Anda di halaman 1dari 8

PAPER

Pre, Intra, Post Anestesi Pada Sistem GI Hemoroid

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Evidence Based Practice Yang Diampuh Oleh
Wilis Sukmaningtyas, S.ST., S.Kep., Ns., M.Kes

Disusun Oleh : Kelompok I

Muh. Adnan Dzuhuri : 200106099


Muh. Ilham Bintang Putra : 200106103
Nabila Ulfa Zulita : 200106107
Nurhayyun Muslimin : 200106115
Okto Heliyana Hr : 200106119

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA


PURWOKERTO
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Hemoroid merupakan pelebaran bantalan pembuluh darah di kanalis analis dapat terjadi
secara internal maupun eksternal (Acheson & Scholefield, 2008). Hemoroid dikelompokkan
menjadi hemoroid interna dan eksterna (Cerato, et al, 2014). Hemoroid interna terletak diatas
linea dentata dan terdiri dari cabang vena pleksus hemoroidalis superior interna diatas garis
mukokutan yang dikelilingi mukosa rektum,sedangkan hemoroid eksterna yaitu terjadi
pelebaran dan benjolan pleksus hemoroidalis inferior disebelah distal yang diselubungi oleh
kulit anus (Emmanuel & Inns,2014).
Probosuseno (2009) menjelaskan bahwa semua orang dapat terkena wasir,namun yang paling
sering adalah multipara (pernah melahirkan anak lebih dari sekali). Jumlah penderita
hemoroid dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dan penurunan. Pada tahun 2007 sampai
tahun 2009 angka kejadian hemoroid mengalami kenaikan 6,66-7,10%, kemudian pada tahun
2010 mengalami penurunan sebanyak 0,70% dan mengalami kenaikan lagi pada tahun 2011
sebanyak 0,86%. Keluhan yang biasanya dirasakan oleh pasien hemoroid adalah nyeri,
terdapatnya benjolan pada anus, dan perdarahan. Ada beberapa alternatif lain untuk
menangani hemoroid yaitu dengan hemoroidektomi dan komplikasi yang mungkin terjadi
setelah tindakan operasi yaitu perdarahan, trombosis, dan strangulasi hematoma (hemoragi)
dan infeksi pada luka setelah operasi,sedangkan komplikasi sebelum pembedahan adalah
berkurangnya sel darah (anemia) dan hipotensi jika tidak segera ditangani dapat
mengakibatkan perdarahan hebat (Smeltzer dan Bare,2002).
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Pre, Intra, Post pada Hemoroid?
2.      Apa saja tanda dan gejala Hemoroid?
3. Penatalaksanaan Hemoroid?
4. Bagaimana Mencegah dan merawat Hemoroid Post Anestesi?
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Pre, Intra, Post Anestesi Hemoroid


1. Pre Anestesi
Anestesi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tatalaksana untuk
menghilangkan rasa, baik rasa nyeri, takut dan rasa tidak nyaman sehingga pasien merasa
lebih nyaman. Agar mendapatkan hasil yang optimal selama operasi dan anestesi maka
diperlukan tindakan pre anestesi yang baik. Tindakan pre anestesi tersebut merupakan
langkah lanjut dari hasil evaluasi pre operasi khususnya anestesi untuk mempersiapkan
kondisi pasien, baik psikis maupun fisik pasien agar pasien siap dan optimal untuk menjalani
prosedur anestesi dan diagnostik atau pembedahan yang akan direncanakan (Mangku, 2010).
• Anamnesis ( keluhan utama, riwayat elergi, riwayat operasi, riwayat penyerta, riwayat
psikososial)
• Pemeriksaan fisik ( pemeriksaan kesadaran, ttv, antropometri )
• Status generalis ( mata, mulut, leher, thorak, abdomen, vertebra, ekstremitas )
• Pemeriksaan laborattorium ( hemoglobin, leukosit, hematokrit, trombosit )
• Assessment pra-induksi ( diagnosis pra bedah, klasifikasi status fisik (ASA), rencana
tindakan pembedahan, rencana tindakan anestesi ).

2. Intra Anestesi
Premedikasi Yaitu pemberian obat sebelum induksi anestesi. Asesmen Pra Induksi &
Catatan Anestesi Asesmen Pra Induksi : Asesmen yang dilakukan sesaat sebelum obat
induksi diberikan Induksi Yaitu tindakan untuk membuat pasien dari sadar mmenjadi tidak
sadar sehingga memungkinkan dimulainya pembedahan. Intraoperative Monitoring
Monitoing tanda-tanda vital dilakukan tiap 3 / 5 menit meliputi : - Sat O2 - EKG - NIBP - Et
CO2 - Suhu tubuh.
• Persiapan posisi di meja operasi
• Memasang elektroda
• Iv line
• Manset tekanan darah dan pulse oksimetri
• Memposisikan sebelum injeksi anestesi
• Sterilkan daerah tempat injeksi
• Posisi bedah
• induksi
• Oksigenasi
• Monitoring ( ttv, ekg, spo2, kedalaman anestesi, perdarahan).

3. Post Anestesi
Pasien post hemoroidektomi umumnya mengalami nyeri terutama pada saat duduk
karena adanya tindakan insisi disekitar anusnya. Celana dalam khusus penderita hemoroid
merupakan inovasi produk yang dibuat untuk penderita hemoroid. Tujuan pembuatan celana
dalam khusus penderita hemoroid yaitu untuk mengurangi rasa nyeri pada penderita
hemoroid dan pasien post hemoroidektomi. Bagian bawah celana ini diberikan bantalan
menggunakan dakron. Diharapkan dengan menggunakan celana 6 dalam ini, pasien post
hemoroidektomi dapat mengurangi nyeri tekan terutama pada saat duduk.
• Pemeriksaan TTV dan spo2
• Observasi aktivitas motorik, pernafasan, dan kesadaran
• Aldrete atau bromage score.

B.     Tanda dan Gejala Hemoroid


Pasien hemoroid akan mengalami tanda dan gejala, seperti perdarahan, nyeri, adanya
prolaps (benjolan), dan kadang merasa gatal-gatal di rektum. Gejala stadium awal pada hemoroid
interna yaitu keluarnya darah yang berwarna merah terang dan tidak disertai nyeri pada akhir
defekasi, sedangkan gejala stadium akhir berupa prolaps yang menetap dan tidak bisa masuk lagi
meskipun didorong secara manual (Syamsuhidayat & Jong, 2004). Adapun komplikasi hemoroid
yaitu perdarahan akut, perdarahan kronis, dan terjadi inkarserasi prolaps. Hal ini dapat
menyebabkan infeksi sampai sepsis dan gangren yang menyebabkan bau menyengat (Price, 2005;
Fiona & Alexis, 2013).

C. Penatalaksanaan Hemoroid
Penatalaksanaan hemoroid dapat dilakukan secara bedah dan non bedah. Penanganan
non pembedahan meliputi skleroterapi, rubber band ligation (RBL), koagulasi bipolar, sinar
inframerah (Lohsiriwat, 2012). Penatalaksanaan bedah hemoroid adalah dengan
hemoroidektomi. Hemoroidektomi adalah operasi pengangkatan hemoroid dengan cara eksisi
yakni mengangkat jaringan yang mengalami varises (pelebaran) yang terjadi di daerah
kanalis analis (Jacobs, 2010). Adapun teknik pembedahan hemoroidektomi terdiri dari open
Milligan- Morgan hemorrhoidectomy, Close Ferguson Hemorroidectomy, Circular stapled
hemoroidectomy, doppler - guided hemorrhoidectomy artery ligation (Chug,2014). Post
hemoroidektomi, banyak ahli bedah yang masih memasang tampon di kanalis analis pasien
(Heenan, 2013). Pemasangan tampon diindikasikan pada pasien dengan hemoroid 9 sirkuler
prolaps atau piles yang besar dan dieksisi secara sirkumferensial (William, 2012).
Pemasangan tampon bertujuan untuk mengurangi perdarahan. Namun pemasangan tampon
tersebut dapat menyebabkan nyeri (Ingram, et al 2010; Batista, et al 2012). Pemasangan
tampon dalam kanalis analis post hemoroidektomi menjadi penyebab utama nyeri 24 jam
pertama post operasi (Rosen, 2013). Tampon yang terpasang menyebabkan spasme internal
karena adanya regangan dan tekanan pada saraf perifer di kanalis analis (Wasvary, 2011).
Periode awal post hemoroidektomi pasien akan mengalami nyeri (Holzheimer, 2010). Post
hemoroidektomi, pasien merasakan nyeri akut berkisar 80%, kemudian 40% pasien
mengalami nyeri sedang sampai berat selama 24 jam pertama (Apfelbaum, 2003). Nyeri post
hemoroidektomi terjadi karena adanya area sensitif terhadap luka insisi operasi di distal
berawal dari linea dentata sampai kulit perianal (Ho YH et al, 2006). Nyeri yang dirasakan
pasien post hemoroidektomi seperti nyeri sedang sampai nyeri berat, tersayat-sayat, tekanan
darah naik, takikardia, gangguan istirahat /tidur, dan cemas (Evans et al,2012). Demikian juga
nyeri yang dirasakan pasien akibat pemasangan tampon post hemoroidektomi antara lain
pasien merasakan nyeri sedang sampai berat, tersayat-sayat, merasa terganjal anusnya,
bahkan dapat merangsang rasa buang air besar (Prasetyo 2015; Langenbach, et al 2013).

D. Bagaimana Mencegah dan merawat Hemoroid Post Anestesi


Operasi hemoroidektomi bisa dilakukan untuk mengobati ambeien. Biasanya, tindakan ini
dilakukan jika pengobatan lain sudah dijalani tapi tidak berhasil. Secara umum, prosedur ini
dilakukan sebagai upaya pengangkatan wasir. Hemoroidektomi biasanya dilakukan dengan
bius umum. Orang yang akan menjalani prosedur ini dibuat tidak sadar agar tidak merasakan
kesakitan selama prosedur hemoroidektomi dilakukan. Biasanya, obat bius akan menghilang
beberapa jam setelah prosedur operasi selesai dilakukan. 
Untuk mengangkat wasir, operasi hemoroidektomi dilakukan dengan melibatkan sayatan
kecil di anus. Nantinya, sayatan itu akan dijadikan jalur untuk memotong hemoroid. Prosedur
pembedahan akan dilakukan pada jaringan tubuh tempat ambeien ditemukan. Pembuluh
darah yang membengkak nantinya akan diikat, sehingga risiko perdarahan bisa dicegah.
Setelah itu, proses pengangkatan wasir akan dimulai. Saat sudah selesai, dokter akan
menjahit daerah belas sayatan agar tertutup. Namun, pada beberapa kasus bekasi operasi
mungkin dibiarkan terbuka. 
Setelah menjalani operasi, biasanya akan muncul gejala nyeri selama beberapa waktu. Waktu
pemulihan yang dibutuhkan setelah operasi ini biasanya sampai 2 minggu. Namun, lamanya
waktu penyembuhan mungkin akan berbeda antara satu orang dengan yang lainnya. Satu hal
yang pasti, seseorang harus beristirahat selama kurang lebih 7 hari setelah tindakan, untuk
mempercepat pemulihan. 
Meski sudah diangkat melalui operasi hemoroidektomi, ada peluang wasir bisa kambuh.
Maka dari itu, penting untuk selalu menerapkan gaya hidup sehat dan pola makan bergizi
seimbang. Untuk mencegah ambeien kambuh, disarankan untuk lebih banyak mengonsumsi
makanan yang mengandung serat. Selain dengan hemoroidektomi, wasir juga bisa ditangani
dengan cara pengobatan lain, yaitu stapled hemorrhoidopexy.
Stapled hemorrhoidopexy juga disebut stapling merupakan prosedur pengobatan alternatif
untuk menangani wasir. Berbeda dengan hemoroidektomi yang melibatkan sayatan, stapled
hemorrhoidopexy dilakukan dengan menggunakan alat khusus untuk mereposisi wasir ke
tempat normalnya. Pengobatan wasir perlu segera dilakukan, sebab wasir yang tidak
ditangani dengan tepat bisa memicu terbentuknya gumpalan darah atau thrombosed
hemorrhoids. Hal itu bisa menyebabkan munculnya keluhan nyeri hebat yang disertai dengan
pembengkakan atau benjolan di sekitar anus.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hemoroid merupakan pelebaran bantalan pembuluh darah di kanalis analis dapat terjadi
secara internal maupun eksternal (Acheson & Scholefield, 2008). Hemoroid dikelompokkan
menjadi hemoroid interna dan eksterna (Cerato, et al, 2014). Hemoroid interna terletak diatas
linea dentata dan terdiri dari cabang vena pleksus hemoroidalis superior interna diatas garis
mukokutan yang dikelilingi mukosa rektum,sedangkan hemoroid eksterna yaitu terjadi
pelebaran dan benjolan pleksus hemoroidalis inferior disebelah distal yang diselubungi oleh
kulit anus (Emmanuel & Inns,2014).
B.     Saran
1.      Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, semoga tidak puas dengan makalah ini dan tertarik  meyusun kembali
makalah ini lebih dalam lagi.
2.      Semoga dapat mengetahui metode Pre Intra dan Post Anestesi Hemoroid.
3.      Semoga dapat memberikan manfaat terhadap penyusunan makalah ini,
khususnya bagi kami dan umumnya bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Acheson, A.G & Scholefied J.H. (2008). Management of haemorrhoids. Clinical reveiw.
Section of gastrointestinal surgery, University of Hospital Queens Medical Centre,
Nottingham. Vol.336. DOI:10.1136/bmj.39465.674745.80. Agbo, S.P. (2011). Surgical
management of hemorrhoids. Journal of Surgical Technique and Case Report. Vol.3, 68-75.

Anda mungkin juga menyukai