Anda di halaman 1dari 58

MATA KULIAH

Ke-PGRI-an
Oleh: Taryono
PGRI ITU APA …?
PGRI adalah : ORGANISASI
PROFESI, ORGANISASI PERJUANGAN
DAN ORGANISASI KETENAGAKERJAAN
YANG BERSIFAT UNITERISTIK
INDEPENDEN DAN NON PARTISAN
ORGANISASI PROFESI

JATI DIRI ORGANISASI PERJUANGAN


PGRI
ORGANISASI
KETENAGAKERJAAN
Selalu berupaya meningkatkan
kualitas para guru sebagai
ORGANISASI
pendidik bangsa yang profesional

sehingga mampu melahirkan
PROFESI
sumber daya manusia yg
berkualitas

Bersama-sama dengan seluruh
komponen bangsa untuk ORGANISASI
mempertahankan tetap tegaknya PERJUANGAN
NKRI
ORGANISASI
KETENAGA
KERjAAN


MEMPERJUANGKAN PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN ANGGOTA
UNITARISTIK
SIFAT
INDEPENDEN
PGRI
NON PARTISAN
UNITARISTIK
Tidak memandang perbedaan tempat
kerja, kedudukan, agama, golongan
gender dan asal usul
INDEPENDEN
NON PARTISAN
IURAN

 Berdasarkan keputusan konferensi kerja. Pengurus
Kabupaten/ Kabupaten Administrasi/ Kota/ Kota
Administrasi dapat menambah besaran iuran
anggota lebih dari Rp 4.000,00 (empat ribu rupiah)
sesuai program organisasinya. Tambahan besaran
iuran tidak didistribusi kepada badan pimpinan
organisasi di atasnya.
Lanjutan
 10% untuk Pengurus Besar sebesar

Rp 400,00
(empat ratus rupiah).
 20% untuk Pengurus Provinsi sebesar Rp 800,00
(delapan ratus rupiah).
 30% untuk Pengurus Kab/ Kota sebesar Rp 1.200,00
(seribu dua ratus rupiah).
 40% untuk Cabang dan Ranting sebesar Rp 1.600,00
(seribu enam ratus rupiah).
SUSUNAN DAN PERANGKAT KELENGKAPAN ORGANISASI


PGRI memiliki tata urutan/ tingkat organisasi dengan
susunan sebagai berikut:
1. Tingkat Nasional;
2. Tingkat Provinsi/ Daerah Istimewa;
3. Tingkat Kabupaten/ Kota;
4. Tingkat Cabang/ Cabang Khusus;
5. Tingkat Ranting/ Ranting Khusus.
KEDAULATAN

Kedaulatan organisasi ada


di tangan anggota dan
dilaksanakan sepenuhnya
oleh Kongres
KEANGGOTAAN
Jenis Keanggotaan

Jenis Keanggotaan terdiri atas:
 anggota biasa,
 angggota luar biasa,
 anggota kehormatan.
Pasal 3
Anggota Biasa


Yang dapat menjadi anggota biasa adalah:
 para guru/ dosen dan tenaga kependidikan,
 para ahli yang menjalankan pekerjaan
pendidikan,
Pasal 3
Anggota Biasa


 mereka yang menjabat pekerjaan di bidang
pendidikan, atau
 pensiunan sebagaimana dimaksud pada butir (a),
(b), dan (c) yang tidak menyatakan dirinya keluar
dari keanggotaan PGRI.
Pasal 4
Anggota Luar Biasa


 Yang dapat menjadi anggota luar biasa:
 para petugas lain yang erat kaitannya dengan tugas
kependidikan, atau
 mereka yang berijazah lembaga pendidikan dan
tenaga kependidikan (LPTK) tetapi tidak bekerja di
bidang pendidikan
Pasal 5
Anggota Kehormatan


Anggota kehormatan ialah mereka yang atas
usul pengurus Provinsi/ Pengurus Kabupaten
diangkat dan ditetapkan oleh Kongres,
Konferensi Provinsi/Konferensi Kabupaten/
 , karena jasa-jasanya terhadap pendidikan
dan PGRI
PENGURUS RANTING/ RANTING KHUSUS
Pasal 40 Susunan Pengurus Ranting/ Ranting
Khusus

Susunan Pengurus Ranting/ Ranting Khusus terdiri
atas:
 Ketua,
 Wakil Ketua,
 Sekretaris,
 Bendahara, dan
 Paling banyak empat orang anggota pengurus.
Pasal 41
Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus
Ranting/ Ranting Khusus

 Pengurus Rating/ Ranting Khusus bertugas
melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai
dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,
Keputusan Forum Organisasi yang lebih tinggi,
Rapat Pengurus Ranting/ Ranting Khusus, dan
Rapat Anggota di wilayahnya.
 Penjabaran tugas Pengurus Ranting/ Ranting
Khusus diatur dalam ketentuan organisasi menjadi
bagian tidak terpisah dan tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 41
Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus

Ranting/ Ranting Khusus

Tugas pokok Pengurus Ranting/ Ranting Khusus


meliputi:
 Mengawasi, mengkoordinasi, membimbing dan
membina aktifitas para anggota, dan
 Menegakkan disiplin organisasi da-mengatur
kelertiban serta kelancaran iuran anggota serta
penyalurannya sesua ketentuan organisasi.
lanjutan

 Pengurus Ranting/ Ranting Khusus
bertanggungjawab atas terlaksananya ketentuan
dalar Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,
Kode Etik Guru Indonesia, Ikrar Guru Indonesia
keputusan Forum Organisasi yang lebih tingg
Rapat Pengurus, dan Rapat Anggota Ranting/
Ranting Khusus di wilayahnya.
TUJUAN PGRI

a. Mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan


NKRI
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

b. Berperan aktif mencapai tujuan Nasional dalam


mencerdaskan kehidupan bangsa.

c. Berperan mengembangkan sistem pelaksanaan


Diknas.
TUJUAN PGRI

d. Meningkatkan Profesionalitas guru.

e. Menjaga, memelihara, membela serta


meningkatkan
harkat dan martabat guru
A. HASIL PERJUANGAN PGRI

1. Kenaikan anggaran pendidikan menjadi 20%


2. Undang undang guru dan Dosen No 14 tahun
2005
3. Tunjangan fungsional bagi guru non PNS
4. Tunjangan tambahan penghasilan bagi guru
PNS yang belum bersertifikasi
5. Batas usia pensiun penilik dari 58 tahun
menjadi 60 tahun
6. Tunjangan beras langsung diuangkan
7. Pengangkatan guru CPNS sejak tahun
2005 sampai 2010 secara terus menerus
8. Tahun 2011 tidak ada pengangkatan
CPNS guru karena adanya
moratorium

9. guru yg telah didata base katagori 1

10.Untuk Data base katagori 2 akan


diangkat 2013 dan seterusnya
11. Permendiknas No 39 Tahun 2009 Tentang
beban mengajar
12. PP No 17 Tahun 2009 tentang
penyelenggaraan pendidikan yang salah satu
pasalnya menyebutkan Pemerintah wajib
memberikan bantuan kepada sekolah swasta
13.Pembentukan Dirjen PMPTK Tahun 2005
dan 2015
14.Pembentukan salah Struktur Kemendiknas
yaitu badan peningkatan sumber daya
manusia kependidikan dan penjaminan mutu
kependidikan
15. Pendistribusian Bosnas dari pusat ke
pemerintah daerah kembali menjadi dari
pusat ke sekolah sekolah
16. Memotivasi pemerintah kab/kota untuk
memberikan insentif kepada guru non PNS
17. Pembayaran tunjangan profesi guru
dibayarkan tiap 3 bulan sekali
18.Tambahan penghasilan sebesar 250 ribu rupiah
tiap bulan tiap orang bagi guru PNS yang belum
sertifikasi
19.Dipertahankannya guru DPK bertugas di Sekolah-
sekolah PGRI pada era otonomi daerah.
20.Perubahan PP no 74 tahun 2008 menjadi PP yang
baru nanti beban mengajar guru 24 jam mengajar
dengan diberikan alokasi jam mengajar dengan
ekuivalensinya, contohnya adalah kepala sekolah
ekuivalensinya 18 jam, wakil kepala sekolah 12 jam
dst.
21. Untuk mencukupkan 24 jam mengajar yang
sudah bisa diterima MENDIKBUD dalam PP
tersebut adalah mengajar mata pelajaran
serumpun.
22. Dengan perubahan PP 74 tersebut bagi guru
yang mendapatkan tugas bimbingan
ekstrakulikuler ada tambahan beban jam
mengajar.
23. Untuk mengikuti program sertifikasi sudah
tidak mengikuti uji kompetensi awal.
24.Hasil UKG yang semula oleh Dirjen GTK akan
diumumkan pada masyarakat, PGRI menolak
dan hasil UKG agar diserahkan kepada Dinas
Pendidikan, Pengawas dan Kepala Sekolah.
25.Anggaran sertifikasi PPG PGRI
memperjuangkan agar tetap menggunakan
APBN, APBD 1, dan APBD 2 sehingga peserta
PPG tetap gratis.
26.Hasil UKG tidak mempengaruhi penerimaan
TPP.
B. BEBERAPA HAL YANG MASIH
DIPERJUANG-KAN PGRI

1. Agar diterbitkan pedoman tentang beban


mengajar dengan ekuivalensinya
2. Pengangkatan CPNS untuk guru TK dan guru
non PNS
3. Penambahan Kuota sertifikasi tiap tahunnya
agar bisa selesai tahun 2015
B. BEBERAPA HAL YANG MASIH
DIPERJUANG-KAN PGRI

4. Agar ditinjau kembali SKB lima menteri


5. Pengangkatan guru K2 untuk menjadi
CPNS dengan jalan mencabut
Moratorium pengangkatan CPNS
6. PP 74 Th 2008 tentang Guru yang
disempurnakan harus segera disahkan
7. Pembayaran TPP agar dikembalikan dari
pusat kedaerah daerah Kab/Kota dan
Pendistribusian TPP harus melalui satu bank
9. Pembayaran TPP agar mengikuti sistim
penggajian yaitu tiap bulan
10.Tenaga TU Pustakawan, Lab, agar segera
diangkat menjadi CPNS
11.Pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan
agar ditarik ke tingkat pusat
12. Guru DPK tetap dipertahankan bertugas di
sekolah swasta dan minta agar tidak ditarik ke
sekolah negeri.
13. Diberikannya dana bantuan biaya operasional
sekolah untuk siswa TK.
14. Pelaksanaan sertifikasi guru kembali pada
ketentuan UU Guru dan Dosen No.14 tahun
2005 tidak perlu melalui uji kompetensi awal
15. Dibayarkannya uang makan minum dan
transportasi bagi guru non PNS
16. Penghasilan minimal bagi Guru non PNS yang
dananya sharing : Pemerintah Pusat,
Pemerintah Kab / Kota, Sekolah.
17. Pengelolaan tenaga pendidik dan
Kependidikan ditarik ke Pusat.
SIKAP PROFESIONAL
GURU sebagai anggota PGRI
A. Pengertian

 Pola tingkah laku Guru dalam


memahami, menghayati, dan
mengamalkan, sikap kemampuan, dan
sikap profesinya.
B. Sasaran
 Terhadap Peraturan Perundang-undangan:
1. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan
Pemerintah dalam bidang Pendidikan
 KODE ETIK no.9
 PGRI: 1973
2. Karena Guru merupakan unsur aparatur
negara dan abdi negara, maka guru
mutlak melaksanakan
 KODE ETIK no. 8
 Terhadap Organisasi Profesi

a.) Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan


mutu Organisasi profesi sebagai sarana perjuangan dan
pengabdian
 KODE ETIK no. 8
b.) Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan
dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya
 KODE ETIK no. 6
c.) Untuk meningkatkan Mutu tersebut melalui:
- Penataran - Studi Banding
- Seminar - Simposium
- Lokakarya - Workshop
- Diklat - Upgrading
- Pendidikan Lanjutan - dsb.
 Terhadap Teman Sejawat:

a. Guru secara bersama berbakti membimbing


peserta didik untuk membentuk manusia
Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
 KODE ETIK no.1
b. Ki Hajar Dewantara, dengan sistem
AMONGNYA, menyatakan :
1. Ing Ngarsa Sang Tuladha
2. Ing Madya Mangun Karso
3. Tut Wuri Handayani
 Jadi motto DEPDIKNAS
 Terhadap Teman Kerja

a. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik- baiknya


dan mengutamakan keberhasilan PBM.
 KODE ETIK no. 4
b. Guru harus dapat membuat suasana sekolah, dan kelas
yang:
- Aman
- Nyaman
- Menyenangkan
c. Guru harap menjalin kerjasama dengan:
- Teman - Orang Tua Murid
- Masyarakat - Instansi lain
- Organisasi lain - dsb
 Terhadap Pimpinan
a. Segala gerak langkah Guru, dalam pengawasan
ATASAN
b. Sikap Guru terhadap atasan:
1). Positif Tingking
2). Saling pengertian
3). Bekerjasama : - Saling Asah
- Saling Asih
- Saling Asuh
c). Secara bersama-sama menyukseskan Program
yang telah disepakati
 Terhadap Pekerjaan
 Guru secara pribadi dan bersama-sama
mengembangkan dan meningkatkan mutu dan
martabat Profesinya
 KODE ETIK no.6
 Guru dituntut mau dan mampu melaksanakan
tugasnya, serta mau dan mampu melayani peserta didik
 Guru dituntut mencintai TUGAS Profesinya dengan
sepenuh hati
 Guru dapat menyesuaikan diri dengan kemajuan
teknologi/ Jaman
 Guru tidak semata-mata mencari nafkah, tetapi
PENGABDIAN dan IBADAH.
C. Pengembangan Sikap Profesional

1. Dalam Pendidikan Pra Jabatan


a. Guru digembleng dalam menyikapi dan
memahami bagaimana menjadi orang yang
profesional.
b. Guru digodhok tenteng pemahaman
sebagai seorang yang profesional dan
sebagai by-Product
2. Selama Dalam Jabatan

 Guru dalam meningkatkan kemampuannya


dapat dilakukan melalui:
a. Pendidikan formal

b. Pendidikan non formal


KODE ETIK GURU INDONESIA

Guru Indonesia menyadari, bahwa pendidikan


adalah Bidang Pengabdian terhadap Tuhan YME,
Bangsa dan Negara, serta kemanusiaan pada
umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa pancasila
dan setia pada UUD. 1945, turut bertanggung jawab
atas terwujudnya cita-cita Proklamasi kemerdekaan
Repiblik Indonesia 17 Agustus 1945.
Oleh sebab itu, Guru Indonesia terpanggil untuk
menunaikan karyanya dengan memedomani dasar-
dasar sebagai berikut:
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk
membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa
seutuhnya.
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran
profesinya.
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang
Peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan
pembinaan
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-
baiknya yang menjunjung berhasilnya PBM
5. Guru memelihara hubungan baik dengan Orang tua
murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran
serta, dan rasa tanggung jawab bersama terhadap
Pendidikan
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama
mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat
profesionalnya.
7. Guru memelihara hubungan profesi, semangat
kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial.
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan
meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana
perjuangan dan pengabdian
9. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan Pemerintah
dalam Bidang Pendidikan
CATATAN

 Pengertian Sistem:
 beberapa komponen (bagian) yang saling
berhubungan (berkaitan) satu sama lain, untuk
mencapai tujuan.

HARUS:
1. Ada beberapa komponen
2. Saling kerjasama
3. Satu kesatuan (Unity)
4. Untuk mencapai tujuan (goals)
 Jenis-Jenis Pendidikan:

a). Pendidikan Umum:


- SD - SMP
- SMA - UNIVERSITAS
- dsb.
b). Pendidikan Kejuruan
- MI - SMK
- MTs - STKIP
- dsb
c). Pendidikan Luar Biasa:
-A
-B SGPLB
-C SGPLB
- dsb
d). Pendidikan Keagamaan
- Diniyah
- Salafiah
- dsb
e). Pendidikan Kedinasan
f). Pendidikan Akademik:
- Universitas
- Institut
g). Pendidikan Profesional:
- Keahlian
 Jenjang Pendidikan

a). Pendidikan Dasar:


- SD, MI, SMP, MTs

b). Pendidikan Menengah:


- SMA, SMK, dsb

c). Pendidikan Tinggi:


- Universitas, Institut, dsb
Sekian
Dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai