2015
KEMENTERIAN
RISET, TEKNOLOGI DAN
PENDIDIKAN TINGGI
REPUBLIK INDONESIA
Bab
06
GERAKAN,
KERJASAMA DAN
INSTRUMEN
INTERNASIONAL
“No impunity to PENCEGAHAN
corruptors“ KORUPSI
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI Gerakan, Kerjasama dan Instrumen Internasional 2
REPUBLIK INDONESIA 2
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
Kompetensi Dasar
1. Mahasiswa mampu menjelaskan
gerakan-gerakan internasional POKOK BAHASAN
pencegahan korupsi; Gerakan-gerakan, kerjasama
2. Mahasiswa mampu menjelaskan dan beberapa instrumen
kerjasama-kerjasama internasional pencegahan
internasional pencegahan korupsi.
korupsi, gerakan Lembaga
Swadaya Internasional
3. Mahasiswa mampu menjelaskan SUB POKOK BAHASAN
beberapa instrumen 1.Gerakan dan Kerjasama
internasional pencegahan Internasional Pencegahan
korupsi; Korupsi;
4. Mahasiswa mampu 2.Gerakan Lembaga Swadaya
membandingkan kelemahan- Internasional
kelemahan dan kelebihan- 3.Instrumen Internasional
kelebihan pemberantasan Pencegahan Korupsi;
korupsi di negara lain;
4.Pencegahan Korupsi : Belajar
5. Mahasiswa mampu menjelaskan
arti penting ratifikasi Konvensi dari Negara Lain.
Anti Korupsi bagi Indonesia.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI Gerakan, Kerjasama dan Instrumen Internasional 3
REPUBLIK INDONESIA 3
A. Gerakan Organisasi
Internasional
1. Perserikatan Bangsa-Bangsa (United
Nations)
2. Bank Dunia (World Bank)
3. OECD (Organization for Economic
Co-Operation and Development)
4. Masyarakat Uni Eropa
4
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
GERAKAN ORGANISASI
INTERNASIONAL
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI Gerakan, Kerjasama dan Instrumen Internasional 5
REPUBLIK INDONESIA 5
2. Bank Dunia (World Bank)
Sejak th 1997, tingkat korupsi menjadi salah satu
pertimbanagn atau prakondisi dari bank dunia (baik
World bank maupun IMF) memberikan pinjaman
untuk negara-negara berkembang. Untuk keperluan
ini, World Bank Institute mengembangkan Anti-
Corruption Core Program yang bertujuan untuk
menanamkan kesadaran mengenai korupsi dan
pelibatan masyarakat sipil untuk pemberantasan
korupsi, termasuk menyediakan sarana bagi negara2
berkembang untuk mengembangkan rencana aksi
nasional untuk memberantas korupsi.
6
Bank Dunia
• Program yang dikembangkan oleh Bank Dunia didasarkan
pada premis bahwa untuk memberantas korupsi secara
efektif, perlu dibangun tanggung jawab bersama berbagai
lembaga dalam masyarakat. Lembaga2 yg harus
dilibatkan diantaranya pemerintah , parlemen, lembaga
hokum, lembaga pelayanan umum, watchdog institution
seperti public-auditor dan lembaga atau komisi
pemberantasan korupsi, masyarakat sipil, media dan
lembaga internasional (Haarhuis:2005)
• Oleh Bank Dunia, pendekatan untuk melaksanakan
program anti korupsi dibedakan menjadi 2 yakni
(Haarhuis:2005), pendekatan dari bawah (bottom-up)
dan pendekatan dari atas (top-down)
7
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
BOTTOM UP APPROACH
Berangkat dari 5 (lima) asumsi yakni:
a)semakin luas pemahaman atau
pandangan mengenai permasalahan yang
ada, semakin mudah untuk meningkatkan
awareness untuk memberantas korupsi;
b)adanya network atau jejaring yang baik
akan lebih membantu pemerintah dan
masyarakat sipil (civil society). Untuk itu
perlu dikembangkan rasa saling percaya
serta memberdayakan modal sosial (social
capital) dari masyarakat;
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI Gerakan, Kerjasama dan Instrumen Internasional 8
REPUBLIK INDONESIA 6
• TIDAK ADA KEJAHATAN
YANG SEMPURNA
BPK : Badan Pemeriksa Keuangan
KPK : Komisi Pemberantasan
Korupsi
9
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
BOTTOM UP APPROACH
c) Perlu penyediaan data mengenai efesiensi dan
efektifitas pelayanan pemerintah melalui corruption
diagnostics. Dengan penyediaan data dan
pengetahuan yang luas mengenai problem korupsi,
reformasi administratif-politis dapat disusun secara
lebih baik;
d) Adanya pelatihan-pelatihan khusus. Pelatihan ini
dapat diambil dari toolbox yang disediakan oleh
World Bank yang diharapkan dapat membantu
mempercepat pemberantasan korupsi. Bahan-
bahan yang ada dipilih sendiri dan harus
menyesuaikan dengan kondisi masing-masing
negara; dan
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI Gerakan, Kerjasama dan Instrumen Internasional 10
REPUBLIK INDONESIA 7
• Trickle down effect = meleleh
11
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
BOTTOM UP APPROACH
e) adanya rencana aksi pendahuluan yang
dipilih atau dikonstruksi sendiri oleh
negara peserta, diharapkan akan
memiliki trickle-down effect dalam arti
masyarakat mengetahui pentingnya
pemberantasan korupsi.
(Haarhuis : 2005)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI Gerakan, Kerjasama dan Instrumen Internasional 12
REPUBLIK INDONESIA 8
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
TOP-DOWN APPROACH
Pendekatan dari atas atau top-down
dilakukan dengan melaksanakan
reformasi di segala bidang baik hukum,
politik , ekonomi maupun administrasi
pemeritahan. Corruption is a symptom of
a weak state and weak institution,
sehingga harus ditangani dengan cara
melakukan reformasi di segala bidang.
(Haarhuis : 2005)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI Gerakan, Kerjasama dan Instrumen Internasional 13
REPUBLIK INDONESIA 9
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
Bahan Diskusi/Tugas
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI Gerakan, Kerjasama dan Instrumen Internasional 14
REPUBLIK INDONESIA 10
Kelemahan Kelebihan Keterangan
Bootom up Tidak ada Aspirasi
kekuatan masyarakat
hukum
15
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI Gerakan, Kerjasama dan Instrumen Internasional 16
REPUBLIK INDONESIA 11
LSM ; LEMBAGA SOSIAL MASYARAKAT
CONTOH :
ICW : INDONESIAN CORRUPT WACHT
NGO : NON GOVERMENT ORGANIZATION
17
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI Gerakan, Kerjasama dan Instrumen Internasional 19
REPUBLIK INDONESIA 13
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI Gerakan, Kerjasama dan Instrumen Internasional 20
REPUBLIK INDONESIA 14
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
INSTRUMEN INTERNASIONAL
PENCEGAHAN KORUPSI
1. UNCAC
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI Gerakan, Kerjasama dan Instrumen Internasional 21
REPUBLIK INDONESIA 15
Materi penting yang diatur dalam Konvensi
a. Masalah Pencegahan
b. Kriminalisasi
c. Kerjasama Internasional
d. Pengembalian Aset Hasil Korupsi
22
a. Masalah Pencegahan
1) Pembentukan badan anti korupsi
2) Peningkatan transparansi dalam pembiayaan
kampanye untuk pemilu dan partai politik
3) Promosi terhadap efisiensi dan transparansi
pelayanan public
4) Rekrutmen / penerimaan pelayanan publik (pegawai
negeri) dilakukan berdasarkan prestasi
5) Adanya kode etik yang ditujukan bagi pelayan public
(pegawai negeri) dan mereka harus tunduk paa kode
etik tersebut
6) Transparansi dan akuntabilitas keuangan publik
23
lanjutan
7. Penerapan tindakan indisipliner dan pidana bagi pegawai
negeri yang korup
8.Dibuatnya persyaratan-persyaratan khusus terutama pada
sektor public yang sangat rawan seperti badan peradilan dan
sector pengadaan publik
9. Promosi dan pemberlakuan standar pelayan publik
10. Untuk pencegahan korupsi yang efektif, perlu upaya
dan keikutsertaan dari seluruh komponen masy.
11. Seruan kepada negara2 untuk secara aktif mempromosikan
keterlibatan organisasi non-pemerintah (LSM/NGOs)yang
berbasis masyarakat, serta unsur-unsur lain dari civil society
12. Peningkatan kesadaran masyarakat (public awareness)
terhadap korupsi termasuk dampak buruk korupsi serta hal-hal yang
dapat dilakukan oleh masyarakat yang mengetahui telah terjadi TP korupsi
24
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
26
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
INSTRUMEN INTERNASIONAL
PENCEGAHAN KORUPSI
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI Gerakan, Kerjasama dan Instrumen Internasional 27
REPUBLIK INDONESIA 16
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
Malaysia : Hongkong :
the Malaysia Indonesia :
Independent
Filipina : Anti- Komisi
Commission
Lembaga Corruption Pemberantas
against
Ombudsman; Commission an Korupsi
Corruption
(MACC); (KPK).
(ICAC);
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI Gerakan, Kerjasama dan Instrumen Internasional 28
REPUBLIK INDONESIA 17
India
• Adalah salah satu negara demokratis yang
dapat dianggap cukup sukses memerangi
korupsi
• Secara teoritis korupsi yang bersifat endemic
banyak terjadi di negara yang masih
berkembang atau Less Developed Countries
/LDCs (Tummala:2009)
29
Korupsi sulit untuk diberantas(Tummala:2009)
dalam konteks India
1. Alasan mengapa seseorang melakukan korupsi :
kebutuhan(need) dan keserakahan(greed)
2. Materi hukum, peraturan perundang-undangan, regulasi atau
kebijakan negara cenderung berpotensi koruptif, sering tidak
dijalankan atau dijalankan dengan tebang pilih,&dlm bbrp kasus
hanya digunakan untuk tujuan balas dendam
3. Minimnya role-model dan kurangnya political willdari
pemerintah untuk memerangi korupsi
4. Kurangnya langkah-langkah kongret pemberantasan korupsi
5. Lambatnya mekanisme investigasi dan pemeriksaan pengadil an
sehingga diperlukan lembaga netral yang independen untuk
memberantas korupsi
6. Salah satu unsur yang krusial dalam pemberantasan korupsi
adalah perilaku social yang toleran terhadap korupsi
30
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
Bahan Diskusi/Tugas
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI Gerakan, Kerjasama dan Instrumen Internasional 31
REPUBLIK INDONESIA 19
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
Selamat datang
generasi
muda anti-
korupsi
Indonesia akan
lebih baik jika
tanpa korupsi
Lomba poster KPK, Karya : Christian Tumpak
Produksi: