjur ?
Tungggal Ika
Pengertian
Bhinneka Tunggal Ika
Jika dianalisis, semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang berasal
dari bahasa Sansekerta itu terdiri dari kata “Bhinneka”,
“Tunggal”, dan “Ika”. Kata “Bhinneka” berasal dari kata “Bhinna”
dan “Ika”. “Bhinna” artinya berbeda-beda dan “Ika” artinya itu.
Jadi, kata “Bhinneka” berarti “yang berbeda- beda itu”. Analisa
lain menunjukkan bahwa kata “bhinneka” terdiri dari unsur kata
“bhinn-a-eka”. Unsur “a” artinya tidak, dan “eka” artinya satu.
Jadi, kata “bhinneka” juga dapat berarti “yang tidak satu”.
Sedangkan kata “Tunggal” artinya satu, dan “Ika” artinya
itu. Berdasarkan analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa
semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” berarti “yang berbeda-beda
itu dalam yang satu itu” atau “beranekaragam namun satu
jua”.
Sejarah
Bhinneka Tunggal Ika
Istilah “Bhinneka Tunggal Ika” dipetik dari Kitab Sutasoma karya Mpu
Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14. Istilah tersebut
ter- cantum dalam bait 5 pupuh 139. Kitab Sutasoma mengajarkan
toleransi kehi- dupan beragama, yang menempatkan agama Hindu dan
agama Buddha hidup bersama dengan rukun dan damai. Istilah “Bhinneka
Tunggal Ika” yang semula menunjukkan semangat toleransi keagamaan,
ke- mudian diangkat menjadi semboyan bangsa Indonesia. Sebagai
semboyan bangsa konteks permasalahan- nya bukan hanya menyangkut
toleransi beragama tetapi jauh lebih luas seperti yang umum disebut
dengan istilah suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA). Semboyan
itu dilukiskan di bawah lambang negara Indonesia yang dikenal dengan
nama Garuda Pancasila. Lambang negara Indonesia lengkap dengan
semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” telah ditetapkan dalam Peraturan
Pemerintah No. 66 tahun 1951 tentang Lambang Negara.
Menciptakan dan
Sebagai acuan menjaga kesatuan
peraturan dan Republik
kebijakan negara Indonesia.
Fungsi Membantu dalam Membentengi

Bhinneka mewujudkan cita-cita


luhur bangsa.
perdamaian Indonesia.

Tunggal Ika
Mewujudukan kehidupan
Mewujudkan
nasional yang toleran
masyarakat madani.
dalam perbedaan.
Aksi Intoleran Copot Label Gereja
pada Bantuan Korban Gempa Cianjur
Di tengah terpaan bencana gempa yang melanda Cianjur, Jawa
Barat. Warga Cianjur justru menolak bantuan yang diberikan. bantuan
tersebut berupa bantuan tenda. Beberapa warga justru merobek atribut
tenda yang bertuliskan nama penyumbang dari sebuah gereja,

Dari perbuatan tersebut dapat menyebabkan perpecahan dan


permusuhan karena tindakan diatas merupakan tindakan intoleran yang
sangat bertentangan dengan Bhinneka Tunggal Ika.

Oleh karena itu perlunya pendidikan akan nilai-nilai kebhinnekaan dalam


kehidupan berbangsa dan bernegara, agar tidak terjadi hal-hal
intoleransi seperti kejadian tersebut.
Implementasi
Bhineka Tunggal Ika
(1) Menghargai (2) tidak (3) antarpemeluk (4) Pembekalan
keberadaan mengganggu agama dapat saling ilmu agama dan
membantu bila perlu, Pendidikan moral
suatu agama kehidupan
sejauh tidak perlu
yang dianut oleh pemeluk bertentangan dengan
suatu masyarakat agama lain; ajaran
agamanya masing-
masing.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai