PAPER - Kelompok 1. EBP Hemoroid
PAPER - Kelompok 1. EBP Hemoroid
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Evidence Based Practice Yang Diampuh Oleh
Wilis Sukmaningtyas, S.ST., S.Kep., Ns., M.Kes
2. Intra Anestesi
Premedikasi Yaitu pemberian obat sebelum induksi anestesi. Asesmen Pra Induksi &
Catatan Anestesi Asesmen Pra Induksi : Asesmen yang dilakukan sesaat sebelum obat
induksi diberikan Induksi Yaitu tindakan untuk membuat pasien dari sadar mmenjadi tidak
sadar sehingga memungkinkan dimulainya pembedahan. Intraoperative Monitoring
Monitoing tanda-tanda vital dilakukan tiap 3 / 5 menit meliputi : - Sat O2 - EKG - NIBP - Et
CO2 - Suhu tubuh.
• Persiapan posisi di meja operasi
• Memasang elektroda
• Iv line
• Manset tekanan darah dan pulse oksimetri
• Memposisikan sebelum injeksi anestesi
• Sterilkan daerah tempat injeksi
• Posisi bedah
• induksi
• Oksigenasi
• Monitoring ( ttv, ekg, spo2, kedalaman anestesi, perdarahan).
3. Post Anestesi
Pasien post hemoroidektomi umumnya mengalami nyeri terutama pada saat duduk
karena adanya tindakan insisi disekitar anusnya. Celana dalam khusus penderita hemoroid
merupakan inovasi produk yang dibuat untuk penderita hemoroid. Tujuan pembuatan celana
dalam khusus penderita hemoroid yaitu untuk mengurangi rasa nyeri pada penderita
hemoroid dan pasien post hemoroidektomi. Bagian bawah celana ini diberikan bantalan
menggunakan dakron. Diharapkan dengan menggunakan celana 6 dalam ini, pasien post
hemoroidektomi dapat mengurangi nyeri tekan terutama pada saat duduk.
• Pemeriksaan TTV dan spo2
• Observasi aktivitas motorik, pernafasan, dan kesadaran
• Aldrete atau bromage score.
C. Penatalaksanaan Hemoroid
Penatalaksanaan hemoroid dapat dilakukan secara bedah dan non bedah. Penanganan
non pembedahan meliputi skleroterapi, rubber band ligation (RBL), koagulasi bipolar, sinar
inframerah (Lohsiriwat, 2012). Penatalaksanaan bedah hemoroid adalah dengan
hemoroidektomi. Hemoroidektomi adalah operasi pengangkatan hemoroid dengan cara eksisi
yakni mengangkat jaringan yang mengalami varises (pelebaran) yang terjadi di daerah
kanalis analis (Jacobs, 2010). Adapun teknik pembedahan hemoroidektomi terdiri dari open
Milligan- Morgan hemorrhoidectomy, Close Ferguson Hemorroidectomy, Circular stapled
hemoroidectomy, doppler - guided hemorrhoidectomy artery ligation (Chug,2014). Post
hemoroidektomi, banyak ahli bedah yang masih memasang tampon di kanalis analis pasien
(Heenan, 2013). Pemasangan tampon diindikasikan pada pasien dengan hemoroid 9 sirkuler
prolaps atau piles yang besar dan dieksisi secara sirkumferensial (William, 2012).
Pemasangan tampon bertujuan untuk mengurangi perdarahan. Namun pemasangan tampon
tersebut dapat menyebabkan nyeri (Ingram, et al 2010; Batista, et al 2012). Pemasangan
tampon dalam kanalis analis post hemoroidektomi menjadi penyebab utama nyeri 24 jam
pertama post operasi (Rosen, 2013). Tampon yang terpasang menyebabkan spasme internal
karena adanya regangan dan tekanan pada saraf perifer di kanalis analis (Wasvary, 2011).
Periode awal post hemoroidektomi pasien akan mengalami nyeri (Holzheimer, 2010). Post
hemoroidektomi, pasien merasakan nyeri akut berkisar 80%, kemudian 40% pasien
mengalami nyeri sedang sampai berat selama 24 jam pertama (Apfelbaum, 2003). Nyeri post
hemoroidektomi terjadi karena adanya area sensitif terhadap luka insisi operasi di distal
berawal dari linea dentata sampai kulit perianal (Ho YH et al, 2006). Nyeri yang dirasakan
pasien post hemoroidektomi seperti nyeri sedang sampai nyeri berat, tersayat-sayat, tekanan
darah naik, takikardia, gangguan istirahat /tidur, dan cemas (Evans et al,2012). Demikian juga
nyeri yang dirasakan pasien akibat pemasangan tampon post hemoroidektomi antara lain
pasien merasakan nyeri sedang sampai berat, tersayat-sayat, merasa terganjal anusnya,
bahkan dapat merangsang rasa buang air besar (Prasetyo 2015; Langenbach, et al 2013).
A. Kesimpulan
Hemoroid merupakan pelebaran bantalan pembuluh darah di kanalis analis dapat terjadi
secara internal maupun eksternal (Acheson & Scholefield, 2008). Hemoroid dikelompokkan
menjadi hemoroid interna dan eksterna (Cerato, et al, 2014). Hemoroid interna terletak diatas
linea dentata dan terdiri dari cabang vena pleksus hemoroidalis superior interna diatas garis
mukokutan yang dikelilingi mukosa rektum,sedangkan hemoroid eksterna yaitu terjadi
pelebaran dan benjolan pleksus hemoroidalis inferior disebelah distal yang diselubungi oleh
kulit anus (Emmanuel & Inns,2014).
B. Saran
1. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, semoga tidak puas dengan makalah ini dan tertarik meyusun kembali
makalah ini lebih dalam lagi.
2. Semoga dapat mengetahui metode Pre Intra dan Post Anestesi Hemoroid.
3. Semoga dapat memberikan manfaat terhadap penyusunan makalah ini,
khususnya bagi kami dan umumnya bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Acheson, A.G & Scholefied J.H. (2008). Management of haemorrhoids. Clinical reveiw.
Section of gastrointestinal surgery, University of Hospital Queens Medical Centre,
Nottingham. Vol.336. DOI:10.1136/bmj.39465.674745.80. Agbo, S.P. (2011). Surgical
management of hemorrhoids. Journal of Surgical Technique and Case Report. Vol.3, 68-75.