Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Ilmiah Keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN POST OPERASI


HEMOROIDEKTOMI DENGAN FOKUS STUDI PENGELOLAAN
NYERI AKUT DI RSUD DR. H. SOEWONDO KABUPATEN
KENDAL TAHUN
2018

Maulida Irtamazati Husna

Jurusan Keperawatan : Poltekkes Kemenkes Semarang

Jl. Tirto Agung ; Pedalangan; Banyumanik; Semarang

mazatihusna@gmail.com

Abstrak
Hemoroid atau yang sering dikenal dengan penyakit ambeien merupakan
penyakit yang sangat umum terjadi di masyarakat. Saat ini tindakan
penyembuhan hemoroid yang menjadi gold standart adalah operasi
hemoroidektomi. Namun nyeri akut post operasi hemoroidektomi masih
menjadi masalah besar. Tujuan : tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menjelaskan asuhan keperawatan pengelolaan nyeri akut pada klien post
operasi hemoroidektomi terhadap penurunan nyeri di RSUD Dr. H
Soewondo Kendal. Metode : metode yang digunakan dalam studi kasus
ini adalah metode deskriptif dengan pemaparan kasus dan menggunakan
pendekatan proses keperawatan, yakni pengkajian, penegakan diagnose
keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi keperawatan.
Sampling yang digunakan sebanyak dua responden. Hasil : hasil yang
diperoleh setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam
masalah nyeri akut belum teratasi ditandai dengan penurunan skala nyeri
yang dipengaruhi oleh pemberian tindakan keperawatan terapi analgetik
yaitu dengan pemberian ketorolac 30 mg didukung dengan pemberian
terapi nonfarmakologi. Saran : saran pada pengelolaan nyeri akut pasien
post hemoroidektomi dalam memberikan terapi analgetik sesuai advis
dokter yaitu ketorolac 30mg sebaiknya didukung dengan pemberian
terapi nonfarmakologi dengan mempertimbangkan factor yang dapat
mempengaruhi persepsi nyeri sehingga tindakan keperawatan yang
diberikan lebih efektif dalam menurunkan nyeri. Masalah nyeri akut
teratasi sebagian sehingga membutuhkan perawatan lebih lanjut dan
kerjasama dengan tim medis lain, klien dan keluarga sangat diperlukan
untuk keberhasilan asuhan keperawatan.

Kata Kunci : Hemoroid, Hemoroidektomi, Nyeri Akut, Pengelolaan Nyeri

Abstract
Hemorrhoid or as it is known ambiyen disease is very general in our
community. Nowadays, the recovery of haemorrhoid that becomes the gold standart
is hemmorrhoidectomy. But, the acute pain after operation hemorrhoidectomy is
still the big problem. Objective: The purpose of this observation is to explain the
management action nursery to the patient after hemmorrhoidectomy in the elease of
acute pain in RSUD Dr. H Soewondo Kendal. Methods: The method of this study
case is descriptive method by describing case and using nursery process research:
assessment, nursing diagnosis, planning, implementation and evaluation of
nursing. The sampling of this study is two respondens. The Results: After having
nursery action for 3x24 hours, the acute pain problem can’t be solved. This can be
seen by the decrease of the pain scale because of the analgetic therapy by giving
ketorolac 30 mg and therapy nonpharmacology. Suggestion: the nursery action in
relieving the management of acute pain post-hemorrhoidectomy should be based on
the doctor’s advice. That is analgetic therapy by giving ketorolac 30 mg and giving
therapy nonpharmacology. This can be influence the feeling or perception of the
pain, so the nursery action can be more effective in decreasing the pain. The acute
pain problem can be solved partly, so it is needed to have more nursery action and
other medical treatment, client and the family. Those are very important to have
successful nursery action.

Keywords: Hemorrhoids, Hemorrhoidectomy, Acute Pain, Pain Management.

PENDAHULUAN
Hemoroid atau wasir sebanyak 93 orang dan pada
atau ambeien merupakan tahun 2017 dari bulan Januari
penyakit yang sangat umum hingga bulan November awal
terjadi di masyarakat. Menurut sebanyak 89 orang. Semua
penelitian, tipe hemoroid yang kasus hemoroid di Rumah Sakit
paling banyak ditemukan ini dilakukan tindakan
adalah hemoroid eksterna hemoroidektomi (Instalasi RM
49,49% diikuti hemoroid interna RSUD Dr. Soewondo Kendal,
26,80%, dan hemoroid 2017).
campuran 23,71% (Septadina &
Veronica, 2015). Hemoroid Penyakit hemoroid ini
cenderung meningkat seiring disebabkan karena obstipasi
bertambahnya usia seseorang, (konstipasi/sembelit) yang
terutama pada seseorang yang menahun, penyakit yang
berusia 20-50 tahun. Pada usia membuat penderita sering
diatas 50 tahun ditemukan 50% mengejan misalnya
ppulasi mengalami hemoroid penyempitan saluran bowel,
(Black & Jane, 2014). sering melahirkan anak,
banyak duduk, diare yang
Berdasarkan penelitian menahun, bendungan pada
oleh lembaga di Amerika, rongga pinggul akibat tumor
National Digestive Diseases rahim atau kehamilan (Riyadi,
Information Clearinghouse 2010). Faktor resiko lainnya
(NDDIC) sekitar 75% orang menurut Ulima (2012) yaitu
pernah menderita hemoroid kurangnya konsumsi makanan
dalam hidupnya. Berbeda berserat, usia, keturunan, pola
dengan penyakit lainnnya, buang air besar yang salah,
penderita hemoroid cenderung kurang intake cairan, dan
merahasiakan penyakitnya aktivitas fisik baik yang ringan
(Suryo, 2010). Pada studi sampai dengan yang berat.
pendahuluan yang dilakukan di
RSUD Dr. H. Soewondo Kendal Sjamsuhidajat (2010)
klien penderita hemoroid dari menjelaskan tanda dan gejala
seluruh kasus pada tahun 2016 dari penyakit hemoroid tidak
bisa disembuhkan, hemoroid psikologis dan perilaku dari
eksterna dapat mengalami klien tersebut (Zakiyah, 2015).
trombosis karena adanya Bahkan klien post operasi
tekanan tinggi di vena kanalis hemoroidektomi bisa
analis yang mengakibatkan mengalami pingsan karena
adanya inflamasi dan edema. nyeri (Black & Jane, 2014). Hal
Nyeri akan terasa lebih kuat ini memerlukan
saat defekasi. Pada hemoroid penatalaksanaan nyeri post
grade III dan IV penatalaksaan operasi yang baik. Nyeri pada
dilakukan dengan terapi bedah pasien post hemoroidectomy
yaitu hemoroidektomi. tergolong dalam nyeri akut
Hemoroidektomi masih karena bersifat mendadak.
dianggap sebagai gold standard Selain itu nyeri pasca operasi
untuk penyembuhan hemmoroidcetomy dirasakan
hemoroid, karena berkinerja klien di sekitar dubur yang
baik. Namun eksisi setelah terasa seperti tertusuk benda
operasi tersebut akan tajam atau terasa seperti
menimbulkan rasa nyeri yang terbakar. Pengobatan nyeri
hebat (Shenoy & Anitha, 2014). pasca operatif yang ringan
Prinsip eksisi dilakukan, pada sampai sedang dimulai dengan
jaringan yang berlebihan saja, pemberian NSAIDs (Non
dan tidak mengganggu sfingter Sterodial Anti Inflammatory
ani (Sjamsuhidajat, 2010). Drugs) sesuai indikasi
Masalah yang terjadi setelah (AHCPR, 1992). Kebanyakan
pembedahan hemoroidektomi NSAIDs bekerja pada reseptor
yaitu resiko perdarahan, resiko saraf perifer untuk
infeksi, resiko konstipasi, mengurangi transmisi stimulus
hambatan mobilitas, cemas nyeri (Potter & Perry, 2010).
akibat nyeri post operasi, dan Berdasarkan latar
nyeri hebat post operasi. Nyeri belakang diatas, dampak dari
tersebut disertai darah post operasi hemoroidektomi
berwarna gelap bercampur yaitu nyeri hebat. Untuk itu
darah merah segar (Yuwono, perlu dilakukan pengelolaan
2010). nyeri pada klien post
Medina-Gallardo hemoroidektomi, maka penulis
(2017) menjelaskan bahwa melakukan pengelolaan kasus
nyeri klien post dalam penyusunan Karya Tulis
hemoroidektomi menjadi Ilmiah dengan judul “Asuhan
masalah besar, maka Keperawatan pada Klien Post
penatalaksanaan nyeri menjadi Operasi Hemoroidektomi
prioritas setelah operasi dengan Fokus Studi
hemoroidektomi dilakukan. Pengelolaan Nyeri Akut di
Upaya tersebut dilakukan RSUD Dr. H Soewondo
karena setelah pembedahan Kendal”..
rektal akan menimbulkan nyeri A. Rumusan Masalah
pada sfingter dan perianal Bagaimanakah Asuhan
akibat terjadinya spasme Keperawatan pada 2 Klien Post
(Smeltzer & Bare, 2013). Operasi Hemoroidektomi
Jika nyeri tidak segera dengan Fokus Studi
ditangani maka dapat Pengelolaan Nyeri Akut di
berpengaruh pada fisiologis, RSUD Dr. H. Soewondo Kendal.
B. Tujuan klien dengan post operasi
1. Tujuan Umum hemoroidektomi.
Mendeskripsikan dan 2. Manfaat Praktis
membandingkan 2 klien a. Manfaat Bagi Institusi
dengan fokus studi Pendidikan
pengelolaan nyeri pada Post Diharapkan dapat
Operasi Hemoroidektomi di memberikan manfaat
RSUD Dr. H. Soewondo yang positif bagi
Kendal. perkembangan ilmu dan
2. Tujuan Khusus dapat dijadikan sumber
a. Menggambarkan bacaan dalam praktik
pengkajian pada klien Post keperawatan khususnya
Operasi Hemoroidektomi. penatalaksanaan nyeri
b. Menggambarkan akut pada klien post
perumusan diagnosa operasi hemoroidektomi.
keperawatan yang b. Manfaat Bagi Rumah
ditemukan pada klien Post Sakit
Operasi Hemoroidektomi. Dapat dijadikan sebagai
c.Menggambarkan bahan saran, evaluasi
perumusan tujuan dan dan menambah
rencana tindakan pada kepustakaan rumah sakit
klien Post Operasi dalam pelaksanaan
Hemoroidektomi dengan praktik pelayanan
fokus studi pengelolaan keperawatan khususnya
nyeri. pada kasus
d. Menggambarkan penatalaksanaan nyeri
pemberian tindakan akut pada klien post
keperawatan pada klien operasi hemoroidektomi.
Post Operasi c. Manfaat Bagi Penulis
Hemoroidektomi dengan Menambah pengetahuan
fokus studi pengelolaan dan menerapkan teori
nyeri. yang didapat dari
e. Menggambarkan hasil akademik khususnya
evaluasi klien dengan Post tentang asuhan
Operasi Hemoroidektomi keperawatan pada klien
dengan fokus studi dengan nyeri akut post
pengelolaan nyeri. operasi hemoroidektomi.
d. Manfaat Bagi Penulis
C. Manfaat selanjutnya
Manfaat penulisan laporan Hasil penulisan ini
kasus ini adalah sebagai berikut diharapkan dapat
: dijadikan sebagai dasar
1. Manfaat Teoritis penulisan selanjutnya
Karya tulis ilmiah ini tentang pemberian
diharapkan mampu menjadi asuhan keperawatan
salah satu sumber informasi pada klien post operasi
yang bermanfaat bagi hemoroidektomi.
perkembangan ilmu
keperawatan yang
membahas tentang
pengelolaan nyeri akut pada
menyebabkan kesakitan.
Ambeien yang terlihat berwarna
TINJAUAN PUSTAKA pink ini setelah sembuh dapat
1. Definisi masuk sendiri, tetapi bisa juga
didorong masuk. Jitowiyono &
Hemoroid adalah suatu
Kristiyanasari (2012)
pelebaran dari vena-vena didalam
menjelaskan hemoroid interna
pleksus Hemoroidalis (Muttaqin,
dibagi menjadi 4 derajat yaitu :
2011). Hemoroid adalah pelebaran
pembuluh darah vena hemoroidalis a. Derajat I
dengan penonjolan membran a) Terdapat perdarahan
mukosa yang melapisi daerah anus merah segar pada
dan rectum (Nugroho, 2011). rectum pasca defekasi
b) Tanpa disertai rasa
Hemoroid adalah
nyeri
kumpulan dari pelebaran satu
c) Tidak terdapat prolaps
segmen atau lebih vena
d) Pada pemeriksaan
hemoroidalis di daerah anorektal.
anoskopi terlihat
Hemoroid bukan sekedar pelebaran
permulaan dari
vena hemoroidalis, tetapi bersifat
benjolan hemoroid
lebih kompleks yakni melibatkan
yang menonjol ke
beberapa unsur berupa pembuluh
dalam lumen
darah, jaringan lunak dan otot
b. Derajat II
disekitar anorektal (Felix, 2006).
a) Terdapat
1. Klasifikasi perdarahan/tanpa
Penyakit hemoroid dibagi perdarahan sesudah
menjadi 2, yang pertama adalah defekasi
hemoroid interna yaitu b) Terjadi prolaps
hemoroid yang berasal dari hemoroid yang dapat
bagian atas sfingter anal serta di masuk sendiri (reposisi
tandai dengan perdarahan, dan spontan)
yang kedua adalah hemoroid c. Derajat III
eksterna yaitu hemoroid yang a) Terdapat
cukup besar, sehingga varises perdarahan/tanpa
muncul keluar anus dan di perdarahan sesudah
sertai nyeri (Broker, 2009). defekasi
b) Terjadi prolaps
1) Hemoroid Internal hemoroid yang tidak
Hemoroid internal adalah dapat masuk sendiri
pembengkakan terjadi dalam jadi harus didorong
rektum sehingga tidak bisa dengan jari (reposisi
dilihat atau diraba. manual)
Pembengkakan jenis ini tidak d. Derajat IV
menimbulkan rasa sakit karena a) Terdapat perdarahan
hanya ada sedikit syaraf di sesudah defekasi
daerah rektum. Tanda yang b) Terjadi prolaps
dapat diketahui adalah hemoroid yang tidak
pendarahan saat buang air dapat didorong masuk
besar. Masalahnya jadi tidak (meskipun sudah
sederhana lagi, bila ambeien direposisi akan keluar
internal ini membesar dan lagi).
keluar ke bibir anus yang
2) Hemoroid Eksternal berdasarkan jenis hemoroid
Hemoroid eksternal yaitu :
diklasifikasikan sebagai akut
dan kronik. Bentuk akut a. Hemoroid internal
berupa pembengkakan bulat 1) Prolaps dan keluarnya
kebiruan pada pinggir anus mukus
dan sebenarnya merupakan 2) Rasa tak nyaman
hematoma, bentuk ini sangat 3) Perdarahan
nyeri dan gatal karena ujung- 4) Gatal.
ujung saraf pada kulit
b. Hemoroid eksternal
merupakan reseptor nyeri
1) Rasa terbakar.
(Jitowiyono & Kristiyanasari,
2) Nyeri (jika mengalami
2012).
trombosis).
3) Gatal.
2. Etilologi
Menurut Vill Alba dan Abbas Sedangkan tanda
(2007), etiologi hemoroid dan gejala menurut Lumenta
sampai saat ini belum diketahui (2006) pasien hemoroid
secara pasti, namun terdapat dapat mengeluh hal-hal
beberapa faktor pendukung seperti berikut :
yang terlibat diantaranya adalah
: penuaan, kehamilan, hereditas, a) Perdarahan
konstipasi atau diare kronik,
penggunaan toilet yang berlama Keluhan yang sering dan
– lama, posisi tubuh misal timul pertama kali yakni :
duduk dalam waktu yang lama. darah segar menetes setelah
Menurut Muttaqin buang air besar (BAB),
(2011), kondisi hemoroid biasanya tanpa disertai
biasanya tidak berhubungan nyeri dan gatal di anus.
dengan kondisi medis atau Pendarahan dapat juga
penyalit, namun ada beberapa timbul di luar waktu BAB,
predisposisi penting yang dapat misalnya pada orang tua.
meningkatkan risiko hemoroid Perdarahan ini berwarna
seperti berikut: perubahan merah segar.
hormon (kehamilan), mengejan b) Benjolan
secara berlebihan hingga
menyebabkan kram, berdiri Benjolan terjadi pada anus
terlalu lama, banyak duduk, yang dapat menciut/
sering mengangkat beban berat, tereduksi spontan atau
sembelit diare menahun manual merupakan
(obstipasi), makanan yang dapat karakteristik hemoroid.
memicu pelebaran pembuluh
vena (cabe, rempah-rempah) c) Nyeri dan rasa tidak
dan keturunan penderita wasir nyaman
(genetik).
Dirasakan bila timbul
komplikasi trombosis
3. Manifestasi Klinis (sumbatan komponen darah
di bawah anus), benjolan
Menurut Vill Alba & keluar anus, dan polip
Abbas (2007) gejala klinis rectum.
hemoroid dapat dibagi
d) Basah, gatal dan yang tidak berespon terhadap
hygiene yang kurang pengobatan medis dapat
dianus. dilakukan penatalaksanaan
bedah antara lain dengan
Akibat pengeluaran cairan prosedur ligasi karet,
dari selaput lendir anus hemoroidektomi kriosirurgi,
disertai perdarahan laser Neodymium-doped
merupakan tanda hemoroid Yttrium Aluminum Garnet (Nd
interna, yang sering : YAG), dan hemoroidektomi
mengotori pakaian dalam (Jitowiyono & Kristiyanasari,
bahkan dapat menyebabkan 2012).
pembengkakan kulit.
METODOLOGI
PENELITIAN
4. Penatalaksanaan Desain Penelitian
Penatalaksanaan hemoroid terdiri
dari penatalaksanaan medis dan Metode penelitian adalah cara
penatalaksanaan bedah (Jitowiyono yang digunakan oleh peneliti
& Kristiyanasari, 2012). dalam mengumpulkan data
a. Penatalaksanaan Medis penelitian. Metode penelitian yang
Ditujukan untuk hemoroid digunakan dalam menyusun Karya
interna derajat I sampai III atau Tulis Ilmiah ini adalah metode
semua derajat dengan penelitian deskriptif yaitu
kontraindikasi operasi atau penelitian yang dimaksudkan
klien yang menolak operasi. untuk menyelidiki keadaan,
1) Non Farmakologis kondisi, atau hal-hal lain (keadaan,
Pelaksanaan berupa kondisi, situasi, peristiwa,
perbaikan pola hidup, kegiatan), yang hasilnya
perbaikan pola makan dan dipaparkan dalam bentuk laporan
minum, perbaikan pola penelitian.
defekasi. Perbaikan
defekasi disebut Bowel Sampel
Management Program (BMP)
Sampel adalah sebagian dari
yang terdiri atas diet,
jumlah dan karakteristik yang
cairan, serat tambahan,
dimiliki oleh populasi. Apabila
pelicin feses, dan
populasi besar, dan peneliti tidak
perubahan perilaku
mungkin mempelajari semua yang
defekasi.
ada pada populasi, maka penulis
2) Farmakologis
dapat menggunakan sampel yang
Obat-obat farmakologis
diambil dari populasi itu
hemoroid dapat dibagi atas
(Sugiyono, 2008).
empat macam, yaitu obat
yang memperbaiki defekasi 1) Kriteria inklusi merupakan
(obat pencahar atau laxant), kriteria dimana subjek
obat simtomatik, obat penelitian mewakili sampel
penghentian pendarahan, penelitian yang memenuhi
dan obat penyembuh dan syarat sebagai sampel
pencegahan derajat. (Nursalam, 2011). Kriteria
b. Penatalaksaan Bedah inklusi pada penelitian ini
Ditujukan untuk hemoroid adalah klien usia remaja
interna derajat IV dan eksterna akhir hingga lansia awal,
atau semua derajat hemoroid mampu berkomunikasi
dengan baik dan bersedia lain, pengkajian nyeri secara
menjadi responden. komprehensif termasuk lokasi,
2) Kriteria eksklusi adalah karakteristik, durasi, frekuensi
menghilangkan atau kualitas kemudian
mengeluarkan subjek yang mengobservasi vital sign,
memenuhi kriteria inklusi berikan analgetik (ketoroloac
dari penelitian karena 30mg/ 8jam) untuk mengurangi
sebab-sebab tertentu nyeri sesuai advis dokter,
(Nursalam, 2011). Kriteria monitor tanda vital sebelum dan
eksklusi pada penelitian ini sesudah pemberian analgetik,
adalah kondisi pasien yang ajarkan teknik nonfarmakologi
mengalami penurunan untuk mengontrol nyeri seperti
keadaan umum yang tidak teknik relaksasi napas dalam.
memungkinkan untuk Hari pertama, respon Ny. M
menjadi responden, selama mengatakan nyeri pada daerah
diberikan perawatan klien disekitar anus, didapatkan data
meminta pulang paksa, dan P (provoking) nyeri menetap
kondisi pasien kritis seperti akibat luka post
gagal napas. hemoroidektomi, P (palliative)
Lokasi dan Waktu nyeri terasa perih disekitar
Pelaksanaan asuhan anus, Q (quality&quantity) nyeri
keperawatan pada klien post seperti tertusuk-tusuk bila
operasi hemoroidektomi dengan bergerak, R (region) pada daerah
focus studi pengelolaan nyeri akut disekitar anus, nyeri tidak
dilakukan di RSUD Dr. H. menyebar, S (scale) dengan skala
Soewondo Kendal pada Februari- nyeri 7 dari skala 1-10, T (time)
Maret 2018. nyeri dirasakan terus menerus
selama selama 2 menit bila
HASIL DAN bergerak. Berdasarkan data
PEMBAHASAN objektif yang telah dirumuskan
A. Hasil didapatkan data saat melakukan
1. Pada bab ini dibahas tentang pengkajian yaitu ekspresi klien
hasil dari pelaksanaan asuhan tampak menahan nyeri,
keperawatan keluarga Ny. M merintih kesakitan dan klien
dan Ny. U khususnya tekait tampak sesekali memegangi
dengan pengelolaan nyeri post area nyeri saat bergerak.
operasi hemoroidektomi. Selanjutnya mengukur tanda-
Asuhan Keperawatan tanda vital diperoleh hasil
dilakukan pada Februari 2018 tekanan darah 140/90 mmHg,
sampai dengan Maret 2018. nadi 98x/menit, pernapasan
2. Perumusan masalah 22x/menit dan suhu 36,8
Berdasarkan data fokus derajat. Kemudian memberikan
dalam pengkajian maka injeksi ketorolac 30 gr dengan
dirumuskan masalah / respon obat masuk melalui intra
diagnosis keperawatan yaitu vena tanpa ada tanda-tanda
nyeri akut berhubungan alergi. Mengukur kembali
dengan agen injuri fisik (luka tanda-tanda vital diperoleh
insisi pembedahan). tekanan darah 120/90 mmHg,
3. Pelaksanaan pernapasan 22 x/menit, nadi 85
Implementasi pada Ny. M x/menit, suhu 36,6oC, dan
dilakukan selama tiga hari pada menganjurkan klien untuk
tanggal 1-3 Maret 2018 antara
melakukan pengelolaan secara Kemudian menganjurkan klien
nonfarmakologi dengan teknik untuk melakukan pengelolaan
relaksasi napas dalam untuk nyeri secara non faarmakologi
mengontrol nyeri dengan dengan teknik relaksasi napas
respon klien tampak sedang dalam dengan respon klien
melakukan relaksasi napas mengatakan sudaah mencoba
dalam. dan mengatakan nyerinya
Hari kedua, respon Ny. M masih terasa.
mengatakan nyeri yang Pada hari ketiga, melakukan
dirasakan sudah mulai pemeriksaan tanda-tanda vital
berkurang, dengan tekanan dengan hasil yaitu tekanan
darah 130/90 mmHg, darah 120/90, pernapasan
pernapasan 22x/menit, nadi 90 22x/menit, nadi 88x/menit,
x/menit, suhu 36,6 oC. suhu 36,3 oC. dan melakukan
Kemudian hasil pengkajian pengkajian nyeri didapatkan
nyeri P (provoking) nyeri hasil P (provoking) nyeri
menetap akibat luka post menetap akibat luka post
hemoroidektomi, P (palliative) hemoroidektomi P (palliative)
nyeri terasa perih disekitar nyeri terasa perih disekitar
anus, Q (quality&quantity) nyeri anus, Q (quality&quantity) nyeri
seperti tertusuk-tusuk bila seperti tertusuk-tusuk setiap
bergerak, R (region) pada daerah bergerak, R (region) pada daerah
disekitar anus, nyeri tidak disekitar anus, nyeri tidak
menyebar, S (scale) dengan skala menyebar, S (scale) dengan skala
nyeri 5, T (time) nyeri dirasakan nyeri 4, T (time) nyeri dirasakan
terus menerus selama selama 1- terus menerus selama selama 1-
2 menit saat merubah posisi. 2 menit saat merubah posisi.
Memberikan injeksi ketorolac 30 Kemudaian memberikan injeksi
mg dengan respon obat masuk ketorolac 30 mg dengan respon
melalui intra vena tanpa ada obat masuk melalui intravena,
tanda-tanda alergi. Mengukur nyeri berkurang setelah diberi
tanda-tanda vital dan obat. Mengukur kembali tanda-
didapatkan hasil tekanan darah tanda vital didapatkan hasil
110/70 mmHg, pernapasan tekanan darah 120/90 mmHg,
24x/menit, nadi 88 x/menit, pernapasan 22x/menit, nadi 88
suhu 36,6 oC. kemudian c/menit dan suhu 36,3 oC.
melakukan pengkajian ulang Melakukan pengkajian nyeri
nyeri setelah mendapatkan kembali didapatkan hasil P
injeksi didapatkan hasil P (provoking) nyeri menetap akibat
(provoking) nyeri menetap akibat luka post hemoroidektomi P
luka post hemoroidektomi, P (palliative) nyeri terasa perih
(palliative) nyeri terasa perih disekitar anus, Q
disekitar anus, Q (quality&quantity) nyeri seperti
(quality&quantity) nyeri seperti tertusuk-tusuk setiap bergerak,
tertusuk-tusuk setiap bergerak, R (region) pada daerah disekitar
R (region) pada daerah disekitar anus, nyeri tidak menyebar, S
anus, nyeri tidak menyebar, S (scale) dengan skala nyeri 3, T
(scale) dengan skala nyeri 4, T (time) nyeri dirasakan hilang
(time) nyeri dirasakan terus timbul selama 1-2 menit saat
menerus selama selama 1-2 merubah posisi. Kemudian
menit saat merubah posisi. mengobservasi reaksi non
verbal, respon Ny. M yaitu tanpa ada tanda-tanda alergi.
ekspresi wajah Ny. M tampak Mengukur kembali tanda-tanda
tersenyum. vital diperoleh tekanan darah
120/80 mmHg, pernapasan 22
x/menit, nadi 85 x/menit, suhu
Implementasi pada Ny. U 36,6oC. Dan melakukan
dilakukan selama tiga hari pada pengkajian nyeri didapatkan P
tanggal 15-17 Maret 2018 antara (provoking) nyeri menetap akibat
lain, pengkajian nyeri secara luka post hemoroidektomi, P
komprehensif termauk lokasi, (palliative) nyeri terasa perih
karakteristik, durasi, frekuensi disekitar anus, Q
kualitas kemudian (quality&quantity) nyeri seperti
mengobservasi vital sign, terbakar setiap bergerak, R
berikan analgetik (ketoroloac (region) pada daerah disekitar
30mg/ 8jam) untuk mengurangi anus, nyeri tidak menyebar, S
nyeri sesuai advis dokter, (scale) dengan skala nyeri 7 dari
monitor tanda vital sebelum dan skala 1-10, T (time) nyeri
sesudah pemberian analgetik, dirasakan terus menerus selama
ajarkan teknik nonfaramkologi selama 4 menit saat bergerak.
untuk mengontrol nyeri seperti Kemudian menganjurkan klien
teknik relaksasi napas dalam. untuk melakukan pengelolaan
Hari pertama, respon Ny. U secara non farmakologi dengan
mengatakan nyeri pada daerah relaksasi napas dalam untuk
disekitar anus, didapatkan data mengontrol nyeri dengan
P (provoking) nyeri menetap respon klien tampak sedang
akibat luka post melakukan relaksasi napas
hemoroidektomi, P (palliative) dalam.
nyeri terasa perih disekitar anus, Hari kedua, dengan respon dari
Q (quality&quantity) nyeri tindakan keperawatan yang
seperti terbakar setiap bergerak, dilakukan yaitu mengukut
R (region) pada daerah disekitar tanda-tanda vital didapatkan
anus, nyeri tidak menyebar, S hasil tekanan darah 130/80
(scale) dengan skala nyeri 8 dari mmHg, pernapasan 22x/menit,
skala 1-10, T (time) nyeri nadi 85 x/menit, suhu 36,6 oC.
dirasakan terus menerus selama kemudian melakukan
selama 4-5 menit saat bergerak. pengkajian nyeri P (provoking)
Berdasarkan data objektif yang nyeri menetap akibat luka post
telah dirumuskan didapatkan hemoroidektomi, P (palliative)
data saat melakukan pengkajian nyeri terasa perih disekitar anus,
yaitu ekspresi klien tampak Q (quality&quantity) nyeri
menahan nyeri, merintih seperti terbakar setiap bergerak,
kesakitan dan klien tampak R (region) pada daerah disekitar
sesekali memegangi area nyeri anus, nyeri tidak menyebar, S
saat bergerak. Mengukur tanda- (scale) dengan skala nyeri 6, T
tanda vital diperoleh hasil (time) nyeri dirasakan terus
tekanan darah 130/90 mmHg, menerus selama selama 3 menit
nadi 89 x/menit, pernapasan saat merubah posisi.
24x/menit dan suhu 36,8 derajat Memberikan injeksi ketorolac 30
Kemudian memberikan injeksi mg dengan respon obat masuk
ketorolac 30 gr dengan respon melalui intra vena tanpa ada
obat masuk melalui intra vena tanda-tanda alergi. Mengukur
tanda-tanda vital dan tanda vital didapatkan hasil
didapatkan hasil tekanan darah tekanan darah 120/70 mmHg,
120/70 mmHg, pernapasan pernapasan 22x/menit, nadi 82
22x/menit, nadi 86 x/menit, c/menit dan suhu 36,3 oC.
suhu 36,6 oC. Kemudian Melakukan pengkajian nyeri
melakukan pengkajian nyeri didapatkan hasil P (provoking)
didapatkan hasil P (provoking) nyeri menetap akibat luka post
nyeri menetap akibat luka post hemoroidektomi P (palliative)
hemoroidektomi, P (palliative) nyeri terasa perih disekitar anus,
nyeri terasa perih disekitar anus, Q (quality&quantity) nyeri
Q (quality&quantity) nyeri seperti terbakar setiap bergerak,
seperti terbakar setiap bergerak, R (region) pada daerah disekitar
R (region) pada daerah disekitar anus, nyeri tidak menyebar, S
anus, nyeri tidak menyebar, S (scale) dengan skala nyeri 4, T
(scale) dengan skala nyeri 5, T (time) nyeri dirasakan terus
(time) nyeri dirasakan terus menerus selama selama 1-2
menerus selama selama 1-2 menit saat merubah posisi.
menit saat merubah posisi. Kemudian mengobservasi reaksi
Menganjurkan klien untuk non verbal, respon Ny. U yaitu
melakukan pengelolaan nyeri ekspresi wajah Ny. U masih
secara non faarmakologi dengan meringis kesakitan.
teknik relaksasi napas dalam
dengan respon klien 4. Evaluasi
mengatakan sudaah mencoba Setelah dilakukan tindakan
tapi nyerinya masih belum keperawatan 3x24 jam
berkurang. didapatkan hasil evaluasi pada
Pada hari ketiga, respon Ny. U Ny. M mengatakan nyeri sudah
mengatakan masih merasakan berkurang, nyeri disebabkan
nyeri dengan tanda-tanda vital karena luka post operasi
dengan hasil yaitu tekanan hemoroidektomi, nyeri
darah 120/70, pernapasan bertambah jika berpindah posisi
22x/menit, nadi 82x/menit, dan bergerak. Nyeri yang
suhu 36,3 oC. Dan melakukan dirasakan seperti tertusuk.
pengkajian nyeri didapatkan Lokasi nyeri yaitu daerah
hasil P (provoking) nyeri disekitar anus dengan skala
menetap akibat luka post nyeri 3. Nyeri terus menerus
hemoroidektomi P (palliative) dengan durasi 1-2 menit saat
nyeri terasa perih disekitar anus, bergerak. Ekspresi klien tampak
Q (quality&quantity) nyeri tersenyum. Pada Ny. U
seperti terbakar setiap bergerak, mengatakan nyerinya
R (region) pada daerah disekitar berkurang, nyeri disebabkan
anus, nyeri tidak menyebar, S karena karena luka post operasi
(scale) dengan skala nyeri 4, T hemoroidektomi, nyeri
(time) nyeri dirasakan terus bertambah jika berpindah posisi
menerus selama selama 1-2 dan bergerak. Nyeri yang
menit saat merubah posisi. dirasakan seperti terbakar,
Kemudaian memberikan injeksi lokasi nyeri yaitu pada daerah
ketorolac 30 mg dengan respon disekitar anus dengan skala
obat masuk melalui intravena, nyeri 4 dan nyeri terus menerus
nyeri berkurang setelah diberi dengan durasi 2 menit. Ekspresi
obat. Mengukur kembali tanda- wajah Ny. U sudah mulai rileks
tetapi masih meringis kesakitan. 2. Analisa data dari hasil
Dari data yang didapatkan pengkajian didapatkan data
menunjukan bahwa masalah subjektif klien mengatakan nyeri
nyeri akut pada Ny. M belum karena post hemoroidektomi,
teratasi dan pada Ny. U belum nyeri seperti tertusuk dan
teratasi. Masalah belum teratasi terbakar di sekitar anus, nyeri
dipengaruhi oleh pemilihan hilang timbul dengan durasi
tindakan keperawatan yang tidak menentu. Nyeri dirasakan
belum tepat dan ketidakefektian saat bergerak dan pindah posisi.
tindakan yang diberikan ke Ny. Data objektif yaitu klien tampak
M dan Ny. U. untuk itu perlu meringis kesakitan saat
dilakukan tindakan yang lebih bergerak dan pindah posisi,
efektif dengan memberikan skala nyeri dalam rentang 7-8.
tindakan adanya kolaborasi Dari hasil data yang didapatkan
antara tindakan farmakologi diatas berdasarakan diagnosa
pemberian analgetik (injeksi keperawatan NANDA (2015)
ketorolac 30 mg intravena) dan dan berdasarkan domain 12
tindaan non farmakologi (kenyamanan) dan kelas I
mengajarkan teknik distraksi. (kenyamanan fisik) fokus
Diharapkan kedua tindakan diagnosa yang muncul pada
keperawatan yang diberikan kedua klien yaitu nyeri akut
dapat mempercepat proses berhubungan dengan agen
penyembuhan nyeri yang injuri fisik : luka insisi
dirasakan klien. Hasil evaluasi pembedahan.
yang didapatkan belum sesuai 3. Rencana keperawatan untuk
dengan tujuan dan kriteria hasil mengatasi masalah nyeri yaitu
yang sudah ditetapkan dalam pantau tingkat skala nyeri,
rencana keperawatan. Dari monitor tanda-tanda vital,
kedua tindakan tersebut, baik kolaborasi dengan dokter
farmakologi maupun pemberian analgetik, ajarkan
nonfarmakologi diharapkan teknik pernapasan terkontrol.
dapat dilakukan secara Tujuan setelah dilakukan
berkesinambungan untuk tindakan keperawatan selama
menangani nyeri akut dengan 3x24 jam, diharapkan nyeri akut
segera. berkurang, dengan kriteria hasil:
tanda-tanda vital dalam batas
KESIMPULAN normal (tekanan darah: 120/80
DAN SARAN
mmHg, pernapasan: 20 x/menit,
A. Simpulan
nadi: 80 x/menit, suhu: 360C).
1. Pengkajian pada kedua klien
Nyeri berkurang menjadi 0-3,
didapatkan data subjektif klien
nyeri klien dapat terukur atau
mengatakan nyeri karena post
sudah tidak nyeri lagi, klien
hemoroidektomi, nyeri seperti
mengetahui cara mengontrol
tertusuk dan terbakar di sekitar
nyeri, klien tampak rileks).
anus, nyeri hilang timbul
4. Hasil implementasi yang
dengan durasi tidak menentu.
dilakukan selam 3x24 jam yaitu
Nyeri dirasakan saat bergerak
pada hari pertama didapatkan
dan pindah posisi. Data objektif
data skala nyeri Ny. M 7 skala
yaitu klien tampak meringis
nyeri pada hari kedua yaitu 5
kesakitan saat bergerak dan
dan pada hari ketiga skala nyeri
pindah posisi, skala nyeri dalam
menjadi 3. Sedangkan pada Ny.
rentang 7-8.
U yaitu pada hari pertama dalam melakukan asuhan
didapatkan data skala nyeri Ny. keperawatan agar terjalin
U 8 skala nyeri pada hari kedua hubungan yang baik dan harmonis
yaitu 6 dan pada hari ketiga antara klien dengan perawat
skala nyeri menjadi 4. Dan sehingga tujuan keperawatan dapat
ekspresi wajah klien saat tercapai semaksimal mungkin.
dilakukan pengkajian meringis
kesakitan berubah dihari ketiga DAFTAR PUSTAKA
menjadi klien tampak rileks dan Andarmoyo, S. (2013). Konsep dan proses
tersenyum. Vital sign kedua keperawatan nyeri. Jogjakarta: Ar-
klien masih dalam rentang Ruzz Media.
normal dan tidak mengalami
Black, J.M., & Jane, H.H. (2009). Medical
kenaikan yang signifikan.
Surgical Nursing Vol 1. Winslad:
5. Hasil evaluasi tindakan yang
Elseiver Saunders.
dilakukan untuk kedua klien
dilakukan tindakan Broker, C. (2009). Ensiklopedia
keperawatan selama 3x24 jam Keperawatan. Jakarta: EGC.
masalah nyeri menunjukan
bahwa nyeri berkurang. Pada Bulechek, G.M., Howard, KB., Joanne,
Ny. M dari skala nyeri 7 M.D., & Cheryl M.W. (Eds.).
menjadi skala nyeri 3 dan pada (2013). Nursing Interventions
Ny. U dari skala nyeri 8 menjadi Calssification (NIC), 6th edition.
skala nyeri 4. Ekspresi wajah Missouri : Elsevier Mosby Inc.
tampak berubah dari tampak Herdman, T.H., & Shigemi, K. (2015).
meringis kesakitan menjadi NANDA International Diagnosis:
ekspresi rileks dan tersenyum Keperawatan Definis & Klasifikasi
dapat mengontrol nyeri secara 2015-2017. Ahli bahasa Budi
mandiri. Vital sign kedua klien Anna Keliat. Jakarta: EGC.
dalam rentang normal. Dapat
disimpulkan masalah nyeri akut Instalasi Rekam Medis RSUD dr.
pada Ny. M dapat teratasi dan Soewondo Kabupaten Kendal.
pada Ny. U teratasi sebagian. (2017). Prevalensi kasus hemoroid
Rencana tindak lanjut untuk pada klien rawat inap tahun 2015-
mengontrol nyeri yang 2017. Kendal: RSUD dr.
dirasakan berupa tindakan Soewondo.
relaksasi napas dalam saat klien
Jitowiyono, S. & Kristiyanasari, W.
merasakan nyeri. dapat
(2012). Asuhan keperawatan post
mengontrol nyeri secara
operasi pendekatan NANDA, NIC,
mandiri.
NOC. Yogyakarta: Nuha Medika
6. Saran
Berdasarkan simpulan diatas maka Judha, M.S., & Fauziah, A. (2012). Teori
dalam melakukan asuhan pengukuran nyeri dan nyeri.
keperawatan pada klien post Yogyakarta: Nuha Medika.
operasi hemoroidektomi
diharapkan melibatkan anggota Medina, G.A., Curbelo, P.Y., Castro,
keluarga untuk memberikan X.D., Roura, P., Roca, C.J., &
dukungan dan motivasi, Caralt M.E. (2017). Case Report –
disesuaikan dengan situasi dan Open Access International Journal
kondisi klien, dan diharapakan of Surgery Case Reports Is the
tetap menggunakan etika severe pain after Milligan-
keperawatan serta tanggung jawab Morgan hemorrhoidectomy still
currently remaining a major
postoperative problem despite kk/article/view/2537, diakses 4
being one of the oldest surgical November 2017).
techniques described ? A cas.
International Journal of Surgery Case Shenoy, K.R., & Nileshwar, A. (2014).
Reports, 30, 73–75.( Buku Ajar Ilmu Bedah Ilustrasi
https://doi.org/10.1016/j.ijscr.20 Berwarna Edisi Ketiga Jilid Satu.
16.11.018 diakses tanggal 5 Tangerang Selatan: Karisma
November 2017) Publishing Group.

Sjamsuhidajat, R., Karnadihardja W.,


Moorhead, S., Marion, J., Meridean L.M., Prasetyono, T.O.H., & Rudiman,
& Elizabeth, S. (2013). Nursing R. (2010). Buku ajar ilmu bedah
outcomes classification (NOC, 5th Sjamsuhidajat-de Jong ed.. Jakarta:
edition).United States of EGC.
America: Elsevier.
Smeltzer, S.C., & Brenda, G.B. (2013).
Muttaqin, A., & Sari, K. (2008). Asuhan Buku ajar keperawatan medikal-
Keperawatan Periopertaif. Jakarta: bedah Brunner & Suddarth, edisi 8,
Salemba Medika. vol 1.Alih bahasa: Waluyo,
---------. (2011). Gangguan Agung., dkk. Jakarta: EGC.
gastrointestinal:Aplikasi asuhan Sudoyo, A., dkk. (2009). Buku Ajar Ilmu
keperawatan medikal bedah. Jakarta: Penyakit Dalam, Jilid 1,2,3, Edisi 4.
Salemba Medika. Jakarta : Internal Publising.
Nurarif, A.H., & Kusuma, H. (2015). Wilkinson, J.M., & Ahern, N.R. (2013).
Aplikasi asuhan keperawatan Buku saku diagnosis keperawatan:
berdasarkan diagnosis medis & Diagnosis NANDA, intervensi NIC,
NANDA NIC-NOC jilid 2. kriteria hasil NOC, e. 9.Ahli
Yogyakarta: Medication. Bahasa oleh Wahyunungsih, E.,
Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Widiarti, D. Jakarta: EGC.
Metodologi Penelitian Ilmu Zakiyah, A. (2015). Nyeri Konsep dan
Keperawatan Pedoman Skripsi, Penatalaksanaan dalam Praktik
Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan Berbasis Bukti.
Keperawatan. Jakarta: Salemba Jakarta: Salemba Medika.
Medika.

Potter, P.A., & Perry, A.G. (2006). Buku


Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, dan Praktik, ed.4,
vol 2. Alih bahasa : Renata
Komalasari, dkk. Jakarta: EGC.

Potter, P.A., & Perry, A.G. (2010).


Fundamental Keperawatan, ed.7,
buku 3.(Diah, N,F., Onni, T., &
Farah, D, Penerjemah). Jakarta:
Salemba Medika.

Septadina & Veronica. (2015). Gambaran


Hispatologi Epitel Transisional
Kolorektal pada Pasien Hemoroid.
(ejournal.unsri.ac.id/index.php/j

Anda mungkin juga menyukai