Anda di halaman 1dari 99

Samarinda, 22 April 2019

PENERAPAN K3 SERTA MANAJEMEN MUTU


DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA
Disampaikan oleh:
Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Dalam acara:
Bimbingan Teknis SMK3 Konstruksi

Direktorat Jenderal Bina Konstruksi


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
PENGADAAN BARANG DAN JASA

K3 KONSTRUKSI MANAJEMEN MUTU

01 DASAR HUKUM 01 PENDAHULUAN

02 PERMEN PUPR 07/PRT/M/2019


02 SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM)

03 BIAYA K3 KOSTRUKSI RENCANA MUTU PEKERJAAN


03
KONSTRUKSI (RMPK)

04 PROGRAM MUTU
K3 KONSTRUKSI DALAM
PENGADAAN BARANG DAN JASA

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
1
DASAR HUKUM
DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi;
2. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi dan
perubahannya;
4. Peraturan Menteri PUPR Nomor 07/PRT/M/2019 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa
Konstruksi Melalui Penyedia (mecabut Permen PUPR No. 07/PRT/M/2011 Tentang Standar Dan
Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi beserta perubahannya);
5. Peraturan Menteri PU Nomor 05/PRT/M/2014 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum sebagaimana telah diubah terakhir kali
dengan Permen Nomor 02/PRT/M/2018;
6. Surat Edaran Menteri PUPR Nomor 66/SE/M/2015 Tentang Biaya Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum;
7. Surat Edaran Menteri PUPR Nomor 10/SE/M/2018 Tentang Pemberlakuan Standar Dokumen Pemilihan
Pengadaan Jasa Konstruksi Dalam Rangka Lelang Dini di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Untuk Tahun Anggaran 2019;
8. Surat Edaran Menteri PUPR Nomor 14/SE/M/2018 Tentang Pemberlakuan Standar Dokumen Pemilihan
Pengadaan Jasa Konstruksi Tahun Anggaran 2019.
Undang-Undang No. 2 Tahun 2017
Tentang Jasa Konstruksi

Pasal 47
Kontrak Kerja Konstruksi paling sedikit harus mencakup uraian mengenai:
l. Pelindungan pekerja, memuat ketentuan tentang kewajiban para pihak
dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja serta jaminan
sosial;
Pasal 59
Dalam setiap penyelenggaraan Jasa Konstruksi, pengguna Jasa dan Penyedia
Jasa wajib:
a. memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan
Keberlanjutan;
Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018
Tentang Pengadaan Barang dan Jasa

Pasal 26
(2) HPS telah memperhitungkan keuntungan dan biaya tidak langsung
(overhead cost)
Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2000 serta Perubahannya
Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Pasal 17 : Kewajiban dan Hak Penyedia Jasa 


butir a :
Menyusun dokumen penawaran yang memuat :
a. Rencana dan metode kerja,
b. Rencana usulan biaya,
c. Tenaga terampil dan tenaga ahli,
d. Rencana anggaran keselamatan dan kesehatan kerja serta
peralatan.
2
PERMEN PUPR 07/PRT/M/2019
Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa
Konstruksi Melalui Penyedia

Standar Dokumen Pemilihan Secara Elektronik


Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
B. Metode Tender, Pascakualifikasi, Satu File, Sistem Harga Terendah,
Kontrak Gabungan Lumsum dan Harga Satuan
BAB I. UMUM

• Keselamatan : adalah segala kegiatan keteknikan konstruksi dalam mewujudkan


Konstruksi proses pekerjaan konstruksi yang handal, aman, dan ramah lingkungan.
• Keselamatan dan : yang selanjutnya disingkat K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin
Kesehatan Kerja dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
• Sistem : yang selanjutnya disingkat SMKK adalah bagian dari sistem
Manajemen manajemen pekerjaan konstruksi dalam rangka penerapan keamanan,
Keselamatan keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan pada setiap pekerjaan
Konstruksi konstruksi.
• Rencana : yang selanjutnya disingkat RKK adalah dokumen lengkap rencana
Keselamatan penerapan SMKK dan merupakan satu kesatuan dengan dokumen
Konstruksi kontrak suatu pekerjaan konstruksi, yang dibuat oleh Penyedia Jasa
dan disetujui oleh Pengguna Jasa, untuk selanjutnya dijadikan sebagai
sarana interaksi antara Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa dalam
penerapan SMKK.
BAB III. INSTRUKSI KEPADA
PESERTA (IKP)
B. DOKUMEN PEMILIHAN
10. Isi Dokumen Pemilihan
10.1. Dokumen Pemilihan terdiri atas Dokumen Tender dan Dokumen Kualifikasi.
10.2. Dokumen Tender terdiri atas:
a) ....
e) Formulir Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK);
17. Dokumen Penawaran
17.1 ……………
17.2 Dokumen Penawaran meliputi:
a. Dokumen Penawaran Administrasi terdiri atas:
b. Dokumen Penawaran Teknis terdiri atas:
1)....
5) Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK);
BAB III. INSTRUKSI KEPADA
PESERTA (IKP)
B. DOKUMEN PEMILIHAN
18. Harga Penawaran
18.4. Komponen/Item pekerjaan penyelenggaraan keamanan dan kesehatan
kerja serta Keselamatan Konstruksi dimasukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga dengan besaran biaya sesuai dengan
kebutuhan.
18.5. Perkiraan biaya penyelenggaraan keamanan dan kesehatan kerja serta
Keselamatan Konstruksi minimal mencakup penyiapan RKK, sosialisasi
dan promosi K3, alat pelindung kerja/diri, asuransi dan perizinan,
personel K3, fasilitas prasarana kesehatan, rambu-rambu yang
diperlukan, konsultasi dengan ahli keselamatan konstruksi, dan lain-
lain terkait
BAB III. INSTRUKSI KEPADA
PESERTA (IKP)
E. PEMBUKAAN DAN EVALUASI PENAWARAN DAN KUALIFIKASI
29. Evaluasi Dokumen Penawaran
29.9 Evaluasi Teknis:
c. Evaluasi teknis dilakukan dengan sistem gugur dengan ambang batas
dengan ketentuan:
3) Unsur-unsur pokok yang dinilai adalah:
f) Dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) meliputi penilaian
terhadap:
(1). manajemen risiko dan rencana tindakan (minimal sesuai
identifikasi bahaya yang ditentukan PPK), terdiri atas:
(a) Penjelasan manajemen risiko meliputi mengidentifikasi
bahaya, menilai tingkat risiko, dan mengendalikan tingkat risiko
(b) Penjelasan rencana tindakan meliputi sasaran umum,
sasaran khusus, dan Program K3.
(2). Pakta komitmen yang ditanda-tangani oleh wakil sah badan usaha.
BAB III. INSTRUKSI KEPADA
PESERTA (IKP)
E. PEMBUKAAN DAN EVALUASI PENAWARAN DAN KUALIFIKASI
29. Evaluasi Dokumen Penawaran
29.14. Evaluasi Teknis:
a. .....
c. Evaluasi teknis dilakukan dengan sistem gugur dengan ketentuan:
1) ....
2) Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan teknis sebagaimana
tercantum dalam LDP apabila:
a) ....
d) Personel manajerial yang ditawarkan sesuai dengan yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan, dengan ketentuan:
(1) ....
(4) Untuk pekerjaan yang memiliki tingkat risiko kecil, maka
dapat mensyaratkan Petugas K3 atau Ahli K3 sedangkan
untuk pekerjaan yang masuk dalam kategori risiko besar
maka mensyaratkan Ahli K3.
BAB III. INSTRUKSI KEPADA
PESERTA (IKP)
f) Dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) memenuhi
persyaratan sebagaimana tercantum dalam LDP, yang memuat:
(1). manajemen risiko dan rencana tindakan (minimal sesuai
identifikasi bahaya yang ditentukan PPK), meliputi:
(a) Penjelasan manajemen risiko meliputi mengidentifikasi
bahaya, menilai tingkat risiko, dan mengendalikan
tingkat risiko.
(b) Penjelasan rencana tindakan meliputi sasaran umum,
sasaran khusus, dan Program K3.
(2). Pakta komitmen yang ditanda-tangani oleh wakil sah badan
usaha.
BAB III. INSTRUKSI KEPADA
PESERTA (IKP)
E. PEMBUKAAN DAN EVALUASI PENAWARAN DAN KUALIFIKASI
31. Evaluasi Penawaran File II
31.1 Evaluasi Harga:
b. unsur-unsur yang perlu dievaluasi adalah hal-hal yang pokok atau penting,
dengan ketentuan:
1) .....
2) Apabila tidak menyampaikan perkiraan biaya penyelenggaraan
keamanan dan kesehatan kerja serta Keselamatan Konstruksi maka
dinyatakan gugur.
BAB III. INSTRUKSI KEPADA
PESERTA (IKP)
H. PENUNJUKAN PEMENANG
42. Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
42.19 Dalam Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak, paling sedikit dibahas
hal-hal sebagai berikut:
a. Dokumen Kontrak dan kelengkapan;
b. Kelengkapan Rencana Keselamatan Konstruksi;
BAB IV. LEMBAR DATA PEMILIHAN
(LDP)
M. DOKUMEN PENAWARAN
6. Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK):
Penyedia menyampaikan pakta komitmen dan penjelasan manajemen risiko
serta penjelasan rencana tindakan sesuai tabel jenis pekerjaan dan identifikasi
bahayanya di bawah ini (diisi oleh Pejabat Pembuat Komitmen):
No. Jenis/Tipe Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1.
Dst.
BAB IV. LEMBAR DATA PEMILIHAN
(LDP)
N. BOBOT DAN AMBANG BATAS
1 Unsur Teknis Yang Dinilai dan
Ambang Batas (AB) Masing-
Masing Unsur
BAB V. LEMBAR DATA
KUALIFIKASI (LDK)
A. Persyaratan Kualifikasi
1. ....
5. Memiliki Sertifikat Manajemen Mutu, Sertifikat Manajemen Lingkungan, serta
Sertifikat Keselamatan dan Kesehatan Kerja; (hanya disyaratkan untuk
Pekerjaan Konstruksi yang bersifat Kompleks/Berisiko Tinggi dan/atau
diperuntukkan bagi Kualifikasi Usaha Besar)
BAB VI. BENTUK DOKUMEN
PENAWARAN
BAB VI. BENTUK DOKUMEN
PENAWARAN
BAB VI. BENTUK DOKUMEN
PENAWARAN
TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENETAPAN PENGENDALIAN RISIKO K3

Nama Perusahaan : ..................


Kegiatan : ..................
Lokasi : ..................
Tanggal dibuat : .................. halaman : ….. / …..
PENILAIAN RISIKO
 
PENETAPAN
  JENIS/TIPE IDENTIFIKA DAMPA TINGKA SKALA
KEKERAPA KEPARAHA PENGENDALIAN
  NO PEKERJAA SI BAHAYA K T PRIORITAS
N N RISIKO K3
N RISIKO
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
     
   
   
   
   
   
 
   
 
 

         

Keterangan:
Kolom (1), (2), (3) mengikuti tabel dalam LDP huruf M.6
Kolom (4), (5), (6), (7), (8), (9) diisi oleh penyedia Dibuat oleh,

PJT (Penanggung Jawab Teknis)


BAB VI. BENTUK DOKUMEN
PENAWARAN
TABEL PENYUSUNAN SASARAN DAN PROGRAM K3
Nama Perusahaan : ..................
Kegiatan : ..................
Lokasi : ..................
Tanggal dibuat : ..................
SASARAN KHUSUS PROGRAM
   
 
TIPE/JENIS PENGENDALIA TOLOK SUMBER JANGKA INDIKATOR PENANGGU
NO URAIAN MONITORING
PEKERJAAN N RISIKO UKUR DAYA WAKTU PENCAPAIAN NG JAWAB
 
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
                   
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Dibuat oleh,

PJT (Penanggung Jawab Teknis)


BAB IX. RANCANGAN KONTRAK

II. SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK


A. KETENTUAN UMUM
15. Tugas dan Wewenang Pengawas Pekerjaan
15.3 Pengawas Pekerjaan melaksanakan tugas dan wewenang paling sedikit meliputi:
a. mengevaluasi dan menyetujui rencana mutu pekerjaan konstruksi Penyedia
Jasa pelaksana konstruksi;
d. memeriksa dan menilai mutu dan keselamatan konstruksi terhadap hasil akhir
pekerjaan;
BAB IX. RANCANGAN KONTRAK

II. SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK


A. .....
B. PELAKSANAAN, PENYELESAIAN, ADENDUM DAN PEMUTUSAN KONTRAK
B.1 Pelaksanaan Pekerjaan
22. Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
22.1 Penyedia berkewajiban untuk mempresentasikan dan menyerahkan RKK
pada saat rapat persiapan pelaksanaan Kontrak, kemudian pelaksanaan
RKK dibahas dan disetujui oleh PPK.
22.2 Para Pihak wajib menerapkan dan mengendalikan pelaksanaan RKK
secara konsisten.
22.3 RKK menjadi bagian dari Dokumen Kontrak.
22.4 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan RKK sesuai dengan kondisi
pekerjaan, jika terjadi perubahan maka dituangkan dalam adendum Kontrak.
22.5 Pemutakhiran RKK harus mendapat persetujuan PPK.
22.6 Persetujuan PPK terhadap pelaksanaan RKK tidak mengubah kewajiban
kontraktual Penyedia.
BAB IX. RANCANGAN KONTRAK

23. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak


23.2 Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan
pelaksanaan kontrak meliputi:
a. RMPK;
b. pelaksanaan RKK;
c. ....
e. jadwal pelaksanaan pekerjaan, yang diikuti uraian tentang metode kerja
yang memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
BAB IX. RANCANGAN KONTRAK
C HAK DAN KEWAJIBAN PENYEDIA
51. Perlindungan Tenaga Kerja
51.1 Penyedia dan Subpenyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk
mengikutsertakan Tenaga Kerja Konstruksinya pada program Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan.
51.2 Penyedia berkewajiban untuk mematuhi dan memerintahkan Tenaga Kerja
Konstruksinya untuk mematuhi peraturan keselamatan kerja. Pada waktu
pelaksanaan pekerjaan, Penyedia beserta Tenaga Kerja Konstruksinya dianggap telah
membaca dan memahami peraturan keselamatan kerja tersebut.
51.3 Penyedia berkewajiban untuk menyediakan kepada setiap Tenaga Kerja
Konstruksinya (termasuk Tenaga Kerja Konstruksi Subpenyedia, jika ada)
perlengkapan keselamatan kerja yang sesuai dan memadai.
51.4 Tanpa mengurangi kewajiban Penyedia untuk melaporkan kecelakaan berdasarkan
hukum yang berlaku, Penyedia wajib melaporkan kepada PPK mengenai setiap
kecelakaan yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan Kontrak ini dalam waktu 24
(dua puluh empat) jam setelah kejadian.
BAB IX. RANCANGAN KONTRAK
C HAK DAN KEWAJIBAN PENYEDIA
53. Asuransi
53.1 Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SPMK sampai dengan Tanggal
Penyerahan Akhir Pekerjaan untuk barang yang mempunyai risiko tinggi
terjadinya kecelakaan dalam pelaksanaan pekerjaan atas segala risiko
terhadap kecelakaan, kerusakan akibat kecelakaan, kehilangan, serta risiko
lain yang tidak dapat diduga.
53.2 Penyedia wajib menyediakan asuransi bagi pihak ketiga sebagai akibat
kecelakaan di lokasi kerja.
53.3 Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam penawaran dan termasuk
dalam Harga Kontrak.
54. Tindakan Penyedia yang Mensyaratkan Persetujuan PPK atau Pengawas Pekerjaan
54.1 Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih dahulu persetujuan tertulis
PPK sebelum melakukan tindakan-tindakan berikut:
a. ......
c. mengubah atau memutakhirkan RMPK dan RKK;
BAB IX. RANCANGAN KONTRAK
F. PEMBAYARAN KEPADA PENYEDIA
67. Harga Kontrak
67.2 Harga Kontrak telah memperhitungkan meliputi:
a. ....
d. biaya penyelenggaraan keamanan dan kesehatan kerja serta keselamatan
konstruksi.
69. Hari Kerja
69.2 Penyedia tidak diperkenankan melakukan pekerjaan apapun di lokasi kerja pada
waktu yang secara ketentuan peraturan perundang-undangan dinyatakan
sebagai hari libur atau di luar jam kerja normal, kecuali:
a. dinyatakan lain di dalam Kontrak;
b. PPK memberikan izin; atau
c. pekerjaan tidak dapat ditunda, atau untuk keselamatan/perlindungan
masyarakat, dimana Penyedia harus segera memberitahukan urgensi
pekerjaan tersebut kepada Pengawas Pekerjaan dan PPK.
BAB IX. RANCANGAN KONTRAK
A. Uraian Spesifikasi Teknis
12. Spesifikasi Proses/Kegiatan:
a. Pokja Pemilihan (yang bersertifikat Ahli/petugas K3 Konstruksi atau dengan
melibatkan Ahli K3/Petugas K3 Konstruksi) harus menilai kesesuaian identifikasi
bahaya dari setiap tahapan kegiatan yang sudah ditetapkan oleh PPK;
b.Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, sistem
perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengaman, dan rambu-rambu
peringatan dan kewajiban pekerja menggunakan alat pelindung diri (APD) yang
sesuai dengan potensi bahaya pada proses tersebut;
c. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang berisiko tinggi, atau pekerjaan yang
berisiko tinggi pada keadaan yang berbeda, harus lebih dulu dilakukan analisis
keselamatan pekerjaan (Job Safety Analysis) dan tindakan pengendaliannya;
BAB IX. RANCANGAN KONTRAK
A. Uraian Spesifikasi Teknis
12. Spesifikasi Proses/Kegiatan:
d. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin kerja lebih
dulu dari penanggung-jawab proses dan Ahli K3 Konstruksi;
e. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga kerja
dan/atau operator yang telah terlatih dan telah mempunyai kompetensi untuk
melaksanakan jenis pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan
prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai pada jenis
pekerjaan/tugasnya tersebut.
BAB X. SPESIFIKASI TEKNIS DAN
GAMBAR
13. Spesifikasi Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan/Metode Kerja
a. Analisis Keselamatan Pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA) harus dilakukan
terhadap setiap metode konstruksi/metode pelaksanaan pekerjaan, dan
persyaratan teknis untuk mencegah terjadinya kegagalan konstruksi dan
kecelakaan kerja;
b. ....
c. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam menyusun dan
menggunakan metode kerja dapat meliputi penggunaan alat utama dan alat bantu,
perkakas, material dan konstruksi sementara dengan urutan kerja yang sistematis,
guna mempermudah pekerja dan operator bekerja dan dapat melindungi pekerja,
alat dan material dari bahaya dan risiko kegagalan konstruksi dan kecelakaan
kerja;
BAB X. SPESIFIKASI TEKNIS DAN
GAMBAR
d. Setiap metode kerja/konstruksi yang diusulkan penyedia, harus dianalisis
keselamatan pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA), diuji efektivitas pelaksanaannya
dan efisiensi biayanya. Jika semua faktor kondisi lokasi/tanah/cuaca, alat, perkakas,
material, urutan kerja dan kompetensi pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis,
serta dipastikan dapat menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan konstruksi
dan pekerja/operator, maka metode kerja dapat disetujui, setelah dilengkapi dengan
gambar dan prosedur kerja yang sistematis dan/atau mudah dipahami oleh
pekerja/operator;
e. Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama yang mempunyai potensi bahaya tinggi
harus dilengkapi dengan metode kerja yang didalamnya sudah mencakup analisis
keselamatan pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA). Misalnya untuk pekerjaan di
ketinggian, mutlak harus digunakan perancah, lantai kerja (platform), papan tepi, tangga
kerja, pagar pelindung tepi, serta alat pelindung diri (APD) yang sesuai antara lain helm
dan sabuk keselamatan agar pekerja terlindung dari bahaya jatuh. Untuk pekerjaan
saluran galian tanah berpasir yang mudah longsor dengan kedalaman 1,5 meter atau
lebih, mutlak harus menggunakan turap dan tangga akses bagi pekerja untuk naik/turun;
BAB X. SPESIFIKASI TEKNIS DAN
GAMBAR
14. Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi
a. Setiap kegiatan/pekerjaan perancangan, perencanaan, perhitungan dan gambar-
gambar konstruksi, penetapan spesifikasi dan prosedur teknis serta metode
pelaksanaan/ konstruksi/kerja harus dilakukan oleh tenaga ahli yang mempunyai
kompetensi yang disyaratkan, baik pekerjaan arsitektur, struktur/sipil, mekanikal,
elektrikal, plumbing dan penataan lingkungan maupun interior dan jenis pekerjaan
lain yang terkait;
b. Setiap tenaga ahli tersebut pada butir a. di atas harus mempunyai kemampuan
untuk melakukan proses manajemen risiko (identifikasi bahaya, penilaian risiko
dan pengendalian risiko) yang terkait dengan disiplin ilmu dan pengalaman
profesionalnya, dan dapat memastikan bahwa semua potensi bahaya dan risiko
yang terkait pada bentuk rancangan, spesifikasi teknis dan metode
kerja/konstruksi tersebut telah diidentifikasi dan telah dikendalikan pada tingkat
yang dapat diterima sesuai dengan standar teknik dan standar K3 yang
berlaku;
BAB X. SPESIFIKASI TEKNIS DAN
GAMBAR
14. Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi
c. Setiap kegiatan/pekerjaan pelaksanaan, pemasangan, pembongkaran,
pemindahan, pengangkutan, pengangkatan, penyimpanan, perletakan,
pengambilan, pembuangan, pembongkaran dsb, harus dilakukan oleh tenaga ahli
dan tenaga terampil yang berkompeten berdasarkan gambar gambar,
spesifikasi teknis, manual, pedoman dan standar serta rujukan yang benar dan
sah atau telah disetujui oleh tenaga ahli yang terkait;
d. Setiap tenaga ahli dan tenaga terampil dibidang K3 Konstruksi di atas harus
melakukan analisis keselamatan pekerjaan (job safety analysis) setiap
sebelum memulai pekerjaannya, untuk memastikan bahwa potensi bahaya dan
risiko telah diidentifikasi dan diberikan tindakan pencegahan terhadap kecelakaan
kerja dan/atau penyakit di tempat kerja;
BAB XI. DAFTAR KELUARAN DAN
HARGA
BAB XI. DAFTAR KELUARAN DAN
HARGA
PIHAK PIHAK YANG TERLIBAT
DALAM PENGADAAN
BARANG/JASA PEMERINTAH

SATKER PPK

PIHAK
YANG
TERLIBAT

PENYEDIA ULP
JASA
3
BIAYA K3 KONSTRUKSI
TAHAP PEMILIHAN PENYEDIA

1 2 3 4 5
Permen SE Menteri PUPR SE Menteri PUPR Permen Permen
28/PRT/M/2016 No 66/SE/M/2015 No 14/SE/M/2018 07/PRT/M/2019 05/PRT/M/2014
Biaya K3 dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dengan Biaya K3 dialokasikan
Biaya K3 dialokasikan dalam biaya umum besaran biaya berkisar antara 1.0% sampai 2.5% dari nilai pekerjaan
atau sesuai dengan kebutuhan dalam biaya umum

Pedoman Biaya Pemberlakuan Standar dan Pedoman Sistem


Analisis Harga Penyelenggaraan Standar Dokumen Pedoman Manajemen
Satuan Pekerjaan Sistem Pemilihan Pengadaan Jasa Keselamatan dan
Pengadaan Jasa
Bidang Pekerjaan Manajemen Konstruksi Kesehatan Kerja
Konstruksi Tahun
Umum Keselamatan dan Anggaran 2019
Melalui Penyedia (SMK3) Konstruksi
Kesehatan Kerja Bidang Pekerjaan
(SMK3) Umum
Konstruksi
Bidang Pekerjaan
Umum

TAHAP PRAKONSTRUKSI
Rasionalitas Urgensi Revisi Permen PU No. 05/PRT/M/2014,
SE Menteri PUPR No. 66/SE/M/2015, dan Permen PUPR No. 28/PRT/M/2016

SALAH SATU STRATEGI


MENINGKATKAN KESELAMATAN
PENERAPAN PEMBIAYAAN
K3 PERLU SINKRONISASI KONSTRUKSI
LATAR BELAKANG BEBERAPA PERMEN PUPR PERBAIKAN REGULASI BIAYA K3
PASCA KELUARNYA
PERMEN PUPR No.07/2019
PERMASALAHAN DAMPAK
YANG TERJADI:  PERMEN PUPR 05/2014  Biaya K3 yang
 Terdapat beberapa Merevisi SE MENTERI
tentang Pedoman SMK3 digabungkan pada Biaya
aturan terkait biaya K3 PUPR No. 66/ 2015
menyebutkan bahwa Umum cenderung tidak
yang dialokasikan Biaya Keselamatan dan tentang Biaya
menjadi prioritas oleh
dalam biaya umum; peraturan turunannya, SE penyelenggaraan SMK3
 Penyedia Jasa maupun Badan Usaha Jasa
Menteri PUPR No. 66 Konstruksi Bidang PU
Pengguna Jasa tahun 2015 Konstruksi
Konstruksi, sehingga
memiliki persepsi dan
pemahaman yang
dimasukkan dalam praktiknya K3 tidak SAFETY
alokasi biaya umum. terimplementasi sesuai Tindak REVISI PERMEN PU
berbeda tentang tata  PERMEN PUPR NO. kebutuhan. lanjut 05/2014 tentang Pedoman FIRST
cara perhitungan dan 28 /2016 tentang Pedoman  Belum menjamin
sistem pembayaran dan AHSP mengkategorikan pengalokasian biaya K3
Sinkroni SMK3 Konstruksi Bidang ZERO
pertanggungjawaban PU
biaya penyelenggaraan
Biaya K3 dimasukan
dalam alokasi biaya
secara proporsional pada sasi ACCIDEN
pelaksanaan proyek PUPR. Aturan
SMK3 pada proyek
konstruksi
umum
Mengusulkan REVISI T
 Auditor Inspektorat  PERMEN PUPR 07/2019 kepada Balitbang untuk
Jenderal sering menyebutkan bahwa Biaya
HARAPAN Permen PUPR no.
menemukan kesalahan Keselamatan Konstruksi  Menjamin Biaya K3 Sudah 28/2016 tentang tentang
PPK dalam dimasukkan dalam Daftar Dialokasikan Secara
memasukan akun Pedoman Analisis Harga
Kuantitas dan Harga Proporsional Pada Satuan Pekerjaan Bidang
pembayaran biaya dengan besaran biaya
penyelenggaraan SMK3
Pelaksanaan Proyek PUPR. Pekerjaan Umum.
sesuai dengan kebutuhan.
Kebijakan Sistem Pembiayaan Penyelenggaraan
SMKK (sebelumnya SMK3 Konstruksi)

Permen 07/PRT/M/2019 Komponen/Item pekerjaan penyelenggaraan


keamanan dan kesehatan kerja serta
Keselamatan Konstruksi
Dasar Pemikiran
Jika biaya K3 masih dimasukan ke dalam biaya
umum (overhead & profit), maka biaya K3
cenderung tidak dianggarkan dan/atau ditekan
pelaksanaanya untuk memperbesar profit. Hal Masuk ke Dalam Daftar
tersebut merupakan salah satu alasan biaya K3 Kuantitas dan Harga
dipisahkan dari biaya umum agar dapat
memastikan bahwa tersedia anggaran khusus
terpisah dari biaya umum
untuk penyelenggaraan biaya SMKK (overhead & profit
(sebelumnya SMK3 Konstruksi) dan Penyedia
Jasa berkomitmen untuk melaksanakan
konstruksi yang berkeselamatan.
Hasil Rapat Penentuan Skema Sistem Pembiayaan
Penyelenggaraan SMKK (sebelumnya SMK3 Konstruksi)

Hotel Falatehan, 29 Maret 2019

Alternatif Penentuan Akun Biaya K3


• Jika biaya K3 tidak dirinci pada dokumen penawaran harga dan hanya dirinci pada
dokumen penawaran teknis (dokumen RKK), maka akun biaya K3 dapat menggunakan
akun biaya seperti untuk biaya umum (overhead & profit). Untuk proses pemeriksaan
maupun audit, Penyedia Jasa tidak harus menunjukan barang K3 tersebut, namun
pemeriksa (Itjen) ikut mengawasi penerapan K3 yang dilakukan saat proses
pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
• Jika komponen biaya K3 harus dirinci pada dokumen penawaran harga dan dokumen
penawaran teknis (dokumen RKK), maka akun biaya K3 harus dipisahkan untuk
masing-masing komponen dan dalam proses pemeriksaan maupun audit, Penyedia
Jasa harus dapat menunjukan barang K3 tersebut karena terdata sebagai aset.
BESARAN BIAYA K3

PERMEN PUPR No. 07/PRT/M/2019


SE MENTERI PUPR
Sebelumnya
No. 10/SE/M/2018
SE MENTERI PUPR No. 14/SE/M/2018

Komponen/Item pekerjaan penyelenggaraan keamanan dan kesehatan


kerja serta Keselamatan Konstruksi dimasukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga dengan besaran biaya berkisar antara
1.0% sampai 2.5% dari nilai pekerjaan atau sesuai dengan
kebutuhan.
BESARAN DAN KOMPONEN BIAYA K3

PERMEN PU No.
PERMEN PUPR No. 07/PRT/M/2019
05/PRT/M/2014
Pasal 20 Ayat 1 Komponen/Item pekerjaan penyelenggaraan
Biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang keamanan dan kesehatan kerja serta Keselamatan
PU dialokasikan dalam biaya umum yang Konstruksi dimasukkan dalam Daftar Kuantitas
mencakup: dan Harga dengan besaran biaya sesuai dengan
1. Penyiapan RK3K kebutuhan, minimal mencakup:
2. Sosialisasi dan Promosi K3 1. Penyiapan RKK
3. Alat Pelindung Kerja 2. Sosialisasi dan Promosi K3
4. Alat Pelindung Diri 3. Alat Pelindung Kerja/Diri
5. Asuransi dan Perijinan 4. Asuransi dan Perizinan
6. Personil K3 5. Personel K3
7. Fasilitas sarana kesehatan 6. Fasilitas prasarana kesehatan
8. Rambu-rambu 7. Rambu-rambu yang diperlukan
9. Lain-lain terkait pengendalian risiko K3 8. Konsultasi dengan ahli keselamatan
konstruksi, dan
9. Lain-lain terkait pengendalian risiko K3 dan
Keselamatan Konstruksi
PENJAMINAN DAN PENGENDALIAN MUTU
DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
1
PENDAHULUAN
ISU STRATEGIS
PENYELENGGARAAN KONSTRUKSI
1 2 3 4
Proyek Strategis Amanah UU Pencabutan Tertib
PUPR 2/2017 Permen SMM Penyelenggaraan

248 Proyek Pengguna & penyedia Permen PU 04/2009 1. Tertib proses pemilihan
Strategis Nasional jasa WAJIB MEMENUHI tentang SMM penyedia jasa
(Perpres 58/2017) STANDAR K4, meliputi Departemen PU 2. Tertib Kontrak Kerja
standar: i) Mutu Bahan, Konstruksi;
dinyatakan tidak 3. Standar Keamanan,
(151 PROYEK ii) Peralatan, iii) Produk, berlaku dengan
STRATEGIS Keselamatan,
iv) K3, v) Prosedur keluarnya Permen PUPR Kesehatan, dan
KEMENTERIAN PUPR) pelaksanaan jasa
20/2018 tentang SPIP Keberlanjutan (K4)
konstruksi, vii) OP, viii) Konstruksi
Pengelolaan lingkungan RMK….???? 4. Tertib manajemen mutu
hidup
49
2
SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM)
KEMENTERIAN PUPR
DASAR HUKUM
PENERAPAN MANAJEMEN MUTU
UU no. 2 tahun 2017
Tentang jasa konstruksi
 Pasal 59 ayat 3
“Standar keamanan, keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan….paling sedikit
meliputi standar mutu bahan, standar mutu peralatan, standar keselamatan dan
kesehatan kerja, standar mutu hasil pelaksanaan jasa konstruksi, dst…”

Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000


Tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi

Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2000


Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Permen PUPR Nomor 31/PRT/M/2015 dan SE Menteri PUPR Nomor 14 Tahun 2018
Tentang pemberlakuan standar dokumen pemilihan pengadaan jasa konstruksi tahun
anggaran 2019
SISTEM MANAJEMEN MUTU
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

SMM KEMENTERIAN PUPR


Quality Management System (QMS)
Performance Focused
(Organization, Process, Product )

Quality Assurance (QA) MANAJEMEN MUTU PROYEK


Process Focused Pedoman Penjaminan &
Pengendalian Mutu Pekerjaan
Konstruksi Rencana/
Quality Control (QC) Program
SMM PENYEDIA JASA
Product Focused
Penjaminan dan pengendalian
Mutu
mutu yang dilakukan penyedia jasa
(sesuai ISO/TQM/dll)
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONSTRUKSI dan
PROGRAM MUTU
Pekerjaan Konstruksi

Jasa Konsultansi Konstruksi


Pembahasan dan Persetujuan
RMPK / Program Mutu

(4)
(2) Tanggal (10)
(7) (9)
Penyerahan Mulai Kerja Tanggal
Pekerjaan Tanggal
(1) Lokasi Kerja (6) Penyerahan
Selesai Penyelesaian
Penanda Mobilisasi 100% Pekerjaan Akhir
tanganan (3) (FHO)
SPMK (PHO)
Kontrak
Pemilihan Sebelum
SPMK Pemerik
(5) saan
Akhir &
PCM Proses
Maks. PHO
14 hari
Masa Pelaksanaan
Maks.
7 hari

Mobilisasi
(Maks. 30 hari sejak SPMK, khusus untuk sumber daya untuk memulai awal
pekerjaan atau sebagaimana diatur dalam kontrak)

PRA PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN


PELAKSANAAN PEKERJAAN

MASA KONTRAK
3
RENCANA MUTU PEKERJAAN
KONSTRUKSI (RMPK)
PENGERTIAN

“Dokumen yang berisi perencanan seluruh


RENCANA aktivitas pengelolaan pekerjaan konstruksi
untuk mengendalikan proses pekerjaan
MUTU dalam rangka mencapai hasil pekerjaan
PEKERJAAN konstruksi sesuai yang dipersyaratkan
KONSTRUKSI dalam kontrak”
SATKER/PPK - QA
Mempunyai jaminan bahwa pekerjaan ber-MUTU
(terpenuhinya persyaratan kontrak  material, MANFAAT
peralatan, tenaga kerja, proses dan produk sesuai
spesifikasi, serta tidak terjadi kecelakaan konstruksi) RMPK
.

PENGAWAS - QC RMPK
 Pelaksanaan pengawasan lebih
terstruktur  in line dengan . .
pekerjaan kontraktor
 Dapat dijadikan sebagai acuan
rencana kerja pengawas KONTRAKTOR – QA & QC
 Mempermudah penyiapan dokumen
NOTE: QA = Quality assurane seleksi & dokumen pelaksanaan
QC = Quality control pekerjaan
 Mengendalikan pekerjaan
KOMPONEN RMPK
STRUKTUR ORGANISASI PENYEDIA DAN SUB-PENYEDIA JASA

JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

GAMBAR DESAIN DAN SPESIFIKASI TEKNIS

METHOD STATEMENT
Metode Pelaksanaan, material, alat, tenaga kerja, K3L (JSA)

RENCANA PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN (ITP)

PENGENDALIAN SUB-PENYEDIA JASA DAN PEMASOK


KOMPONEN RMPK - Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (1/2)

NO KOMPONEN RMPK DESKRIPSI

1 Struktur Orgnisasi Proyek  Uraian mengenai struktur organisasi proyek, baik yang termasuk
persyaratan dalam kontrak maupun yang terkait dengan penjaminan dan
pengendalian mutu di lapangan
 Penjelasan yang diberikan mencakup kualifikasi, kompetensi dan tanggung
jawab yang dimiliki oleh personil/divisi/bagian yang dimaksud

2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Rencana alokasi waktu untuk menyelesaikan masing-masing item pekerjaan
proyek yang secara keseluruhan adalah rentang waktu yang ditetapkan untuk
melaksanakan sebuah proyek konstruksi
3 Ringkasan Spesifikasi Uraian singkat dan jelas mengenai persyaratan spesifikasi teknis sesuai
kontrak, antara lain (dan tidak terbatas pada contoh berikut):
1. Persyaratan proses produk/hasil produk
2. Persyaratan mutu material
3. Standard/aturan yang dipakai
4. Mutu produk akhir

4 Metode Pelaksanaan Uraian mengenai daftar standar, prosedur, pedoman pelaksanaan dan/atau
(Method Statement) instruksi kerja yang digunakan untuk setiap pekerjaan, baik yang terkait dengan
teknis/pelaksanaan pekerjaan maupun terkait penjaminan dan pengendalian
mutu dan keselamatan kerja pekerjaan di lapangan.
KOMPONEN RMPK - Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (2/2)

NO KOMPONEN RMPK DESKRIPSI

5 Rencana Inspeksi dan Pengujian/ Menjelaskan prosedur dan rencana inspeksi dan pengujian di lapangan
Inspection and Test Plan (ITP) untuk memastikan agar mutu produk yang dihasilkan tetap terjaga,
mencakup poin-poin sebagai berikut:
1. Kriteria keberterimaan (termasuk toleransi penerimaan)
2. Cara pengujian/pemeriksaan
3. Jadwal pengujian (frekuensi pengujian)
4. Penanggung jawab/pelaksana pengujian

6 Pengendalian Sub-Penyedia Jasa Menjelaskan rencana penyedia jasa konstruksi dalam mengendalikan
dan Pemasok sub-penyedia jasa dan pemasok supaya dapat mengikuti rencana mutu
pekerjaan konstruksi yang telah disepakati
4
PROGRAM MUTU
PENGERTIAN

“Dokumen Perencanaan Mutu Pelaksanaan


Kegiatan yang
disusun oleh Penyedia Jasa Konsultansi
PROGRAM Konstruksi yang merupakan jaminan mutu
MUTU terhadap tahapan proses kegiatan dan
hasil kegiatan sebagaimana yang
dipersyaratkan dalam kontrak pekerjaan”
MANFAAT
PROGRAM
MUTU BAGI
memenuhi seluruh persyaratan kontrak dan
01 KONSULTAN
mencegah ketidaksesuaian pada proses
maupun produk yang dihasilkan.

MANFAAT BAGI PENGGUNA


JASAdasar pemantauan kemajuan
sebagai
02 pelaksanaan proyek dan melakukan
evaluasi dan analisa kinerja Konsultan
yang bersangkutan dalam melaksanakan
Pekerjaannya.
KOMPONEN
PROGRAM
MUTU

A INFORMASI PEKERJAAN
E PROSEDUR PELAKSANAAN
PEKERJAAN

B ORGANISASI PENYEDIA JASA


F PROSEDUR INSTRUKSI
KERJA

C JADWAL PELAKSANAAN
G PELAKSANA KERJA
JADWAL PENUGASAN
D PERSONIL INTI DAN
PENDUKUNG
KOMPONE PROGRAM MUTU
N
NO KOMPONEN PROGRAM MUTU DESKRIPSI
1 Informasi Pekerjaan Penjelasan mengenai nama paket kegiatan, kode dan nomor
kontrak, sumber dana, lokasi, lingkup pekerjaan, waktu
pelaksanaan dan penanggung jawab Konsultan.

2 Organisasi Penyedia Jasa keterkaitan/alur instruksi dan koordinasi pihak-pihak dalam


pelaksanaan kegiatan. Dilengkapi dengan tugas, tanggung jawab dan
wewenang dari tiap-tiap tenaga ahli agar jelas siapa berbuat apa dan
menghindari
terjadinya tumpang tindih (overlapping) kegiatan
3 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Informasi mengenai rentang waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan setiap tahapan kegiatan Konsultan yang dimulai dari
persiapan, implementasi, dan pelaporan.

4 Jadwal Penugasan Personil Informasi mengenai lama/waktu yang dibutuhkan oleh masing-masing
Tenaga Ahli, Asisten maupun Tenaga Pendukung untuk melaksanakan
tugasnya.
KOMPONE PROGRAM MUTU
N
NO KOMPONEN PROGRAM MUTU DESKRIPSI
5 Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan Dokumen standar kerja yang dibutuhkan oleh pelaksana pekerjaan.
Dokumen ini berguna untuk memastikan perencanaan, pelaksanaan,
dan pengendalian proses dilakukan secara efektif untuk mencapai hasil
kerja yang dipersyaratkan dalam kontrak.

6 Instruksi Kerja Dokumen yang berisikan petunjuk suatu kegiatan yang spesifik dan
memerlukan pengaturan lebih lanjut agar memenuhi persyaratan mutu.

7 Pelaksana Kerja Informasi yang menjelaskan rencana pelaksanaan pekerjaan/metode


kerja yang disusun secara berurutan mulai dari tahap persiapan,
implementasi, dan pemeliharaan. Tahapan pekerjaan/proses
digambarkan dalam bagan alir, kemudian dari tiap-tiap proses
dijelaskan bagaimana proses itu dilaksanakan dan kriteria
keberterimaan
RANCANGAN
SKALA PRIORITAS RISIKO
KESELAMATAN KONSTRUKSI
SKALA PRIORITAS RISIKO
KESELAMATAN KONSTRUKSI
Tingkat Keparahan
I II III IV V
I 1 2 3 4 5
Frekuensi Terjadi

II 2 4 6 8 10
III 3 6 9 12 15
IV 4 8 12 16 20
V 5 10 15 20 25

Skala Prioritas Skala Prioritas didapatkan dari perkalian:


Rendah (Tingkat Keparahan) x (Frekuensi Terjadi)
Sedang
Tinggi
SKALA PRIORITAS RISIKO
KESELAMATAN KONSTRUKSI
Skala Konsekuensi
Keselamatan
Tingkat
Keparahan Orang (Pekerja Kesehatan Lingkungan Keamanan
dan/atau Aset
Masyarakat)
Timbulnya fatality • Aset yang Menimbulkan penyakit Menimbulkan Merusak objek vital
lebih dari 1 orang rusak>10% dari epidemik yang mewabah kerusakan negara, kerusakan atau
meninggal dunia nilai project atau keluar dari lingkungan lingkungan hingga ke kerugian yang ditimbulkan
• Mengakibatkan proyek mempengaruhi luar lingkungan oleh ancaman, gangguan
terhentinya kesehatan masyarakat di proyek dan/atau dan/atau bencana yang
pekerjaan akibat sekitar proyek dan merusak ekosistem mengakibatkan
rusaknya aset menimbulkan efek jangka yang menimbulkan terhentinya proyek dalam
lebih dari 1 bulan panjang dampak sangat waktu lebih dari 1 bulan
V (UU No. 4 dan PerMenKes serius terhadap
560/MenKes/ Per/ VIII/ lingkungan
1989)
SKALA PRIORITAS RISIKO
KESELAMATAN KONSTRUKSI
Skala Konsekuensi
Keselamatan
Tingkat
Keparahan Orang (Pekerja Kesehatan Lingkungan Keamanan
dan/atau Aset
Masyarakat)
• Timbulnya • Aset yang rusak 5- Menimbulkan penyakit Menimbulkan Kerusakan atau kerugian
fatality 1 orang 10% dari nilai epidemik di lingkungan kerusakan yang ditimbulkan oleh
meninggal project atau proyek lingkungan yang ancaman, gangguan
dunia, atau • Mengakibatkan mengakibatkan dan/atau bencana yang
• Lebih dari 1 terhentinya rusaknya satu mengakibatkan
orang cacat pekerjaan akibat populasi yang terhentinya proyek dalam
tetap rusaknya aset menimbulkan waktu lebih dari 1 minggu
IV
lebih dari 1 minggu dampak sangat hingga 1 bulan
hingga 1 bulan serius terhadap
lingkungan
SKALA PRIORITAS RISIKO
KESELAMATAN KONSTRUKSI
Skala Konsekuensi
Keselamatan
Tingkat
Keparahan Orang (Pekerja Kesehatan Lingkungan Keamanan
dan/atau Aset
Masyarakat)
Menimbulkan penyakit yang Menimbulkan Kerusakan atau kerugian
dapat mengakibatkan kerusakan yang ditimbulkan oleh
epidemik dan sudah terjadi lingkungan di dalam ancaman, gangguan
• Timbulnya 1 • Aset yang rusak dalam satu kelompok kerja lingkungan proyek dan/atau bencana yang
orang cacat 3-5% dari nilai mengakibatkan
tetap, dan/atau project atau terhentinya proyek dalam
• Timbulnya • Mengakibatkan waktu lebih dari 3 x 24 jam
kecelakaan kerja terhentinya hingga 7 x 24 jam
III
yang pekerjaan akibat
mengakibatkan rusaknya aset
kehilangan hari lebih dari 3 x 24
kerja lebih dari 2 jam hingga 7 x 24
x 24 jam jam
SKALA PRIORITAS RISIKO
KESELAMATAN KONSTRUKSI
Skala Konsekuensi
Keselamatan
Tingkat
Keparahan Orang (Pekerja Kesehatan Lingkungan Keamanan
dan/atau Aset
Masyarakat)
Timbulnya • Aset yang rusak 1- Menimbulkan penyakit bagi Menimbulkan Kerusakan atau kerugian
kecelakaan kerja 3% dari nilai pekerja pencemaran udara yang ditimbulkan oleh
yang project atau atau air atau tanah ancaman, gangguan
membutuhkan • Mengakibatkan yang melebihi NAB dan/atau bencana yang
perawatan medis terhentinya (Nilai Ambang Batas) mengakibatkan
rawat inap pekerjaan akibat baku mutu udara, air terhentinya proyek dalam
II rusaknya aset lebih dan tanah waktu lebih dari 1 x 24 jam
dari 1 x 24 jam hingga 3 x 24 jam
hingga 3 x 24 jam
SKALA PRIORITAS RISIKO
KESELAMATAN KONSTRUKSI
Skala Konsekuensi
Keselamatan
Tingkat
Keparahan Orang (Pekerja Kesehatan Lingkungan Keamanan
dan/atau Aset
Masyarakat)
Terdapat insiden Mengakibatkan Berpotensi menimbulkan Tidak Kerusakan atau kerugian
yang tidak terhentinya penyakit bagi pekerja teraplikasikannya yang ditimbulkan oleh
menimbulkan pekerjaan akibat prinsip 5R (Ringkas, ancaman, gangguan
kehilangan hari rusaknya aset tidak Rapi, Resik, Rawat, dan/atau bencana yang
kerja (kecelakaan lebih dari 1 x 24 jam Rajin) mengakibatkan
I ringan) terhentinya proyek dalam
waktu tidak lebih dari 1 x
24 jam
SKALA PRIORITAS RISIKO
KESELAMATAN KONSTRUKSI

Level Deskripsi Definisi

V Hampir pasti terjadi Terjadinya kecelakaan lebih dari 4 kali dalam 1 tahun

IV Sangat mungkin terjadi Terjadinya kecelakaan 4 kali dalam 1 tahun

III Mungkin terjadi Terjadinya kecelakaan 3 kali dalam 1 tahun

II Kecil kemungkinan terjadi Terjadinya kecelakaan 2 kali dalam 1 tahun

I Hampir tidak pernah terjadi Terjadinya kecelakaan 1 kali ≥ 1 tahun


CONTOH
PERHITUNGAN BIAYA K3
CONTOH FORMAT RMPK
Contoh Format RMPK (1/8)
Contoh Format RMPK (2/8)
Contoh Format RMPK (3/8)
Contoh Format RMPK (4/8)
Contoh Format RMPK (5/8)
Contoh Format RMPK (6/8)
Contoh Format RMPK (7/8)
Contoh Format RMPK (8/8)
CONTOH
FORMAT PROGRAM MUTU
Contoh Format Program Mutu (1/6)
Contoh Format Program Mutu (2/6)
Contoh Format Program Mutu (3/6)
Contoh Format Program Mutu (4/6)
Contoh Format Program Mutu (5/6)
Contoh Format Program Mutu (6/6)

Anda mungkin juga menyukai