Anda di halaman 1dari 23

Standar Kompetensi:

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa dapat menganalisis konsep


dan dasar dasar biomekanika

Kompetensi Dasar:
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa dapat:
1. Mengenal perbedaan konsep dasar hidrostatika dan hidrodinamika
2. Mengidentifikasi sifat sifat zat cair dan gas
3. Mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi kekentalan suatu zat
cair
4. Menentukan kecepatan kritis suatu aliran zat cair pada suatu
pembuluh
5. Mengenal prinsip kerja Sfigmanometer
6. Mengidentifikasi terjadinya bunyi jantung melalui grafik
7. Mengidentifikasi proporsi udara pada waktu bernafas
8. Menerapkan konsep dasar mekanika pada mekanisme paru-paru
9. Menganal Hukum Dasar Pernafasan
10. Mengenal prinsip Alat alat ukur pernafasan
Indikator :
1. Menerapkan Hk I dan II Newton untuk menentukan apakah suatu sistem
termasuk hidrostatika atau hidrodinamika
2. Mengungkapkan persamaan Bernoulli dari suatu pembuluh yang luas
kedua ujung dan ketinggiannya berbeda
3. Mengungkapkan persamaan Poiseuille
4. Menentukan kecepatan terminal suatu benda yang berada pada zat cair
5. Menghitung kecepatan kritis darah dengan menggunakan persamaan
Reynolds
6. Menjelaskan Prinsip kerja Sfigmanometer
7. Menganalisis bunyi jantung dari grafik tekanan terhadap waktu
8. Menentukan terjadinya sistole dan diastol
9. Mengungkapkan proporsi udara saat inspirasi dan ekspirasi
10. Membuat analogi prinsip kerja paru-paru dengan piston berpegas
11. Menjelaskan hukum hukum dalam pernafasan
12. Menjelaskan prinsip kerja Alat ukur pernafasan
A. TEKANAN HIDROSTATIK
Perhatikan gambar bejana berisi air di bawah ini
Massa sample=m = .dV=.A.dy

(p+dp)A
Fx=0,
A Gaya dilakukan oleh
Fluida dan saling
y Sample air menghilangkan
dalam
bentuk dW Fy=0,
lempeng pA Gaya dilakukan oleh
Fluida dan berat fluida

Fy=0
(p+dp)A+dW=pA
pA=(p+dp)A+ .g.A.dy maka

p2-p1=-g(y2-y1)
Jika p1 tekanan pada jarak y1 dan p2
p = po+.g.h
Tekanan pada jarak y2 di atas dasar maka
:
B. Dinamika Fluida

Fluida Sempurna

A2
Persamaan Kontinuitas
v2

v1
A1

Bila rapat massa , maka massa yang mengalir adalah

.A1.v1.dt= .A2.v2.dt
atau
A1.v1= A2.v2
C. HIDRODINAMIKA
PERSAMAAN BERNOULLI

injau sebuah buluh dengan kedua ujung penampang A1 dan A2


l2 V2

P 1 A1

V1 A2

A1 Setelah t detik
l1
P1A1

Usaha yang dilakukan adalah W = (P1.A1-P2.A2) l = (P1-P2) V = (P1-P2) m/


Karena W = E
E=1/2 mv2+mgh=konstan

/2 mv12+mgh1=1/2 mv22+mgh2

/2 mv22-1/2 mv12+mgh2-mgh1=(P1-P2)m/

P1+1/2 v12+ gh1= P2+1/2 v22+ gh2


D. VISKOSITAS

Penampang Lintang
Viskosimeter
Modern

Viskosimeter
Sederhana
A A’ D D’

B C

Viskositas didefinisikan sebagai Rasio antara


Tampak dari atas
Tekanan terhadap Cepat Perubahan Regangan,
jadi :

Dengan  = Viskositas (Poise atau Pa.s-1)


A = luas penampang (m2)
dv= kecepatan (m/s)
dr = Lebar celah diisi air (m)
E. HUKUM POISEUILLE
Tinjau suatu aliran Fluida pada Pembuluh

P2A2
P1A1
r

dr R
P2 P1
L
liran fluida terjadi karena perbedaan tekanan, maka :
F=(P2-P1)r2 sedangkan F=.A.dv/dr dan A = 2rL, sehingga

(P2-P1)r2 = .A.dv/dr
Karena :
(P2-P1)r2 = .2 rl.dv/dr
Q=dV/dt =A.dl/dt = dV.A
(P2-P1)r = 2. l.dv/dr
Maka:
Dimana :
(P1-P2) =Tegangan
Q = Debit Aliran
R4/8L= Daya Hambat terhadap aliran Fluida

F. LAJU ENDAP
Gaya Apung Gaya Stokes
Fa= zcV.g Fs=6  r v
= zc.4/3.r3.g
Fa Fs W=mg=b.4/3r3.g
Fy=0
Fa+Fs=W atau Fs =W-Fa, maka
kecepatan terminalnya adalah
W 6  r v=4/3 r3.g (b- zc)
Alat Sentrifugir
Alat untuk mempercepat pengendapan

Fs W

Fx=0
W=Fs
mg=mv2/R
g=v2/R=42f2R
LAMINER

Aliran Laminer adalah Aliran Fluida yang


memiliki garis arus Streamline, Laminer
tidaknya suatu fluida dapat ditentukan oleh
ALIRAN FLUIDA nilai Reynolds yang tergantung pada Variabel

R>3000 : Turbulen
Air : R=1000
Darah : R=2000
Q TUBULEN
Laminer
Laminer
Turbulen
Turbulen

Pc P
Manfaat Turbulensi :
Deteksi bunyi jantung
dan Tekanan Darah
G. BUNYI JANTUNG
X10-1 s

Kontraksi jantung Detak jantung ke-2


H. TEKANAN DARAH

Ventikel kiri
P
Aorta Ventrikel Kiri
120 Arteri

Ventrikel Kanan

Kapiler
Lungs

25 Vena

Volume darah pada jantung dewasa  4.5 liter, terpompa 80 ml/menit

80 % Sirkulasi Sistemik 20 % Paru paru

20 % Arteri 10 % Kapiler 70 %Vena


TEKANAN DARAH
a. Tekanan Darah Sistemik
P
120
Sistolik

P rata-rata
95

80 Diastolik

t
b. Tekanan Arteri Paru Paru

P
30 Sistolik

20 P rata-rata

10 Diastolik

t
c. Tekanan Rata-rata

P
120
Sistolik

95 P rata-rata

80 Diastolik

Debit rata-rata

Debit aliran darah


I. MEMBRAN KENYAL
1. SILINDER

2T=2RP
T=RP
T T

2. BOLA

Tunjau permukaan gelembung


(P-Pa)dA

dA (P-Pa)dA cos dAcos

T
P
Jika tekanan sebelah kiri P dan sebelah kanan Pa
Gaya Normalnya (P-Pa) dA jadi :

F= 2l=2 2R ke kanan


F = (P-Pa)  R2 ke Kiri, atau

2 2R = (P-Pa)  R2
Atau Dimana :
P = tekanan (N/m2)
(P-Pa) =P=4 /R = Tegangan Permukaan (N/m)
R= jari jari (m)

Hukum Laplace
J. MEKANIKA PARU-PARU

Analogi prinsip kerja

Pleura
Parietalis
Intra
Pleura Pleura
Viseralis

Ketika menarik nafas pleura parietalis dan viseralis ikut menggembung


HUKUM-HUKUM DALAM PERNAFASAN
1. Hukum Dalton
Pada campuran gas, tiap-tiap gas membentuk kontribusi tekanan total
Seakan akan gas itu berada sendiri
Misal: Udara : - 20% O2
- 80% N2
PO2 = 20%x 760 mmHg = 150 mmHg
PN2 = 80%x 760 mmHg = 610 mmHg

2. Hukum Boyle

P.V = Konstan

3. Hukum Laplace

(P-Pa) =P=4 /R


ALAT UKUR VOLUME PARU PARU

Spirometer Prinsip Kerja


SPIROGRAM

Anda mungkin juga menyukai